Pub Date : 2016-08-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2016.027.2.10
Pararto Wicaksono, S. Sugiyanto, M. Purnomo
Penyuluh berperan dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilannya di bidang pertanian kepada petani, sehingga pengetahuan dan keterampilan petani meningkat sesuai dengan keperluan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kompetensi dan kinerja penyuluh pertanian (PP) Ahli dan 2) menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kompetensi dan kinerja PP Ahli. Responden dalam penelitian ini adalah Penyuluh Pertanian Ahli 32 orang dari 44 orang penyuluh yang ada di Malang Raya yang ditentukan secara sengaja (purpossive), yakni untuk Kabupaten Malang: Kecamatan Singosari dan Dau; Kota Batu: Kecamatan Bumiaji dan Junrejo; serta Kota Malang: Kecamatan Kedungkandang, Blimbing dan Sukun. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi responden; dan analisis data. Data penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisis jalur menggunakan program PLS Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kompetensi Penyuluh Pertanian adalah usia, Pengalaman kerja dan Penerapan metode penyuluhan sedangkan faktor lainnya motivasi, lingkungan sosial, lingkungan fisik dan kinerja penyuluh tidak berkontribusi. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja Penyuluh Pertanian adalah usia, pengalaman kerja, penerapan metode penyuluhan dan kompetensi penyuluh. Faktor yang berkontribusi langsung terhadap kinerja Penyuluh Pertanian adalah usia, pengalaman kerja dan kompetensi penyuluh sedangkan yang berkontribusi tidak langsung adalah penerapan metode penyuluhan.
{"title":"Faktor-Faktor yang Berkontribusi Terhadap Kinerja dan Kompetensi Penyuluh Pertanian Pada Jenjang Jabatan Penyuluh Pertanian Ahli (Kasus di Malang, Jawa Timur)","authors":"Pararto Wicaksono, S. Sugiyanto, M. Purnomo","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2016.027.2.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2016.027.2.10","url":null,"abstract":"Penyuluh berperan dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilannya di bidang pertanian kepada petani, sehingga pengetahuan dan keterampilan petani meningkat sesuai dengan keperluan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kompetensi dan kinerja penyuluh pertanian (PP) Ahli dan 2) menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kompetensi dan kinerja PP Ahli. Responden dalam penelitian ini adalah Penyuluh Pertanian Ahli 32 orang dari 44 orang penyuluh yang ada di Malang Raya yang ditentukan secara sengaja (purpossive), yakni untuk Kabupaten Malang: Kecamatan Singosari dan Dau; Kota Batu: Kecamatan Bumiaji dan Junrejo; serta Kota Malang: Kecamatan Kedungkandang, Blimbing dan Sukun. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi responden; dan analisis data. Data penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisis jalur menggunakan program PLS Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kompetensi Penyuluh Pertanian adalah usia, Pengalaman kerja dan Penerapan metode penyuluhan sedangkan faktor lainnya motivasi, lingkungan sosial, lingkungan fisik dan kinerja penyuluh tidak berkontribusi. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja Penyuluh Pertanian adalah usia, pengalaman kerja, penerapan metode penyuluhan dan kompetensi penyuluh. Faktor yang berkontribusi langsung terhadap kinerja Penyuluh Pertanian adalah usia, pengalaman kerja dan kompetensi penyuluh sedangkan yang berkontribusi tidak langsung adalah penerapan metode penyuluhan.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124733354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-08-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2016.027.2.8
ArliaRenaswari Nirmala, Nuhfil Hanani, A. Muhaimin
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu ukuran dalam penentuan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan posisi NTP Padi dan Nilai Tukar Petani komoditas pangan lain di Indonesia, mengetahui penghitungan NTP Padi dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap NTP Padi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan yaitu ratio harga laspeyres antara harga yang diterima terhadap yang dibayar petani. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap NTP menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar petani dari tahun dasar mengalami kenaikan dan penurunan pada tahun berikutnya. Pada Tahun 2015 nilai tukar petani berada pada kondisi yang cukup sejahtera.
{"title":"Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Kabupaten Jombang","authors":"ArliaRenaswari Nirmala, Nuhfil Hanani, A. Muhaimin","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2016.027.2.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2016.027.2.8","url":null,"abstract":"Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu ukuran dalam penentuan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan posisi NTP Padi dan Nilai Tukar Petani komoditas pangan lain di Indonesia, mengetahui penghitungan NTP Padi dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap NTP Padi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan yaitu ratio harga laspeyres antara harga yang diterima terhadap yang dibayar petani. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap NTP menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar petani dari tahun dasar mengalami kenaikan dan penurunan pada tahun berikutnya. Pada Tahun 2015 nilai tukar petani berada pada kondisi yang cukup sejahtera.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114266123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-04-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.2
Myristica Ayu Apriliana, M. Mustadjab
Goal dalam penelitian ini adalah memberikan masukan dalam upaya peningkatan pendapatan petani jagung di Desa Patokpicis dengan beralih menggunakan benih hibrida. Penelitian ini penting dilakukan karena terdapat perbedaan pendapatan antar petani jagung yang didasarkan pada keputusan petani dalam mempertimbangkan jenis benih yang digunakan. Keputusan untuk menggunakan benih hibrida dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani di Desa Patokpicis. Kenyataannya tidak semua petani di Desa Patokpicis menggunakan benih hibrida, terdapat beberapa petani yang tetap menggunakan benih lokal. Keputusan petani untuk menggunakan benih hibrida berpeluang meningkatkan pendapatan usahatani dibandingkan keputusan menggunakan benih lokal, sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Dengan menggunakan analisis perbandingan pendapatan usahatani, analisis regresi logistik, dan analisis fungsi pendapatan dapat menyimpulkan sejauh mana faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani dalam menggunakan benih hibrida dapat meningkatkan pendapatan petani.
{"title":"Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Dalam Menggunakan Benih Hibrida Pada Usahatani Jagung (Studi Kasus di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang)","authors":"Myristica Ayu Apriliana, M. Mustadjab","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.2","url":null,"abstract":"Goal dalam penelitian ini adalah memberikan masukan dalam upaya peningkatan pendapatan petani jagung di Desa Patokpicis dengan beralih menggunakan benih hibrida. Penelitian ini penting dilakukan karena terdapat perbedaan pendapatan antar petani jagung yang didasarkan pada keputusan petani dalam mempertimbangkan jenis benih yang digunakan. Keputusan untuk menggunakan benih hibrida dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani di Desa Patokpicis. Kenyataannya tidak semua petani di Desa Patokpicis menggunakan benih hibrida, terdapat beberapa petani yang tetap menggunakan benih lokal. Keputusan petani untuk menggunakan benih hibrida berpeluang meningkatkan pendapatan usahatani dibandingkan keputusan menggunakan benih lokal, sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Dengan menggunakan analisis perbandingan pendapatan usahatani, analisis regresi logistik, dan analisis fungsi pendapatan dapat menyimpulkan sejauh mana faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan petani dalam menggunakan benih hibrida dapat meningkatkan pendapatan petani.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"123 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114511684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-04-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.4
Arindra Fazlur Azh, Suhartini Suhartini
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis keuntungan secara finansial dan ekonomi usahatani tebu di Desa Wates, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang (2) Menganalisis keunggulan komparatif pada komoditas tebu di Desa Wates, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang (3) Menganalisis tingkat sensitivitas keunggulan komparatif komoditas tebu terhadap kenaikan harga input produksi berupa pupuk anorganik, peningkatan produksi, dan perubahan nilai tukar rupiah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2016. Penentuan lokasi pada penelitian ini dilakukan secara purposive , untuk teknik pengambilan sampling menggunakan probability sampling . Sedangkan untuk penentuan samplingnya menggunakan random sampling dan menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan 39 responden. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis finansial dan ekonomi, DRC (domestic resource cost), dan analisis sensitivitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Usahatani tebu yang dilaksanakan di Desa Wates memiliki keunggulan secara finansial dan ekonomi, terbukti dari nilai yang diperoleh dari keuntungan finansial sebesar Rp. 12.588.514/hektar/musim tanam dan keuntungan ekonomi sebesar Rp. 352.496/hektar/musim tanam. (2) Usahatani tebu di Desa Wates memilki memiliki keunggulan komparatif yang dibuktikan dari nilai DRCR < 1 yaitu sebesar 0,90, yang artinya bahwa penggunaan sumberdaya domestik dalam usahatani tebu di Desa Wates telah efisien. (3) Pada analisis sensitivitas menunjukkan bahwa tingkat keunggulan komparatif tebu di Desa Wates sensitif terhadap perubahan harga input produksi berupa pupuk anorganik, peningkatan jumlah produksi dan perubahan nilai tukar rupiah.
{"title":"Analisis Keunggulan Komparatif Usahatani Tebu (Studi di Desa Wates, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang)","authors":"Arindra Fazlur Azh, Suhartini Suhartini","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.4","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis keuntungan secara finansial dan ekonomi usahatani tebu di Desa Wates, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang (2) Menganalisis keunggulan komparatif pada komoditas tebu di Desa Wates, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang (3) Menganalisis tingkat sensitivitas keunggulan komparatif komoditas tebu terhadap kenaikan harga input produksi berupa pupuk anorganik, peningkatan produksi, dan perubahan nilai tukar rupiah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2016. Penentuan lokasi pada penelitian ini dilakukan secara purposive , untuk teknik pengambilan sampling menggunakan probability sampling . Sedangkan untuk penentuan samplingnya menggunakan random sampling dan menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan 39 responden. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis finansial dan ekonomi, DRC (domestic resource cost), dan analisis sensitivitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Usahatani tebu yang dilaksanakan di Desa Wates memiliki keunggulan secara finansial dan ekonomi, terbukti dari nilai yang diperoleh dari keuntungan finansial sebesar Rp. 12.588.514/hektar/musim tanam dan keuntungan ekonomi sebesar Rp. 352.496/hektar/musim tanam. (2) Usahatani tebu di Desa Wates memilki memiliki keunggulan komparatif yang dibuktikan dari nilai DRCR < 1 yaitu sebesar 0,90, yang artinya bahwa penggunaan sumberdaya domestik dalam usahatani tebu di Desa Wates telah efisien. (3) Pada analisis sensitivitas menunjukkan bahwa tingkat keunggulan komparatif tebu di Desa Wates sensitif terhadap perubahan harga input produksi berupa pupuk anorganik, peningkatan jumlah produksi dan perubahan nilai tukar rupiah.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133893440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-04-01DOI: 10.21776/ub.habitat.2016.027.1.3
Tio Wahyu Nugraha, D. Priminingtyas
Meningkatnya jumlah pesaing menyebabkan UKM Cemara Food seakan terjebak dalam kondisi persaingan yang sangat kompetitif karena kompetisi pasar. Minimnya inovasi dalam hal manajerial produksi dan operasi membuat strategi yang diterapkan perusahaan menjadi tidak relevan lagi dengan kondisi yang ada. Sehingga diperlukan penelitian ini untuk melihat kondisi kinerja perusahaan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk 1) Menganalisis kinerja UKM Cemara Food. dan 2) Memformulasikan rancangan strategi pengembangan untuk produk kecap Cemara. Metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah Balanced Scorecard, sedangkan untuk memformulasikan strategi menggunakan pendekatan Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard. Nilai R/C Ratio sebesar 1,25 dan ROE sebesar 16,4% menunjukan penggunaan modal dan aliran keuangan perusahaan sudah dapat dikatakan baik meski harus ditingkatkan lagi efisiensinya. Nilai CSI sebesar 71% yang berarti bahwa indeks kepuasan keseluruhan konsumen yang dihitung berdasarkan atribut produk berada pada kriteria puas.
{"title":"Strategi Pengembangan Usaha Kecap Cemara Dengan Metode Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard Pada UKM Cemara Food, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar","authors":"Tio Wahyu Nugraha, D. Priminingtyas","doi":"10.21776/ub.habitat.2016.027.1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.habitat.2016.027.1.3","url":null,"abstract":"Meningkatnya jumlah pesaing menyebabkan UKM Cemara Food seakan terjebak dalam kondisi persaingan yang sangat kompetitif karena kompetisi pasar. Minimnya inovasi dalam hal manajerial produksi dan operasi membuat strategi yang diterapkan perusahaan menjadi tidak relevan lagi dengan kondisi yang ada. Sehingga diperlukan penelitian ini untuk melihat kondisi kinerja perusahaan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk 1) Menganalisis kinerja UKM Cemara Food. dan 2) Memformulasikan rancangan strategi pengembangan untuk produk kecap Cemara. Metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah Balanced Scorecard, sedangkan untuk memformulasikan strategi menggunakan pendekatan Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard. Nilai R/C Ratio sebesar 1,25 dan ROE sebesar 16,4% menunjukan penggunaan modal dan aliran keuangan perusahaan sudah dapat dikatakan baik meski harus ditingkatkan lagi efisiensinya. Nilai CSI sebesar 71% yang berarti bahwa indeks kepuasan keseluruhan konsumen yang dihitung berdasarkan atribut produk berada pada kriteria puas.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122869134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-04-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.1
Agung Prasetyo, R. Anindita
To fulfil the need of rice is to increase the domestic production, which is the one of the government’s policy. However, by increasing the population, the demand of rice will also increase and the effort of increase the domestic productivity cannot supply the need of domestic rice. So, to cover the shortage the government makes decision to import rice from other countries. Gross Domestic Product (GDP) also increased after monetary crisis in 1998. In the fact of the import of rice is occurred when the statistical data showed that the supply of rice in Indonesia is surplus. The aim of this research is necessary to study the factors which influence the import of rice in Indonesia. The analysis method used is multiple linear regression analysis model with Error Correction Model (ECM). Based on the research proven that partially or jointly the gross domestic product, the consumption, the price of rice in world market are influence significantly toward the import of rice in Indonesia.
{"title":"Import Demand Function of Rice in Indonesia","authors":"Agung Prasetyo, R. Anindita","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.1","url":null,"abstract":"To fulfil the need of rice is to increase the domestic production, which is the one of the government’s policy. However, by increasing the population, the demand of rice will also increase and the effort of increase the domestic productivity cannot supply the need of domestic rice. So, to cover the shortage the government makes decision to import rice from other countries. Gross Domestic Product (GDP) also increased after monetary crisis in 1998. In the fact of the import of rice is occurred when the statistical data showed that the supply of rice in Indonesia is surplus. The aim of this research is necessary to study the factors which influence the import of rice in Indonesia. The analysis method used is multiple linear regression analysis model with Error Correction Model (ECM). Based on the research proven that partially or jointly the gross domestic product, the consumption, the price of rice in world market are influence significantly toward the import of rice in Indonesia.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124960487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-04-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.6
E. Wildayana
The research aimed to examine feasibility of acacia logging residues and to increase farmers' income through utilization of acacia logging residues for wood chips. The research was conducted in District of Ogan Komering Ilir (OKI), South Sumatra. This research was a case study and the analysis unit is chips mills development at Village Unit Cooperatives. Data was collected through questionnaires, in-depth interview, observation and desk study. The research resulted that Scenario 1 is the best priority in terms of its effectiveness in reducing operating costs followed by Scenario 2 and Scenario 3 because Scenario 1 can produce maximum income compared to other Scenarios. Financial feasibility of present conditions is compared to Scenario 2 because chips mills in Scenario 2 utilized also 100 % acacia logs. Present condition means that acacia logs are transported directly to HTI Company of chips mills and fully managed by the HTI Company. This comparison shows that Scenario 2 is less profitable compared with those on the present condition. To gain high income, it is recommended if Scenario 1 is applied which utilize 100 % of acacia logging residues for making chips mills with B/C 35.47, NPV Rp 80,674.50 Mills, IRR 670.29 % and BEP at 4,704.65 tons/year. Another alternative can be applied for Scenario 3 by using raw materials with a combination of acacia logs (50 %) and acacia logging residues (50 %) with B/C 20.45; NPV Rp 45,418.52 Mills and IRR 394.70 % with BEP at 7,989.52 tons/year.
{"title":"Income Increase of Farmers Through Utilization of Acacia Logging Residues For Wood Chips","authors":"E. Wildayana","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2016.027.1.6","url":null,"abstract":"The research aimed to examine feasibility of acacia logging residues and to increase farmers' income through utilization of acacia logging residues for wood chips. The research was conducted in District of Ogan Komering Ilir (OKI), South Sumatra. This research was a case study and the analysis unit is chips mills development at Village Unit Cooperatives. Data was collected through questionnaires, in-depth interview, observation and desk study. The research resulted that Scenario 1 is the best priority in terms of its effectiveness in reducing operating costs followed by Scenario 2 and Scenario 3 because Scenario 1 can produce maximum income compared to other Scenarios. Financial feasibility of present conditions is compared to Scenario 2 because chips mills in Scenario 2 utilized also 100 % acacia logs. Present condition means that acacia logs are transported directly to HTI Company of chips mills and fully managed by the HTI Company. This comparison shows that Scenario 2 is less profitable compared with those on the present condition. To gain high income, it is recommended if Scenario 1 is applied which utilize 100 % of acacia logging residues for making chips mills with B/C 35.47, NPV Rp 80,674.50 Mills, IRR 670.29 % and BEP at 4,704.65 tons/year. Another alternative can be applied for Scenario 3 by using raw materials with a combination of acacia logs (50 %) and acacia logging residues (50 %) with B/C 20.45; NPV Rp 45,418.52 Mills and IRR 394.70 % with BEP at 7,989.52 tons/year.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129526319","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2015-12-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.21
Anggra Dhinatul Zunaidah, B. Setiawan, Ratya Anindita
Integrasi pasar merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat pergerakan harga yang terjadi di pasar acuan akan menyebabkan perubahan di pasar pengikutnya. Perubahan harga apel ditingkat petani dan pedagang pengecer tidak berjalan seimbang, hal tersebut menunjukkan bahwa transmisi harga antara lembaga pemasaran masih rendah. Informasi harga yang kurang memadai dan tidak merata antara petani dan pengecer akan menyebabkan adanya asimetri informasi sehingga terjadi kegagalan pasar, selain itu juga menandakan bahwa pasar tidak terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi pasar apel di tingkat petani dengan pedagang pengecer dan di tingkat pedagang pengecer di Kota Batu dengan pedagang pengecer di Kota Malang, Kediri, Surabaya dan Jember. Metode analisis yang digunakan yaitu kointegrasi Johansen dan Vector Error Corection Model (VECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar apel antara petani dan pedagang pengecer Kota Batu, Malang dan Surabaya sudah terintegrasi dalam jangka panjang maupun pendek. Selain itu antara pedagang pengecer Kota Batu dan pedagang pengecer Malang dan Surabaya sudah terintegrasi dalam jangka panjang maupun pendek
{"title":"ANALISIS INTEGRASI PASAR APEL (Kasus di Desa Sumbergondo, Kota Batu, Jawa Timur)","authors":"Anggra Dhinatul Zunaidah, B. Setiawan, Ratya Anindita","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.21","url":null,"abstract":"Integrasi pasar merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat pergerakan harga yang terjadi di pasar acuan akan menyebabkan perubahan di pasar pengikutnya. Perubahan harga apel ditingkat petani dan pedagang pengecer tidak berjalan seimbang, hal tersebut menunjukkan bahwa transmisi harga antara lembaga pemasaran masih rendah. Informasi harga yang kurang memadai dan tidak merata antara petani dan pengecer akan menyebabkan adanya asimetri informasi sehingga terjadi kegagalan pasar, selain itu juga menandakan bahwa pasar tidak terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi pasar apel di tingkat petani dengan pedagang pengecer dan di tingkat pedagang pengecer di Kota Batu dengan pedagang pengecer di Kota Malang, Kediri, Surabaya dan Jember. Metode analisis yang digunakan yaitu kointegrasi Johansen dan Vector Error Corection Model (VECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar apel antara petani dan pedagang pengecer Kota Batu, Malang dan Surabaya sudah terintegrasi dalam jangka panjang maupun pendek. Selain itu antara pedagang pengecer Kota Batu dan pedagang pengecer Malang dan Surabaya sudah terintegrasi dalam jangka panjang maupun pendek","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133088668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2015-12-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.18
Fadhlan Zuhdi, Suharno Suharno
Selama 14 tahun terakhir, ekspor kopi Indonesia dan Vietnam terus mengalami pertumbuhan khususnya pada jenis kopi HS 090111 ( Coffee, not roasted, not decaffeinated) ke pasar ASEAN 5. Pertumbuhan tersebut didasari pada terus meningkatnya kuantitas serta nilai ekspor kopi Indonesia dan juga Vietnam dalam beberapa tahun terakhir. Diadakannya Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016 menstimulus eksportir kopi seperti Indonesia untuk tetap menjaga kuantitas ekspornya ke ASEAN 5 sehingga diperlukan sebuah analisa terkait daya saing produk kopi Indonesia di pasar ASEAN 5.Untuk mengetahui sejauh mana ekspor kopi Indonesia dan Vietnam mampu berdaya saing di pasar ASEAN 5, dilakukan analisis RCA ( Revealed Comaparative Advantage ) dan untuk mengetahui apakah suatu produk dalam performa yang dinamis atau tidak digunakan alat analisis EPD ( Export ProductDynamics ). Hasil analisis menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia dan Vietnam di pasar ASEAN 5 memiliki daya saing dengan Indonesia memiliki nilai rata-rata RCA sebesar 10,16 dan Vietnam sebesar 53,44. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa ekspor kopi Vietnam lebih memiliki daya saing jika dibandingkan ekspor kopi Indonesia. Sedangkan hasil analisis EPD menunjukkan bahwa perdagangan kopi Indonesia maupun Vietnam berada pada kuadran rising star yang berarti bahwa kinerja perdagangan ekspor berjalan cepat dan dinamis dimana tingkat pertumbuhan ekspor kopi Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya pangsa ekspor di ASEAN 5.Pemerintah diharapkan mampu untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN 5 mengingat terus bertumbuhnya permintaan kopi dari pasar tersebut sehingga perlu diberlakukan sebuah kebijakan taktis yang mampu menstimulus para petani untuk memproduksi kopi secara lebih efisien.
在过去14年里,印尼和越南咖啡的出口继续以HS(咖啡、未烤、无咖啡因)的形式增长到东盟5市场。这一增长是基于近年来印尼和越南咖啡的数量和出口价值不断增加的原因。2016年初,东盟经济共同体(AEC)成立了东盟咖啡出口国,以保持东盟咖啡出口国的出口量,因此需要对东盟5市场印尼咖啡竞争力相关产品进行分析。为了了解印尼和越南咖啡的出口在东盟5市场具有竞争力的竞争力,进行了RCA分析,了解产品是否具有动态性能,并了解EPD分析工具(Export production dynamics)。分析结果表明,在东盟5市场上,印尼咖啡的出口具有10.16分的竞争力,越南咖啡的平均得分为53.44分。这也表明,越南咖啡的出口比印尼咖啡更有竞争力。而EPD分析的结果表明,印度尼西亚和越南的咖啡贸易都处于增长的象限内,这意味着出口贸易的业绩正在迅速而动态地进行,而印尼咖啡出口的增长速度正与东盟5号的出口份额有所增加。预计各国政府将能够将印尼咖啡出口扩大到东盟5市场,因为该市场不断增长对咖啡的需求,因此需要制定一项战术政策,鼓励农民更有效地生产咖啡。
{"title":"ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOPI INDONESIA DAN VIETNAM DI PASAR ASEAN 5","authors":"Fadhlan Zuhdi, Suharno Suharno","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.18","url":null,"abstract":"Selama 14 tahun terakhir, ekspor kopi Indonesia dan Vietnam terus mengalami pertumbuhan khususnya pada jenis kopi HS 090111 ( Coffee, not roasted, not decaffeinated) ke pasar ASEAN 5. Pertumbuhan tersebut didasari pada terus meningkatnya kuantitas serta nilai ekspor kopi Indonesia dan juga Vietnam dalam beberapa tahun terakhir. Diadakannya Asean Economic Community (AEC) pada awal tahun 2016 menstimulus eksportir kopi seperti Indonesia untuk tetap menjaga kuantitas ekspornya ke ASEAN 5 sehingga diperlukan sebuah analisa terkait daya saing produk kopi Indonesia di pasar ASEAN 5.Untuk mengetahui sejauh mana ekspor kopi Indonesia dan Vietnam mampu berdaya saing di pasar ASEAN 5, dilakukan analisis RCA ( Revealed Comaparative Advantage ) dan untuk mengetahui apakah suatu produk dalam performa yang dinamis atau tidak digunakan alat analisis EPD ( Export ProductDynamics ). Hasil analisis menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia dan Vietnam di pasar ASEAN 5 memiliki daya saing dengan Indonesia memiliki nilai rata-rata RCA sebesar 10,16 dan Vietnam sebesar 53,44. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa ekspor kopi Vietnam lebih memiliki daya saing jika dibandingkan ekspor kopi Indonesia. Sedangkan hasil analisis EPD menunjukkan bahwa perdagangan kopi Indonesia maupun Vietnam berada pada kuadran rising star yang berarti bahwa kinerja perdagangan ekspor berjalan cepat dan dinamis dimana tingkat pertumbuhan ekspor kopi Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya pangsa ekspor di ASEAN 5.Pemerintah diharapkan mampu untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN 5 mengingat terus bertumbuhnya permintaan kopi dari pasar tersebut sehingga perlu diberlakukan sebuah kebijakan taktis yang mampu menstimulus para petani untuk memproduksi kopi secara lebih efisien.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"3 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120997195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2015-12-01DOI: 10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.19
Dini Nuraeni, Ratya Anindita, Syafrial Syafrial
Integrasi pasar merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi di pasar acuan akan menyebabkan terjadinya perubahan harga pada pasar pengikutnya. Namun, fluktuasi harga bawang merah yang sering terjadi dimanfaatkan oleh para pedagang untuk memanipulasi informasi harga di tingkat produsen sehingga transmisi harga dari pasar konsumen ke produsen cenderung bersifat asimetris. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi harga belum tersalurkan dengan baik dan pasar tidak terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat variasi harga dan integrasi pasar bawang merah di Jawa Barat. Analisis koefisien variasi digunakan untuk menganalisis tingkat variasi harga dan pendekatan kointegrasi dengan model Vector Autoregression (VAR)/ Vector Error Correction Model (VECM) untuk menganalisis integrasi pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat fluktuasi harga bawang merah di tingkat produsen, grosir dan eceran adalah tinggi dan tidak stabil. Hasil analisis integrasi pasar menunjukkan bahwa antara pasar produsen dan pasar grosir tidak terjadi integrasi pasar jangka panjang namun terintegrasi dalam jangka pendek. Antara pasar produsen dan pasar eceran terjadi integrasi pasar dalam jangka panjang namun dalam jangka pendek tidak terintegrasi. Antara pasar grosir dan pasar eceran terintegrasi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
{"title":"ANALISIS VARIASI HARGA DAN INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI JAWA BARAT","authors":"Dini Nuraeni, Ratya Anindita, Syafrial Syafrial","doi":"10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/UB.HABITAT.2015.026.3.19","url":null,"abstract":"Integrasi pasar merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi di pasar acuan akan menyebabkan terjadinya perubahan harga pada pasar pengikutnya. Namun, fluktuasi harga bawang merah yang sering terjadi dimanfaatkan oleh para pedagang untuk memanipulasi informasi harga di tingkat produsen sehingga transmisi harga dari pasar konsumen ke produsen cenderung bersifat asimetris. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi harga belum tersalurkan dengan baik dan pasar tidak terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat variasi harga dan integrasi pasar bawang merah di Jawa Barat. Analisis koefisien variasi digunakan untuk menganalisis tingkat variasi harga dan pendekatan kointegrasi dengan model Vector Autoregression (VAR)/ Vector Error Correction Model (VECM) untuk menganalisis integrasi pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat fluktuasi harga bawang merah di tingkat produsen, grosir dan eceran adalah tinggi dan tidak stabil. Hasil analisis integrasi pasar menunjukkan bahwa antara pasar produsen dan pasar grosir tidak terjadi integrasi pasar jangka panjang namun terintegrasi dalam jangka pendek. Antara pasar produsen dan pasar eceran terjadi integrasi pasar dalam jangka panjang namun dalam jangka pendek tidak terintegrasi. Antara pasar grosir dan pasar eceran terintegrasi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128937361","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}