Nurul hidayah Nur, A. Niartiningsih, Tria Alpiana Dawa, Martina Rumbiak, Nurfitriani Nurfitriani
Penerapan budaya keselamatan pasien yang baik akan mendeteksi kesalahan yang akan terjadi. Budaya keselamatan pasien akan meningkatkan kesadaran untuk mencegah error, dan melaporkan jika ada kesalahan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis telemedicine dalam pelaksanaan budaya keselamatan pasien selama masa pandemi di RS Stella Maris. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di RS Stella Maris dengan informan sebanyak 5 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Data dianalisis menggunakan metode triangulasi sumber dan Teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan budaya keselamatan pasien selama masa pandemic di RS Stella Maris cukup baik dan positif yaitu memudahkan pasien dalam memperoleh layanan kesehatan serta mengurangi adanya kecelakaan pada pasien. Hal tersebut berarti rumah sakit telah memberikan pelayanan yang aman dan sesuai aturan dengan meningkatkan hal hal kecil yang mungkin berisiko pada keselamatan pasien baik dari pihak keluarga maupun tim medis akan melakukan semua dengan baik dan benar. Disaranakan untuk manajemen rumah sakit agar meningkatkan penggunaan telemedicine pada pasien sangat memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus datang ke rumah sakit kecuali dalam kasus emergency sehingga akan berdampak pada peningkatan keselamatan pasien. The application of a good patient safety culture will detect errors that will occur. A patient safety culture will increase awareness to prevent errors, and report any errors. The purpose of this study is to analyze telemedicine in implementing patient safety culture during a pandemic at Stella Maris Hospital. This type of research used is qualitative. This research was conducted at Stella Maris Hospital with 5 patients as informants. Data collection was carried out by in-depth interviews and direct observation. Data were analyzed using source and technique triangulation methods. The results showed that the implementation of a patient safety culture during the pandemic at Stella Maris Hospital was quite good and positive, namely making it easier for patients to obtain health services and reducing patient accidents. This means that the hospital has provided services that are safe and according to the rules by increasing small things that may pose a risk to patient safety, both from the family and the medical team, will do everything properly and correctly. It is suggested for hospital management to increase the use of telemedicine for patients to make it easier for patients to get health services without having to come to the hospital except in emergency cases so that it will have an impact on improving patient safety.
良好的病人安全文化应用将检测到即将发生的错误。患者安全文化将提高他们的意识,以防止错误,并报告错误。此外,本研究的目的是分析斯特拉·Maris病毒大流行期间病人安全文化行为中的遥测。所使用的研究类型是定性的。这项研究是在Stella Maris医院进行的,有5名患者的线人。数据收集是通过深入采访和直接观察进行的。数据是用源和工程三角法分析的。研究结果表明,斯特拉·Maris医院大流行期间病人安全文化的实施是积极和积极的,因为它使病人能够获得医疗服务和减少事故事故。这意味着医院已经提供了安全的、有规则的服务,通过增加可能危及家庭或医疗团队安全的小事。建议医院管理部门增加对病人的远程医疗的使用,这将使病人在不进入医院的情况下更容易接受医疗,除非是紧急情况,这将影响病人的安全。使用一种良好耐心和安全的文化将会检测到这种疾病。一种耐心的安全文化会增加预防错误的意识,并报告任何错误。这项研究的目的是分析在Stella Maris医院大流行期间对病人安全的做法进行评估。这种用于研究的类型是合格的。这项研究是由Stella Maris医院委托的,这家医院有5个病人作为信息来源。数据收集是由内部审讯和直接观察确定的。数据是用源代码和技术三角法分析。结果表明,在斯特拉·马里斯医院(Stella Maris Hospital)的大流行期间,对病人安全的实施措施非常有效,namely为病人提供了方便的医疗服务和减少事故。这意味着,医院提供了安全的服务,可以通过增加对病人安全的风险,无论是来自家庭还是医疗团队,都将提供所有财产和安全保障。建议增加医院管理的使用
{"title":"Analisis Telemedicine dalam Pelaksanaan Budaya Keselamatan Pasien pada Masa Pandemi Covid 19 di RS Stella Maris","authors":"Nurul hidayah Nur, A. Niartiningsih, Tria Alpiana Dawa, Martina Rumbiak, Nurfitriani Nurfitriani","doi":"10.51888/phj.v13i2.137","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.137","url":null,"abstract":"Penerapan budaya keselamatan pasien yang baik akan mendeteksi kesalahan yang akan terjadi. Budaya keselamatan pasien akan meningkatkan kesadaran untuk mencegah error, dan melaporkan jika ada kesalahan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis telemedicine dalam pelaksanaan budaya keselamatan pasien selama masa pandemi di RS Stella Maris. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di RS Stella Maris dengan informan sebanyak 5 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Data dianalisis menggunakan metode triangulasi sumber dan Teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan budaya keselamatan pasien selama masa pandemic di RS Stella Maris cukup baik dan positif yaitu memudahkan pasien dalam memperoleh layanan kesehatan serta mengurangi adanya kecelakaan pada pasien. Hal tersebut berarti rumah sakit telah memberikan pelayanan yang aman dan sesuai aturan dengan meningkatkan hal hal kecil yang mungkin berisiko pada keselamatan pasien baik dari pihak keluarga maupun tim medis akan melakukan semua dengan baik dan benar. Disaranakan untuk manajemen rumah sakit agar meningkatkan penggunaan telemedicine pada pasien sangat memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus datang ke rumah sakit kecuali dalam kasus emergency sehingga akan berdampak pada peningkatan keselamatan pasien.\u0000The application of a good patient safety culture will detect errors that will occur. A patient safety culture will increase awareness to prevent errors, and report any errors. The purpose of this study is to analyze telemedicine in implementing patient safety culture during a pandemic at Stella Maris Hospital. This type of research used is qualitative. This research was conducted at Stella Maris Hospital with 5 patients as informants. Data collection was carried out by in-depth interviews and direct observation. Data were analyzed using source and technique triangulation methods. The results showed that the implementation of a patient safety culture during the pandemic at Stella Maris Hospital was quite good and positive, namely making it easier for patients to obtain health services and reducing patient accidents. This means that the hospital has provided services that are safe and according to the rules by increasing small things that may pose a risk to patient safety, both from the family and the medical team, will do everything properly and correctly. It is suggested for hospital management to increase the use of telemedicine for patients to make it easier for patients to get health services without having to come to the hospital except in emergency cases so that it will have an impact on improving patient safety.","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115385393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bencana banjir memerlukan penanggulangan yang baik, agar masyarakat yang tertimpa bencana mampu bangkit kembali. Bencana Banjir seringkali diikuti dengan mobilisasi masyarakat ke titik-titik aman atau pengungsian. Lokasi pengungsian tidak didukung fasilitas memadai untuk pemenuhan kebutuhan sanitasi dasar masyarakat, sehingga berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan kesehatan lingkungan pada penyintas bencana di Desa Rogo. Jenis penelitian Penelitian ini menggabungkan dua desain penelitian (mixed method), penelitian kuantitatif dilakukan dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, untuk memaknai hasil pengolahan data dari kuesioner dilakukan pengumpulan data dengan wawancara kepada stakeholder terkait dan diperkuat dengan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 78 kepala keluarga, terdapat 8 kepala keluarga (20%) yang memiliki kebutuhan air bersih minimal pasca bencana tidak memenuhi syarat dan menderita/didiagnosa diare serta terdapat 32 kepala keluarga (80%) yang memiliki kebutuhan air bersih minimal pasca bencana tidak memenuhi syarat tetapi tidak menderita/didiagnosa diare. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square di dapatkan hasil p=0,51 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan antara kebutuhan air bersih minimal pasca bencana dengan kejadian diare di Desa Rogo Kabupaten Sigi. Flash floods are often followed by community mobilization to the evacuation site. Refugees are not supported by adequate facilities to fulfill the basic sanitation needs of the community, so that it has the potential to cause health problems. The purpose of the study was to determine the condition of meeting the basic needs of environmental health services for disaster survivors in Rogo Village associated with diarrhea. This type of research is a quantitative study with a cross sectional approach. collecting data using a questionnaire to 78 families drawn proportionally from 3 hamlets affected by flash floods in Rogo Village. The results showed that of the 78 householder, there were 8 (20%) who had clean water needs met the standar during the evacuation but were diagnosed with diarrhea, on the other hand 32 (80%) whose clean water needs were not met the standar were not diagnosed with diarrhea. Based on the Chisqure test, it is known that the availability of clean water (p value 0.51> 0.05), the availability of drinking water (p value 0.33> 0.05), the availability of latrines (p value 1.00> 0.05), and the availability of trash bins (p value 0.71> 0.05) are not related to diarrhea incidence. so it was concluded that the fulfillment of environmental nedeeds post disaster was not associated with the incidence of diarrhea post flash disaster in Rogo Village. Based on this fact, we have to consider that the incidence of disease is multicausal.
{"title":"Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bidang Kesehatan Lingkungan Penyintas Bencana di Desa Rogo Kabupaten Sigi","authors":"Pitriani Pitriani, Gracela Olivia Ramli, Kiki Sanjaya, Arwan Arwan","doi":"10.51888/phj.v13i2.133","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.133","url":null,"abstract":"Bencana banjir memerlukan penanggulangan yang baik, agar masyarakat yang tertimpa bencana mampu bangkit kembali. Bencana Banjir seringkali diikuti dengan mobilisasi masyarakat ke titik-titik aman atau pengungsian. Lokasi pengungsian tidak didukung fasilitas memadai untuk pemenuhan kebutuhan sanitasi dasar masyarakat, sehingga berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan kesehatan lingkungan pada penyintas bencana di Desa Rogo. Jenis penelitian Penelitian ini menggabungkan dua desain penelitian (mixed method), penelitian kuantitatif dilakukan dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, untuk memaknai hasil pengolahan data dari kuesioner dilakukan pengumpulan data dengan wawancara kepada stakeholder terkait dan diperkuat dengan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 78 kepala keluarga, terdapat 8 kepala keluarga (20%) yang memiliki kebutuhan air bersih minimal pasca bencana tidak memenuhi syarat dan menderita/didiagnosa diare serta terdapat 32 kepala keluarga (80%) yang memiliki kebutuhan air bersih minimal pasca bencana tidak memenuhi syarat tetapi tidak menderita/didiagnosa diare. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square di dapatkan hasil p=0,51 (p>0,05), artinya tidak ada hubungan antara kebutuhan air bersih minimal pasca bencana dengan kejadian diare di Desa Rogo Kabupaten Sigi.\u0000Flash floods are often followed by community mobilization to the evacuation site. Refugees are not supported by adequate facilities to fulfill the basic sanitation needs of the community, so that it has the potential to cause health problems. The purpose of the study was to determine the condition of meeting the basic needs of environmental health services for disaster survivors in Rogo Village associated with diarrhea. This type of research is a quantitative study with a cross sectional approach. collecting data using a questionnaire to 78 families drawn proportionally from 3 hamlets affected by flash floods in Rogo Village. The results showed that of the 78 householder, there were 8 (20%) who had clean water needs met the standar during the evacuation but were diagnosed with diarrhea, on the other hand 32 (80%) whose clean water needs were not met the standar were not diagnosed with diarrhea. Based on the Chisqure test, it is known that the availability of clean water (p value 0.51> 0.05), the availability of drinking water (p value 0.33> 0.05), the availability of latrines (p value 1.00> 0.05), and the availability of trash bins (p value 0.71> 0.05) are not related to diarrhea incidence. so it was concluded that the fulfillment of environmental nedeeds post disaster was not associated with the incidence of diarrhea post flash disaster in Rogo Village. Based on this fact, we have to consider that the incidence of disease is multicausal.","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"177 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122775847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Damayanti, Winnie Tunggal Mutika, D. Astuti, Nurtrisna Novriyanti
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan (K1) pada ibu hamil. Desain penelitian yaitu studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan 49 sampel ibu hamil yang melakukan K1. Variabel penelitian antara lain, K1, umur, paritas, dan umur kehamilan. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik praktik mandiri bidan di Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu tahun 2018-2019. Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil K1 tertinggi berdasarkan umur yaitu umur tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 84 %, paritas kelompok multipara sebanyak 53 %, usia kehamilan kategori 0-12 minggu sebanyak 43 %. Kesimpulan : K1 akses dilakukan pada kategori umur tidak berisiko (20-35 tahun) dan kategori paritas yaitu multipara. K1 murni dilakukan pada umur kehamilan 0-12 minggu. This study aims to find influencefactor of the first antenatal care visit (K1) on pregnant women. The research method used is a descriptive study with cross-sectional approach. The sample in this study was 49 pregnant women who did K1. The variables in this study are K1, age, gestational age, and parity. We used secondary data from the medical record of the independent practice of midwives in Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu in 2018-2019. The results showed the highest K1 pregnant women based on age, age not at risk (20-35 years) as much as 84 %, parity in the multiparous group as much as 53 %, gestational age category 0-12 weeks as much as 43%. The conclusion of this study is that K1 access is carried out in the non-risk age category (20-35 years) and the parity category, namely multipara. K1 of pure was performed at 0-12 weeks of gestation.
{"title":"Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kunjungan (K1) pada Ibu Hamil","authors":"R. Damayanti, Winnie Tunggal Mutika, D. Astuti, Nurtrisna Novriyanti","doi":"10.51888/phj.v13i2.138","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.138","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan (K1) pada ibu hamil. Desain penelitian yaitu studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan 49 sampel ibu hamil yang melakukan K1. Variabel penelitian antara lain, K1, umur, paritas, dan umur kehamilan. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik praktik mandiri bidan di Kelurahan Pengantungan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu tahun 2018-2019. Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil K1 tertinggi berdasarkan umur yaitu umur tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 84 %, paritas kelompok multipara sebanyak 53 %, usia kehamilan kategori 0-12 minggu sebanyak 43 %. Kesimpulan : K1 akses dilakukan pada kategori umur tidak berisiko (20-35 tahun) dan kategori paritas yaitu multipara. K1 murni dilakukan pada umur kehamilan 0-12 minggu.\u0000This study aims to find influencefactor of the first antenatal care visit (K1) on pregnant women. The research method used is a descriptive study with cross-sectional approach. The sample in this study was 49 pregnant women who did K1. The variables in this study are K1, age, gestational age, and parity. We used secondary data from the medical record of the independent practice of midwives in Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu in 2018-2019. The results showed the highest K1 pregnant women based on age, age not at risk (20-35 years) as much as 84 %, parity in the multiparous group as much as 53 %, gestational age category 0-12 weeks as much as 43%. The conclusion of this study is that K1 access is carried out in the non-risk age category (20-35 years) and the parity category, namely multipara. K1 of pure was performed at 0-12 weeks of gestation.","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132729103","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fahrudin Lahay, Ni Kadek Armini, Dina Mardiana, Popi Mangundap
Berbagai pekerjaan memiliki nilai risiko dan dampak yang bervariasi, termasuk pada beberapa pekerjaan proyek konstruksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis risiko kecelakaan pada pengerjaan proyek konstruksi Jembatan ruas Pagimana Asaan yang merupakan salah satu proyek konstruksi yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi dengan maksud mengurangi tingkat risiko kecelakaan yang terjadi. Sehingga diperlukan pendekatan yang tepat untuk mengetahui risiko kecelakaan. Hazard and Operability Study (HAZOP) adalah metode yang bisa diterapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko tertinggi terjadi pada pekerjaan awal pada kegiatan A1, A2, A4, B1, B2 dengan tingkat bahaya 10-14, sedangkan pada pekerjaan konstruksi pada kegiatan A3, A7, B5, B6, B7, B9, B10, dan pada Pekerjaan akhir pada kegiatan C11 termasuk dalam kategori risiko sedang dengan tingkat bahaya 5 - 9. Sehingga rekomendasi perbaikan lebih difokuskan pada kondisi risiko tinggi. Rekomendasi yang diberikan dalam penanganan dan pencegahan dilakukan berdasarkan pengawasan pelaksanaan aktifitas pekerjaan, pelatihan program K3, investigasi dan upaya pencegahan akibat kerja (PAK), identifikasi dan penilaian potensi bahaya serta risiko kerja, inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja rutin, penanganan ijin kerja aman karyawan, tahapan alat pelindung diri, dan rambu-rambu K3. Various jobs have varying risk and impact values, including on some construction project work. The purpose of this study is to analyze the risk of accidents in the construction project of the Pagimana Asa’an section bridge 2019 which is one of the construction projects that has a high risk of work accidents with the intention of reducing the level of risk of accidents that occur. So the right approach is needed to find out the risk of accidents. Hazard and Operability Study (HAZOP) is a workable method for identifying and analyzing the risk of occupational accidents. The results showed that the highest risk occurred in the initial work on activities A1, A2, A4, B1, B2 with a hazard level of 10-14, while in construction work on activities A3, A7, B5, B6, B7, B9, B10, and in the final work on activities C11 was included in the category of moderate risk with a hazard level of 5 - 9. So that the improvement recommendations are more focused on high-risk conditions. The recommendations given in handling and prevention are carried out based on supervision of the implementation of work activities, K3 program training, investigations and efforts to prevent work consequences (PAK), identification and assessment of potential hazards and occupational risks, routine occupational safety and health inspections, handling of employee safe work permits, stages of personal protective equipment, and K3 signs.
不同的工作有不同的风险价值和影响,包括一些建筑项目的工作。这项研究的目的是分析工程工程中发生事故的风险,这是一项旨在降低事故发生风险的建筑工程。所以需要正确的方法来确定事故的风险。“危险与作业研究”是一种可行的识别和分析工作事故风险的方法。研究结果表明,风险最高的活动发生在工作初期A4 A1, A2, B1, B2和危险程度10 - 14,而A3在建筑工程活动,A7, B5, B6, B7, B9、B10工作最终C11活动包括在与危险程度5 - 9在风险类别。因此,改进建议更关注高风险情况。根据对就业活动的监督、K3项目培训、职业培训和预防工作的调查和预防工作(PAK)、职业危害和风险的识别和评估、定期工作安全与健康检查、员工安全许可证管理、自我保护的阶段和职业安全提示,以及K3的安全提示,在操作和预防方面提供了建议。各种各样的工作都有风险和影响价值,包括一些建筑项目。这个研究之目的是to analyze境风险of accidents Pagimana绝望'an大桥2019区建设项目》,这是一个建筑项目的有之高之风险的意图》一起工作accidents reducing accidents那occur之风险的水平。所以正确的接近需要发现意外的风险。危险研究是一种分析和分析意外风险的有效方法。results那里的最初工作中的最高风险的发生在活动A4 A1, A2, B1, B2 with a哈泽的10 - 14级,而在建筑工作在A3、lds, A7, B5, B6, B7, B9、B10和in The work on活动C11决赛是included in温和派都会风险类别》with a哈泽的5 - 9层。所以这种改进的建议更符合风险条件。recommendations吉文》处理和预防是carried out改编自supervision of The implementation of工作活动,K3项目培训,investigations和efforts to prevent工作后果(先生),identification》和潜在的危害和occupational评估风险,routine occupational safety and health inspections,处理of employee安全工作允许,阶段的个人保护设备和K3路标。
{"title":"Analisis Risiko Kecelakaan Kerja dengan Metode Hazard and Operability Study (Hazop) pada Proyek Pembangunan Jembatan Asa’an Pagimana","authors":"Fahrudin Lahay, Ni Kadek Armini, Dina Mardiana, Popi Mangundap","doi":"10.51888/phj.v13i2.141","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.141","url":null,"abstract":"Berbagai pekerjaan memiliki nilai risiko dan dampak yang bervariasi, termasuk pada beberapa pekerjaan proyek konstruksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis risiko kecelakaan pada pengerjaan proyek konstruksi Jembatan ruas Pagimana Asaan yang merupakan salah satu proyek konstruksi yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi dengan maksud mengurangi tingkat risiko kecelakaan yang terjadi. Sehingga diperlukan pendekatan yang tepat untuk mengetahui risiko kecelakaan. Hazard and Operability Study (HAZOP) adalah metode yang bisa diterapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko tertinggi terjadi pada pekerjaan awal pada kegiatan A1, A2, A4, B1, B2 dengan tingkat bahaya 10-14, sedangkan pada pekerjaan konstruksi pada kegiatan A3, A7, B5, B6, B7, B9, B10, dan pada Pekerjaan akhir pada kegiatan C11 termasuk dalam kategori risiko sedang dengan tingkat bahaya 5 - 9. Sehingga rekomendasi perbaikan lebih difokuskan pada kondisi risiko tinggi. Rekomendasi yang diberikan dalam penanganan dan pencegahan dilakukan berdasarkan pengawasan pelaksanaan aktifitas pekerjaan, pelatihan program K3, investigasi dan upaya pencegahan akibat kerja (PAK), identifikasi dan penilaian potensi bahaya serta risiko kerja, inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja rutin, penanganan ijin kerja aman karyawan, tahapan alat pelindung diri, dan rambu-rambu K3.\u0000Various jobs have varying risk and impact values, including on some construction project work. The purpose of this study is to analyze the risk of accidents in the construction project of the Pagimana Asa’an section bridge 2019 which is one of the construction projects that has a high risk of work accidents with the intention of reducing the level of risk of accidents that occur. So the right approach is needed to find out the risk of accidents. Hazard and Operability Study (HAZOP) is a workable method for identifying and analyzing the risk of occupational accidents. The results showed that the highest risk occurred in the initial work on activities A1, A2, A4, B1, B2 with a hazard level of 10-14, while in construction work on activities A3, A7, B5, B6, B7, B9, B10, and in the final work on activities C11 was included in the category of moderate risk with a hazard level of 5 - 9. So that the improvement recommendations are more focused on high-risk conditions. The recommendations given in handling and prevention are carried out based on supervision of the implementation of work activities, K3 program training, investigations and efforts to prevent work consequences (PAK), identification and assessment of potential hazards and occupational risks, routine occupational safety and health inspections, handling of employee safe work permits, stages of personal protective equipment, and K3 signs.","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122273711","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebanyak dua milyar orang, baik di pedesaan maupun perkotaan saat ini belum memiliki sanitasi dasar yang memadai. Tujuh puluh persen masyarakat masih terbiasa Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Diantara negara-negara Association of southeast Asian Nations (ASEAN), Indonesia masih tertinggal dalam hal sanitasi. Cakupan sanitasi dasar di Desa Malino masih dalam kategori belum memadai, dari 4 dusun yang terdiri dari 374 Kepala Keluarga (KK) hanya 45,18% yang memnuhi kriteria seperti memiliki jamban sehat dan 41,4% yang memiliki cakupan air bersih. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan cara observasional, Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahaun dan sikap masyarakat (kepala Keluarga) terkait sanitasi dasar. Populasi sebanyak 374 orang, sampel sebanyak 40 orang diambil secara Proporsional random sampling menggunakan rumus slovin. Penelitian ini telah di laksanan pada bulan Juli hingga Agustus 2022, di Desa Malino. Analisis data deskriptif-univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terkait sanitasi dasar dalam ketegori cukup, Sementara sikap masyarakat terkait sanitasi dasar dalam kategori baik. Aspek pengetahaun pada masyarakat merupakan determinan dengan kecenderungan yang lebih besar dibandingkan dengan sikap masyarakat terhadap rendahnya sanitasi dasar. Disimpulakn bahwa aspek sikap masayrakat dikatakan baik terkait dengan penerapan sanitasi dasara, sementara pengetahaun masyarakat masih dikatakan cukup dalam penerapan sanitasi dasar di lingkungan masyarakat. As many as two billion people, both in rural and urban areas, do not currently have adequate basic sanitation. Seventy percent of the people are still accustomed to open defecation. Among the Association of Southeast Asian Nations countries, Indonesia is still lagging in terms of sanitation. Basic sanitation coverage in Malino Village is still inadequate; out of 4 hamlets consisting of 374 heads of family, only 45.18% meet criteria such as having healthy latrines and 41.4% having clean water coverage. This research is descriptive-quantitative and uses an observational method. The variables in this study are the knowledge and attitudes of the community regarding basic sanitation. The population is 374 people, and a sample of 40 people is taken by proportional random sampling using the Slovin formula. This research was carried out from July to August 2022 in Malino Village. analysis of descriptive-univariate data the results showed that the community's knowledge regarding basic sanitation was in the sufficient category, while the community's attitudes regarding basic sanitation were in the good category. Aspects of knowledge in the community are a determinant with a greater tendency than people's attitudes towards the lack of basic sanitation. It is concluded that the aspect of community attitude is said to be well related to the application of basic sanitation, while the knowledge of the community is still said to be sufficient for im
目前,在农村和城市,多达20亿人没有足够的基本卫生设施。70%的人仍然喜欢随意排便。在东盟东南亚协会(东盟)中,印度尼西亚仍然缺乏卫生条件。马里诺村的基本卫生条件仍然是不充分的,只有45.18%的374个村庄(KK)符合健康厕所和41.4%的淡水覆盖标准。该研究是一种观察性的定量描述性研究,研究中的变量是家庭首领对基本卫生的认识和态度。374名人口,40名样本用slovin公式进行了不成比例的随机抽样。这项研究于7月至2022年8月在马里诺村进行。分析数据研究表明,对基本卫生相关社会的了解充其量只是适度的,而基本卫生相关社会的态度则属于好类别。社会治理方面的趋势与人们对基本卫生状况不佳的态度相比,是一种更大的趋势。然而,令人遗憾的是,masayrakat的态度方面与dasara的卫生条件有关,而社会的评估仍然相当充分地适用于基本的社区卫生。在农村和城市地区,目前还没有发生基本设施。人们仍有700美分被判公开失败。在联合国东南亚国家联合会(united Nations Southeast Asian countries Association)的成员中,印度尼西亚仍在追踪这项指控。马里诺村的基本设施仍然很拥挤;在4个hamlets中,只有44.18%的受访者中,只有45.18%的受访者见过这样的安全细节,其中41.4%的人使用清洁水覆盖。这个研究描述的是量量和运用观测方法。这项研究的变化是社区基础设施的知识和态度。人口是374人,40个人的样本是用缓慢的公式进行的比例比例的抽样。这项研究于2022年8月在马里诺村被转移。结果表明,社会知识的基础设施在可量化的基础设施上,而社会的态度则在可量化的基础设施上。社会上知识的积累是一个决定性的决定,比人们的态度更能体现基本卫生的缺失。它的结论是,社区的积极影响被认为与基础设施的应用有关,而社区的知识仍被认为无法实现社区环境中基本设施的实现。
{"title":"Determinan Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga Terkait Sanitasi Dasar","authors":"Parmi Parmi, Lexy Kareba, Nani Astria Polontalo, Athia Kurnia Kasim, F. Hr, Desak Eka Susianawati, Saiful Ambodalle, Imelda Kantohe, Wahyu Wahyu","doi":"10.51888/phj.v13i2.144","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.144","url":null,"abstract":"Sebanyak dua milyar orang, baik di pedesaan maupun perkotaan saat ini belum memiliki sanitasi dasar yang memadai. Tujuh puluh persen masyarakat masih terbiasa Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Diantara negara-negara Association of southeast Asian Nations (ASEAN), Indonesia masih tertinggal dalam hal sanitasi. Cakupan sanitasi dasar di Desa Malino masih dalam kategori belum memadai, dari 4 dusun yang terdiri dari 374 Kepala Keluarga (KK) hanya 45,18% yang memnuhi kriteria seperti memiliki jamban sehat dan 41,4% yang memiliki cakupan air bersih. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan cara observasional, Variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahaun dan sikap masyarakat (kepala Keluarga) terkait sanitasi dasar. Populasi sebanyak 374 orang, sampel sebanyak 40 orang diambil secara Proporsional random sampling menggunakan rumus slovin. Penelitian ini telah di laksanan pada bulan Juli hingga Agustus 2022, di Desa Malino. Analisis data deskriptif-univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terkait sanitasi dasar dalam ketegori cukup, Sementara sikap masyarakat terkait sanitasi dasar dalam kategori baik. Aspek pengetahaun pada masyarakat merupakan determinan dengan kecenderungan yang lebih besar dibandingkan dengan sikap masyarakat terhadap rendahnya sanitasi dasar. Disimpulakn bahwa aspek sikap masayrakat dikatakan baik terkait dengan penerapan sanitasi dasara, sementara pengetahaun masyarakat masih dikatakan cukup dalam penerapan sanitasi dasar di lingkungan masyarakat.\u0000As many as two billion people, both in rural and urban areas, do not currently have adequate basic sanitation. Seventy percent of the people are still accustomed to open defecation. Among the Association of Southeast Asian Nations countries, Indonesia is still lagging in terms of sanitation. Basic sanitation coverage in Malino Village is still inadequate; out of 4 hamlets consisting of 374 heads of family, only 45.18% meet criteria such as having healthy latrines and 41.4% having clean water coverage. This research is descriptive-quantitative and uses an observational method. The variables in this study are the knowledge and attitudes of the community regarding basic sanitation. The population is 374 people, and a sample of 40 people is taken by proportional random sampling using the Slovin formula. This research was carried out from July to August 2022 in Malino Village. analysis of descriptive-univariate data the results showed that the community's knowledge regarding basic sanitation was in the sufficient category, while the community's attitudes regarding basic sanitation were in the good category. Aspects of knowledge in the community are a determinant with a greater tendency than people's attitudes towards the lack of basic sanitation. It is concluded that the aspect of community attitude is said to be well related to the application of basic sanitation, while the knowledge of the community is still said to be sufficient for im","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"119 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120872055","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diah Fitri Purwaningsih, Niswa Salamung, Ni Ketut Elmiyanti
Latar belakang: kelelahan merupakan faktor penting dalam menunjang keselamatan pasien. Cedera yang dialami pasien yang merupakan akibat dari kesalahan dapat merugikan pasien. Tujuan : untuk mengidentifikasi pengaruh kelelahan terhadap keselamatan pasien. Metode: sistematik review kelelahan terhadap keselamatan pasien. Database yang digunakan ada lima yaitu PubMed, Science Direct, Scholar, SAGE, and ProQuest. Penelusuran artikel dengan menggunakan kata kunci kelelahan, keselamatan pasien, dan perawat, dimana peleursuran artikedimulai pada Oktober – November 2022. Hasil: Dari 15 jurnal yang ditemukan semuanya menggunakan metode cross-sectional. Semua diterbitkan dalam bahas inggris dengan tahun publikasi yaitu tahun 2012 sampai tahun 2022. Kesimpulan adalah Kelelahan berhubungan dengan keselamatan pasien. Tingkat kelelahan dapat berasal dari faktor eksternal seperti rasio yang tidak sesuai antara perawat dan pasien, beban kerja yang tinggi, kurangnya dukungan dari pimpinan, suasana kerja yang tidak kondusif, hubungan interpersonal yang kurang baik. Kelelahan dapat dikurangi dengan mengoptimalkan dukungan atasan sehinga keselamatan pasien dapat ditingkatkan. Background: burnout is an important factor in supporting patient safety. Injuries experienced by patients which are the result of errors can be detrimental to patients. Objective: to identify the effect of burnout on patient safety. Methods: a systematic review of burnout on patient safety. There are five databases used, namely PubMed, Science Direct, Scholar, SAGE, and ProQuest. Search for articles using the keywords burnout, patient safety, and nurses, where the search for articles starts in October – November 2022. Results: of the 15 journals found all used the cross-sectional method. All were published in English with the year of publication, namely 2012 to 2022. Conclusion: Burnout is related to patient safety. The level of burnout can come from external factors such as an inappropriate ratio between nurses and patients, high workload, lack of support from leaders, a non-conducive work atmosphere, and poor interpersonal relationships. Burnout can be reduced by optimizing superior support so that patient safety can be improved.
{"title":"Pengaruh Kelelahan terhadap Keselamatan Pasien: Sistematik Review","authors":"Diah Fitri Purwaningsih, Niswa Salamung, Ni Ketut Elmiyanti","doi":"10.51888/phj.v13i2.143","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.143","url":null,"abstract":"Latar belakang: kelelahan merupakan faktor penting dalam menunjang keselamatan pasien. Cedera yang dialami pasien yang merupakan akibat dari kesalahan dapat merugikan pasien. Tujuan : untuk mengidentifikasi pengaruh kelelahan terhadap keselamatan pasien. Metode: sistematik review kelelahan terhadap keselamatan pasien. Database yang digunakan ada lima yaitu PubMed, Science Direct, Scholar, SAGE, and ProQuest. Penelusuran artikel dengan menggunakan kata kunci kelelahan, keselamatan pasien, dan perawat, dimana peleursuran artikedimulai pada Oktober – November 2022. Hasil: Dari 15 jurnal yang ditemukan semuanya menggunakan metode cross-sectional. Semua diterbitkan dalam bahas inggris dengan tahun publikasi yaitu tahun 2012 sampai tahun 2022. Kesimpulan adalah Kelelahan berhubungan dengan keselamatan pasien. Tingkat kelelahan dapat berasal dari faktor eksternal seperti rasio yang tidak sesuai antara perawat dan pasien, beban kerja yang tinggi, kurangnya dukungan dari pimpinan, suasana kerja yang tidak kondusif, hubungan interpersonal yang kurang baik. Kelelahan dapat dikurangi dengan mengoptimalkan dukungan atasan sehinga keselamatan pasien dapat ditingkatkan.\u0000Background: burnout is an important factor in supporting patient safety. Injuries experienced by patients which are the result of errors can be detrimental to patients. Objective: to identify the effect of burnout on patient safety. Methods: a systematic review of burnout on patient safety. There are five databases used, namely PubMed, Science Direct, Scholar, SAGE, and ProQuest. Search for articles using the keywords burnout, patient safety, and nurses, where the search for articles starts in October – November 2022. Results: of the 15 journals found all used the cross-sectional method. All were published in English with the year of publication, namely 2012 to 2022. Conclusion: Burnout is related to patient safety. The level of burnout can come from external factors such as an inappropriate ratio between nurses and patients, high workload, lack of support from leaders, a non-conducive work atmosphere, and poor interpersonal relationships. Burnout can be reduced by optimizing superior support so that patient safety can be improved.","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123800301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengelolaan sampah merupakan metode yang harus diterapkan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah. Masyarakat membuang begitu saja sampah ke tempat sampah dan menyerahkan urusan selanjutnya kepada petugas kebersihan dan urusan selesai. Setiap tahun volume sampah yang ditangani mengalami kenaikan, namun hal ini tidak seimbang dengan daya tampung TPA yaitu hanya sekitar 500 ton sampah. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Yogyakarta tahun 2021 sekitar 550 ton/hari sampah yang diangkut ke TPST Piyungan. Diprediksi jumlah sampah akan terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini perlu ada penanganan sampah dari sumber penghasil sampahnya yaitu salah satunya rumah tangga. Perlu adanya partisipasi dari masyarakat dalam pengelolaan sampah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap kepala keluarga dengan pengelolaan sampah keluarga di Prenggan Kotagede Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Winong Kotagede Yogyakarta dan sampel yang digunakan sebanyak 60 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan Metode analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian: Hasil Uji Chi-square diperoleh hasil p-sign = 0,931 (> a = 0,05) maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pengelolaan sampah keluarga. Dari hasil chi-square nilai p-sign = 0,297 (>α = 0,05) sehingga Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pengelolaan sampah keluarga. Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap kepala keluarga dengan pengelolaan sampah keluarga di Prenggan Kotagede Yogyakarta. Waste management is a method that must be applied to reduce the negative impact of waste. People just throw garbage into the trash and hand over the next matter to the cleaners and the business is finished. Every year the volume of waste handled increases, but this is not balanced with the TPA's capacity of only about 500 tons of waste. Based on data from the Yogyakarta Environment Agency in 2021, around 550 tons/day of waste is transported to the Piyungan TPST. It is predicted that the amount of waste will continue to increase every year. It is necessary to handle waste from the source of the waste, one of which is the household. Community participation in waste management is needed. The purpose of the study was to determine the correlation between the knowledge and attitude of the head of the family with the management of family waste in Prenggan Kotagede Yogyakarta. This research method is an analytic survey research with a cross sectional approach. The population in this study was the head of the family in Winong Kotagede Yogyakarta and the sample used was 60 respondents. The sampling technique used in this study was purposive sampling with u
{"title":"Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga dengan Pengelolaan Sampah Keluarga di Prenggan Kotagede Yogyakarta","authors":"Amyati, Sri Sularsih Endartiwi","doi":"10.51888/phj.v13i2.128","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.128","url":null,"abstract":"Pengelolaan sampah merupakan metode yang harus diterapkan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah. Masyarakat membuang begitu saja sampah ke tempat sampah dan menyerahkan urusan selanjutnya kepada petugas kebersihan dan urusan selesai. Setiap tahun volume sampah yang ditangani mengalami kenaikan, namun hal ini tidak seimbang dengan daya tampung TPA yaitu hanya sekitar 500 ton sampah. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Yogyakarta tahun 2021 sekitar 550 ton/hari sampah yang diangkut ke TPST Piyungan. Diprediksi jumlah sampah akan terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini perlu ada penanganan sampah dari sumber penghasil sampahnya yaitu salah satunya rumah tangga. Perlu adanya partisipasi dari masyarakat dalam pengelolaan sampah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap kepala keluarga dengan pengelolaan sampah keluarga di Prenggan Kotagede Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Winong Kotagede Yogyakarta dan sampel yang digunakan sebanyak 60 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan Metode analisis data univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian: Hasil Uji Chi-square diperoleh hasil p-sign = 0,931 (> a = 0,05) maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pengelolaan sampah keluarga. Dari hasil chi-square nilai p-sign = 0,297 (>α = 0,05) sehingga Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pengelolaan sampah keluarga. Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap kepala keluarga dengan pengelolaan sampah keluarga di Prenggan Kotagede Yogyakarta. \u0000Waste management is a method that must be applied to reduce the negative impact of waste. People just throw garbage into the trash and hand over the next matter to the cleaners and the business is finished. Every year the volume of waste handled increases, but this is not balanced with the TPA's capacity of only about 500 tons of waste. Based on data from the Yogyakarta Environment Agency in 2021, around 550 tons/day of waste is transported to the Piyungan TPST. It is predicted that the amount of waste will continue to increase every year. It is necessary to handle waste from the source of the waste, one of which is the household. Community participation in waste management is needed. The purpose of the study was to determine the correlation between the knowledge and attitude of the head of the family with the management of family waste in Prenggan Kotagede Yogyakarta. This research method is an analytic survey research with a cross sectional approach. The population in this study was the head of the family in Winong Kotagede Yogyakarta and the sample used was 60 respondents. The sampling technique used in this study was purposive sampling with u","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125563179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Herawanto, Ninda Wahyuni, Muh. Jusman Rau, Irfanita Dwi Yuniarti, Dilla Srikandi Syahadat, Hasanah Hasanah, Sendhy Krisnasari, N. Sari
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat disemua Negara. Kunci sukses penanggulangan TBC adalah penemuan pasien dan pengobatan pasien sampai sembuh. keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kepatuhan pasien, faktor pengawas menelan obat dan efek samping yang dirasakan pasien. Kecamatan Palu Selatan merupakan penyumbang angka kejadian TBC yang cukup tinggi dengan angka kesembuhan pasien TBC yang belum mencapai target nasional (85%). Wilayah Kecamatan Palu Selatan terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Puskesmas Mabelopura terdapat 62 kasus, Puskesmas Birobuli 46 kasus dan Puskesmas Bulili 28 kasus, dengan angka kesembuhan yaitu Puskesmas Mabelopura 44 (70,96%) kasus, Puskesmas Birobuli 30 (65,21%) kasus dan Puskesmas Bulili 19 (67,85%) kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi angka kesembuhan TBC di Kecamatan Palu Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 136 orang, setelah menggunakan rumus Lemeshow didapatkan sampel sebanyak 97 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Analisis yang digunakan yaitu regresi linear sederhana dengan nilai α =5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara pengawas menelan obat (Sig=0,010), efek samping obat (Sig=0,000) dan kepatuhan pengobatan (Sig=0,025) terhadap angka kesembuhan pasien TBC di Kecamatan Palu Selatan (Sig<0,05). Disarankan kepada pasien TBC untuk patuh dalam mengonsumsi obat walaupun responden merasakan efek samping yang ditimbulkan oleh OAT, kepada keluarga dan petugas kesehatan diharapkan berperan aktif dalam mengawasi dan memberikan dukungan kepada pasien agar menyelesaikan pengobatan sampai dinyatakan sembuh. Tuberculosis is still a public health problem in all countries. The key to a successful TB control is patient discovery and treatment of the patient until cured. The success of treatment is influenced by several factors, namely patient adherence factors, factors Drug ingestion supervisor and side effects felt by the patient. Palu Selatan District is a contributor to the TB incidence rate which is quite high with the cure rate for TB patients who have not reached the national target (85%). The area of South Palu District consists of 3 public health center, Mabelopura Health Center with 62 cases, Birobuli Health Center 46 cases and Bulili Health Center 28 cases, with a cure rate of 44 cases (70.96%), 30 cases (65.21%) and 19 cases (67.85%) respectively. This study aims to determine the factors that affect the TB cure rate in South Palu District. This type of research is quantitative with a cross sectional approach. The population numbered 136 people, after using the Lemeshow formula obtained a sample of 97 people. Sampling using the Proportionate Stratified Random Sampling technique. The analysis used is simple linear regression with a value of α = 5%. The results of this study indicate that
{"title":"Faktor yang mempengaruhi Angka Kesembuhan (Cure Rate) Tuberkulosis di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu","authors":"Herawanto, Ninda Wahyuni, Muh. Jusman Rau, Irfanita Dwi Yuniarti, Dilla Srikandi Syahadat, Hasanah Hasanah, Sendhy Krisnasari, N. Sari","doi":"10.51888/phj.v13i2.134","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.134","url":null,"abstract":"Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat disemua Negara. Kunci sukses penanggulangan TBC adalah penemuan pasien dan pengobatan pasien sampai sembuh. keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kepatuhan pasien, faktor pengawas menelan obat dan efek samping yang dirasakan pasien. Kecamatan Palu Selatan merupakan penyumbang angka kejadian TBC yang cukup tinggi dengan angka kesembuhan pasien TBC yang belum mencapai target nasional (85%). Wilayah Kecamatan Palu Selatan terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Puskesmas Mabelopura terdapat 62 kasus, Puskesmas Birobuli 46 kasus dan Puskesmas Bulili 28 kasus, dengan angka kesembuhan yaitu Puskesmas Mabelopura 44 (70,96%) kasus, Puskesmas Birobuli 30 (65,21%) kasus dan Puskesmas Bulili 19 (67,85%) kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi angka kesembuhan TBC di Kecamatan Palu Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 136 orang, setelah menggunakan rumus Lemeshow didapatkan sampel sebanyak 97 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Analisis yang digunakan yaitu regresi linear sederhana dengan nilai α =5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara pengawas menelan obat (Sig=0,010), efek samping obat (Sig=0,000) dan kepatuhan pengobatan (Sig=0,025) terhadap angka kesembuhan pasien TBC di Kecamatan Palu Selatan (Sig<0,05). Disarankan kepada pasien TBC untuk patuh dalam mengonsumsi obat walaupun responden merasakan efek samping yang ditimbulkan oleh OAT, kepada keluarga dan petugas kesehatan diharapkan berperan aktif dalam mengawasi dan memberikan dukungan kepada pasien agar menyelesaikan pengobatan sampai dinyatakan sembuh.\u0000Tuberculosis is still a public health problem in all countries. The key to a successful TB control is patient discovery and treatment of the patient until cured. The success of treatment is influenced by several factors, namely patient adherence factors, factors Drug ingestion supervisor and side effects felt by the patient. Palu Selatan District is a contributor to the TB incidence rate which is quite high with the cure rate for TB patients who have not reached the national target (85%). The area of South Palu District consists of 3 public health center, Mabelopura Health Center with 62 cases, Birobuli Health Center 46 cases and Bulili Health Center 28 cases, with a cure rate of 44 cases (70.96%), 30 cases (65.21%) and 19 cases (67.85%) respectively. This study aims to determine the factors that affect the TB cure rate in South Palu District. This type of research is quantitative with a cross sectional approach. The population numbered 136 people, after using the Lemeshow formula obtained a sample of 97 people. Sampling using the Proportionate Stratified Random Sampling technique. The analysis used is simple linear regression with a value of α = 5%. The results of this study indicate that ","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116500333","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Lestari, Dewi Novita Hardiyanti, I. B. M. Widiadnya
PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sanitary manufactur yang memproduksi peralatan sanitasi. Salah satu tahapan produksinya yaitu pencetakan (casting) serta pembakaran yang suhunya dapat mencapai 20000C. Penelitian ini bertujuan untuk mengethui pengendalian heat stres yang telah dilakukan perusahaan terhadap pekerja di area Kiln dan Cast shop di PT X. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional, dengan unit analisis perusahaan manufacturing. Penelitian dilakukan dengan mengukur suhu lingkungan dan suhu yang diterima oleh pekerja yang berada di unit cast shop dan kiln. Hasil menunjukkan indeks WBGT in rata-rata area Kiln dan Cast Shop antara 30.710C-33.80C dengan pola kerja pekerja 50%-75% serta beban kerja yang masuk dalam katagori sedang jika dibandingkan dengan standard yang ditetapkan, kondisi ini dapat menyebabkan pekerja mengalami heat stress. Adapun rekomendasikan yang diberikan yaitu dengan penambahan titik untuk penyedian air minum, agar satus hidrasi pekerja tetap terjaga sehingga pekerja tidak mengalami heat stress selama bekerja PT X is a company engaged in the sanitary manufacturing sector that produces sanitary equipment. One of the production stages is molding (casting) and burning where the temperature can reach 20000C. This study aims to determine the control of heat stress that has been carried out by the company on workers in the Kiln and Cast shop area at PT X. This research is descriptive with a cross-sectional research design, with a manufacturing company as the unit of analysis. The research was conducted by measuring the ambient temperature and the temperature received by workers in the cast shop and kiln units. The results show that the average WBGT index in the Kiln and Cast Shop area is between 30.710C-33.80C with a work pattern of 50% -75% and the workload is in the moderate category when compared to the standards set, this condition can cause workers to experience heat stressed. The recommendations given are by adding points for the provision of drinking water, so that the hydration status of workers is maintained so that workers do not experience heat stress while working.
PT X是一家生产卫生设备的卫生机构。其生产阶段包括打印(铸件)和温度燃烧可以达到20000C。本研究旨在加强公司对Kiln工作场所的工人和PT X公司的排字区工作所做的热力控制。这项研究是通过测量铸造厂和工人在铸造厂接受的环境温度和温度来完成的。结果显示,平均Kiln区域的WBGT指数和Cast Shop之间的WBGT指数为30.710c - 33.80c,劳动力模式为50%-75%此外,专家建议增加饮用水的分水点,保持工作人员的水合作用,使员工在工作期间不会出现热力压力。其中一个生产阶段正在成形,燃烧着温度可以达到20000C的地方。这项研究旨在确定公司在PT X.的工作场所所表现出来的对热力的控制。这项研究的目的是测量周围的温度,由演员和工人在铸件中收集的温度。results秀演员那境平均WBGT指数窑和商店是30.710C-33之间区域。80C a -75% 50%的工作模式和境workload是温和派都会类别当compared to The的标准套,这个条件可以因为工人去体验热压力。这些建议是由饮料供应的补充点提供的,所以工作人员的补水状态使他们无法在工作时体验热压力。
{"title":"Evaluation of Heat Stress Control Worker in Kiln and Cast Shop at PT X","authors":"I. Lestari, Dewi Novita Hardiyanti, I. B. M. Widiadnya","doi":"10.51888/phj.v13i2.142","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.142","url":null,"abstract":"PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sanitary manufactur yang memproduksi peralatan sanitasi. Salah satu tahapan produksinya yaitu pencetakan (casting) serta pembakaran yang suhunya dapat mencapai 20000C. Penelitian ini bertujuan untuk mengethui pengendalian heat stres yang telah dilakukan perusahaan terhadap pekerja di area Kiln dan Cast shop di PT X. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional, dengan unit analisis perusahaan manufacturing. Penelitian dilakukan dengan mengukur suhu lingkungan dan suhu yang diterima oleh pekerja yang berada di unit cast shop dan kiln. Hasil menunjukkan indeks WBGT in rata-rata area Kiln dan Cast Shop antara 30.710C-33.80C dengan pola kerja pekerja 50%-75% serta beban kerja yang masuk dalam katagori sedang jika dibandingkan dengan standard yang ditetapkan, kondisi ini dapat menyebabkan pekerja mengalami heat stress. Adapun rekomendasikan yang diberikan yaitu dengan penambahan titik untuk penyedian air minum, agar satus hidrasi pekerja tetap terjaga sehingga pekerja tidak mengalami heat stress selama bekerja PT X is a company engaged in the sanitary manufacturing sector that produces sanitary equipment. One of the production stages is molding (casting) and burning where the temperature can reach 20000C. This study aims to determine the control of heat stress that has been carried out by the company on workers in the Kiln and Cast shop area at PT X. This research is descriptive with a cross-sectional research design, with a manufacturing company as the unit of analysis. The research was conducted by measuring the ambient temperature and the temperature received by workers in the cast shop and kiln units. The results show that the average WBGT index in the Kiln and Cast Shop area is between 30.710C-33.80C with a work pattern of 50% -75% and the workload is in the moderate category when compared to the standards set, this condition can cause workers to experience heat stressed. The recommendations given are by adding points for the provision of drinking water, so that the hydration status of workers is maintained so that workers do not experience heat stress while working.","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130888622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
COVID-19 adalah penyakit yang ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Jumlah kasus COVID-19 di Kota Serang per Juli 2021 adalah 3987 kasus. Recovery rate Kota Serang masih lebih rendah yaitu 67,4% jika dibandingkan dengan wilayah lain yang jumlah kasusnya lebih tinggi seperti Kabupaten Tangerang sebesar 86,7% dan Kota Tangerang 77,8%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, usia dan kepadatan penduduk terhadap kasus COVID-19 di Kota Serang. Desain studi penelitian ini adalah ekologi. Penelitian dilakukan pada Mei – Juni 2022. Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Serang dan Badan Pusat Statistik Kota Serang. Analisis bivariat menggunakan korelasi spearman. Suhu Udara berkorelasi kuat dengan kasus COVID-19 (p=0,000; r=-0,685), kelembaban tidak berkorelasi dengan kasus COVID-19 (p=0,548; r=-0,136), kecepatan angin berkorelasi kuat dengan kasus COVID-19 (p=0,000; r=0,755), usia penderita COVID-19 tidak berkorelasi dengan kasus COVID-19 (p=0,134; r=-0,330), dan kepadatan penduduk berkorelasi kuat dengan kasus COVID-19 (p=0,022; r=0,650). Saran penelitian adalah memanfaatkan data untuk mengantisipasi kenaikan kasus, menambah rentang data, menerapkan penjarakan sosial, personal hygiene dan menggunakan masker di tempat umum serta meneliti pengaruh pencahayaan matahari terhadap kasus COVID-19. COVID-19 designated as pandemic by World Health Organization. The number of COVID-19 cases in Serang City as of July 2021 is 3987 cases. Serang City’s recovery rate is still lower (67.4%) when compared to other areas with higher number of cases such as Tangerang Regency (86.7%) and Tangerang City (77.8%). Purpose: This study aims to determine the relationship of temperature, humidity, wind speed, age and population density with COVID-19 cases in Serang City. Methods: Ecology used as study design. The study was conducted in May – June 2022. Data were obtained from the Serang City Health Office and the Serang City Central Statistics Agency. Bivariate analysis using Spearman correlation. Results: Temperature is strongly correlated with COVID-19 cases (p=0.000; r=-0.685), humidity is not correlated with COVID-19 cases (p=0.548; r=-0.136), wind speed is strongly correlated with COVID-19 cases (p=0.000; r=0.755, age of COVID-19 sufferers did not correlate with COVID-19 cases (p=0.134; r=-0.330), population density strongly correlated with COVID-19 cases (p=0.022; r=0.650). Conclusion: Research suggestions are to use data to anticipate cases increase, increase the range of data, implement social distancing, personal hygiene and use masks in public places and examine the effect of sunlight on COVID-19 cases
{"title":"Korelasi Faktor Cuaca dan Kepadatan Penduduk dengan Kasus COVID-19 di Kota Serang Tahun 2020-2021","authors":"Eka Hartomy, Lailani Fitria","doi":"10.51888/phj.v13i2.132","DOIUrl":"https://doi.org/10.51888/phj.v13i2.132","url":null,"abstract":"COVID-19 adalah penyakit yang ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Jumlah kasus COVID-19 di Kota Serang per Juli 2021 adalah 3987 kasus. Recovery rate Kota Serang masih lebih rendah yaitu 67,4% jika dibandingkan dengan wilayah lain yang jumlah kasusnya lebih tinggi seperti Kabupaten Tangerang sebesar 86,7% dan Kota Tangerang 77,8%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, usia dan kepadatan penduduk terhadap kasus COVID-19 di Kota Serang. Desain studi penelitian ini adalah ekologi. Penelitian dilakukan pada Mei – Juni 2022. Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Serang dan Badan Pusat Statistik Kota Serang. Analisis bivariat menggunakan korelasi spearman. Suhu Udara berkorelasi kuat dengan kasus COVID-19 (p=0,000; r=-0,685), kelembaban tidak berkorelasi dengan kasus COVID-19 (p=0,548; r=-0,136), kecepatan angin berkorelasi kuat dengan kasus COVID-19 (p=0,000; r=0,755), usia penderita COVID-19 tidak berkorelasi dengan kasus COVID-19 (p=0,134; r=-0,330), dan kepadatan penduduk berkorelasi kuat dengan kasus COVID-19 (p=0,022; r=0,650). Saran penelitian adalah memanfaatkan data untuk mengantisipasi kenaikan kasus, menambah rentang data, menerapkan penjarakan sosial, personal hygiene dan menggunakan masker di tempat umum serta meneliti pengaruh pencahayaan matahari terhadap kasus COVID-19. \u0000COVID-19 designated as pandemic by World Health Organization. The number of COVID-19 cases in Serang City as of July 2021 is 3987 cases. Serang City’s recovery rate is still lower (67.4%) when compared to other areas with higher number of cases such as Tangerang Regency (86.7%) and Tangerang City (77.8%). Purpose: This study aims to determine the relationship of temperature, humidity, wind speed, age and population density with COVID-19 cases in Serang City. Methods: Ecology used as study design. The study was conducted in May – June 2022. Data were obtained from the Serang City Health Office and the Serang City Central Statistics Agency. Bivariate analysis using Spearman correlation. Results: Temperature is strongly correlated with COVID-19 cases (p=0.000; r=-0.685), humidity is not correlated with COVID-19 cases (p=0.548; r=-0.136), wind speed is strongly correlated with COVID-19 cases (p=0.000; r=0.755, age of COVID-19 sufferers did not correlate with COVID-19 cases (p=0.134; r=-0.330), population density strongly correlated with COVID-19 cases (p=0.022; r=0.650). Conclusion: Research suggestions are to use data to anticipate cases increase, increase the range of data, implement social distancing, personal hygiene and use masks in public places and examine the effect of sunlight on COVID-19 cases","PeriodicalId":252023,"journal":{"name":"Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131640629","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}