Pub Date : 2021-06-12DOI: 10.20527/jukung.v7i1.10814
A. Ikhsan, Yaya Azmiati, Ulfah Delvianti, I. Syauqiah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biosorben pelepah nipah dan menentukan kondisi optimum ukuran partikel dan waktu kontak dalam penurunan kadar merkuri. Proses maserasi menggunakan metanol dan diaktivasi menggunakan HCl. Hasil analisa FT-IR menunjukkan bahwa pada biosorben pelepah nipah memiliki kandungan selulosa yang ditunjukkan dengan gugus fungsi O-H, C-H dan C-O. Pada analisa SEM menunjukkan bahwa luas permukaan biosorben ukuran 100 mesh lebih besar dibandingan dengan luas permukaan 60 dan 80 mesh. Hasil pengujian AAS pada sampel pada ukuran 60 mesh dengan wantu kontak 30,60 dan 90 menit yaitu 99,99902 %, 99,99922 % dan 99,99942 %, pada ukuran 80 mesh dengan waktu kontak 30,60 dan 90 menit yaitu 99,99951 %, 99,99958 % dan 99,99966 %, pada ukuran 100 mesh dengan waktu kontak 30,60 dan 90 menit yaitu 99,99973 %, 99,99981 % dan 99,99989 %. Penyerapan kadar merkuri terbanyak terjadi pada biosorben ukuran 100 mesh dengan waktu kontak 90 menit yaitu 99,99989 %. Kata Kunci : Adsorpsi, biosorben, karakteristik, merkuri, pelepah nipah. This research attempts to know characteristic of nypa midrib biosorbent and determine optomization particle size and contact time in reduce level mercury. Maceration process using methanol and activation biosorbent is using HCl. The results of FTIR analysis shows that nypa midrib biosorbent contains cellulose indicated by the fungsional group O-H, C-H and C-O. SEM analysis is shows that the surface area biosorbent 100 mesh is bigger than surface area 60 and 80 mesh. The result of AAS for sample 60 mesh with contact time 30, 60 and 90 minute is 99,99902 %, 99,99922 % dan 99,99942 %, at 80 mesh with contact time 30,60 and 90 minute is 99,99951 %, 99,99958 % dan 99,99966 %, and at 100 mesh with contact time 30, 60 and 90 minute is 99,99973 %, 99,99981 % dan 99,99989 %. The highest absorption of mercury levels occurred in biosorbent 100 mesh with contact time 90 minute is 99,99989 %. Keywords: Adsorption, biosorbent, characteristic, mercury, nypa midrib.
{"title":"KARAKTERISTIK BIOSORBEN PELEPAH NIPAH (Nypa Fruticans) UNTUK PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT AIR MERKURI (Hg)","authors":"A. Ikhsan, Yaya Azmiati, Ulfah Delvianti, I. Syauqiah","doi":"10.20527/jukung.v7i1.10814","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v7i1.10814","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biosorben pelepah nipah dan menentukan kondisi optimum ukuran partikel dan waktu kontak dalam penurunan kadar merkuri. Proses maserasi menggunakan metanol dan diaktivasi menggunakan HCl. Hasil analisa FT-IR menunjukkan bahwa pada biosorben pelepah nipah memiliki kandungan selulosa yang ditunjukkan dengan gugus fungsi O-H, C-H dan C-O. Pada analisa SEM menunjukkan bahwa luas permukaan biosorben ukuran 100 mesh lebih besar dibandingan dengan luas permukaan 60 dan 80 mesh. Hasil pengujian AAS pada sampel pada ukuran 60 mesh dengan wantu kontak 30,60 dan 90 menit yaitu 99,99902 %, 99,99922 % dan 99,99942 %, pada ukuran 80 mesh dengan waktu kontak 30,60 dan 90 menit yaitu 99,99951 %, 99,99958 % dan 99,99966 %, pada ukuran 100 mesh dengan waktu kontak 30,60 dan 90 menit yaitu 99,99973 %, 99,99981 % dan 99,99989 %. Penyerapan kadar merkuri terbanyak terjadi pada biosorben ukuran 100 mesh dengan waktu kontak 90 menit yaitu 99,99989 %. Kata Kunci : Adsorpsi, biosorben, karakteristik, merkuri, pelepah nipah. This research attempts to know characteristic of nypa midrib biosorbent and determine optomization particle size and contact time in reduce level mercury. Maceration process using methanol and activation biosorbent is using HCl. The results of FTIR analysis shows that nypa midrib biosorbent contains cellulose indicated by the fungsional group O-H, C-H and C-O. SEM analysis is shows that the surface area biosorbent 100 mesh is bigger than surface area 60 and 80 mesh. The result of AAS for sample 60 mesh with contact time 30, 60 and 90 minute is 99,99902 %, 99,99922 % dan 99,99942 %, at 80 mesh with contact time 30,60 and 90 minute is 99,99951 %, 99,99958 % dan 99,99966 %, and at 100 mesh with contact time 30, 60 and 90 minute is 99,99973 %, 99,99981 % dan 99,99989 %. The highest absorption of mercury levels occurred in biosorbent 100 mesh with contact time 90 minute is 99,99989 %. Keywords: Adsorption, biosorbent, characteristic, mercury, nypa midrib.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130367331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-12DOI: 10.20527/jukung.v7i1.10816
Muthia Elma, Mahmud Mahmud, Fitri Ria Mustalifah, Akhbar Akhbar, Lili Suryani, Amalia Enggar Pratiwi, Dhiyaur Rahmah, Nur Baity
Krisis air bersih khususnya di Kalimantan Selatan pada musim kemarau sering terjadi karena adanya intrusi air laut yang mengakibatkan air menjadi payau. Konsentrasi garam tinggi yang tidak sesuai baku mutu air bersih mengharuskan perlu adanya pengolahan. Oleh karena itu, proses desalinasi melalui pervaporasi menjadi pilihan untuk memisahkan kadar garam yang terlarut dalam air. Proses desalinasi dilakukan menggunakan membran silika yang dimodifikasi dengan menambahkan karbon dari pektin pisang untuk memperkuat struktur pori dan meningkatkan hidrostabilitas membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja membran silika-pektin pisang dengan metode pervaporasi (PV) menggunakan umpan air payau (NaCl 0,3 wt%) pada suhu ruang (~25°C). Bahan utama pada pembuatan membran ini adalah tetraethyl orthosilicate (TEOS). Membran silika-pektin pisang dengan konsentrasi 1% dikalsinasi pada suhu 300°C dan suhu 400°C melalui teknik RTP (Rapid Thermal Processing). Nilai fluks membran pada suhu kalsinasi 300°C sebesar 4,5 kg.m-2.jam-1 dengan nilai rejeksi garamnya sebesar 99,64 %. Sedangkan pada membran dengan suhu kalsinasi 400°C menghasilkan nilai fluks sebesar 13,2 kg.m-2.jam-1 dengan nilai rejeksi garam sebesar 99,78%. Kinerja kedua membran menunjukkan hasil yang sangat baik pada suhu kalsinasi 400°C dikarenakan adanya pengaruh penyisipan karbon dalam matriks silika sehingga pori yang terbentuk lebih kuat. Kata kunci: air payau, desalinasi air payau, membran silika-pektin, pektin pisang, pervaporasi. South Kalimantan during the dry season has been clean water scarcity, due to the sea water intrusion which formed brackish water. High salt concentration in brackish water is does not meet with clean water quality standards that necessary to processing before used. Therefore, the desalination process via pervaporation has chosen to separate the dissolved salt ions in water. The desalination process was carried out using a modified silica membrane by carbon templated from banana pectin to strengthen the pore structure and increase membrane hydro-stability. This work aims to determine the performance of banana silica-pectin membrane by pervaporation (PV) method, using brackish water (NaCl 0,3 wt%) at room temperature (~25°C). The main ingredient to make this membrane is tetraethyl orthosilicate (TEOS). Banana silica-pectin membrane with a concentration of 1% was calcined at 300 ° C and 400°C via RTP (Rapid Thermal Processing) technique. The water flux of membrane calcined at 300°C is 4,5 kg.m-2.h-1 with the salt rejection of 99,64%. Whereas the membrane in calcined temperature of 400°C produced a water flux of 13,2 kg.m-2.h-1 with a salt rejection of 99,78%. An excellent performance of both membranes showed at calcination temperature of 400°C due to the influence of carbon template in the silica matrices that makes the pores more robust. Keywords: banana pectin, brackish water, brackish water desalination, pervaporation, silica-pectin membrane.
{"title":"EVALUASI KINERJA MEMBRAN SILIKA PEKTIN UNTUK DESALINASI AIR PAYAU TERHADAP SUHU KALSINASI MEMBRAN","authors":"Muthia Elma, Mahmud Mahmud, Fitri Ria Mustalifah, Akhbar Akhbar, Lili Suryani, Amalia Enggar Pratiwi, Dhiyaur Rahmah, Nur Baity","doi":"10.20527/jukung.v7i1.10816","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v7i1.10816","url":null,"abstract":"Krisis air bersih khususnya di Kalimantan Selatan pada musim kemarau sering terjadi karena adanya intrusi air laut yang mengakibatkan air menjadi payau. Konsentrasi garam tinggi yang tidak sesuai baku mutu air bersih mengharuskan perlu adanya pengolahan. Oleh karena itu, proses desalinasi melalui pervaporasi menjadi pilihan untuk memisahkan kadar garam yang terlarut dalam air. Proses desalinasi dilakukan menggunakan membran silika yang dimodifikasi dengan menambahkan karbon dari pektin pisang untuk memperkuat struktur pori dan meningkatkan hidrostabilitas membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja membran silika-pektin pisang dengan metode pervaporasi (PV) menggunakan umpan air payau (NaCl 0,3 wt%) pada suhu ruang (~25°C). Bahan utama pada pembuatan membran ini adalah tetraethyl orthosilicate (TEOS). Membran silika-pektin pisang dengan konsentrasi 1% dikalsinasi pada suhu 300°C dan suhu 400°C melalui teknik RTP (Rapid Thermal Processing). Nilai fluks membran pada suhu kalsinasi 300°C sebesar 4,5 kg.m-2.jam-1 dengan nilai rejeksi garamnya sebesar 99,64 %. Sedangkan pada membran dengan suhu kalsinasi 400°C menghasilkan nilai fluks sebesar 13,2 kg.m-2.jam-1 dengan nilai rejeksi garam sebesar 99,78%. Kinerja kedua membran menunjukkan hasil yang sangat baik pada suhu kalsinasi 400°C dikarenakan adanya pengaruh penyisipan karbon dalam matriks silika sehingga pori yang terbentuk lebih kuat. Kata kunci: air payau, desalinasi air payau, membran silika-pektin, pektin pisang, pervaporasi. South Kalimantan during the dry season has been clean water scarcity, due to the sea water intrusion which formed brackish water. High salt concentration in brackish water is does not meet with clean water quality standards that necessary to processing before used. Therefore, the desalination process via pervaporation has chosen to separate the dissolved salt ions in water. The desalination process was carried out using a modified silica membrane by carbon templated from banana pectin to strengthen the pore structure and increase membrane hydro-stability. This work aims to determine the performance of banana silica-pectin membrane by pervaporation (PV) method, using brackish water (NaCl 0,3 wt%) at room temperature (~25°C). The main ingredient to make this membrane is tetraethyl orthosilicate (TEOS). Banana silica-pectin membrane with a concentration of 1% was calcined at 300 ° C and 400°C via RTP (Rapid Thermal Processing) technique. The water flux of membrane calcined at 300°C is 4,5 kg.m-2.h-1 with the salt rejection of 99,64%. Whereas the membrane in calcined temperature of 400°C produced a water flux of 13,2 kg.m-2.h-1 with a salt rejection of 99,78%. An excellent performance of both membranes showed at calcination temperature of 400°C due to the influence of carbon template in the silica matrices that makes the pores more robust. Keywords: banana pectin, brackish water, brackish water desalination, pervaporation, silica-pectin membrane.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125859232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu kandungan bahan pencemar logam berat dalam air adalah besi. Besi (Fe) merupakan senyawa logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia seperti keracunan (muntah), kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, hepatitis, hipertensi dan insomnia. Pengolahan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kandungan logam berat besi dalam air yaitu pengolahan dengan adsorpsi menggunakan bioadsorben dari limbah pertanian. Limbah pertanian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tempurung kelapa dan sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui efisiensi maupun kapasitas adsorpsi bioadsorben terhadap limbah besi (Fe) menggunakan sistem batch serta dapat mengetahui model isoterm yang sesuai pada adsorpsi ini. Metode dari penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan variasi massa 3,75 gr tempurung kelapa : 1,25 gr sabut kelapa, 2,5 gr tempurung kelapa : 2,5 gr sabut kelapa, 1,25 gr tempurung kelapa : 3,75 gr sabut kelapa, 5 gr tempurung kelapa dan 5 gr sabut kelapa dengan waktu kontak selama 15,30 dan 45 menit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase efisiensi dan kapasitas adsorpsi tertinggi menggunakan bioadsorben 1,25 gr tempurung kelapa : 3,75 gr sabut kelapa dengan waktu pengadukan selama 45 menit sebesar 92% dan 0,628 mg/g. Dari hasil persamaan isoterm, nilai regresi (R2) yang diperoleh paling besar sebesar 0,9921 pada isoterm Langmuir. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa model isoterm yang cocok untuk adsorpsi menggunakan bioadsorben tempurung kelapa dan sabut kelapa yaitu isoterm Langmuir. Kata kunci: adsorpsi, besi (Fe), bioadsorben, isoterm adsorpsi, sabut kelapa, tempurung kelapa. One of the heavy metal pollutants in water is iron. Iron (Fe) is a heavy metal compound that can endanger human health such as poisoning (vomiting), intestinal damage, premature aging until sudden death, arthritis, birth defects, bleeding gums, cancer, kidney cirrhosis, constipation, diabetes, diarrhea, dizziness, easily tired, hepatitis, hypertension and insomnia. Treatment that can be done to remove the heavy metal content of iron in water is processing by adsorption using bioadsorbents from agricultural waste. Agricultural wastes used in this research are coconut shell and coconut fiber. This study aims to determine the efficiency and capacity of bioadsorbent adsorption of iron (Fe) waste using a batch system and to find out the appropriate isotherm model in this adsorption. The method of this study uses experimental research with a mass variation of 3.75 grams of coconut shell: 1.25 grams of coconut husk, 2.5 grams of coconut shell: 2.5 grams of coconut husk, 1.25 grams of coconut shell: 3.75 grams of coir coconut, 5 gram coconut shell and 5 gram coconut fiber with contact time for 15.30 and 45 minutes. The results of this study showed the highest percentage of efficiency and adsorption
水中的重金属污染物之一是铁。铁(Fe)是一种重金属,可危害人类健康,如中毒、呕吐、肠道损伤、过早衰老至过早死亡、关节炎、出生缺陷、牙龈出血、癌症、肾脏肝硬化、便秘、糖尿病、腹泻、头晕、易疲劳、肝炎、高血压和失眠。我们可以用农业废料中的生物处理厂来处理水中的重金属铁矿。这项研究使用的农业废物是椰子壳和椰子壳。本研究的目的是利用批次系统确定生物降解的效率和处理废铁的能力,并确定与沉降物相匹配的异位模型。这项研究的方法用实验研究质量变化3.75克椰子壳:1.25克,椰壳2.5克椰子壳:2.5克,椰壳1.25克椰子壳:375克,椰壳椰gr椰子壳和5 gr投球和45分钟的接触时间。这项研究的结果显示,使用椰子壳1.25克的生物镇静剂能达到最高的效率和吸收能力:92%和0.628毫克/g的椰子搅拌时间为3.75克。从等价结果中,朗缪尔同位素获得的回归值(R2)为最高。从这项研究中可以得出结论,一个合适的异位模型使用的是椰子壳生物夹和椰子壳壳异构体。关键词:吸收,铁(Fe), bioadsorben,异位吸收,椰子壳。水中的重金属聚酯是铁。铁是一种严重的金属化合物,它可以危害人类健康,肠道破坏,患关节炎,婴儿萎缩,直到死亡,出血,溃疡,出血,便秘,糖尿病,糖尿病,腹泻,容易疲劳,肝炎,高血压和失眠。这种治疗只能通过利用农业上的生物限制来消除水中的重金属铁的污染。这个研究使用的农业废料是粘结壳和粘结纤维。这项研究旨在确定bioadsorbent的efficiency和电容器中铁的使用,并在此选项中查找适当的isotherm模型。这个研究利用实验研究方法》with a团variation of 3。75克的椰子壳:1 . 25克的椰子husk, 2。5克的椰子壳:椰子husk之2。5克,1。25克的椰子壳:3。75克的coir椰子椰子,椰子壳5克和5克纤维联系时间15 . 30和45分钟。《最高percentage of The results of this study那里新版和adsorption用bioadsorbent capacity 1。25克的椰子壳:3。75克的椰子husk stirring时间45分钟由92%和0.628 mg / g . results》从isotherm equation,《regression价值(R2)获得最大at是0。9921《Langmuir isotherm。从这项研究中,可以得出结论,用椰子壳和椰子壳等合金来控制同位素的模型是可行的。密码:adsorbent, bioadsorbent, coconut fiber, coconut shell, iron (Fe), isoterm adderption。
{"title":"PEMBUATAN BIOADSORBEN DARI SABUT KELAPA DAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe)","authors":"Ma’rifatul Ismiyati, Rr Diah Nugraheni Setyowati, Sulistiya Nengse","doi":"10.20527/jukung.v7i1.10811","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v7i1.10811","url":null,"abstract":"Salah satu kandungan bahan pencemar logam berat dalam air adalah besi. Besi (Fe) merupakan senyawa logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia seperti keracunan (muntah), kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, hepatitis, hipertensi dan insomnia. Pengolahan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kandungan logam berat besi dalam air yaitu pengolahan dengan adsorpsi menggunakan bioadsorben dari limbah pertanian. Limbah pertanian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tempurung kelapa dan sabut kelapa. Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui efisiensi maupun kapasitas adsorpsi bioadsorben terhadap limbah besi (Fe) menggunakan sistem batch serta dapat mengetahui model isoterm yang sesuai pada adsorpsi ini. Metode dari penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan variasi massa 3,75 gr tempurung kelapa : 1,25 gr sabut kelapa, 2,5 gr tempurung kelapa : 2,5 gr sabut kelapa, 1,25 gr tempurung kelapa : 3,75 gr sabut kelapa, 5 gr tempurung kelapa dan 5 gr sabut kelapa dengan waktu kontak selama 15,30 dan 45 menit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase efisiensi dan kapasitas adsorpsi tertinggi menggunakan bioadsorben 1,25 gr tempurung kelapa : 3,75 gr sabut kelapa dengan waktu pengadukan selama 45 menit sebesar 92% dan 0,628 mg/g. Dari hasil persamaan isoterm, nilai regresi (R2) yang diperoleh paling besar sebesar 0,9921 pada isoterm Langmuir. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa model isoterm yang cocok untuk adsorpsi menggunakan bioadsorben tempurung kelapa dan sabut kelapa yaitu isoterm Langmuir. Kata kunci: adsorpsi, besi (Fe), bioadsorben, isoterm adsorpsi, sabut kelapa, tempurung kelapa. One of the heavy metal pollutants in water is iron. Iron (Fe) is a heavy metal compound that can endanger human health such as poisoning (vomiting), intestinal damage, premature aging until sudden death, arthritis, birth defects, bleeding gums, cancer, kidney cirrhosis, constipation, diabetes, diarrhea, dizziness, easily tired, hepatitis, hypertension and insomnia. Treatment that can be done to remove the heavy metal content of iron in water is processing by adsorption using bioadsorbents from agricultural waste. Agricultural wastes used in this research are coconut shell and coconut fiber. This study aims to determine the efficiency and capacity of bioadsorbent adsorption of iron (Fe) waste using a batch system and to find out the appropriate isotherm model in this adsorption. The method of this study uses experimental research with a mass variation of 3.75 grams of coconut shell: 1.25 grams of coconut husk, 2.5 grams of coconut shell: 2.5 grams of coconut husk, 1.25 grams of coconut shell: 3.75 grams of coir coconut, 5 gram coconut shell and 5 gram coconut fiber with contact time for 15.30 and 45 minutes. The results of this study showed the highest percentage of efficiency and adsorption","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126316967","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-12DOI: 10.20527/jukung.v7i1.10809
Fatinah Arina A'isyah, Mohammad Rangga Sururi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) harus diawali dengan penentuan strategi yang tepat, ditentukan mempertimbangkan kondisi wilayah perencanaan. Wilayah perencanan merupakan wilayah perbatasan antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, sehingga berpotensi untuk dibangun SPALD regional meliputi 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Ujungberung, Cibiru, Panyileukan di Kota Bandung, dan Kecamatan Cileunyi di Kabupaten Bandung. Saat ini SPALD Setempat (SPALDS) di Bandung Timur menggunakan sistem on site individual dan komunal, serta 11,04% masyarakat di Kabupaten Bandung masih membuang air limbah langsung ke sungai. Penelitian ini akan mengidentifikasi startegi SPALD menggunakan metode analisis Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) kuantitatif. Parameter yang digunakan berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Induk SPAL tahun 2016, parameter tersebut adalah kepadatan penduduk, topografi, resiko sanitasi, akses air minum, akses sanitasi layak, kawasan kumuh, permeabilitas tanah, kedalaman muka air tanah, pembiayaan daerah, kelembagaan pengelola air limbah, dan tingkat pendidikan. Hasil analisis SWOT, menunjukkan Kecamatan Panyileukan berada pada kuadran II (strategi selektif sistem terpusat), dengan arah pengembangannya dari SPALDS menjadi SPALDT kawasan. Sedangkan Kecamatan Ujungberung, Cibiru, dan Cileunyi berada pada kuadran III (strategi agresif sistem terpusat), dengan arah pengembangan SPALDT skala kota. Kata kunci: analisis SWOT, arah pengembangan, sistem pengelolaan air limbah domestik, strategi. The Domestic Wastewater Management System (SPALD) must begin with the determination of an appropriate strategy, determined by considering the conditions of the planning area. The planning area is the border area between Bandung City and Bandung Regency, so that the potential for regional SPALD to be built includes 4 districts, namely Ujungberung, Cibiru, Panyileukan in Bandung City, and Cileunyi District in Bandung Regency. Currently SPALD Local (SPALDS) in East Bandung uses individual and communal on site systems, and 11.04% of the people in Bandung Regency still dispose of their waste water directly into the river. This research will identify SPALD strategies using quantitative Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) analysis methods. The parameters used are based on the 2016 SPAL Master Plan Preparation Guidelines, these parameters are population density, topography, sanitation risk, access to drinking water, access to proper sanitation, slum areas, soil permeability, groundwater level depth, regional funding, wastewater management institutions, and education level. The results of the SWOT analysis show Panyileukan sub-district is in quadrant II (centralized system selective strategy), with its development direction from SPALDS to regional SPALDT. Meanwhile, Ujungberung, Cibiru, and Cileunyi Subdistricts are in quadrant III (an aggressive strategy with a centralized system), with the direction of city-scale SPALDT develop
家庭污水管理系统(SPALD)应根据规划地区的情况确定适当的战略。保育区是万隆和万隆区之间的边界,因此可能存在于SPALD地区,包括万隆的ujungung区、Cibiru、panyileek和万隆区Cileunyi。目前,东万隆地区的当地SPALD (SPALDS)使用个人和公共网站系统,以及万隆地区的11.04%的人仍然直接向河里倾倒污水。本研究将通过定量力量、虚弱、机会和威胁分析方法确定startegi SPALD。根据2016年SPAL总体规划手册使用的参数,这些参数包括人口密度、地形、卫生风险、饮用水通道、适当的卫生通道、贫民窟、土壤渗透率、地表面积、地表面积、地区融资、污水管理机构和教育程度。SWOT分析显示,Panyileukan地区是第二象限,其发展方向从SPALDS发展到SPALDT地区。而ujungung、Cibiru和Cileunyi则处于第三象限(中央攻击策略),具有城市级SPALDT发展方向。关键词:SWOT分析、发展方向、国内污水管理系统、战略。水管理系统的驯化必须由同意策略的决定决定,考虑到计划区域的条件。计划区域是万隆市和万隆摄政区之间的边界,所以未来的空间区域包括4个区域、namely ujungung、Cibiru、万隆摄政区和Cileunyi区。目前,在东万隆岛的个人和公共性网站系统中,11.04%的英国人仍然不知道他们将水完全浪费在河里。这项研究将确定可用量、弱化、机会、威胁分析方法。这份报告是基于2016年《指导方针》的硕士计划,这篇文章是基于SWOT分析显示的结果显示是象限二,它从SPALDS到SPALDT地区发展方向。我的意思是,ujungung, Cibiru, Cileunyi Subdistricts are in quadve III,与city-scale SPALDT development的方向有关。发展方向,驯化wastewater管理系统,策略,SWOT分析。
{"title":"STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI KECAMATAN UJUNGBERUNG, CIBIRU, PANYILEUKAN, DAN CILEUNYI","authors":"Fatinah Arina A'isyah, Mohammad Rangga Sururi","doi":"10.20527/jukung.v7i1.10809","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v7i1.10809","url":null,"abstract":"Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) harus diawali dengan penentuan strategi yang tepat, ditentukan mempertimbangkan kondisi wilayah perencanaan. Wilayah perencanan merupakan wilayah perbatasan antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, sehingga berpotensi untuk dibangun SPALD regional meliputi 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Ujungberung, Cibiru, Panyileukan di Kota Bandung, dan Kecamatan Cileunyi di Kabupaten Bandung. Saat ini SPALD Setempat (SPALDS) di Bandung Timur menggunakan sistem on site individual dan komunal, serta 11,04% masyarakat di Kabupaten Bandung masih membuang air limbah langsung ke sungai. Penelitian ini akan mengidentifikasi startegi SPALD menggunakan metode analisis Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) kuantitatif. Parameter yang digunakan berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Induk SPAL tahun 2016, parameter tersebut adalah kepadatan penduduk, topografi, resiko sanitasi, akses air minum, akses sanitasi layak, kawasan kumuh, permeabilitas tanah, kedalaman muka air tanah, pembiayaan daerah, kelembagaan pengelola air limbah, dan tingkat pendidikan. Hasil analisis SWOT, menunjukkan Kecamatan Panyileukan berada pada kuadran II (strategi selektif sistem terpusat), dengan arah pengembangannya dari SPALDS menjadi SPALDT kawasan. Sedangkan Kecamatan Ujungberung, Cibiru, dan Cileunyi berada pada kuadran III (strategi agresif sistem terpusat), dengan arah pengembangan SPALDT skala kota. Kata kunci: analisis SWOT, arah pengembangan, sistem pengelolaan air limbah domestik, strategi. The Domestic Wastewater Management System (SPALD) must begin with the determination of an appropriate strategy, determined by considering the conditions of the planning area. The planning area is the border area between Bandung City and Bandung Regency, so that the potential for regional SPALD to be built includes 4 districts, namely Ujungberung, Cibiru, Panyileukan in Bandung City, and Cileunyi District in Bandung Regency. Currently SPALD Local (SPALDS) in East Bandung uses individual and communal on site systems, and 11.04% of the people in Bandung Regency still dispose of their waste water directly into the river. This research will identify SPALD strategies using quantitative Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) analysis methods. The parameters used are based on the 2016 SPAL Master Plan Preparation Guidelines, these parameters are population density, topography, sanitation risk, access to drinking water, access to proper sanitation, slum areas, soil permeability, groundwater level depth, regional funding, wastewater management institutions, and education level. The results of the SWOT analysis show Panyileukan sub-district is in quadrant II (centralized system selective strategy), with its development direction from SPALDS to regional SPALDT. Meanwhile, Ujungberung, Cibiru, and Cileunyi Subdistricts are in quadrant III (an aggressive strategy with a centralized system), with the direction of city-scale SPALDT develop","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132728018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.20527/JUKUNG.V5I2.7319
Y. Yuniarti, D. Biyatmoko
Sungai Jaing merupakan salah satu sungai yang melintas di Kabupaten Tabalong dengan panjang 39 km yang bermuara di Sungai Tabalong. DAS Jaing memiliki luas area ± 298 km2bagian dari DAS Barito di Kalimantan Selatan. Sungai Jaing diklasifikasi sebagai sungai kelas I (satu). Alih fungsi lahan cukup besar terjadi disekitar daerah aliran sungai jaing, bagi sektor pertambangan batubara, sektor migas, sektor industri, perkebunan dan pertanian. Banyaknya aktivitas ini menyebabkan sungai jaing berpotensi cukup besar mengalami penurunan kualitas. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa beberapa kegiatan berpotensi memasukkan unsur pencemar ke Sungai Jaing yang mana kemungkinan membuang limbah produksi secara langsung ataupun run off (limpasan) limbah produksi kedalam sungai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kualitas Sungai Jaing melalui penentuan Status Mutu Air dari Sungai Jaing. Wilayah penelitian dilaksanakan di Sungai Jaing sejauh 39 Km di Kabupaten Tabalong, Kualitas air sungai diukur dan diamati pada 3 titik pengambilan sampel terhadap parameter fisika, kimia dan biologi. Analisis kualitas dan penentuan status mutu air menggunakan metode STORET dan metode indeks pencemaran. Hasilnya adalah (1) parameter DO, BOD, COD, Fecal coliform dan Total Coliform telah melebihi baku mutu air sungai Kelas I menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007 sehingga menyatakan kualitas air sungai jaing menurun ( 2) Terjadi pergeseran status mutu air sungai jaing dari hulu ke hilir yang ditandai dengan nilai STORET dan nilai indeks pencemaran (IP) yang cenderung semakin meningkat berdasarkan kriteria sungai menurut PP nomor 82 Tahun 2001. Nilai STORET sungai jaing adalah antara -108 sampai dengan -110 dengan status mutu Cemar Berat dan nilai indeks pencemaran (IP) berkisar antara 4,027 sampai dengan 4,173 yang menyatakan bahwa status mutu air sungai jaing adalah cemar ringan. Kata Kunci: Indeks polusi, kualitas air, metode STORET, status kualitas. Sungai Jaing is one of the rivers that flows in Tabalong District which has length of 39 km and empties into the Tabalong River. The Jaing watershed has an area of ± 298 km2 of the Barito watershed in South Kalimantan. This river is classified as class I (one) river. Several activities for the coal mining sector, oil and gas sector, industrial sector, plantation and agriculture considered to take over the land function widely surrounding the river. Those activities actually have a potential to reduce the water quality of the river. Field observations found pollutants which are likely to dispose of production waste directly or run off (run off) of production waste into the river. Hence, the purpose of this study was to analyze the quality of Sungai Jaing through determining the status of water quality from Sungai Jaing. The research area was carried out in Sungai Jaing as far as 39 Km in Tabalong District where river water quality was measured and observed at 3 sampling points based o
{"title":"ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR SUNGAI JAING KABUPATEN TABALONG","authors":"Y. Yuniarti, D. Biyatmoko","doi":"10.20527/JUKUNG.V5I2.7319","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V5I2.7319","url":null,"abstract":"Sungai Jaing merupakan salah satu sungai yang melintas di Kabupaten Tabalong dengan panjang 39 km yang bermuara di Sungai Tabalong. DAS Jaing memiliki luas area ± 298 km2bagian dari DAS Barito di Kalimantan Selatan. Sungai Jaing diklasifikasi sebagai sungai kelas I (satu). Alih fungsi lahan cukup besar terjadi disekitar daerah aliran sungai jaing, bagi sektor pertambangan batubara, sektor migas, sektor industri, perkebunan dan pertanian. Banyaknya aktivitas ini menyebabkan sungai jaing berpotensi cukup besar mengalami penurunan kualitas. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa beberapa kegiatan berpotensi memasukkan unsur pencemar ke Sungai Jaing yang mana kemungkinan membuang limbah produksi secara langsung ataupun run off (limpasan) limbah produksi kedalam sungai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kualitas Sungai Jaing melalui penentuan Status Mutu Air dari Sungai Jaing. Wilayah penelitian dilaksanakan di Sungai Jaing sejauh 39 Km di Kabupaten Tabalong, Kualitas air sungai diukur dan diamati pada 3 titik pengambilan sampel terhadap parameter fisika, kimia dan biologi. Analisis kualitas dan penentuan status mutu air menggunakan metode STORET dan metode indeks pencemaran. Hasilnya adalah (1) parameter DO, BOD, COD, Fecal coliform dan Total Coliform telah melebihi baku mutu air sungai Kelas I menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007 sehingga menyatakan kualitas air sungai jaing menurun ( 2) Terjadi pergeseran status mutu air sungai jaing dari hulu ke hilir yang ditandai dengan nilai STORET dan nilai indeks pencemaran (IP) yang cenderung semakin meningkat berdasarkan kriteria sungai menurut PP nomor 82 Tahun 2001. Nilai STORET sungai jaing adalah antara -108 sampai dengan -110 dengan status mutu Cemar Berat dan nilai indeks pencemaran (IP) berkisar antara 4,027 sampai dengan 4,173 yang menyatakan bahwa status mutu air sungai jaing adalah cemar ringan. Kata Kunci: Indeks polusi, kualitas air, metode STORET, status kualitas. Sungai Jaing is one of the rivers that flows in Tabalong District which has length of 39 km and empties into the Tabalong River. The Jaing watershed has an area of ± 298 km2 of the Barito watershed in South Kalimantan. This river is classified as class I (one) river. Several activities for the coal mining sector, oil and gas sector, industrial sector, plantation and agriculture considered to take over the land function widely surrounding the river. Those activities actually have a potential to reduce the water quality of the river. Field observations found pollutants which are likely to dispose of production waste directly or run off (run off) of production waste into the river. Hence, the purpose of this study was to analyze the quality of Sungai Jaing through determining the status of water quality from Sungai Jaing. The research area was carried out in Sungai Jaing as far as 39 Km in Tabalong District where river water quality was measured and observed at 3 sampling points based o","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114060315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
DAS Maluka seluas 89.506,19 Ha terdapat sub DAS Banyu Irang dan sub DAS Bati Bati serta secara administrasi tersebar di 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. DAS Maluka didominasi kekritisan lahan agak kritis 63%, kelerengan lereng didominasi tingkat kelerengan 0-8% 79,88%, tutupan lahan didominasi tutupan lahan perkebunan 17,91%, Kerusakan lingkungan di DAS Maluka telah menjadi keprihatinan banyak pihak, hal ini ditandai dengan meningkatnya bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Rendahnya kapasitas infiltrasi sebaliknya tingginya Surface run off penyebab utama terjadinya bencana alam yang terkait dengan tata air. Penelitian ini menggunakan model Horton yang bertujuan mengetahui infiltrasi terhadap berbagai kelas umur tegakan karet (Hevea brasiliensis). Metode penelitian menggunakan doubel ring infiltrometer pada kelas umur 4 tahun, 8 tahun dan 12 tahun. Hasil penelitian diperoleh bahwa:1) Kapasitas infiltrasi 96,906 mm/jam, 103,981 mm/jam dan 104,651 mm/jam; 2) volume infiltrasi sebesar 93,432 m3, 95,945 m3, 591 m3; 3) semakin tinggi kelas umur tegakan karet semakin tinggi laju, kapasitas dan volume infitrasi. Kata kunci : infiltrasi, surface run off , vegetasi tegakan karet. The Maluka watershed covers an area of 89,506.19 Ha, there are the Banyu Irang sub-watershed and the Bati Bati sub-watershed and are administratively spread across 3 regencies / cities, namely Tanah Laut Regency, Banjar Regency and Banjarbaru City South Kalimantan Province. The Maluka watershed is dominated by criticality of the rather critical land 63%, the slope is dominated by the slope level of 0-8% 79.88%, land cover is dominated by plantation land cover 17.91%, environmental damage in the Maluka watershed has become a concern of many parties, this is indicated by increasing perceived natural disasters, such as floods, landslides and increasing drought. The low infiltration capacity, on the other hand, is the high Surface run off, the main cause of natural disasters related to water management. This study uses the Horton model that aims to determine infiltration of various age groups of rubber stands (Hevea brasiliensis). The research method uses a doubel ring infiltrometer in the age class of 4 years, 8 years and 12 years. The results showed that: 1) Infiltration capacity of 96,906 mm / hour, 103,981 mm / hour and 104,651 mm/ hour; 2) infiltration volume of 93,432 m3, 95,945 m3, 591 m3; 3) the higher the age of rubber stand age, the higher the rate, capacity and volume of inflation. Keywords: infiltration, surface run off and rubber stand vegetation.
{"title":"PENERAPAN MODEL HORTONUNTUK KUANTIFIKASI INFILTRASI TEGAKAN KARET DI DAS MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN","authors":"Syarifuddin Kadir, Badaruddin Badaruddin, Yunisa Pratiwi","doi":"10.20527/JUKUNG.V5I2.7320","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V5I2.7320","url":null,"abstract":"DAS Maluka seluas 89.506,19 Ha terdapat sub DAS Banyu Irang dan sub DAS Bati Bati serta secara administrasi tersebar di 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. DAS Maluka didominasi kekritisan lahan agak kritis 63%, kelerengan lereng didominasi tingkat kelerengan 0-8% 79,88%, tutupan lahan didominasi tutupan lahan perkebunan 17,91%, Kerusakan lingkungan di DAS Maluka telah menjadi keprihatinan banyak pihak, hal ini ditandai dengan meningkatnya bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Rendahnya kapasitas infiltrasi sebaliknya tingginya Surface run off penyebab utama terjadinya bencana alam yang terkait dengan tata air. Penelitian ini menggunakan model Horton yang bertujuan mengetahui infiltrasi terhadap berbagai kelas umur tegakan karet (Hevea brasiliensis). Metode penelitian menggunakan doubel ring infiltrometer pada kelas umur 4 tahun, 8 tahun dan 12 tahun. Hasil penelitian diperoleh bahwa:1) Kapasitas infiltrasi 96,906 mm/jam, 103,981 mm/jam dan 104,651 mm/jam; 2) volume infiltrasi sebesar 93,432 m3, 95,945 m3, 591 m3; 3) semakin tinggi kelas umur tegakan karet semakin tinggi laju, kapasitas dan volume infitrasi. Kata kunci : infiltrasi, surface run off , vegetasi tegakan karet. The Maluka watershed covers an area of 89,506.19 Ha, there are the Banyu Irang sub-watershed and the Bati Bati sub-watershed and are administratively spread across 3 regencies / cities, namely Tanah Laut Regency, Banjar Regency and Banjarbaru City South Kalimantan Province. The Maluka watershed is dominated by criticality of the rather critical land 63%, the slope is dominated by the slope level of 0-8% 79.88%, land cover is dominated by plantation land cover 17.91%, environmental damage in the Maluka watershed has become a concern of many parties, this is indicated by increasing perceived natural disasters, such as floods, landslides and increasing drought. The low infiltration capacity, on the other hand, is the high Surface run off, the main cause of natural disasters related to water management. This study uses the Horton model that aims to determine infiltration of various age groups of rubber stands (Hevea brasiliensis). The research method uses a doubel ring infiltrometer in the age class of 4 years, 8 years and 12 years. The results showed that: 1) Infiltration capacity of 96,906 mm / hour, 103,981 mm / hour and 104,651 mm/ hour; 2) infiltration volume of 93,432 m3, 95,945 m3, 591 m3; 3) the higher the age of rubber stand age, the higher the rate, capacity and volume of inflation. Keywords: infiltration, surface run off and rubber stand vegetation.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121979987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.20527/JUKUNG.V5I2.7313
Euis Nurul Hidayah, S. Hikmah, Muhammad Firdaus Kamal
Masyarakat Desa Tambak Rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, masih mengunakan air sumur sebagai kebutuhan sehari-hari. Air sumur perlu dilakukan pengolahan agar layak dikonsumsi dengan menggunakan berbagai jenis media melalui proses filtrasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh jenis media terhadap penurunan TSS dan logam Fe yang terkandung pada air sumur gali dengan single media filter. Reaktor yang digunakan yaitu slow sand filter dengan aliran down flow kecepatan 0,4 m/jam. Parameter yang diuji adalah Total Suspended Solid (TSS) dan logam Fe. Variasi dalam penelitian ini yaitu jenis dan ketinggian media filter. Media yang digunakan yaitu pecahan gerabah, pasir bancar, dan manganese greensand dengan ketinggian media 20 dan 30 cm. Sampel yang digunakan adalah air sumur gali daerah Tambak Rejo, Waru Sidoarjo. Analisis TSS dengan metode Gravimetri dan Fe dengan Spektrofotometri. Hasil yang diperoleh menunjukan media pasir bancar mampu bekerja lebih baik daripada media yang lainnya. Persentase penurunan konsentrasi TSS pada ketinggian 20 dan 30 cm sebesar 76,92% dan 80,00% dan penurunan konsentrasi Fe pada ketinggian 20 dan 30 cm sebesar 80,00% dan 84,19%. Hal ini menunjukan bahwa variasi jenis dan ketinggian media berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi TSS dan Fe. Air yang dihasilkan telah memenuhi baku mutu air bersih sehingga aman untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kata kunci: Fe, pasir bancar, pecahan gerabah, manganese greensand, total suspended solidThe citizen of Tambak Rejo Village, Waru District, Sidoarjo Regency, still use well water as their daily activities. Well water needs to be processed so that it is suitable for consumption by using various types of media through the screening process. The purpose of the study was to determine the effect of the type of media in decrease TSS and Fe contained in well water dug with a single media filter. The reactor used is a slow sand filter with a downflow speed of 0.4 m/hour. The parameters tested were Total Suspended Solid (TSS) and Fe. Variations in this study are the type and height of the filter media. The media used are pottery fragments, bancar sand, and manganese greensand with media heights of 20 and 30 cm. The sample used was well water dug in the area of Tambak Rejo Village, Waru District, Sidoarjo Regency. TSS analysis with Gravimetric and Fe methods with Spectrophotometry. The results obtained show that bancar sand media is able to work better than other media. The percentage decrease in TSS concentration at the height of 20 and 30 cm was 76.92% and 80.00% and a decrease in Fe concentration at the height of 20 and 30 cm was 80.00% and 84.19%.This shows that variations in the type and height of the media influence the decrease in TSS and Fe concentrations. The water produced meets the quality standards of clean water so it is safe to meet daily activities. Keywords: Fe, bancar sand, pottery fragments, manganese greensand, total suspended solid
{"title":"EFEKTIVITAS MEDIA FILTER DALAM MENURUNKAN TSS DAN LOGAM Fe PADA AIR SUMUR GALI","authors":"Euis Nurul Hidayah, S. Hikmah, Muhammad Firdaus Kamal","doi":"10.20527/JUKUNG.V5I2.7313","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V5I2.7313","url":null,"abstract":"Masyarakat Desa Tambak Rejo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, masih mengunakan air sumur sebagai kebutuhan sehari-hari. Air sumur perlu dilakukan pengolahan agar layak dikonsumsi dengan menggunakan berbagai jenis media melalui proses filtrasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh jenis media terhadap penurunan TSS dan logam Fe yang terkandung pada air sumur gali dengan single media filter. Reaktor yang digunakan yaitu slow sand filter dengan aliran down flow kecepatan 0,4 m/jam. Parameter yang diuji adalah Total Suspended Solid (TSS) dan logam Fe. Variasi dalam penelitian ini yaitu jenis dan ketinggian media filter. Media yang digunakan yaitu pecahan gerabah, pasir bancar, dan manganese greensand dengan ketinggian media 20 dan 30 cm. Sampel yang digunakan adalah air sumur gali daerah Tambak Rejo, Waru Sidoarjo. Analisis TSS dengan metode Gravimetri dan Fe dengan Spektrofotometri. Hasil yang diperoleh menunjukan media pasir bancar mampu bekerja lebih baik daripada media yang lainnya. Persentase penurunan konsentrasi TSS pada ketinggian 20 dan 30 cm sebesar 76,92% dan 80,00% dan penurunan konsentrasi Fe pada ketinggian 20 dan 30 cm sebesar 80,00% dan 84,19%. Hal ini menunjukan bahwa variasi jenis dan ketinggian media berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi TSS dan Fe. Air yang dihasilkan telah memenuhi baku mutu air bersih sehingga aman untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kata kunci: Fe, pasir bancar, pecahan gerabah, manganese greensand, total suspended solidThe citizen of Tambak Rejo Village, Waru District, Sidoarjo Regency, still use well water as their daily activities. Well water needs to be processed so that it is suitable for consumption by using various types of media through the screening process. The purpose of the study was to determine the effect of the type of media in decrease TSS and Fe contained in well water dug with a single media filter. The reactor used is a slow sand filter with a downflow speed of 0.4 m/hour. The parameters tested were Total Suspended Solid (TSS) and Fe. Variations in this study are the type and height of the filter media. The media used are pottery fragments, bancar sand, and manganese greensand with media heights of 20 and 30 cm. The sample used was well water dug in the area of Tambak Rejo Village, Waru District, Sidoarjo Regency. TSS analysis with Gravimetric and Fe methods with Spectrophotometry. The results obtained show that bancar sand media is able to work better than other media. The percentage decrease in TSS concentration at the height of 20 and 30 cm was 76.92% and 80.00% and a decrease in Fe concentration at the height of 20 and 30 cm was 80.00% and 84.19%.This shows that variations in the type and height of the media influence the decrease in TSS and Fe concentrations. The water produced meets the quality standards of clean water so it is safe to meet daily activities. Keywords: Fe, bancar sand, pottery fragments, manganese greensand, total suspended solid","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"219 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115635080","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.20527/JUKUNG.V5I2.7318
Muthia Elma, Mahmud Mahmud, Lili Suryani, Akhbar Akhbar, Fitri Ria Mustalifah, Erdina Lulu Atika Rampun, Dhiyaur Rahmah, Nur Baity
Banjarmasin berada di ketinggian rata-rata 0,16 m dibawah permukaan laut. Sumber air bersih seperti sungai dan sumur yang jika musim kemarau atau saat air laut pasang dapat menjadi asin karena intrusi air laut. Sehingga, dalam penggunaannya perlu mendapat perlakuan khusus untuk menghilangkan kadar garam yang terkandung dalam air seperti teknologi membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pektin kulit pisang dengan konsentrasi berbeda terhadap kinerja membran silika-pektin pada proses desalinasi air payau. Membran yang digunakan berasal dari Tetraethyl orthosilicate (TEOS) dengan pektin dari limbah kulit pisang sebagai template. Penyisipan pektin dari limbah kulit pisang dilakukan untuk meningkatkan hidrostabilitas dan memperkuat struktur silika pada membran. Kinerja membran diuji melalui proses pervaporasi pada suhu ruang (25oC). Pervaporasi dilakukan dengan mengumpulkan permeat kedalam cold trap yang fasenya diubah menjadi uap pada saat pemisahan dan dikondensasi kembali dengan bantuan nitrogen cair. Pervaporasi air payau artifisial (NaCl 0,3%) sebagai umpan diuji menggunakan membran silika dengan konsentrasi pektin 1% dan 2,5% kalsinasi 300 oC. Hasil dari penelitian ini, fluks air yang didapat rata-rata 4,53 kg.m2.h-1 (1%) dan 7,14 kg.m2.h-1 (2,5%) dengan rejeksi garam yang diperoleh >90%. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pektin yang digunakan akan menghasilkan fluks yang lebih tinggi. Kata kunci: desalinasi, membran silika pektin, pektin kulit pisang, pervaporasi. Banjarmasin has an average height of 0.16 m below sea level. Clean water sources such as river and well during hot season or high tides become salty due to sea water intrusion. Therefore, it needs special treatment to remove the levels of salt contained in water using membrane technology. The purpose of this research is to understand the effect of the addition of pectin from banana peel with different concentrations on the performance of the silica-pectin membrane in the brackish water desalination process. Membrane was prepared from Tetraethyl orthosilicate (TEOS) with pectin from banana peel waste as a template. Pectin addition from banana peel waste is done to increase hydrostability and strengthen silica structure in the membrane. Membrane performance was tested through pervaporation at room temperature (25oC). Pervaporation is carried out by collecting permeats into cold trap whose phases are converted to gas during separation and re-condensed using liquid nitrogen. Artifisial brakish water pervaporation (NaCl 0.3%) applied as feed was treated by using silica membranes with pectin concentrations of 1% and 2.5% at calcination temperatures of 300oC. The results of this study, observed average water flux obtained was 4.53 kg.m2.h-1 (1%) and 7.14 kg.m2.h-1 (2.5%) with salt rejection obtained > 90 %. Keywords:banana peel pectin, desalination, pectin silica membrane, pervaporation
Banjarmasin位于海平面以下0.16米(2英尺)的地方。淡水资源,如河流和水井,如果旱季或涨潮时可能因海水入侵而变成咸水。因此,为了消除像膜技术这样的水所含的盐度,它们需要得到特殊的治疗。本研究旨在确定香蕉皮在咸水脱盐过程中不同浓度的硅酸盐-pektin对其影响。使用的膜是由东正教四氯化甲基(TEOS)制成的,香蕉皮废物pektin作为模板。插入香蕉皮的pektin进行,以增加水稳定性和加强膜上的二氧化硅结构。膜性能是通过室温(25oC)的渗透过程来测试的。pervaportion是通过将permeat收集到一个在分离过程中转化为蒸气的冷抑制器中来实现的。人造咸水(NaCl 0.3%)利用硅质膜进行测试,其浓度为1% pektin和2.5% calcal300 oC。这项研究的结果是,平均每磅4.53公斤(2.1公斤)的水通量和7.14公斤(2.5%)的盐摄入量为90%。我们可以得出结论,使用的pektin浓度越高,就会产生越强的通量。关键词:海水淡化、二氧化硅膜、香蕉皮果皮、净化。Banjarmasin在海平面以下0.16米(3英尺)处有一个平均高度。清洗这样的水源,在炎热的季节或高潮时完全被海水污染。因此,利用膜技术移除水中盐的水平需要特别的治疗。这个研究之目的是要明白pectin从香蕉的加法,皮尔效应》演出》with different concentrations on silica-pectin主唱《brackish水desalination的过程。主唱是准备从Tetraethyl orthosilicate (TEOS)和皮尔pectin从香蕉浪费美国模板。petin的补充从香蕉皮的浪费是增加稳定和力量的硅稳定在膜中。主唱演出是测试无论是pervaporation at房间温度(25oC)。扩散正在被收集到一个以液氮为原料,在分开和重新交换气体的环境中形成一个冷陷阱。任性水pervaporation人工饲料(0。3%食盐)美国应用是用硅胶和pectin membranes枉by concentrations of 1%和2。5% at calcination temperatures 300oC之。这项研究的结果是4.53公斤水量(1%)和7.14公斤(2.1公斤),盐摄取对象> 90%。金丝雀:香蕉山核桃,脱盐,胸硅胶膜,渗出
{"title":"PENGARUH KONSENTRASI PEKTIN KULIT PISANG TERHADAP KINERJA MEMBRAN SILIKA YANG DIAPLIKASIKAN PADA AIR PAYAU","authors":"Muthia Elma, Mahmud Mahmud, Lili Suryani, Akhbar Akhbar, Fitri Ria Mustalifah, Erdina Lulu Atika Rampun, Dhiyaur Rahmah, Nur Baity","doi":"10.20527/JUKUNG.V5I2.7318","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V5I2.7318","url":null,"abstract":"Banjarmasin berada di ketinggian rata-rata 0,16 m dibawah permukaan laut. Sumber air bersih seperti sungai dan sumur yang jika musim kemarau atau saat air laut pasang dapat menjadi asin karena intrusi air laut. Sehingga, dalam penggunaannya perlu mendapat perlakuan khusus untuk menghilangkan kadar garam yang terkandung dalam air seperti teknologi membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pektin kulit pisang dengan konsentrasi berbeda terhadap kinerja membran silika-pektin pada proses desalinasi air payau. Membran yang digunakan berasal dari Tetraethyl orthosilicate (TEOS) dengan pektin dari limbah kulit pisang sebagai template. Penyisipan pektin dari limbah kulit pisang dilakukan untuk meningkatkan hidrostabilitas dan memperkuat struktur silika pada membran. Kinerja membran diuji melalui proses pervaporasi pada suhu ruang (25oC). Pervaporasi dilakukan dengan mengumpulkan permeat kedalam cold trap yang fasenya diubah menjadi uap pada saat pemisahan dan dikondensasi kembali dengan bantuan nitrogen cair. Pervaporasi air payau artifisial (NaCl 0,3%) sebagai umpan diuji menggunakan membran silika dengan konsentrasi pektin 1% dan 2,5% kalsinasi 300 oC. Hasil dari penelitian ini, fluks air yang didapat rata-rata 4,53 kg.m2.h-1 (1%) dan 7,14 kg.m2.h-1 (2,5%) dengan rejeksi garam yang diperoleh >90%. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pektin yang digunakan akan menghasilkan fluks yang lebih tinggi. Kata kunci: desalinasi, membran silika pektin, pektin kulit pisang, pervaporasi. Banjarmasin has an average height of 0.16 m below sea level. Clean water sources such as river and well during hot season or high tides become salty due to sea water intrusion. Therefore, it needs special treatment to remove the levels of salt contained in water using membrane technology. The purpose of this research is to understand the effect of the addition of pectin from banana peel with different concentrations on the performance of the silica-pectin membrane in the brackish water desalination process. Membrane was prepared from Tetraethyl orthosilicate (TEOS) with pectin from banana peel waste as a template. Pectin addition from banana peel waste is done to increase hydrostability and strengthen silica structure in the membrane. Membrane performance was tested through pervaporation at room temperature (25oC). Pervaporation is carried out by collecting permeats into cold trap whose phases are converted to gas during separation and re-condensed using liquid nitrogen. Artifisial brakish water pervaporation (NaCl 0.3%) applied as feed was treated by using silica membranes with pectin concentrations of 1% and 2.5% at calcination temperatures of 300oC. The results of this study, observed average water flux obtained was 4.53 kg.m2.h-1 (1%) and 7.14 kg.m2.h-1 (2.5%) with salt rejection obtained > 90 %. Keywords:banana peel pectin, desalination, pectin silica membrane, pervaporation","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129279661","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.20527/JUKUNG.V5I2.7314
M. Azhari, R. Lesmana
Permasalahan lingkungan dari usaha kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, papan dan transportasi harus dilakukan penanganan dengan baik. Misalnya seperti pengaruh kegiatan transportasi udara terhadap kondisi kualitas lingkungan setempat seperti kegiatan di Bandara Cilik Riwut Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan analisis data instrumen seperti Sound Level Meter Instrument, Anemometer, GPS, Flight Radar, Google Maps Application & WECPNL Instrument (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) dan pengambilan data dilakukan selama tiga hari sesuai dengan kedatangan dan keberangkatan pesawat. Hasil penelitian dengan analisis WECPNL menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di hari ke 2 lebih besar dibandingkan hari ke 3 dan hari ke 3 lebih besar dari hari ke 1 (87,2 > 82,2 > 75,9) dengan nilai rata-rata WECPNL sebesar 81,7. Kebisingan di bandara Cilik Riwut di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah termasuk kebisingan regional tingkat II dan III. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir Risiko kebisingan tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan rekayasa keteknikan dan menanam vegetasi yang berfungsi mengurangi kebisingan Kata kunci: Bandara, Kebisingan, Lingkungan. The environmental problems of the efforts of human activities to meet the needs of life, such as clothing, food, housing and transportation must be handled properly. For example, such as the influence of air transportation activities on local environmental quality conditions such as activities at Cilik Riwut Airport, Pahandut Village, Pahandut District, Palangka Raya City, Central of Kalimantan. The research method used is a qualitative method with data analysis instruments such as Sound Level Meter Instrument, Anemometer, GPS, Flight Radar, Google Maps Application and WECPNL Instrument (Weighted Equivalent Continuous Percepived Noise) and data collection is carried out for three days in accordance with the arrival and departure of the aircraft. Results of research with WECPNL analysis show that the noise level on the second day is greater than the third day and the third day is greater than the first day (87,2 > 82,2 > 75,9) with score average value is 81,7. Noise at Cilik Riwut airport in Palangka Raya City, Central Kalimantan including regional level II and III noise. activities that can be carried out are carrying out engineering activities and planting vegetation which have the function of reducing noise. Keyword: Airport, Environmental, Noice.
人类为满足生活需求而进行的环境问题,如住所、食物、住所和运输,应得到适当的处理。例如,航空运输活动对当地环境的质量条件的影响,如加里曼丹中部帕洛蒙市Riwut机场的活动。所使用的研究方法是一种鉴别方法,它分析了仪器数据,如仪器仪器、导航仪、GPS、飞行雷达、谷歌地图应用程序和WECPNL仪器,根据飞机的到达和起飞时间进行了三天的数据检索。根据WECPNL分析的研究发现,第2天的噪音水平大于第3天(87.2 > 82.2 > 75.9),WECPNL的平均得分为81.7。加里曼丹中部城市城市里夫特利乌斯机场发出的噪音包括第2级和第3级区域噪音。可以进行的活动将噪音的风险降到最低,即进行工程工程和种植有用的植被,减少关键字:机场、噪音、环境。人类活动的环境问题满足生活的需要,因此服装、食物、住房和运输必须得到适当的照顾。举个例子,这就是水运输活动在当地环境条件的影响qqe的研究方法以前是一个方法和数据分析工具这样的美国级音响乐器米,风速、GPS雷达,谷歌地图应用程序和WECPNL飞行工具(Weighted哪里就挑战Percepived噪音数据)和收藏是三天carried out in accordance with飞机到达和出发》。根据WECPNL分析的研究,第二日的噪音比第三日大,第三天的噪音比第一日大(87.2 > 82,2 > 75.9),平均得分为81.7。加里曼丹中部帕朗市机场发出的无声警报,包括区区第二和第三层的噪音。可能被考虑的行为是在考虑工程活动和种植噪音的好处。机场,环境,噪音。
{"title":"ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN PAHANDUT KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA KALIMANTAN TENGAH","authors":"M. Azhari, R. Lesmana","doi":"10.20527/JUKUNG.V5I2.7314","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V5I2.7314","url":null,"abstract":"Permasalahan lingkungan dari usaha kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, papan dan transportasi harus dilakukan penanganan dengan baik. Misalnya seperti pengaruh kegiatan transportasi udara terhadap kondisi kualitas lingkungan setempat seperti kegiatan di Bandara Cilik Riwut Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan analisis data instrumen seperti Sound Level Meter Instrument, Anemometer, GPS, Flight Radar, Google Maps Application & WECPNL Instrument (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) dan pengambilan data dilakukan selama tiga hari sesuai dengan kedatangan dan keberangkatan pesawat. Hasil penelitian dengan analisis WECPNL menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di hari ke 2 lebih besar dibandingkan hari ke 3 dan hari ke 3 lebih besar dari hari ke 1 (87,2 > 82,2 > 75,9) dengan nilai rata-rata WECPNL sebesar 81,7. Kebisingan di bandara Cilik Riwut di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah termasuk kebisingan regional tingkat II dan III. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir Risiko kebisingan tersebut yaitu dengan melakukan kegiatan rekayasa keteknikan dan menanam vegetasi yang berfungsi mengurangi kebisingan Kata kunci: Bandara, Kebisingan, Lingkungan. The environmental problems of the efforts of human activities to meet the needs of life, such as clothing, food, housing and transportation must be handled properly. For example, such as the influence of air transportation activities on local environmental quality conditions such as activities at Cilik Riwut Airport, Pahandut Village, Pahandut District, Palangka Raya City, Central of Kalimantan. The research method used is a qualitative method with data analysis instruments such as Sound Level Meter Instrument, Anemometer, GPS, Flight Radar, Google Maps Application and WECPNL Instrument (Weighted Equivalent Continuous Percepived Noise) and data collection is carried out for three days in accordance with the arrival and departure of the aircraft. Results of research with WECPNL analysis show that the noise level on the second day is greater than the third day and the third day is greater than the first day (87,2 > 82,2 > 75,9) with score average value is 81,7. Noise at Cilik Riwut airport in Palangka Raya City, Central Kalimantan including regional level II and III noise. activities that can be carried out are carrying out engineering activities and planting vegetation which have the function of reducing noise. Keyword: Airport, Environmental, Noice.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"140 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116465567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-10-31DOI: 10.20527/JUKUNG.V5I2.7321
Mega Ulimaz, Nadia Almira Jordan
Salah satu permukiman pesisir di Kota Balikpapan terdapat di Kecamatan Manggar Baru. Permukiman pesisir tersebut memiliki karakteristik sebagai kumpulan rumah nelayan yang berdiri di atas permukaan air sungai. Kampung atas air di Manggar mengarah pada karakter permukiman kumuh akibat limbah domestik dan non domestik yang terbuang ke muara sungai. Bagian hilir Sungai Manggar tercatat berstatus cemar ringan dengan indeks polusi 4.76 (Balikpapan dalam Angka 2018). Kampung Manggar memiliki fungsi utama sebagai terminal utama nelayan dan juga fungsi permukiman. Kampung tersebut sangat rentan terhadap perubahan sehingga harus dipreservasi atau dikonservasi agar pelestarian lingkungan tidak hanya berada di antara ruang, melainkan unsur utama dalam tata ruang kota. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik geospasial infrastruktur dalam mendukung pelestarian lingkungan pesisir. Metode yang digunakan adalah statistik deskriptif dan penyajian dengan Sistem Informasi Geografis. Hasil analisis menunjukan bahwa infrastruktur pendukung pelestarian kualitas lingkungan terdiri dari penyebaran vegetasi dan penempatan lokasi fasilitas publik pendukung kegiatan perikanan dengan pola yang mengelompok. Kata kunci: Infrastruktur Lingkungan, Permukiman Nelayan, Konservasi Lingkungan ABSTRACT One of the coastal settlements in Balikpapan City is located in Manggar Baru District. The coastal settlements has characteristic as clustered fisherman houses that stand on the surface of Manggar river. Kampung Manggar leads to slums area due to domestic and non-domestic waste into the river. The downstream part of the Manggar River is detected as small pollution status with pollution index of 4.76 (Balikpapan in Figures 2018). Kampung Manggar has the main function as the main terminal of fishermen and also the function of settlements. This kampung is very vulnerable to change, so it must be preserved or conserved because the environmental preservation is not only in built environment, but also in urban spatial planning. The purpose of this study is to analyze the geospatial characteristics of infrastructure to support the preservation of the coastal environment. The method of this study is descriptive statistics with Geographic Information Systems. The results of the analysis show that the infrastructure that support the preservation of environmental quality consists of the distribution of vegetation and the location of public fishing facilities as a clustered pattern. Keywords: Environmental Infrastructure, Fisherman Settlement, Riverside Settlement.Salah satu permukiman pesisir di Kota Balikpapan terdapat di Kecamatan Manggar Baru. Permukiman pesisir tersebut memiliki karakteristik sebagai kumpulan rumah nelayan yang berdiri di atas permukaan air sungai. Kampung atas air di Manggar mengarah pada karakter permukiman kumuh akibat limbah domestik dan non domestik yang terbuang ke muara sungai. Bagian hilir Sungai Manggar tercatat berstatus cemar ringan
{"title":"ANALISIS KARAKTERISTIK INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DALAM MENDUKUNG PELESTARIAN LINGKUNGAN PESISIR KAMPUNG NELAYAN MANGGAR","authors":"Mega Ulimaz, Nadia Almira Jordan","doi":"10.20527/JUKUNG.V5I2.7321","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V5I2.7321","url":null,"abstract":"Salah satu permukiman pesisir di Kota Balikpapan terdapat di Kecamatan Manggar Baru. Permukiman pesisir tersebut memiliki karakteristik sebagai kumpulan rumah nelayan yang berdiri di atas permukaan air sungai. Kampung atas air di Manggar mengarah pada karakter permukiman kumuh akibat limbah domestik dan non domestik yang terbuang ke muara sungai. Bagian hilir Sungai Manggar tercatat berstatus cemar ringan dengan indeks polusi 4.76 (Balikpapan dalam Angka 2018). Kampung Manggar memiliki fungsi utama sebagai terminal utama nelayan dan juga fungsi permukiman. Kampung tersebut sangat rentan terhadap perubahan sehingga harus dipreservasi atau dikonservasi agar pelestarian lingkungan tidak hanya berada di antara ruang, melainkan unsur utama dalam tata ruang kota. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik geospasial infrastruktur dalam mendukung pelestarian lingkungan pesisir. Metode yang digunakan adalah statistik deskriptif dan penyajian dengan Sistem Informasi Geografis. Hasil analisis menunjukan bahwa infrastruktur pendukung pelestarian kualitas lingkungan terdiri dari penyebaran vegetasi dan penempatan lokasi fasilitas publik pendukung kegiatan perikanan dengan pola yang mengelompok. Kata kunci: Infrastruktur Lingkungan, Permukiman Nelayan, Konservasi Lingkungan ABSTRACT One of the coastal settlements in Balikpapan City is located in Manggar Baru District. The coastal settlements has characteristic as clustered fisherman houses that stand on the surface of Manggar river. Kampung Manggar leads to slums area due to domestic and non-domestic waste into the river. The downstream part of the Manggar River is detected as small pollution status with pollution index of 4.76 (Balikpapan in Figures 2018). Kampung Manggar has the main function as the main terminal of fishermen and also the function of settlements. This kampung is very vulnerable to change, so it must be preserved or conserved because the environmental preservation is not only in built environment, but also in urban spatial planning. The purpose of this study is to analyze the geospatial characteristics of infrastructure to support the preservation of the coastal environment. The method of this study is descriptive statistics with Geographic Information Systems. The results of the analysis show that the infrastructure that support the preservation of environmental quality consists of the distribution of vegetation and the location of public fishing facilities as a clustered pattern. Keywords: Environmental Infrastructure, Fisherman Settlement, Riverside Settlement.Salah satu permukiman pesisir di Kota Balikpapan terdapat di Kecamatan Manggar Baru. Permukiman pesisir tersebut memiliki karakteristik sebagai kumpulan rumah nelayan yang berdiri di atas permukaan air sungai. Kampung atas air di Manggar mengarah pada karakter permukiman kumuh akibat limbah domestik dan non domestik yang terbuang ke muara sungai. Bagian hilir Sungai Manggar tercatat berstatus cemar ringan ","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126105112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}