首页 > 最新文献

Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan最新文献

英文 中文
DAMPAK AWAL PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU (SKPT) KABUPATEN MERAUKE
Pub Date : 2022-06-30 DOI: 10.15578/jksekp.v12i1.10299
Budi Wardono, Hikmah Hikmah, Hakim Miftahul Huda
SKPT merupakan pusat bisnis kelautan dan perikanan terpadu di wilayah perbatasan,  mulai dari hulu sampai ke hilir berbasis wilayah/kawasan. Merauke merupakan salah satu daerah perbatasan  yang mempunyai potensi perikanan, namun belum secara optimal dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak awal pengembangan SKPT di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November 2018. Lokasi penelitian adalah di Kawasan Pelabuhan Perikanan Merauke Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Penelitian ini merupakan studi kasus di Kawasan SKPT Merauke. Metode analisis yang digunakan adala analisis deskriptif dan expert judgement. Hasil kajian menunjukkan bahwa dampak awal pengembangan SKPT antara lain terjadinya peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana (Pelabuhan, TPI,  ketersediaan air, cold storage, penanganan bongkar muat dan layanan perijinan) untuk kegiatan usaha perikanan di Kabupaten Merauke. Terjadinya peningkatan aktifitas usaha perikanan: penangkapan, penggunaan BBM perbekalan, aktifitas distribusi ikan menggunakan container berpendingin dan ekspor. Dalam jangka panjang diharapkan perikanan dapat menjadi penggerak dalam pembangunan wilayah. Title: Initial Impact Of  Development Center Of Integrated Marine And Fisheries (SKPT) District MeraukeSKPT is an integrated marine and fisheries business center in border areas, from upstream to downstream based on region / region. Merauke is one of the border areas that has fishery potential, but it has not been optimally utilized. This study aims to analyze the initial impact of developing SKPT in Merauke Regency, Papua Province. The research was conducted in August - November 2018. The research location is in the Merauke Fishery Port Area, Merauke Regency, Papua Province. This research is a case study in the Merauke SKPT area. The analytical method used is descriptive analysis and expert judgment. The results of the study show that the initial impacts of developing SKPT include an increase in the availability of facilities and infrastructure (ports, TPI, water availability, cold storage, handling of loading and unloading services and licensing services) for fishery business activities in Merauke Regency. There has been an increase in fishery business activities: fishing, use of fuel and supplies, fish distribution activities using refrigerated containers and exports. In the long term, fisheries are expected to be the driving force in regional development.
SKPT是边境地区的综合海洋和渔业中心,从上游到下游的地区。墨洛克是有渔业潜力的边境地区之一,但尚未得到最佳利用。这项研究的目的是分析巴布亚省墨洛克地区SKPT开发的初步影响。该研究于2018年8月至11月进行。研究地点位于巴布亚省墨洛克渔港墨洛克区。这项研究是梅劳克废品区的一个案例研究。adala使用的分析方法是描述性和研究。研究表明,SKPT开发的初步影响包括为墨劳克区渔业活动增加了工具和基础设施(港口、TPI、水资源供应、冷储存、装货处理和许可服务)。渔业努力活动的增加:渔业捕捞、燃料供应使用、使用冷藏容器和出口的鱼类分配活动。从长远来看,渔业有望成为该地区发展的动力。片名:墨景区发展中心影响范围:从上游到下游的地区。墨洛克是一个可以充分发挥潜力的领域,但它并没有变得优化。这是一项调查,分析巴布亚省墨洛克摄开发项目最初的影响。这项研究是在2018年8月至11月进行的。研究地点在巴布亚省墨洛克费希尔港地区的墨洛克摄行地区。这项研究是在墨洛克SKPT地区的一个案例研究。分析方法是描述分析和评估。研究表明,这项研究的结果显示,在犯罪现场进行的物资包括水、冷储存、处理物资和服务的人员。渔民的商业活动增加了:钓鱼、使用燃料和供应、使用制冷剂和出口的鱼分配活动。长期以来,fisheries预计将成为区域发展中的开车力。
{"title":"DAMPAK AWAL PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU (SKPT) KABUPATEN MERAUKE","authors":"Budi Wardono, Hikmah Hikmah, Hakim Miftahul Huda","doi":"10.15578/jksekp.v12i1.10299","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v12i1.10299","url":null,"abstract":"SKPT merupakan pusat bisnis kelautan dan perikanan terpadu di wilayah perbatasan,  mulai dari hulu sampai ke hilir berbasis wilayah/kawasan. Merauke merupakan salah satu daerah perbatasan  yang mempunyai potensi perikanan, namun belum secara optimal dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak awal pengembangan SKPT di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November 2018. Lokasi penelitian adalah di Kawasan Pelabuhan Perikanan Merauke Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Penelitian ini merupakan studi kasus di Kawasan SKPT Merauke. Metode analisis yang digunakan adala analisis deskriptif dan expert judgement. Hasil kajian menunjukkan bahwa dampak awal pengembangan SKPT antara lain terjadinya peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana (Pelabuhan, TPI,  ketersediaan air, cold storage, penanganan bongkar muat dan layanan perijinan) untuk kegiatan usaha perikanan di Kabupaten Merauke. Terjadinya peningkatan aktifitas usaha perikanan: penangkapan, penggunaan BBM perbekalan, aktifitas distribusi ikan menggunakan container berpendingin dan ekspor. Dalam jangka panjang diharapkan perikanan dapat menjadi penggerak dalam pembangunan wilayah. Title: Initial Impact Of  Development Center Of Integrated Marine And Fisheries (SKPT) District MeraukeSKPT is an integrated marine and fisheries business center in border areas, from upstream to downstream based on region / region. Merauke is one of the border areas that has fishery potential, but it has not been optimally utilized. This study aims to analyze the initial impact of developing SKPT in Merauke Regency, Papua Province. The research was conducted in August - November 2018. The research location is in the Merauke Fishery Port Area, Merauke Regency, Papua Province. This research is a case study in the Merauke SKPT area. The analytical method used is descriptive analysis and expert judgment. The results of the study show that the initial impacts of developing SKPT include an increase in the availability of facilities and infrastructure (ports, TPI, water availability, cold storage, handling of loading and unloading services and licensing services) for fishery business activities in Merauke Regency. There has been an increase in fishery business activities: fishing, use of fuel and supplies, fish distribution activities using refrigerated containers and exports. In the long term, fisheries are expected to be the driving force in regional development.","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126390862","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PROGRAM LINK & MATCH PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PROGRAM KELAUTAN & PERIKANAN
Pub Date : 2022-06-30 DOI: 10.15578/jksekp.v12i1.10339
Yulinda Nurul Aini, Y. A. Purba
Potensi perikanan di Indonesia sangat melimpah, namun keberadaannya tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia kelautan dan perikanan (SDM KP) yang cukup dan berkualitas. Kondisi itu menjadi tantangan bagi pemerintah, yang mencanangkan agenda poros maritim dunia sejak 2014 sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020—2024. Untuk itu, pengoptimalan potensi k e l a u t a n d a n p e r i k a n a n perlu dilakukan dengan menciptakan SDM di seluruh tingkat pendidikan, terutama SMKKP, yang nantinya berperan sebagai penggerak sektor ini. Selain ketidaksesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, permasalahan lain dari lulusan SMK KP adalah educational mismatch di dunia kerja. Artikel ini melaporkan analisis kondisi ketenagakerjaan lulusanSMK, dipetakan potensi KP dan penyerapan tenaga kerja di tingkat lokal, serta dikaji permasalahan educational mismatch. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan clustering parallel threshold analysis, yang menghasilkan elastisitas penyerapan tenaga kerja (EPTK). Hasil clustering menunjukkan bahwa beberapa wilayah, seperti NTT, Maluku, dan beberapa provinsi di Sulawesi memiliki kondisi potensi kelautan dan perikanan yang tinggi, tetapi EPTK rendah sehingga pemerintah daerah perlu meningkatkan supply tenaga kerja agar dapat mengoptimallkan potensi KP. Adapun wilayah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat memiliki potensi KP yang rendah, tetapi EPTK tinggi sehingga mengalami oversupply tenaga kerja. Pemerintah lokal perlu mengupayakan diversifikasi pekerjaan agar penyerapan tenaga kerja bisa meningkatkan produktivitas perikanan di tingkat lokal. Tingkat educational mismatch lulusan SMK KP yang mencapai 96,24% perlu diatasi melalui program link and match yang fokus pada tujuan pasar sehingga SMK dapat mencetak lulusan yang keterampilan dan kualitasnya sesuai dengan kriteria dunia usaha dan industri. Title: Analysis of Labor Absorption and Link & Match Program in Vocational School Graduates of Marine & Fisheries ProgramThe potential of fisheries in Indonesia is greatly abundant, but its existence is not adequate with the availability and quality of the marine and fisheries human resources. This condition is a challenge for the government, which has launched the world maritime axis agenda since 2014 as stated in the National Medium-Term Development Plan for 2020-2024. Therefore, it is necessary to optimize the potential of marine and fisheries by creating human resources at all levels of education, especially marine and fisheries vocational school or SMK KP, which will later act as a driving force for the fisheries sector. In addition to the mismatch between supply and demand for labor, another problem for SMK KP graduates is the educational mismatch at work. This article reports an analysis of the employment conditions of the vocational school graduates, mapped the potential of marine and fisheries sector, and employment at the local level, and examined educational mism
印尼的渔业潜力是巨大的,但其存在比不上海洋和渔业资源(人力资源KP)的可行性。为此,我们需要在整个教育水平上创造人才,特别是SMKKP,这些人才最终将发挥这一领域的动力。除了供应不足和就业不足之外,职业高中毕业生的另一个问题是职场教育不足。这篇文章报道了对梵语劳动条件的分析,了解了当地KP的潜在吸收能力,并对教育不足的问题提出了建议。分析是通过对咽threshold分析进行的定量分析,分析产生了人工呼吸的弹性。结果显示,像NTT、马鲁库和苏拉威西省这样的一些地区存在高的海洋和渔业潜力,但效率很低,因此地方政府需要增加劳动力供应,以充分利用KP的潜力。至于加里曼丹中部、加里曼丹北部、马鲁库北部和西巴布亚的地区,其KP潜力较低,但EPTK高度,因此人手过剩。地方政府需要寻求多样化的工作,以便吸收劳动力,提高当地渔业生产力。具有SMK KP的具有96.24%的具有SMK专注于市场目标的链接和匹配程序需要克服,以便SMK能够培养符合商业和行业标准的技能和质量的毕业生。题目:分析海洋和渔业资源的限制和链接项目和匹配项目在印度尼西亚的海洋和渔业潜在应用程序是伟大的abundant,但它的存在并不符合海洋和渔业资源的可行性和质量。这一情况对政府来说是一个挑战,自2014年美国在2000 -2024年建立的国家中等发展计划以来,世界卫生组织启动了议程。因此,有必要利用教育各级的人力资源,特别是海洋和渔业,或SMK KP,来优化海洋和渔业的潜力。除了供需和供需之间的不匹配之外,SMK KP graduates的问题是工作中的教育不足。这篇文章报道了对vocaduates学校的产品分析,分析了潜在的海洋和渔场,以及地方一级的就业问题。分析被大量引用,包括平行包装的分析,这种分析被认为存在于否认就业的能力中。例如,在苏拉威西的几个地区,这样的广告展示有高海军和可能的条件,但也有低EPTK,因此,地方政府需要增加实验室供应,以优化海洋和渔业。在加里曼丹中部、北加里曼丹、北马鲁库和西巴布亚的地区有低地中海和渔业的潜力,但有高级管理、过度供应实验室。当地政府需要开展工作,这样就业机会就可以增加当地的渔业生产。graduates之教育级配of marine and fisheries) 96 (vocational school,哪种深处。24%,需要to be a overcome通过链接和竞赛项目那focuses on市场objectives所以那vocational school)可以农产品graduates谁的技能和品质是in accordance with The criteria所需由《世界商业和工业。
{"title":"ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN PROGRAM LINK & MATCH PADA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PROGRAM KELAUTAN & PERIKANAN","authors":"Yulinda Nurul Aini, Y. A. Purba","doi":"10.15578/jksekp.v12i1.10339","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v12i1.10339","url":null,"abstract":"Potensi perikanan di Indonesia sangat melimpah, namun keberadaannya tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia kelautan dan perikanan (SDM KP) yang cukup dan berkualitas. Kondisi itu menjadi tantangan bagi pemerintah, yang mencanangkan agenda poros maritim dunia sejak 2014 sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2020—2024. Untuk itu, pengoptimalan potensi k e l a u t a n d a n p e r i k a n a n perlu dilakukan dengan menciptakan SDM di seluruh tingkat pendidikan, terutama SMKKP, yang nantinya berperan sebagai penggerak sektor ini. Selain ketidaksesuaian antara supply dan demand tenaga kerja, permasalahan lain dari lulusan SMK KP adalah educational mismatch di dunia kerja. Artikel ini melaporkan analisis kondisi ketenagakerjaan lulusanSMK, dipetakan potensi KP dan penyerapan tenaga kerja di tingkat lokal, serta dikaji permasalahan educational mismatch. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan clustering parallel threshold analysis, yang menghasilkan elastisitas penyerapan tenaga kerja (EPTK). Hasil clustering menunjukkan bahwa beberapa wilayah, seperti NTT, Maluku, dan beberapa provinsi di Sulawesi memiliki kondisi potensi kelautan dan perikanan yang tinggi, tetapi EPTK rendah sehingga pemerintah daerah perlu meningkatkan supply tenaga kerja agar dapat mengoptimallkan potensi KP. Adapun wilayah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat memiliki potensi KP yang rendah, tetapi EPTK tinggi sehingga mengalami oversupply tenaga kerja. Pemerintah lokal perlu mengupayakan diversifikasi pekerjaan agar penyerapan tenaga kerja bisa meningkatkan produktivitas perikanan di tingkat lokal. Tingkat educational mismatch lulusan SMK KP yang mencapai 96,24% perlu diatasi melalui program link and match yang fokus pada tujuan pasar sehingga SMK dapat mencetak lulusan yang keterampilan dan kualitasnya sesuai dengan kriteria dunia usaha dan industri. Title: Analysis of Labor Absorption and Link & Match Program in Vocational School Graduates of Marine & Fisheries ProgramThe potential of fisheries in Indonesia is greatly abundant, but its existence is not adequate with the availability and quality of the marine and fisheries human resources. This condition is a challenge for the government, which has launched the world maritime axis agenda since 2014 as stated in the National Medium-Term Development Plan for 2020-2024. Therefore, it is necessary to optimize the potential of marine and fisheries by creating human resources at all levels of education, especially marine and fisheries vocational school or SMK KP, which will later act as a driving force for the fisheries sector. In addition to the mismatch between supply and demand for labor, another problem for SMK KP graduates is the educational mismatch at work. This article reports an analysis of the employment conditions of the vocational school graduates, mapped the potential of marine and fisheries sector, and employment at the local level, and examined educational mism","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122182584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
PEMBELAJARAN PEMBANGUNAN PULAU TERLUAR BERBASIS SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN: STUDI KASUS SKPT BIAK NUMFOR 以海洋部门和渔业为基础的外岛发展研究:SKPT BIAK NUMFOR的案例研究
Pub Date : 2021-12-27 DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.10060
Andrian Ramadhan, Rizky Muhartono, Tikkyrino Kurniawan, Harnita Hadiastuty
Konsep Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) merupakan tindak lanjut dari nawacita, yang memprioritaskan pembangunan kelautan dan perikanan di kawasan pulau-pulau kecil dan perbatasan/pinggiran. Tantangan utama terkait upaya pembangunan daerah pinggiran adalah ketergantungannya pada intervensi kebijakan yang datang dari luar yang merupakan aspek sumberdaya manusia dan kinerja kelembagaan. Hal tersebut dikhawatirkan berimplikasi negatif pada aspek distribusi manfaat pembangunan dan kepentingan masyarakat lokal. Terkait itu, makalah ini bertujuan untuk mengungkapkinerja pembangunan sumberdaya manusia dan kelembagaan serta isu pembangunan inklusif pada program SKPT. Penelitian dilakukan pada Desember tahun 2019 menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus, yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi konsep dan pelaksanaan program SKPT dalam perspektif pembangunan sumberdaya manusia, kelembagaan dan isu pembangunan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan eksogenus tidak harus berkonotasi pembangunan yang mengabaikan aspek manusia dan kinerja kelembagaan lokal. Pelajaran dari Program SKPT di Kabupaten Biak Numfor menunjukkan bahwa dua isu tersebut dapat menjadi modal penting yang ikut berkontribusi pada keberhasilan intervensi terkait program SKPT, termasuk berbagai aktivitas pemberian bantuan dan ekspansi pasar yang terkoneksi dengan kelembagaan-kelembagaan lokal. Title:  Lesson Learned of The Outer Island Development Based on The Marine and Fishery Sector: A Case Study of The SKPT of Biak NumforThe concept of Integrated Marine and Fisheries Center (SKPT) is derived from the Nawacita that prioritizes the development of small islands and border areas. The major challenge of border area is the dependence on external policy regardless to its local human resource and institutional development. As the result, the development might cause benefits distribution issue and leave localcommunities behind. This paper aims to reveal the extent of human and institutional development, as well as the issue of inclusive development in the SKPT program. The research was conducted in December 2019, using a qualitative approach (case study) to explore the concept and implementation of the SKPT that is related to human resource development, institutions and inclusive development issues. The results show that exogenous development must not ignore the issue of local human resource and institutional development. In fact, the SKPT in Biak Numfor Regency uses these two issues as the basis for determining the programs such as forms of aids and market expansion strategies that connect to local institutions.
纳瓦西塔的综合渔业概念(SKPT)是纳瓦西塔的后续发展,优先于小岛和郊区的海洋发展和渔业。对郊区建设努力的主要挑战是对外部政策干预的依赖,这些干预是人类资源和制度绩效的一个方面。这令人担忧的是,它将发展效益和地方利益的分布牵涉到负面影响。为此,本文旨在披露SKPT项目中对人力资源和制度建设的绩效,以及包容性发展问题。该研究于2019年12月采用定性方法和案例研究,旨在从人力资源发展、制度和包容发展问题的角度探讨SKPT计划的概念和实施。研究表明,外生发展不应该有忽视当地人员和制度绩效的发展内化。Numfor区SKPT项目的教训表明,这两个问题可能是促成SKPT项目干预成功的关键资本,包括与当地体制相关的各种援助活动和市场扩张。片名:博学之课《海洋和外岛开发改编自Fishery SKPT》:A Case Study of区繁殖NumforThe理念of海洋集成and Fisheries)中心(SKPT) is derived from The Nawacita那prioritizes The Development of small群岛和边境地区。区域主要挑战是其地方人类资源和机构发展的外部政策的脱节。美国《发展论点,可能因为benefits distribution问题和把localcommunities抛在脑后。这篇文章大家aims to the extent of human and institutional development), as well as问题》《SKPT inclusive开发程序。该研究于2019年12月提交,使用一个案例研究来解释人类资源开发、机构和潜在发展问题的可行性和实施。再现的非凡发展不能忽视当地人类资源和机构发展的问题。事实上,这两个问题的症候群是决定艾滋病和市场推广与当地机构相关的计划的基础。
{"title":"PEMBELAJARAN PEMBANGUNAN PULAU TERLUAR BERBASIS SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN: STUDI KASUS SKPT BIAK NUMFOR","authors":"Andrian Ramadhan, Rizky Muhartono, Tikkyrino Kurniawan, Harnita Hadiastuty","doi":"10.15578/jksekp.v11i2.10060","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.10060","url":null,"abstract":"Konsep Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) merupakan tindak lanjut dari nawacita, yang memprioritaskan pembangunan kelautan dan perikanan di kawasan pulau-pulau kecil dan perbatasan/pinggiran. Tantangan utama terkait upaya pembangunan daerah pinggiran adalah ketergantungannya pada intervensi kebijakan yang datang dari luar yang merupakan aspek sumberdaya manusia dan kinerja kelembagaan. Hal tersebut dikhawatirkan berimplikasi negatif pada aspek distribusi manfaat pembangunan dan kepentingan masyarakat lokal. Terkait itu, makalah ini bertujuan untuk mengungkapkinerja pembangunan sumberdaya manusia dan kelembagaan serta isu pembangunan inklusif pada program SKPT. Penelitian dilakukan pada Desember tahun 2019 menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus, yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi konsep dan pelaksanaan program SKPT dalam perspektif pembangunan sumberdaya manusia, kelembagaan dan isu pembangunan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan eksogenus tidak harus berkonotasi pembangunan yang mengabaikan aspek manusia dan kinerja kelembagaan lokal. Pelajaran dari Program SKPT di Kabupaten Biak Numfor menunjukkan bahwa dua isu tersebut dapat menjadi modal penting yang ikut berkontribusi pada keberhasilan intervensi terkait program SKPT, termasuk berbagai aktivitas pemberian bantuan dan ekspansi pasar yang terkoneksi dengan kelembagaan-kelembagaan lokal. Title:  Lesson Learned of The Outer Island Development Based on The Marine and Fishery Sector: A Case Study of The SKPT of Biak NumforThe concept of Integrated Marine and Fisheries Center (SKPT) is derived from the Nawacita that prioritizes the development of small islands and border areas. The major challenge of border area is the dependence on external policy regardless to its local human resource and institutional development. As the result, the development might cause benefits distribution issue and leave localcommunities behind. This paper aims to reveal the extent of human and institutional development, as well as the issue of inclusive development in the SKPT program. The research was conducted in December 2019, using a qualitative approach (case study) to explore the concept and implementation of the SKPT that is related to human resource development, institutions and inclusive development issues. The results show that exogenous development must not ignore the issue of local human resource and institutional development. In fact, the SKPT in Biak Numfor Regency uses these two issues as the basis for determining the programs such as forms of aids and market expansion strategies that connect to local institutions.","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130472965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MODEL SUAKA IKAN UNTUK PENGELOLAAN SUNGAI DI JAWA: STUDI DI SUNGAI WINONGO YOGYAKARTA
Pub Date : 2021-12-27 DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.9996
Pajar Hatma Indra Jaya, Moh. Abu Suhud
Laju penurunan spesies dan populasi ikan di sungai-sungai di Jawa terus terjadi sehingga perlu sebuah model yang tepat untuk menghentikan fenomena tersebut. Salah satu konsep yang dapat dipertimbangkan adalah model suaka ikan. Model ini telah diperkenalkan oleh pemerintah sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004, namun tidak banyak sungai di Jawa yang mempraktikkan suaka ikan. Meskipun demikian ada sejumlah pihak yang mencoba mempraktikkan model ini di Sungai Winongo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor penting yang mendukung praktik suaka ikan di Sungai Winongo. Penelitian ini dilakukan berdasar pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan empat metode pengumpulan data, yakni: (i) observasi yang bersifat partisipatori, (ii) wawancara, (iii) dokumentasi dan reviu literatur, dan (iv) Focus Group Discussion (FGD). Hasil menunjukkan bahwa pelibatan masyarakat dalam suakaikan merupakan faktor penting mutlak; hal ini terutama karena masyarakat merupakan pemangku kepentingan utama, yang mampu menjaga sungai selama 24 jam, Namun, partisipasi masyarakat dalam program suaka ikan murni konservasi sulit terjadi karena tidak ada keuntungan yang didapat. Penelitian merekomendasikan dilakukannya modifikasi model suaka ikan. Kerangka model suaka ikan harus mengakomodasikan dua aspek sekaligus, yakni aspek konservasi dan aspek kepentingan ekonomi masyarakat. Kedua aspek tersebut dapat terakomodir dalam suaka ikan yang diterapkan dengan sistem zonasi. Modifikasi suaka ikan dari murni konservasi ke model zonasi ini bisa menjadi alternatif model kebijakan pengelolaan sungai di Jawa. Title: Fish Sanctuary Model For River Management In Java: Study In Winongo River YogyakartaThe decline of species and population fish in Java rivers continually occurs. There is a need for a breakthrough related to the river management model to discontinue the phenomenon. One of the concepts to discontinue the decreasing rate is through fish asylum. The government has introduced this model since the enactment of Law Number 31 of 2004, but not many rivers in Java have practiced the fish asylum. However, there is a group of people attempting to practice the fisheries reserve in Winongo River. This research aims to describe and analyze some of important factors that enable the fisheries reserve in Winongo River. This research was conducted using a qualitative descriptive method using four data collection methods, namely participatory observation, interviews, documentation-literature, and Focus Group Discussion (FGD). This research found that the community’s involvement in fisheries reserves is needed since the community becomes the only stakeholders that can maintain the river.However, the community participation in fisheries reserve program using pure conservation seemed hard to be realized considering no profit obtained by the community. Therefore, a modification of the fisheries reserve model is needed to be done. Fisheries
爪哇河流的物种和鱼类数量持续下降,因此需要一个适当的模型来阻止这种现象。其中一个可考虑的概念是鱼类保护区的模式。自2004年第31条法律实施以来,中国政府已经引入了这种模式,但爪哇很少有河流实行鱼类保护区。然而,有一些人试图在温农戈河上实践这个模型。本研究旨在描述和分析支持温农河鱼类保护区的重要因素。该研究是基于描述性定性方法,采用四种数据收集方法:(i)参与观察,(ii)采访,(iii)文档和文献回顾,以及(iv)焦点小组讨论(FGD)。结果表明,社会福利是一个绝对重要的因素;这主要是因为公众是主要的利益相关者,能够在24小时内保持河流的流动,然而,公众参与纯保护鱼类保护区项目是困难的,因为没有利润。研究建议修改鱼类保护区模式。渔业保护区的框架模型必须同时提供两个方面,即保护和社会经济利益。这两个方面都可以适应与区域系统应用的鱼类保护区。将鱼类养殖场从纯保护改造到这些区域模型可以成为爪哇河流管理政策的替代模式。标题:需要打破河流管理模式来分解现象。一个误解是通过鱼庇护来降低可行性。自2004年《法律第31号》以来,政府对这一模式进行了采访,但爪哇的许多河流都在实施鱼庇护。河中有一群人正在推进渔场。这一研究对describe和analyze的一些重要因素进行了研究,这些因素使温戈河中的渔业储备成为可能。这项研究采用了四种用四种方法分别使用四种方法、方法收集、观察、面试、文档读写和焦点小组讨论(FGD)来解释这种方法。这项研究发现,自从社区成为唯一能在河流中生存的强大势力以来,社区参与渔业是必要的。However是社区参与渔业储备项目的努力实现的,因为社区无法控制利润。因此,必须进行渔业储备模式的修改。渔业储备需要关注社区的透明度和经济利益。两种原则都可以在区域渔业储备模式中组合起来。从纯保护区域到区域的捕捞的修改模型可能是Java河管理中政策模型的替代品。
{"title":"MODEL SUAKA IKAN UNTUK PENGELOLAAN SUNGAI DI JAWA: STUDI DI SUNGAI WINONGO YOGYAKARTA","authors":"Pajar Hatma Indra Jaya, Moh. Abu Suhud","doi":"10.15578/jksekp.v11i2.9996","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.9996","url":null,"abstract":"Laju penurunan spesies dan populasi ikan di sungai-sungai di Jawa terus terjadi sehingga perlu sebuah model yang tepat untuk menghentikan fenomena tersebut. Salah satu konsep yang dapat dipertimbangkan adalah model suaka ikan. Model ini telah diperkenalkan oleh pemerintah sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004, namun tidak banyak sungai di Jawa yang mempraktikkan suaka ikan. Meskipun demikian ada sejumlah pihak yang mencoba mempraktikkan model ini di Sungai Winongo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor penting yang mendukung praktik suaka ikan di Sungai Winongo. Penelitian ini dilakukan berdasar pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan empat metode pengumpulan data, yakni: (i) observasi yang bersifat partisipatori, (ii) wawancara, (iii) dokumentasi dan reviu literatur, dan (iv) Focus Group Discussion (FGD). Hasil menunjukkan bahwa pelibatan masyarakat dalam suakaikan merupakan faktor penting mutlak; hal ini terutama karena masyarakat merupakan pemangku kepentingan utama, yang mampu menjaga sungai selama 24 jam, Namun, partisipasi masyarakat dalam program suaka ikan murni konservasi sulit terjadi karena tidak ada keuntungan yang didapat. Penelitian merekomendasikan dilakukannya modifikasi model suaka ikan. Kerangka model suaka ikan harus mengakomodasikan dua aspek sekaligus, yakni aspek konservasi dan aspek kepentingan ekonomi masyarakat. Kedua aspek tersebut dapat terakomodir dalam suaka ikan yang diterapkan dengan sistem zonasi. Modifikasi suaka ikan dari murni konservasi ke model zonasi ini bisa menjadi alternatif model kebijakan pengelolaan sungai di Jawa. Title: Fish Sanctuary Model For River Management In Java: Study In Winongo River YogyakartaThe decline of species and population fish in Java rivers continually occurs. There is a need for a breakthrough related to the river management model to discontinue the phenomenon. One of the concepts to discontinue the decreasing rate is through fish asylum. The government has introduced this model since the enactment of Law Number 31 of 2004, but not many rivers in Java have practiced the fish asylum. However, there is a group of people attempting to practice the fisheries reserve in Winongo River. This research aims to describe and analyze some of important factors that enable the fisheries reserve in Winongo River. This research was conducted using a qualitative descriptive method using four data collection methods, namely participatory observation, interviews, documentation-literature, and Focus Group Discussion (FGD). This research found that the community’s involvement in fisheries reserves is needed since the community becomes the only stakeholders that can maintain the river.However, the community participation in fisheries reserve program using pure conservation seemed hard to be realized considering no profit obtained by the community. Therefore, a modification of the fisheries reserve model is needed to be done. Fisheries","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127804631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR LAMPUNG BERBASIS MASYARAKAT 南榜沿海地区管理政策的模式
Pub Date : 2021-12-27 DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.9233
Maya Shafira, M. Anwar
Kebijakan dekonsentrasi pengelolaan wilayah pesisir memberikan pekerjaan cukup berat bagi pemerintah Provinsi Lampung yang memiliki 7 (tujuh) kabupaten/kota pesisir dan 132 pulau. Terbatasnya sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan jarak Ibu kota provinsi dengan wilayahwilayah pesisircukup jauh menimbulkan tantangan tersendiri dalam pengelolaan wilayah pesisir Lampung, terutama dalam hal pengawasan. oleh karena itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan guna memaksimalkan pengelolaan wilayah pesisir propinsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemanfaatan pesisir Lampung, mengkaji dan menganalisis kebijakan  pengelolaan wilayah pesisir Provinsi Lampung saat ini, dan merumuskan model kebijakan pengelolaan wilayah pesisir Lampung yang berbasis masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kebijakan pemerintah Provinsi Lampung dalam pengelolaan wilayah pesisir yang direpresentasikan dalam Perda Prov. Lampung No. 1/2018 masih belum memberikan cukup ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Adapun model pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat yakni menekankan pada pemberdayaan masyarakat dan kearifan lokalnya.  Title:  Policy Model For Community-Based Lampung Coastal Management PolicyThe shift in the management of coastal areas from decentralization to a policy of deconcentration provides quite heavy work, especially for the Lampung provincial government which has 7 (seven) coastal districts/cities and 132 islands. The limited human resources, facilities, and infrastructure, and the far distance between the provincial capital and coastal areas create challenges in the management of the Lampung coastal areas, especially in terms of supervision. Therefore, community participation is urgently required to maximize the management of the coastal areas of Lampung. This study aims to describe the utilization of the Lampung coastal areas, to analyze the current coastal management policies of Lampung province. In addition, this study also aims to provide and formulate a community-based model of Lampung coastal area management policies. This research is normative legal research with a qualitative descriptive analysis method. Based on the research results, it is known that the Lampung provincial government policy in the management of coastal areas that is represented in the Provincial Regulation of Lampung No. 1/2018 still does not provide enough space for community participation. Meanwhile, the community-based coastal area management model emphasizes community empowerment and local wisdom.
沿海管理不善的政策为拥有7个(7)地区/城镇和132个岛屿的楠榜省政府提供了相当困难的工作。资源有限、基础设施和省会与北麓之间的距离对楠榜沿海地区的管理提出了单独的挑战,尤其是在监管方面。因此,为了最大限度地管理该省的沿海地区,公众的参与是必不可少的。本研究旨在描述楠榜海岸的利用,回顾和分析目前楠榜省的沿海管理政策,并建立一种以社区为基础的楠榜沿海管理政策的模式。本研究是一种具有描述性质的分析方法的规范法研究。根据这项研究,众所周知,楠榜省政府在《法令》中所代表的沿海地区管理方面的政策。楠榜2018年1月1日仍然没有给人们足够的参与空间。至于以社区为基础的沿海管理模式,强调社区的赋权和地方智慧。标题:公联联合企业联合管理政策的政策模型,从严重失业到严重失业的政策,特别是为已经7(7)沿海地区/cities和132个岛屿的自治政府所做的。有限的人类资源、设施和基础设施,以及省政府资本和沿海地区之间产生的管理挑战,特别是超现实的术语。因此,社区参与是迫切需要扩大南榜地区的管理。这一研究旨在描述南榜海岸地区的实用主义,分析这一地区目前的沿海管理政策。在补充中,这项研究还提供和撰写一种社区关系区域管理政策模型。这一研究是常规的专业化分析方法分析的合法研究。基于研究结果,据了解,在2018年1月1日的楠榜省管理中所代表的国家政府的政策仍然没有足够的社区参与空间。我的意思是,同时,社区基础建设的社区管理模式强调社区服务和地方智慧。
{"title":"MODEL KEBIJAKAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR LAMPUNG BERBASIS MASYARAKAT","authors":"Maya Shafira, M. Anwar","doi":"10.15578/jksekp.v11i2.9233","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.9233","url":null,"abstract":"Kebijakan dekonsentrasi pengelolaan wilayah pesisir memberikan pekerjaan cukup berat bagi pemerintah Provinsi Lampung yang memiliki 7 (tujuh) kabupaten/kota pesisir dan 132 pulau. Terbatasnya sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan jarak Ibu kota provinsi dengan wilayahwilayah pesisircukup jauh menimbulkan tantangan tersendiri dalam pengelolaan wilayah pesisir Lampung, terutama dalam hal pengawasan. oleh karena itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan guna memaksimalkan pengelolaan wilayah pesisir propinsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemanfaatan pesisir Lampung, mengkaji dan menganalisis kebijakan  pengelolaan wilayah pesisir Provinsi Lampung saat ini, dan merumuskan model kebijakan pengelolaan wilayah pesisir Lampung yang berbasis masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kebijakan pemerintah Provinsi Lampung dalam pengelolaan wilayah pesisir yang direpresentasikan dalam Perda Prov. Lampung No. 1/2018 masih belum memberikan cukup ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi. Adapun model pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat yakni menekankan pada pemberdayaan masyarakat dan kearifan lokalnya.  Title:  Policy Model For Community-Based Lampung Coastal Management PolicyThe shift in the management of coastal areas from decentralization to a policy of deconcentration provides quite heavy work, especially for the Lampung provincial government which has 7 (seven) coastal districts/cities and 132 islands. The limited human resources, facilities, and infrastructure, and the far distance between the provincial capital and coastal areas create challenges in the management of the Lampung coastal areas, especially in terms of supervision. Therefore, community participation is urgently required to maximize the management of the coastal areas of Lampung. This study aims to describe the utilization of the Lampung coastal areas, to analyze the current coastal management policies of Lampung province. In addition, this study also aims to provide and formulate a community-based model of Lampung coastal area management policies. This research is normative legal research with a qualitative descriptive analysis method. Based on the research results, it is known that the Lampung provincial government policy in the management of coastal areas that is represented in the Provincial Regulation of Lampung No. 1/2018 still does not provide enough space for community participation. Meanwhile, the community-based coastal area management model emphasizes community empowerment and local wisdom.","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131999203","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
STATUS DAN PERMASALAHAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA RAJUNGAN DI INDONESIA RAJUNGAN在印尼的资源状况和问题
Pub Date : 2021-12-27 DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.9536
Hakim Miftakhul Huda, Rizki Aprilian Wijaya, Riesti Triyanti, Yesi Dewita Sari, Achmad Zamroni
Permintaan pasar yang terus meningkat dikhawatirkan memberikan tekanan besar pada sumber daya rajungan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis status pemanfaatan sumber daya tersebut dan permasalahannya serta merumuskan rekomendasi kebijakan yang relevan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei di 4 (empat) lokasi, yaitu Lampung Timur, Cirebon, Demak, dan Rembang. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif, yang mencakup penyajian temuan lapang, penjelasan fenomena yang terjadi, dan pembandingan dengan hasil riset terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan upaya penangkapan rajungan terjadi dengan cara yang membahayakan keberlanjutan sumber daya. Hal tersebut terkait dengan temuan dari riset ini yang menunjukkan adanya penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, ketergantungan yang tinggi pada pasar ekspor, dan potensi konflik di antara nelayan. Kebijakan yang kemudian disarankan adalah pengendalikan upaya penangkapan melalui pemberlakuan sistem buka tutup musim penangkapan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan ruang yang cukup bagi rajungan untuk bereproduksi sehingga memungkinkan kelangsungan stok dan pemanfaatan rajungan di Indonesia. Title Utilization Status and Problems of Crab Resources in IndonesiaThere is a considerable fear that increasing market demand will give a massive pressure on Indonesia crab resources. This research aims to analyze the status and problems of resource utilization as well as to formulate relevant policy recommendations. Data were collected through survey in 4 (four) locations, namely East Lampung, Cirebon, Demak, and Rembang. The data obtained in this study were analyzed using descriptive approach, including description of field findings, phenomena, and comparison with related studies. The analysis results showed that the increased capture of crab endangered the sustainability of resources. This is related to the findings of this research which showed the use of environmentally damaging fishing gear, high dependence on export markets, and potential conflicts among fishers. The study suggests control over the crab capture with open-closed season to allow the crabs to reproduce for its stock availability and utilization in Indonesia.
日益增长的市场需求可能会给rajungan的资源带来巨大压力。本研究旨在分析资源的使用情况及其问题,并提出相关政策建议。数据收集是通过对东楠榜、Cirebon、Demak和Rembang的4(4)地点进行调查的方法进行的。数据分析采用描述性的方法,包括现场发现的陈述、解释发生的现象以及与相关研究结果的比较。分析表明,越来越多的绑架企图正在危及资源的可持续性。这与这项研究的发现有关,该研究表明使用不友好的捕鱼工具、对出口市场的高度依赖以及渔民之间潜在的冲突。随后建议的政策是通过开放开放的逮捕制度来控制逮捕努力。预计这一政策将为rajungan繁衍后代提供足够的空间,使rajungan在印度尼西亚的库存和使用能够继续存在。印度尼西亚螃蟹资源的作用和问题是市场需求所增加的恐惧,将给印尼螃蟹资源带来巨大的压力。这一研究旨在分析资源资源问题的状态和问题,以便起草相关建议。数据以4(4)位置、南榜东部namely、Cirebon、Demak和Rembang等数据收集。这项研究的数据是对田地结果、现象和相关研究进行分析的。再生分析表明,被增加的螃蟹捕获使资源变得可持续。这关系到目前为止,这项研究的结果是,它在出口市场上使用环境破坏装置、高度依赖外部市场,以及潜在的冲突。研究建议控制螃蟹的生长环境,使其在印尼的库存可充值和用途。
{"title":"STATUS DAN PERMASALAHAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA RAJUNGAN DI INDONESIA","authors":"Hakim Miftakhul Huda, Rizki Aprilian Wijaya, Riesti Triyanti, Yesi Dewita Sari, Achmad Zamroni","doi":"10.15578/jksekp.v11i2.9536","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.9536","url":null,"abstract":"Permintaan pasar yang terus meningkat dikhawatirkan memberikan tekanan besar pada sumber daya rajungan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis status pemanfaatan sumber daya tersebut dan permasalahannya serta merumuskan rekomendasi kebijakan yang relevan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei di 4 (empat) lokasi, yaitu Lampung Timur, Cirebon, Demak, dan Rembang. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif, yang mencakup penyajian temuan lapang, penjelasan fenomena yang terjadi, dan pembandingan dengan hasil riset terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan upaya penangkapan rajungan terjadi dengan cara yang membahayakan keberlanjutan sumber daya. Hal tersebut terkait dengan temuan dari riset ini yang menunjukkan adanya penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, ketergantungan yang tinggi pada pasar ekspor, dan potensi konflik di antara nelayan. Kebijakan yang kemudian disarankan adalah pengendalikan upaya penangkapan melalui pemberlakuan sistem buka tutup musim penangkapan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan ruang yang cukup bagi rajungan untuk bereproduksi sehingga memungkinkan kelangsungan stok dan pemanfaatan rajungan di Indonesia. Title Utilization Status and Problems of Crab Resources in IndonesiaThere is a considerable fear that increasing market demand will give a massive pressure on Indonesia crab resources. This research aims to analyze the status and problems of resource utilization as well as to formulate relevant policy recommendations. Data were collected through survey in 4 (four) locations, namely East Lampung, Cirebon, Demak, and Rembang. The data obtained in this study were analyzed using descriptive approach, including description of field findings, phenomena, and comparison with related studies. The analysis results showed that the increased capture of crab endangered the sustainability of resources. This is related to the findings of this research which showed the use of environmentally damaging fishing gear, high dependence on export markets, and potential conflicts among fishers. The study suggests control over the crab capture with open-closed season to allow the crabs to reproduce for its stock availability and utilization in Indonesia.","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116318709","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
PENGELOLAAN PERIKANAN PERAIRAN DARAT BERBASIS HAK DI SUNGAI SEBANGAU, TAMAN NASIONAL SEBANGAU KALIMANTAN TENGAH 加里曼丹中部国家公园塞通克河渔业的权利管理
Pub Date : 2021-12-27 DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.9348
Sifa Nurseptiani, M. M. Kamal, Taryono Taryono, Didiek Surjanto
Badan Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah, terbagi atas induk sungai sebagai wilayah umum dan anak sungai sebagai wilayah penangkapan ikan terkontrol melalui pengelolaan berbasis hak. Di sisi lain, sebagian lintasan sungai tersebut merupakan batas terluar kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau (TNS). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kinerja pengelolaan perikanan berbasis hak di Sungai Sebangau tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2019 dengan lokasi penelitian yang mencakup kawasan induk sungai dan tiga anak sungainya, yaitu Sungai Bakung, Rasau, dan Bangah. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, didukung oleh data primer yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan data sekunder yang diperoleh melalui penelusuran dokumen terkait. Informan utama dalam pengumpulan data primer adalah nelayan sungai. Proses analisis data terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Dari aspek sumber daya, diperoleh bahwa hutan rawa gambut membawa pengaruh langsung pada kondisi sungai, yang ditandai oleh keberadaan delapan famili ikan di sungai tersebut dan warna air sungai yang cenderung kehitaman. Dari aspek sosial kelembagaan diperoleh hasil bahwa: (1) nelayan memanfaatkan keberadaan modal sosial berupa pola kekeluargaan dan kekerabatan yang merupakan pondasi kehidupan bermasyarakat, (2) kegiatan penangkapan menjadi perekonomian utama, namun pendapatan nelayan mempunyai tingkat ketidakpastian tinggi, (3) nelayan didukung oleh damang, tenaga fasilitator dari Balai TNS, dan WWF Kalimantan Tengah sebagai aktor pengelola sungai dan membentuk interaksi asosiatif dan disosiatif. Penelitian memberikan arahan untuk mengukuhkan aturan dalam mempertahankan pengelolaan perikanan perairan darat berbasis hak di Sungai Sebangau.Titlle:  Rights-Based Inland Water Fishery Management In Sebangau River, Sebangau National Park Central KalimantanThe Sebangau River, Central Kalimatan, consists of mainstream as common area and tributaries as controlled area of fishing ground by means of rights-based management. On the other hand, the river constitute outer boundary of the Sebangau National Park (SNP) conservation area in Central Kalimantan. The research objective was to identify the rights-based fisheries management in Sebangau River. This study was conducted in October to December 2019 and was located on the mainstream and three tributaries, they are Bakung, Rasau, and Bangah River. The study used descriptive qualitative method with primary data that were collected from observation, interviews, and documentation, as well as secondary data that were collected from document study. The main informants were fishermen. The process of data analysis involves data reduction, data presentation, and conclusions. The research represented some findings. On resource aspect, it was found that peat swamp forest directly affected the condition of the
加里曼丹中部的塞通克河的身体被划分为普通领土,小溪被划分为根据权利管理的受控渔场。另一方面,这条河的部分通道是仙鹤国家公园保护区(TNS)的边界。该研究的目的是确定以se鹳河为基础的渔业管理的表现。该研究于2019年10月至12月进行,地点包括河床及其三个支流——水杨河、拉秀河和班加河。所使用的方法是描述性定性,由通过观察、采访和文档收集的原始数据以及通过相关文件搜索获得的次要数据支持。原始数据收集的主要线人是渔民。数据分析过程包括数据还原、数据展示和推论。研究结果显示:从资源的角度来看,泥炭沼泽森林直接影响了河流的状况,以河流中8个鱼类家族的存在和较黑的河水的颜色为特征。并没有得到社会体制方面存在的结果表明:(1)渔民利用社会资本的家庭模式和亲缘关系,是社会生活的基础,(2)逮捕成为主要的经济活动,但有高度的不确定性,渔民收入(3)由damang渔民、精力和基金会的主持人TNS大厅,加里曼丹中部的河流和形成联想互动管理作为演员和分裂。该研究为维护塞洪河上合法的陆上渔业管理提供了指导方针。惠特尔:位于塞起重机河的内河渔业管理,西塔克国家公园中心哈里发河,中央哈里发国,因其共同地区而被控制的主流地区和贡品另一方面,宪法在加里曼丹中部的国家公园中被包围。研究目标确定了塞起重机河上的鱼群管理。这项研究是10月到2019年12月提交的,当时发生在主流和三个贡品上,它们是水塘、拉索和班加河。研究用的术语描述了从观察、审讯和文档研究中收集的原始数据。主要的线人是费舍尔。过程数据分析包括减少数据、呈现数据和结论。研究代表了一些结果。在分析结果上,它发现沼泽森林直接影响了河流的情况。它被八鱼家族的神秘和黑水的黑色颜色所牵连。《社交institutional aspect,是找到那个:(1)亲戚系统(social capital for the foundation》是社交生活,(2)钓鱼玩的经济活动,但它是一个高水平的收入(uncertainty for《fishers fishers,(3)是supported by damang TNS,婆罗洲和WWF中央大厅,facilitators来自美国管理和建设associative分离interactions河。这项研究的目的是引导国内渔业管理系统在塞起重机河上的发展。
{"title":"PENGELOLAAN PERIKANAN PERAIRAN DARAT BERBASIS HAK DI SUNGAI SEBANGAU, TAMAN NASIONAL SEBANGAU KALIMANTAN TENGAH","authors":"Sifa Nurseptiani, M. M. Kamal, Taryono Taryono, Didiek Surjanto","doi":"10.15578/jksekp.v11i2.9348","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.9348","url":null,"abstract":"Badan Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah, terbagi atas induk sungai sebagai wilayah umum dan anak sungai sebagai wilayah penangkapan ikan terkontrol melalui pengelolaan berbasis hak. Di sisi lain, sebagian lintasan sungai tersebut merupakan batas terluar kawasan konservasi Taman Nasional Sebangau (TNS). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kinerja pengelolaan perikanan berbasis hak di Sungai Sebangau tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2019 dengan lokasi penelitian yang mencakup kawasan induk sungai dan tiga anak sungainya, yaitu Sungai Bakung, Rasau, dan Bangah. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, didukung oleh data primer yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan data sekunder yang diperoleh melalui penelusuran dokumen terkait. Informan utama dalam pengumpulan data primer adalah nelayan sungai. Proses analisis data terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Dari aspek sumber daya, diperoleh bahwa hutan rawa gambut membawa pengaruh langsung pada kondisi sungai, yang ditandai oleh keberadaan delapan famili ikan di sungai tersebut dan warna air sungai yang cenderung kehitaman. Dari aspek sosial kelembagaan diperoleh hasil bahwa: (1) nelayan memanfaatkan keberadaan modal sosial berupa pola kekeluargaan dan kekerabatan yang merupakan pondasi kehidupan bermasyarakat, (2) kegiatan penangkapan menjadi perekonomian utama, namun pendapatan nelayan mempunyai tingkat ketidakpastian tinggi, (3) nelayan didukung oleh damang, tenaga fasilitator dari Balai TNS, dan WWF Kalimantan Tengah sebagai aktor pengelola sungai dan membentuk interaksi asosiatif dan disosiatif. Penelitian memberikan arahan untuk mengukuhkan aturan dalam mempertahankan pengelolaan perikanan perairan darat berbasis hak di Sungai Sebangau.Titlle:  Rights-Based Inland Water Fishery Management In Sebangau River, Sebangau National Park Central KalimantanThe Sebangau River, Central Kalimatan, consists of mainstream as common area and tributaries as controlled area of fishing ground by means of rights-based management. On the other hand, the river constitute outer boundary of the Sebangau National Park (SNP) conservation area in Central Kalimantan. The research objective was to identify the rights-based fisheries management in Sebangau River. This study was conducted in October to December 2019 and was located on the mainstream and three tributaries, they are Bakung, Rasau, and Bangah River. The study used descriptive qualitative method with primary data that were collected from observation, interviews, and documentation, as well as secondary data that were collected from document study. The main informants were fishermen. The process of data analysis involves data reduction, data presentation, and conclusions. The research represented some findings. On resource aspect, it was found that peat swamp forest directly affected the condition of the ","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127224635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PROGRAM STRATEGIS DALAM MENGATASI KENDALA KELEMBAGAAN PENGELOLAAN EKOWISATA BAHARI DI RAJA AMPAT (Studi Kasus: Kampung Wisata Distrik Meos Mansar) 拉贾·安帕特(案例研究:Meos Mansar地区旅游胜地)的战略计划
Pub Date : 2021-12-27 DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.9655
Nur Aini, Arif Satria, E. Wahyuni, Dietrich G Bengen
Raja Ampat merupakan kawasan potensial ekowisata bahari di jantung segitiga terumbu karang dunia dan untuk mengembangkan potensi tersebut, pemerintah setempat menetapkan pembentukan kampung-kampung wisata di sejumlah lokasi. Dalam perkembangannya, kelembagaan pengelolaan kampung-kampung wisata ini tidak terlepas dari tantangan untuk mengakomodasikan berbagai kepentingan dan pengaruh para pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk: (i) mengkaji kepentingan dan pengaruh pemangku kepentingan yang ada, (ii) mengidentifikasi kendala kelembagaannya, dan (iii) merumuskan program strategis yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan kampung-kampung wisata tersebut. Lokasi penelitian mencakup Kampung Arborek, Yenbuba dan Sawinggrai Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2020, dengan dua pendekatan analisis yaitu Interpretative Structural Modeling (ISM) dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah, Dewan Adat Suku Maya, dan Conservation International Indonesia berada pada posisi key player, dengan kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap pengelolaan ekowisata bahari di kampungkampung wisata. Kelompok masyarakat dan swasta berada pada posisi subyek dengan kepentingan yang tinggi terhadap sumber daya alam tinggi, namun memiiki pengaruh yang rendah dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya kendala kelembagaan dalam pengelolaan kampung wisata, yaitu konflik pemanfaatan ruang dalam sistem pengelolaan tarif Kartu Jasa Lingkungan (KJL). Penelitian ini merekomendasikan sebuah intervensi kebijakan berupa program strategis yang terdiri dari beberapa level dan diprioritaskan pada: (i) pengembangan pengelolaan kolaboratif antar stakeholders, (ii) pemberdayaan masyarakat, (iii) peningkatan efektivitas konservasi, dan (iv) pendistribusian akses yang adil kepada masyarakat. Title:  Strategic Programs for Overcoming Institutional Obstacles of Marine Ecotourism Management in Raja Ampat (Case Study: Tourism Villages in Meos Mansar District )Raja Ampat is a potential marine tourism area located in the coral triangle. In 2009, the Raja Ampat Regency Government designated several villages as tourism villages to encourage economic growth in the community in the tourism sector. The management of marine ecotourism in Raja Ampat Tourism Village is inseparable from several institutional obstacles. Every stakeholder involved in management has an interest and influence. This study aims to examine stakeholder mapping, institutional constraints, and strategic programs needed for marine ecotourism management in tourist villages. The research location is in Arborek Village, Yenbuba and Sawinggrai, Meos Mansar District, Raja Ampat Regency. The analysis technique used is Interpretative Structural Modeling (ISM) and qualitative descriptive analysis. The results showed that the government, the Maya tribe Adat Council, and Conservation International
拉贾·安帕特是世界珊瑚礁三角中心潜在的海洋生态旅游领域,为了开发这一潜力,当地政府在多个地点建立了旅游胜地。在其发展过程中,这些旅游胜地的管理制度面临着适应不同利益相关者及其影响的挑战。本研究旨在:(i)评估现有利益相关者的利益和影响,(ii)确定其体制障碍,(iii)制定必要的战略计划,以改善旅游业管理。研究地点包括Arborek村、Yenbuba和Sawinggrai Meos Mansar区Raja Ampat区。该研究于2020年9月至10月进行,有两种分析方法:解释结构模型(ISM)和描述性定性。研究结果表明,印度尼西亚的官方、土著委员会和保护协会处于关键地位,对旅游业管理具有高度的重要性和影响。社会和私人团体在对高自然资源的高利益的学科上处于有利地位,但对决策的影响较低。研究还发现,在病房服务费(KJL)管理中,对旅游区的管理存在一种制度障碍。该研究建议了一项政策干预措施,该计划由几个层次组成,并首先考虑:(i)跨利益相关者合作管理发展,(ii)社区赋权,(iii)保护效率提高,(iv)公平分配社会。标题:Ampat国王Ampat海洋生态管理的战略项目(案例研究:在Meos Mansar地区的Tourism Villages)Raja Ampat是一个潜在的海洋旅游区域。2009年,Ampat摄政政府指定了几个村庄的国王,就像旅游集团在农村地区促进经济增长的村庄一样。Raja Ampat村Tourism海洋贸易的管理与几个机构obstacles是不可分割的。每一个参与管理的利益相关者都有兴趣和影响力。这项研究包括开发有害资产、机构咨询和战略程序,需要进行海洋生态旅游管理。研究地点在Arborek村,Yenbuba和Sawinggrai, Meos Mansar选区,Raja Ampat摄政。分析技术是对模式的解释和质量分析分析。最近的民意调查表明,政府、玛雅部落习俗委员会和印尼保护协会是关键球员,他们对海军经济贸易管理有着极大的兴趣和影响。社区和私人土地的主题是自然资源的高利益,但其影响是决策创造的低。Raja Ampat村庄tourism海洋生态旅游者的管理有几个机构不眠之夜。环境服务卡拖运系统中的主要物体是跨越太空公用设施的冲突。为了克服暗箱操作,有必要实施策略计划有效。这项研究建议是几个级别的战略计划。《发展战略项目那是prioritized是collaborative管理》的stakeholders,社区empowerment increasing保护显示其和distributing access to The社区。
{"title":"PROGRAM STRATEGIS DALAM MENGATASI KENDALA KELEMBAGAAN PENGELOLAAN EKOWISATA BAHARI DI RAJA AMPAT (Studi Kasus: Kampung Wisata Distrik Meos Mansar)","authors":"Nur Aini, Arif Satria, E. Wahyuni, Dietrich G Bengen","doi":"10.15578/jksekp.v11i2.9655","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.9655","url":null,"abstract":"Raja Ampat merupakan kawasan potensial ekowisata bahari di jantung segitiga terumbu karang dunia dan untuk mengembangkan potensi tersebut, pemerintah setempat menetapkan pembentukan kampung-kampung wisata di sejumlah lokasi. Dalam perkembangannya, kelembagaan pengelolaan kampung-kampung wisata ini tidak terlepas dari tantangan untuk mengakomodasikan berbagai kepentingan dan pengaruh para pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk: (i) mengkaji kepentingan dan pengaruh pemangku kepentingan yang ada, (ii) mengidentifikasi kendala kelembagaannya, dan (iii) merumuskan program strategis yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan kampung-kampung wisata tersebut. Lokasi penelitian mencakup Kampung Arborek, Yenbuba dan Sawinggrai Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2020, dengan dua pendekatan analisis yaitu Interpretative Structural Modeling (ISM) dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah, Dewan Adat Suku Maya, dan Conservation International Indonesia berada pada posisi key player, dengan kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap pengelolaan ekowisata bahari di kampungkampung wisata. Kelompok masyarakat dan swasta berada pada posisi subyek dengan kepentingan yang tinggi terhadap sumber daya alam tinggi, namun memiiki pengaruh yang rendah dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya kendala kelembagaan dalam pengelolaan kampung wisata, yaitu konflik pemanfaatan ruang dalam sistem pengelolaan tarif Kartu Jasa Lingkungan (KJL). Penelitian ini merekomendasikan sebuah intervensi kebijakan berupa program strategis yang terdiri dari beberapa level dan diprioritaskan pada: (i) pengembangan pengelolaan kolaboratif antar stakeholders, (ii) pemberdayaan masyarakat, (iii) peningkatan efektivitas konservasi, dan (iv) pendistribusian akses yang adil kepada masyarakat. Title:  Strategic Programs for Overcoming Institutional Obstacles of Marine Ecotourism Management in Raja Ampat (Case Study: Tourism Villages in Meos Mansar District )Raja Ampat is a potential marine tourism area located in the coral triangle. In 2009, the Raja Ampat Regency Government designated several villages as tourism villages to encourage economic growth in the community in the tourism sector. The management of marine ecotourism in Raja Ampat Tourism Village is inseparable from several institutional obstacles. Every stakeholder involved in management has an interest and influence. This study aims to examine stakeholder mapping, institutional constraints, and strategic programs needed for marine ecotourism management in tourist villages. The research location is in Arborek Village, Yenbuba and Sawinggrai, Meos Mansar District, Raja Ampat Regency. The analysis technique used is Interpretative Structural Modeling (ISM) and qualitative descriptive analysis. The results showed that the government, the Maya tribe Adat Council, and Conservation International ","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116976752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN BISNIS INKLUSIF PERIKANAN TUNA SKALA KECIL DI PULAU MOROTAI 机遇和挑战小规模商业发展包容性金枪鱼渔业在出岛
Pub Date : 2021-12-27 DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.10225
Riesti Triyanti, Hakim Miftakhul Huda, Rizki Aprilian Wijaya, Achmad Zamroni
Potensi Kabupaten Pulau Morotai untuk mendukung produksi tuna sirip kuning provinsi maupun nasional sangat besar, namun tingkat pemanfaatannya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) kelayakan finansial usaha, (2) rantai pasok, (3) model bisnis eksisting, dan (4) strategi pengembangan bisnis. Penelitian dilaksanakan Maret hingga Juni 2021 di Kecamatan Morotai Selatan, Timur, dan Barat. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan 60 nelayan dan pendalaman dengan pedagang besar, pengelola koperasi, unit pengolahan tuna. Analisis mencakup kelayakan usaha, rantai pasok, SWOT, dan deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa penangkapan tuna di Morotai, yang dilakukan menggunakan alat pancing ulur dan tonda dan armada kapal motor dan kapal motor tempel memberikan penghasilan memadai bagi nelayan, namun sistem bisnis yang ada masih perlu ditingkatkan. Keuntungan yang diperoleh nelayan adalah Rp 153 juta untuk alat pancing ukur dengan kapal motor dan berturut-turut Rp 1,1 milyar dan Rp 134 juta untuk alat pancing ulur dan tonda dengan kapal motor tempel. Rantai pasok tuna di Morotai terdiri dari lima simpul, dengan share terbesar pada simpul koperasi, yaitu 45%. Hasil lain menunjukkan bahwa dalam sistem bisnis eksisting di Kepulauan Morotai terdapat kelompok nelayan yang belum inklusif dalam rantai pasok tuna, tidak bermitra dengan koperasi, tidak memiliki akses pasar, dan tidak terlibat dalam penentuan harga. Strategi pengembangan bisnis inklusif tuna di Morotai yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah penerapan model pengelolaan perikanan terpadu yang didukung: (i) pasar yang mengakomodasikan investor rantai pasok, (ii) pembukaan akses permodalan bank, dan (iii) kemitraan nelayan dengan koperasi sebagai perantara dan unit pengolah ikan sebagai mitra bisnis. Title: Prospect and Challenges for the Development of Small Scale Tuna Fisheries Inclusive Business in Morotai IslandThe potential of the Morotai Island Regency to support the production of provincial and national yellowfin tuna is very large, but its utilization is low. The research aims to analyze: (1) the financial viability of the business, (2) the supply chain, (3) the existing business model, and (4) the business development strategy. The research was conducted from March to June 2021 in the South, East, and West Morotai Subdistrict. Primary data was collected through interviews with 60 fishers and deepening with wholesalers, cooperative managers, tuna processing units. The analysis includes business feasibility, supply chain, SWOT, and descriptive. The results showed that tuna fishing in Morotai, which was carried out using fishing rods and tonda and a fleet of motorboats and outboard motorboats, provided adequate income for fishers, but the existing business system still needed to be improved. The profit obtained byfishermen is IDR 153 million for measuring fishing rods with motorboats and IDR 1.1 billion and IDR 134 million for fishing rods and trolleys wit
Morotai岛可能会有很大的潜力来支持该省和全国生产黄鳍金枪鱼,但它的摄入量很低。本研究旨在分析:(1)企业财务可行性,(2)企业供应链,(3)商业建模,(4)企业发展战略。这项研究于2021年3月在莫罗泰南部、东部和西部地区进行。主要数据是通过采访60名渔民和与大商人、合作社经理、金枪鱼加工部门的合作人员进行的采访收集的。分析包括可行性企业、供应链、SWOT和描述性。结果表明,在Morotai捕获的金枪鱼使用钓竿和tonda,用汽艇和舷外汽艇为渔民提供了足够的收入,但现有的商业体系仍需要改进。渔民获得的优势是用摩托艇量钓15亿卢比,以及与舷外汽艇连在一起的1.11亿卢比和1.134亿卢比。Morotai的金枪鱼供应链由5节组成,合作社打结的最大份额是45%。另一项结果表明,在Morotai群岛的现有商业体系中,存在着一群不具包容性的渔民,他们与合作社合作,没有市场准入,也没有参与定价。包容性商业发展战略在出金枪鱼可以推荐的这个研究结果是支持统一的渔业管理模型的应用:(i)条链mengakomodasikan投资者提供的市场开幕,(ii)地区银行通道,和(iii)合伙渔民合作社作为中间人和处理器单元鱼作为商业伙伴。标题:小金枪鱼在摩洛哥发展的前景与挑战,其潜在的Morotai Island支持区域和国家黄鳍金枪鱼的生产,但其用途是低。分析研究小组:(1)商业的财务能力,(2)供应链,(3)存在商业模式,(4)商业发展战略。这项研究是今年3月在东、西、摩洛哥子区进行的。主要数据是通过60费雪的采访收集的,与wholesas, cooperation managers, tuna processing units进行调查。商业激活,供应链,SWOT和description分析。最近的遗迹表明,这些金枪鱼是用钓鱼、吨达和舰队的摩托艇和舷外摩托艇来钓鱼的,但存在的商业系统仍然需要被污染。以利润为目的的byfishermen是1530万美元,用摩托艇和IDR 1.1亿美元,IDR值134万美元,用于在舷外驾驶摩托车上钓鱼。5个点的金枪鱼供应链,其中最大的份额是45%。还有一些建议是,在Morotai群岛存在的商业系统中,有一群不包括金枪鱼供应链的人,没有合作伙伴,没有市场访问,也没有参与购买。《出金枪鱼(inclusive business development个会,这可以成为recommended fromthe results of this study is The implementation of an集成fisheries管理模型supported:(i) a市场那accommodates供应链investors开幕式》(第2卷),银行资本通道,费希尔和(iii)的伙伴关系”与美国cooperatives intermediaries美国business partners和fish加工单位。
{"title":"PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN BISNIS INKLUSIF PERIKANAN TUNA SKALA KECIL DI PULAU MOROTAI","authors":"Riesti Triyanti, Hakim Miftakhul Huda, Rizki Aprilian Wijaya, Achmad Zamroni","doi":"10.15578/jksekp.v11i2.10225","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/jksekp.v11i2.10225","url":null,"abstract":"Potensi Kabupaten Pulau Morotai untuk mendukung produksi tuna sirip kuning provinsi maupun nasional sangat besar, namun tingkat pemanfaatannya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) kelayakan finansial usaha, (2) rantai pasok, (3) model bisnis eksisting, dan (4) strategi pengembangan bisnis. Penelitian dilaksanakan Maret hingga Juni 2021 di Kecamatan Morotai Selatan, Timur, dan Barat. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan 60 nelayan dan pendalaman dengan pedagang besar, pengelola koperasi, unit pengolahan tuna. Analisis mencakup kelayakan usaha, rantai pasok, SWOT, dan deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa penangkapan tuna di Morotai, yang dilakukan menggunakan alat pancing ulur dan tonda dan armada kapal motor dan kapal motor tempel memberikan penghasilan memadai bagi nelayan, namun sistem bisnis yang ada masih perlu ditingkatkan. Keuntungan yang diperoleh nelayan adalah Rp 153 juta untuk alat pancing ukur dengan kapal motor dan berturut-turut Rp 1,1 milyar dan Rp 134 juta untuk alat pancing ulur dan tonda dengan kapal motor tempel. Rantai pasok tuna di Morotai terdiri dari lima simpul, dengan share terbesar pada simpul koperasi, yaitu 45%. Hasil lain menunjukkan bahwa dalam sistem bisnis eksisting di Kepulauan Morotai terdapat kelompok nelayan yang belum inklusif dalam rantai pasok tuna, tidak bermitra dengan koperasi, tidak memiliki akses pasar, dan tidak terlibat dalam penentuan harga. Strategi pengembangan bisnis inklusif tuna di Morotai yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah penerapan model pengelolaan perikanan terpadu yang didukung: (i) pasar yang mengakomodasikan investor rantai pasok, (ii) pembukaan akses permodalan bank, dan (iii) kemitraan nelayan dengan koperasi sebagai perantara dan unit pengolah ikan sebagai mitra bisnis. Title: Prospect and Challenges for the Development of Small Scale Tuna Fisheries Inclusive Business in Morotai IslandThe potential of the Morotai Island Regency to support the production of provincial and national yellowfin tuna is very large, but its utilization is low. The research aims to analyze: (1) the financial viability of the business, (2) the supply chain, (3) the existing business model, and (4) the business development strategy. The research was conducted from March to June 2021 in the South, East, and West Morotai Subdistrict. Primary data was collected through interviews with 60 fishers and deepening with wholesalers, cooperative managers, tuna processing units. The analysis includes business feasibility, supply chain, SWOT, and descriptive. The results showed that tuna fishing in Morotai, which was carried out using fishing rods and tonda and a fleet of motorboats and outboard motorboats, provided adequate income for fishers, but the existing business system still needed to be improved. The profit obtained byfishermen is IDR 153 million for measuring fishing rods with motorboats and IDR 1.1 billion and IDR 134 million for fishing rods and trolleys wit","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128278118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BALI 渔业部门对巴厘岛经济的贡献
Pub Date : 2021-06-30 DOI: 10.15578/JKSEKP.V11I1.9741
Kadek Diah Kencana Putri, D. Darmawan, Gede Mekse Korri Arisena
Provinsi Bali memiliki potensi untuk pengembangan berbagai usaha perikanan sehingga seharusnya sektor perikanan memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian di provinsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan lebih mendalam terkait hal ini, dengan melibatkan aspek-aspek relevan yang meliputi kontribusi dan tren, pengaruh pendapatan, investasi penanaman modal dalam negeri, investasi penanaman modal asing, dan ekspor sektor perikanan. Aspek-aspek tersebut dianalisis keterkaitannya dengan produk domestik regional bruto Provinsi Bali, melalui analisis regresi “Ordinary Least Square” (OLS), yang dioperasikan menggunakan perangkat Eviews 10. Di samping itu, dilakukan pula analisis daya saing komparatif sektor perikanan menggunakan pendekatan Revealed Comparative Advantage (RCA). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kontribusi produk domestik regional bruto sektor perikanan terhadap produk domestik regional bruto Provinsi Bali 2000- 2019 termasuk kategori sedang, yaitu sebesar 4,18%. Lebih lanjut diperoleh bahwa pendapatan dan ekspor berpengaruh secara signifikan terhadap produk domestik regional bruto provinsi; sementara itu, investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing tidak berpengaruh secara signifikan. Ekspor sektor perikanan Provinsi Bali yang memiliki daya saing komparatif yang tinggi menurut komoditas utama Indonesia dengan analisis RCA adalah tuna-tongkol-cakalang dan mutiara yang memiliki kontribusi besar dalam ekspor perikanan Provinsi Bali. Implikasi kebijakan dari hasil-hasil ini adalah bahwa kebijakan untuk pengembangan perikanan di Provinsi Bali perlu memberikan penekanan pada upaya-upaya peningkatan ekspor, yang difokuskan pada tiga empat komoditas, yaitu tuna, tongkol, cakalang, dan mutiara. Tittle: Contribution of the Fisheries Sector on the Economic of Bali ProvinceBali province has the potential to develop for various fisheries businesses that allow a great economic contribution to the province. This research, as an in-depth study, dealth with relevant aspects such as contribution, trend, effect of income, domestic investment, foreign investment and fisheries exports. Those aspects were analyzed with regards to Gross Regional Domestic Product of Bali with regression analysis “Ordinary Least Square” (OLS) exercised by Eviews 10. This study also analyzed the comparative competitiveness of fisheries sector with Revealed Comparative Advantage (RCA) approach. The results showed that the average Gross Regional Domestic Product contribution of fisheries sector to the Gross Regional Domestic Product of Bali Province in 2000-2019 was in the medium category of 4.18%. In addition, income and exports have a significant effect on the Gross Regional Domestic Product of Bali, while domestic investment and foreign investment have no significanteffect. Export commodity from Bali fisheries with a high comparative competitiveness according to Indonesia’s main commodities with RCA analysis are tuna-lit
巴厘岛有开发各种渔业的潜力,因此渔业部门应该对该省的经济做出巨大贡献。该研究旨在对这一问题进行更深入的审查,涉及到包括贡献和趋势、收入影响、国内投资、外国投资和渔业出口等相关方面。这些方面通过使用Eviews设备10的“最东方广场”(OLS)回归分析,分析了与巴厘岛国内生产总值(bruto)地区产品之间的联系。与此同时,利用启示辅助高级发展方法对渔业部门的比较竞争力进行分析。研究结果显示,从2000年到2019年,巴里奥省国内生产总值对渔业生产总值的平均贡献属于中等水平,为4.18%。此外,收入和出口对该省的国内生产总值有重大影响;与此同时,国内投资和外国投资没有显著的影响。根据分析印尼主要商品RCA分析,巴厘岛渔业的出口具有很高的比较能力,巴厘岛渔业的出口主要是金枪鱼和珍珠,它们对巴厘岛渔业的出口贡献巨大。这些结果的政策含义是,巴厘岛渔业发展政策需要强调出口增加的努力,重点是三种四种商品,即金枪鱼、金枪鱼、芦苇和珍珠。巴厘岛各省经济中的渔业收缩有可能因其对各省的巨大经济贡献而退化。这一研究,美国内政研究,与相关性相关,趋势,影响收入、国内投资、外国投资和出口渔业。这些资产是对巴厘岛国内国内生产的广泛分析,并由Eviews 10进行分析。这项研究还分析了fisheries comration comration sector以及揭示的相互优势优势。最近的推介显示,2000-2019年,巴厘岛省的次级区域生产和生产都处于4.18%的介质中。此外,国内投资和外国投资对巴厘岛的地区性生产产生了重大影响,而国内投资和外国投资没有意义。来自巴厘岛的commerce fisheries以RCA分析为主要的商业冲突提供了罕见的tuna skipjack和珍珠珍珠,为巴厘岛出口渔业提供了一个伟大的赞誉。这项研究的政策建议是需要强调在四种可能的食品上的努力,即金枪鱼、小金枪鱼、鱼刺和珍珠。
{"title":"KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BALI","authors":"Kadek Diah Kencana Putri, D. Darmawan, Gede Mekse Korri Arisena","doi":"10.15578/JKSEKP.V11I1.9741","DOIUrl":"https://doi.org/10.15578/JKSEKP.V11I1.9741","url":null,"abstract":"Provinsi Bali memiliki potensi untuk pengembangan berbagai usaha perikanan sehingga seharusnya sektor perikanan memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian di provinsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan lebih mendalam terkait hal ini, dengan melibatkan aspek-aspek relevan yang meliputi kontribusi dan tren, pengaruh pendapatan, investasi penanaman modal dalam negeri, investasi penanaman modal asing, dan ekspor sektor perikanan. Aspek-aspek tersebut dianalisis keterkaitannya dengan produk domestik regional bruto Provinsi Bali, melalui analisis regresi “Ordinary Least Square” (OLS), yang dioperasikan menggunakan perangkat Eviews 10. Di samping itu, dilakukan pula analisis daya saing komparatif sektor perikanan menggunakan pendekatan Revealed Comparative Advantage (RCA). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kontribusi produk domestik regional bruto sektor perikanan terhadap produk domestik regional bruto Provinsi Bali 2000- 2019 termasuk kategori sedang, yaitu sebesar 4,18%. Lebih lanjut diperoleh bahwa pendapatan dan ekspor berpengaruh secara signifikan terhadap produk domestik regional bruto provinsi; sementara itu, investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing tidak berpengaruh secara signifikan. Ekspor sektor perikanan Provinsi Bali yang memiliki daya saing komparatif yang tinggi menurut komoditas utama Indonesia dengan analisis RCA adalah tuna-tongkol-cakalang dan mutiara yang memiliki kontribusi besar dalam ekspor perikanan Provinsi Bali. Implikasi kebijakan dari hasil-hasil ini adalah bahwa kebijakan untuk pengembangan perikanan di Provinsi Bali perlu memberikan penekanan pada upaya-upaya peningkatan ekspor, yang difokuskan pada tiga empat komoditas, yaitu tuna, tongkol, cakalang, dan mutiara. Tittle: Contribution of the Fisheries Sector on the Economic of Bali ProvinceBali province has the potential to develop for various fisheries businesses that allow a great economic contribution to the province. This research, as an in-depth study, dealth with relevant aspects such as contribution, trend, effect of income, domestic investment, foreign investment and fisheries exports. Those aspects were analyzed with regards to Gross Regional Domestic Product of Bali with regression analysis “Ordinary Least Square” (OLS) exercised by Eviews 10. This study also analyzed the comparative competitiveness of fisheries sector with Revealed Comparative Advantage (RCA) approach. The results showed that the average Gross Regional Domestic Product contribution of fisheries sector to the Gross Regional Domestic Product of Bali Province in 2000-2019 was in the medium category of 4.18%. In addition, income and exports have a significant effect on the Gross Regional Domestic Product of Bali, while domestic investment and foreign investment have no significanteffect. Export commodity from Bali fisheries with a high comparative competitiveness according to Indonesia’s main commodities with RCA analysis are tuna-lit","PeriodicalId":258657,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121504201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
期刊
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1