Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian daunubi jalar yang difermentasi terhadap kecernaan protein dan serat kasar, dan pertambahanbobot badan pada ayam kampung persilangan. Ternak yang digunakan untuk penelitianyaitu ayam kampung persilangan berumur 30 hari sebanyak 150 ekor dengan bobot badan awal 441,16 ± 32,56 g (CV 7,92%) yang dibeli dari peternakan ayam kampung persilangan di Sleman, Yogyakarta. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, setiap unit terdiri dari 6 ekor. Ransum perlakuan adalah T0 : tanpa daun ubi jalar, T1: 10% daun ubi jalar biasa, sedangkan perlakuan T2, T3 dan T4 masing-masing menggunakan 10, 13 dan 16% tepung daun ubi jalar fermentasi. Parameter yang diamati yaitu kecernaan serat kasar, kecernaan protein dan pertambahan bobot badan. Data hasil penelitian dianalisis varian dengan uji F, dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan apabila terdapat pengaruh nyata perlakuan. Hasil penelitian menunjukan penggunaan tepung daun ubi jalar tanpa fermentasi 10 % (T1) nyata (P<0,05) menurunkan kecernaan protein, dan serat kasar, tetapi daun ubi jalar fermentasi tidak berpengaruh nyata. Penggunaan 10% tepung daun ubi jalar terfermentasi (T2) menghasilkan kecernaan serat kasar, kecernaan protein, dan pertambahan bobot badan yang paling baik.
这项研究的目的是研究发酵的叶子对粗糙蛋白质和纤维密度的影响以及对杂交禽鸡的体重限制的影响。用于penelitianyaitu家禽的牛杂交30天150岁的尾巴和身体的重量开始441.16±32.56 g (CV 7,92%)购买的养鸡场交叉在案例研究,日惹的家乡。研究采用了五种治疗方法和五种重复,每个单元由六种。口粮为T0:没有红薯叶,T1: 10%的正常甘薯叶,而T2, T3和T4每次使用10、13和16%的发酵甘薯淀粉。观察到的参数是粗糙纤维的罗纹、蛋白质的罗纹和体重增加。研究结果的数据是用F试验来分析变种,然后在治疗的明显影响下继续对邓肯的多重领地进行测试。研究表明,在不发酵的情况下使用甘薯叶,实际的10% (T1) (P< 0.05)会降低蛋白质和粗纤维的亮度,但发酵甘薯叶对发酵没有真正的影响。利用10%发酵的甘薯叶(T2),产生最坚韧的纤维、蛋白质的罗纹和体重增加。
{"title":"Penggunaan Tepung Daun Ubi Jalar (Ipomea Batatas) Fermentasi terhadap Pencernaan Protein dan Serat Kasar pada Ayam Kampung Persilangan","authors":"M. S. N. Utomo, Suthama Suthama, Mahfudz Mahfudz","doi":"10.36626/jppp.v16i29.67","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v16i29.67","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian daunubi jalar yang difermentasi terhadap kecernaan protein dan serat kasar, dan pertambahanbobot badan pada ayam kampung persilangan. Ternak yang digunakan untuk penelitianyaitu ayam kampung persilangan berumur 30 hari sebanyak 150 ekor dengan bobot badan awal 441,16 ± 32,56 g (CV 7,92%) yang dibeli dari peternakan ayam kampung persilangan di Sleman, Yogyakarta. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, setiap unit terdiri dari 6 ekor. Ransum perlakuan adalah T0 : tanpa daun ubi jalar, T1: 10% daun ubi jalar biasa, sedangkan perlakuan T2, T3 dan T4 masing-masing menggunakan 10, 13 dan 16% tepung daun ubi jalar fermentasi. Parameter yang diamati yaitu kecernaan serat kasar, kecernaan protein dan pertambahan bobot badan. Data hasil penelitian dianalisis varian dengan uji F, dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan apabila terdapat pengaruh nyata perlakuan. Hasil penelitian menunjukan penggunaan tepung daun ubi jalar tanpa fermentasi 10 % (T1) nyata (P<0,05) menurunkan kecernaan protein, dan serat kasar, tetapi daun ubi jalar fermentasi tidak berpengaruh nyata. Penggunaan 10% tepung daun ubi jalar terfermentasi (T2) menghasilkan kecernaan serat kasar, kecernaan protein, dan pertambahan bobot badan yang paling baik.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134225052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi peternak mengenai penggunaan jamu herbal pada budidaya itik magelang pedaging beserta hubungan karakteristik peternak terhadap tingkat adopsi tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 05 Maret hingga 30 April 2018 di Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang. Responden yang menjadi sampel berjumlah 32 peternak yang dipilih secara purposive sampling dengan syarat peternak pernah mendapat penyuluhan mengenai jamu herbal serta pernah menggunakan jamu herbal dalam budidaya itik magelang pedaging. Penelitian ini menggunakan metode survei dan desain penelitian deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan karakteristik peternak (umur, tingkat pendidikan, intensitas penyuluhan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah kepemilikan ternak) terhadap tingkat adopsi peternak. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi dengan panduan instrumen adopsi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat adopsi dan analisis korelasi rank spearman untuk mengetahui arah, tingkat keeratan, dan signifikansi hubungan antara karakteristik peternak terhadap tingkat adopsi. Analisis regresi linear digunakan untuk mendukung hasil analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat adopsi peternak berada dalam kategori tinggi. Hubungan antara umur, pengalaman beternak, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap tingkat adopsi masing-masing menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Tingkat pendidikan dan intensitas penyuluhan masing-masing mempunyai hubungan yang positif, sedang, dan sangat signifikan terhadap tingkat adopsi, sedangkan jumlah kepemilikan ternak berhubungan positif, sedang, dan signifikan terhadap tingkat adopsi.
{"title":"Korelasi Karakteristik Peternak Terhadap Tingkat Adopsi Penggunaan Jamu Herbal Pada Budidaya Itik Magelang Pedaging Di Kecamatan Bandongan","authors":"S. Supriyanto, Agung Cahya Budy, Z. Arifin","doi":"10.36626/jppp.v16i29.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v16i29.62","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi peternak mengenai penggunaan jamu herbal pada budidaya itik magelang pedaging beserta hubungan karakteristik peternak terhadap tingkat adopsi tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 05 Maret hingga 30 April 2018 di Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang. Responden yang menjadi sampel berjumlah 32 peternak yang dipilih secara purposive sampling dengan syarat peternak pernah mendapat penyuluhan mengenai jamu herbal serta pernah menggunakan jamu herbal dalam budidaya itik magelang pedaging. Penelitian ini menggunakan metode survei dan desain penelitian deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan karakteristik peternak (umur, tingkat pendidikan, intensitas penyuluhan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah kepemilikan ternak) terhadap tingkat adopsi peternak. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi dengan panduan instrumen adopsi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat adopsi dan analisis korelasi rank spearman untuk mengetahui arah, tingkat keeratan, dan signifikansi hubungan antara karakteristik peternak terhadap tingkat adopsi. Analisis regresi linear digunakan untuk mendukung hasil analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat adopsi peternak berada dalam kategori tinggi. Hubungan antara umur, pengalaman beternak, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap tingkat adopsi masing-masing menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Tingkat pendidikan dan intensitas penyuluhan masing-masing mempunyai hubungan yang positif, sedang, dan sangat signifikan terhadap tingkat adopsi, sedangkan jumlah kepemilikan ternak berhubungan positif, sedang, dan signifikan terhadap tingkat adopsi. ","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122753956","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebuah studi bertujuan untuk mengkaji pendapatan dan profitabilitas usaha ternak ayam broiler pola kemitraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak ayam broiler pola kemitraan di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi (pengamatan). Jenis data dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner mengenai aspek teknis dan keuangan. Data primer berupa data “Time Series” selama bulan Januari-Desember 2014. Variabel yang diperhitungan antara lain biaya produksi, penerimaan, pendapatan, profitabilitas, R/C rasio, Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, uji auto korelasi dan regresi linier berganda.Berdasarkan hasil penelitian pendapatan bersih usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ungaran Timur pada tahun 2014 mencapai Rp 83.459.039. Nilai profitabilitas dan R/C rasio yang dicapai pada tahun 2014 sebesar 8,16% dan 1,08%. Analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan Y=1737522,714+1,371X1–0,245X2– 1,513X3–0,362X4+46,985X5. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,873, berarti bahwa semua variabel bebas meliputi pembelian DOC, pembelian pakan, OVK, tenaga kerja dan biaya listrik mempengaruhi variabel pendapatan sebesar 87,3%, sedangkan sisanya sebesar 12,7% dipengaruhi oleh variabel di luar atau yang tidak diteliti dari variabel yang diteliti. Berdasarkan uji F, variabel independen seperti pembelian DOC, pembelian pakan, OVK, tenaga kerja dan biaya listrik secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel pendapatan. Analisis Uji t menunjukkan bahwa pendapatan peternak ayam pedaging di Kecamatan Ungaran Timur hanya dipengaruhi oleh biaya pembelian bibit atau DOC. Akan tetapi pembeliaan pakan, OVK, upah tenaga kerja dan biaya listrik tidak berpengaruh terhadap total pendapatan peternak ayam pedaging di Kecamatan Ungaran Timur.
{"title":"Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan Pola Kemitraan Ayam Pedaging Di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang","authors":"R. I. Lestari, K. Budiharjo, M. Handayani","doi":"10.36626/jppp.v13i24.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i24.84","url":null,"abstract":"Sebuah studi bertujuan untuk mengkaji pendapatan dan profitabilitas usaha ternak ayam broiler pola kemitraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha ternak ayam broiler pola kemitraan di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi (pengamatan). Jenis data dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner mengenai aspek teknis dan keuangan. Data primer berupa data “Time Series” selama bulan Januari-Desember 2014. Variabel yang diperhitungan antara lain biaya produksi, penerimaan, pendapatan, profitabilitas, R/C rasio, Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, uji auto korelasi dan regresi linier berganda.Berdasarkan hasil penelitian pendapatan bersih usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ungaran Timur pada tahun 2014 mencapai Rp 83.459.039. Nilai profitabilitas dan R/C rasio yang dicapai pada tahun 2014 sebesar 8,16% dan 1,08%. Analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan Y=1737522,714+1,371X1–0,245X2– 1,513X3–0,362X4+46,985X5. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,873, berarti bahwa semua variabel bebas meliputi pembelian DOC, pembelian pakan, OVK, tenaga kerja dan biaya listrik mempengaruhi variabel pendapatan sebesar 87,3%, sedangkan sisanya sebesar 12,7% dipengaruhi oleh variabel di luar atau yang tidak diteliti dari variabel yang diteliti. Berdasarkan uji F, variabel independen seperti pembelian DOC, pembelian pakan, OVK, tenaga kerja dan biaya listrik secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel pendapatan. Analisis Uji t menunjukkan bahwa pendapatan peternak ayam pedaging di Kecamatan Ungaran Timur hanya dipengaruhi oleh biaya pembelian bibit atau DOC. Akan tetapi pembeliaan pakan, OVK, upah tenaga kerja dan biaya listrik tidak berpengaruh terhadap total pendapatan peternak ayam pedaging di Kecamatan Ungaran Timur.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"141 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134444997","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian prebiotik soybean oligosakarida (SOS) dari ekstrak bungkil kedelai (EBK) dan ekstrak kulit kedelai (EKK) terhadap massa lemak daging, persentase lemak abdominal, dan bobot daging pada ayam broiler. Materi penelitian adalah 160 ekor ayam broiler strain Lohman unsex yang dipelihara selama 6 minggu. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan menggunakan 8 ekor ayam broiler. Ransum perlakuan yang diberikan, yaitu T0 (ransum basal/RB), T1(RB+0,15% EBK), T2 (RB+0,3% EBK), T3 (RB+0,15% EKK), T4 (RB+0,3% EKK). Data hasil penelitian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan duncan multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian prebiotik SOS dari EBK dan EKK pada semua level berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak abdominal dan bobot daging ayam broiler, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap massa lemak daging.
{"title":"Pemberian Prebiotik Soybean Oligosakarida Dari Ekstrak Bungkil Dan Kulit Kedelai Terhadap Perlemakan Dan Bobot Daging Pada Ayam Broiler","authors":"M. E. Krismaputri, N. Suthama, Y. Pramono","doi":"10.36626/jppp.v13i24.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i24.83","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian prebiotik soybean oligosakarida (SOS) dari ekstrak bungkil kedelai (EBK) dan ekstrak kulit kedelai (EKK) terhadap massa lemak daging, persentase lemak abdominal, dan bobot daging pada ayam broiler. Materi penelitian adalah 160 ekor ayam broiler strain Lohman unsex yang dipelihara selama 6 minggu. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, setiap ulangan menggunakan 8 ekor ayam broiler. Ransum perlakuan yang diberikan, yaitu T0 (ransum basal/RB), T1(RB+0,15% EBK), T2 (RB+0,3% EBK), T3 (RB+0,15% EKK), T4 (RB+0,3% EKK). Data hasil penelitian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan duncan multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian prebiotik SOS dari EBK dan EKK pada semua level berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak abdominal dan bobot daging ayam broiler, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap massa lemak daging.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127896527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah budidaya rumput laut dengan penambahan multienzim dalam pakan terhadap produktivitas itik tegal. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 72 ekor itik tegal betina umur 22 minggu. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari jagung, bungkil kedelai, minyak, bekatul, tepung ikan, premix, ethionine, lysine, limbah rumput laut Gracilaria sp. dan aditif multienzim allzyme SSF dari PT. Alltech dengan dosis 150g/ton pakan. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan penelitian. Setiap unit percobaan terdiri dari 3 ekor itik. Pakan perlakuan yaitu : T 0 : pakan tanpa limbah rumput laut dan enzim ; T1: pakan tanpa limbah rumput laut + ultienzim ; T2: pakan dengan limbah Gracilaria sp. 10% + tanpa multienzim ; T3: pakan dengan limbah Gracilaria sp. 10% + multienzim ; T4:pakan dengan limbah racilaria sp. 12,5% + multienzim; T: pakan dengan limbah Gracilaria sp. 15% + multienzim. Hasil menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produktifitas itik local. Kesimpulannya adalah penggunaan limbah rumput laut sampai taraf 15% dengan multienzim dalam pakan itik petelur tidak menurunkan produksi itik petelur.
{"title":"Pengaruh Pemberian Tepung Limbah Rumput Laut (Gracilaria sp.) dengan Aditif Multienzim dalam Pakan Terhadap Produksi Itik Tegal","authors":"Manurung Manurung, E. Suprijatna, Vitus Dwi","doi":"10.36626/JPPP.V16I29.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/JPPP.V16I29.70","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah budidaya rumput laut dengan penambahan multienzim dalam pakan terhadap produktivitas itik tegal. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 72 ekor itik tegal betina umur 22 minggu. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari jagung, bungkil kedelai, minyak, bekatul, tepung ikan, premix, ethionine, lysine, limbah rumput laut Gracilaria sp. dan aditif multienzim allzyme SSF dari PT. Alltech dengan dosis 150g/ton pakan. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan penelitian. Setiap unit percobaan terdiri dari 3 ekor itik. Pakan perlakuan yaitu : T 0 : pakan tanpa limbah rumput laut dan enzim ; T1: pakan tanpa limbah rumput laut + ultienzim ; T2: pakan dengan limbah Gracilaria sp. 10% + tanpa multienzim ; T3: pakan dengan limbah Gracilaria sp. 10% + multienzim ; T4:pakan dengan limbah racilaria sp. 12,5% + multienzim; T: pakan dengan limbah Gracilaria sp. 15% + multienzim. Hasil menunjukkan perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produktifitas itik local. Kesimpulannya adalah penggunaan limbah rumput laut sampai taraf 15% dengan multienzim dalam pakan itik petelur tidak menurunkan produksi itik petelur.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126651636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kadar bahan kering, serat kasar dan protein kasar jerami tanaman proso millet yang ditanam dengan perlakuan berbagai aras urea dan pupuk kandang. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama meliputi M0 (tanpa pupuk kandang) dan M1 (pupuk kandang) dengan taraf 5 ton/ha, sedangkan faktor kedua yaitu pemberian urea dengan level 50, 100, dan 150 kg N/ha. Data dianalisis berdasarkan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan apabila ada perbedaan nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara pupuk kandang dengan urea. Pupuk kandang tidak berpengaruh pada kandungan bahan kering,serat kasar dan protein kasar. Perlakuan urea tidak berpengaruh pada produksi dan kandungan bahan kering tetapi berpengaruh pada kandungan serat kasar dan protein kasar. Kandungan serat kasar dan protein kasar dari pemupukan N1, N2 dan N3 masing- masing sebesar 36,93; 38,74;43,62% dan 4,28; 3,72; 6,03%. Simpulan penelitian ini bahwa pemupukan N3 menghasilkan nutrien jerami proso millet yang terbaik
{"title":"Produksi Dan Kualitas Jerami Tanaman Proso Millet (Panicum Miliaceum L.) Dengan Pemberian Berbagai Aras Urea Dan Pupuk Kandang Sebagai Sumber Pakan Ternak","authors":"A. Rizki, E. Pangestu, E. D. Purbajanti","doi":"10.36626/jppp.v13i24.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v13i24.77","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kadar bahan kering, serat kasar dan protein kasar jerami tanaman proso millet yang ditanam dengan perlakuan berbagai aras urea dan pupuk kandang. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama meliputi M0 (tanpa pupuk kandang) dan M1 (pupuk kandang) dengan taraf 5 ton/ha, sedangkan faktor kedua yaitu pemberian urea dengan level 50, 100, dan 150 kg N/ha. Data dianalisis berdasarkan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan apabila ada perbedaan nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara pupuk kandang dengan urea. Pupuk kandang tidak berpengaruh pada kandungan bahan kering,serat kasar dan protein kasar. Perlakuan urea tidak berpengaruh pada produksi dan kandungan bahan kering tetapi berpengaruh pada kandungan serat kasar dan protein kasar. Kandungan serat kasar dan protein kasar dari pemupukan N1, N2 dan N3 masing- masing sebesar 36,93; 38,74;43,62% dan 4,28; 3,72; 6,03%. Simpulan penelitian ini bahwa pemupukan N3 menghasilkan nutrien jerami proso millet yang terbaik","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"131 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133530694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Glukomanan porang tersusun dari monomer D-glukosa dan D-manosa dengan ikatan β-1,4. Ayam tidak memiliki enzim yang dapat mencerna ikatan β sehinggaglukomanan porang berpotensi sebagai prebiotik. Penelitian ini bertujuan untukmengamati perubahan konsentrasi short chain fatty acids (SCFA) dan potential Hydrogen (pH) dalam jejunum ayam broiler akibat suplementasi glukomanan porang (GP). Penelitian menggunakan 160 ekor ayam broiler umur 1 hari strain New Lohmann dengan rerata bobot badan 42,39 ± 0,58 gram yang dipelihara selama 35 hari. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan @ 8 ekor. Perlakuan berupa T0: ransum basal, T1: ransum basal + 0,05% GP, T2: ransum basal + 0,1% GP, T3: ransum basal + 0,15% GP, dan T4: ransum basal + 0,2% GP. Parameter yang diukur meliputi konsentrasi SCFA antara lain asam asetat, propionat, butirat, dan total SCFA serta pH jejunum. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil menunjukkan bahwa suplementasi glukomanan porang dalam ransum dapat meningkatkan konsentrasi total SCFA tetapi tidak menyebabkan perubahan pH jejunum ayam broiler.
{"title":"Konsentrasi Short Chain Fatty Acids dan potential Hydrogen dalam Jejunum Ayam Broiler yang Disuplementasi Glukomanan Porang (Amorphophallus onchophyllus)","authors":"Acep Perdinan, Yeny Niken Larasati","doi":"10.36626/jppp.v16i29.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v16i29.69","url":null,"abstract":"Glukomanan porang tersusun dari monomer D-glukosa dan D-manosa dengan ikatan β-1,4. Ayam tidak memiliki enzim yang dapat mencerna ikatan β sehinggaglukomanan porang berpotensi sebagai prebiotik. Penelitian ini bertujuan untukmengamati perubahan konsentrasi short chain fatty acids (SCFA) dan potential Hydrogen (pH) dalam jejunum ayam broiler akibat suplementasi glukomanan porang (GP). Penelitian menggunakan 160 ekor ayam broiler umur 1 hari strain New Lohmann dengan rerata bobot badan 42,39 ± 0,58 gram yang dipelihara selama 35 hari. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan @ 8 ekor. Perlakuan berupa T0: ransum basal, T1: ransum basal + 0,05% GP, T2: ransum basal + 0,1% GP, T3: ransum basal + 0,15% GP, dan T4: ransum basal + 0,2% GP. Parameter yang diukur meliputi konsentrasi SCFA antara lain asam asetat, propionat, butirat, dan total SCFA serta pH jejunum. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil menunjukkan bahwa suplementasi glukomanan porang dalam ransum dapat meningkatkan konsentrasi total SCFA tetapi tidak menyebabkan perubahan pH jejunum ayam broiler.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130338774","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji status mineral fosfor (P) pada ternak sapi potong yang di pelihara di wilayah upland dan lowland DAS Jratunseluna. Penelitian inimenggunakan 30 ternak sapi potong (masing–masing 15 ekor untuk wilayah upland dan lowland), sampel bahan pakan, tanah, air minum ternak, dan bulu yang diambil dari ternak yang diamati. Penelitian ini menggunakan metode survei, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan jumlah populasi terbanyak disetiap daerah upland dan lowland. Kadar P pada sampel dibaca menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm. Variabel yang diamati meliputi pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi bahan kering (BK), kandungan P pada ternak, pakan, tanah, dan air. Data penelitian yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan status mineral P pada ternak sapi potong. Hasil penelitian disimpulkan bahwa ternak sapi potong di daerah upland dan lowland DAS Jratunseluna mengalami kekuranganasupan P. Kata kunci: fosfor (P), sapi potong, DAS Jratunseluna
这项研究的目的是研究upland和lowland DAS Jratunseluna地区家畜中的磷矿物(P)状态。这项研究使用了30头(每15头用于upland和lowland地区)、饲料材料样本、土壤、饮用水和从观察到的牲畜身上提取的皮毛。这项研究采用了一种调查方法,即抽样技术,以最广泛的upland和lowland地区的人口为基础进行采样。样本中的P含量,使用400波长的光谱仪读取。观察到的变量包括增加日常体重(PBBH)、干燥物质消费(BK)、牲畜、饲料、土壤和水的P含量。获得的研究数据是用uj -t分析的,以确定屠宰牛中矿物P的不同状态。研究表明,upland和lowland DAS Jratunseluna地区的牛肉缺乏P.关键字:磷(P)、牛、Jratunseluna
{"title":"Status Mineral Fosfor (P) pada Ternak Sapi Potong di Daerah Aliran Sungai (DAS) Jratunseluna","authors":"Dedi Permana, Sunarso Sunarso, Surono Surono","doi":"10.36626/JPPP.V16I29.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/JPPP.V16I29.63","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji status mineral fosfor (P) pada ternak sapi potong yang di pelihara di wilayah upland dan lowland DAS Jratunseluna. Penelitian inimenggunakan 30 ternak sapi potong (masing–masing 15 ekor untuk wilayah upland dan lowland), sampel bahan pakan, tanah, air minum ternak, dan bulu yang diambil dari ternak yang diamati. Penelitian ini menggunakan metode survei, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan jumlah populasi terbanyak disetiap daerah upland dan lowland. Kadar P pada sampel dibaca menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm. Variabel yang diamati meliputi pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi bahan kering (BK), kandungan P pada ternak, pakan, tanah, dan air. Data penelitian yang diperoleh dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan status mineral P pada ternak sapi potong. Hasil penelitian disimpulkan bahwa ternak sapi potong di daerah upland dan lowland DAS Jratunseluna mengalami kekuranganasupan P. Kata kunci: fosfor (P), sapi potong, DAS Jratunseluna","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126884713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kambing betina yang akan dikawinkan perlu diberi pakan berkualitas yang cukup energi, protein, mineral dan vitamin agar dapat meningkat kinerja reproduksinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suplementasi bungkil kedelai dan efektifitas suplementasi vitamin dan mineral terhadap tampilan estrus kambing Peranakan Etawah (PE). Enam belas ekor kambing (PE) yang siap dikawinkan digunakan dalam percobaan ini. Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola factorial 2x2, dan 4 ulangan. Faktor pertama adalah, R 0 = ransum kontrol (12% CP dan 63% TDN), dan R 1= A+100 gram bungkil kedelai, sedangkan faktor kedua adalah S0= tanpa suplementasi dan S1= disuplementasi dengan vitamin E dan mineral Se+Zn. Parameter yang diukur adalah konsumsi, pertambahan bobot badan harian dan kualitas ferning (lendir dari servic saat estrus). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara penambahan bungkil kedelai dan suplementasi mineral Zn, Se dan Vitamin E terhadap pertambahan berat badan kambing (P<0.05). Tidak ada perbedaan yang nyata akibat suplementasi Zn + Se dan vitamin E pada ransum kontrol, namun suplementasi pada ransum yang ditambah bungkil kedelai menghasilkan pertambahan bobot yang lebih tinggi (54.10 vs 78.07 gram/hari). Skor ferning meningkat pada estrus ke metestrus pada ransum yang mendapat suplementasi mineral dan vitamin E, dan skor ferning terbaik terdapat pada kambing yang mendapat tambahan bungkil kedelai dan suplemen Zn, Se dan Vitamin E. Disimpulkanbahwa penambahan bungkil kedelai dan suplementasi Zn + Se dan vitamin E dapat meningkatkan pertambahan bobot badan serta memperbaiki penambilan estrus pada kambing, namun pada ransum yang kekurangan protein suplementasi tersebut tidakbermanfaat.
{"title":"Pengaruh Pemberian Bungkil Kedelai Dan Suplementasi Zinc, Selenium Dan Vitamin E Terhadap Penampilan Estrus Pada Kambing Peranakan Etawah (The Effect Of Supplementation With Soybean Meal, Minerals And Vitamins On Estrus Performance Of Etawah Crossbreed Goats)","authors":"A. Muktiani, E Kusumanti","doi":"10.36626/jppp.v14i25.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.51","url":null,"abstract":"Kambing betina yang akan dikawinkan perlu diberi pakan berkualitas yang cukup energi, protein, mineral dan vitamin agar dapat meningkat kinerja reproduksinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suplementasi bungkil kedelai dan efektifitas suplementasi vitamin dan mineral terhadap tampilan estrus kambing Peranakan Etawah (PE). Enam belas ekor kambing (PE) yang siap dikawinkan digunakan dalam percobaan ini. Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola factorial 2x2, dan 4 ulangan. Faktor pertama adalah, R 0 = ransum kontrol (12% CP dan 63% TDN), dan R 1= A+100 gram bungkil kedelai, sedangkan faktor kedua adalah S0= tanpa suplementasi dan S1= disuplementasi dengan vitamin E dan mineral Se+Zn. Parameter yang diukur adalah konsumsi, pertambahan bobot badan harian dan kualitas ferning (lendir dari servic saat estrus). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara penambahan bungkil kedelai dan suplementasi mineral Zn, Se dan Vitamin E terhadap pertambahan berat badan kambing (P<0.05). Tidak ada perbedaan yang nyata akibat suplementasi Zn + Se dan vitamin E pada ransum kontrol, namun suplementasi pada ransum yang ditambah bungkil kedelai menghasilkan pertambahan bobot yang lebih tinggi (54.10 vs 78.07 gram/hari). Skor ferning meningkat pada estrus ke metestrus pada ransum yang mendapat suplementasi mineral dan vitamin E, dan skor ferning terbaik terdapat pada kambing yang mendapat tambahan bungkil kedelai dan suplemen Zn, Se dan Vitamin E. Disimpulkanbahwa penambahan bungkil kedelai dan suplementasi Zn + Se dan vitamin E dapat meningkatkan pertambahan bobot badan serta memperbaiki penambilan estrus pada kambing, namun pada ransum yang kekurangan protein suplementasi tersebut tidakbermanfaat.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115702658","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi terhadap performans puyuh jantan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Juni sampai dengan 31 Agustus 2016 di Kandang Ternak Unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah puyuh jantan umur 2 minggu sebanyak 200 ekor dengan bobot badan rata-rata 30,03 ± 3,36 g (CV=12,31%). Bahan penyusun ransum yang digunakan yaitu jagung, bungkil kedelai, bekatul, tepung ikan, tepung kulit singkong terfermentasi (TKST) dan Poultry Meat Meal (PMM). Perlakuan terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari T0 = Ransum tanpa penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi, T1 = Ransum dengan penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi 5%, T2 = Ransum dengan penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi 10%, T3 = Ransum dengan penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi 15%. Parameter yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Data diuji dengan analisis ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji F dan bila hasil menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum (P>0,05), akan tetapi berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan (P<0,05) dan konversi ransum puyuh jantan (P<0,05). Simpulan penelitian adalah penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi dalam ransum puyuh jantan baik digunakan sampai taraf 10%.
{"title":"Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Singkong Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap Performans Puyuh Jantan (The Effect Of Fermented Cassava Peel Meal In Diet On Male Quail Performance)","authors":"S. Shofiyah, W. Sarengat, R. Muryani","doi":"10.36626/jppp.v14i25.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.54","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi terhadap performans puyuh jantan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Juni sampai dengan 31 Agustus 2016 di Kandang Ternak Unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah puyuh jantan umur 2 minggu sebanyak 200 ekor dengan bobot badan rata-rata 30,03 ± 3,36 g (CV=12,31%). Bahan penyusun ransum yang digunakan yaitu jagung, bungkil kedelai, bekatul, tepung ikan, tepung kulit singkong terfermentasi (TKST) dan Poultry Meat Meal (PMM). Perlakuan terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari T0 = Ransum tanpa penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi, T1 = Ransum dengan penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi 5%, T2 = Ransum dengan penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi 10%, T3 = Ransum dengan penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi 15%. Parameter yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Data diuji dengan analisis ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji F dan bila hasil menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum (P>0,05), akan tetapi berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan (P<0,05) dan konversi ransum puyuh jantan (P<0,05). Simpulan penelitian adalah penggunaan tepung kulit singkong terfermentasi dalam ransum puyuh jantan baik digunakan sampai taraf 10%.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123293919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}