Abstrak. Biochar merupakan arang hayati berpori hasil pembakaran secara pirolisis. Biochar mempunyai pori yang banyak dan mampu menyimpan nutrisis tanaman jangka waktu yang lama. Biochar kaya akan karbon, sehingga dapat digunakan sebagai pembenah tanah. Limbah pertanian memiliki potensi besar sebagai bahan baku biochar, namun yang lebih berpotensi untuk dijadikan biochar adalah limbah dari kelapa muda dan ampas tebu karena mudah tersedia dalam jumlah banyak. Biochar dapat memperbaiki sifat fisika tanah, seperti berat volume tanah, porositas tanah dan stabilitas agregat, karena biochar memiliki pori-pori yang banyak sehingga penyimpanan air tinggi yang dapat mempengaruhi perbaikan sifat fisika tanah dan pertumbuhan pakcoy. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial, terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya yaitu: Kontrol (B0), Biochar kelapa muda 20 t ha-1 (B1), Biochar kelapa muda 30 t ha-1 (B2), Biochar kelapa muda 40 t ha-1 (B3), Biochar ampas tebu 20 t ha-1 (B4), Biochar ampas tebu 30 t ha-1 (B5) dan Biochar ampas tebu 40 t ha-1 (B6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar kelapa muda dan ampas tebu tidak berpengaruh nyata pada sifat fisika tanah, namun berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan pakcoy. Hal ini disebabkan biochar mampu menyimpan air di dalam ruang pori sehingga tanaman tidak kekurangan air sehingga meningkatkan penyerapan hara pada tanaman dengan baik. Perlakuan biochar ampas tebu 30 t ha-1 memiliki pengaruh pertumbuhan pakcoy terbaik.Application of Biochar to Changes of Soil Physical Properties and Pakcoy Growth (Brassica rapa L.)Abstract. Biochar is a porous biological charcoal resulting from pyrolysis combustion. Biochar has many pores and is able to store plant nutrients for a long time. Biochar is rich in carbon, so it can be used as a soil enhancer. Agricultural waste has great potential as raw material for biochar, but what has more potential to be used as biochar is waste from young coconuts and bagasse because they are easily available in large quantities. Biochar can improve soil physical properties, such as soil volume weight, soil porosity and aggregate stability, because biochar has many pores so that water storage is high which can affect the improvement of soil physical properties and pakcoy growth. This study used a non-factorial completely randomized design, consisting of 7 treatments and 3 replications. The treatments were: control (B0), young coconut biochar 20 t ha-1 (B1), young coconut biochar 30 t ha-1 (B2), young coconut biochar 40 t ha-1 (B3), bagasse biochar 20 t ha-1 (B4), bagasse biochar 30 t ha-1 (B5) and bagasse biochar 40 t ha-1 (B6). The results showed that the application of young coconut biochar and bagasse did not significantly affect the physical properties of the soil, but had a significant effect on the growth parameters of pakcoy. This is because biochar is able to store water in the pore space so that plants do not lack water, the
抽象。生物化学是一种由热化燃烧产生的多孔生物炭。生物焦是多孔的,能够长期保持植物的营养。生物化学富含碳,因此可以作为土壤的浸入者。农业废物作为生物char的原料具有巨大的潜力,但更有潜力的是来自年轻椰子和甘蔗泥的废物,因为它们很容易被大量使用。生物化学可以改善土壤的物理性质,如土壤的重量、土壤的孔隙和骨干的稳定性,因为生物char有很多毛孔,因此高储存会影响土壤物理的改善和巴考伊的生长。本研究采用了一个完整的随机设计(非分性),包括7种治疗方法和3种重复。他的目标是:控制(欢快),年轻的椰子生物char 20 t -1 (B1),年轻的椰子生物char 30 t -1 (B2),年轻的椰子生物char 40 t研究结果表明,甘蔗的年轻生物炭及其残余对土壤的物理性质没有明显的影响,但对巴基斯坦的生长参数也有明显的影响。这是因为biochar能够在毛孔内储存水分,这样植物就不会缺乏水分,从而促进植物的吸收能力。30 t -1甘蔗的生物char治疗对巴基斯坦最好的生长有影响。生物char的应用改变了Soil物理性能和pakcos Growth (Brassica rapa L)。生物焦是一种从高温燃烧中再生出来的不可生物特征。生物化学有许多种类,可以储存植物养料很长一段时间。生物测定是由碳驱动的,所以它可以被用作一种碱性增强剂。农业上的浪费是很有潜力的,因为它们在很大程度上是可以利用的。生物化学可以改善物理性能,这样就像体积平衡、水利率和重力稳定一样,因为生物化学有很多这样的因素,所以生物化学有很多这样的因素,所以水存储的高度可能影响石油物理特性和巴科伊的影响。这个研究用的是一个完全随机的设计,包含7种treatments和3种复制品。treatments是:control, young coconut biochar 20 t -1 (B1), young coconut biochar 30 t -1 (B2), young coconut biochar 40 t -1 (B3), bagasse biochar 20 t -1 (B4), bagasse biochar 30 t -1 (B5), bagasse biochar 40 t -1 (B6)。最近的结果表明,年轻椰子的生物化学和产品的应用并不明显,但在巴科伊不断增长的抛物线上有明显的影响。这是因为生物可以在孢子空间中储存水,所以植物不会缺少水,而这些植物就会增加对湿地的吸收营养。30 -1的生物课对巴基斯坦的增长效果最好。
{"title":"Aplikasi Biochar Terhadap Perubahan Sifat Fisika Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)","authors":"Muriadin Muriadin, Manfarizah Manfarizah, Darusman Darusman","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.22110","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.22110","url":null,"abstract":"Abstrak. Biochar merupakan arang hayati berpori hasil pembakaran secara pirolisis. Biochar mempunyai pori yang banyak dan mampu menyimpan nutrisis tanaman jangka waktu yang lama. Biochar kaya akan karbon, sehingga dapat digunakan sebagai pembenah tanah. Limbah pertanian memiliki potensi besar sebagai bahan baku biochar, namun yang lebih berpotensi untuk dijadikan biochar adalah limbah dari kelapa muda dan ampas tebu karena mudah tersedia dalam jumlah banyak. Biochar dapat memperbaiki sifat fisika tanah, seperti berat volume tanah, porositas tanah dan stabilitas agregat, karena biochar memiliki pori-pori yang banyak sehingga penyimpanan air tinggi yang dapat mempengaruhi perbaikan sifat fisika tanah dan pertumbuhan pakcoy. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial, terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuannya yaitu: Kontrol (B0), Biochar kelapa muda 20 t ha-1 (B1), Biochar kelapa muda 30 t ha-1 (B2), Biochar kelapa muda 40 t ha-1 (B3), Biochar ampas tebu 20 t ha-1 (B4), Biochar ampas tebu 30 t ha-1 (B5) dan Biochar ampas tebu 40 t ha-1 (B6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar kelapa muda dan ampas tebu tidak berpengaruh nyata pada sifat fisika tanah, namun berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan pakcoy. Hal ini disebabkan biochar mampu menyimpan air di dalam ruang pori sehingga tanaman tidak kekurangan air sehingga meningkatkan penyerapan hara pada tanaman dengan baik. Perlakuan biochar ampas tebu 30 t ha-1 memiliki pengaruh pertumbuhan pakcoy terbaik.Application of Biochar to Changes of Soil Physical Properties and Pakcoy Growth (Brassica rapa L.)Abstract. Biochar is a porous biological charcoal resulting from pyrolysis combustion. Biochar has many pores and is able to store plant nutrients for a long time. Biochar is rich in carbon, so it can be used as a soil enhancer. Agricultural waste has great potential as raw material for biochar, but what has more potential to be used as biochar is waste from young coconuts and bagasse because they are easily available in large quantities. Biochar can improve soil physical properties, such as soil volume weight, soil porosity and aggregate stability, because biochar has many pores so that water storage is high which can affect the improvement of soil physical properties and pakcoy growth. This study used a non-factorial completely randomized design, consisting of 7 treatments and 3 replications. The treatments were: control (B0), young coconut biochar 20 t ha-1 (B1), young coconut biochar 30 t ha-1 (B2), young coconut biochar 40 t ha-1 (B3), bagasse biochar 20 t ha-1 (B4), bagasse biochar 30 t ha-1 (B5) and bagasse biochar 40 t ha-1 (B6). The results showed that the application of young coconut biochar and bagasse did not significantly affect the physical properties of the soil, but had a significant effect on the growth parameters of pakcoy. This is because biochar is able to store water in the pore space so that plants do not lack water, the","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78642523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23070
Irza Farabi, Zuraida Zuraida, Yadi Jufri
Abstrak. Bahan organik ialah bahan yang bersumber dari sisa-sisa makhluk hidup, baik dari tumbuhan maupun hewan. Bahan organik dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki masalah kesuburan tanah, salah satu bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah yaitu kompos. Salah satu sisa tanaman yang dapat dijadikan kompos adalah daun trembesi. Daun trembesi yang tersisa dapat terurai secara alami, namun membutuhkan waktu yang lama. Untuk mempercepat penguraian sisa daun trembesi dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk hayati. Salah satu jenis pupuk hayati yang dapat digunakan adalah eco farming. Eco farming adalah pupuk organik super aktif yang sudah mengandung unsur hara lengkap sesuai kebutuhan tanaman yang juga dilengkapi dengan bakteri positif yang akan menjadi biokatalisator dalam memperbaiki sifat biologi dan kimia tanah. Kandungan unsur hara dan mikroorganisme dalam eco farming dapat meningkatkan kesuburan tanah, selain itu dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti jagung. Kebutuhan jagung sebagai pangan dan pakan terus meningkat, namun ketersediaannya seringkali terbatas atau dapat dikatakan produksi saat ini relatif rendah. Penyebab rendahnya produksi jagung adalah karena degradasi lahan dan konversi lahan pertanian. Oleh karena itu dengan adanya permasalahan tersebut maka diperlukan peningkatan produksi melalui perluasan lahan pertanian dan peningkatan produktivitas lahan dengan memanfaatkan dan mengelola lahan. Salah satu lahan yang dapat dikelola adalah tanah dengan ordo inceptisol. Inceptisol merupakan salah satu lahan yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian, namun inceptisols memiliki masalah pada kesuburan tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan percobaan pemberian bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman jagung.Combination Of Trembesi Compose And Eco Farming On N, P, K Horizontal Absorption And Growth Of Corn (Zea Mays) In InceptisolsAbstract. Organic material is material that comes from the remains of living things, both from plants and animals. Organic matter can be used to improve soil fertility problems, one of the organic materials that can increase soil fertility is compost. One of the plant residues that can be used as compost is tamarind leaves. The remaining trembesi leaves can decompose naturally, but it takes a long time. To accelerate the decomposition of the remaining trembesi leaves can be done with the use of biological fertilizers. One type of biological fertilizer that can be used is eco farming. Eco farming is a super active organic fertilizer that already contains complete nutrients according to plant needs which is also equipped with positive bacteria which will become biocatalysts in improving the biological and chemical properties of the soil. The content of nutrients and microorganisms in eco farming can increase soil fertility, besides that it can increase the growth of plants such as corn. The need for corn as food and feed continues to increase, but
{"title":"Kombinasi Kompos Trembesi dan Eco Farming terhadap Serapan Hara N, P, K dan Pertumbuhan Jagung (Zea mays) pada Inceptisol","authors":"Irza Farabi, Zuraida Zuraida, Yadi Jufri","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23070","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23070","url":null,"abstract":"Abstrak. Bahan organik ialah bahan yang bersumber dari sisa-sisa makhluk hidup, baik dari tumbuhan maupun hewan. Bahan organik dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki masalah kesuburan tanah, salah satu bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah yaitu kompos. Salah satu sisa tanaman yang dapat dijadikan kompos adalah daun trembesi. Daun trembesi yang tersisa dapat terurai secara alami, namun membutuhkan waktu yang lama. Untuk mempercepat penguraian sisa daun trembesi dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk hayati. Salah satu jenis pupuk hayati yang dapat digunakan adalah eco farming. Eco farming adalah pupuk organik super aktif yang sudah mengandung unsur hara lengkap sesuai kebutuhan tanaman yang juga dilengkapi dengan bakteri positif yang akan menjadi biokatalisator dalam memperbaiki sifat biologi dan kimia tanah. Kandungan unsur hara dan mikroorganisme dalam eco farming dapat meningkatkan kesuburan tanah, selain itu dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti jagung. Kebutuhan jagung sebagai pangan dan pakan terus meningkat, namun ketersediaannya seringkali terbatas atau dapat dikatakan produksi saat ini relatif rendah. Penyebab rendahnya produksi jagung adalah karena degradasi lahan dan konversi lahan pertanian. Oleh karena itu dengan adanya permasalahan tersebut maka diperlukan peningkatan produksi melalui perluasan lahan pertanian dan peningkatan produktivitas lahan dengan memanfaatkan dan mengelola lahan. Salah satu lahan yang dapat dikelola adalah tanah dengan ordo inceptisol. Inceptisol merupakan salah satu lahan yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian, namun inceptisols memiliki masalah pada kesuburan tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan percobaan pemberian bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman jagung.Combination Of Trembesi Compose And Eco Farming On N, P, K Horizontal Absorption And Growth Of Corn (Zea Mays) In InceptisolsAbstract. Organic material is material that comes from the remains of living things, both from plants and animals. Organic matter can be used to improve soil fertility problems, one of the organic materials that can increase soil fertility is compost. One of the plant residues that can be used as compost is tamarind leaves. The remaining trembesi leaves can decompose naturally, but it takes a long time. To accelerate the decomposition of the remaining trembesi leaves can be done with the use of biological fertilizers. One type of biological fertilizer that can be used is eco farming. Eco farming is a super active organic fertilizer that already contains complete nutrients according to plant needs which is also equipped with positive bacteria which will become biocatalysts in improving the biological and chemical properties of the soil. The content of nutrients and microorganisms in eco farming can increase soil fertility, besides that it can increase the growth of plants such as corn. The need for corn as food and feed continues to increase, but","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84107400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22052
S. Nova, Zainabun Zainabun, Teti Arabia
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisika, kimia, dan genesis tanah subgrup Fluventic Dystrudept di Kabupaten Aceh Besar dikarenakan kurangnya data dan informasi mengenai karakteristik tanah tersebut baik karakteristik fisika, kimia maupun proses pembentukan tanahnya. Penelitian ini menggunakan metode survai deskriptif kuantitatif yaitu melalui observasi secara langsung di lapangan dan analisis tanah di laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan ditemukan proses genesis pada subgrup Fluventic Dystrudept yaitu dekomposisi (nilai C-organik 0,68%), braunifikasi (warna matriks tanah 10YR 4/4), lessivage (kandungan liat 46%), dan gleisasi (akumulasi bahan kasar Fe dan Mn).Characteristics of Physics, Chemistry, and Soil Genesis of the Fluventic Dystrudept Subgroup in Aceh Besar DistrictAbstract. This study aims to determine the physical, chemical, and genesis characteristics of the soil of the Fluventic Dystrudept subgroup in Aceh Besar District due to the lack of data and information regarding the characteristics of the soil, both physical, chemical and soil formation processes. This study uses a quantitative descriptive survey method, namely through direct observation in the field and soil analysis in the laboratory. Based on the results of research that has been carried out, it was found that the genesis process in the Fluventic Dystrudept subgroup, namely decomposition (C-organic value 0.68%), braunification (soil matrix color 10YR 4/4), lessivage (clay content 46%), and gleization (accumulation of Fe and Mn coarse materials).
{"title":"Karakteristik Fisika, Kimia, dan Genesis Tanah Subgrup Fluventic Dystrudept di Kabupaten Aceh Besar","authors":"S. Nova, Zainabun Zainabun, Teti Arabia","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.22052","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.22052","url":null,"abstract":"Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisika, kimia, dan genesis tanah subgrup Fluventic Dystrudept di Kabupaten Aceh Besar dikarenakan kurangnya data dan informasi mengenai karakteristik tanah tersebut baik karakteristik fisika, kimia maupun proses pembentukan tanahnya. Penelitian ini menggunakan metode survai deskriptif kuantitatif yaitu melalui observasi secara langsung di lapangan dan analisis tanah di laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan ditemukan proses genesis pada subgrup Fluventic Dystrudept yaitu dekomposisi (nilai C-organik 0,68%), braunifikasi (warna matriks tanah 10YR 4/4), lessivage (kandungan liat 46%), dan gleisasi (akumulasi bahan kasar Fe dan Mn).Characteristics of Physics, Chemistry, and Soil Genesis of the Fluventic Dystrudept Subgroup in Aceh Besar DistrictAbstract. This study aims to determine the physical, chemical, and genesis characteristics of the soil of the Fluventic Dystrudept subgroup in Aceh Besar District due to the lack of data and information regarding the characteristics of the soil, both physical, chemical and soil formation processes. This study uses a quantitative descriptive survey method, namely through direct observation in the field and soil analysis in the laboratory. Based on the results of research that has been carried out, it was found that the genesis process in the Fluventic Dystrudept subgroup, namely decomposition (C-organic value 0.68%), braunification (soil matrix color 10YR 4/4), lessivage (clay content 46%), and gleization (accumulation of Fe and Mn coarse materials).","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75709149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23179
Dinda Aprillia Tanzil, Yusnizar Yusnizar, M. Khalil, M. Marlina, Fikrinda Fikrinda
Abstrak. Fungi mikoriza arbuskula (FMA) merupakan simbion tanaman yang berperan sebagai pupuk hayati. Produksi pupuk hayati FMA memerlukan media pembawa yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media pembawa berbasis pupuk organik terhadap produksi inokulum FMA Glomus sp. dan Acaulospora tuberculata. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok non-faktorial dengan lima perlakuan jenis media pembawa, yaitu zeolit; zeolit+10% (b/b) vermikompos; zeolit+10% (b/b) (vermikompos+Purpureocillium lilacinum); zeolit+10% (b/b) pupuk kandang; dan zeolit+10% (b/b) (pupuk kandang+P. lilacinum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembawa berbasis pupuk organik vermikompos dan pupuk kandang tidak efektif menggantikan pengaruh zeolit dalam menghasilkan jumlah spora Glomus sp. tertinggi. Kombinasi zeolit dan 10% vermikompos efektif terhadap produksi spora A. tuberculata dan kolonisasi akar oleh Glomus sp. (65,67%) dan A. tuberculata (77,33%) tertinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa efektivitas media pembawa berbasis pupuk organik dalam produksi pupuk hayati mikoriza dipengaruhi oleh jenis spora FMA.The Effectiveness of Carrier Media on Mycorrhizal Propagation of Acaulospora and GlomusAbstract. Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) are plant symbionts acting as biofertilizers. Production of AMF biofertilizers requires suitable carrier media. This study aimed to determine the effect of the type of carrier media based on organic fertilizer on the inoculum production of AMF Glomus sp. and Acaulospora tuberculata. This study used a non-factorial randomized block design with five types of carrier media, namely zeolite, zeolite+10% (w/w) vermicompost, zeolite+10% (w/w) (vermicompost+Purpureocillium lilacinum), zeolite + 10% (w/w) manure, and zeolite+10% (w/w) (manure+P. lilacinum). The results showed that the carrier media based on organic vermicompost and manure was not effective in replacing the effect of zeolite in producing the highest number of Glomus sp. spores. The combination of zeolite and 10% vermicompost was effective on the highest spore production of A. tuberculata and root colonization by Glomus sp. (65.67%) and A. tuberculata (77.33%). These results indicated that the effectiveness of organic fertilizer-based carrier media in biofertilizer production was affected AMF spore types.
{"title":"Efektivitas Media Pembawa dalam Perbanyakan Mikoriza Acaulospora dan Glomus","authors":"Dinda Aprillia Tanzil, Yusnizar Yusnizar, M. Khalil, M. Marlina, Fikrinda Fikrinda","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23179","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23179","url":null,"abstract":"Abstrak. Fungi mikoriza arbuskula (FMA) merupakan simbion tanaman yang berperan sebagai pupuk hayati. Produksi pupuk hayati FMA memerlukan media pembawa yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media pembawa berbasis pupuk organik terhadap produksi inokulum FMA Glomus sp. dan Acaulospora tuberculata. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok non-faktorial dengan lima perlakuan jenis media pembawa, yaitu zeolit; zeolit+10% (b/b) vermikompos; zeolit+10% (b/b) (vermikompos+Purpureocillium lilacinum); zeolit+10% (b/b) pupuk kandang; dan zeolit+10% (b/b) (pupuk kandang+P. lilacinum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembawa berbasis pupuk organik vermikompos dan pupuk kandang tidak efektif menggantikan pengaruh zeolit dalam menghasilkan jumlah spora Glomus sp. tertinggi. Kombinasi zeolit dan 10% vermikompos efektif terhadap produksi spora A. tuberculata dan kolonisasi akar oleh Glomus sp. (65,67%) dan A. tuberculata (77,33%) tertinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa efektivitas media pembawa berbasis pupuk organik dalam produksi pupuk hayati mikoriza dipengaruhi oleh jenis spora FMA.The Effectiveness of Carrier Media on Mycorrhizal Propagation of Acaulospora and GlomusAbstract. Arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) are plant symbionts acting as biofertilizers. Production of AMF biofertilizers requires suitable carrier media. This study aimed to determine the effect of the type of carrier media based on organic fertilizer on the inoculum production of AMF Glomus sp. and Acaulospora tuberculata. This study used a non-factorial randomized block design with five types of carrier media, namely zeolite, zeolite+10% (w/w) vermicompost, zeolite+10% (w/w) (vermicompost+Purpureocillium lilacinum), zeolite + 10% (w/w) manure, and zeolite+10% (w/w) (manure+P. lilacinum). The results showed that the carrier media based on organic vermicompost and manure was not effective in replacing the effect of zeolite in producing the highest number of Glomus sp. spores. The combination of zeolite and 10% vermicompost was effective on the highest spore production of A. tuberculata and root colonization by Glomus sp. (65.67%) and A. tuberculata (77.33%). These results indicated that the effectiveness of organic fertilizer-based carrier media in biofertilizer production was affected AMF spore types.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86107830","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22449
Odi Wayuna, Yulia Dewi Fazlina, Abubakar Karim
Abstrak. Budidaya tanaman semangka merupakan salah satu teknik budidaya tanaman pertanian yang dilakukan pada lahan berpasir. Tanaman semangka yang dibudidayakan memerlukan berbagai perlakuan baik dari pengelolaan lahan, pemupukan, perawatan, pengendalian hama dan penyakit sampai pada Teknik pemanenan. Untuk menghasilkan kualitas semangka yang sesuai kriterianya, diperlukan tindakan pengelolaan lahan yang maksimal. Selain itu adanya survai atau pengelompokan lahan untuk budidaya tanaman semangka adalah salah satu proses yang tidak dapat dilupakan. Tanaman semangka biasanya hidup pada dataran rendah. Dibutuhkan beberapa unsur hara yang cukup seperti N dan K untuk memaksimalkan pertumbuhan dan produksi buah semangka. Keberadaan beberapa unsur hara ini dapat dilihat pada saat menentukan pengelompokan atau klasifikasi kesesuaian lahan tanaman semangka. Salah satu budidaya tanaman semangka yang terdapat di wilayah Aceh adalah Kecamatan Kuala Pesisir. Daerah ini merupakan wilayah pesisir yang didominasi area pantai dan lahan berpasir. Selain itu, budidaya tanaman semangka yang dilakukan petani pada wilayah ini telah mencapai 10 tahun lamanya. Kata Kunci : Semangka, Kesesuaian Lahan, Kuala Pesisir Abstract..Watermelon cultivation is one of the agricultural crop cultivations techniques in carried out on regosol. Watermelon plants cultivated required in various treatmetns, include land management, fertilizations, maintenance, pest and disease control, including harvesting techniques. To getting the best watermelon production, maximum land management are needed. In fact, the existence of survey or grouping of watermelon land is the most important things. Watermelon usually growth in lowland capacity of high. It take some sufficient nutrients such as N and K to maximize of growth. One of the watermelon land cultivation is Kuala Pesisir District. It located in Nagan Raya regency. This area is a coastal area which is dominated by coastal areas and sandy land. In addition, the cultivation of watermelons carried out by farmers in this area has reached 10 years ago.Keywords: Watermelon, Land Suitibility, Kuala Pesisir District
{"title":"Klasifikasi Kesesuaian Lahan Semangka di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya","authors":"Odi Wayuna, Yulia Dewi Fazlina, Abubakar Karim","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.22449","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.22449","url":null,"abstract":"Abstrak. Budidaya tanaman semangka merupakan salah satu teknik budidaya tanaman pertanian yang dilakukan pada lahan berpasir. Tanaman semangka yang dibudidayakan memerlukan berbagai perlakuan baik dari pengelolaan lahan, pemupukan, perawatan, pengendalian hama dan penyakit sampai pada Teknik pemanenan. Untuk menghasilkan kualitas semangka yang sesuai kriterianya, diperlukan tindakan pengelolaan lahan yang maksimal. Selain itu adanya survai atau pengelompokan lahan untuk budidaya tanaman semangka adalah salah satu proses yang tidak dapat dilupakan. Tanaman semangka biasanya hidup pada dataran rendah. Dibutuhkan beberapa unsur hara yang cukup seperti N dan K untuk memaksimalkan pertumbuhan dan produksi buah semangka. Keberadaan beberapa unsur hara ini dapat dilihat pada saat menentukan pengelompokan atau klasifikasi kesesuaian lahan tanaman semangka. Salah satu budidaya tanaman semangka yang terdapat di wilayah Aceh adalah Kecamatan Kuala Pesisir. Daerah ini merupakan wilayah pesisir yang didominasi area pantai dan lahan berpasir. Selain itu, budidaya tanaman semangka yang dilakukan petani pada wilayah ini telah mencapai 10 tahun lamanya. Kata Kunci : Semangka, Kesesuaian Lahan, Kuala Pesisir Abstract..Watermelon cultivation is one of the agricultural crop cultivations techniques in carried out on regosol. Watermelon plants cultivated required in various treatmetns, include land management, fertilizations, maintenance, pest and disease control, including harvesting techniques. To getting the best watermelon production, maximum land management are needed. In fact, the existence of survey or grouping of watermelon land is the most important things. Watermelon usually growth in lowland capacity of high. It take some sufficient nutrients such as N and K to maximize of growth. One of the watermelon land cultivation is Kuala Pesisir District. It located in Nagan Raya regency. This area is a coastal area which is dominated by coastal areas and sandy land. In addition, the cultivation of watermelons carried out by farmers in this area has reached 10 years ago.Keywords: Watermelon, Land Suitibility, Kuala Pesisir District","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90193208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22771
Maulidia Ar, Ilyas Ilyas, Yadi Jufri
Abstrak. Inceptisol merupakan tanah yang baru berkembang, memiliki tekstur yang beragam dari kasar hingga halus, tergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya (Munir,1996). Secara umum, Inceptisol memiliki kesuburan tanah yang relatif rendah, namun dapat ditingkatkan jika menggunakan upaya yang tepat dengan cara penambahan bahan organik seperti kompos trembesi dan eco farming. Sampah daun trembesi dapat terurai secara alami, namun membutuhkan waktu yang lama, untuk mempercepat proses dekomposisi maka dapat ditambahkan eco farming sebagai bioaktivator. Eco farming mengandung unsur hara lengkap dan bakteri positif yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, seperti tanaman jagung. Produksi rata-rata jagung saat ini masih tergolong rendah sehingga pemenuhan kebutuhan jagung terus meningkat. Sehingga perlu dilakukan percobaan pemberian pupuk kompos trembesi dan pupuk hayati untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos trembesi dan pupuk hayati terhadap sifat kimia tanah Inceptisol serta pertumbuhan jagung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuannya yaitu (K0):kontrol, (K1):Kompos trembesi 0,5 t ha-1 + eco farming 250 ml polybag-1, (K2):Kompos trembesi 1 t ha-1 + eco farming 250 ml polybag-1, (K3):Kompos trembesi 1,5 t ha-1 + eco farming 250 ml polybag-1, (K4):Kompos trembesi 10 t ha-1, (K5):Kompos trembesi 20 t ha-1, dan (K6):Kompos trembesi 30 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap pH tanah namun berpengaruh tidak nyata terhadap sifat kimia tanah lain yang dicoba dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 15 HST dan 30 HST namun berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Effect of Trembesi Compost on Changes in Chemical Properties of Inceptisol Soil and Corn Plant Growth (zea mays)Abstarct. Inceptisols are newly developed soils, have textures that vary from coarse to fine, depending on the level of weathering of the parent material (Munir, 1996). In general, Inceptisols have relatively low soil fertility, but can be increased if using the right efforts by adding organic matter such as trembesi compost and eco farming. Trembesi leaf waste can decompose naturally, but it takes a long time, to speed up the decomposition process, eco farming can be added as a bioactivator. Eco farming contains complete nutrients and positive bacteria that can increase soil fertility and plant growth, such as corn. The average production of corn is still relatively low so that the fulfillment of corn needs continues to increase. So it is necessary to experiment with the application of trembesi compost and biological fertilizers to determine the effect of giving trembesi compost and biological fertilizers on the chemical properties of Inceptisol soil and the growth of maize. This study used a non-factorial randomized block design (RAK), consisting of 7 treatments and 3 replications. The treat
抽象。乱伦是一种新生长的土壤,其质地从粗糙到细不等,这取决于宿主材料(Munir,1996)的风化程度。一般来说,Inceptisol土壤肥沃程度相对较低,但如果使用适当的努力,通过增加有机材料,如铁屑堆肥和生态农场,可以得到改善。废铁叶可以自然分解,但要加速分解需要很长时间,这样就可以加入生态farming作为生物转化器。生态养殖场含有完整的养分和正菌,可以促进土壤肥力和玉米等植物的生长。目前玉米的平均产量仍处于低水平,以满足玉米需求的增长。所以需要做实验生物堆肥trembesi和肥料,给生物堆肥trembesi和肥料的礼物知道影响土壤化学性质Inceptisol和玉米的生长。该研究采用了由7种治疗方法和3种重复组成的非伪群体设计(书架)。至于他(K0)控制,(K1):堆肥trembesi 0.5 t + ha-1生态养殖场250 ml polybag-1 trembesi堆肥,(K2): 1 t ha-1 +生态养殖场250 ml polybag-1, trembesi堆肥(K3): 1.5 t + ha-1生态养殖场250 ml polybag-1, t (f4):堆肥trembesi 10 ha-1, t (K5):堆肥trembesi 20 ha-1, (f6): trembesi 30 t ha-1堆肥。研究结果表明,有机物质礼物真实土壤pH的影响却不影响对其他有影响力的尝试和土壤化学性质对高15 HST和植物构成迫在眉睫的对树干直径30 HST但不真实的影响。化工土壤和玉米植物生长的化学性质变化的影响是无效的。石油泄漏是最近才开发出来的,其价格是从成本到fine的价格,取决于其parir的预测水平(Munir, 1996)。一般来说,乱伦关系低,但如果使用一种叫做地震compost和生态农场的有机物质的适当作用,就会增加。颤抖的叶子的浪费可以定义自然,但要加快这个分解过程需要很长时间,生态farming可以作为一个生物挖掘机加以补充。生态污染接触完整的营养和试剂可以增加土壤肥力和植物生长,因此就像玉米一样。普通玉米的生产仍然很低,所以玉米的产量需要不断增加。因此,有必要试验地震对抗性和生物活性的应用,以确定对受污染的化学性质的铁对抗性和生物活性的影响。这个研究使用了一个非事实设计块,包含7种treatments和3种复制品。《treatments英亩(K0):控制,(K1): Trembesi compost 0.5 t + ha-1生态养殖场250 ml polybag-1, (K2): Trembesi compost 1 t ha-1 +生态养殖场250 ml polybag-1, (K3): Trembesi compost 1.5 t ha-1 K4 +生态养殖场250 ml polybag-1, (): compost Trembesi 10 t ha-1, (K5): compost Trembesi 20 t ha-1,和(f6): compost Trembesi 30 t ha-1。再生结果表明,有机物质的应用在其pH值上有严重的影响,但在其上没有对其他soil性质的化学性质有重要影响
{"title":"Pengaruh Pemberian Kompos Trembesi terhadap Perubahan Sifat Kimia Tanah Inceptisol dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays)","authors":"Maulidia Ar, Ilyas Ilyas, Yadi Jufri","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.22771","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.22771","url":null,"abstract":"Abstrak. Inceptisol merupakan tanah yang baru berkembang, memiliki tekstur yang beragam dari kasar hingga halus, tergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya (Munir,1996). Secara umum, Inceptisol memiliki kesuburan tanah yang relatif rendah, namun dapat ditingkatkan jika menggunakan upaya yang tepat dengan cara penambahan bahan organik seperti kompos trembesi dan eco farming. Sampah daun trembesi dapat terurai secara alami, namun membutuhkan waktu yang lama, untuk mempercepat proses dekomposisi maka dapat ditambahkan eco farming sebagai bioaktivator. Eco farming mengandung unsur hara lengkap dan bakteri positif yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, seperti tanaman jagung. Produksi rata-rata jagung saat ini masih tergolong rendah sehingga pemenuhan kebutuhan jagung terus meningkat. Sehingga perlu dilakukan percobaan pemberian pupuk kompos trembesi dan pupuk hayati untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos trembesi dan pupuk hayati terhadap sifat kimia tanah Inceptisol serta pertumbuhan jagung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuannya yaitu (K0):kontrol, (K1):Kompos trembesi 0,5 t ha-1 + eco farming 250 ml polybag-1, (K2):Kompos trembesi 1 t ha-1 + eco farming 250 ml polybag-1, (K3):Kompos trembesi 1,5 t ha-1 + eco farming 250 ml polybag-1, (K4):Kompos trembesi 10 t ha-1, (K5):Kompos trembesi 20 t ha-1, dan (K6):Kompos trembesi 30 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap pH tanah namun berpengaruh tidak nyata terhadap sifat kimia tanah lain yang dicoba dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 15 HST dan 30 HST namun berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Effect of Trembesi Compost on Changes in Chemical Properties of Inceptisol Soil and Corn Plant Growth (zea mays)Abstarct. Inceptisols are newly developed soils, have textures that vary from coarse to fine, depending on the level of weathering of the parent material (Munir, 1996). In general, Inceptisols have relatively low soil fertility, but can be increased if using the right efforts by adding organic matter such as trembesi compost and eco farming. Trembesi leaf waste can decompose naturally, but it takes a long time, to speed up the decomposition process, eco farming can be added as a bioactivator. Eco farming contains complete nutrients and positive bacteria that can increase soil fertility and plant growth, such as corn. The average production of corn is still relatively low so that the fulfillment of corn needs continues to increase. So it is necessary to experiment with the application of trembesi compost and biological fertilizers to determine the effect of giving trembesi compost and biological fertilizers on the chemical properties of Inceptisol soil and the growth of maize. This study used a non-factorial randomized block design (RAK), consisting of 7 treatments and 3 replications. The treat","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"146 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90502802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22286
Al Mukhsinin Alisyahbana
Abstrak. Salah satu pemanfaatan kulit kerbau yaitu dapat diolah menjadi bahan pangan, misalnya dijadikan kerupuk kulit. Kerupuk kulit kerbau adalah produk makanan ringan yang dibuat dari kulit kerbau melalui tahap proses perendaman dalam larutan kapur, pembuangan bulu, perebusan, pengeringan, dan perendaman dengan bumbu untuk kerupuk kulit mentah atau dilanjutkan penggorengan untuk kerupuk kulit siap dikonsumsi. Salah satu usaha untuk menciptakan kualitas kerupuk dengan kualitas yang baik, melalui perendaman menggunakan santan. Santan memiliki rasa lemak yang dapat digunakan sebagai penyedap rasa. Santan kelapa mengandung tiga nutrisi utama, yaitu lemak sebesar 33,80%, protein sebesar 6,10%, serta karbohidrat sebesar 5,60%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman dengan santan pada persentase yang berbeda terhadap kualitas dan uji organoleptik kerupuk kulit kerbau.Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pengolahan daging Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 (empat) perlakuan yaitu P0 : Santan (0%) P1 : Santan (5%) P2 : Santan (10%) P3 : Santan (15%), setiap perlakuan diulangi sebanyak 4 pengulangan sehingga didapat 16 unit percobaan. Parameter yang diukur adalah kadar protein, kadar lemak, kadar air, oraganoleptik (warna, rasa, takstur, aroma). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance), jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji Lanjut Berganda Duncan.Berdasarkan hasil penelitian bahwa perendaman dengan santan pada kerupuk kulit kerbau berpengaruh nyata (P0,05) terhadap kadar protein, serta berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap kadar lemak dan kadar air. Perendaman dengan santan pada kerupuk kulit kerbau tidak berpengaruh terhadap oraganoleptik (warna, rasa, aroma dan tekstur). Dapat disimpulkan bahwa perendaman menggunakan santan dengan persentasi yang berbeda selama 2 jam menyebabkan perbedaan kandungan protein, lemak, kadar air pada kerupuk kulit kerbau. Sedangkan pada aroma, tekstur, rasa dan warna pada kerupuk kulit kerbau tidak berpengaruh.
{"title":"Pengaruh perendaman dengan santan terhadap kualitas dan uji organoleptik kerupuk kulit kerbau","authors":"Al Mukhsinin Alisyahbana","doi":"10.17969/jimfp.v7i4.22286","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i4.22286","url":null,"abstract":"Abstrak. Salah satu pemanfaatan kulit kerbau yaitu dapat diolah menjadi bahan pangan, misalnya dijadikan kerupuk kulit. Kerupuk kulit kerbau adalah produk makanan ringan yang dibuat dari kulit kerbau melalui tahap proses perendaman dalam larutan kapur, pembuangan bulu, perebusan, pengeringan, dan perendaman dengan bumbu untuk kerupuk kulit mentah atau dilanjutkan penggorengan untuk kerupuk kulit siap dikonsumsi. Salah satu usaha untuk menciptakan kualitas kerupuk dengan kualitas yang baik, melalui perendaman menggunakan santan. Santan memiliki rasa lemak yang dapat digunakan sebagai penyedap rasa. Santan kelapa mengandung tiga nutrisi utama, yaitu lemak sebesar 33,80%, protein sebesar 6,10%, serta karbohidrat sebesar 5,60%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman dengan santan pada persentase yang berbeda terhadap kualitas dan uji organoleptik kerupuk kulit kerbau.Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pengolahan daging Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 (empat) perlakuan yaitu P0 : Santan (0%) P1 : Santan (5%) P2 : Santan (10%) P3 : Santan (15%), setiap perlakuan diulangi sebanyak 4 pengulangan sehingga didapat 16 unit percobaan. Parameter yang diukur adalah kadar protein, kadar lemak, kadar air, oraganoleptik (warna, rasa, takstur, aroma). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance), jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji Lanjut Berganda Duncan.Berdasarkan hasil penelitian bahwa perendaman dengan santan pada kerupuk kulit kerbau berpengaruh nyata (P0,05) terhadap kadar protein, serta berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap kadar lemak dan kadar air. Perendaman dengan santan pada kerupuk kulit kerbau tidak berpengaruh terhadap oraganoleptik (warna, rasa, aroma dan tekstur). Dapat disimpulkan bahwa perendaman menggunakan santan dengan persentasi yang berbeda selama 2 jam menyebabkan perbedaan kandungan protein, lemak, kadar air pada kerupuk kulit kerbau. Sedangkan pada aroma, tekstur, rasa dan warna pada kerupuk kulit kerbau tidak berpengaruh.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87346133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-20DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22002
Nasfir Wahdi
Abstrak. Sosis adalah suatu produk makanan yang dibuat dari daging yang sudah digiling dan dihaluskan, ditambahkan dengan bumbu-bumbu, dan dimasukkan ke dalam selongsong (casing) untuk diolah lebih lanjut. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Berbagai bahan tambahan dapat digunakan dalam proses pembuatan sosis untuk dapat meningkatkan kualitas dan cita rasa. Salah satu bahan tambahan yang di maksud adalah kecombrang untuk meningkatkan nilai nutrisi dan keberagaman produk olahan daging khususnya sosis. Kecombrang (Etlingera elatior) mengandung protein (12,6%), lemak (18,2%), serat (17,6%), kadar asam lemak tak jenuh yang tinggi (palmitoleic acid) 16,4%, protein dan lisin (7,9 mg/100 mg protein) serta mineral penting seperti K (1589 mg/100 g), Ca (775 mg/100g). Penelitian tentang kecombrang masih sangat sedikit, karena terbukti studi literature masih sangat terbatas. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penggunaan ekstrak kecombrang dalam pembuatan sosis. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh penggunaan ekstrak kecombrang terhadap daya ikat air dan kadar lemak sosis daging sapi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pengolahan Daging untuk proses pembuatan sosis. Uji lemak dan pengujian Daya Ikat Air dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan (level ekstrak kecombrang) yaitu P0 (0%), P1 (5%), P2 (10%), P3 (15%) dan diulang 5 kali sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan penggunaan ekstrak kecombrang 5%, 10% dan 15% berpengaruh nyata (P0.05) terhadap kadar lemak dan daya ikat air sosis daging sapi. Dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecombrang dapat meningkatkan komposisi kadar lemak dan daya ikat air sosis daging sapiKata kunci : Sosis Daging Sapi, Ekstrak Kecombrang, Kadar Lemak, Daya Ikat Air.
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK KECOMBRANG (Etlingera elatior) TERHADAP DAYA IKAT AIR (DIA) DAN LEMAK PADA SOSIS DAGING SAPI","authors":"Nasfir Wahdi","doi":"10.17969/jimfp.v7i4.22002","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i4.22002","url":null,"abstract":"Abstrak. Sosis adalah suatu produk makanan yang dibuat dari daging yang sudah digiling dan dihaluskan, ditambahkan dengan bumbu-bumbu, dan dimasukkan ke dalam selongsong (casing) untuk diolah lebih lanjut. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Berbagai bahan tambahan dapat digunakan dalam proses pembuatan sosis untuk dapat meningkatkan kualitas dan cita rasa. Salah satu bahan tambahan yang di maksud adalah kecombrang untuk meningkatkan nilai nutrisi dan keberagaman produk olahan daging khususnya sosis. Kecombrang (Etlingera elatior) mengandung protein (12,6%), lemak (18,2%), serat (17,6%), kadar asam lemak tak jenuh yang tinggi (palmitoleic acid) 16,4%, protein dan lisin (7,9 mg/100 mg protein) serta mineral penting seperti K (1589 mg/100 g), Ca (775 mg/100g). Penelitian tentang kecombrang masih sangat sedikit, karena terbukti studi literature masih sangat terbatas. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penggunaan ekstrak kecombrang dalam pembuatan sosis. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh penggunaan ekstrak kecombrang terhadap daya ikat air dan kadar lemak sosis daging sapi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pengolahan Daging untuk proses pembuatan sosis. Uji lemak dan pengujian Daya Ikat Air dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan (level ekstrak kecombrang) yaitu P0 (0%), P1 (5%), P2 (10%), P3 (15%) dan diulang 5 kali sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan penggunaan ekstrak kecombrang 5%, 10% dan 15% berpengaruh nyata (P0.05) terhadap kadar lemak dan daya ikat air sosis daging sapi. Dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecombrang dapat meningkatkan komposisi kadar lemak dan daya ikat air sosis daging sapiKata kunci : Sosis Daging Sapi, Ekstrak Kecombrang, Kadar Lemak, Daya Ikat Air.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85037941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-19DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.21624
Hadi Yafie Anggara
Abstrak. . Cuka aren (Arenga pinnata) yang memiliki sifat asam dapat merenggangkan pori-pori kulit, tujuan dari perendaman dengan asam cuka adalah agar kerupuk saat di goreng dapat mengambang secara optimal hingga memberikan kerenyahan pada kerupuk kulit. Kulit merupakan salah satu hasil samping dari pemotongan hewan ternak yang belum optimal valorisasinya, karena kulit sapi masih banyak dibuang di masyarakat pedesaan, termasuk kulit sapi, kerbau, kambing, itik dan ayam. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah melalui pengawetan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga kulit menjadi bahan yang berkualitas tinggi. Karena penggunaan cuka aren juga masih sangat kurang digunakan dalam hal perendaman kulit. Secara ilmiah, asam memiliki kemampuan lebih besar melonggarkan jaringan ikat dari kulit, Sehingga proses perendaman tidak memerlukan waktu yang lama.Kata kunci : Cuka aren, Kulit sapi dan persentase cuka.
{"title":"PENGARUH PERENDAMAN KULIT DENGAN CUKA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP KUALITAS KERUPUK KULIT SAPI","authors":"Hadi Yafie Anggara","doi":"10.17969/jimfp.v7i4.21624","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i4.21624","url":null,"abstract":"Abstrak. . Cuka aren (Arenga pinnata) yang memiliki sifat asam dapat merenggangkan pori-pori kulit, tujuan dari perendaman dengan asam cuka adalah agar kerupuk saat di goreng dapat mengambang secara optimal hingga memberikan kerenyahan pada kerupuk kulit. Kulit merupakan salah satu hasil samping dari pemotongan hewan ternak yang belum optimal valorisasinya, karena kulit sapi masih banyak dibuang di masyarakat pedesaan, termasuk kulit sapi, kerbau, kambing, itik dan ayam. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah melalui pengawetan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga kulit menjadi bahan yang berkualitas tinggi. Karena penggunaan cuka aren juga masih sangat kurang digunakan dalam hal perendaman kulit. Secara ilmiah, asam memiliki kemampuan lebih besar melonggarkan jaringan ikat dari kulit, Sehingga proses perendaman tidak memerlukan waktu yang lama.Kata kunci : Cuka aren, Kulit sapi dan persentase cuka.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"249 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83493925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-02DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.21969
Muhammad Hajarul Aswad
This study aims to determine the relationship between income, price perception, product quality and service on consumer purchasing decisions of beverages in Banda Aceh. This study uses a survey method. The sampling technique used is accidental sampling with a sample of 100 people. Data collection techniques using a questionnaire. The data analysis technique used chi-square analysis. The results showed that income, product quality and service had a relationship with consumer purchasing decisions for beverages, while price perceptions had no relationship with consumer buying decisions for beverages. This is because income, product and service quality have χ2 count χ2 table and significant at 0.00 0.05 (significant effect) while price perception has χ2 count χ2 table and significant at 0.055 0.05 (no effect and not significant).
{"title":"Relationships Analysis of Revenue, Price Perceptions, Product Quality and Services to Consumer Purchasing Decisions Beverages in Banda Aceh","authors":"Muhammad Hajarul Aswad","doi":"10.17969/jimfp.v7i4.21969","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i4.21969","url":null,"abstract":"This study aims to determine the relationship between income, price perception, product quality and service on consumer purchasing decisions of beverages in Banda Aceh. This study uses a survey method. The sampling technique used is accidental sampling with a sample of 100 people. Data collection techniques using a questionnaire. The data analysis technique used chi-square analysis. The results showed that income, product quality and service had a relationship with consumer purchasing decisions for beverages, while price perceptions had no relationship with consumer buying decisions for beverages. This is because income, product and service quality have χ2 count χ2 table and significant at 0.00 0.05 (significant effect) while price perception has χ2 count χ2 table and significant at 0.055 0.05 (no effect and not significant).","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"250 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72723461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}