Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, pada tahun 2019 setidaknya terdapat 27 desa yang mengalami kekeringan. Data ini terus meningkat dari tahun ke tahun. meskipsun Jember memiliki beberapa DAS yang cukup besar dan dikelilingi gunung dan gumuk dengan sumber airnya, nyatanya tidak mampu membuat Kabupaten Jember terhindar dari bencana kekeringan. Hal ini menjadi ironi, terutama bagi Kabupaten Jember yang dikenal dengan wilayah perkebunannya yang subur. Kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas alam ini merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman perempuan di Kabupaten Jember tentang perubahan iklim. Dengan menggunakan metode survei pada 140 orang perempuan di kabupaten Jember, penelitian ini menemukan bahwa secara umum perempuan mendukung upaya untuk mengurangi laju perubahan iklim, namun kebanyakan perempuan tidak memahami apa saja indikasi dari perubahan iklim serta inisiatif pemerintah untuk menghentikan perubahan iklim. Mayoritas perempuan juga setuju bahwa peran media dalam menyosialisasikan perubahan iklim masih kurang sehingga meskipun secara umum perempuan mendengar tentang perubahan iklim umumnya mereka tidak memahami apa itu perubahan iklim.
{"title":"Pemahaman perempuan tentang perubahan iklim di Kabupaten Jember","authors":"Raudlatul Jannah, Baiq Lily Handayani, Nurul Hidayat, Akhmad Ganefo","doi":"10.36813/jplb.7.2.180-198","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.2.180-198","url":null,"abstract":"Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, pada tahun 2019 setidaknya terdapat 27 desa yang mengalami kekeringan. Data ini terus meningkat dari tahun ke tahun. meskipsun Jember memiliki beberapa DAS yang cukup besar dan dikelilingi gunung dan gumuk dengan sumber airnya, nyatanya tidak mampu membuat Kabupaten Jember terhindar dari bencana kekeringan. Hal ini menjadi ironi, terutama bagi Kabupaten Jember yang dikenal dengan wilayah perkebunannya yang subur. Kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas alam ini merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman perempuan di Kabupaten Jember tentang perubahan iklim. Dengan menggunakan metode survei pada 140 orang perempuan di kabupaten Jember, penelitian ini menemukan bahwa secara umum perempuan mendukung upaya untuk mengurangi laju perubahan iklim, namun kebanyakan perempuan tidak memahami apa saja indikasi dari perubahan iklim serta inisiatif pemerintah untuk menghentikan perubahan iklim. Mayoritas perempuan juga setuju bahwa peran media dalam menyosialisasikan perubahan iklim masih kurang sehingga meskipun secara umum perempuan mendengar tentang perubahan iklim umumnya mereka tidak memahami apa itu perubahan iklim.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134095671","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-29DOI: 10.36813/jplb.7.2.165-179
Chilma Chairani, Siti Ropiah, A. Hidayatullah
Sampah menjadi permasalahan yang kompleks di masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan. Salah satu masalah serius yang dialami oleh banyak negara, baik maju maupun berkembang adalah Food Waste atau limbah makanan. Oleh karena itu, diperlukan solusi praktis untuk mengatasi fenomena ini. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan studi kasus dengan melibatkan mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang sebagai responden kuisioner terkait Food Waste. Berdasarkan hasil penelitian, sikap mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi terkait Food Waste yakni sebagian besar sadar akan pentingnya mengelola limbah makanan dengan baik agar tidak menimbulkan dampak yang merusak lingkungan. Pengetahuan mahasiswa fakultas Sains dan Teknologi yakni merata banyak yang sudah mengetahui informasi terkait Food Waste, penyebab, dan dampak yang ditimbulkan dari limbah pangan ini. Hasil kuesioner kepada 53 responden memperoleh hasil 58,5% pada Prodi Pendidikan Biologi, 18,9% Prodi Pendidikan Matematika, 9,4% Pendidikan Kimia, 5,7% Matematika Murni, 3,8% Kimia Murni, 1,9% Prodi Kimia Murni dan Biologi Murni.
{"title":"Sikap dan pengetahuan Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang terhadap limbah pangan (food waste)","authors":"Chilma Chairani, Siti Ropiah, A. Hidayatullah","doi":"10.36813/jplb.7.2.165-179","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.2.165-179","url":null,"abstract":"Sampah menjadi permasalahan yang kompleks di masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan. Salah satu masalah serius yang dialami oleh banyak negara, baik maju maupun berkembang adalah Food Waste atau limbah makanan. Oleh karena itu, diperlukan solusi praktis untuk mengatasi fenomena ini. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan studi kasus dengan melibatkan mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang sebagai responden kuisioner terkait Food Waste. Berdasarkan hasil penelitian, sikap mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi terkait Food Waste yakni sebagian besar sadar akan pentingnya mengelola limbah makanan dengan baik agar tidak menimbulkan dampak yang merusak lingkungan. Pengetahuan mahasiswa fakultas Sains dan Teknologi yakni merata banyak yang sudah mengetahui informasi terkait Food Waste, penyebab, dan dampak yang ditimbulkan dari limbah pangan ini. Hasil kuesioner kepada 53 responden memperoleh hasil 58,5% pada Prodi Pendidikan Biologi, 18,9% Prodi Pendidikan Matematika, 9,4% Pendidikan Kimia, 5,7% Matematika Murni, 3,8% Kimia Murni, 1,9% Prodi Kimia Murni dan Biologi Murni.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115462968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-28DOI: 10.36813/jplb.7.2.148-164
Fitriana Khodijah, Kancitra Pharmawati
TPS 3R skala kawasan merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang masuk ke TPA. Aspek yang mendukung operasional TPS 3R adalah pengaturan hukum, teknis, kelembagaan, keuangan, dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah optimalisasi TPS 3R sebagai kontribusi pengurangan sampah di TPA. Penelitian dilakukan di dua TPS 3R di Kota Bandung yaitu TPS 3R Saling Asih II dan TPS 3R Hikmah. Diterapkan metode analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan Petunjuk Teknis TPS 3R TA 2021 sehingga didapat deskripsi TPS 3R dan perbandingan kedua TPS 3R. Status keberfungsian TPS 3R Saling Asih II adalah baik sekali dengan nilai total 19,15 dan TPS 3R Hikmah berstatus baik dengan nilai total 17,75. Aspek terbesar pendukung keberfungsian TPS 3R adalah aspek teknis dan aspek kelembagaan. Optimalisasi TPS 3R dapat dilakukan dengan upaya sosialisasi pengelolaan persampahan kepada masyarakat bekerja sama dengan stakeholder, dan peningkatan kompetensi petugas TPS 3R agar dapat meningkatkan kinerja TPS 3R.
{"title":"Evaluasi TPS 3R di Kota Bandung: studi kasus TPS Saling Asih II dan TPS Hikmah","authors":"Fitriana Khodijah, Kancitra Pharmawati","doi":"10.36813/jplb.7.2.148-164","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.2.148-164","url":null,"abstract":"TPS 3R skala kawasan merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang masuk ke TPA. Aspek yang mendukung operasional TPS 3R adalah pengaturan hukum, teknis, kelembagaan, keuangan, dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah optimalisasi TPS 3R sebagai kontribusi pengurangan sampah di TPA. Penelitian dilakukan di dua TPS 3R di Kota Bandung yaitu TPS 3R Saling Asih II dan TPS 3R Hikmah. Diterapkan metode analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan Petunjuk Teknis TPS 3R TA 2021 sehingga didapat deskripsi TPS 3R dan perbandingan kedua TPS 3R. Status keberfungsian TPS 3R Saling Asih II adalah baik sekali dengan nilai total 19,15 dan TPS 3R Hikmah berstatus baik dengan nilai total 17,75. Aspek terbesar pendukung keberfungsian TPS 3R adalah aspek teknis dan aspek kelembagaan. Optimalisasi TPS 3R dapat dilakukan dengan upaya sosialisasi pengelolaan persampahan kepada masyarakat bekerja sama dengan stakeholder, dan peningkatan kompetensi petugas TPS 3R agar dapat meningkatkan kinerja TPS 3R.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123027886","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-28DOI: 10.36813/jplb.7.2.105-117
Siti Nuriyah Hasanah, Endah Mulyani, N. D. Wulandari, A. Fauzia, Nia Kurniawati Hidayat
Ubi Cilembu merupakan varietas khas Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang. Pola penanaman ubi Cilembu secara terus-menerus dapat mengancam keberadaan sumber daya lokal (ecological niche) sehingga ubi Cilembu tidak lagi menjadi komoditas unggulan khas Kabupaten Sumedang. Tujuan riset ini yaitu (1) mengidentifikasi kondisi komersialisasi ubi Cilembu; dan (2) menganalisis kondisi kerentanan dan upaya resiliensi petani ubi Cilembu. Riset dilakukan di Desa Cilembu sebagai daerah asal varietas ubi Cilembu. Penentuan sampel dilakukan melalui teknik simple random sampling dan didapatkan sebanyak 74 petani ubi Cilembu yang masih aktif menanam ubi Cilembu. Data primer diperoleh melalui survei langsung selama kurang lebih dua minggu pada awal Juli 2022. Hasil riset yaitu (1) sebanyak 68 petani (92%) ubi Cilembu tergolong komersial dan delapan persen lainnya termasuk petani preservasi; dan (2) petani preservasi mampu mencegah dampak dari adanya serangan organisme pengganggu tanaman dibandingkan petani komersial.
{"title":"Analisis resiliensi rumah tangga petani ubi Cilembu dalam menghadapi serangan organisme pengganggu tanaman","authors":"Siti Nuriyah Hasanah, Endah Mulyani, N. D. Wulandari, A. Fauzia, Nia Kurniawati Hidayat","doi":"10.36813/jplb.7.2.105-117","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.2.105-117","url":null,"abstract":"Ubi Cilembu merupakan varietas khas Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang. Pola penanaman ubi Cilembu secara terus-menerus dapat mengancam keberadaan sumber daya lokal (ecological niche) sehingga ubi Cilembu tidak lagi menjadi komoditas unggulan khas Kabupaten Sumedang. Tujuan riset ini yaitu (1) mengidentifikasi kondisi komersialisasi ubi Cilembu; dan (2) menganalisis kondisi kerentanan dan upaya resiliensi petani ubi Cilembu. Riset dilakukan di Desa Cilembu sebagai daerah asal varietas ubi Cilembu. Penentuan sampel dilakukan melalui teknik simple random sampling dan didapatkan sebanyak 74 petani ubi Cilembu yang masih aktif menanam ubi Cilembu. Data primer diperoleh melalui survei langsung selama kurang lebih dua minggu pada awal Juli 2022. Hasil riset yaitu (1) sebanyak 68 petani (92%) ubi Cilembu tergolong komersial dan delapan persen lainnya termasuk petani preservasi; dan (2) petani preservasi mampu mencegah dampak dari adanya serangan organisme pengganggu tanaman dibandingkan petani komersial.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132774030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Slow Sand Filter (SSF) atau Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah salah satu teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh waktu retensi dan umur filter terhadap kemampuan SSF untuk mengolah air gambut, dalam hal penurunan turbiditas dan kadar senyawa organik dalam air gambut. Sebagai pembanding, sampel air gambut yang digunakan juga diolah menggunakan filter arang aktif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengolahan air gambut menggunakan SSF dan filter arang, waktu retensi berpengaruh terhadap penurunan turbiditas dan kandungan senyawa organik. Filter arang membutuhkan waktu retensi yang lebih rendah untuk memberikan penurunan turbiditas yang optimal dibandingkan dengan slow sand filter. Waktu retensi yang memberikan hasil optimal untuk penurunan turbiditas untuk filtrasi menggunakan arang aktif adalah selama 2 jam, dan untuk SSF dibutuhkan waktu minimal 3 jam. Waktu retensi juga sangat berpengaruh dalam penurunan kadar senyawa organik, yang kemungkinan berkaitan dengan siklus hidup bakteri dalam SSF dan kesetimbangan adsorpsi dalam filter arang. Umur filter pasir juga mempengaruhi kinerja SSF, dimana umur filter yang lebih lama akan memberikan penurunan kadar senyawa organik yang lebih baik.
{"title":"Penggunaan slow sand filter dalam pengolahan air gambut untuk menurunkan turbiditas dan kandungan senyawa organik","authors":"Utami Irawati, Nugi Maulana, Tety Wahyuningsih Manurung","doi":"10.36813/jplb.7.2.135-147","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.2.135-147","url":null,"abstract":"Slow Sand Filter (SSF) atau Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah salah satu teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh waktu retensi dan umur filter terhadap kemampuan SSF untuk mengolah air gambut, dalam hal penurunan turbiditas dan kadar senyawa organik dalam air gambut. Sebagai pembanding, sampel air gambut yang digunakan juga diolah menggunakan filter arang aktif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengolahan air gambut menggunakan SSF dan filter arang, waktu retensi berpengaruh terhadap penurunan turbiditas dan kandungan senyawa organik. Filter arang membutuhkan waktu retensi yang lebih rendah untuk memberikan penurunan turbiditas yang optimal dibandingkan dengan slow sand filter. Waktu retensi yang memberikan hasil optimal untuk penurunan turbiditas untuk filtrasi menggunakan arang aktif adalah selama 2 jam, dan untuk SSF dibutuhkan waktu minimal 3 jam. Waktu retensi juga sangat berpengaruh dalam penurunan kadar senyawa organik, yang kemungkinan berkaitan dengan siklus hidup bakteri dalam SSF dan kesetimbangan adsorpsi dalam filter arang. Umur filter pasir juga mempengaruhi kinerja SSF, dimana umur filter yang lebih lama akan memberikan penurunan kadar senyawa organik yang lebih baik.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120945755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-28DOI: 10.36813/jplb.7.2.118-134
Audia Inayah, Kaswanto Kaswanto
Penelitian ini dilakukan di lanskap mangrove DKI Jakarta di Kecamatan Penjaringan, Kelurahan Muara Kamal, Jakarta utara. Lokasi tersebut dekat dengan aktivitas manusia. Adapun pengambilan sampel mangrove dilakukan pada 4 lokasi berbeda namun masih berada di kawasan yang sama, meliputi: Kawasan Ekosistem Mangrove Pemancingan Galatama, Ekosistem Mangrove Blok Elang Laut, Suaka Margasatwa Muara Angke dan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komposisi dan distribusi vegetasi mangrove, serta menghitung nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi. Berdasarkan inventarisasi data, jenis Rhizophora mucronata banyak ditemukan pada lokasi penelitian yang mana tingkatan pancang memiliki persentase tertinggi 78,17%. Indeks keanekaragaman sebesar 0,47 – 1,43 termasuk dalam kategori rendah hingga sedang. Indeks keseragaman berada pada kategori rendah hingga tinggi yaitu 0,34 – 0,81. Indeks dominansi sebesar 0,35 – 0,79 pada kategori rendah hingga tinggi.
{"title":"Nilai biodiversitas lanskap mangrove DKI Jakarta, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Muara Kamal, Jakarta Utara","authors":"Audia Inayah, Kaswanto Kaswanto","doi":"10.36813/jplb.7.2.118-134","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.2.118-134","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan di lanskap mangrove DKI Jakarta di Kecamatan Penjaringan, Kelurahan Muara Kamal, Jakarta utara. Lokasi tersebut dekat dengan aktivitas manusia. Adapun pengambilan sampel mangrove dilakukan pada 4 lokasi berbeda namun masih berada di kawasan yang sama, meliputi: Kawasan Ekosistem Mangrove Pemancingan Galatama, Ekosistem Mangrove Blok Elang Laut, Suaka Margasatwa Muara Angke dan Ekowisata Mangrove Angke Kapuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komposisi dan distribusi vegetasi mangrove, serta menghitung nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi. Berdasarkan inventarisasi data, jenis Rhizophora mucronata banyak ditemukan pada lokasi penelitian yang mana tingkatan pancang memiliki persentase tertinggi 78,17%. Indeks keanekaragaman sebesar 0,47 – 1,43 termasuk dalam kategori rendah hingga sedang. Indeks keseragaman berada pada kategori rendah hingga tinggi yaitu 0,34 – 0,81. Indeks dominansi sebesar 0,35 – 0,79 pada kategori rendah hingga tinggi.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116019240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Produk limbah industri perunggasan menghasilkan limbah bulu ayam dan air limbah bekas olahan daging. Pembuangan limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan makhluk hidup karena terdapat zat amonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsi pada adsorben. Adsorben dibuat menggunakan limbah bulu ayam yang telah diaktivasi menggunakan HCl. Percobaan menggunakan metode system batch dengan kecepatan 150 RPM dengan variasi massa adsorben sebanyak 1 gram, 2 gram dan 3 gram dengan waktu selama 90 menit. Kadar amonia pada masing-masing sampel diukur dengan Spektofotometer UV-VIS. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas adsorpsi terbaik yaitu menggunakan masa adsorben sebanyak 1 gram dengan tingkat efisiensi sebesar 86,78% dan kapasitas adsorpsi sebesar 31,97 mg/gram.
{"title":"Reduksi bahan organik (amonia) pada air limbah menggunakan limbah bulu ayam sebagai alternatif adsorben","authors":"Azatil Izmah, Dedy Suprayogi, Sulistiya Nengse","doi":"10.36813/jplb.7.1.46-53","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.1.46-53","url":null,"abstract":"Produk limbah industri perunggasan menghasilkan limbah bulu ayam dan air limbah bekas olahan daging. Pembuangan limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan makhluk hidup karena terdapat zat amonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsi pada adsorben. Adsorben dibuat menggunakan limbah bulu ayam yang telah diaktivasi menggunakan HCl. Percobaan menggunakan metode system batch dengan kecepatan 150 RPM dengan variasi massa adsorben sebanyak 1 gram, 2 gram dan 3 gram dengan waktu selama 90 menit. Kadar amonia pada masing-masing sampel diukur dengan Spektofotometer UV-VIS. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas adsorpsi terbaik yaitu menggunakan masa adsorben sebanyak 1 gram dengan tingkat efisiensi sebesar 86,78% dan kapasitas adsorpsi sebesar 31,97 mg/gram.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132349326","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-18DOI: 10.36813/jplb.7.1.96-104
Obed Juan Benito, Adib Wahyu Purwaningrat, Naura Yanda Azzahra, Surya Taufiq Shahniar
Keberadaan Daerah aliran Sungai Oyo memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di Yogyakarta. Manfaat langsung Daerah aliran Sungai Oyo adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Manfaat ini dianggap memiliki nilai ekonomis sehingga bisa diukur dengan satuan mata uang dan perlu dilakukan penilaian. Penilaian atas daerah aliran Sungai bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi dari Daerah aliran Sungai Oyo yang mengalir di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Nilai ekonomi dihitung dengan pendekatan berbasis data pasar dengan metode biaya penggantian. Terdapat tiga alternatif pengganti sungai yang digunakan dalam perhitungan yaitu biaya pengganti nilai air berupa air dari hasil produksi PDAM sebesar Rp 177.896.643.185/tahun, biaya air bersih dari mobil tangki sebesar Rp 2.928.668.050.000/tahun, dan biaya air bersih dari sumur bor sebesar Rp 376.291.597.500/tahun. Dari tiga alternatif tersebut diambil biaya yang paling efektif untuk menggantikan keberadaan Daerah aliran Sungai Oyo, sehingga diperoleh nilai ekonomi sebesar Rp 177.896.643.000/tahun (dibulatkan).
{"title":"Nilai manfaat ekonomi daerah aliran Sungai Oyo Kabupaten Gunungkidul","authors":"Obed Juan Benito, Adib Wahyu Purwaningrat, Naura Yanda Azzahra, Surya Taufiq Shahniar","doi":"10.36813/jplb.7.1.96-104","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.1.96-104","url":null,"abstract":"Keberadaan Daerah aliran Sungai Oyo memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di Yogyakarta. Manfaat langsung Daerah aliran Sungai Oyo adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Manfaat ini dianggap memiliki nilai ekonomis sehingga bisa diukur dengan satuan mata uang dan perlu dilakukan penilaian. Penilaian atas daerah aliran Sungai bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi dari Daerah aliran Sungai Oyo yang mengalir di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Nilai ekonomi dihitung dengan pendekatan berbasis data pasar dengan metode biaya penggantian. Terdapat tiga alternatif pengganti sungai yang digunakan dalam perhitungan yaitu biaya pengganti nilai air berupa air dari hasil produksi PDAM sebesar Rp 177.896.643.185/tahun, biaya air bersih dari mobil tangki sebesar Rp 2.928.668.050.000/tahun, dan biaya air bersih dari sumur bor sebesar Rp 376.291.597.500/tahun. Dari tiga alternatif tersebut diambil biaya yang paling efektif untuk menggantikan keberadaan Daerah aliran Sungai Oyo, sehingga diperoleh nilai ekonomi sebesar Rp 177.896.643.000/tahun (dibulatkan).","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123151218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Penggunaan minyak goreng secara berulang dapat membuatnya menjadi minyak jelantah yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Pembuangan minyak jelantah ke lingkungan juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, sehingga minyak jelantah perlu dikelola dengan baik. Studi ini dilakukan untuk menjelaskan pengelolaan jelantah di Kota Salatiga dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan minyak jelantah. Penelitian kualitatif ini menggunakan studi kasus yang melibatkan 12 informan. Studi ini menunjukkan bahwa informan biasanya menggunakan minyak goreng kemasan secara berulang. Perilaku informan kerap membuang minyak jelantah, meskipun ada yang telah mengumpulkan dan menjualnya kepada pengepul. Mereka mengetahui risiko menggunakan minyak jelantah terhadap kesehatan, namun edukasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait dampak buruk pembuangan minyak jelantah terhadap lingkungan masih diperlukan. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat, ketersediaan infrastruktur, regulasi, serta keterandalan sistem pengelolaan minyak jelantah merupakan beberapa faktor kunci yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan minyak jelantah di Kota Salatiga.
{"title":"Status pengelolaan minyak jelantah di Kota Salatiga dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya","authors":"Salomita Rahma Juniabela, Shalva Dilla Oktaviana, Claudia Agatha, Citra Anisya Dewi, Widhi Handayani","doi":"10.36813/jplb.7.1.54-70","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.1.54-70","url":null,"abstract":"Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Penggunaan minyak goreng secara berulang dapat membuatnya menjadi minyak jelantah yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Pembuangan minyak jelantah ke lingkungan juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, sehingga minyak jelantah perlu dikelola dengan baik. Studi ini dilakukan untuk menjelaskan pengelolaan jelantah di Kota Salatiga dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan minyak jelantah. Penelitian kualitatif ini menggunakan studi kasus yang melibatkan 12 informan. Studi ini menunjukkan bahwa informan biasanya menggunakan minyak goreng kemasan secara berulang. Perilaku informan kerap membuang minyak jelantah, meskipun ada yang telah mengumpulkan dan menjualnya kepada pengepul. Mereka mengetahui risiko menggunakan minyak jelantah terhadap kesehatan, namun edukasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait dampak buruk pembuangan minyak jelantah terhadap lingkungan masih diperlukan. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat, ketersediaan infrastruktur, regulasi, serta keterandalan sistem pengelolaan minyak jelantah merupakan beberapa faktor kunci yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan minyak jelantah di Kota Salatiga. \u0000 ","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131542657","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung merupakan salah satu DAS yang membelah DKI Jakarta. Sungai Ciliwung memiliki fungsi sosial dan ekonomi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya, serta ekosistem bagi berbagai biota sungai. Akan tetapi, fungsi tersebut telah semakin tergerus akibat pencemaran sungai yang sangat parah. Kondisi ini diperparah dengan penggunaan bantaran sungai sebagai pembangunan tempat tinggal, perkantoran, dan area komersial lain yang berkontribusi pada peningkatan polutan. Pengelolaan yang baik pada DAS Ciliwung merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan untuk memperbaiki Kota Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menilai aspek ekonomi dari DAS Ciliwung untuk mendukung upaya pemulihan dan pengelolaan Sungai Ciliwung yang berkelanjutan. Nilai ekonomi dari daerah aliran sungai ini dihitung dengan pendekatan berbasis non pasar dengan metode Contingent Valuation Method (CVM). Berdasarkan valuasi yang dilakukan, estimasi nilai ekonomi daerah aliran sungai Ciliwung adalah Rp 991.000.000.000.
{"title":"Valuasi nilai ekonomi daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung dengan contingent valuation method","authors":"Obed Juan Benito, Nanda Ayu Purbawati, Naura Yanda Azzahra, Agita Verlyana Syamsudin, Raihan Bayu Aji Pangestu, Surya Taufiq Shahniar","doi":"10.36813/jplb.7.1.82-95","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.1.82-95","url":null,"abstract":"Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung merupakan salah satu DAS yang membelah DKI Jakarta. Sungai Ciliwung memiliki fungsi sosial dan ekonomi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya, serta ekosistem bagi berbagai biota sungai. Akan tetapi, fungsi tersebut telah semakin tergerus akibat pencemaran sungai yang sangat parah. Kondisi ini diperparah dengan penggunaan bantaran sungai sebagai pembangunan tempat tinggal, perkantoran, dan area komersial lain yang berkontribusi pada peningkatan polutan. Pengelolaan yang baik pada DAS Ciliwung merupakan salah satu upaya yang penting dilakukan untuk memperbaiki Kota Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menilai aspek ekonomi dari DAS Ciliwung untuk mendukung upaya pemulihan dan pengelolaan Sungai Ciliwung yang berkelanjutan. Nilai ekonomi dari daerah aliran sungai ini dihitung dengan pendekatan berbasis non pasar dengan metode Contingent Valuation Method (CVM). Berdasarkan valuasi yang dilakukan, estimasi nilai ekonomi daerah aliran sungai Ciliwung adalah Rp 991.000.000.000.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115091514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}