Pub Date : 2019-07-27DOI: 10.24843/jfu.2019.v08.i01.p05
Dayu Cahya, Heny Prabowo
Turmeric is a plant that included in Zingiberaceae. Turmerics often used as a traditional medicine to heal wounds, antibacterial, reduces intestine motility, reduce unpleasant body odor, treats fever, diarrhea, and many more. Standardization is performed by examining turmeric rhizome simpicia and extract. Standardization is carried out to guarantee the quality of traditional raw materials and requirements for reproducibility of pharmaceutical and therapeutic qualities. Parameters that have been used in this research are macroscopic test, microscopic test, total ash content test, acid insoluble ash content test, water soluble simplicia content test, ethanol soluble simplicia content test, shrinkage drying test, and Phytochemistry screening qualitatively. From the results, turmeric simplicia has met the requirements, while turmeric extract has not eligible in requirements, because its acid insoluble ash content are not eligible. This expected because of the impurities which contamine the extract are silica and sand. Silica can cuts the mucosa of the throat when used it orally. Turmeric extract in this research does not eligible and cannot be used for the next step.
{"title":"STANDARISASI SPESIFIK DAN NON-SPESIFIK SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.)","authors":"Dayu Cahya, Heny Prabowo","doi":"10.24843/jfu.2019.v08.i01.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2019.v08.i01.p05","url":null,"abstract":"Turmeric is a plant that included in Zingiberaceae. Turmerics often used as a traditional medicine to heal wounds, antibacterial, reduces intestine motility, reduce unpleasant body odor, treats fever, diarrhea, and many more. Standardization is performed by examining turmeric rhizome simpicia and extract. Standardization is carried out to guarantee the quality of traditional raw materials and requirements for reproducibility of pharmaceutical and therapeutic qualities. Parameters that have been used in this research are macroscopic test, microscopic test, total ash content test, acid insoluble ash content test, water soluble simplicia content test, ethanol soluble simplicia content test, shrinkage drying test, and Phytochemistry screening qualitatively. From the results, turmeric simplicia has met the requirements, while turmeric extract has not eligible in requirements, because its acid insoluble ash content are not eligible. This expected because of the impurities which contamine the extract are silica and sand. Silica can cuts the mucosa of the throat when used it orally. Turmeric extract in this research does not eligible and cannot be used for the next step. ","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"100 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75357229","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-27DOI: 10.24843/jfu.2019.v08.i01.p06
N. Cahyaningsih, D. A. Satriawati, I. Wicaksana, Santri Yulita, N. N. Sukarmini, N. Astuti, A. Putra
NSAID menjadi salah satu pilihan terapi untuk menghilangkan rasa nyeri.Namun, penggunaanya dalam jangka panjang dapat memicu efek samping yaitu pendarahan gastrointestinal. Oleh karena itu, diperlukan analgesik alternatif yang memiliki efek terapi yag sama dan efek samping yang lebih rendah. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai analgesik alternatif adalah Jeruk Limau (Citrus amblycarpa) yang dimanfaatkan sebagai obat kesemutan dan kram secara empiris. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas analgesik pada ekstrak etanol daun Citrus amblycarpa sebagai analgesik pada mencit putih jantan galur balb/c. Salah satu metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas analgesik adalah metode Hot Plate. Penelitian dilakukan dengan membagi 30 ekor mencit ke dalam 6 kelompok kemudian masing-masing kelompok diberikan suspensi uji yang terdiri dari CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif, suspensi natrium diklofenak dosis 6,5 mg/kgBB sebagai kontrol positif, dan suspensi ekstrak etanol daun C. amblycarpa dengan variasi dosis 100mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Hewan uji ditempatkan diatas Hot Plate dengan suhu 70°C pada 30 menit setelah pemberian suspensi uji dan diamati waktu respon mencit terhadap panas setiap 30 menit selama 3 jam. Hasil uji kadar air serbuk simplisia daun C. amblycarpa adalah 4,492 ± 0,0436% (b/b), persentase rendemen ekstrak metode maserasi adalah 21,403% (b/b). Berdasarkan hasil uji aktivitas analgesik ekstrak etanol daun C. amblycarpa dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak dosis 100 mg/kgBB, 300 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB memberikan aktivitas analgesik terhadap mencit dibandingkan dengan kontrol negatif (CMC-Na 1%) dengan nilai ED50 sebesar 306,667 mg/kgBB.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK LIMAU (Citrus amblycarpa (Haskk.) Ocshe) PADA MENCIT JANTAN GALUR BALB/C DENGAN METODE HOT PLATE","authors":"N. Cahyaningsih, D. A. Satriawati, I. Wicaksana, Santri Yulita, N. N. Sukarmini, N. Astuti, A. Putra","doi":"10.24843/jfu.2019.v08.i01.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2019.v08.i01.p06","url":null,"abstract":"NSAID menjadi salah satu pilihan terapi untuk menghilangkan rasa nyeri.Namun, penggunaanya dalam jangka panjang dapat memicu efek samping yaitu pendarahan gastrointestinal. Oleh karena itu, diperlukan analgesik alternatif yang memiliki efek terapi yag sama dan efek samping yang lebih rendah. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai analgesik alternatif adalah Jeruk Limau (Citrus amblycarpa) yang dimanfaatkan sebagai obat kesemutan dan kram secara empiris. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas analgesik pada ekstrak etanol daun Citrus amblycarpa sebagai analgesik pada mencit putih jantan galur balb/c. Salah satu metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas analgesik adalah metode Hot Plate. Penelitian dilakukan dengan membagi 30 ekor mencit ke dalam 6 kelompok kemudian masing-masing kelompok diberikan suspensi uji yang terdiri dari CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif, suspensi natrium diklofenak dosis 6,5 mg/kgBB sebagai kontrol positif, dan suspensi ekstrak etanol daun C. amblycarpa dengan variasi dosis 100mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Hewan uji ditempatkan diatas Hot Plate dengan suhu 70°C pada 30 menit setelah pemberian suspensi uji dan diamati waktu respon mencit terhadap panas setiap 30 menit selama 3 jam. Hasil uji kadar air serbuk simplisia daun C. amblycarpa adalah 4,492 ± 0,0436% (b/b), persentase rendemen ekstrak metode maserasi adalah 21,403% (b/b). Berdasarkan hasil uji aktivitas analgesik ekstrak etanol daun C. amblycarpa dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak dosis 100 mg/kgBB, 300 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB memberikan aktivitas analgesik terhadap mencit dibandingkan dengan kontrol negatif (CMC-Na 1%) dengan nilai ED50 sebesar 306,667 mg/kgBB.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78066306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-26DOI: 10.24843/jfu.2019.v08.i01.p01
M. W. Krisnayanti
Fibrilasi atrium (FA) adalah salah satu jenis aritmia yang paling sering terjadi dan prevalensinya terus meningkat di dunia. Karakteristik FA berupa aktivasi elektrik atrium yang tidak teratur dan kontraksi atrium yang tidak terkoordinasi. Antikoagulan oral adalah agen antitrombotik unggul telah lama digunakan pada pasien dengan FA. Warfarin (antagonis vitamin K) adalah antikoagulan yang paling banyak digunakan untuk pencegahan stroke pada pasien dengan FA. Namun terdapat beberapa keterbatasan dalam penggunaan warfarin dan seiring dengan berkembangnya pengobatan FA, dikembangkan juga berbagai antikoagulan baru dari kelas yang berbeda dengan masing-masing keunggulan dan kerugiannya. Dabigatran, rivaroxaban, dan apixaban adalah contoh jenis antikoagulan baru yang memiliki beberapa perbedaan dalam tatalaksana FA.
{"title":"PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN ORAL BARU PADA FIBRILASI ATRIUM","authors":"M. W. Krisnayanti","doi":"10.24843/jfu.2019.v08.i01.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2019.v08.i01.p01","url":null,"abstract":"Fibrilasi atrium (FA) adalah salah satu jenis aritmia yang paling sering terjadi dan prevalensinya terus meningkat di dunia. Karakteristik FA berupa aktivasi elektrik atrium yang tidak teratur dan kontraksi atrium yang tidak terkoordinasi. Antikoagulan oral adalah agen antitrombotik unggul telah lama digunakan pada pasien dengan FA. Warfarin (antagonis vitamin K) adalah antikoagulan yang paling banyak digunakan untuk pencegahan stroke pada pasien dengan FA. Namun terdapat beberapa keterbatasan dalam penggunaan warfarin dan seiring dengan berkembangnya pengobatan FA, dikembangkan juga berbagai antikoagulan baru dari kelas yang berbeda dengan masing-masing keunggulan dan kerugiannya. Dabigatran, rivaroxaban, dan apixaban adalah contoh jenis antikoagulan baru yang memiliki beberapa perbedaan dalam tatalaksana FA.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90434895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.24843/jfu.2018.v07.i02.p01
I. G. A. N. P. Unique
ABSTRAK Penelitian ini betujuan untuk memformulasikan krim dari ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) untuk memperoleh sediaan yang stabil sebagai krim obat luka dengan variasi konsentrasi setil alkohol sebagai agen pengental. Dalam penelitian ini krim diformulasikan dengan variasi konsentrasi setil alkohol F I (4%), F II (7%), dan F III (10%). Evaluasi fisik sediaan krim yang dilakukan meliputi evaluasi organoleptis, homogenitas, daya lekat, daya sebar, pH, tipe krim, dan viskositas. Hasil uji menunjukkan ketiga formula menghasilkan krim berwarna warna kuning jingga kecoklatan, bau khas kunyit, dan sediaan dengan tekstur krim semisolid, memiliki homogenitas yang baik, kemampuan menyebar yang baik, pH sediaan yaitu 5,86; 5,66; 4,68 dan tipe emulsi M/A (Minyak dalam Air). Hasil uji viskositas menunjukkan FII dan FIII memiliki viskositas yang sesuai dengan persyaratan. Uji daya lekat menunjukkan bahwa ketiga formulasi krim belum memenuhi persyaratan daya lekat sediaan topikal yang baik. ABSTRACT This study aims to formulation creams from turmeric extract (Curcuma domestica Val.) to obtain stable preparations as a wound healing cream in the variations concentration of cetyl alcohol as a stiffening agent. In this study, the cream was formulated with variations concentration of cetyl alcohol F 1 (4%), F II (7%), and F III (10%). The formulation were evaluated basen on several parameter, that are organoleptic evaluation, homogeneity, adhesion, dispersion, pH, cream type, and viscosity. The evaluation showed that the three formulas produced cream with a brownish-yellow color, a distinctive smell of turmeric, and preparations with a semisolid cream texture, had good homogeneity, good dispersing ability, pH of the preparation namely 5.86; 5.66; 4,68 and type M / A emulsions (Oil in Water). The results of the viscosity test showed that FII and FIII has viscosity that is suitable with the requirements. The sticky power test showed that all cream formulations does not suitable with the requirements of good topical preparations.
本研究旨在从姜黄根茎提取物中提取一种药膏,以获得稳定的药膏,作为一种药用药膏,其浓度有不同的酒精浓度作为一种软化剂。在这项研究中,奶油是由fl(4%)、F II(7%)和F III(10%)浓度变化制成的。所做的物理评价包括有机评价、均质性、粘性、舒适性、pH、奶油类型和粘性。测试结果显示,这三个配方产生的奶油是棕黄色的,有姜黄色的气味,也有半固体色的混合物,有良好的同质性,传播能力好,pH值是5.86;5.66;4.68和M/A乳液类型。粘度测试结果显示,粘度和粘度符合要求。粘滞动力测试表明,第三个公式奶油粘滞电源没资格sediaan局部的善工。抽象这个study aims to formulation creams来自turmeric extract (Curcuma domestica瓦尔。)得到美国马厩preparations百万《variations伤治疗奶油cetyl酒精的双臀美国stiffening探员。和variations In this study,奶油是formulated cetyl酒精的双臀F 1(4%)、F II(7%)和F三世(10%)。《formulation是evaluated basen在好几个参数,这是organoleptic调查员,homogeneity adhesion dispersion, pH值、奶油型和viscosity。《三个formulas调查员那里那个由奶油和a brownish-yellow颜色,独特turmeric味,和preparations with a semisolid奶油纹理,让祝homogeneity,祝dispersing不在乎,准备之pH namely 5 . 86;5 . 66;M - A型4.68和emulsions(水)的石油。事实证明,软纤维测试表明,软纤维具有可接受的要求。黏电源测试那里的所有奶油formulations确实不是suitable with The requirements of祝主题preparations等。
{"title":"OPTIMASI KONSENTRASI SETIL ALKOHOL SEBAGAI AGEN PENGENTAL PADA FORMULA KRIM EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica)","authors":"I. G. A. N. P. Unique","doi":"10.24843/jfu.2018.v07.i02.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2018.v07.i02.p01","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Penelitian ini betujuan untuk memformulasikan krim dari ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) untuk memperoleh sediaan yang stabil sebagai krim obat luka dengan variasi konsentrasi setil alkohol sebagai agen pengental. Dalam penelitian ini krim diformulasikan dengan variasi konsentrasi setil alkohol F I (4%), F II (7%), dan F III (10%). Evaluasi fisik sediaan krim yang dilakukan meliputi evaluasi organoleptis, homogenitas, daya lekat, daya sebar, pH, tipe krim, dan viskositas. Hasil uji menunjukkan ketiga formula menghasilkan krim berwarna warna kuning jingga kecoklatan, bau khas kunyit, dan sediaan dengan tekstur krim semisolid, memiliki homogenitas yang baik, kemampuan menyebar yang baik, pH sediaan yaitu 5,86; 5,66; 4,68 dan tipe emulsi M/A (Minyak dalam Air). Hasil uji viskositas menunjukkan FII dan FIII memiliki viskositas yang sesuai dengan persyaratan. Uji daya lekat menunjukkan bahwa ketiga formulasi krim belum memenuhi persyaratan daya lekat sediaan topikal yang baik. \u0000ABSTRACT \u0000This study aims to formulation creams from turmeric extract (Curcuma domestica Val.) to obtain stable preparations as a wound healing cream in the variations concentration of cetyl alcohol as a stiffening agent. In this study, the cream was formulated with variations concentration of cetyl alcohol F 1 (4%), F II (7%), and F III (10%). The formulation were evaluated basen on several parameter, that are organoleptic evaluation, homogeneity, adhesion, dispersion, pH, cream type, and viscosity. The evaluation showed that the three formulas produced cream with a brownish-yellow color, a distinctive smell of turmeric, and preparations with a semisolid cream texture, had good homogeneity, good dispersing ability, pH of the preparation namely 5.86; 5.66; 4,68 and type M / A emulsions (Oil in Water). The results of the viscosity test showed that FII and FIII has viscosity that is suitable with the requirements. The sticky power test showed that all cream formulations does not suitable with the requirements of good topical preparations.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"362 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84901627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.24843/jfu.2018.v07.i02.p06
I. M. Suardhika
This study aims to determine the effect of drying time on the yield of essential oils from orange peel (Citrus sinensis) and identify the presence of linalool compounds from essential oils. 300 grams of orange skin samples were dried at 40ºC using an oven with a drying treatment of 0 hours (fresh), 24 hours, and 48 hours. The extraction process is carried out by steam distillation method with attainment of 500 ml of distillate. Essential oils are separated from water using liquidliquid extraction (LLE), so that the essential oils are maximally obtained. The highest yield of essential oil obtained in the sample with a drying treatment for 48 hours is 0.5% (MA3), 24-hour drying obtained a yield of 0.4% (MA2) and the sample without drying provides the smallest yield of 0.2% (MA1). Identification of linalool compounds using TLC-Spectrophotodensitometry was carried out to determine the amount of linalool content seen from the AUC (Area Under Curve). AUC MA3 sample is 39475, MA2 is 35889, and MA1 is 8980. Based on the data obtained can be concluded that the drying duration of the sample affects the yield of essential oils and linalool compounds that obtained.
{"title":"Perbandingan Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Rendemen Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) dengan Destilasi Uap dan Identifikasi Linalool dengan KLT-Spektrofotodensitometri","authors":"I. M. Suardhika","doi":"10.24843/jfu.2018.v07.i02.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2018.v07.i02.p06","url":null,"abstract":"This study aims to determine the effect of drying time on the yield of essential oils from orange peel (Citrus sinensis) and identify the presence of linalool compounds from essential oils. 300 grams of orange skin samples were dried at 40ºC using an oven with a drying treatment of 0 hours (fresh), 24 hours, and 48 hours. The extraction process is carried out by steam distillation method with attainment of 500 ml of distillate. Essential oils are separated from water using liquidliquid extraction (LLE), so that the essential oils are maximally obtained. The highest yield of essential oil obtained in the sample with a drying treatment for 48 hours is 0.5% (MA3), 24-hour drying obtained a yield of 0.4% (MA2) and the sample without drying provides the smallest yield of 0.2% (MA1). Identification of linalool compounds using TLC-Spectrophotodensitometry was carried out to determine the amount of linalool content seen from the AUC (Area Under Curve). AUC MA3 sample is 39475, MA2 is 35889, and MA1 is 8980. Based on the data obtained can be concluded that the drying duration of the sample affects the yield of essential oils and linalool compounds that obtained.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"94 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86209679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.24843/JFU.2018.V07.I02.P03
P. D. Wilantari
Kafein memiliki efek farmakologis yaitu sebagai stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme, digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan. Pemilihan tanaman teh berdasarkan atas pertimbangan kandungan kafein teh hijau yang mengandung kafein yang lebih tinggi (2-5% dari berat kering) daripada kafein yang terkandung dalam biji kopi (=3% dari berat kering). Pemisahan kafein dari daun Camelia sinensis dilakukan dengan ekstraksi menggunakan metode dekokta , fraksinasi dengan etil asetat, dan subfraksinasi dengan metode sublimasi. Proses ekstraksi menghasilkan rendemen ekstrak sebesar 22,3 %, dan dari keseluruhan proses didapatkan rendemen isolate kafein sebesar 0.53%. Identifikasi dan uji kemurnian dilakukan dengan KLT-spektrofotodensitometri dengan fase diam plat aluminium silica gel GF254 dan fase gerak etil asetat : metanol (97:3) didapatkan nilai Rf 0,42 dan didapatkan hasil korelasi (start, maks) sebesar 0,9998 dan korelasi (maks, end) sebesar 0,999075.
{"title":"ISOLASI KAFEIN DENGAN METODE SUBLIMASI DARI DENGAN FRAKSI ETIL ASETAT SERBUK DAUN CAMELIA SINENSIS","authors":"P. D. Wilantari","doi":"10.24843/JFU.2018.V07.I02.P03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/JFU.2018.V07.I02.P03","url":null,"abstract":"Kafein memiliki efek farmakologis yaitu sebagai stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme, digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan. Pemilihan tanaman teh berdasarkan atas pertimbangan kandungan kafein teh hijau yang mengandung kafein yang lebih tinggi (2-5% dari berat kering) daripada kafein yang terkandung dalam biji kopi (=3% dari berat kering). Pemisahan kafein dari daun Camelia sinensis dilakukan dengan ekstraksi menggunakan metode dekokta , fraksinasi dengan etil asetat, dan subfraksinasi dengan metode sublimasi. Proses ekstraksi menghasilkan rendemen ekstrak sebesar 22,3 %, dan dari keseluruhan proses didapatkan rendemen isolate kafein sebesar 0.53%. Identifikasi dan uji kemurnian dilakukan dengan KLT-spektrofotodensitometri dengan fase diam plat aluminium silica gel GF254 dan fase gerak etil asetat : metanol (97:3) didapatkan nilai Rf 0,42 dan didapatkan hasil korelasi (start, maks) sebesar 0,9998 dan korelasi (maks, end) sebesar 0,999075.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86104335","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.24843/JFU.2018.V07.I02.P05
Ni Luh Prima Kemala Dewi
Pegagan (Centella asiatica L. Urban) mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti triterpenoid, steroid, dan saponin. Herba pegagan dimaserasi dengan etanol:akuades (70:30 v/v) menghasilkan rendemen sebesar 21,346%. Skrining fitokimia ekstrak menunjukkan hasil positif mengandung saponin. Fraksinasi dilakukan dengan kromatografi kolom lambat dan diperoleh 39 fraksi. KLT subfraksinasi dilakukan pada fraksi no. 4, 5, 8, 10 dengan nilai Rf sebesar 0,45; 0,45; 0,5; dan 0,5375. Dilanjutkan dengan KLT preparatif dengan eluen kloroform: methanol: air (65:25:4 v/v) menunjukkan adanya pita biru yang menunjukkan adanya kandungan saponin. KLT hasil subfraksinasi dilakukan dengan menggunakan eluen kloroform:metanol:akuades (65:25:4 v/v) didapatkan spot berwarna biru dengan nilai Rf sebesar 0,46. KLT Dua Dimensi dilakukan dengan menggunakan dua jenis eluen yaitu 6,9 mL kloroform, 2,7 mL metanol, 0,4 air mL dan 5,3 mL kloroform, 2,8 mL asam asetat glasial, 1,1 mL metanol dan 0,7 mL air. Spot hasil KLT dua dimensi berwarna biru dengan Rf 0,5 dan 0,71. Herba pegagan mengandung asiatic acid dan madecassic acid. Kata kunci: Centella asiatica L. Urban, saponin, triterpenoid
pegala asiatica L. Urban)含有二氧化代谢化合物,如氚、类固醇和saponin。pegagan草药与乙醇相结合:akuades (70:30 v/v)生成了21.346%的表盘。提取的fitochemisis提取物检测结果为黄素检测呈阳性。病变法采用慢列色谱法,得到39个分数。KLT的衍射作用于无派别。4、5、8、10、r.f.分数为0.45;45;0.5米;和0.5375。然后用氯仿进行KLT prepreparation秋葵采用氯仿:甲醇:含水层(65:25 5 /v)为0.46得到一个蓝色斑点。二维KLT是用两种不同类型的eluen进行的,分别是6.9毫升氯仿,2.7毫升甲醇,0.4毫升甲醇和5.3毫升氯仿,2.8毫升剑酸,1.1毫升甲醇和0.7毫升水。Spot结果是一个蓝色的二维KLT带有0.5和0.71的射频。一种pegagan草本植物含有亚述酸和马凯西酸。关键词:asiatica L. Urban, saponin, triterapoid
{"title":"Pemisahan, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa Saponin Dari Herba Pegagan (Centella asiatica L. Urban)","authors":"Ni Luh Prima Kemala Dewi","doi":"10.24843/JFU.2018.V07.I02.P05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/JFU.2018.V07.I02.P05","url":null,"abstract":"Pegagan (Centella asiatica L. Urban) mengandung senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti triterpenoid, steroid, dan saponin. Herba pegagan dimaserasi dengan etanol:akuades (70:30 v/v) menghasilkan rendemen sebesar 21,346%. Skrining fitokimia ekstrak menunjukkan hasil positif mengandung saponin. Fraksinasi dilakukan dengan kromatografi kolom lambat dan diperoleh 39 fraksi. KLT subfraksinasi dilakukan pada fraksi no. 4, 5, 8, 10 dengan nilai Rf sebesar 0,45; 0,45; 0,5; dan 0,5375. Dilanjutkan dengan KLT preparatif dengan eluen kloroform: methanol: air (65:25:4 v/v) menunjukkan adanya pita biru yang menunjukkan adanya kandungan saponin. KLT hasil subfraksinasi dilakukan dengan menggunakan eluen kloroform:metanol:akuades (65:25:4 v/v) didapatkan spot berwarna biru dengan nilai Rf sebesar 0,46. KLT Dua Dimensi dilakukan dengan menggunakan dua jenis eluen yaitu 6,9 mL kloroform, 2,7 mL metanol, 0,4 air mL dan 5,3 mL kloroform, 2,8 mL asam asetat glasial, 1,1 mL metanol dan 0,7 mL air. Spot hasil KLT dua dimensi berwarna biru dengan Rf 0,5 dan 0,71. Herba pegagan mengandung asiatic acid dan madecassic acid. \u0000Kata kunci: Centella asiatica L. Urban, saponin, triterpenoid","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"102 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75800633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.24843/jfu.2018.v07.i02.p04
Angga Rosadi
Terung belanda (Solanum betaceum) merupakan tanaman yang mengandung senyawa flavonoid yang berperan sebagai antioksidan sehingga dapat membantu dalam terapi Diabetes melitus (DM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah terung belanda dalam menurunkan kadar gula darah pada mencit jantan galur Balb/C. Hewan uji mencit yang sebelumnya telah diinduksi dengan Aloksan diberikan ekstrak etanol 70% buah terung belanda dengan dosis 7,5 mg/Kg BB, 22,5 mg/Kg BB, dan 67,5 mg/Kg BB selama 14 hari dengan Metformin kontrol positif . Pengujian kadar gula darah dilakukan pada hari ke-7 dan hari ke-14. Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukkan ekstrak dengan dosis 22,5 mg/kg BB, dan 67,5 mg/kg BB dapat menurunkan kadar gula darah hewan uji dimana potensi penurunan kadar gula darah mencit pada hari ke-14 dengan dosis 67,5 mg/kg BB lebih baik daripada dosis pemberian 22,5 mg/kg BB karena berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan, kadar gula darah hewan uji sudah berbeda signifikan dengan kelompok Kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif dan kontrol normal, namun kadar glukosa darah mencit masih diatas kadar glukosa darah normal puasa pada mencit.
{"title":"Pengaruh Ekstrak Bbuah Terung Belanda (Solanum betaceum Cav.) Terhadap Kadar Gula Darah Mencit Jantan Galur Balb/C yang Diinduksi Aaloksan","authors":"Angga Rosadi","doi":"10.24843/jfu.2018.v07.i02.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2018.v07.i02.p04","url":null,"abstract":"Terung belanda (Solanum betaceum) merupakan tanaman yang mengandung senyawa flavonoid yang berperan sebagai antioksidan sehingga dapat membantu dalam terapi Diabetes melitus (DM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah terung belanda dalam menurunkan kadar gula darah pada mencit jantan galur Balb/C. Hewan uji mencit yang sebelumnya telah diinduksi dengan Aloksan diberikan ekstrak etanol 70% buah terung belanda dengan dosis 7,5 mg/Kg BB, 22,5 mg/Kg BB, dan 67,5 mg/Kg BB selama 14 hari dengan Metformin kontrol positif . Pengujian kadar gula darah dilakukan pada hari ke-7 dan hari ke-14. Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukkan ekstrak dengan dosis 22,5 mg/kg BB, dan 67,5 mg/kg BB dapat menurunkan kadar gula darah hewan uji dimana potensi penurunan kadar gula darah mencit pada hari ke-14 dengan dosis 67,5 mg/kg BB lebih baik daripada dosis pemberian 22,5 mg/kg BB karena berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan, kadar gula darah hewan uji sudah berbeda signifikan dengan kelompok Kontrol negatif dan tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif dan kontrol normal, namun kadar glukosa darah mencit masih diatas kadar glukosa darah normal puasa pada mencit.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89202400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.24843/jfu.2018.v07.i02.p02
Ida Ayu Sinta Devi
Zingiber cassumunar Roxb contains active compounds such as cassumumin AC, cassummarin AC, phenylbutanoid, and (E) -4- (3,4-dimethoxyphenyl) but-3-en-1-ol which has activities as anti-inflammatory, antioxidant and anti-allergenic agents so that they are potentially used as anti-allergies. Zingiber cassumunar Roxb is made into tablet because it has several advantages, which are easy to consume, practical, the right amount, cover the bitter taste and the distinctive smell and its stability is maintained in storage. This study aims to produce Zingiber cassumunar Roxb tablets that have good physical properties by using PVP as a binder. Zingiber cassumunar Roxb extract was made by maceration using 70% ethanol solvent, the tablet was formulated using wet granulation method. Zingiber cassumunar Roxb ethanol extract tablet was formulated in 3 formulas with variations in the PVP FI content of 1%, FII 2.75%, and FIII 4.5%. The resulting granules were tested for physical properties including moisture test, particle size distribution, flow time, stationary angle, bulk density, and compressibility, while the tablets produced were tested for physical properties including organoleptic test, uniformity of size, uniformity of weight, friability, and disintegration time. The results showed that the optimum concentration obtained was at FIII with 4.5% PVP concentration that complied the organoleptic test requirements, uniformity of size, weight uniformity, and fragility of tablets.
{"title":"OPTIMASI KONSENTRASI POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TEHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK ETANOL RIMPANG BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb)","authors":"Ida Ayu Sinta Devi","doi":"10.24843/jfu.2018.v07.i02.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2018.v07.i02.p02","url":null,"abstract":"Zingiber cassumunar Roxb contains active compounds such as cassumumin AC, cassummarin AC, phenylbutanoid, and (E) -4- (3,4-dimethoxyphenyl) but-3-en-1-ol which has activities as anti-inflammatory, antioxidant and anti-allergenic agents so that they are potentially used as anti-allergies. Zingiber cassumunar Roxb is made into tablet because it has several advantages, which are easy to consume, practical, the right amount, cover the bitter taste and the distinctive smell and its stability is maintained in storage. This study aims to produce Zingiber cassumunar Roxb tablets that have good physical properties by using PVP as a binder. Zingiber cassumunar Roxb extract was made by maceration using 70% ethanol solvent, the tablet was formulated using wet granulation method. Zingiber cassumunar Roxb ethanol extract tablet was formulated in 3 formulas with variations in the PVP FI content of 1%, FII 2.75%, and FIII 4.5%. The resulting granules were tested for physical properties including moisture test, particle size distribution, flow time, stationary angle, bulk density, and compressibility, while the tablets produced were tested for physical properties including organoleptic test, uniformity of size, uniformity of weight, friability, and disintegration time. The results showed that the optimum concentration obtained was at FIII with 4.5% PVP concentration that complied the organoleptic test requirements, uniformity of size, weight uniformity, and fragility of tablets.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81422494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah melebihi batas normal. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita DM di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,4 juta penderita pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030, dimana 90% diantaranya merupakan penderita DMT2. Patofisiologi dari penyakit DMT2 adalah suatu proses yang kompleks dan melibatkan banyak faktor. Konsep ominous octet yang dikemukakan oleh Ralph DeFronzo memegang peranan penting untuk menjelaskan patofisiologi dari DMT2. Ginjal merupakan organ yang memiliki peran signifikan untuk mengendalikan glukosa darah agar tetap dalam batas yang normal, sehingga dipertimbangkan untuk menjadi target terapi obat baru. Sodium glucose co-transporters (SGLTs) diantaranya SGLT-2 memfasilitasi reabsorbsi glukosa kedalam plasma. Farmakokinetika dari SGLT-2 inhibitor secara umum menunjukkan bioavailabilitas yang baik saat diberikan melalui oral. Diabetes melitus merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ginjal kronik (PGK) dan penyakit kardiovaskuler (PKV). Adanya mekanisme penghambatan pada SGLT-2 akan memberikan manfaat terhadap sistem reno-kardiovaskuler melalui penurunan glukosa darah, berat badan, dan tekanan darah. Penghambat SGLT-2 memiliki beberapa efek tambahan yang menguntungkan untuk sindrom metabolik, seperti penurunan berat badan, penurunan tekanan darah (terutama sistolik), serta penurunan asam urat serum
{"title":"SGLT-2 INHIBITOR: PILIHAN TERAPI BARU UNTUK PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Ekajaya Amandari","doi":"10.30649/HTMJ.V16I1.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.30649/HTMJ.V16I1.77","url":null,"abstract":"Penyakit diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah melebihi batas normal. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita DM di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,4 juta penderita pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030, dimana 90% diantaranya merupakan penderita DMT2. Patofisiologi dari penyakit DMT2 adalah suatu proses yang kompleks dan melibatkan banyak faktor. Konsep ominous octet yang dikemukakan oleh Ralph DeFronzo memegang peranan penting untuk menjelaskan patofisiologi dari DMT2. Ginjal merupakan organ yang memiliki peran signifikan untuk mengendalikan glukosa darah agar tetap dalam batas yang normal, sehingga dipertimbangkan untuk menjadi target terapi obat baru. Sodium glucose co-transporters (SGLTs) diantaranya SGLT-2 memfasilitasi reabsorbsi glukosa kedalam plasma. Farmakokinetika dari SGLT-2 inhibitor secara umum menunjukkan bioavailabilitas yang baik saat diberikan melalui oral. Diabetes melitus merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ginjal kronik (PGK) dan penyakit kardiovaskuler (PKV). Adanya mekanisme penghambatan pada SGLT-2 akan memberikan manfaat terhadap sistem reno-kardiovaskuler melalui penurunan glukosa darah, berat badan, dan tekanan darah. Penghambat SGLT-2 memiliki beberapa efek tambahan yang menguntungkan untuk sindrom metabolik, seperti penurunan berat badan, penurunan tekanan darah (terutama sistolik), serta penurunan asam urat serum","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79896704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}