Pub Date : 2022-12-24DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p12
Ida Ayu Somya Iswari Pranidhani, I. Wijaya, Ni Putu Suwariani
This study aims to determine the optimum duration of fermentation and the best initial pH of the growth medium BM1-CP14 isolates in order to producing ethanol. In this study, 5 treatments of fermentation time (2, 4, 6, 8 and 10 days) combined with 3 initial pH treatments of the fermentation medium (4, 5, and 6) were conducted. This research was carried out in several step, namely cell rejuvenation, propagation of BM1-CP14 isolates, fermentation, distillation, and calculation of total ethanol. The best fermentation duration was found to be 10 days with difference of total dissolved solid 1.07 (?%brix) yielded total ethanol of 5.08 mL. In the initial pH treatment, the media produced total ethanol at pH 4 of 5.15 mL, pH 5 of 5.17 mL and pH 6 of 5.16 mL. The pH treatment of BM1-CP14 bacteria was found to have no effect due to the total ethanol produced was almost similar.
{"title":"DETERMINATION OF FERMENTATION LENGTH AND INITIAL pH OF MEDIA IN PRODUCING ETHANOL BY BM1-CP14","authors":"Ida Ayu Somya Iswari Pranidhani, I. Wijaya, Ni Putu Suwariani","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p12","url":null,"abstract":"This study aims to determine the optimum duration of fermentation and the best initial pH of the growth medium BM1-CP14 isolates in order to producing ethanol. In this study, 5 treatments of fermentation time (2, 4, 6, 8 and 10 days) combined with 3 initial pH treatments of the fermentation medium (4, 5, and 6) were conducted. This research was carried out in several step, namely cell rejuvenation, propagation of BM1-CP14 isolates, fermentation, distillation, and calculation of total ethanol. The best fermentation duration was found to be 10 days with difference of total dissolved solid 1.07 (?%brix) yielded total ethanol of 5.08 mL. In the initial pH treatment, the media produced total ethanol at pH 4 of 5.15 mL, pH 5 of 5.17 mL and pH 6 of 5.16 mL. The pH treatment of BM1-CP14 bacteria was found to have no effect due to the total ethanol produced was almost similar.","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81000427","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-24DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p09
S. Aisyah, D. Asfan, Iffan Maflahah
Jamu merupakan obat tradisional turun temurun dari nenek moyang yang banyak disukai oleh masyarakat. Jamu gendong merupakan jamu dalam bentuk cair yang dijual penjajah dalam botol yang diletakkan dalam keranjang yang digendong di punggung belakang dan dijual berkeliling dari rumah ke rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alternatif strategi yang dapat digunakan sebagai upaya pengembangan jamu gendong di era modern saat ini khususnya di Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan. Analisis yamg digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal (IFE) dan analisis lingkungan eksternal (EFE), matriks internal eksternal (IE), matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threats), matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation Matrix) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil analisis data didapatkan total skor dari masing-masing faktor adalah faktor internal 15 faktor dengan total skor (3,05) faktor eksternal terdapat 10 faktor dengan total skor (2,49). Sedangkan untuk alternatif strategi ada 7 alternatif yang diperoleh dari matriks SWOT, IE dan SPACE. Pada matriks QSPM diperoleh prioritas strategi 1. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilka,. 2. Membuat produk yang terjangkau agar menjadi alternatif pilihan dalam keadaan krisis ekonomi, 3. Mempertahankan dan menjaga mutu produk yang dihasilkan, 4. Diversifikasi produk, 5. Memperbaiki saluran distribusi, 6. Penetrasi pasar dan pengembangan produk, 7. Strategi agresif.
草药是一种传统药物,是我们祖先的一种,深受社会的喜爱。背着草药是一种液体形式的草药,殖民者用瓶子将其装在一个篮子里,放在后面,然后挨家挨户地销售。本研究的目的是确定一种替代策略,可以在现代时代使用,特别是在班加兰地区发展。yamg分析在本研究中使用的是内部环境分析和外部环境分析、外部矩阵分析、SWOT矩阵(Strength, Weakness, Opportunity and Threats)、空间矩阵(Strategic Position and Evaluation Matrix)和QSPM(量化战略设计矩阵)。数据分析的结果是,每个因素的内部得分为15个因素,外部因素为10个因素,总分为2.49个。至于替代策略,从SWOT、IE和SPACE中有7种选择。在QSPM矩阵中获得了策略1的优先级。提高产品的质量。2. 让负担得起的产品成为经济危机的替代方案,3。维护产品的质量,4。产品多样化,5。分销渠道修理,6。产品的市场渗透和开发,7。咄咄逼人的策略。
{"title":"Analisis Strategi Pengembangan Jamu Gendong di Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan","authors":"S. Aisyah, D. Asfan, Iffan Maflahah","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p09","url":null,"abstract":"Jamu merupakan obat tradisional turun temurun dari nenek moyang yang banyak disukai oleh masyarakat. Jamu gendong merupakan jamu dalam bentuk cair yang dijual penjajah dalam botol yang diletakkan dalam keranjang yang digendong di punggung belakang dan dijual berkeliling dari rumah ke rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alternatif strategi yang dapat digunakan sebagai upaya pengembangan jamu gendong di era modern saat ini khususnya di Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan. Analisis yamg digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal (IFE) dan analisis lingkungan eksternal (EFE), matriks internal eksternal (IE), matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threats), matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation Matrix) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil analisis data didapatkan total skor dari masing-masing faktor adalah faktor internal 15 faktor dengan total skor (3,05) faktor eksternal terdapat 10 faktor dengan total skor (2,49). Sedangkan untuk alternatif strategi ada 7 alternatif yang diperoleh dari matriks SWOT, IE dan SPACE. Pada matriks QSPM diperoleh prioritas strategi 1. Meningkatkan kualitas produk yang dihasilka,. 2. Membuat produk yang terjangkau agar menjadi alternatif pilihan dalam keadaan krisis ekonomi, 3. Mempertahankan dan menjaga mutu produk yang dihasilkan, 4. Diversifikasi produk, 5. Memperbaiki saluran distribusi, 6. Penetrasi pasar dan pengembangan produk, 7. Strategi agresif.","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74831039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-24DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p13
S. Supriyanto, M.Eko Supriyadi, Moh. Fakhry
: Ekstrak daun mimba mempunyai aktifitas antioksidan. Metode ekstraksi berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan dapat mempengaruhi senyawa yang bertindak sebagai antioksidan seperti flavonoid dan fenol. Dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan aktivitas antioksidan dan nilai efektivitas dengan metode ekstraksi yang berbeda untuk melihat pengaruh metode ektraksi terhadap hasil ekstraksi. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan perlakuan metode ekstraksi pamanasan dengan cara perebusan dengan variasi pengecilan ukuran (blender dan penumbukan) dan metode pamanasan dengan cara microwave dengan variasi pengecilan ukuran (blender dan penumbukan). Sehingga diperoleh 4 perlakuan dan dilakukan pengulangan percobaan serta pengulangan analisa sebanyak 3 kali. Perbedaan metode perlakuan ektraksi berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak daun mimba. Semakin lama panas yang diberikan terhadap ekstrak daun mimba maka semakin kecil antioksidan yang dihasilkan. Metode ekstraksi yang terbaik adalah dengan menggunakan metode penumbukan yang dilanjutkan dengan pemanasan menggunakan mikrowave dengan nilai antioksidan sebesar 46,781 %. Pengecilan ukuran dengan cara ditumbuk lebih baik daripada menggunakan blender karena pada saat diblender menghasilkan panas yang dapat menghacurkan kandungan bioaktif yang ada pada daun mimba. Pemanasan menggunakan mikrowave lebih baik daripada direbus karena panas yang dihasilkan lebih sedikit.
{"title":"PENGARUH METODE EKSTRAKSITERHADAP KANDUNGAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN MIMBA (Azaradiracta ndica Juss)","authors":"S. Supriyanto, M.Eko Supriyadi, Moh. Fakhry","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p13","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p13","url":null,"abstract":": Ekstrak daun mimba mempunyai aktifitas antioksidan. Metode ekstraksi berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan dapat mempengaruhi senyawa yang bertindak sebagai antioksidan seperti flavonoid dan fenol. Dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan aktivitas antioksidan dan nilai efektivitas dengan metode ekstraksi yang berbeda untuk melihat pengaruh metode ektraksi terhadap hasil ekstraksi. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan perlakuan metode ekstraksi pamanasan dengan cara perebusan dengan variasi pengecilan ukuran (blender dan penumbukan) dan metode pamanasan dengan cara microwave dengan variasi pengecilan ukuran (blender dan penumbukan). Sehingga diperoleh 4 perlakuan dan dilakukan pengulangan percobaan serta pengulangan analisa sebanyak 3 kali. Perbedaan metode perlakuan ektraksi berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak daun mimba. Semakin lama panas yang diberikan terhadap ekstrak daun mimba maka semakin kecil antioksidan yang dihasilkan. Metode ekstraksi yang terbaik adalah dengan menggunakan metode penumbukan yang dilanjutkan dengan pemanasan menggunakan mikrowave dengan nilai antioksidan sebesar 46,781 %. Pengecilan ukuran dengan cara ditumbuk lebih baik daripada menggunakan blender karena pada saat diblender menghasilkan panas yang dapat menghacurkan kandungan bioaktif yang ada pada daun mimba. Pemanasan menggunakan mikrowave lebih baik daripada direbus karena panas yang dihasilkan lebih sedikit.","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"34 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91493092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-24DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p06
Gusti Ayu Gayatri Amasdenia Sukarno, N. Wartini, I. Arnata
{"title":"PENGARUH KOMBINASI TWEEN 80 DAN SPAN 80 SEBAGAI EMULSIFIER PADA ENKAPSULASI EKSTRAK BUNGA KENIKIR MENGGUNAKAN ENKAPSULAN MALTODEKSTRIN","authors":"Gusti Ayu Gayatri Amasdenia Sukarno, N. Wartini, I. Arnata","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p06","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"102 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78414646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-24DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p11
I. W. W. Aryanika, I. B. Gunam, Lutfi Suhendra
Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan pengganti beras yang cukup penting peranaannya dalam menopang ketahanan pangan suatu wilayah. Salah satu umbi-umbian yang berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan gula-gula sederhana adalah umbi singkong karet. Kadar karbohidrat yang terkandung pada singkong karet sebesar 98,4674% dari total berat kering singkong sehingga besar potensi singkong karet untuk dijadikan sumber dari pembuatan pati. Pada penelitian ini akan mengetahui pengaruh konsentrasi ezim ?- amylase dan lama hidrolisis pati kasar singkong karet terhadap total gula reduksi yang di hasilkan. Selain itu juga untuk mendapatkan kosentrasi ezim ?- amylase dan lama hidrolisis pati kasar singkong karet yang dapat menghasilan total gula reduksi tertinggi. Penelitian ini dilakukan dengan mengoptimasi konsentrasi enzim amilase (0,4 U/g, 0,8 U/g, 1,2 U/g) dan lama waktu (60, 120, 180 menit) dalam hidrolisis. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu konsentrasi enzim dan lama hidrolisis mempengaruhi total gula yang dihasilkan. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan K2H3 (Konsentrari enzim 0,8 U/g dan Lama hidrolisis 120 menit) dengan nilai total gula reduksi yaitu 2,667 mg/mL serta pH akhir sebesar 5,30 dan TPT akhir 32%Brix.
{"title":"PENGARUH KONSENTRASI ENZIM AMILASE DAN LAMA HIDROLISIS PATI KASAR SINGKONG KARET (MANIHOT GLAZIOVII MUELL. ARG) TERHADAP TOTAL GULA REDUKSI YANG DIHASILKAN","authors":"I. W. W. Aryanika, I. B. Gunam, Lutfi Suhendra","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p11","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p11","url":null,"abstract":"Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan pengganti beras yang cukup penting peranaannya dalam menopang ketahanan pangan suatu wilayah. Salah satu umbi-umbian yang berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan gula-gula sederhana adalah umbi singkong karet. Kadar karbohidrat yang terkandung pada singkong karet sebesar 98,4674% dari total berat kering singkong sehingga besar potensi singkong karet untuk dijadikan sumber dari pembuatan pati. Pada penelitian ini akan mengetahui pengaruh konsentrasi ezim ?- amylase dan lama hidrolisis pati kasar singkong karet terhadap total gula reduksi yang di hasilkan. Selain itu juga untuk mendapatkan kosentrasi ezim ?- amylase dan lama hidrolisis pati kasar singkong karet yang dapat menghasilan total gula reduksi tertinggi. Penelitian ini dilakukan dengan mengoptimasi konsentrasi enzim amilase (0,4 U/g, 0,8 U/g, 1,2 U/g) dan lama waktu (60, 120, 180 menit) dalam hidrolisis. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu konsentrasi enzim dan lama hidrolisis mempengaruhi total gula yang dihasilkan. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan K2H3 (Konsentrari enzim 0,8 U/g dan Lama hidrolisis 120 menit) dengan nilai total gula reduksi yaitu 2,667 mg/mL serta pH akhir sebesar 5,30 dan TPT akhir 32%Brix.","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72733993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-24DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p01
Gek Ulan Sukma, G. G. Putra, L. P. Wrasiati
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio bahan dengan pelarut dan waktu ekstraksi dengan gelombang mikro serta mendapatkan rasio bahan dengan pelarut dan waktu ekstraksi terbaik yang dapat menghasilkan ekstrak etanol kulit buah kopi robusta sebagai sumber antioksidan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok berdasarkan waktu pelaksanaan dan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah rasio bahan:pelarut yang terdiri dari 3 taraf yaitu 1:20 ; 1:30; 1:40. Faktor kedua yaitu waktu ekstraksi yang terdiri dari 3 taraf yaitu 5, 10, dan 15 menit. Data dianalisis dengan analisis varian dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio bahan dengan pelarut dan waktu ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, total fenolik, dan aktivitas antioksidan (IC50). Interaksi antar perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap aktivitas antioksidan dan total flavonoid. Interaksi total fenolik berpengaruh nyata, namun tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen ekstrak etanol kulit buah kopi robusta. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah rasio 1:30 dengan waktu ekstraksi selama 10 menit menggunakan gelombang mikro dengan karakteristik rendemen sebesar 8,86 ± 0,08%, total fenol sebesar 8,55 ± 0,13 mg GAE/g ekstrak, total flavonoid sebesar 6,87 ± 0,12 mg QE/g ekstrak, dan aktivitas antioksidan (IC50) sebesar 102,06 ± 0,14 ppm ekstrak.
{"title":"Pengaruh Rasio Bahan:Pelarut dan Waktu Ekstraksi dengan Gelombang Mikro terhadap Ekstrak Etanol Kulit Buah Kopi Robusta Sebagai Sumber Antioksidan","authors":"Gek Ulan Sukma, G. G. Putra, L. P. Wrasiati","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p01","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio bahan dengan pelarut dan waktu ekstraksi dengan gelombang mikro serta mendapatkan rasio bahan dengan pelarut dan waktu ekstraksi terbaik yang dapat menghasilkan ekstrak etanol kulit buah kopi robusta sebagai sumber antioksidan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok berdasarkan waktu pelaksanaan dan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah rasio bahan:pelarut yang terdiri dari 3 taraf yaitu 1:20 ; 1:30; 1:40. Faktor kedua yaitu waktu ekstraksi yang terdiri dari 3 taraf yaitu 5, 10, dan 15 menit. Data dianalisis dengan analisis varian dan dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio bahan dengan pelarut dan waktu ekstraksi berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, total fenolik, dan aktivitas antioksidan (IC50). Interaksi antar perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap aktivitas antioksidan dan total flavonoid. Interaksi total fenolik berpengaruh nyata, namun tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen ekstrak etanol kulit buah kopi robusta. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah rasio 1:30 dengan waktu ekstraksi selama 10 menit menggunakan gelombang mikro dengan karakteristik rendemen sebesar 8,86 ± 0,08%, total fenol sebesar 8,55 ± 0,13 mg GAE/g ekstrak, total flavonoid sebesar 6,87 ± 0,12 mg QE/g ekstrak, dan aktivitas antioksidan (IC50) sebesar 102,06 ± 0,14 ppm ekstrak.","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88881147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-09DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p05
I. Gunawan, A. Suryawan Wiranatha, Cokorda Anom Bayu Sandyasmara
Makanan cepat saji adalah makanan yang disediakan dengan cepat dan praktis. Hal ini didukung dengan perkembangan zaman yang semakin modern yang menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat cukup signifikan. sehingga persentase pengeluaran untuk makanan siap saji lebih tinggi dari persentase bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepentingan dan kinerja kualitas produk dan layanan terhadap kepuasan pelanggan. Dari hasil penilaian atribut tingkat kepentingan dan kinerja kepuasan konsumen, akan diketahui bahwa atribut produk dan jasa masih belum mampu memberikan kepuasan kepada konsumen dan memberikan solusi perbaikan. Penelitian ini dilakukan pada Gogo Fried Chicken yang merupakan salah satu pelaku bisnis kuliner cepat saji yang dapat menjaga kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan agar minat pelanggan tidak berkurang. Sampel yang digunakan adalah 94 responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden secara langsung. Penelitian ini menggunakan metode Importance Performance Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang memiliki tingkat kepuasan pelanggan tertinggi terhadap kualitas produk adalah penggunaan media sosial dengan skor rata-rata 122,49% dan tingkat kepuasan terendah adalah varian menu minuman dengan skor rata-rata 66,51%. Sedangkan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi terhadap kualitas pelayanan adalah pemahaman karyawan terhadap kemauan/keinginan konsumen dengan skor rata-rata 128,48%, dan tingkat kepuasan terendah adalah ketersediaan wifi parkir 61,03%. Untuk kinerja kualitas produk, variabel dengan skor tertinggi adalah rasa makanan dan skor terendah adalah varian menu minuman. Demi kualitas produk, variabel yang paling penting adalah varian menu dan rasa makanan. Variabel yang perlu diprioritaskan untuk ditingkatkan adalah ketersediaan tempat parkir, dimana kurangnya tempat parkir dapat mengakibatkan pemborosan waktu dan tenaga bagi konsumen yang mencari tempat parkir untuk memarkir kendaraannya sehingga mengurangi minat konsumen
{"title":"ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DENGAN METODE IMPORTANCE PERFOMANCE ANALYSIS (STUDY KASUS DI GOGO FRIED CHICKEN, DENPASAR)","authors":"I. Gunawan, A. Suryawan Wiranatha, Cokorda Anom Bayu Sandyasmara","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p05","url":null,"abstract":" Makanan cepat saji adalah makanan yang disediakan dengan cepat dan praktis. Hal ini didukung dengan perkembangan zaman yang semakin modern yang menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat cukup signifikan. sehingga persentase pengeluaran untuk makanan siap saji lebih tinggi dari persentase bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepentingan dan kinerja kualitas produk dan layanan terhadap kepuasan pelanggan. Dari hasil penilaian atribut tingkat kepentingan dan kinerja kepuasan konsumen, akan diketahui bahwa atribut produk dan jasa masih belum mampu memberikan kepuasan kepada konsumen dan memberikan solusi perbaikan. Penelitian ini dilakukan pada Gogo Fried Chicken yang merupakan salah satu pelaku bisnis kuliner cepat saji yang dapat menjaga kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan agar minat pelanggan tidak berkurang. Sampel yang digunakan adalah 94 responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden secara langsung. Penelitian ini menggunakan metode Importance Performance Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang memiliki tingkat kepuasan pelanggan tertinggi terhadap kualitas produk adalah penggunaan media sosial dengan skor rata-rata 122,49% dan tingkat kepuasan terendah adalah varian menu minuman dengan skor rata-rata 66,51%. Sedangkan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi terhadap kualitas pelayanan adalah pemahaman karyawan terhadap kemauan/keinginan konsumen dengan skor rata-rata 128,48%, dan tingkat kepuasan terendah adalah ketersediaan wifi parkir 61,03%. Untuk kinerja kualitas produk, variabel dengan skor tertinggi adalah rasa makanan dan skor terendah adalah varian menu minuman. Demi kualitas produk, variabel yang paling penting adalah varian menu dan rasa makanan. Variabel yang perlu diprioritaskan untuk ditingkatkan adalah ketersediaan tempat parkir, dimana kurangnya tempat parkir dapat mengakibatkan pemborosan waktu dan tenaga bagi konsumen yang mencari tempat parkir untuk memarkir kendaraannya sehingga mengurangi minat konsumen","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76743504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-08DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p02
Radja Zulfan Hasibuan, Bambang Admadi Harsojuwono, A. D. Anggreni
The weaknesses of cornstarch and glucomannan bioplastic composites is they are hydrophilic, as a result, these bioplastic composites have swelling values, WVTR, tensile strength, elongation at break, and young modulus that not SNI. This study was to determine the effect of the concentration of polycaprolactone and maleic anhydride and their interaction on the characteristics of the cornstarch-glucomannan bioplastic composite, and to determine the concentration of polycaprolactone and maleic anhydride compatibilizer which can produce the best cornstrach-glucomannan bioplastic composite. This study used a randomized block design with two factors. The concentration of polycaprolactone which consists of 3 levels (10% ; 12.5% ; 15%). Factor II is the concentration of maleic anhydride which consists of 3 levels (2.5%; 5%; 7.5%). The variables observed were tensile strength, elongation at break, young modulus, swelling, WVTR, biodegradation and FTIR. The data obtained were analyzed for diversity (ANOVA) and continued with Duncan's test. The results showed that the concentration of polycaprolactone and maleic anhydride and their intereaction had a significant effect on tensile strength, young modulus, WVTR, and swelling except for the elongation at break and biodegradation. Concentration of 15% polycaprolactone and 5% maleic anhydride produced the best composite bioplastic with a tensile strength of 16.16 MPa, elongation at break of 2.610%, modulus young of 627 MPa, swelling of 30.26%, WVTR 0.64g/m2.hour and degradation time for 7.33 days. Cornstarch and glucomannan bioplastic composites with concentrations of polycaprolactone and maleic anhydride contain functional groups of expression -(CH2)n, alkane, hydroxyl alcohol, carboxyl, alkene, alkyne, alkanes, and carbonyl .
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Polikaprolakton dan Kompatibiliser Asam Maleat Anhidrida Terhadap Karakteristik Komposit Bioplastik Maizena-Glukomanan","authors":"Radja Zulfan Hasibuan, Bambang Admadi Harsojuwono, A. D. Anggreni","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p02","url":null,"abstract":"The weaknesses of cornstarch and glucomannan bioplastic composites is they are hydrophilic, as a result, these bioplastic composites have swelling values, WVTR, tensile strength, elongation at break, and young modulus that not SNI. This study was to determine the effect of the concentration of polycaprolactone and maleic anhydride and their interaction on the characteristics of the cornstarch-glucomannan bioplastic composite, and to determine the concentration of polycaprolactone and maleic anhydride compatibilizer which can produce the best cornstrach-glucomannan bioplastic composite. This study used a randomized block design with two factors. The concentration of polycaprolactone which consists of 3 levels (10% ; 12.5% ; 15%). Factor II is the concentration of maleic anhydride which consists of 3 levels (2.5%; 5%; 7.5%). The variables observed were tensile strength, elongation at break, young modulus, swelling, WVTR, biodegradation and FTIR. The data obtained were analyzed for diversity (ANOVA) and continued with Duncan's test. The results showed that the concentration of polycaprolactone and maleic anhydride and their intereaction had a significant effect on tensile strength, young modulus, WVTR, and swelling except for the elongation at break and biodegradation. Concentration of 15% polycaprolactone and 5% maleic anhydride produced the best composite bioplastic with a tensile strength of 16.16 MPa, elongation at break of 2.610%, modulus young of 627 MPa, swelling of 30.26%, WVTR 0.64g/m2.hour and degradation time for 7.33 days. Cornstarch and glucomannan bioplastic composites with concentrations of polycaprolactone and maleic anhydride contain functional groups of expression -(CH2)n, alkane, hydroxyl alcohol, carboxyl, alkene, alkyne, alkanes, and carbonyl .","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81220380","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-08DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p03
I. Indrayani, I. W. S. Sedana Yoga, D. A. A. Yuarini
{"title":"Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Produk dan Layanan di Poison Coffee Denpasar","authors":"I. Indrayani, I. W. S. Sedana Yoga, D. A. A. Yuarini","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p03","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89813287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-08DOI: 10.24843/jrma.2022.v10.i04.p07
Luh Putu Ayu Evitasari Cesarini, N. Wartini, L. P. Wrasiati
Bunga kenop merupakan salah satu bunga yang mempunyai kandungan betasianin yang berpotensi digunakan sebagai pewarna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama blansir terhadap karakteristik bubuk bunga kenop (Ghomprena globosa L.) dan menemukan suhu dan lama blansir terbaik untuk karakteristik bubuk bunga kenop. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah suhu (S) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 70, 80, dan 90?C. Faktor kedua adalah lama blansir (L) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 1. 3 dan 5 menit. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali sehingga mendapatkan 18 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan apabila diperoleh hasil yang berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati, maka dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu blansir berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar total betasianin dan tingkat kecerahan (L*), namun tidak berpengaruh pada kapasitas antioksidan, tingkat kemerahan (a*), serta tingkat kekuningan (b*). Perlakuan lama blansir hanya berpengaruh terhadap tingkat kecerahan (L*) saja dan tidak berpengaruh pada kadar air, kadar total betasianin, kapasitas antioksidan, tingkat kemerahan (a*), serta tingkat kekuningan (b*). Perlakuan suhu blansir 80?C dengan lama blansir 3 menit, merupakan perlakuan terbaik dalam menghasilkan bubuk bunga kenop dengan karakteristik kadar air sebesar 12,26 %, kadar total betasianin sebanyak 99,87 mg/100g, kapasitas antioksidan sebesar 388,21 mg/g, tingkat kecerahan (L*) 25,14, tingkat kemerahan (a*) 11,24, dan tingkat kekuningan (b*) 13,06.
{"title":"PENGARUH SUHU DAN LAMA BLANSIR TERHADAP KARAKTERISTIK BUBUK BUNGA KENOP (Ghomprena glo-bosa L)","authors":"Luh Putu Ayu Evitasari Cesarini, N. Wartini, L. P. Wrasiati","doi":"10.24843/jrma.2022.v10.i04.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jrma.2022.v10.i04.p07","url":null,"abstract":"Bunga kenop merupakan salah satu bunga yang mempunyai kandungan betasianin yang berpotensi digunakan sebagai pewarna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama blansir terhadap karakteristik bubuk bunga kenop (Ghomprena globosa L.) dan menemukan suhu dan lama blansir terbaik untuk karakteristik bubuk bunga kenop. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah suhu (S) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 70, 80, dan 90?C. Faktor kedua adalah lama blansir (L) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 1. 3 dan 5 menit. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali sehingga mendapatkan 18 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan apabila diperoleh hasil yang berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati, maka dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu blansir berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar total betasianin dan tingkat kecerahan (L*), namun tidak berpengaruh pada kapasitas antioksidan, tingkat kemerahan (a*), serta tingkat kekuningan (b*). Perlakuan lama blansir hanya berpengaruh terhadap tingkat kecerahan (L*) saja dan tidak berpengaruh pada kadar air, kadar total betasianin, kapasitas antioksidan, tingkat kemerahan (a*), serta tingkat kekuningan (b*). Perlakuan suhu blansir 80?C dengan lama blansir 3 menit, merupakan perlakuan terbaik dalam menghasilkan bubuk bunga kenop dengan karakteristik kadar air sebesar 12,26 %, kadar total betasianin sebanyak 99,87 mg/100g, kapasitas antioksidan sebesar 388,21 mg/g, tingkat kecerahan (L*) 25,14, tingkat kemerahan (a*) 11,24, dan tingkat kekuningan (b*) 13,06.","PeriodicalId":17779,"journal":{"name":"JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75434690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}