Beban kerja perawat pelaksana yang sebanding atau ideal diperlukan agar pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan standar patient safety dan meminimalkan terjadinya masalah keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah hal yang sangat penting dalam setiap pemberian pelayanan kesehatan. Beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan fisik yang dapat mengakibatkan kurangnya konsentrasi pada pekerjaan sehingga berisiko melakukan kesalahan atau lupa untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien dapat dipengaruhi oleh macam-macam faktor salah satunya beban kerja perawat. Banyak bukti yang ditunjukkan bahwa patient safety di ruang isolasi covid-19 cukup baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan penerapan patient safety di ruang isolasi covid-19 RS Mitra Siaga Tegal. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain korelasional. Teknik untuk pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling dan besar sampel yang diambil yaitu 22 perawat. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat pelaksana dengan kategori berat yakni 14 (63,6%), sedangkan penerapan patient safety dengan kategori baik yakni 10 (45,5%). Analisis data dengan uji statistik Kendall’s Tau nilai signifikansi 0,035 < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat pelaksana dengan penerapan patient safety di ruang isolasi covid-19 RS Mitra Siaga Tegal.
{"title":"BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUANG-ISOLASI COVID-19 RS MITRA SIAGA TEGAL","authors":"Wisnu Widyantoro, Niken Setyowati, Ratna Widhiastuti","doi":"10.36308/jik.v13i1.363","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.363","url":null,"abstract":"Beban kerja perawat pelaksana yang sebanding atau ideal diperlukan agar pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan standar patient safety dan meminimalkan terjadinya masalah keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah hal yang sangat penting dalam setiap pemberian pelayanan kesehatan. Beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan fisik yang dapat mengakibatkan kurangnya konsentrasi pada pekerjaan sehingga berisiko melakukan kesalahan atau lupa untuk melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien dapat dipengaruhi oleh macam-macam faktor salah satunya beban kerja perawat. Banyak bukti yang ditunjukkan bahwa patient safety di ruang isolasi covid-19 cukup baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan penerapan patient safety di ruang isolasi covid-19 RS Mitra Siaga Tegal. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain korelasional. Teknik untuk pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling dan besar sampel yang diambil yaitu 22 perawat. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat pelaksana dengan kategori berat yakni 14 (63,6%), sedangkan penerapan patient safety dengan kategori baik yakni 10 (45,5%). Analisis data dengan uji statistik Kendall’s Tau nilai signifikansi 0,035 < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat pelaksana dengan penerapan patient safety di ruang isolasi covid-19 RS Mitra Siaga Tegal.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115713160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan dari tahun 2011 sampai agustus 2014 tercatat 1.480 kasus bullying yang terjadi di sekolah. Bentuk bullying di sekolah yang sering terjadi adalah bullying verbal yang dapat terjadi dalam bentuk ejekan, menggoda atau menghina seseorang. Korban verbal bullying mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan verbal bullying dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri Brebes 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di SMA Negeri 2 Brebes yang diambil dengan teknik proportional sampling berjumlah 80 responden. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,001 (<0,05) yang menunjukan ada hubungan antara verbal bullying dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri Brebes 02 Kabupaten Brebes. Bagi guru bimbingan dan konseling diharapkan melakukan pengawasan agar dapat memantau dan memberikan pendidikan tentang bentuk-bentuk verbal bullying serta efek negatif dari verbal bullying sebagai antisipasi dan agar bisa menindaklanjuti kasus dengan tepat dan cepat. Kata Kunci : remaja, verbal bullying, interaksi sosial
印度尼西亚儿童保护委员会(KPAI)指出,从2011年到2014年8月,有1 480起校园欺凌事件被记录在案。校园欺凌的常见形式是言语欺凌,它可能以嘲笑、戏弄或侮辱的形式发生。言语欺凌的受害者在社会互动方面有困难。研究的目的是确定Brebes 02国高中青少年的口头虐待与社会交往之间的联系。本研究是一种利用跨分段方法进行相关设计的定量研究。这项研究的人口是SMA Negeri 2 Brebes的青少年,采用比例抽样技术,共80名受访者。chi square测试获得了p值= 0.001(< 0.05)的成绩,这表明欺凌行为与02布雷比斯郡青少年的社会互动之间存在联系。指导教师和咨询教师需要进行监督,以监测和提供关于口头欺凌形式的教育,并在预期中提供口头欺凌的负面影响,并迅速跟进案件。关键词:青少年,口头欺凌,社会交往
{"title":"HUBUNGAN VERBAL BULLYING DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA","authors":"Arif Rakhman, Dwi Budi Prastiani, Lola Azizah Nur","doi":"10.36308/jik.v13i1.368","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.368","url":null,"abstract":"Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan dari tahun 2011 sampai agustus 2014 tercatat 1.480 kasus bullying yang terjadi di sekolah. Bentuk bullying di sekolah yang sering terjadi adalah bullying verbal yang dapat terjadi dalam bentuk ejekan, menggoda atau menghina seseorang. Korban verbal bullying mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan verbal bullying dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri Brebes 02. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di SMA Negeri 2 Brebes yang diambil dengan teknik proportional sampling berjumlah 80 responden. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,001 (<0,05) yang menunjukan ada hubungan antara verbal bullying dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri Brebes 02 Kabupaten Brebes. Bagi guru bimbingan dan konseling diharapkan melakukan pengawasan agar dapat memantau dan memberikan pendidikan tentang bentuk-bentuk verbal bullying serta efek negatif dari verbal bullying sebagai antisipasi dan agar bisa menindaklanjuti kasus dengan tepat dan cepat. \u0000Kata Kunci : remaja, verbal bullying, interaksi sosial","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114150108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2014). Lebih dari setengah, wanita pasca melahirkan mengalami depresi postpartum blues di Indonesia. Yaitu 50 sampai 60 % untuk primipara dan sekitar 50% yang mengalami post partum mempunyai riwayat keluarga gangguan mood (Wahyuni & Rumiatun, 2016). Persentase inseden depresi postpartum di Asia masih lumayan tinggi dan beragam, yaitu kisaran dari 3.5% hingga 63.3% (Yusuff ASM, Tang L, Binns CW, Lee, 2015). Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi psikologi ibu pada masa nifas Metode : Literature ditelusuri melalui sarana media elektronik dengan penuntun kata kunci. Artikel terseleksi 5, yang masing-masing mewakili faktor pengaruh adaptasi psikologi ibu nifas. Hasil : Dari hasil literature review yang telah dipaparkan, semua artikel menjelaskan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian postpartum blues pada masa nifas diantaranya, faktor usia, faktor paritas, dukungan sosial suami dan keluarga, jenis persalinan, persalinan yang tidak direncanakan, status sosial ekonomi rendah, pekerjaan paruh waktu, kerentanan biologis, kerentanan psikologis, situasi stresfull, dan strategi yang maladaptif. Kesimpulan: Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, disimpulkan bawha dukungan suami maupun keluargalah merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap angka kejadian postpartum blues pada masa nifas.
{"title":"LITERATURE REVIEW : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADAPTASI PSIKOLOGI (Postpartum Blues) PADA MASA NIFAS (Puerperium)","authors":"Muliatul Jannah, Nurul Latifah","doi":"10.36308/jik.v13i1.382","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.382","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2014). Lebih dari setengah, wanita pasca melahirkan mengalami depresi postpartum blues di Indonesia. Yaitu 50 sampai 60 % untuk primipara dan sekitar 50% yang mengalami post partum mempunyai riwayat keluarga gangguan mood (Wahyuni & Rumiatun, 2016). Persentase inseden depresi postpartum di Asia masih lumayan tinggi dan beragam, yaitu kisaran dari 3.5% hingga 63.3% (Yusuff ASM, Tang L, Binns CW, Lee, 2015). Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi psikologi ibu pada masa nifas Metode : Literature ditelusuri melalui sarana media elektronik dengan penuntun kata kunci. Artikel terseleksi 5, yang masing-masing mewakili faktor pengaruh adaptasi psikologi ibu nifas. Hasil : Dari hasil literature review yang telah dipaparkan, semua artikel menjelaskan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian postpartum blues pada masa nifas diantaranya, faktor usia, faktor paritas, dukungan sosial suami dan keluarga, jenis persalinan, persalinan yang tidak direncanakan, status sosial ekonomi rendah, pekerjaan paruh waktu, kerentanan biologis, kerentanan psikologis, situasi stresfull, dan strategi yang maladaptif. Kesimpulan: Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, disimpulkan bawha dukungan suami maupun keluargalah merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap angka kejadian postpartum blues pada masa nifas.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131884506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dina Retnoningsih, Agus Susanto, Akhmad Aniq Barlian
Drugs are an important component of health services, if there is a shortage of drugs in pharmacies, it will reduce the level of consumer confidence in these pharmacies. Proper management of pharmaceutical preparations can anticipate patient needs which are often unpredictable. Since the COVID-19 outbreak spread in Indonesia, the need for vitamins, supplements, fever-reducing drugs, cough, and cold medicines has experienced a massive and significant increase in sales. The research on the description of the strategy for the procurement of pharmaceutical preparations at the Putri Pharmacy during the COVID-19 pandemic is social pharmacy research with an observational (non-experimental) and qualitative descriptive research design. The subjects of this study were pharmacists in charge of pharmacies and TTK (pharmaceutical technical personnel) at Putri Pharmacy. This study is intended to clearly identify the strategy for the procurement of pharmaceutical preparations at the Putri Pharmacy in Gumayun during the COVID-19 pandemic. Through this research, we get an overview of the procurement strategy of Putri Pharmacy. Activity the most important thing is to find information as quickly as possible about needed drugs. Besides that, it is necessary now order with the number of goods improved. For the last need build good relationships with the pharmaceutical wholesaler (PBF) as supporting factors.
{"title":"GAMBARAN STRATEGI PENGADAAN SEDIAAN FARMASI APOTEK PUTRI GUMAYUN DI MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Dina Retnoningsih, Agus Susanto, Akhmad Aniq Barlian","doi":"10.36308/jik.v13i1.359","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.359","url":null,"abstract":"Drugs are an important component of health services, if there is a shortage of drugs in pharmacies, it will reduce the level of consumer confidence in these pharmacies. Proper management of pharmaceutical preparations can anticipate patient needs which are often unpredictable. Since the COVID-19 outbreak spread in Indonesia, the need for vitamins, supplements, fever-reducing drugs, cough, and cold medicines has experienced a massive and significant increase in sales. The research on the description of the strategy for the procurement of pharmaceutical preparations at the Putri Pharmacy during the COVID-19 pandemic is social pharmacy research with an observational (non-experimental) and qualitative descriptive research design. The subjects of this study were pharmacists in charge of pharmacies and TTK (pharmaceutical technical personnel) at Putri Pharmacy. This study is intended to clearly identify the strategy for the procurement of pharmaceutical preparations at the Putri Pharmacy in Gumayun during the COVID-19 pandemic. Through this research, we get an overview of the procurement strategy of Putri Pharmacy. Activity the most important thing is to find information as quickly as possible about needed drugs. Besides that, it is necessary now order with the number of goods improved. For the last need build good relationships with the pharmaceutical wholesaler (PBF) as supporting factors.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"249 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132084420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Posyandu for the elderly is a place for health services for the elderly. Utilization of the Posyandu lansia in the working area of the Tapung II Health Center in 2019 is still low at 71.6% of the 100% Minimum Service Standard (SPM). The purpose of this study was to analyze factors related to the utilization of the Posyandu lansia in the Tapung II Puskesmas Working Area, Kampar Regency in 2021. This type of research was quantitative analytic using a cross sectional design. The population is all pre-elderly and elderly people in Tapung II Village, Kampar Regency, amounting to 817 people while the research sample is 86 people. Sampling was done by simple random sampling using a questionnaire as a data collector for the variables Knowledge, Attitude, Access to the Posyandu lansia, Family Support, Role of Cadre. Data analysis with chi square and multiple logistic regression. The results showed that the utilization of the Posyandu lansia in Tapung II Village, Tapung District, Kampar Regency was 86%. The results of multivariate analysis showed that the variables that influenced the use of posyandu lansia were knowledge (p=0.006) Attitude (p=0.007), family support (p=0.003), and the role of cadres (p=0.014). The most dominant variable influencing is family support (POR 36,744). The conclusion in this study is that there is a relationship between knowledge, attitudes, family support and the role of cadres on the utilization of services for the elderly service program at the Tapung II Health Center, Kampar Regency.
养老院是为老年人提供保健服务的场所。2019年,在塔蓬第二保健中心的工作区域,Posyandu lansia的使用率仍然很低,仅为100%最低服务标准(SPM)的71.6%。本研究的目的是分析2021年在Kampar县Tapung II Puskesmas工作区使用Posyandu lansia的相关因素。这种类型的研究是采用横截面设计的定量分析。人口均为Kampar Regency Tapung II Village的老年前期和老年人,共817人,而研究样本为86人。采用简单随机抽样的方法,以问卷为数据采集器,对知识、态度、获得帮扶、家庭支持、干部角色等变量进行抽样。数据分析用卡方和多元逻辑回归。结果表明,甘巴县塔邦县塔邦二村的波山都兰的利用率为86%。多因素分析结果显示,影响青壮年使用的变量为知识(p=0.006)、态度(p=0.007)、家庭支持(p=0.003)和干部作用(p=0.014)。影响最主要的变量是家庭支持(POR 36,744)。本研究的结论是,知识、态度、家庭支持和干部角色对Kampar Regency Tapung II Health Center老年人服务计划服务的利用之间存在关系。
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PELAYANAN LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA)","authors":"Ria Oktafera, Ennimay Ennimay, Ahmad Hanafi","doi":"10.36308/jik.v13i1.343","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.343","url":null,"abstract":"Posyandu for the elderly is a place for health services for the elderly. Utilization of the Posyandu lansia in the working area of the Tapung II Health Center in 2019 is still low at 71.6% of the 100% Minimum Service Standard (SPM). The purpose of this study was to analyze factors related to the utilization of the Posyandu lansia in the Tapung II Puskesmas Working Area, Kampar Regency in 2021. This type of research was quantitative analytic using a cross sectional design. The population is all pre-elderly and elderly people in Tapung II Village, Kampar Regency, amounting to 817 people while the research sample is 86 people. Sampling was done by simple random sampling using a questionnaire as a data collector for the variables Knowledge, Attitude, Access to the Posyandu lansia, Family Support, Role of Cadre. Data analysis with chi square and multiple logistic regression. The results showed that the utilization of the Posyandu lansia in Tapung II Village, Tapung District, Kampar Regency was 86%. The results of multivariate analysis showed that the variables that influenced the use of posyandu lansia were knowledge (p=0.006) Attitude (p=0.007), family support (p=0.003), and the role of cadres (p=0.014). The most dominant variable influencing is family support (POR 36,744). The conclusion in this study is that there is a relationship between knowledge, attitudes, family support and the role of cadres on the utilization of services for the elderly service program at the Tapung II Health Center, Kampar Regency.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127424405","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
T. Handayani, Sadar Prihandana, Cuciati Cuciati, Ahmad Baequni
Kebiasaan minum teh pada masyarakat tegal sudah menjadi tradisi turun temurun dan dilakukan hampir setiap hari. Didalam teh ini terdapat kandungan oksalat dan kalsium. Jika asupan makanan yang mengandung oksalat melebih batas kebutuhan tubuh, maka oksalat bebas dan kalsium dapat mengendap di urine dan membentuk kristal kalsium oksalat. Hal ini lambat laun dapat menyebabkan kejadian batu di ginjal. Tujuan penelitian ini adalah mencoba melihat apakah ada hubungan kebiasaan minum teh terhadap kandungan kalsium oksalat urine pada responden yang diteliti. Metode yang digunakan dengan memberikan kuesioner untuk mengetahui kebiasaan minum teh pada responden kemudian dilakukan pengambilan sampel urine untuk memeriksa kandungan kalsium oksalat pada urine responden tersebut. Sampel diperiksa dengan metode mikroskopis di laboratorium Dinkes Kota Tegal. Jumlah responden sebanyak 30 orang yang merupakan pegawai kantor di instansi Pemerintah Kota Tegal. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif analitik. Hasil penelitian untuk masing-masing variabel dalam kebiasaan minum teh menunjukkan nilai p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan minum teh terhadap kandungan kalsium oksalat dalam urine. Ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kalsium oksalat urine sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut lagi dimasa yang akan datang.
{"title":"HUBUNGAN KEBIASAAN MINUM TEH TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM OKSALAT URINE","authors":"T. Handayani, Sadar Prihandana, Cuciati Cuciati, Ahmad Baequni","doi":"10.36308/jik.v13i1.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.349","url":null,"abstract":"Kebiasaan minum teh pada masyarakat tegal sudah menjadi tradisi turun temurun dan dilakukan hampir setiap hari. Didalam teh ini terdapat kandungan oksalat dan kalsium. Jika asupan makanan yang mengandung oksalat melebih batas kebutuhan tubuh, maka oksalat bebas dan kalsium dapat mengendap di urine dan membentuk kristal kalsium oksalat. Hal ini lambat laun dapat menyebabkan kejadian batu di ginjal. Tujuan penelitian ini adalah mencoba melihat apakah ada hubungan kebiasaan minum teh terhadap kandungan kalsium oksalat urine pada responden yang diteliti. Metode yang digunakan dengan memberikan kuesioner untuk mengetahui kebiasaan minum teh pada responden kemudian dilakukan pengambilan sampel urine untuk memeriksa kandungan kalsium oksalat pada urine responden tersebut. Sampel diperiksa dengan metode mikroskopis di laboratorium Dinkes Kota Tegal. Jumlah responden sebanyak 30 orang yang merupakan pegawai kantor di instansi Pemerintah Kota Tegal. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif analitik. Hasil penelitian untuk masing-masing variabel dalam kebiasaan minum teh menunjukkan nilai p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan minum teh terhadap kandungan kalsium oksalat dalam urine. Ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kalsium oksalat urine sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut lagi dimasa yang akan datang.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130145585","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Situasi pandemi COVID-19 yang menyebabkan dikeluarkannya keputusan pembatasan aktivitas beresiko terhadap kelangsungan pelaksanaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Dalam hal ini, ibu hamil ikut tergolong pada kategori kelompok yang rentan resiko terinfeksi COVID-19 dikarenakan masa kehamilan yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh secara parsial dan berakibat pada resiko terinfeksi virus. Salah satu dampak yang telah terjadi ialah adanya penurunan Kunjungan Pertama (K1) dan Kunjungan ke-4 (K4) oleh ibu hamil. Penurunan cakupan K1 dan K4 dapat mempersulit terdeteksinya faktor resiko ibu hamil secara dini yang menyebabkan terlambatnya penanganan pada ibu hamil dan berakibat pada kematian ibu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan frekuensi AKI akibat kondisi ini ialah pelaksanaan antenatal care (ANC). Pelaksanaan pelayanan ini memerlukan pengetahuan serta sikap kooperatif dari ibu yang sedang dalam masa kehamilan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan frekuensi kunjungan ANC selama pandemi Covid-19 yang dikhususkan pada wilayah Puskesmas Tambak Rejo & Dukuh Kupang. Penelitian ini ini merupakan analitik observasional yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ialah Ibu hamil primigravida trimester 3 di Puskesmas Tambak Rejo dan Dukuh Kupang di Surabaya dengan penggunaan kuisoner sebagai instrument penelitian. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah Uji statistik Chi Square. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan ANC selama masa pandemi COVID-19. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, ANC, ibu hamil, Covid-19
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN ANC SELAMA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS SURABAYA","authors":"Alfi Nurmuftihah, Aditiawarman Aditiawarman, Pudji Lestari","doi":"10.36308/jik.v13i1.317","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.317","url":null,"abstract":"Situasi pandemi COVID-19 yang menyebabkan dikeluarkannya keputusan pembatasan aktivitas beresiko terhadap kelangsungan pelaksanaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Dalam hal ini, ibu hamil ikut tergolong pada kategori kelompok yang rentan resiko terinfeksi COVID-19 dikarenakan masa kehamilan yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh secara parsial dan berakibat pada resiko terinfeksi virus. Salah satu dampak yang telah terjadi ialah adanya penurunan Kunjungan Pertama (K1) dan Kunjungan ke-4 (K4) oleh ibu hamil. Penurunan cakupan K1 dan K4 dapat mempersulit terdeteksinya faktor resiko ibu hamil secara dini yang menyebabkan terlambatnya penanganan pada ibu hamil dan berakibat pada kematian ibu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan frekuensi AKI akibat kondisi ini ialah pelaksanaan antenatal care (ANC). Pelaksanaan pelayanan ini memerlukan pengetahuan serta sikap kooperatif dari ibu yang sedang dalam masa kehamilan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan frekuensi kunjungan ANC selama pandemi Covid-19 yang dikhususkan pada wilayah Puskesmas Tambak Rejo & Dukuh Kupang. Penelitian ini ini merupakan analitik observasional yang dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ialah Ibu hamil primigravida trimester 3 di Puskesmas Tambak Rejo dan Dukuh Kupang di Surabaya dengan penggunaan kuisoner sebagai instrument penelitian. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah Uji statistik Chi Square. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan ANC selama masa pandemi COVID-19. \u0000Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, ANC, ibu hamil, Covid-19","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131136724","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ainur Wachidatul Irsyami, Soenarnatalina Soenarnatalina, Desak Made Sintha Kurnia Dewi
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk pada tahun 2019 sebanyak 268.074.565 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,15-2,49% pertahun. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu.Tujuan: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pemodelan pemilihan jenis kontrasepsi di Indonesia menggunakan regresi logistik multinomial. Metode: Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan penelitiannya cross sectional. Variabel independen yaitu usia, jumlah anak hidup, tingkat pendidikan, indeks kekayaan, kunjungan pekerja fasilitas KB, kunjungan fasilitas kesehatan, kepemilikan asuransi kesehatan, sumber informasi TV, radi dan koran atau majalah, sedangkan variabel dependen yaitu alat kontrasepsi (pil, suntik, implant, IUD, MOW, LAM, Rhythm, Withdrawals). Sampel berjumlah 8.838 orang yang bersumber dari data BKKBN (2017). Analisis menggunakan uji regresi logistik multinomial. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh yang sifnifikan pada variabel usia, tingkat pendidikan, tempat tinggal, status pekerjaan, indeks kekayaan, jumlah anak hidup, kunjungan pekerja fasilitas KB, kunjungan fasilitas kesehatan, sumber informasi TV, radio dan koran atau majalah (p-value < 0,05), sedangkan variabel kepemilikan asuransi kesehatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan alat kontrasepsi (p-value > 0,05). Kesimpulan: perlu ditingkatkan sosialisasi penggunaan kontrasepsi di berbagai media.
{"title":"ANALISIS FAKTOR SOSIODEMOGRAFIS DAN PELAYANAN KB DALAM PERMODELAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI INDONESIA","authors":"Ainur Wachidatul Irsyami, Soenarnatalina Soenarnatalina, Desak Made Sintha Kurnia Dewi","doi":"10.36308/jik.v13i1.367","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.367","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk pada tahun 2019 sebanyak 268.074.565 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,15-2,49% pertahun. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu.Tujuan: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pemodelan pemilihan jenis kontrasepsi di Indonesia menggunakan regresi logistik multinomial. Metode: Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan penelitiannya cross sectional. Variabel independen yaitu usia, jumlah anak hidup, tingkat pendidikan, indeks kekayaan, kunjungan pekerja fasilitas KB, kunjungan fasilitas kesehatan, kepemilikan asuransi kesehatan, sumber informasi TV, radi dan koran atau majalah, sedangkan variabel dependen yaitu alat kontrasepsi (pil, suntik, implant, IUD, MOW, LAM, Rhythm, Withdrawals). Sampel berjumlah 8.838 orang yang bersumber dari data BKKBN (2017). Analisis menggunakan uji regresi logistik multinomial. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh yang sifnifikan pada variabel usia, tingkat pendidikan, tempat tinggal, status pekerjaan, indeks kekayaan, jumlah anak hidup, kunjungan pekerja fasilitas KB, kunjungan fasilitas kesehatan, sumber informasi TV, radio dan koran atau majalah (p-value < 0,05), sedangkan variabel kepemilikan asuransi kesehatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan alat kontrasepsi (p-value > 0,05). Kesimpulan: perlu ditingkatkan sosialisasi penggunaan kontrasepsi di berbagai media.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132574593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ayu Setyowati, A. Nur, S. Slamet, Khusna Santika Rahmasari
Jamu pegal linu merupakan salah satu produk obat tradisional yang banyak diminati oleh masyarakat, dapat menghilangkan pegal linu, nyeri otot, tulang dan dapat memperlancar peredaran darah. Bahan kimia obat natrium diklofenak merupakan obat yang digunakan sebagai obat anti nyeri tetapi disalahgunakan oleh produsen jamu untuk menambah efek pada produk jamunya agar mempunyai efek yang cepat. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis sediaan jamu pegal linu yang beredar di Kabupaten Pekalongan dan untuk mengetahui kadar BKO natrium diklofenak dalamnya. Metode yang digunakan adalah uji kualitatif menggunakan KLT dengan fase diam silika gel F60 254 nm dan fase gerak etil asetat:n-heksana (9,5:0,5) dan uji kuantitatif menggunakan KCKT dengan fase gerak methanol:aquabidestilata (80:20). Hasil analisis kualitatif dengan KLT dari 14 sampel jamu pegal linu yang terdeteksi bahan kimia obat natrium diklofenak terdapat pada 6 sampel dengan nilai Rf natrium diklofenak 0,68 cm sedangkan pada sampel B, D, E, F, dan K diperoleh nilai Rf 0,65 cm dan sampel G diperoleh nilai Rf 0,68 cm. Sedangkan analisis kuantitatif dengan KCKT setiap kemasan 7 gram sampel B mengandung kadar sebanyak 3 mg, sampel D mengandung kadar sebanyak 0,69 mg, sampel E mengandung kadar sebanyak 2,11 mg, sampel F mengandung kadar sebanyak 1,18 mg, sampel G mengandung kadar sebanyak 1,55 mg dan sampel K mengandung kadar sebanyak 3,20 mg. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel jamu pegal linu yang beredar di Kabupaten Pekalongan dari 14 sampel jamu, 6 sampel mengandung natrium diklofenak.
{"title":"ANALISIS KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT NATRIUM DIKLOFENAK PADA SEDIAAN JAMU PEGAL LINU YANG BEREDAR DI KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN METODE KCKT (KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI)","authors":"Ayu Setyowati, A. Nur, S. Slamet, Khusna Santika Rahmasari","doi":"10.36308/jik.v13i1.315","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.315","url":null,"abstract":"Jamu pegal linu merupakan salah satu produk obat tradisional yang banyak diminati oleh masyarakat, dapat menghilangkan pegal linu, nyeri otot, tulang dan dapat memperlancar peredaran darah. Bahan kimia obat natrium diklofenak merupakan obat yang digunakan sebagai obat anti nyeri tetapi disalahgunakan oleh produsen jamu untuk menambah efek pada produk jamunya agar mempunyai efek yang cepat. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis sediaan jamu pegal linu yang beredar di Kabupaten Pekalongan dan untuk mengetahui kadar BKO natrium diklofenak dalamnya. Metode yang digunakan adalah uji kualitatif menggunakan KLT dengan fase diam silika gel F60 254 nm dan fase gerak etil asetat:n-heksana (9,5:0,5) dan uji kuantitatif menggunakan KCKT dengan fase gerak methanol:aquabidestilata (80:20). Hasil analisis kualitatif dengan KLT dari 14 sampel jamu pegal linu yang terdeteksi bahan kimia obat natrium diklofenak terdapat pada 6 sampel dengan nilai Rf natrium diklofenak 0,68 cm sedangkan pada sampel B, D, E, F, dan K diperoleh nilai Rf 0,65 cm dan sampel G diperoleh nilai Rf 0,68 cm. Sedangkan analisis kuantitatif dengan KCKT setiap kemasan 7 gram sampel B mengandung kadar sebanyak 3 mg, sampel D mengandung kadar sebanyak 0,69 mg, sampel E mengandung kadar sebanyak 2,11 mg, sampel F mengandung kadar sebanyak 1,18 mg, sampel G mengandung kadar sebanyak 1,55 mg dan sampel K mengandung kadar sebanyak 3,20 mg. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel jamu pegal linu yang beredar di Kabupaten Pekalongan dari 14 sampel jamu, 6 sampel mengandung natrium diklofenak.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129258078","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit mata kering adalah penyakit yang sering ditemui dan dapat terjadi akibat beberapa faktor. Penyakit ini lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Adapun faktor risiko yang dapat menyebabkan mata kering terbagi berdasarkan karakter individu, lingkungan, penyakit kronis, penyakti autoimun, obat-obatan dan riwayat cedera. Penulisan artikel ini didapatkan dari berbagai sumber berupa jurnal ilmiah dan pedoman bagi institusi terkait. Pencarian sumber dilakukan di berbagai portal online seperti Medscape, NCBI, Google Scholar dan website kesehatan lainnya dengan kata kunci “Dry Eye Disease”. Penyakit mata kering merupakan penyakit yang sering dijumpai dan terjadi karena multifaktorial serta dapat memengaruhi kualitas hidup dan menganggu penglihatan terutama saat melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang menyebabkan mata kering, yaitu penggunaan obat-obatan baik obat topikal maupun obat sistemik. Penggunaan lima atau lebih obat secara bersamaan dapat meningkatkan terjadinya mata kering. Tatalaksana mata kering dapat diberikan air mata buatan dan menghentikan penggunaan atau mengganti obat dengan obat lainnya. Penyakit mata kering dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, baik obat topikal maupun obat sistemik. Tatalaksana yang dapat dilakukan, yaitu dengan pemberian air mata buatan dan menghindari obat mata topikal penyebab mata kering.
{"title":"LITERATURE REVIEW: MATA KERING AKIBAT OBAT-OBATAN","authors":"Nur Izzatush Sholihah","doi":"10.36308/jik.v13i1.351","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/jik.v13i1.351","url":null,"abstract":"Penyakit mata kering adalah penyakit yang sering ditemui dan dapat terjadi akibat beberapa faktor. Penyakit ini lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Adapun faktor risiko yang dapat menyebabkan mata kering terbagi berdasarkan karakter individu, lingkungan, penyakit kronis, penyakti autoimun, obat-obatan dan riwayat cedera. Penulisan artikel ini didapatkan dari berbagai sumber berupa jurnal ilmiah dan pedoman bagi institusi terkait. Pencarian sumber dilakukan di berbagai portal online seperti Medscape, NCBI, Google Scholar dan website kesehatan lainnya dengan kata kunci “Dry Eye Disease”. Penyakit mata kering merupakan penyakit yang sering dijumpai dan terjadi karena multifaktorial serta dapat memengaruhi kualitas hidup dan menganggu penglihatan terutama saat melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang menyebabkan mata kering, yaitu penggunaan obat-obatan baik obat topikal maupun obat sistemik. Penggunaan lima atau lebih obat secara bersamaan dapat meningkatkan terjadinya mata kering. Tatalaksana mata kering dapat diberikan air mata buatan dan menghentikan penggunaan atau mengganti obat dengan obat lainnya. Penyakit mata kering dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, baik obat topikal maupun obat sistemik. Tatalaksana yang dapat dilakukan, yaitu dengan pemberian air mata buatan dan menghindari obat mata topikal penyebab mata kering.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127267033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}