Pub Date : 2021-07-23DOI: 10.36813/JPLB.5.1.640-651
Rokhmad Mohamad Rofiq, M. Rifqi
Untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi keberadaan sumberdaya benih lobster di perairan Indonesia, maka pengembangan budidaya lobster oleh pembudidaya dan pelaku usaha dalam negeri perlu segera dilakukan. Mempertimbangkan perkembangan adopsi teknologi budidaya lobster saat ini, maka segmen usaha pendederan perlu dilaksanakan pada fasilitas unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, segmen usaha selanjutnya yaitu pembesaran lobster di Karamba Jaring Apung (KJA) laut dapat melibatkan masyarakat/ pembudidaya dan pelaku usaha. Implementasi Integrated Multi Tropic Aquaculture (IMTA) pada budidaya lobster baik pada skala unit maupun kawasan dapat mewujudkan prinsip keberlanjutan, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, meningkatkan penerimaan pembudidaya dan pelibatan masyarakat lebih banyak, menyediakan jasa lingkungan (environmental service) dari komoditas ekstraktif serta sekaligus sebagai kontribusi perikanan budidaya dalam mitigasi emisi gas rumah kaca. Beberapa komoditas ekstraktif yang berpotensi dibudidayakan bersama lobster adalah rumput laut, kekerangan, teripang dan beberapa jenis ikan bertropik level rendah. Dibutuhkan penelitian terkait pakan yang efektif untuk benih dan pembesaran serta manajemennya, parameter lingkungan yang optimal, metode budidaya, jenis hama dan penyakit lobster serta penanggulangannya.
{"title":"Model konseptual IMTA dan RIMTA pada budidaya lobster di karamba jaring apung (KJA)","authors":"Rokhmad Mohamad Rofiq, M. Rifqi","doi":"10.36813/JPLB.5.1.640-651","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/JPLB.5.1.640-651","url":null,"abstract":"Untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi keberadaan sumberdaya benih lobster di perairan Indonesia, maka pengembangan budidaya lobster oleh pembudidaya dan pelaku usaha dalam negeri perlu segera dilakukan. Mempertimbangkan perkembangan adopsi teknologi budidaya lobster saat ini, maka segmen usaha pendederan perlu dilaksanakan pada fasilitas unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, segmen usaha selanjutnya yaitu pembesaran lobster di Karamba Jaring Apung (KJA) laut dapat melibatkan masyarakat/ pembudidaya dan pelaku usaha. Implementasi Integrated Multi Tropic Aquaculture (IMTA) pada budidaya lobster baik pada skala unit maupun kawasan dapat mewujudkan prinsip keberlanjutan, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, meningkatkan penerimaan pembudidaya dan pelibatan masyarakat lebih banyak, menyediakan jasa lingkungan (environmental service) dari komoditas ekstraktif serta sekaligus sebagai kontribusi perikanan budidaya dalam mitigasi emisi gas rumah kaca. Beberapa komoditas ekstraktif yang berpotensi dibudidayakan bersama lobster adalah rumput laut, kekerangan, teripang dan beberapa jenis ikan bertropik level rendah. Dibutuhkan penelitian terkait pakan yang efektif untuk benih dan pembesaran serta manajemennya, parameter lingkungan yang optimal, metode budidaya, jenis hama dan penyakit lobster serta penanggulangannya.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128544431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-07DOI: 10.36813/JPLB.4.3.592-603
Sasanti Meirdana, Suyud Warno Utomo
Industri farmasi merupakan salah satu industri yang tengah mengalami pertumbuhan di Indonesia. Salah satu perusahaan farmasi di Indonesia adalah PT X. Pada kegiatan produksinya, perusahaan menghasilkan empat kelompok limbah yaitu limbah cair, domestik, bahan berbahaya dan beracun (B3), serta gas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas pengolahan limbah cair dan ketaatan aspek pengolahan limbah cair berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku di Indonesia. Metode penelitian berupa pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data mencakup dokumentasi, observasi dan wawancara tidak terstruktur. Pengolahan limbah kegiatan domestik, produksi dan penunjang menggunakan metode pengolahan limbah anaerob-aerob dengan proporsi 70:30. Hasil pengolahan limbah memperlihatkan kecenderungan bahwa parameter-parameter selalu memenuhi baku mutu selama 3 tahun terakhir, kecuali COD.
{"title":"Studi kasus evaluasi penaatan aspek pengolahan limbah cair industri farmasi","authors":"Sasanti Meirdana, Suyud Warno Utomo","doi":"10.36813/JPLB.4.3.592-603","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/JPLB.4.3.592-603","url":null,"abstract":"Industri farmasi merupakan salah satu industri yang tengah mengalami pertumbuhan di Indonesia. Salah satu perusahaan farmasi di Indonesia adalah PT X. Pada kegiatan produksinya, perusahaan menghasilkan empat kelompok limbah yaitu limbah cair, domestik, bahan berbahaya dan beracun (B3), serta gas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas pengolahan limbah cair dan ketaatan aspek pengolahan limbah cair berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku di Indonesia. Metode penelitian berupa pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data mencakup dokumentasi, observasi dan wawancara tidak terstruktur. Pengolahan limbah kegiatan domestik, produksi dan penunjang menggunakan metode pengolahan limbah anaerob-aerob dengan proporsi 70:30. Hasil pengolahan limbah memperlihatkan kecenderungan bahwa parameter-parameter selalu memenuhi baku mutu selama 3 tahun terakhir, kecuali COD.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130861349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-24DOI: 10.36813/jplb.3.2.331-345
Yedida Barus, Hikmat Ramdan
Hak-hak yang melekat pada lahan milik, tak jarang dapat merugikan kawasan lain. Payment for Development Right (PDR) ialah program bersifat sukarela dan insentif, yang mengkompensasi pemilik jasa ekosistem dengan tujuan melindungi secara permanen lahan, namun tetap mempertahankan kepemilikan dan manajemen swasta. Program PDR ini banyak memberikan keuntungan pada negara yang telah mengimplementasikannya. Di Indonesia program ini belum pernah diterapkan, maka dilakukanlah penelitian ini yang bertujuan: 1) Menganalisis kondisi wilayah, 2) Mengestimasi nilai manfaat jasa ekosistem air yang berasal dari lahan milik, dan 3) Menyusun rekomendasi implementasi PDR. Besar nilai PDR yang dihitung bagi tutupan lahan pertanian, perkebunan, dan sawah bernilai lebih besar dibandingkan dengan Willingness to Pay (WTP) masyarakat pengguna jasa ekosistem. Berdasarkan hasil analisis regresi, WTP masyarakat dipengaruhi secara nyata oleh besar pendapatan masyarakat. Kondisi selama penelitian dirangkum dalam faktor-faktor SWOT, dan diperoleh faktor SWOT tertinggi pada kelompok internal yaitu Strength, dan pada kelompok eksternal yaitu Threat. Kedua faktor ini menjadi dasar dari rekomendasi pengimplementasian program PDR, yakni dengan mengadakan program pra-PDR yang diharapkan dapat meningkatkan pengertian masyarakat akan jasa ekosistem, mempersiapkan kelembagaan, sistem regulasi, serta pendataan jasa lingkungan pada daerah tersebut.
{"title":"Pengembangan payment for development right (PDR) untuk konservasi air pada lahan milik di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat","authors":"Yedida Barus, Hikmat Ramdan","doi":"10.36813/jplb.3.2.331-345","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.3.2.331-345","url":null,"abstract":"Hak-hak yang melekat pada lahan milik, tak jarang dapat merugikan kawasan lain. Payment for Development Right (PDR) ialah program bersifat sukarela dan insentif, yang mengkompensasi pemilik jasa ekosistem dengan tujuan melindungi secara permanen lahan, namun tetap mempertahankan kepemilikan dan manajemen swasta. Program PDR ini banyak memberikan keuntungan pada negara yang telah mengimplementasikannya. Di Indonesia program ini belum pernah diterapkan, maka dilakukanlah penelitian ini yang bertujuan: 1) Menganalisis kondisi wilayah, 2) Mengestimasi nilai manfaat jasa ekosistem air yang berasal dari lahan milik, dan 3) Menyusun rekomendasi implementasi PDR. Besar nilai PDR yang dihitung bagi tutupan lahan pertanian, perkebunan, dan sawah bernilai lebih besar dibandingkan dengan Willingness to Pay (WTP) masyarakat pengguna jasa ekosistem. Berdasarkan hasil analisis regresi, WTP masyarakat dipengaruhi secara nyata oleh besar pendapatan masyarakat. Kondisi selama penelitian dirangkum dalam faktor-faktor SWOT, dan diperoleh faktor SWOT tertinggi pada kelompok internal yaitu Strength, dan pada kelompok eksternal yaitu Threat. Kedua faktor ini menjadi dasar dari rekomendasi pengimplementasian program PDR, yakni dengan mengadakan program pra-PDR yang diharapkan dapat meningkatkan pengertian masyarakat akan jasa ekosistem, mempersiapkan kelembagaan, sistem regulasi, serta pendataan jasa lingkungan pada daerah tersebut.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132350742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-24DOI: 10.36813/jplb.3.2.346-353
D. Ramdhani, S. Utomo, Hasrol Thayib, Y. M. Wardhana
This study is associated with the increased pressure on hill resources due to land conversion that causes environmental degradation and leads to environmental unsustainability. The evenly spread hill known as Bukit Sepuluh Ribu, is a source of community life. The hill formed by the eruption of a volcano, has a land cover, namely close to forest vegetation. The study location is in Bukit Sepuluh Ribu area that has ecological, hydrological, geological and aesthetic environmental function. The concept of community empowerment through Agro-ecosystem can be a solution, thus the utilization of the hill is economically profitable and environmentally sustainable. There are land use unsuitability referring to the existing spatial plan (682.9 Ha), namely high densely settlement area (264.67 Ha), other agriculture (359.21 Ha) and mining areas (58.51 Ha), Through the concept of appropriate community empowerment in accordance with the rules and typology of hill areas can provide the potential benefits of ecosystems and produce products of economic value without damaging them. The concept of empowerment through dryland agro-ecosystem by combining forest-based agriculture activities is one of the solutions to the problem of land management.
{"title":"Model of sustainable land management (study at Bukit Sepuluh Ribu area of Bungursari Sub-District, Tasikmalaya City, West Java)","authors":"D. Ramdhani, S. Utomo, Hasrol Thayib, Y. M. Wardhana","doi":"10.36813/jplb.3.2.346-353","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.3.2.346-353","url":null,"abstract":"This study is associated with the increased pressure on hill resources due to land conversion that causes environmental degradation and leads to environmental unsustainability. The evenly spread hill known as Bukit Sepuluh Ribu, is a source of community life. The hill formed by the eruption of a volcano, has a land cover, namely close to forest vegetation. The study location is in Bukit Sepuluh Ribu area that has ecological, hydrological, geological and aesthetic environmental function. The concept of community empowerment through Agro-ecosystem can be a solution, thus the utilization of the hill is economically profitable and environmentally sustainable. There are land use unsuitability referring to the existing spatial plan (682.9 Ha), namely high densely settlement area (264.67 Ha), other agriculture (359.21 Ha) and mining areas (58.51 Ha), Through the concept of appropriate community empowerment in accordance with the rules and typology of hill areas can provide the potential benefits of ecosystems and produce products of economic value without damaging them. The concept of empowerment through dryland agro-ecosystem by combining forest-based agriculture activities is one of the solutions to the problem of land management.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116806542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-24DOI: 10.36813/jplb.3.2.318-330
Danang Harimurti, Hariyadi Hariyadi, E. Noor
Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan pesat. Dibalik perkembangan pesat komoditas kelapa sawit, bermunculan masalah dan isu negatif mengenai perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi GRK yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah suatu metode untuk melakukan analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari dampak lingkungan dalam siklus hidupnya. Tahapan metode LCA adalah goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi GRK yang ditimbulkan dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit selama 1 siklus berbeda-beda. Emisi GRK yang ditimbulkan pada fase TM (umur tanaman >3 tahun) menjadi yang terbesar dengan rata-rata 1887,64 kg CO2-eq/Ha, sementara emisi GRK pada fase TBM (umur tanaman 0-3 tahun) sebesar 989,63 kg CO2-eq/Ha. Sumber terbesar penyumbang emisi berasal dari kegiatan pemupukan. Pada fase TM, kegiatan pemupukan menyumbang emisi GRK sebesar 920,22 kg CO2-eq/Ha dengan jenis pupuk paling dominan menyumbang emisi GRK adalah pupuk urea dan MOP yaitu sebesar 369,67 kg CO2-eq/Ha dan 179,56 kg CO2-eq/Ha.
{"title":"Analisis sumber utama emisi gas rumah kaca pada perkebunan kelapa sawit dengan pendekatan life cycle assessment","authors":"Danang Harimurti, Hariyadi Hariyadi, E. Noor","doi":"10.36813/jplb.3.2.318-330","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.3.2.318-330","url":null,"abstract":"Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan pesat. Dibalik perkembangan pesat komoditas kelapa sawit, bermunculan masalah dan isu negatif mengenai perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi GRK yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah suatu metode untuk melakukan analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari dampak lingkungan dalam siklus hidupnya. Tahapan metode LCA adalah goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi GRK yang ditimbulkan dalam kegiatan perkebunan kelapa sawit selama 1 siklus berbeda-beda. Emisi GRK yang ditimbulkan pada fase TM (umur tanaman >3 tahun) menjadi yang terbesar dengan rata-rata 1887,64 kg CO2-eq/Ha, sementara emisi GRK pada fase TBM (umur tanaman 0-3 tahun) sebesar 989,63 kg CO2-eq/Ha. Sumber terbesar penyumbang emisi berasal dari kegiatan pemupukan. Pada fase TM, kegiatan pemupukan menyumbang emisi GRK sebesar 920,22 kg CO2-eq/Ha dengan jenis pupuk paling dominan menyumbang emisi GRK adalah pupuk urea dan MOP yaitu sebesar 369,67 kg CO2-eq/Ha dan 179,56 kg CO2-eq/Ha.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122303101","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-24DOI: 10.36813/jplb.3.2.309-317
Y. Rosdatina, Tri Apriadi, W. R. Melani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, berdasarkan keberadaan makrozoobentos. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling, yang terdiri dari 5 stasiun yaitu: daerah pelabuhan, pemukiman penduduk, reklamasi, ekosistem mangrove dan tempat pembuangan sampah sementara. Pengukuran parameter fisika dan kimia perairan serta pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan sebanyak 3 kali ulangan pada setiap stasiun. Analisis kualitas perairan berdasarkan makrozoobentos menggunakan indeks AMBI (A Marine Biotic Index). Hasil penelitian menggambarkan bahwa parameter fisika dan kimia perairan Pulau Penyengat masih memenuhi baku mutu. Makrozoobentos yang dijumpai sebanyak 14 spesies terdiri dari 6 kelas. Indeks keanekaragaman pada setiap stasiun tergolong rendah, indeks keseragaman tergolong sedang-tinggi, sedangkan indeks dominansi tergolong rendah. Berdasarkan indeks AMBI, perairan Pulau Penyengat tergolong tidak tercemar.
{"title":"Makrozoobentos sebagai bioindikator kualitas perairan Pulau Penyengat, Kepulauan Riau","authors":"Y. Rosdatina, Tri Apriadi, W. R. Melani","doi":"10.36813/jplb.3.2.309-317","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.3.2.309-317","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, berdasarkan keberadaan makrozoobentos. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling, yang terdiri dari 5 stasiun yaitu: daerah pelabuhan, pemukiman penduduk, reklamasi, ekosistem mangrove dan tempat pembuangan sampah sementara. Pengukuran parameter fisika dan kimia perairan serta pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan sebanyak 3 kali ulangan pada setiap stasiun. Analisis kualitas perairan berdasarkan makrozoobentos menggunakan indeks AMBI (A Marine Biotic Index). Hasil penelitian menggambarkan bahwa parameter fisika dan kimia perairan Pulau Penyengat masih memenuhi baku mutu. Makrozoobentos yang dijumpai sebanyak 14 spesies terdiri dari 6 kelas. Indeks keanekaragaman pada setiap stasiun tergolong rendah, indeks keseragaman tergolong sedang-tinggi, sedangkan indeks dominansi tergolong rendah. Berdasarkan indeks AMBI, perairan Pulau Penyengat tergolong tidak tercemar.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116962958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-27DOI: 10.36813/jplb.3.2.300-308
Y. Yolanda, Hefni Effendi, Bagus Sartono
Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi C-organik dan substrat pada sedimen di perairan Pelabuhan Belawan, serta melihat korelasi antar keduanya. Lokasi penelitian dilakukan di DLKr dan DLKp Pelabuhan Belawan Medan dengan pengambilan sampel secara random sampling sebanyak 10 sampel. Analisis data menggunakan analisis korelasi Pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi C-organik berkisar 0,26–2,74%. Konsentrasi substrat pasir 61–99%, lumpur 1–29%, dan liat 0–18%. C-organik memiliki korelasi positif terhadap nilai interpretasi substrat lumpur (0,769), namun berkorelasi negatif terhadap substrat pasir (-0,816). Semakin halus substrat sedimen, kandungan C-organik akan semakin meningkat.
{"title":"Konsentrasi C-organik dan substrat sedimen di perairan Pelabuhan Belawan Medan","authors":"Y. Yolanda, Hefni Effendi, Bagus Sartono","doi":"10.36813/jplb.3.2.300-308","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.3.2.300-308","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi C-organik dan substrat pada sedimen di perairan Pelabuhan Belawan, serta melihat korelasi antar keduanya. Lokasi penelitian dilakukan di DLKr dan DLKp Pelabuhan Belawan Medan dengan pengambilan sampel secara random sampling sebanyak 10 sampel. Analisis data menggunakan analisis korelasi Pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi C-organik berkisar 0,26–2,74%. Konsentrasi substrat pasir 61–99%, lumpur 1–29%, dan liat 0–18%. C-organik memiliki korelasi positif terhadap nilai interpretasi substrat lumpur (0,769), namun berkorelasi negatif terhadap substrat pasir (-0,816). Semakin halus substrat sedimen, kandungan C-organik akan semakin meningkat.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128765439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-24DOI: 10.36813/JPLB.3.1.258-271
Sri Utami Azis, A. Nugroho, Nikita Nikita
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup. Upaya konservasi air pada semua perencanaan dan perancangan bangunan dibutuhkan dalam menghadapi perubahan iklim yang kini terjadi. Konservasi air menjadi penting ketika air sebagai unsur utama dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah kejuruan. Rain water harvesting system sebagai alternatif konservasi yang paling tradisional, mudah dan efektif. Tujuan utamanya adalah pemenuhan kebutuhan air bersih untuk operasional sekolah tersebut. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif terutama untuk menampilkan karakter fisik alam, tapak dan pola tata airnya. Hasil dan pembahasan berupa perencanaan rain water harvesting system pada kompleks bangunan sekolah dalam menangkap air hujan, termasuk elemen pelengkapnya. Selain itu, dilakukan pula proses daur ulang air limbah pada setiap bangunan untuk mengurangi efektivitas penggunaan air. Kesimpulannya rain water harvesting system sebagai upaya konservasi air yang paling sederhana, efektif dan mudah untuk direncanakan, dirancang dan dilaksanakan, terutama untuk bangunan sekolah kejuruan yang berbasis pengelolaan sumber daya air.
{"title":"Konservasi dengan rain water harvesting system sebagai solusi efektif bagi bangunan sekolah","authors":"Sri Utami Azis, A. Nugroho, Nikita Nikita","doi":"10.36813/JPLB.3.1.258-271","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/JPLB.3.1.258-271","url":null,"abstract":"Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup. Upaya konservasi air pada semua perencanaan dan perancangan bangunan dibutuhkan dalam menghadapi perubahan iklim yang kini terjadi. Konservasi air menjadi penting ketika air sebagai unsur utama dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah kejuruan. Rain water harvesting system sebagai alternatif konservasi yang paling tradisional, mudah dan efektif. Tujuan utamanya adalah pemenuhan kebutuhan air bersih untuk operasional sekolah tersebut. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif terutama untuk menampilkan karakter fisik alam, tapak dan pola tata airnya. Hasil dan pembahasan berupa perencanaan rain water harvesting system pada kompleks bangunan sekolah dalam menangkap air hujan, termasuk elemen pelengkapnya. Selain itu, dilakukan pula proses daur ulang air limbah pada setiap bangunan untuk mengurangi efektivitas penggunaan air. Kesimpulannya rain water harvesting system sebagai upaya konservasi air yang paling sederhana, efektif dan mudah untuk direncanakan, dirancang dan dilaksanakan, terutama untuk bangunan sekolah kejuruan yang berbasis pengelolaan sumber daya air.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121185607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-24DOI: 10.36813/JPLB.3.1.285-299
Rusdi Husin, Harie Wijayanto, Sigid Hariyadi
Pada tulisan ini, obyek penelitian dilakukan pada kegiatan penambangan di PT XYZ. PT XYZ menerapkan pengelolaan air tambang dengan menggunakan beberapa fasilitas kolam pengendapan yang selanjutnya disebut dengan settling-pond. Di PT XYZ, terdapat 14 kolam pengendap yang berfungsi untuk mengatasi pH, TSS, Fe dan Mn. Penelitian ini dilakukan guna menemukan kendali mutu yang tepat dalam mengidentifikasi potensi deviasi dari baku mutu lingkungan hidup yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Kendali mutu guna menentukan control chart serta control limitnya dicari untuk masing-masing parameter pH, Fe dan Mn. Beberapa model alternatif sampling plan telah disusun untuk diujicobakan dengan beberapa control chart. Pilihan control chart yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk dipilih adalah Chart, Chart dan XmR Chart. Pada penelitian ini, data setiap parameter dikumpulkan dan dilakukan uji stabilitas dan uji kapabilitas guna diputuskan control chart dan control limit-nya setiap parameter. Hasil penelitian menunjukkan untuk parameter pH, Fe dan Mn control chart yang dapat digunakan adalah . Penerapan control chart di dalam pengelolaan air tambang PT XYZ terbukti dapat mengelola kinerja kepatuhannya terhadap peraturan perundang-undangan dengan mengedepankan pendekatan pencegahan dan perbaikan berkelanjutan.
{"title":"Perancangan fungsi kendali mutu pada pengelolaan kolam pengendap perusahaan tambang batubara PT XYZ","authors":"Rusdi Husin, Harie Wijayanto, Sigid Hariyadi","doi":"10.36813/JPLB.3.1.285-299","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/JPLB.3.1.285-299","url":null,"abstract":"Pada tulisan ini, obyek penelitian dilakukan pada kegiatan penambangan di PT XYZ. PT XYZ menerapkan pengelolaan air tambang dengan menggunakan beberapa fasilitas kolam pengendapan yang selanjutnya disebut dengan settling-pond. Di PT XYZ, terdapat 14 kolam pengendap yang berfungsi untuk mengatasi pH, TSS, Fe dan Mn. Penelitian ini dilakukan guna menemukan kendali mutu yang tepat dalam mengidentifikasi potensi deviasi dari baku mutu lingkungan hidup yang sudah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Kendali mutu guna menentukan control chart serta control limitnya dicari untuk masing-masing parameter pH, Fe dan Mn. Beberapa model alternatif sampling plan telah disusun untuk diujicobakan dengan beberapa control chart. Pilihan control chart yang dilibatkan dalam penelitian ini untuk dipilih adalah Chart, Chart dan XmR Chart. Pada penelitian ini, data setiap parameter dikumpulkan dan dilakukan uji stabilitas dan uji kapabilitas guna diputuskan control chart dan control limit-nya setiap parameter. Hasil penelitian menunjukkan untuk parameter pH, Fe dan Mn control chart yang dapat digunakan adalah . Penerapan control chart di dalam pengelolaan air tambang PT XYZ terbukti dapat mengelola kinerja kepatuhannya terhadap peraturan perundang-undangan dengan mengedepankan pendekatan pencegahan dan perbaikan berkelanjutan.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125372202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-24DOI: 10.36813/JPLB.3.1.244-257
Okid Parama Astirin, S. Sugiyarto, S. Nugraha
Jalak Lawu (Turdus sp.) merupakan spesies endemik yang banyak hidup di kawasan Gunung Lawu, Kabupaten Magetan dengan ketinggian 3265 mdpl. Populasi burung Jalak Lawu semakin menurun. Pemerintah Kabupaten Magetan menggunakan satwa ini sebagai salah satu ikon pariwisata. Penurunan populasi ini perlu diantisipasi dengan pemahaman atas perilaku, konservasi jenis pakan, maupun upaya untuk melakukan konservasinya. Penelitian dilakukan dengan observasi langsung terhadap burung dan vegetasi sekitarnya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Jalak Lawu lebih banyak muncul pada sore hari dan berada di pos 2 (ketinggian 700 mdpl). Tanaman pakan yang tersedia dan terdapat di kawasan studi ada 7 spesies yaitu Manis Rejo (Vaccinium varingiaefolium [Bl.] Miq.), Putat (Planchonia valida [B.] B1), Rubus alpestris Bl., Rubus linaetus Bl., Rubus fraxinifolius Poir, Rubus niveus Thunb dan Rubus rosafolius J.E. Upaya konservasi Jalak Lawu dapat dilakukan secara ex-situ maupun in-situ, tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh instansi yang terkait dan berwenang.
{"title":"Studi identifikasi keanekaragaman hayati pada habitat Jalak Lawu, wilayah lereng Gunung Lawu, Kabupaten Magetan","authors":"Okid Parama Astirin, S. Sugiyarto, S. Nugraha","doi":"10.36813/JPLB.3.1.244-257","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/JPLB.3.1.244-257","url":null,"abstract":"Jalak Lawu (Turdus sp.) merupakan spesies endemik yang banyak hidup di kawasan Gunung Lawu, Kabupaten Magetan dengan ketinggian 3265 mdpl. Populasi burung Jalak Lawu semakin menurun. Pemerintah Kabupaten Magetan menggunakan satwa ini sebagai salah satu ikon pariwisata. Penurunan populasi ini perlu diantisipasi dengan pemahaman atas perilaku, konservasi jenis pakan, maupun upaya untuk melakukan konservasinya. Penelitian dilakukan dengan observasi langsung terhadap burung dan vegetasi sekitarnya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Jalak Lawu lebih banyak muncul pada sore hari dan berada di pos 2 (ketinggian 700 mdpl). Tanaman pakan yang tersedia dan terdapat di kawasan studi ada 7 spesies yaitu Manis Rejo (Vaccinium varingiaefolium [Bl.] Miq.), Putat (Planchonia valida [B.] B1), Rubus alpestris Bl., Rubus linaetus Bl., Rubus fraxinifolius Poir, Rubus niveus Thunb dan Rubus rosafolius J.E. Upaya konservasi Jalak Lawu dapat dilakukan secara ex-situ maupun in-situ, tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh instansi yang terkait dan berwenang.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125954933","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}