Pub Date : 2018-09-01DOI: 10.20527/JUKUNG.V4I2.6579
Maghfiroh Maghfiroh, S. Astuti, Mutadin Kurdi
Keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di industri batik warna alam tidak menjadi prioritas karena sementara ini, zat warna alam batik diklaim sebagai jenis zat warna ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi dan studi komparasi terhadap limbah cair batik zat warna sintetis (indantren navy blue) dan warna alam (indigo) golongan bejana. Parameter pencemar yang akan diteliti meliputi konsentrasi warna, nilai COD, TDS, dan pH. Analisis konsentrasi warna dianalisis dengan metode sesuai SNI 06-6989.80-2011, nilai COD dengan SNI 06-6989.2-2009, TDS dengan konduktiviti meter dan pH dengan SNI 06-6989.11-2004. Karakterisasi gugus fungsional dari kedua jenis zat warna dilakukan dengan FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur molekul dari kedua zat warna memiliki kemiripan, yang dibuktikan dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang pada daerah yang sama. Nilai konsentrasi warna, COD, TDS dan pH air sisa celupan dari zat warna indigo masing-masing adalah 8047,5 mg/L, 6697,5 mg/L, 22100 mg/L, dan 12,163, sedangkan untuk zat warna indantren navy blue masing-masing adalah 6697,5 mg/L, 157104 mg/L, 11700 mg/L, dan 12,567. Nilai dari semua parameter yang diuji dari kedua zat warna tersebut melebihi baku mutu air limbah industri tekstil menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengolahan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kata kunci : batik, zat warna alam, zat warna golongan bejana, zat warna sintetis. The existance of IPAL in the natural dyes batik industry is not a priority, because natural dyes are claimed to be environtmentally friendly. This study aims to characteriz and study comparative level for batik liquid waste of synthetic dyes and natural dyes of the vat dyes. Polutan parameters to be studied include color concentration, COD, TDS, and pH values. Color concentration is analyzed by SNI 06-6989.80-2011 methode, COD values with SNI 06-6989.2-2009 methode, TDS values with conductivitymeters, and pH values with SNI 06-6989.11-2004 methode. Characterization of functional group of two types of dyes carried out with FT-IR. The result showed that the molecular structure of the two dyes had similarities, as evidenced by the appearance of absorption in wave numbers in the same area. The color concentration, COD, TDS, and pH of the batik liquid waste of indigo dyes was respectively 8047.5 mg/L, 6697.5 mg/L, 22100 mg/L, and 12.163, while indantren navy blue dyes was 6697.5 mg/L, 157104 mg/L, 11700 mg/L, and 12.567. The value of all tested parameters of two types dye exceeded the quality standards of textile industry liquid waste according to Central Java Provincial Regulation Number 5 of 2012 concerning Wastewater Quality Standards and Government Regulation Number 82 of 2001 14th December 2001 concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. Keywords :
在自然色彩蜡染行业存在的废水处理设施并没有成为优先考虑的问题,因为与此同时,蜡染自然颜色物质被认为是一种环保的颜色物质。该研究的目的是对蜡染布颜色(海军蓝)和自然颜色(靛蓝)的废液进行分类和比较研究。产品污染参数将被研究包括色浓度、鳕鱼值、TDS值和pH.颜色浓度分析与SNI 06-6989.80-2011方法一致分析这两种颜色物质的功能集群的特性是由FT-IR完成的。研究表明,这两种颜色物质的分子结构有相似之处,这是由相同区域波数的吸收现象证明的。颜色浓度、鳕鱼、TDS和pH染液分别为8047.5 mg/L、6697.5 mg/L、22100 mg/L和12.163,而海军蓝色的最新颜色为6697.5 mg/L、157104 mg/L、111700 mg/L和12567。所有参数的测试的价值这两个颜色物质超过巴库水质纺织工业废料根据法律规定2012年5号爪哇省中部地区巴库污水水质和政府条例》第82条的2001年,2001年12月14日关于水质处理和控制水污染。关键词:蜡染、天然染料、水剂、合成染料。蜡染IPAL existance》《自然dyes工业不是优先,因为自然dyes是鬼魂存在to be environtmentally友好。这个研究蜡染aims to characteriz and study for级comparative液体荒原合成dyes自然之dyes vat dyes著作百科全书》。parameters to be studied污染物pH include颜色双臀,鳕鱼,TDS和价值观。颜色偏双臀是analyzed这里06-6989尽管80-2011,鳕鱼和这里06-6989价值观。尽管2-2009 TDS,价值观conductivitymeters,和尽管11-2004 pH和这里06-6989价值观。Characterization of functional集团的二号types of dyes carried out with FT-IR。分子vesalius》《论点那里那两个dyes有similarities在乎》,美国evidenced by absorption浪潮中的数字在同一个区域。《颜色双臀,鳕鱼,TDS和液体pH蜡染之浪费的靛蓝dyes是respectively 8047 mg / L, 6697。5 mg / L, 22100 mg / L,和12.163,当indantren海军蓝色dyes是6697。5 mg / L, 157104 mg / L, 11700 mg / L和12567。二之价值的所有测试parameters types·戴伊exceeded可以工业液体荒原之品质的标准Java弥足中央纪念Regulation)是2012年的5号concerning Wastewater品质的标准》和2001年政府Regulation) 82号2001年12月14日concerning水质量管理和水的污染控制。蜡染,天然的,增编的,合成的dyes。
{"title":"KARAKTERISASI DAN KOMPARASI PARAMETER PENCEMAR LIMBAH CAIR BATIK ZAT WARNA ALAM DAN ZAT WARNA SINTETIS GOLONGAN BEJANA","authors":"Maghfiroh Maghfiroh, S. Astuti, Mutadin Kurdi","doi":"10.20527/JUKUNG.V4I2.6579","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V4I2.6579","url":null,"abstract":"Keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di industri batik warna alam tidak menjadi prioritas karena sementara ini, zat warna alam batik diklaim sebagai jenis zat warna ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi dan studi komparasi terhadap limbah cair batik zat warna sintetis (indantren navy blue) dan warna alam (indigo) golongan bejana. Parameter pencemar yang akan diteliti meliputi konsentrasi warna, nilai COD, TDS, dan pH. Analisis konsentrasi warna dianalisis dengan metode sesuai SNI 06-6989.80-2011, nilai COD dengan SNI 06-6989.2-2009, TDS dengan konduktiviti meter dan pH dengan SNI 06-6989.11-2004. Karakterisasi gugus fungsional dari kedua jenis zat warna dilakukan dengan FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur molekul dari kedua zat warna memiliki kemiripan, yang dibuktikan dengan munculnya serapan pada bilangan gelombang pada daerah yang sama. Nilai konsentrasi warna, COD, TDS dan pH air sisa celupan dari zat warna indigo masing-masing adalah 8047,5 mg/L, 6697,5 mg/L, 22100 mg/L, dan 12,163, sedangkan untuk zat warna indantren navy blue masing-masing adalah 6697,5 mg/L, 157104 mg/L, 11700 mg/L, dan 12,567. Nilai dari semua parameter yang diuji dari kedua zat warna tersebut melebihi baku mutu air limbah industri tekstil menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah dan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengolahan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kata kunci : batik, zat warna alam, zat warna golongan bejana, zat warna sintetis. The existance of IPAL in the natural dyes batik industry is not a priority, because natural dyes are claimed to be environtmentally friendly. This study aims to characteriz and study comparative level for batik liquid waste of synthetic dyes and natural dyes of the vat dyes. Polutan parameters to be studied include color concentration, COD, TDS, and pH values. Color concentration is analyzed by SNI 06-6989.80-2011 methode, COD values with SNI 06-6989.2-2009 methode, TDS values with conductivitymeters, and pH values with SNI 06-6989.11-2004 methode. Characterization of functional group of two types of dyes carried out with FT-IR. The result showed that the molecular structure of the two dyes had similarities, as evidenced by the appearance of absorption in wave numbers in the same area. The color concentration, COD, TDS, and pH of the batik liquid waste of indigo dyes was respectively 8047.5 mg/L, 6697.5 mg/L, 22100 mg/L, and 12.163, while indantren navy blue dyes was 6697.5 mg/L, 157104 mg/L, 11700 mg/L, and 12.567. The value of all tested parameters of two types dye exceeded the quality standards of textile industry liquid waste according to Central Java Provincial Regulation Number 5 of 2012 concerning Wastewater Quality Standards and Government Regulation Number 82 of 2001 14th December 2001 concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. Keywords : ","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133054028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-09-01DOI: 10.20527/jukung.v4i2.6585
Rabia Wahdah
Gambut merupakan lahan yang tergenang sepanjang tahun, persoalan kemudian muncul manakala lahan gambut alamiah dialihfungsikan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pemampatan gambut akibat penurunan volume air pada tingkat kematangan yang berbeda, dengan sampel tanah yang digunakan diambil di kawasan gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah masing-masing 30 sampel tanah terusik dan tak terusik untuk analisa kadar lengas, berat volume, kadar serat, dan rapat optik yang mana data akan diolah menggunakan program Ms. Excell. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menjelaskan hubungan penurunan volume air dengan pemampatan gambut pada tingkat kematanagn yang berbeda di Kawasan Gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas menyebabkan hilangnya volume spesifik pori sehingga mengakibatkan pemampatan tanah gambut. Pemampatan yang terjadi berbeda disetiap tingkat kematangan. Pemampatan pada setiap kematangan berbeda, gambut mentah (fibrik) akan lebih cepat atau mudah mengalami pemampatan dan melambat pada tanah gambut yang sudah mengalami kematangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas yang hilang dapat menyebabkan pemampatan dan subsiden pada tanah gambut Kata Kunci : kematanagan gambut, kadar lengas, kadar serat, rapat optik . Peatlands are areas waterlogged throughout the year. The problems arise when natural peatlands are converted. The aim of the study was to find out the compression of peat due to a decrease in the volume of water at some different levels of maturity. The soil samples were taken from the peat area of Berengbengkel, Central Kalimantan. Each of 30 disturbed and undisturbed soil samples was analyzed for its moisture content, volumetric weight, fiber content, and optical density. The data were then processed using the program of Ms. Excell. The method used in the study was a descriptive method describing relationship between decrease in water volume and compression of peat at different maturity levels in peat area of berengbengkel, central kalimantan. The results showed that the decrease in water volume or moisture content led to the loss of specific pore volume, resulting in compression of peat. The compressions occurring at each maturity level were different from one another. Raw peat (fibric) was quicker or easier to experience compression than the peat soil that had already undergone maturation. Therefore, it can be concluded that the decrease in water volume or moisture content can cause compression and subsidence in peat soil. Keywords: fiber content, moisture content, peat maturity, optical density.
泥炭是一年中大部分时间被淹没的土地,随着自然泥炭田的重新规划,问题就出现了。研究的目的是了解压缩泥炭由于不同程度的成熟的水量减少,土壤样品使用的地采集泥炭Berengbengkel加里曼丹中部地区每人30不安和不破坏土壤样本的分析lengas,体积重量,纤维含量水平,和哪个数据将光学加工使用会议程序Excell女士。使用的方法是一种描述方法,描述水体积在加里曼丹泥炭沼泽不同程度上与泥炭切变之间的关系。挤压在不同的成熟度。压缩在每个不同的成熟,泥炭生(fibrik)会更快或容易遭受挤压和经历过成熟的泥炭地减慢,所以可以推断水量下降或丢失的lengas水平可以导致泥炭地压缩和subsiden关键词:kematanagan泥炭,lengas水平,光学纤维含量,会议。今年,大西洋队进行了水务调查。当自然因素发生转变时,问题就来了。aim》研究是发现peat到期之压缩到百万卷》decrease in water at一些成熟的不同水平。《peat夺走土地样本是来自Berengbengkel之区域,中央婆罗洲。每30个营养不良和未消化的土壤都对其脆性、刚性重量、纤维性和光学密度进行分析。数据当时正在使用Excell的程序。研究中使用的方法是一种描述最近的建议是,水中的降解或沉淀屈服于独特的孢子体积,在peat的重复中被重复。相互矛盾的程度是不同的。Raw peat (fibric)对体验比peat soil更容易压缩,而这种文化已经被遗忘了。因此,它可以确定水中的浓度或湿度的降低可能导致窒息和沉降在peat soil。重点词:纤维饱和度、含水率、质量质量、光学密度。
{"title":"HUBUNGAN PENURUNAN VOLUME AIR DENGAN PEMAMPATAN GAMBUT PADA TINGKAT KEMATANGAN YANG BERBEDA DI KAWASAN GAMBUT BERENGBENGKEL KALIMANTAN TENGAH","authors":"Rabia Wahdah","doi":"10.20527/jukung.v4i2.6585","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jukung.v4i2.6585","url":null,"abstract":"Gambut merupakan lahan yang tergenang sepanjang tahun, persoalan kemudian muncul manakala lahan gambut alamiah dialihfungsikan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pemampatan gambut akibat penurunan volume air pada tingkat kematangan yang berbeda, dengan sampel tanah yang digunakan diambil di kawasan gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah masing-masing 30 sampel tanah terusik dan tak terusik untuk analisa kadar lengas, berat volume, kadar serat, dan rapat optik yang mana data akan diolah menggunakan program Ms. Excell. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang menjelaskan hubungan penurunan volume air dengan pemampatan gambut pada tingkat kematanagn yang berbeda di Kawasan Gambut Berengbengkel Kalimantan Tengah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas menyebabkan hilangnya volume spesifik pori sehingga mengakibatkan pemampatan tanah gambut. Pemampatan yang terjadi berbeda disetiap tingkat kematangan. Pemampatan pada setiap kematangan berbeda, gambut mentah (fibrik) akan lebih cepat atau mudah mengalami pemampatan dan melambat pada tanah gambut yang sudah mengalami kematangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan volume air atau kadar lengas yang hilang dapat menyebabkan pemampatan dan subsiden pada tanah gambut Kata Kunci : kematanagan gambut, kadar lengas, kadar serat, rapat optik . Peatlands are areas waterlogged throughout the year. The problems arise when natural peatlands are converted. The aim of the study was to find out the compression of peat due to a decrease in the volume of water at some different levels of maturity. The soil samples were taken from the peat area of Berengbengkel, Central Kalimantan. Each of 30 disturbed and undisturbed soil samples was analyzed for its moisture content, volumetric weight, fiber content, and optical density. The data were then processed using the program of Ms. Excell. The method used in the study was a descriptive method describing relationship between decrease in water volume and compression of peat at different maturity levels in peat area of berengbengkel, central kalimantan. The results showed that the decrease in water volume or moisture content led to the loss of specific pore volume, resulting in compression of peat. The compressions occurring at each maturity level were different from one another. Raw peat (fibric) was quicker or easier to experience compression than the peat soil that had already undergone maturation. Therefore, it can be concluded that the decrease in water volume or moisture content can cause compression and subsidence in peat soil. Keywords: fiber content, moisture content, peat maturity, optical density.","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114941459","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-09-01DOI: 10.20527/JUKUNG.V4I2.6588
Garu Ujwala, Rijali Noor, Nova Annisa, Rony Riduan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru merupakan salah satu RTH dalam bentuk hutan kota yang juga menjadi ruang aktivitas publik. Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sekaligus menjadi ruang aktivitas publik maka lingkungan di dalamnya harus dikondisikan senyaman mungkin karena nyamannya suatu RTH akan meningkatkan produktifitas orang di dalamnya. Sebaran indeks kenyamanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru berada pada kriteria nyaman dan sebagian tidak nyaman dan hanya wilayah Perpustakaan cabang dan sebagian wilayah Fakultas Kedokteran yang memiliki kriteria indeks tidak nyaman. Persepsi responden mahasiswa dan civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru tentang tingkat kenyamanan adalah nyaman, kondisi suhu udara adalah agak panas, kondisi kelembaban udara adalah sedang, kondisi angin adalah sepoi-sepoi, dan kondisi penerimaan matahari adalah sedang. Kata kunci: Hutan Kota, Indeks Kenyamanan, Ruang Terbuka Hijau. ABSTRACTLambung Mangkurat Banjarbaru University is one of the Green Open Space in the form of urban forest which is also a space for public activities. As a Green Open Space which is also a space for public activities, the environment in it should be as comfortable as possible because the comfort of an Green Open Space will increase the productivity of people in it. Distribution of temperature humidity index of Lambung Mangkurat Banjarbaru University were on comfortable criteria and some were uncomfortable criteria and only Library area and some areas of Medical Faculty that have uncomfortable index criteria. The respondents perception of student and the academic community of Lambung Mangkurat Banjarbaru University about temperature humidity index is comfortable, the air temperature condition is rathert hot, the air humidity is medium, the wind condition is the breezy, and the condition of the sun reception is moderate. Keywords: Green Open Space, Urban Forest, Temperature Humidity Index
{"title":"PEMETAAN INDEKS KENYAMANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU","authors":"Garu Ujwala, Rijali Noor, Nova Annisa, Rony Riduan","doi":"10.20527/JUKUNG.V4I2.6588","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JUKUNG.V4I2.6588","url":null,"abstract":"Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru merupakan salah satu RTH dalam bentuk hutan kota yang juga menjadi ruang aktivitas publik. Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sekaligus menjadi ruang aktivitas publik maka lingkungan di dalamnya harus dikondisikan senyaman mungkin karena nyamannya suatu RTH akan meningkatkan produktifitas orang di dalamnya. Sebaran indeks kenyamanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru berada pada kriteria nyaman dan sebagian tidak nyaman dan hanya wilayah Perpustakaan cabang dan sebagian wilayah Fakultas Kedokteran yang memiliki kriteria indeks tidak nyaman. Persepsi responden mahasiswa dan civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru tentang tingkat kenyamanan adalah nyaman, kondisi suhu udara adalah agak panas, kondisi kelembaban udara adalah sedang, kondisi angin adalah sepoi-sepoi, dan kondisi penerimaan matahari adalah sedang. Kata kunci: Hutan Kota, Indeks Kenyamanan, Ruang Terbuka Hijau. ABSTRACTLambung Mangkurat Banjarbaru University is one of the Green Open Space in the form of urban forest which is also a space for public activities. As a Green Open Space which is also a space for public activities, the environment in it should be as comfortable as possible because the comfort of an Green Open Space will increase the productivity of people in it. Distribution of temperature humidity index of Lambung Mangkurat Banjarbaru University were on comfortable criteria and some were uncomfortable criteria and only Library area and some areas of Medical Faculty that have uncomfortable index criteria. The respondents perception of student and the academic community of Lambung Mangkurat Banjarbaru University about temperature humidity index is comfortable, the air temperature condition is rathert hot, the air humidity is medium, the wind condition is the breezy, and the condition of the sun reception is moderate. Keywords: Green Open Space, Urban Forest, Temperature Humidity Index","PeriodicalId":250008,"journal":{"name":"Jukung (Jurnal Teknik Lingkungan)","volume":"272 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115899615","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}