Pub Date : 2021-12-27DOI: 10.30656/lontar.v9i2.4037
Abdul Malik
This study was conducted to obtain an overview of the communication barriers between lecturers and students during the online class in the Covid-19 pandemic. The method used in this research is a case study and descriptive qualitative in which the result obtained from the research and the processed of the data about the communication barriers that occur in online lectures are deeply processed. The collected data consists of primary data that is obtained from online interviews and discussions with informan. Secondary data is obtained from various literature sources related to information and policies online lectures. Based on the result of research, show that at least there are three communication barriers that take place in online lectures, namely technological, environmental, and psychological barriers. Those three barriers are considered as lecture processed disruptions which implicate that there are students' difficulties in studying and understanding the lecture material well.
{"title":"Hambatan Komunikasi dalam Perkuliahan Daring pada Masa Pandemi Covid-19","authors":"Abdul Malik","doi":"10.30656/lontar.v9i2.4037","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i2.4037","url":null,"abstract":"This study was conducted to obtain an overview of the communication barriers between lecturers and students during the online class in the Covid-19 pandemic. The method used in this research is a case study and descriptive qualitative in which the result obtained from the research and the processed of the data about the communication barriers that occur in online lectures are deeply processed. The collected data consists of primary data that is obtained from online interviews and discussions with informan. Secondary data is obtained from various literature sources related to information and policies online lectures. Based on the result of research, show that at least there are three communication barriers that take place in online lectures, namely technological, environmental, and psychological barriers. Those three barriers are considered as lecture processed disruptions which implicate that there are students' difficulties in studying and understanding the lecture material well. \u0000 ","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133958272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.30656/lontar.v9i1.3056
Pulung Setiosuci Perbawani, Almara Jati Nuralin
This paper investigates fandom as a phenomenon of communication science through an interdisciplinary perspective, especially in relation to the psychology discipline of communication and consumer behavior. The researcher seeks to investigate the correlation between parasocial relationships (Parasocial relationships/PSR) and fan loyalty behavior, specifically the consumption behavior of the brands and products associated with their idols. The research will be carried out using survey methods, with PSI Process Scale to measure parasocial relationship variables, and commitment models to measure fan loyalty behavior. From the questionnaires distributed online, 271 valid questionnaires were obtained which were analyzed using mean analysis, correlation test, and cross tabulation analysis. The results showed that there was a significant relationship between parasocial relationships and fan loyalty. The results also show that the closest relationship is shown by the behavioral dimension with the interaction dimension, while the relationship with the lowest score is shown by the relationship between the perceptual-cognitive dimension and desire to acquire.
{"title":"Hubungan Parasosial dan Perilaku Loyalitas Fans dalam Fandom KPop di Indonesia","authors":"Pulung Setiosuci Perbawani, Almara Jati Nuralin","doi":"10.30656/lontar.v9i1.3056","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i1.3056","url":null,"abstract":"This paper investigates fandom as a phenomenon of communication science through an interdisciplinary perspective, especially in relation to the psychology discipline of communication and consumer behavior. The researcher seeks to investigate the correlation between parasocial relationships (Parasocial relationships/PSR) and fan loyalty behavior, specifically the consumption behavior of the brands and products associated with their idols. The research will be carried out using survey methods, with PSI Process Scale to measure parasocial relationship variables, and commitment models to measure fan loyalty behavior. From the questionnaires distributed online, 271 valid questionnaires were obtained which were analyzed using mean analysis, correlation test, and cross tabulation analysis. The results showed that there was a significant relationship between parasocial relationships and fan loyalty. The results also show that the closest relationship is shown by the behavioral dimension with the interaction dimension, while the relationship with the lowest score is shown by the relationship between the perceptual-cognitive dimension and desire to acquire.","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126139159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.30656/lontar.v9i1.2820
Genny Gustina Sari, Ismandianto, Rasyida Darman
Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau tidak terlepas dari masalah kemiskinan perkotaan yang menunjukkan peningkatan jumlah pengemis setiap tahunnya semakin signifikan. Kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian masyarakat oleh Komunitas @Ketimbang.Ngemis.Pekanbaru bertujuan memberikan inspirasi bagi masyarakat dikota Pekanbaru untuk bekerja daripada mengemis. Kegiatan ini dilakukan antara lain untuk mempromosikan “sosok mulia” @Ketimbang.Ngemis.Pekanbaru sebagai sosok inspiratif yang ditampilkan melalui kanal instagram mereka. Menggunakan metode penelitian kualitatif dan didukung dengan Teori Determinisme teknologi. Subjek dalam penelitian terdiri dari empat orang yang dipilih melalui teknik purposive. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui wawancara medalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instagram @ketimbang.ngemis.pekanbaru mampu menarik minat masyarakat kota Pekanbaru untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan komunitas tersebut khususnya sebagai donator. Namun di sisi lain, isi pesan dan aktivitas di kanal instagram @ketimbang.ngemis.pekanbaru belum menunjukkan dampak yang signifikan terhadap pengurangan jumlah pengemis di Kota Pekanbaru justru isi pesan tersebut meningkatkan kreativitas pengemis yang mencoba menarik simpati masyarakat dengan meniru “sosok mulia” yang dipublikasikan komunitas ketimbang ngemis Pekanbaru
{"title":"Peran Komunitas Ketimbang Ngemis Pekanbaru Dalam Meningkatkan Kepedulian Sosial Masyarakat Melalui Media Instagram","authors":"Genny Gustina Sari, Ismandianto, Rasyida Darman","doi":"10.30656/lontar.v9i1.2820","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i1.2820","url":null,"abstract":"Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau tidak terlepas dari masalah kemiskinan perkotaan yang menunjukkan peningkatan jumlah pengemis setiap tahunnya semakin signifikan. Kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian masyarakat oleh Komunitas @Ketimbang.Ngemis.Pekanbaru bertujuan memberikan inspirasi bagi masyarakat dikota Pekanbaru untuk bekerja daripada mengemis. Kegiatan ini dilakukan antara lain untuk mempromosikan “sosok mulia” @Ketimbang.Ngemis.Pekanbaru sebagai sosok inspiratif yang ditampilkan melalui kanal instagram mereka. Menggunakan metode penelitian kualitatif dan didukung dengan Teori Determinisme teknologi. Subjek dalam penelitian terdiri dari empat orang yang dipilih melalui teknik purposive. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui wawancara medalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa instagram @ketimbang.ngemis.pekanbaru mampu menarik minat masyarakat kota Pekanbaru untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan komunitas tersebut khususnya sebagai donator. Namun di sisi lain, isi pesan dan aktivitas di kanal instagram @ketimbang.ngemis.pekanbaru belum menunjukkan dampak yang signifikan terhadap pengurangan jumlah pengemis di Kota Pekanbaru justru isi pesan tersebut meningkatkan kreativitas pengemis yang mencoba menarik simpati masyarakat dengan meniru “sosok mulia” yang dipublikasikan komunitas ketimbang ngemis Pekanbaru","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122603174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.30656/lontar.v9i1.3116
B. Simangunsong, Felisianus N. Rahmat
Abstrak Budaya memainkan peran yang sangat penting dalam politik karena menjadi cerminan masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan politik atau membentuk karakteristik masyarakat dalam berpolitik. Contoh dari hubungan antara budaya dan politik bisa tergambarkan pada isu kekerabatan pada pilkada Manggarai Barat 2020 yang dibahas dalam penelitian ini. Fenomena kekerabatan yang dimaksud adalah adanya kecenderungan dari masyarakat Manggarai Barat pada umumnya untuk memilih pemimpin yang seasal atau karena faktor kekerabatan dan kekeluargaan atau dikenal sebagai budaya lonto leok yang masih kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat termasuk politik. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan metode penelitian Fenomenologi. Adapun pengumpulan data penelitian dilakukan dengan data primer yaitu melakukan wawancara mendalam dan dokumentasi serta data sekunder berupa studi kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada para informan yang melakukan lonto leok menjelang Pilkada Mabar Tahun 2020 dan juga pada pilkada-pilkada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kekerabatan dalam budaya lonto leok pada proses pilkada di Manggarai Barat adalah kebersamaan dan ketergantungan. Sementara peran budaya lonto leok dalam proses politik adalah pada saat pengambilan keputusan dan menumbuhkan ikatan kekerabatan. Kata kunci: Budaya, Politik, Kekerabatan, Lonto Leok, fenomenologi, makna kekerabatan Abstract Culture plays a very important role in politics because it reflects the everyday life of society in determining political attitudes and choices or shaping the characteristics of society in politics. One of them many examples about the relationship between culture and politics can be illustrated in the issue of kinship in the 2020 West Manggarai regional election discussed in this study. The kinship phenomenon in question is the tendency of the West Manggarai community in general to choose leaders who are in the same kinship and it is known as the lonto leok culture which still strongly influences people's life, including politics. This study uses an interpretive paradigm with phenomenological research methods. The research data collection was carried out with primary data, namely conducting in-depth interviews and documentation and secondary data in the form of literature study. Interviews were conducted with informants who conducted lonto leok ahead of the 2020 Mabar Pilkada and also in the previous pilkada. The results showed that the meaning of kinship in the lonto leok culture in the election process in West Manggarai was togetherness and dependence. Meanwhile, the role of lonto leok culture in the political process is at the time of making decisions and fostering kinship ties. Keywords: Culture, Politics, Kinship, Lonto Leok, phenomenology, meaning of kinship
{"title":"Makna Kekerabatan Dalam Budaya Lonto Leok Pada Proses Pilkada Di Manggarai Barat","authors":"B. Simangunsong, Felisianus N. Rahmat","doi":"10.30656/lontar.v9i1.3116","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i1.3116","url":null,"abstract":" \u0000 Abstrak \u0000Budaya memainkan peran yang sangat penting dalam politik karena menjadi cerminan masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan politik atau membentuk karakteristik masyarakat dalam berpolitik. Contoh dari hubungan antara budaya dan politik bisa tergambarkan pada isu kekerabatan pada pilkada Manggarai Barat 2020 yang dibahas dalam penelitian ini. Fenomena kekerabatan yang dimaksud adalah adanya kecenderungan dari masyarakat Manggarai Barat pada umumnya untuk memilih pemimpin yang seasal atau karena faktor kekerabatan dan kekeluargaan atau dikenal sebagai budaya lonto leok yang masih kuat mempengaruhi kehidupan masyarakat termasuk politik. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan metode penelitian Fenomenologi. Adapun pengumpulan data penelitian dilakukan dengan data primer yaitu melakukan wawancara mendalam dan dokumentasi serta data sekunder berupa studi kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada para informan yang melakukan lonto leok menjelang Pilkada Mabar Tahun 2020 dan juga pada pilkada-pilkada sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kekerabatan dalam budaya lonto leok pada proses pilkada di Manggarai Barat adalah kebersamaan dan ketergantungan. Sementara peran budaya lonto leok dalam proses politik adalah pada saat pengambilan keputusan dan menumbuhkan ikatan kekerabatan. \u0000 \u0000Kata kunci: Budaya, Politik, Kekerabatan, Lonto Leok, fenomenologi, makna kekerabatan \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 Abstract \u0000 \u0000Culture plays a very important role in politics because it reflects the everyday life of society in determining political attitudes and choices or shaping the characteristics of society in politics. One of them many examples about the relationship between culture and politics can be illustrated in the issue of kinship in the 2020 West Manggarai regional election discussed in this study. The kinship phenomenon in question is the tendency of the West Manggarai community in general to choose leaders who are in the same kinship and it is known as the lonto leok culture which still strongly influences people's life, including politics. This study uses an interpretive paradigm with phenomenological research methods. The research data collection was carried out with primary data, namely conducting in-depth interviews and documentation and secondary data in the form of literature study. Interviews were conducted with informants who conducted lonto leok ahead of the 2020 Mabar Pilkada and also in the previous pilkada. The results showed that the meaning of kinship in the lonto leok culture in the election process in West Manggarai was togetherness and dependence. Meanwhile, the role of lonto leok culture in the political process is at the time of making decisions and fostering kinship ties. \u0000 \u0000Keywords: Culture, Politics, Kinship, Lonto Leok, phenomenology, meaning of kinship \u0000 ","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"145 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116678925","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.30656/lontar.v9i1.3249
Rahkasiwi Dimas Susanto, Irwansyah
ABSTRACT Millennials in Indonesia are a generation that grew up in the post-reform era and technological advancements. The presence of social media as a social network that is loved by millennials in Indonesia creates a new culture and culture in the midst of society. In a democracy culture and freedom of speech are important factors. By using phenomenological methodology, this study will understand the role of social media, and freedom in expressing opinions to millennials. This includes bucking a new trend in which social media has become a medium for conveying public voices and aspirations nowdays. Keyword: Social Media, Freedom of Speech, Millennials ABSTRAK Milenial di Indonesia merupakan generasi yang tumbuh pada era pasca-reformasi dan kemajuan teknologi. Hadirnya sosial media sebagai jaringan sosial yang digandrungi generasi milenial di Indonesia menciptakan budaya dan kultur baru di tengah-tengah masyarakat. Dalam Demokrasi budaya dan kebebasan dalam menyampaikan pendapat menjadi faktor penting. Dengan menggunakan metodologi fenomenologi, penelitian ini akan memahami bagaimana peran sosial media, dan kebebasan dalam mengemukakan pendapat pada generasi milenial. Termasuk juga mengunggap tren baru di mana sosial media telah menjadi medium dalam menyampaikan aspirasi maupun suara publik dewasa ini. Kata Kunci: Media Sosial, Kebebasan Berpendapat, Milenial
{"title":"Media Sosial, Demokrasi, dan Penyampaian Pendapat Politik Milenial Di Era Pasca-Reformasi","authors":"Rahkasiwi Dimas Susanto, Irwansyah","doi":"10.30656/lontar.v9i1.3249","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i1.3249","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Millennials in Indonesia are a generation that grew up in the post-reform era and technological advancements. The presence of social media as a social network that is loved by millennials in Indonesia creates a new culture and culture in the midst of society. In a democracy culture and freedom of speech are important factors. \u0000By using phenomenological methodology, this study will understand the role of social media, and freedom in expressing opinions to millennials. This includes bucking a new trend in which social media has become a medium for conveying public voices and aspirations nowdays. \u0000Keyword: Social Media, Freedom of Speech, Millennials \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Milenial di Indonesia merupakan generasi yang tumbuh pada era pasca-reformasi dan kemajuan teknologi. Hadirnya sosial media sebagai jaringan sosial yang digandrungi generasi milenial di Indonesia menciptakan budaya dan kultur baru di tengah-tengah masyarakat. Dalam Demokrasi budaya dan kebebasan dalam menyampaikan pendapat menjadi faktor penting. \u0000Dengan menggunakan metodologi fenomenologi, penelitian ini akan memahami bagaimana peran sosial media, dan kebebasan dalam mengemukakan pendapat pada generasi milenial. Termasuk juga mengunggap tren baru di mana sosial media telah menjadi medium dalam menyampaikan aspirasi maupun suara publik dewasa ini. \u0000Kata Kunci: Media Sosial, Kebebasan Berpendapat, Milenial \u0000 ","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123192947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.30656/lontar.v9i1.3357
Anna Farianingrum, S. Bekti Istiyanto
Virus Corona Disease (Covid-19) telah melanda sejumlah besar negara dan hal ini berdampak pada beberapa sektor antara lain menyebabkan permasalahan di bidang kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan komunikasi. Pandemi ini telah memaksa banyak negara melakukan lockdown atau pembatasan mobilitas warganya sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan ekonomi dan layanan masyarakat. Berbagai kebijakan dilakukan baik oleh pemerintah dan korporasi guna meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam penerapan new normal. Akibat pandemi banyak tenaga kerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dalam situasi ini perusahaan harus mampu beradaptasi dan membuat strategi sebagai upaya untuk pemecahan masalah, hal ini juga berlaku di BPJS Ketenagakerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengelolaan media digital yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan di masa Pandemi Covid-19 dan perannya terhadap pelayanan. Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara, studi kepustakaan, website dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa BPJS Ketenagakerjaan dalam merespon krisis telah membuat tahapan berupa penguatan kinerja tim kepada seluruh jajarannya, membuat inovasi untuk menghadapi krisis yang terjadi dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima kepada peserta melalui sebuah aplikasi media digital yang disebut LAPAK ASIK Kata Kunci: Covid-19, Krisis, BPJS Ketenagakerjaan, LAPAK ASIK
{"title":"Krisis Sebagai Akselerator Layanan Komunikasi Instansi Publik Di Masa Pandemi","authors":"Anna Farianingrum, S. Bekti Istiyanto","doi":"10.30656/lontar.v9i1.3357","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i1.3357","url":null,"abstract":"Virus Corona Disease (Covid-19) telah melanda sejumlah besar negara dan hal ini berdampak pada beberapa sektor antara lain menyebabkan permasalahan di bidang kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, dan komunikasi. Pandemi ini telah memaksa banyak negara melakukan lockdown atau pembatasan mobilitas warganya sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan ekonomi dan layanan masyarakat. Berbagai kebijakan dilakukan baik oleh pemerintah dan korporasi guna meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam penerapan new normal. Akibat pandemi banyak tenaga kerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dalam situasi ini perusahaan harus mampu beradaptasi dan membuat strategi sebagai upaya untuk pemecahan masalah, hal ini juga berlaku di BPJS Ketenagakerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengelolaan media digital yang dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan di masa Pandemi Covid-19 dan perannya terhadap pelayanan. Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data diperoleh dari wawancara, studi kepustakaan, website dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa BPJS Ketenagakerjaan dalam merespon krisis telah membuat tahapan berupa penguatan kinerja tim kepada seluruh jajarannya, membuat inovasi untuk menghadapi krisis yang terjadi dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima kepada peserta melalui sebuah aplikasi media digital yang disebut LAPAK ASIK \u0000Kata Kunci: Covid-19, Krisis, BPJS Ketenagakerjaan, LAPAK ASIK","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114509983","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.30656/lontar.v9i1.2533
Rafika Hani Poetra
Setiap perusahaan atau institusi memahami pentingnya reputasi. Reputasi dibangun melalui strategi-strategi yang disusun secara sistematis oleh sebuah institusi. Efektivitas dalam menyusun komunikasi yang strategis tentu akan berdampak besar bagi reputasi perusahaan. ASESI sebagai wadah komunikasi sekolah sunnah Indonesia, melakukan strategi komunikasi untuk membangun reputasi sekolah sunnah. Strategi komunikasi yang dilakukan ASESI yaitu dengan mengadakan Expo pendidikan yaitu Expo ASESI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka.ASESI melakukan proses manajemen strategis dalam menyusun dan melaksanakan Expo ASESI. Empat tahapan tersebut terdiri dari mendefinisikan masalah (problem), perencanaan dan pemograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi, dan mengevaluasi program. Tahap definisi masalah dilakukan dengan melakukan analisis terhadap fakta dan permasalahan yang terjadi pada sekolah-sekolah sunnah. Tahap perencanaan dan pemograman dilakukan dengan menyusun perencanaan strategis kegiatan Asesi yang dilakukan terstruktur untuk pelaksanaan teknis dan non teknis. Tahap tindakan dan komunikasi dilakukan dengan melakukan publikasi dan promosi Expo kepada khalayak target sasaran serta melakukan koordinasi dengan event organizer. Tahap evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan Expo dengan mengevaluasi proses perencanaan dan pelaksanaan serta melakukan monitoring kepada sekolah-sekolah sunnah yang menjadi peserta Expo.
{"title":"Strategi Event Public Relations Pada Expo ASESI Dalam Membangun Reputasi Sekolah Sunnah","authors":"Rafika Hani Poetra","doi":"10.30656/lontar.v9i1.2533","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i1.2533","url":null,"abstract":"Setiap perusahaan atau institusi memahami pentingnya reputasi. Reputasi dibangun melalui strategi-strategi yang disusun secara sistematis oleh sebuah institusi. Efektivitas dalam menyusun komunikasi yang strategis tentu akan berdampak besar bagi reputasi perusahaan. ASESI sebagai wadah komunikasi sekolah sunnah Indonesia, melakukan strategi komunikasi untuk membangun reputasi sekolah sunnah. Strategi komunikasi yang dilakukan ASESI yaitu dengan mengadakan Expo pendidikan yaitu Expo ASESI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka.ASESI melakukan proses manajemen strategis dalam menyusun dan melaksanakan Expo ASESI. Empat tahapan tersebut terdiri dari mendefinisikan masalah (problem), perencanaan dan pemograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi, dan mengevaluasi program. Tahap definisi masalah dilakukan dengan melakukan analisis terhadap fakta dan permasalahan yang terjadi pada sekolah-sekolah sunnah. Tahap perencanaan dan pemograman dilakukan dengan menyusun perencanaan strategis kegiatan Asesi yang dilakukan terstruktur untuk pelaksanaan teknis dan non teknis. Tahap tindakan dan komunikasi dilakukan dengan melakukan publikasi dan promosi Expo kepada khalayak target sasaran serta melakukan koordinasi dengan event organizer. Tahap evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan Expo dengan mengevaluasi proses perencanaan dan pelaksanaan serta melakukan monitoring kepada sekolah-sekolah sunnah yang menjadi peserta Expo.","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130836029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.30656/lontar.v9i1.2882
Media Sucahya, Indrianti Azhar Firdausi, Winata Faturahman
Perilaku buang air besar sembangan (BABS) di Kabupaten Pandeglang Banten masih tinggi, dimana dari 1,23 juta penduduk, 451 ribu orang melakukannya. Kondisi ini cukup memprihatinkan, mengingat BABS membuat pencapaian indikator kesehatan menjadi kurang optimal. Pendekatan pemerintah dalam membangun sarana dan infrastruktur sanitasi sehat, termasuk pembuatan jamban keluarga, berbasis ketersediaan dana APBD (Anggaran Pembangunan Belanja Daerah). Karena anggaran terbatas, banyak warga miskin tidak mendapat subsidi dalam pembuatan sanitasi lingkungan. Lembaga Amal Zakar Harapan Duafa (Laz Harfa) membuat model pemberdayaan dengan koonsep komunikasi risiko kesehatan dan program kesehatan berbasis advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan. Model ini mendorong masyarakat miskin mampu membiayai pembuatan sanitasi lingkungan dengan dana mandiri. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, karena akan mendalami suatu peristiwa pada kelompok tertentu dalam menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Pandeglang. Untuk menentukan informan, peneliti menggunakan konsep sampling purposeful dengan informan Direktur Laz Harfa Indah Prihanande. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi untuk menggali data-data masa lalu secara objektif dan sistematis. Dokumentasi bersumber berbagai berita media lokal seperti Kabarbanten.com dan situs resmi Lazharfa.org. Temuan penelitian, Laz Harfa menerapkan STBM melalui dua hal yaitu memperkenalkan komunikasi risiko kesehatan dan menjalankan program kesehatan berbasis advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan berhasil dilakukan di Kabupaten Pandeglang. Pesan komunikasi yang disampaikan melalui program kesehatan dapat mendorong masyarakat miskin menjadi mandiri, termasuk dalam membiayai program-program kesehatan dan program pemberdayaan. Sehingga biaya untuk kebutuhan pembuatan jamban sehat dan permodalan keuangan mikro, dilakukan dengan mandiri, tanpa mendapat subsidi dari Laz Harfa atau pemerintah.
{"title":"Pemberdayaan Laz Harfa Menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Pandeglang","authors":"Media Sucahya, Indrianti Azhar Firdausi, Winata Faturahman","doi":"10.30656/lontar.v9i1.2882","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/lontar.v9i1.2882","url":null,"abstract":"Perilaku buang air besar sembangan (BABS) di Kabupaten Pandeglang Banten masih tinggi, dimana dari 1,23 juta penduduk, 451 ribu orang melakukannya. Kondisi ini cukup memprihatinkan, mengingat BABS membuat pencapaian indikator kesehatan menjadi kurang optimal. \u0000Pendekatan pemerintah dalam membangun sarana dan infrastruktur sanitasi sehat, termasuk pembuatan jamban keluarga, berbasis ketersediaan dana APBD (Anggaran Pembangunan Belanja Daerah). Karena anggaran terbatas, banyak warga miskin tidak mendapat subsidi dalam pembuatan sanitasi lingkungan. Lembaga Amal Zakar Harapan Duafa (Laz Harfa) membuat model pemberdayaan dengan koonsep komunikasi risiko kesehatan dan program kesehatan berbasis advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan. Model ini mendorong masyarakat miskin mampu membiayai pembuatan sanitasi lingkungan dengan dana mandiri. \u0000Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, karena akan mendalami suatu peristiwa pada kelompok tertentu dalam menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Pandeglang. Untuk menentukan informan, peneliti menggunakan konsep sampling purposeful dengan informan Direktur Laz Harfa Indah Prihanande. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi untuk menggali data-data masa lalu secara objektif dan sistematis. Dokumentasi bersumber berbagai berita media lokal seperti Kabarbanten.com dan situs resmi Lazharfa.org. \u0000Temuan penelitian, Laz Harfa menerapkan STBM melalui dua hal yaitu memperkenalkan komunikasi risiko kesehatan dan menjalankan program kesehatan berbasis advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan berhasil dilakukan di Kabupaten Pandeglang. Pesan komunikasi yang disampaikan melalui program kesehatan dapat mendorong masyarakat miskin menjadi mandiri, termasuk dalam membiayai program-program kesehatan dan program pemberdayaan. Sehingga biaya untuk kebutuhan pembuatan jamban sehat dan permodalan keuangan mikro, dilakukan dengan mandiri, tanpa mendapat subsidi dari Laz Harfa atau pemerintah.","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130603806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-26DOI: 10.30656/LONTAR.V6I2.953
Rizaldi Parani, Astrid Pramesuari, Daffa Muhammad Maldiva, Edlyn Felicia
The phenomenon of post-truth appears, in which a view believed to be true is inverted and made contradictory as a new form of truth. This phenomenon appears to occur in several countries such as the United States, North Korea, the Philippines and also Indonesia. This can be seen from various actions carried out by radical organizations that question the values of Bhinneka Tunggal Ika with the desire to change these values by referring to religious values. This activity is increasingly growing in terms of followers, and further builds up on the blasphemy case accusations towards former Jakarta Governor, Basuki Tjahaja Purnama.This research focuses on how the social media has an influence in expanding the spread of hoaxes and hate speech as an effort to destabilize the values of Bhinneka Tunggal Ika. Information and data were obtained from interviews with mass organizations often labeled radical, non-governmental organizations and social observers.The results of this study confirm the need for capacity building both in the form of media literacy and also the socialization of Bhinneka Tunggal Ika values through social institutions and the Government. This is intended to create strong social capital, especially in fostering a sense of trust in the context of a pluralist society in Indonesia.Keywords: Post truth, Bhinneka Tunggal Ika, Social Media, Social Capital, Trust.
{"title":"Mempertanyakan Kembali Bhinneka Tunggal Ika Di Era Post Truth Melalui Media Sosial","authors":"Rizaldi Parani, Astrid Pramesuari, Daffa Muhammad Maldiva, Edlyn Felicia","doi":"10.30656/LONTAR.V6I2.953","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/LONTAR.V6I2.953","url":null,"abstract":"The phenomenon of post-truth appears, in which a view believed to be true is inverted and made contradictory as a new form of truth. This phenomenon appears to occur in several countries such as the United States, North Korea, the Philippines and also Indonesia. This can be seen from various actions carried out by radical organizations that question the values of Bhinneka Tunggal Ika with the desire to change these values by referring to religious values. This activity is increasingly growing in terms of followers, and further builds up on the blasphemy case accusations towards former Jakarta Governor, Basuki Tjahaja Purnama.This research focuses on how the social media has an influence in expanding the spread of hoaxes and hate speech as an effort to destabilize the values of Bhinneka Tunggal Ika. Information and data were obtained from interviews with mass organizations often labeled radical, non-governmental organizations and social observers.The results of this study confirm the need for capacity building both in the form of media literacy and also the socialization of Bhinneka Tunggal Ika values through social institutions and the Government. This is intended to create strong social capital, especially in fostering a sense of trust in the context of a pluralist society in Indonesia.Keywords: Post truth, Bhinneka Tunggal Ika, Social Media, Social Capital, Trust.","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127586028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-26DOI: 10.30656/LONTAR.V6I2.947
Aidha Savitri, Usep Suhud
In this era of globalization the fashion industry in Indonesia is growing rapidly because public awareness for personal appearance is increasing. From many fashion brands, companies must have a strategy to stay afloat in business. Companies from various fashion industries must stay in touch with customers, through CRM or Customer Relationship Management in order to increase customer satisfaction that will make loyal customers that can affect repurchase intention. This study was conducted to find information from Customer Relationship Management to customer satisfaction and customer loyalty and how it impacts repurchase intention in a clothing store. This research was conducted by spreading questionnaires to 200 respondents using nonprobability sampling, convenience sampling. This research uses Exploratory Factor Analysis to test its validity and cronbach alpha to test the reliability. This research also uses a Structural Equation Model to test the hypothesis by using AMOS. From 5 hypotheses, in this research, 4 hypotheses have a positive and significant influence.Keywords: customer relationship management, customer satisfaction, customer loyalty, repurchase intention.
{"title":"Investigasi Niat Belanja Ulang Ke Toko Pakaian: Peran CRM, Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan","authors":"Aidha Savitri, Usep Suhud","doi":"10.30656/LONTAR.V6I2.947","DOIUrl":"https://doi.org/10.30656/LONTAR.V6I2.947","url":null,"abstract":"In this era of globalization the fashion industry in Indonesia is growing rapidly because public awareness for personal appearance is increasing. From many fashion brands, companies must have a strategy to stay afloat in business. Companies from various fashion industries must stay in touch with customers, through CRM or Customer Relationship Management in order to increase customer satisfaction that will make loyal customers that can affect repurchase intention. This study was conducted to find information from Customer Relationship Management to customer satisfaction and customer loyalty and how it impacts repurchase intention in a clothing store. This research was conducted by spreading questionnaires to 200 respondents using nonprobability sampling, convenience sampling. This research uses Exploratory Factor Analysis to test its validity and cronbach alpha to test the reliability. This research also uses a Structural Equation Model to test the hypothesis by using AMOS. From 5 hypotheses, in this research, 4 hypotheses have a positive and significant influence.Keywords: customer relationship management, customer satisfaction, customer loyalty, repurchase intention.","PeriodicalId":227362,"journal":{"name":"LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi","volume":"21 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113971897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}