Pub Date : 2023-02-20DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23243
Zarwa Ulfa, Yusya' Abubakar, Fahrizal Fahrizal
Flat bread di Indonesia yang dikenal sebagai roti canai dipengaruhi oleh masakan India. Banyak restoran Indonesia khususnya di Aceh dan Sumatera Barat menyajikan roti ini. Pengolahan gandum menjadi roti merupakan salah satu kegunaannya. Penelitian ini bermaksud untuk melihat tingkat kesukaan pelanggan terhadap roti canai dengan rasa (garnish) yang berbeda. Dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian, penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Preferensi konsumen uji hedonis merupakan parameter yang harus diperhatikan. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk mengetahui panjang pendeknya selang waktu pada alat ukur. Hal ini memastikan bahwa alat ukur akan menghasilkan data kuantitatif ketika digunakan dalam pengukuran. Angka dapat digunakan untuk menyatakan variabel yang dapat diukur dengan instrumen tertentu, sehingga lebih akurat, efektif, dan komunikatif. Uji hedonik memiliki skala sangat suka, suka, agak suka, netral, dan tidak suka akan digunakan dalam penelitian ini. Jenis topping roti canai menjadi faktor pengujian dalam penelitian ini. Topping gula, toping coklat, toping keju, dan toping keju coklat adalah beberapa toping yang bisa ditambahkan pada roti canai. Uji hedonik yang bertujuan untuk mengukur pengakuan pembeli terhadap suatu barang yang melibatkan kemampuan manusia sebagai alat fundamentalnya. Hasil uji sensori yang telah di lakukan menunjukkan bahwa panelis menyukai warna dari topping gula dengan nilai 4,04. Sedangkan topping coklat sebesar 3,80, topping keju sebesar 3,64, topping coklat keju sebesar 3,74. Tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur roti canai berkisaran 3 (netral) sampai dengan 4 (suka). Nilai uji sensori aroma berkisar antara 3,6 sampai dengan 4(suka). uji sensori rasa berkisar antara 3,8 sampai dengan 4 (suka), dengan rata rata nilai 4 (suka). Dari beberapa varian rasa yang di uji, topping gula menjadi topping yang di sukai para panelis dengan rata rata 4.0 (suka) kemudian disusul dengan topping coklat dengan rata rata 3,8 (suka), kemudian tooping coklat keju dengan rata rata 3,7 (suka) dan yang terakhir dengan topping keju 3.6 (suka).
{"title":"UJI TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP ROTI CANAI DENGAN BEBERAPA VARIAN TOPPING","authors":"Zarwa Ulfa, Yusya' Abubakar, Fahrizal Fahrizal","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23243","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23243","url":null,"abstract":"Flat bread di Indonesia yang dikenal sebagai roti canai dipengaruhi oleh masakan India. Banyak restoran Indonesia khususnya di Aceh dan Sumatera Barat menyajikan roti ini. Pengolahan gandum menjadi roti merupakan salah satu kegunaannya. Penelitian ini bermaksud untuk melihat tingkat kesukaan pelanggan terhadap roti canai dengan rasa (garnish) yang berbeda. Dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian, penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Preferensi konsumen uji hedonis merupakan parameter yang harus diperhatikan. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk mengetahui panjang pendeknya selang waktu pada alat ukur. Hal ini memastikan bahwa alat ukur akan menghasilkan data kuantitatif ketika digunakan dalam pengukuran. Angka dapat digunakan untuk menyatakan variabel yang dapat diukur dengan instrumen tertentu, sehingga lebih akurat, efektif, dan komunikatif. Uji hedonik memiliki skala sangat suka, suka, agak suka, netral, dan tidak suka akan digunakan dalam penelitian ini. Jenis topping roti canai menjadi faktor pengujian dalam penelitian ini. Topping gula, toping coklat, toping keju, dan toping keju coklat adalah beberapa toping yang bisa ditambahkan pada roti canai. Uji hedonik yang bertujuan untuk mengukur pengakuan pembeli terhadap suatu barang yang melibatkan kemampuan manusia sebagai alat fundamentalnya. Hasil uji sensori yang telah di lakukan menunjukkan bahwa panelis menyukai warna dari topping gula dengan nilai 4,04. Sedangkan topping coklat sebesar 3,80, topping keju sebesar 3,64, topping coklat keju sebesar 3,74. Tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur roti canai berkisaran 3 (netral) sampai dengan 4 (suka). Nilai uji sensori aroma berkisar antara 3,6 sampai dengan 4(suka). uji sensori rasa berkisar antara 3,8 sampai dengan 4 (suka), dengan rata rata nilai 4 (suka). Dari beberapa varian rasa yang di uji, topping gula menjadi topping yang di sukai para panelis dengan rata rata 4.0 (suka) kemudian disusul dengan topping coklat dengan rata rata 3,8 (suka), kemudian tooping coklat keju dengan rata rata 3,7 (suka) dan yang terakhir dengan topping keju 3.6 (suka).","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"05 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86128816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-20DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23154
Santi Noviasari, Yefa Hafiza Rahma, Cut Nilda, Novi Safriani
Sukun termasuk buah fungsional yang belum dimanfaatkan secara optimal dan memiliki beragam manfaat kesehatan seperti dapat membantu sistem pencernaan, memperkuat tulang dan gigi, serta menghilangkan tumor. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sukun yang merupakan salah satu buah fungsional dapat dijadikan komoditi potensial sebagai alternatif ingredient pangan. Pengolahan sukun menjadi tepung atau pati menjadi alternatif yang sangat baik untuk mengatasi masa simpan sukun pada suhu ruang yang singkat. Produk olahan sukun seperti gorengan, keripik, brownies, teh, tapai dan getuk memiliki rasa yang nikmat serta kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
{"title":"PELUANG DAN POTENSI SUKUN (Artocarpus altilis) SEBAGAI INGREDIENT PANGAN","authors":"Santi Noviasari, Yefa Hafiza Rahma, Cut Nilda, Novi Safriani","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23154","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23154","url":null,"abstract":"Sukun termasuk buah fungsional yang belum dimanfaatkan secara optimal dan memiliki beragam manfaat kesehatan seperti dapat membantu sistem pencernaan, memperkuat tulang dan gigi, serta menghilangkan tumor. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sukun yang merupakan salah satu buah fungsional dapat dijadikan komoditi potensial sebagai alternatif ingredient pangan. Pengolahan sukun menjadi tepung atau pati menjadi alternatif yang sangat baik untuk mengatasi masa simpan sukun pada suhu ruang yang singkat. Produk olahan sukun seperti gorengan, keripik, brownies, teh, tapai dan getuk memiliki rasa yang nikmat serta kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85907499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23355
Fachrur Rozi Pasi, Helmi Helmi, Muyassir Muyassir
Abstrak. Kopi Arabika Gayo cukup terkenal di Indonesia, karena memiliki cita rasa yang khas dan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesuburan tanah berdasarkan ketinggian dan kelerengan lahan yang ditanami kopi Arabika di Kabupaten Aceh Tengah. Metode yang digunakan yaitu survai yang diikuti dengan observasi lapangan. Parameter tanah yang di analisis yaitu ; C organik, P₂O₅ total, K₂O total, KTK dan KB. Penentuan status kesuburan berpedoman pada Pusat Penelitian Tanah PPT, Bogor (1995). Sampel tanah dianalisis di Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan status kesuburan tanah berdasarkan ketinggian dan kelerengan lahan yang ditanami Kopi Arabika di Kabupaten Aceh tengah yaitu rendah sampai tinggi. Kesuburan tanah yang menjadi kendala status kesuburan tanah Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa yang rendah.Soil Fertility Status Based on Level and Slope in Arabica Coffee Plantations in Central Aceh DistrictAbstract. Gayo Arabica Coffee is quite well-known in Indonesia, because it has a distinctive taste and is one of the leading export commodities. This study aims to determine the status of soil fertility based on the height and slope of the land planted with Arabica coffee in Central Aceh District. The method used is a survey followed by field observations. The soil parameters analyzed namely; organic C, total P₂O₅, total K₂O, CEC and KB. Determination of fertility status is guided by the PPT Center for Soil Research, Bogor (1995). Soil samples were analyzed at the Soil and Plant Research Laboratory, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Banda Aceh. The results showed that the status of soil fertility based on the height and slope of the land planted with Arabica coffee in Central Aceh district was low to high. Soil fertility is an obstacle to soil fertility status. Low Cation Exchange Capacity and Base Saturation
{"title":"Status Kesuburan Tanah Berdasarkan Ketinggian dan Kelerengan lahan Pada Perkebunan Kopi Arabika di Kabupaten Aceh Tengah","authors":"Fachrur Rozi Pasi, Helmi Helmi, Muyassir Muyassir","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23355","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23355","url":null,"abstract":"Abstrak. Kopi Arabika Gayo cukup terkenal di Indonesia, karena memiliki cita rasa yang khas dan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesuburan tanah berdasarkan ketinggian dan kelerengan lahan yang ditanami kopi Arabika di Kabupaten Aceh Tengah. Metode yang digunakan yaitu survai yang diikuti dengan observasi lapangan. Parameter tanah yang di analisis yaitu ; C organik, P₂O₅ total, K₂O total, KTK dan KB. Penentuan status kesuburan berpedoman pada Pusat Penelitian Tanah PPT, Bogor (1995). Sampel tanah dianalisis di Laboratorium Penelitian Tanah dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan status kesuburan tanah berdasarkan ketinggian dan kelerengan lahan yang ditanami Kopi Arabika di Kabupaten Aceh tengah yaitu rendah sampai tinggi. Kesuburan tanah yang menjadi kendala status kesuburan tanah Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa yang rendah.Soil Fertility Status Based on Level and Slope in Arabica Coffee Plantations in Central Aceh DistrictAbstract. Gayo Arabica Coffee is quite well-known in Indonesia, because it has a distinctive taste and is one of the leading export commodities. This study aims to determine the status of soil fertility based on the height and slope of the land planted with Arabica coffee in Central Aceh District. The method used is a survey followed by field observations. The soil parameters analyzed namely; organic C, total P₂O₅, total K₂O, CEC and KB. Determination of fertility status is guided by the PPT Center for Soil Research, Bogor (1995). Soil samples were analyzed at the Soil and Plant Research Laboratory, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University, Banda Aceh. The results showed that the status of soil fertility based on the height and slope of the land planted with Arabica coffee in Central Aceh district was low to high. Soil fertility is an obstacle to soil fertility status. Low Cation Exchange Capacity and Base Saturation","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79942662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23086
Sarah Nadia, Fikrinda Fikrinda, Yadi Jufri
Abstrak. Inceptisol merupakan salah satu ordo tanah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, namun Inceptisol memiliki kendala rendahnya ketersediaan hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan Microbacter Alfaafa - 11 terhadap perubahan sifat kimia Inceptisol dan respon kedelai Varietas Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill). Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan susunan perlakuannya yaitu kontrol, pupuk kandang sapi 10 t ha-1, pupuk kandang sapi 20 t ha-1, pupuk kandang sapi 30 t ha-1, pupuk kandang sapi 10 t ha-1 + MA-11 satu kali aplikasi, pupuk kandang sapi 20 t ha-1 + MA-11 satu kali aplikasi, pupuk kandang sapi 10 t ha-1 + MA-11 dua kali aplikasi, dan pupuk kandang sapi 20 t ha-1 + MA-11 dua kali aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi dan Microbacter Alfaafa - 11 berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH dan C-organik, tinggi tanaman umur 15 dan 30 hari setelah tanam (HST), persentase polong berisi dan polong hampa, namun berpengaruh tidak nyata terhadap N-total, P-tersedia, dan K-dd tanah, tinggi tanaman 45 HST, dan jumlah cabang. Ameliorasi pupuk kandang sapi 20 t ha-1 dengan dua kali aplikasi MA-11 memberikan pengaruh terbaik terhadap perubahan sifat kimia Inceptisol dan respon kedelai Varietas Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill) akibat kombinasi pupuk organik dan pupuk hayati.Changes in Chemical Properties of Inceptisol and Response of Soybean Varieties Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill) Due to Combination of Organic and Biological FertilizersAbstract. Inceptisol are one of the soil orders that have the potential to be developed as agricultural land, but Inceptisol have problems with low nutrient availability. This study aims to determine the effect of cow manure and Microbacter Alfaafa - 11 on changes in the chemical properties of Inceptisol and the response of Soybean Varieties Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill). This study used a randomized block design (RBD) method with the composition of the treatments, namely control, 10 t ha-1 cow manure, 20 t ha-1 cow manure, 30 t ha-1 cow manure, 10 t ha-1 cow manure + one application of MA-11, cow manure 20 t ha-1 + one application of MA-11, cow manure 10 t ha-1 + two applications of MA-11, and cow manure 20 t ha-1 + two applications of MA-11. The results showed that cow manure and Microbacter Alfaafa - 11 had a very significant effect on increasing pH and C-organic, plant height at 15 and 30 days after planting (DAP), percentage of filled and empty pods, but had no significant effect on N-total, available-P, and K-dd of soil, plant height 45 DAP, and number of branches. Amelioration of 20 t ha-1 cow manure with two applications of MA-11 had the best effect on changes in the chemical properties of Inceptisol and the response of soybeans of the Anjasmoro Varieties (Glycine max (L.) Merrill) due to a combination of organic and biological fertilizers.
抽象。incesol是农业发展中可能的土地规划之一,但incesol对养分的可用性存在严重限制。这项研究的目的是研究牛油肥和噬菌体- 11对抗肽化学性质的变化和抗疟大豆品种的反应的影响。美林)。这项研究使用随机设计方法和错综复杂的方式就是控制小组(架子),粪肥10 t ha-1,粪肥牛20 t ha-1,粪肥30 t ha-1,粪肥牛10 + t ha-1 MA-11一次申请,粪肥牛20 + t ha-1 MA-11一次申请,粪肥牛10 t + ha-1 MA-11两次申请,和牛的粪肥20 + t ha-1 MA-11两次应用。研究结果表明,牛和粪肥Microbacter Alfaafa - 11对高pH值和C-organik,增长的非常真实的影响植物生长15岁和30天后(HST),包含和豌豆荚空虚的百分比,但不影响对N-total构成迫在眉睫,P-tersedia K-dd土壤、植物高45 HST和分支的数量。围栏施肥:20 t -1,应用了两倍的MA-11,对多肽化学性质的改变和抗疟大豆品种的反应(max Glycine (L)有最佳效果。有机肥料和生物肥料的结合。化学特性的变化,大豆品种的变化和反应。融合有机和生物活性。横向是有可能使农业用地扩张的土壤之一,但横向土壤有低营养性的问题。这项研究是为了确定在化学作用下的牛的生产和微量杆菌的影响- 11在放射性特性的变化和抗疟变量的反应。美林)。这个研究过去a randomized区块设计(RBD)控制方法与《treatments composition, namely, 10 t ha-1牛manure 20 t ha-1牛manure, 30 t ha-1牛manure 10 + t ha-1牛manure一号MA-11的应用程序,牛manure 20 + t ha-1一号MA-11的应用程序,二牛manure 10 t + ha-1 applications of MA-11, and牛manure applications of MA-11乘坐20 + t ha-1二号。The results那里那牛manure和Microbacter Alfaafa pH - 11有一个非常浓厚,效应在increasing C-organic,普兰特高地at 15和30天之后种植(DAP), percentage of充满和空舱,但有N-total上没有浓厚效应》和土地K-dd available-P,普兰特高地45 DAP,和树枝的当家。20岁的h -1的2个用途用途的2个用途在化学特性的影响和抗甲胺变量的反应中最有效。感谢有机和生物肥料的结合。
{"title":"Perubahan Sifat Kimia Inceptisol dan Respon Kedelai Varietas Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill) Akibat Kombinasi Pupuk Organik dan Pupuk Hayati","authors":"Sarah Nadia, Fikrinda Fikrinda, Yadi Jufri","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23086","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23086","url":null,"abstract":"Abstrak. Inceptisol merupakan salah satu ordo tanah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, namun Inceptisol memiliki kendala rendahnya ketersediaan hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan Microbacter Alfaafa - 11 terhadap perubahan sifat kimia Inceptisol dan respon kedelai Varietas Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill). Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan susunan perlakuannya yaitu kontrol, pupuk kandang sapi 10 t ha-1, pupuk kandang sapi 20 t ha-1, pupuk kandang sapi 30 t ha-1, pupuk kandang sapi 10 t ha-1 + MA-11 satu kali aplikasi, pupuk kandang sapi 20 t ha-1 + MA-11 satu kali aplikasi, pupuk kandang sapi 10 t ha-1 + MA-11 dua kali aplikasi, dan pupuk kandang sapi 20 t ha-1 + MA-11 dua kali aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi dan Microbacter Alfaafa - 11 berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH dan C-organik, tinggi tanaman umur 15 dan 30 hari setelah tanam (HST), persentase polong berisi dan polong hampa, namun berpengaruh tidak nyata terhadap N-total, P-tersedia, dan K-dd tanah, tinggi tanaman 45 HST, dan jumlah cabang. Ameliorasi pupuk kandang sapi 20 t ha-1 dengan dua kali aplikasi MA-11 memberikan pengaruh terbaik terhadap perubahan sifat kimia Inceptisol dan respon kedelai Varietas Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill) akibat kombinasi pupuk organik dan pupuk hayati.Changes in Chemical Properties of Inceptisol and Response of Soybean Varieties Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill) Due to Combination of Organic and Biological FertilizersAbstract. Inceptisol are one of the soil orders that have the potential to be developed as agricultural land, but Inceptisol have problems with low nutrient availability. This study aims to determine the effect of cow manure and Microbacter Alfaafa - 11 on changes in the chemical properties of Inceptisol and the response of Soybean Varieties Anjasmoro (Glycine max (L.) Merrill). This study used a randomized block design (RBD) method with the composition of the treatments, namely control, 10 t ha-1 cow manure, 20 t ha-1 cow manure, 30 t ha-1 cow manure, 10 t ha-1 cow manure + one application of MA-11, cow manure 20 t ha-1 + one application of MA-11, cow manure 10 t ha-1 + two applications of MA-11, and cow manure 20 t ha-1 + two applications of MA-11. The results showed that cow manure and Microbacter Alfaafa - 11 had a very significant effect on increasing pH and C-organic, plant height at 15 and 30 days after planting (DAP), percentage of filled and empty pods, but had no significant effect on N-total, available-P, and K-dd of soil, plant height 45 DAP, and number of branches. Amelioration of 20 t ha-1 cow manure with two applications of MA-11 had the best effect on changes in the chemical properties of Inceptisol and the response of soybeans of the Anjasmoro Varieties (Glycine max (L.) Merrill) due to a combination of organic and biological fertilizers.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"49 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82605213","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak. Pengelolaan tanah dengan pola tanam monokultur dan polikultur menghasilkan perbedaan sifat fisika pada tanah. Sifat fisika tanah yang menjadi objek penelitian ini adalah C-organik, bulk density, stabilitas agregat, laju infiltrasi tanah, dan struktur tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisika tanah pada penggunaan lahan monokultur dan polikultur di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Penentuan lokasi penelitian menggunakan SPL melalui aplikasi ArcGis dengan memasukkan peta jenis tanah, peta kelerengan, dan penggunaan lahan yang selanjutnya di overlay. Hasil evaluasi sifat fisik pada penggunaan lahan monokultur dan polikultur untuk bahan organik pada penggunaan lahan monokultur berkisar 0,37%,1,02% dan 2,12% secara rata-rata 1,17% (rendah) dibandingkan dengan penggunaan lahan polikultur bahan organik berkisar 1,74% dan 2,43% secara rata-rata 2,08% (Sedang). Bulk density pada monokultur berkisar 1,28 g.cm-3, g.cm-3dan 1,32 g.cm-3 secara rata-rata 1,29 g.cm-3 dengan kategori tinggi dibandingkan dengan polikultur berkisar 1,30 g.cm-3 dan 1,31 g.cm-3 secara rata-rata 1,30 g.cm-3 dengan kategori tinggi. Indeks stabilitas agregat tanah pada monokultur berkisar 42,55, 49,47 dan 52,52 secara rata-rata 48,18 dengan kriteria kurang mantap dibandingkan dengan polikultur berkisar 50,24 dan 51,12 secara rata-rata 50,68 dengan kriteria agak mantap. Struktur berkisar dari lemah hingga sedang. Laju infiltrasi berkisar antara 10-30 mm.jam dengan kategori lambat hingga sedang. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik tanah pada penggunaan lahan polikultur di Kecamatan Labuhanhaji lebih baik daripada penggunaan lahan monokultur hal ini disebabkan karena biomassa bahan organik pada penggunaan lahan polikultur lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan lahan monokultur.Evaluation of Soil Physical Properties in Monoculture and Polyculture Land Uses in Labuhan HajiDistrict, South Aceh RegencyAbstract. Soil management with monoculture and polyculture planting patterns produces differences in physical properties in the soil. The physical properties of the soil that are the object of this study are C-organic, bulk density, aggregate stability, soil infiltration rate, and soil structure. This study aims to evaluate the physical nature of soil in monoculture and polyculture land use in Labuhan Haji District, South Aceh Regency. This study used a descriptive survey method. Determination of research locations using SPL through the ArcGis application by including soil type maps, marble maps, and land use which are then overlayed. The results of the evaluation of physical properties on monoculture and polyculture land use for organic matter on monoculture land use ranged from 0.37.1.02% and 2.12% on average 1.17% (low) compared to the land use of organic matter polyculture ranging from 1.74% and 2.43% on average 2.08% (Medium). Bulk density in monocultures
抽象。用单一文化和多文化的土壤管理方式使土壤的物理性质发生了变化。该研究对象土壤的物理性质为c有机、球状密度、总稳定性、土壤渗透率和土壤结构提供了基础。本研究旨在评估南苏丹哈吉省单文化和多文化使用土地的物理性质。本研究采用描述性调查方法。通过ArcGis应用程序确定研究地点,包括地图类型、通联地图和随后覆盖的土地使用。单文化土地和多文化对有机材料使用的物理性质的评估结果为0.37%、1.02%和2.12%,而有机多文化土地使用约为1.74%和平均2.43%(中等)。单一文化中的球形密度约为1.28 g cm3, g.cm3和1.32 g cm3,平均为1.30 g cm3和1.31 g cm3,平均为1.30 g cm3。单文化土地的总稳定性指数为42,55、49.47和52.52,平均标准为48.18,比多菌属差标准为50.24和51.12,平均为50.68,标准相当稳定。结构从弱到中不等。混入率从10到30毫米不等,属于慢到中级不等。根据所获得的数据,可以得出结论,在港口港口地区使用多菌场土地方面,土壤的物理状况比单一文化土地使用要好,这是由于多菌场土地使用有机生物质的结果。索伊尔物理属性的评估在单一文化和多文化土地上的Uses在南亚齐复国哈布尔地区。这是一种单独的、多糖的种植模式,生产不同的物理属性。这个研究的对象是c有机物质、球形密度、aggregate稳定、soil infiltion rate和soil structure。这一研究旨在评估在南苏丹朝圣地区出售的单一文化和多态性土地的物理性质。这个研究使用了一种描述调查方法。研究地点的确定,使用SPL通过ArcGis应用程序,包括soil类型的地图、马布尔maps和使用我们当时使用的土地。物理性能评估的结果显示,单层土壤和多态性土壤使用的方法从0.37.1.02%到2.12%,平均从1.74%到2.43%不等(中等)。从1.28 g cm3, g cm3和1.32 g cm3的平均分类为1.30 g cm3和1.31 g cm3的平均分类为1.30 g cm3从42.55、49.47和52.52对平均48.18的单片夹具减少了对50.24和51.12的倾斜倾斜膜复合材料和rather稳定柜。从软弱到中间派的挣扎。从10-30毫米/h到中级类别的渗透速度较慢。根据埋藏的数据,它可以确定播种土地的物理条件比单一土地使用要好,这是因为多元土壤中有机物的生物质量比单品种陆地使用更多。
{"title":"Evaluasi Sifat Fisika Tanah pada Penggunaan Lahan Monokultur dan Polikultur di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan","authors":"Rajab Alfaredzi, Syakur Syakur, Khairullah Khairullah","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23043","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23043","url":null,"abstract":"Abstrak. Pengelolaan tanah dengan pola tanam monokultur dan polikultur menghasilkan perbedaan sifat fisika pada tanah. Sifat fisika tanah yang menjadi objek penelitian ini adalah C-organik, bulk density, stabilitas agregat, laju infiltrasi tanah, dan struktur tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisika tanah pada penggunaan lahan monokultur dan polikultur di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Penentuan lokasi penelitian menggunakan SPL melalui aplikasi ArcGis dengan memasukkan peta jenis tanah, peta kelerengan, dan penggunaan lahan yang selanjutnya di overlay. Hasil evaluasi sifat fisik pada penggunaan lahan monokultur dan polikultur untuk bahan organik pada penggunaan lahan monokultur berkisar 0,37%,1,02% dan 2,12% secara rata-rata 1,17% (rendah) dibandingkan dengan penggunaan lahan polikultur bahan organik berkisar 1,74% dan 2,43% secara rata-rata 2,08% (Sedang). Bulk density pada monokultur berkisar 1,28 g.cm-3, g.cm-3dan 1,32 g.cm-3 secara rata-rata 1,29 g.cm-3 dengan kategori tinggi dibandingkan dengan polikultur berkisar 1,30 g.cm-3 dan 1,31 g.cm-3 secara rata-rata 1,30 g.cm-3 dengan kategori tinggi. Indeks stabilitas agregat tanah pada monokultur berkisar 42,55, 49,47 dan 52,52 secara rata-rata 48,18 dengan kriteria kurang mantap dibandingkan dengan polikultur berkisar 50,24 dan 51,12 secara rata-rata 50,68 dengan kriteria agak mantap. Struktur berkisar dari lemah hingga sedang. Laju infiltrasi berkisar antara 10-30 mm.jam dengan kategori lambat hingga sedang. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik tanah pada penggunaan lahan polikultur di Kecamatan Labuhanhaji lebih baik daripada penggunaan lahan monokultur hal ini disebabkan karena biomassa bahan organik pada penggunaan lahan polikultur lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan lahan monokultur.Evaluation of Soil Physical Properties in Monoculture and Polyculture Land Uses in Labuhan HajiDistrict, South Aceh RegencyAbstract. Soil management with monoculture and polyculture planting patterns produces differences in physical properties in the soil. The physical properties of the soil that are the object of this study are C-organic, bulk density, aggregate stability, soil infiltration rate, and soil structure. This study aims to evaluate the physical nature of soil in monoculture and polyculture land use in Labuhan Haji District, South Aceh Regency. This study used a descriptive survey method. Determination of research locations using SPL through the ArcGis application by including soil type maps, marble maps, and land use which are then overlayed. The results of the evaluation of physical properties on monoculture and polyculture land use for organic matter on monoculture land use ranged from 0.37.1.02% and 2.12% on average 1.17% (low) compared to the land use of organic matter polyculture ranging from 1.74% and 2.43% on average 2.08% (Medium). Bulk density in monocultures ","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87817260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23303
Al Viaturrahmi, Z. Zuraida, S. Sufardi
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis status hara N, P, dan K tanah dan tanaman pada areal penanaman nilam di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif melalui survei lapangan dan analisis laboratorium. Areal pengembangan dan penanaman nilam yang dikaji terdiri atas ordo tanah Inceptisols dan mempunyai kemiringan lahan 0 hingga 15% yang terbagi atas tiga satuan peta lahan (SPL1, SPL2 dan SPL3) yang total luasnya adalah 294,35 hektar. Pengambilan sampel tanah pada setiap SPL dilakukan secara komposit sejumlah 1 hingga 5 sampel pada kedalaman 0-20 cm. Sampel daun nilam diambil pada tanaman yang terdapat di SPL1 dengan luas areal 8 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa areal penanaman nilam di wilayah studi memiliki kandungan N total secara umum rendah (0.08-0.25%), P tersedia sangat rendah (0,20-1,46 mg kg-1), dan K-dapat ditukar sangat rendah hingga rendah (0.02-0.40 cmol kg-1). Kandungan hara dalam daun nilam menunjukkan bahwa nitrogen (N) dan fosfor (P) tergolong rendah atau defisien, sedangkan kalium (K) termasuk kategori kecukupan. Untuk memperbaiki kualitas tanah dan status hara pada tanaman nilam di daerah studi dibutuhkan penambahan bahan organik dan pemupukan nitrogen dan fosfor. (Diagnosis of Nutrition Status on Patchouli Planting Area (Pogostemon cablin Benth) in Lhoong Sub-district of Aceh Besar)Abstract. This study aims to diagnose the N, P, and K nutrient status of soil and plants in patchouli planting areas in Lhoong sub-district, Aceh Besar Regency. The method used in this research is a descriptive method through field survey and laboratory analysis. The patchouli development and planting area studied consists of the Inceptisols soil order and have a land slope of 0 to 15% which is divided into three land map units (SPL1, SPL2, and SPL3) with a total area of 294.35 hectares. Soil sampling at each SPL was carried out in a composite of 1 to 5 samples at a depth of 0-20 cm. Patchouli leaf samples were taken from plants in SPL 1with an area of 8 ha. The results showed that the patchouli planting area in the study area had low total N content (0.08-0.25%), very low available P (0.20-1.46 mg kg-1), and exchangeable K very low to low (0.02-0.40 cmol kg-1). Nutrient content in patchouli leaves shows that nitrogen (N) and phosphorus (P) are low or deficient, while potassium (K) is included in the sufficiency category. To improve soil quality and nutrient status in patchouli plants in the study area, it is necessary to add organic matter and fertilize nitrogen and phosphorus.
{"title":"Diagnosis Status Hara di Areal Penanaman Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar","authors":"Al Viaturrahmi, Z. Zuraida, S. Sufardi","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23303","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23303","url":null,"abstract":"Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis status hara N, P, dan K tanah dan tanaman pada areal penanaman nilam di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif melalui survei lapangan dan analisis laboratorium. Areal pengembangan dan penanaman nilam yang dikaji terdiri atas ordo tanah Inceptisols dan mempunyai kemiringan lahan 0 hingga 15% yang terbagi atas tiga satuan peta lahan (SPL1, SPL2 dan SPL3) yang total luasnya adalah 294,35 hektar. Pengambilan sampel tanah pada setiap SPL dilakukan secara komposit sejumlah 1 hingga 5 sampel pada kedalaman 0-20 cm. Sampel daun nilam diambil pada tanaman yang terdapat di SPL1 dengan luas areal 8 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa areal penanaman nilam di wilayah studi memiliki kandungan N total secara umum rendah (0.08-0.25%), P tersedia sangat rendah (0,20-1,46 mg kg-1), dan K-dapat ditukar sangat rendah hingga rendah (0.02-0.40 cmol kg-1). Kandungan hara dalam daun nilam menunjukkan bahwa nitrogen (N) dan fosfor (P) tergolong rendah atau defisien, sedangkan kalium (K) termasuk kategori kecukupan. Untuk memperbaiki kualitas tanah dan status hara pada tanaman nilam di daerah studi dibutuhkan penambahan bahan organik dan pemupukan nitrogen dan fosfor. (Diagnosis of Nutrition Status on Patchouli Planting Area (Pogostemon cablin Benth) in Lhoong Sub-district of Aceh Besar)Abstract. This study aims to diagnose the N, P, and K nutrient status of soil and plants in patchouli planting areas in Lhoong sub-district, Aceh Besar Regency. The method used in this research is a descriptive method through field survey and laboratory analysis. The patchouli development and planting area studied consists of the Inceptisols soil order and have a land slope of 0 to 15% which is divided into three land map units (SPL1, SPL2, and SPL3) with a total area of 294.35 hectares. Soil sampling at each SPL was carried out in a composite of 1 to 5 samples at a depth of 0-20 cm. Patchouli leaf samples were taken from plants in SPL 1with an area of 8 ha. The results showed that the patchouli planting area in the study area had low total N content (0.08-0.25%), very low available P (0.20-1.46 mg kg-1), and exchangeable K very low to low (0.02-0.40 cmol kg-1). Nutrient content in patchouli leaves shows that nitrogen (N) and phosphorus (P) are low or deficient, while potassium (K) is included in the sufficiency category. To improve soil quality and nutrient status in patchouli plants in the study area, it is necessary to add organic matter and fertilize nitrogen and phosphorus. ","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82080772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22147
Noni Novrianti, Yulia Dewi Fazlina, Abubakar Karim
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas lahan pertanian yang dikonversikan menjadi bukan pertanian setelah Tamiang dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tamiang serta untuk mengetahui keselarasan penggunaan lahan eksisting tahun 2020 berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012-2032. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, diawali dengan analisis (klasifikasi) penggunaan lahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis konversi lahan pertanian yang paling besar terjadi yaitu pada tahun 2007-2012 dengan luas konversi lahan mencakup 2.826,85 ha, untuk lahan bukan pertanian konversi lahan yang paling besar terjadi pada tahun 2002-2007 dengan luas konversi lahan mencakup 5.422,94 ha, berbeda dengan sebelumnya untuk lahan tidak bervegetasi konversi lahan paling besar terjadi pada tahun 2007-2012 dengan luas konversi lahan mencakup 1.432,13 ha, sedangkan pada perairan konversi lahan yang paling besar terjadi pada tahun 2007-2012 dengan luas konversi lahan mencakup 14,26 ha dari luas keseluruhan Kabupaten Aceh Tamiang. Analisis keselarasan penggunaan lahan tahun 2020 dengan Pola Ruang Kabupaten Aceh Tamiang lebih didominasi dengan penggunaan lahan yang selaras yaitu 194.011,51 ha (90,51%), tidak selaras 7.926,2 ha (3,57%) dan transisi 12.415,1 ha (5,60%) dari keseluruhan luas Kabupaten Aceh Tamiang dan termasuk kedalam kriteria sangat tinggi.Conversion Rate of Agriculture Land to Non-Agriculture Land after Tamiang became Aceh Tamiang DistrictAbstract. This study aims to determine the area of agricultural land that was converted to non-agricultural after Tamiang was divided into Aceh Tamiang Regency and to determine the alignment of existing land use in 2020 based on the Regional Spatial Plan (RTRW) of Aceh Tamiang Regency in 2012-2032. This study uses a quantitative descriptive analysis method, beginning with an analysis (classification) of land use using a Geographic Information System (GIS). Analysis of the largest agricultural land conversion occurred in 2007-2012 with a land conversion area covering 2,826.85 ha, for non-agricultural land the largest land conversion occurred in 2002-2007 with a land conversion area covering 5,422.94 ha, different Whereas previously for non-vegetated land the largest land conversion occurred in 2007-2012 with an area of land conversion covering 1,432.13 ha, while in waters the largest land conversion occurred in 2007-2012 with an area of land conversion covering 14.26 ha of total area of Aceh Tamiang Regency. The analysis of the alignment of land use in 2020 with the Spatial Pattern of Aceh Tamiang Regency is dominated by harmonious land use, namely 194,011.51 ha (90.51%), not aligned 7,926.2 ha (3.57%) and transitional 12,415.1 ha (5.60%) of the total area of Aceh Tamiang Regency and is included in the very high criteria.
抽象。这项研究的目的是确定在泰米南被会聚到亚齐三宝地区后的广大农业不是农业,并根据2012-2032年的区域规划,确定2020年现有土地使用的和谐。该研究采用一种定量描述性分析方法,从利用地理信息系统(SIG)对土地进行(分类)分析开始。转换分析农田2007-2012年即发生最大的土地包括2.826,85哈,转换为更广泛发生的土地不是最大的农业土地转换和广阔的土地转换包括5.422,94 2002-2007年哈和以前不同,土地转换为土地而不bervegetasi 2007-2012年发生了最大的土地转换包括1.432,13哈,面积而在2002 -2012年发生的最大的土地转换水域中,占地面积为1426公顷,占整个亚齐梁地区。分析了2020年达里安摄政空间模式的土地使用和谐,主要是协调的土地使用194,011.51 ha(90.51%),不协调7,926.2 ha(3.57%)和12415.1 ha(5.60%)从整个亚齐摄政的总面积来看,12415.1 ha的转变,包括高标准。经过阳光明媚的阳光明媚的日子,农业土地的再现。这项研究旨在确定在Tamiang之后被分配到亚齐的农业地区的农业区域,并确定在2020年以目前的空间计划为基础的现有土地的迁移。这一研究利用了一种量分析方法分析方法,启动了一种利用地理信息系统的机密分析。分析《最大的农业土地conversion发生在2007-2012 with a land conversion covering区域为non-agricultural 2,826。85英亩),土地最大土地conversion发生》2002-2007 with a land conversion covering区域94 5,422。哈,不同Whereas previously for non-vegetated land《2007-2012 with an最大土地conversion发生区域的土地,conversion covering 1,432。13哈,而在水域,最大的陆地conversion在2007-2012年被大片土地联合覆盖校准分析》的土地利用和空间模式》在2020年亚齐Tamiang丽晶是控制由harmonious土地利用,namely 194.011 51哈(90 51%),不是aligned 7,926 2哈(3 - 57%)和transitional 12,415之60% 1哈(5)总面积亚齐Tamiang丽晶是included in The著作百科全书》非常高criteria。
{"title":"Laju Konversi Lahan Pertanian Menjadi Bukan Pertanian Setelah Tamiang Menjadi Kabupaten Aceh Tamiang","authors":"Noni Novrianti, Yulia Dewi Fazlina, Abubakar Karim","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.22147","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.22147","url":null,"abstract":"Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas lahan pertanian yang dikonversikan menjadi bukan pertanian setelah Tamiang dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tamiang serta untuk mengetahui keselarasan penggunaan lahan eksisting tahun 2020 berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2012-2032. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, diawali dengan analisis (klasifikasi) penggunaan lahan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis konversi lahan pertanian yang paling besar terjadi yaitu pada tahun 2007-2012 dengan luas konversi lahan mencakup 2.826,85 ha, untuk lahan bukan pertanian konversi lahan yang paling besar terjadi pada tahun 2002-2007 dengan luas konversi lahan mencakup 5.422,94 ha, berbeda dengan sebelumnya untuk lahan tidak bervegetasi konversi lahan paling besar terjadi pada tahun 2007-2012 dengan luas konversi lahan mencakup 1.432,13 ha, sedangkan pada perairan konversi lahan yang paling besar terjadi pada tahun 2007-2012 dengan luas konversi lahan mencakup 14,26 ha dari luas keseluruhan Kabupaten Aceh Tamiang. Analisis keselarasan penggunaan lahan tahun 2020 dengan Pola Ruang Kabupaten Aceh Tamiang lebih didominasi dengan penggunaan lahan yang selaras yaitu 194.011,51 ha (90,51%), tidak selaras 7.926,2 ha (3,57%) dan transisi 12.415,1 ha (5,60%) dari keseluruhan luas Kabupaten Aceh Tamiang dan termasuk kedalam kriteria sangat tinggi.Conversion Rate of Agriculture Land to Non-Agriculture Land after Tamiang became Aceh Tamiang DistrictAbstract. This study aims to determine the area of agricultural land that was converted to non-agricultural after Tamiang was divided into Aceh Tamiang Regency and to determine the alignment of existing land use in 2020 based on the Regional Spatial Plan (RTRW) of Aceh Tamiang Regency in 2012-2032. This study uses a quantitative descriptive analysis method, beginning with an analysis (classification) of land use using a Geographic Information System (GIS). Analysis of the largest agricultural land conversion occurred in 2007-2012 with a land conversion area covering 2,826.85 ha, for non-agricultural land the largest land conversion occurred in 2002-2007 with a land conversion area covering 5,422.94 ha, different Whereas previously for non-vegetated land the largest land conversion occurred in 2007-2012 with an area of land conversion covering 1,432.13 ha, while in waters the largest land conversion occurred in 2007-2012 with an area of land conversion covering 14.26 ha of total area of Aceh Tamiang Regency. The analysis of the alignment of land use in 2020 with the Spatial Pattern of Aceh Tamiang Regency is dominated by harmonious land use, namely 194,011.51 ha (90.51%), not aligned 7,926.2 ha (3.57%) and transitional 12,415.1 ha (5.60%) of the total area of Aceh Tamiang Regency and is included in the very high criteria.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76970379","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.22473
Arif Aqli Hadi, Yusnizar Yusnizar, M. Khalil
Abstrak. Salah satu permasalahan dalam budidaya tanaman adalah tercucinya unsur hara seperti N baik karena disebabkan oleh siraman air hujan maupun penguapan. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan penambahan bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan kombinasi biochar sekam padi dan pupuk kotoran kambing terhadap N-total tanah dan tinggi tanaman pada 15 HST. Parameter yang diamati yaitu N-total tanah dan tinggi tanaman pada 15 HST. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode rancangan acak kelompok (RAK) pola non faktorial yang terdiri dari 10 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun dosis perlakuannya yaitu A (tanpa perlakuan), B (biochar 5 ton/ha + kotoran kambing 5 ton/ha), C ( biochar 5 ton/ha + kotoran kambing 10 ton/ha), D (biochar 5 ton/ha + kotoran kambing 15 ton/ha), E (biochar 10 ton/ha + 5 ton/ha), F (biochar 10 ton/ha + kotoran kambing 10 ton/ha), G (biochar 10 ton + kotoran kambing 15 ton/ha), H (biochar 15 ton/ha + kotoran kambing 5 ton/ha), I (biochar 15 ton/ha + kotoran kambing 10 ton/ha) dan J (biochar 15 ton/ha + kotoran kambing 15 ton/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi biochar dan kotoran kambing berpengaruh tidak nyata terhadap N-total tanah dan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada 15 HST.EFFECT OF THE COMBINATION OF BIOCHAR RICE HUSKS AND GOAT MANURE FERTILIZER ON N-TOTAL AND INPARI-36 RICE PADDY PLANT HEIGHTAbstract. One of the problems in plant cultivation is the washing of nutrients such as N both because it is caused by rainwater flushing and evaporation. The way that can be done to reduce the impact of soil degradation is by adding organic matter. This study aims to determine the effect of biochar treatment of rice husks and goat manure on N-total and plant height at 15 DAP. The parameters observed were N-total and height plant at 15 DAP. This study was carried out by a non-factorial pattern randomized group design (RAK) method consisting of 10 treatments and 3 repeats. The treatment doses are A (without treatment), B (biochar 5 tons/ha+ goat manure 5 tons/ha), C (biochar 5 tons/ha+ goat manure 10 tons/ha), D (biochar 5 tons/ha+ goat manure 15 tons/ha), E (biochar 10 tons/ha + 5 tons/ha), F (biochar 10 tons/ha + goat manure 10 tons/ha), G (biochar 10 tons/ha + goat manure 15 tons/ha), H (biochar 15 tons/ha + goat manure 5 tons/ha), I (biochar 15 tons/ha + goat manure 10 tons/ha) and J (biochar 15 tons/ha + goat manure 15 tons/ha). The results showed that the treatment of biochar and goat manure had unnoticeable effect on N-total and very noticeable effect on plant height at 15 DAP.
{"title":"Pengaruh Kombinasi Biochar Sekam Padi dan Pupuk Kotoran Kambing aterhadap N-Total Tanah dan Tinggi Tanaman Padi INPARI-36","authors":"Arif Aqli Hadi, Yusnizar Yusnizar, M. Khalil","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.22473","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.22473","url":null,"abstract":"Abstrak. Salah satu permasalahan dalam budidaya tanaman adalah tercucinya unsur hara seperti N baik karena disebabkan oleh siraman air hujan maupun penguapan. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan penambahan bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan kombinasi biochar sekam padi dan pupuk kotoran kambing terhadap N-total tanah dan tinggi tanaman pada 15 HST. Parameter yang diamati yaitu N-total tanah dan tinggi tanaman pada 15 HST. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode rancangan acak kelompok (RAK) pola non faktorial yang terdiri dari 10 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun dosis perlakuannya yaitu A (tanpa perlakuan), B (biochar 5 ton/ha + kotoran kambing 5 ton/ha), C ( biochar 5 ton/ha + kotoran kambing 10 ton/ha), D (biochar 5 ton/ha + kotoran kambing 15 ton/ha), E (biochar 10 ton/ha + 5 ton/ha), F (biochar 10 ton/ha + kotoran kambing 10 ton/ha), G (biochar 10 ton + kotoran kambing 15 ton/ha), H (biochar 15 ton/ha + kotoran kambing 5 ton/ha), I (biochar 15 ton/ha + kotoran kambing 10 ton/ha) dan J (biochar 15 ton/ha + kotoran kambing 15 ton/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi biochar dan kotoran kambing berpengaruh tidak nyata terhadap N-total tanah dan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada 15 HST.EFFECT OF THE COMBINATION OF BIOCHAR RICE HUSKS AND GOAT MANURE FERTILIZER ON N-TOTAL AND INPARI-36 RICE PADDY PLANT HEIGHTAbstract. One of the problems in plant cultivation is the washing of nutrients such as N both because it is caused by rainwater flushing and evaporation. The way that can be done to reduce the impact of soil degradation is by adding organic matter. This study aims to determine the effect of biochar treatment of rice husks and goat manure on N-total and plant height at 15 DAP. The parameters observed were N-total and height plant at 15 DAP. This study was carried out by a non-factorial pattern randomized group design (RAK) method consisting of 10 treatments and 3 repeats. The treatment doses are A (without treatment), B (biochar 5 tons/ha+ goat manure 5 tons/ha), C (biochar 5 tons/ha+ goat manure 10 tons/ha), D (biochar 5 tons/ha+ goat manure 15 tons/ha), E (biochar 10 tons/ha + 5 tons/ha), F (biochar 10 tons/ha + goat manure 10 tons/ha), G (biochar 10 tons/ha + goat manure 15 tons/ha), H (biochar 15 tons/ha + goat manure 5 tons/ha), I (biochar 15 tons/ha + goat manure 10 tons/ha) and J (biochar 15 tons/ha + goat manure 15 tons/ha). The results showed that the treatment of biochar and goat manure had unnoticeable effect on N-total and very noticeable effect on plant height at 15 DAP.","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"108 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87610385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.21746
Safriadi Safriadi, Manfarizah Manfarizah, S. Sugianto
Abstrak. Garis pantai merupakan suatu titik pertemuan antara daratan dan lautan di pantai, yang mana garis pantai tersebut mengalami pergerakan sedimen akibat dari terjangan dan hempasan gelombang laut yang mengarah ke daratan yang membentuk gelombang pecah. Perubahan garis pantai yang diakibatkan oleh abrasi dan akresi bisa dipantau dengan menggunakan metode Visual on Screen. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk memetakan perubahan garis pantai dengan metode Visual on Screen. Hasil analisis metode Visual on Screen menunjukan bahwa akresi tertinggi berada di Kecamatan Simpang Ulim sepanjang 320,53 m. Akresi yang terjadi disebabkan oleh sedimentasi Krueng Arakundo hingga munculnya tanah timbul disertai pertambahan mangrove.Kata kunci: Garis Pantai, Kabupaten Aceh Timur, Visual on Screen, Akresi.Abstract. The shoreline is a meeting point between land and sea on the coast where the shoreline experiences sediment movement due to the brunt and crash of ocean waves that lead to the land which forms breaking waves (Arief et al., 2011). Shoreline changes caused by abrasion and accretion can be monitored using the Visual on Screen method. This study aims to map changes in the shoreline using the Visual on Screen method. The Visual on Screen method analysis shows that the highest accretion is in Simpang Ulim District along 320,53 m. The sedimentation of Krueng Arakundo caused the accretion until the land appeared, accompanied by the addition of mangroves.Keywords: Shoreline, East Aceh District, Visual on Screen, Accretion
抽象。海岸线是海岸线上陆地和海洋的汇合点,这条海岸线是由喷射产生的沉淀物和导致陆地破裂的海浪的冲击而移动的。使用屏幕上的可视方法进行监控。至于这项研究的目的是用屏幕上的可视方法绘制海岸线的变化图。屏幕上的可视方法分析显示,最高的轴位于Ulim的32053年的转角。这种活动是由阿坎多克鲁的沉淀物引起的,直到出现的土地伴随着红树林的增加。关键字:海岸线是海岸上陆地和海洋之间的一个地点,那里发生了海岸线变化,导致陆地崩裂(Arief et al, 2011)。由磨损和激活引起的短线变化可以通过屏幕方法进行监测。这个研究进展到在短线上使用屏幕方法的可视变化。屏幕分析方法显示,最大的活动发生在西元32053年苏利姆地区的转角。船员的困境引起了攻击,直到被猎物的补充补充的土地消失。海岸线,亚齐地区,可视屏幕,行动
{"title":"Analisis Perubahan Garis Pantai di Kecamatan Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur dengan pendekatan Visual on Screen","authors":"Safriadi Safriadi, Manfarizah Manfarizah, S. Sugianto","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.21746","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.21746","url":null,"abstract":"Abstrak. Garis pantai merupakan suatu titik pertemuan antara daratan dan lautan di pantai, yang mana garis pantai tersebut mengalami pergerakan sedimen akibat dari terjangan dan hempasan gelombang laut yang mengarah ke daratan yang membentuk gelombang pecah. Perubahan garis pantai yang diakibatkan oleh abrasi dan akresi bisa dipantau dengan menggunakan metode Visual on Screen. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk memetakan perubahan garis pantai dengan metode Visual on Screen. Hasil analisis metode Visual on Screen menunjukan bahwa akresi tertinggi berada di Kecamatan Simpang Ulim sepanjang 320,53 m. Akresi yang terjadi disebabkan oleh sedimentasi Krueng Arakundo hingga munculnya tanah timbul disertai pertambahan mangrove.Kata kunci: Garis Pantai, Kabupaten Aceh Timur, Visual on Screen, Akresi.Abstract. The shoreline is a meeting point between land and sea on the coast where the shoreline experiences sediment movement due to the brunt and crash of ocean waves that lead to the land which forms breaking waves (Arief et al., 2011). Shoreline changes caused by abrasion and accretion can be monitored using the Visual on Screen method. This study aims to map changes in the shoreline using the Visual on Screen method. The Visual on Screen method analysis shows that the highest accretion is in Simpang Ulim District along 320,53 m. The sedimentation of Krueng Arakundo caused the accretion until the land appeared, accompanied by the addition of mangroves.Keywords: Shoreline, East Aceh District, Visual on Screen, Accretion","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75485934","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-02DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23282
Zuhdi Amelca Arief, M. Rusdi, Abubakar Karim
Abstrak. Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu wilayah penghasil kopi Arabika di Provinsi Aceh. Kopi Arabika umumnya dapat tumbuh optimal pada ketinggian di atas 800 m dpl. Rata – rata produktivitas kopi Arabika di Kabupaten Bener Meriah belum optimal, yaitu berkisar antara 600-800 kg/ha/tahun. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lahan dan produksi kopi Arabika. Metode yang digunakan pada penelitian adalah survei lapangan untuk mendapatkan data karakteristik lahan di Kabupaten Bener Meriah. Tapak pengamatan ditentukan berdasarkan SPL yang dibentuk melalui hasil overlay peta jenis tanah, ketinggian tempat, kemiringan lereng dan peta kebun kopi eksisting di Kabupaten Bener Meriah. Kesesuaian lahan kopi Arabika diperoleh dengan cara membandingkan data karakteristik lahan yang diperoleh di lapangan dengan persyaratan tumbuh kopi Arabika milik Pujianto (1991). Data produksi kopi Arabika diperoleh dengan cara taksasi produksi, yaitu menghitung jumlah gelondong merah pada tanaman kopi contoh untuk. Untuk mendapatkan data hubungan antara karakteristik lahan dan produksi dilakukan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan kelas kelas kesesuaian lahan kopi Arabika di Kabupaten Bener Meriah adalah S3 (sesuai marginal) dengan faktor pembatas kurangnya unsur hara seperti C- Organik, P-tersedia dan N-total dan tingkat kelerengan yang curam. Rata-rata produksi kopi Arabika 828,85 kg/ha biji bersih. Hasil analisis regresi linier berganda antara karakteristik lahan dan produksi menunjukkan sangat kuat dengan nilai 0,857.Correlation between Land Characteristic and Arabica Coffee Production in Bener Meriah DistrictAbstract. Bener Meriah Regency is one of the Arabica coffee producing areas in Aceh Province. Arabica coffee can generally grow optimally at altitudes above 800 m above sea level. The average productivity of Arabica coffee in Bener Meriah Regency is not optimal, which ranges from 600-800 kg/ha/year. The research aims to determine the relationship between land characteristics and Arabica coffee production. The method used in this study was a field survey to obtain data on land characteristics in Bener Meriah Regency. The observation site was determined based on the SST formed by overlaying a map of soil type, altitude, slope and map of existing coffee plantations in Bener Meriah Regency. Land suitability for Arabica coffee was obtained by comparing land characteristic data obtained in the field with the requirements for growing Arabica coffee belonging to Pujianto (1991). Arabica coffee production data was obtained by means of production estimation, namely counting the number of red spindles on the sample coffee plants. To obtain data on the relationship between land characteristics and production, multiple linear regression analysis was performed. The results showed that the Arabica coffee land suitability classes in Bener Meriah Regency were S3 (suitable marginal) with limiting factors for lack of n
{"title":"Hubungan antara Karakteristik Lahan dan Produksi Kopi Arabika di Kabupaten Bener Meriah","authors":"Zuhdi Amelca Arief, M. Rusdi, Abubakar Karim","doi":"10.17969/jimfp.v8i1.23282","DOIUrl":"https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23282","url":null,"abstract":"Abstrak. Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu wilayah penghasil kopi Arabika di Provinsi Aceh. Kopi Arabika umumnya dapat tumbuh optimal pada ketinggian di atas 800 m dpl. Rata – rata produktivitas kopi Arabika di Kabupaten Bener Meriah belum optimal, yaitu berkisar antara 600-800 kg/ha/tahun. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik lahan dan produksi kopi Arabika. Metode yang digunakan pada penelitian adalah survei lapangan untuk mendapatkan data karakteristik lahan di Kabupaten Bener Meriah. Tapak pengamatan ditentukan berdasarkan SPL yang dibentuk melalui hasil overlay peta jenis tanah, ketinggian tempat, kemiringan lereng dan peta kebun kopi eksisting di Kabupaten Bener Meriah. Kesesuaian lahan kopi Arabika diperoleh dengan cara membandingkan data karakteristik lahan yang diperoleh di lapangan dengan persyaratan tumbuh kopi Arabika milik Pujianto (1991). Data produksi kopi Arabika diperoleh dengan cara taksasi produksi, yaitu menghitung jumlah gelondong merah pada tanaman kopi contoh untuk. Untuk mendapatkan data hubungan antara karakteristik lahan dan produksi dilakukan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan kelas kelas kesesuaian lahan kopi Arabika di Kabupaten Bener Meriah adalah S3 (sesuai marginal) dengan faktor pembatas kurangnya unsur hara seperti C- Organik, P-tersedia dan N-total dan tingkat kelerengan yang curam. Rata-rata produksi kopi Arabika 828,85 kg/ha biji bersih. Hasil analisis regresi linier berganda antara karakteristik lahan dan produksi menunjukkan sangat kuat dengan nilai 0,857.Correlation between Land Characteristic and Arabica Coffee Production in Bener Meriah DistrictAbstract. Bener Meriah Regency is one of the Arabica coffee producing areas in Aceh Province. Arabica coffee can generally grow optimally at altitudes above 800 m above sea level. The average productivity of Arabica coffee in Bener Meriah Regency is not optimal, which ranges from 600-800 kg/ha/year. The research aims to determine the relationship between land characteristics and Arabica coffee production. The method used in this study was a field survey to obtain data on land characteristics in Bener Meriah Regency. The observation site was determined based on the SST formed by overlaying a map of soil type, altitude, slope and map of existing coffee plantations in Bener Meriah Regency. Land suitability for Arabica coffee was obtained by comparing land characteristic data obtained in the field with the requirements for growing Arabica coffee belonging to Pujianto (1991). Arabica coffee production data was obtained by means of production estimation, namely counting the number of red spindles on the sample coffee plants. To obtain data on the relationship between land characteristics and production, multiple linear regression analysis was performed. The results showed that the Arabica coffee land suitability classes in Bener Meriah Regency were S3 (suitable marginal) with limiting factors for lack of n","PeriodicalId":17799,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90462264","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}