Helminthiasis adalah suatu penyakit disebabkan oleh infeksi/peradangan cacing di badan sapi, yang menyebabkan suatu penurunan produktivitas lembu, salah satu helminthiasis yang menyebabkan kerugian adalah cacing gastrointestinal nematode infeksi/peradangan. Pencegahan dan program kendali helminthiasis adalah dengan memberi antelmintika. Tujuan Studi ini untuk menentukan tingkatan kejadian nematodiasis dan efek antelmintics pada [atas] penurunan banyaknya cacing nematode bidang pencernaan pada [atas] lembu daging sapi di (dalam) Tegalrejo Daerah, Magelang Kabupaten. Bangku mengumpulkan dari dubur kemudian adalah yang dilaksanakan dengan pengapungan test untuk menentukan ketidakhadiran atau kehadiran nematode telor cacing [itu], dari 138 contoh ada 86 contoh atau 62.31% contoh positif, dengan hasil identifikasi / cacing nematode cacing adalah Oesophagostomum Sp., Bunostomum Sp., Strongylus sp., Strongyloides sp., Cooperia Ejaan Dan Tricuris ejaan Kemudian menguji EPG Mc. Tuan untuk mengkalkulasi banyaknya telor cacing saban gram tinja, tentang 86 contoh positif dengan bidang telor cacing 300-400 butir saban gram tinja, banyaknya telor cacing digolongkan sebagai infeksi/peradangan lembut.Delapan puluh enam contoh positif, kemudian 70 contoh ( kelompok [yang] aku) telah diperlakukan dengan albendazole dan 16 contoh ( kelompok II) tidaklah diberi albendazole [sebagai/ketika] mengendalikan. Hasil studi menunjukkan suatu 100% penurunan banyaknya telor cacing di (dalam) suatu contoh memberi albendazole pada [atas] hari 10 setelah administrasi. Kesimpulan nematode cacing menemukan Oesophagostomum Sp., Bunostomum Sp., Strongylus sp., Strongyloides sp., Cooperia Ejaan Dan Tricuris sp., Dan albendazole dapat perlakukan kejadian helminthiasis di (dalam) sapi Daging sapi.
{"title":"Pengaruh Pemberian Albendazole Terhadap Helminthiasis Sapi Potong (The Influence Of Albendazole Giving On Helmipengaruh Pemberian Albendazole Terhadap Helminthiasis Sapi Potong (The Influence Of Albendazole Giving On Helminthiasis Beef Cattle)Nthiasis Beef Cattle)","authors":"S. Supriyanto","doi":"10.36626/jppp.v14i25.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.43","url":null,"abstract":"Helminthiasis adalah suatu penyakit disebabkan oleh infeksi/peradangan cacing di badan sapi, yang menyebabkan suatu penurunan produktivitas lembu, salah satu helminthiasis yang menyebabkan kerugian adalah cacing gastrointestinal nematode infeksi/peradangan. Pencegahan dan program kendali helminthiasis adalah dengan memberi antelmintika. Tujuan Studi ini untuk menentukan tingkatan kejadian nematodiasis dan efek antelmintics pada [atas] penurunan banyaknya cacing nematode bidang pencernaan pada [atas] lembu daging sapi di (dalam) Tegalrejo Daerah, Magelang Kabupaten. Bangku mengumpulkan dari dubur kemudian adalah yang dilaksanakan dengan pengapungan test untuk menentukan ketidakhadiran atau kehadiran nematode telor cacing [itu], dari 138 contoh ada 86 contoh atau 62.31% contoh positif, dengan hasil identifikasi / cacing nematode cacing adalah Oesophagostomum Sp., Bunostomum Sp., Strongylus sp., Strongyloides sp., Cooperia Ejaan Dan Tricuris ejaan Kemudian menguji EPG Mc. Tuan untuk mengkalkulasi banyaknya telor cacing saban gram tinja, tentang 86 contoh positif dengan bidang telor cacing 300-400 butir saban gram tinja, banyaknya telor cacing digolongkan sebagai infeksi/peradangan lembut.Delapan puluh enam contoh positif, kemudian 70 contoh ( kelompok [yang] aku) telah diperlakukan dengan albendazole dan 16 contoh ( kelompok II) tidaklah diberi albendazole [sebagai/ketika] mengendalikan. Hasil studi menunjukkan suatu 100% penurunan banyaknya telor cacing di (dalam) suatu contoh memberi albendazole pada [atas] hari 10 setelah administrasi. Kesimpulan nematode cacing menemukan Oesophagostomum Sp., Bunostomum Sp., Strongylus sp., Strongyloides sp., Cooperia Ejaan Dan Tricuris sp., Dan albendazole dapat perlakukan kejadian helminthiasis di (dalam) sapi Daging sapi. ","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129585454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penanganan penyakit pada kelinci dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang murah dan aman. Tanaman awar awar (Ficus septica) dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat tradisional. Ekstrak dibuat dari daun dan buah awar awar masing masing dipilih lalu dicuci, ditimbang, digerus pada cawan petri, ditambah air, kemudian disaring. Ekstrak kemudian diberikan kepada kelinci dalam kelompok perlakuan.Pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Kelompok Ed (Ekstrak Daun Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok Eb (Ekstrak Buah Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok K (Kopromec®0,01 ml/kg BB), Kontrol Aq (Aduades) 3 ml per ekor. Pengukuran terhadap luka keropeng secara manual (perubahan luas keropeng, kekeringan kulit/ bulu, identifikasi kerokan kulit. Selain progress luka keropeng dilakukan pula pemeriksaan darah rutin.Hasil pengamatan menunjukkan perubahan yakni; berkurangnya ketebalan dan keropeng pada kulit, keringnya luka, dan dimulainya perbaikan jaringan ikat membentuk struktur kulit baru. Analisis statistik menunjukkan perubahan yang nyata pada masing masing kelompok perlakuan sebelum maupun sesudah perlakuan selama limabelashari (P<0,05).
{"title":"Efek Pemberian Ekstrak Awar Awar (Ficus Septica) Terhadap Gejala Klinis Scabies Pada Kelinci","authors":"T. Susilo, R KusumaY, Pramu Pramu","doi":"10.36626/jppp.v14i25.57","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.57","url":null,"abstract":"Penanganan penyakit pada kelinci dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang murah dan aman. Tanaman awar awar (Ficus septica) dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat tradisional. Ekstrak dibuat dari daun dan buah awar awar masing masing dipilih lalu dicuci, ditimbang, digerus pada cawan petri, ditambah air, kemudian disaring. Ekstrak kemudian diberikan kepada kelinci dalam kelompok perlakuan.Pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Kelompok Ed (Ekstrak Daun Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok Eb (Ekstrak Buah Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok K (Kopromec®0,01 ml/kg BB), Kontrol Aq (Aduades) 3 ml per ekor. Pengukuran terhadap luka keropeng secara manual (perubahan luas keropeng, kekeringan kulit/ bulu, identifikasi kerokan kulit. Selain progress luka keropeng dilakukan pula pemeriksaan darah rutin.Hasil pengamatan menunjukkan perubahan yakni; berkurangnya ketebalan dan keropeng pada kulit, keringnya luka, dan dimulainya perbaikan jaringan ikat membentuk struktur kulit baru. Analisis statistik menunjukkan perubahan yang nyata pada masing masing kelompok perlakuan sebelum maupun sesudah perlakuan selama limabelashari (P<0,05). ","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117078045","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai aditif pakan pada ayam broiler. Jahe diketahui memiliki kandungan antioksidan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh ayam broiler. Penelitian dengan menggunakan jahe ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aditif tepung jahe dalam ransumterhadap jumlah leukosit dan diferensial leukositdalam darah ayam broiler. Seratus ekor ayam broiler dibagi menjadi 4 perlakuan dan 5 ulangan dengan 3 tingkat konsentrasi tepung jahe yaitu penambahan tepung jahe 0,5%, 1%, dan 1,5%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Parameter yang diamati adalah jumlah leukosit dan diferensial leukosit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jahe(Zingiber officinale R) dalam ransum tidak berpengaruh terhadap jumlah leukosit, eosinofil dan monosit tetapi berpengaruh terhadap heterofil, limfosit dan rasio heterofil/limfosit.
{"title":"Jumlah Leukosit Dan Diferensial Leukosit Dalam Darah Ayam Broiler Yang Diberi Aditif Tepung Jahe (Zingiber Officinale R.) Dalam Ransum (Leukocyte And Differential Leukocytes In The Blood Of Broilers Given The Additive Of Ginger Meal Zingiber Officinale R In The Ration)","authors":"C OliviaB, I. Isroli, D MahfudzL","doi":"10.36626/jppp.v14i25.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.48","url":null,"abstract":"Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai aditif pakan pada ayam broiler. Jahe diketahui memiliki kandungan antioksidan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh ayam broiler. Penelitian dengan menggunakan jahe ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aditif tepung jahe dalam ransumterhadap jumlah leukosit dan diferensial leukositdalam darah ayam broiler. Seratus ekor ayam broiler dibagi menjadi 4 perlakuan dan 5 ulangan dengan 3 tingkat konsentrasi tepung jahe yaitu penambahan tepung jahe 0,5%, 1%, dan 1,5%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Parameter yang diamati adalah jumlah leukosit dan diferensial leukosit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jahe(Zingiber officinale R) dalam ransum tidak berpengaruh terhadap jumlah leukosit, eosinofil dan monosit tetapi berpengaruh terhadap heterofil, limfosit dan rasio heterofil/limfosit. ","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"71 8","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114102345","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kunyit rebus terhadap leukosit dan differensiasi leukosit ayam broiler. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2016. Materi yang digunakan adalah 200 ekor ayam kampung (DOC) ayam pedaging dengan berat awal 41,48 ± 0,99 g. Pakan yang digunakan adalah pakan komersial dengan kode B-11S untuk stater fase dan BR-1AJ untuk fase finisher dan kunyit. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yang masing masing terdiri dari 8 ekor DOC. Perlakuan terdiri dari T0 (100% air), T1 (75% air + 25% air rebusan kunyit), T2 (50% air + 50% air rebusan kunyit), T3 (25% air + 75% air rebusan kunyit) T4 (100% air rebusan kunyit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kunyit rebus memberikan pengaruh yang signifikan terhadap persentase limfosit dan eosinofil (P <0,05), namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah total leukosit, persentase heterofil dan monosit (P> 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa air kunyit rebus dalam air minum ayam pedaging mampu memperbaiki profil darah putih, yang ditunjukkan dengan jumlah leukosit dan persentase limfosit dan eosinofil.Kata kunci: Kunyit, leuycocyte, leucocyte diferensial, ayam pedaging
{"title":"Jumlah Leukosit Dan Differensiasi Leukosit Ayam Broiler Yang Diberi Minum Air Rebusan Kunyit (The Number Of Leukocyte And Differentiation Leukocyte Of Broiler Chickens That Be Given The Boiled Turmeric Water On Drink)","authors":"N Pristiwanti, S. Sugiharto, I. Isroli","doi":"10.36626/jppp.v14i25.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.50","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kunyit rebus terhadap leukosit dan differensiasi leukosit ayam broiler. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2016. Materi yang digunakan adalah 200 ekor ayam kampung (DOC) ayam pedaging dengan berat awal 41,48 ± 0,99 g. Pakan yang digunakan adalah pakan komersial dengan kode B-11S untuk stater fase dan BR-1AJ untuk fase finisher dan kunyit. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yang masing masing terdiri dari 8 ekor DOC. Perlakuan terdiri dari T0 (100% air), T1 (75% air + 25% air rebusan kunyit), T2 (50% air + 50% air rebusan kunyit), T3 (25% air + 75% air rebusan kunyit) T4 (100% air rebusan kunyit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kunyit rebus memberikan pengaruh yang signifikan terhadap persentase limfosit dan eosinofil (P <0,05), namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah total leukosit, persentase heterofil dan monosit (P> 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa air kunyit rebus dalam air minum ayam pedaging mampu memperbaiki profil darah putih, yang ditunjukkan dengan jumlah leukosit dan persentase limfosit dan eosinofil.Kata kunci: Kunyit, leuycocyte, leucocyte diferensial, ayam pedaging","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129874459","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
P. WidiarsoB, Wisnu Nurcahyo, J. Prastowo, Kurniasih Kurniasih
Daun bambu telah digunakan secara luas sebagai pakan alternatif pakan ternak ruminansia, namun dalam penggunaannya di lapangan, belum banyak dikaji manfaat lain selain sebagai sumber pakan. Kandungan tannin dalam daun bambu memberikan potensi daun bambu sebagai agen antelmetika. Selain mengandung kandungan nutrisi daun bambu: berat kering 91,27%; protein kasar 4,24%; lemak kasar 8,11%; serat kasar 27,2%; total digesti nutrien 36,42% .Daun bambu (Dendrocalamus strictus) setiap 100 mg mengandung Protein Kasar 15,09; Serat Kasar, 23,15; Lemak Kasar 1,43; Abu 18,03; Fosfor 170; Kalsium, 1550 mg (Attayaya, 2009). Tanin dalam daun bambu apus (Gigantochloa apus) tua 8,81% b/b, tanin dalam daun bambu petung (Dendrocalamus asper) tua 4,84% b/b, dan tanin dalam daun bambu legi (Gigantochloa atter ) tua 3,19% b/b. Hasil pengujian kandungan tanin di atas dapat menunjukkan bahwa daun bambu mepunyai potensi sebagai anthelmetika melawan cacing gastrointestinal. Tanin yang terdapat pada daun bambu adalah tanin terkondensasi. Tanin terkondensasi efektif melawan parasit GI. Efek tanin terkondensasi melawan parasit GI dilakukan baik secara langsung, yaitu melalui interakasi TK-nematoda, mempengaruhi penetasan dan mempengaruhi pertumbuhan larva infektif, maupun secara tidak langsung, yaitu dengan cara mengikat protein tumbuhan di dalam rumen sehingga mencegah degradasi mikrobial sehingga meningkatkan aliran protein ke duodenum yang pada akhirnya akan meningkatkan imunitas hospes
{"title":"Potensi Daun Bambu Sebagai Agen Anthelmetika Pada Ternak Kambing ( Bamboo Leaves Potency As Anthelmintic Agent On Goat)","authors":"P. WidiarsoB, Wisnu Nurcahyo, J. Prastowo, Kurniasih Kurniasih","doi":"10.36626/jppp.v14i25.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.58","url":null,"abstract":"Daun bambu telah digunakan secara luas sebagai pakan alternatif pakan ternak ruminansia, namun dalam penggunaannya di lapangan, belum banyak dikaji manfaat lain selain sebagai sumber pakan. Kandungan tannin dalam daun bambu memberikan potensi daun bambu sebagai agen antelmetika. Selain mengandung kandungan nutrisi daun bambu: berat kering 91,27%; protein kasar 4,24%; lemak kasar 8,11%; serat kasar 27,2%; total digesti nutrien 36,42% .Daun bambu (Dendrocalamus strictus) setiap 100 mg mengandung Protein Kasar 15,09; Serat Kasar, 23,15; Lemak Kasar 1,43; Abu 18,03; Fosfor 170; Kalsium, 1550 mg (Attayaya, 2009). Tanin dalam daun bambu apus (Gigantochloa apus) tua 8,81% b/b, tanin dalam daun bambu petung (Dendrocalamus asper) tua 4,84% b/b, dan tanin dalam daun bambu legi (Gigantochloa atter ) tua 3,19% b/b. Hasil pengujian kandungan tanin di atas dapat menunjukkan bahwa daun bambu mepunyai potensi sebagai anthelmetika melawan cacing gastrointestinal. Tanin yang terdapat pada daun bambu adalah tanin terkondensasi. Tanin terkondensasi efektif melawan parasit GI. Efek tanin terkondensasi melawan parasit GI dilakukan baik secara langsung, yaitu melalui interakasi TK-nematoda, mempengaruhi penetasan dan mempengaruhi pertumbuhan larva infektif, maupun secara tidak langsung, yaitu dengan cara mengikat protein tumbuhan di dalam rumen sehingga mencegah degradasi mikrobial sehingga meningkatkan aliran protein ke duodenum yang pada akhirnya akan meningkatkan imunitas hospes","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131137454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun mengkudu (Morinda cirifolia) terhadap performan ayam petelur. Materi yang digunakan ayam petelur umur 22 minggusebanyak 200 ekor dengan bobot badan rata-rata pada awal perlakuan sebesar 1513,5 ±13,67 gram (CV = 2,02%). Bahan pakan yang digunakan yaitubekatul, jagung gilingkuning, konsentrat, serta tepung daun mengkudu.Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yaitu T0 (kontrol) = ransum tanpa penggunaan tepung daun mengkudu; T1 =ransum dengan penggunaan tepung daun mengkudu 2,5%; T2 = ransum dengan penggunaan tepung daun mengkudu sebanyak 5%; T3 = ransum dengan penggunaan tepung daun mengkudu sebanyak 7,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung daun mengkudu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi, Hen Day Production, dan konversi pakan. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tepung daun mengkudu dalam pakan belum mampu mempertahankan performan ayam petelur.Kata Kunci : ayam petelur, tepung daun mengkudu, dan performan
{"title":"Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda Cirifolia) Dalam Pakan Terhadap Performan Ayam Petelur (Effect Of Nonileaf Meal In The Diet On Performance Of Laying Hens)","authors":"N JawiraniG, S. Kismiati, D MahfudzL","doi":"10.36626/jppp.v14i25.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.52","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun mengkudu (Morinda cirifolia) terhadap performan ayam petelur. Materi yang digunakan ayam petelur umur 22 minggusebanyak 200 ekor dengan bobot badan rata-rata pada awal perlakuan sebesar 1513,5 ±13,67 gram (CV = 2,02%). Bahan pakan yang digunakan yaitubekatul, jagung gilingkuning, konsentrat, serta tepung daun mengkudu.Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yaitu T0 (kontrol) = ransum tanpa penggunaan tepung daun mengkudu; T1 =ransum dengan penggunaan tepung daun mengkudu 2,5%; T2 = ransum dengan penggunaan tepung daun mengkudu sebanyak 5%; T3 = ransum dengan penggunaan tepung daun mengkudu sebanyak 7,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung daun mengkudu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi, Hen Day Production, dan konversi pakan. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tepung daun mengkudu dalam pakan belum mampu mempertahankan performan ayam petelur.Kata Kunci : ayam petelur, tepung daun mengkudu, dan performan","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134462963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan tepung Azolla microphylla terfermantasi terhadap bobot dan panjang saluran pencernaan ayam kampung persilangan. Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam kampung persilangan ayam Bangkok dan Lohman 202 dengan bobot badan 469,80 ± 38 gram (CV = 3,33%). Bahan pakan yang digunakan yaitu jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, pollard, bekatul, CaCO3, premix dan tepung azolla fermentasi. Perlakuan yang diterapkan adalah tepung Azolla microphylla fermentasi 0% (T0), 10% (T1), 15% (T2) dan 20% (T3). Kandungan protein pakan 17 % dan energi metabolisme 2800 kkal/kg. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah bobot dan panjang saluran pencernaan ayam kampung persilangan. Data dianalisis dengan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Azolla microphylla fermentasi berpengaruh terhadap bobot ileum dan panjang sekum saluran pencernaan ayam kampung persilangan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan tepung Azolla microphylla fermentasi menurunkan bobot ileum dan meningkatkan panjang sekum saluran pencernaan ayam kampung persilangan.
{"title":"Pengaruh Penggunaan Tepung Azolla Microphylla Fermentasi Pada Pakan Terhadap Bobot dan Panjang Saluran Pencernaan Ayam Kampung Persilangan","authors":"F. Amalia, F. Muryani, I. Isroli","doi":"10.36626/JPPP.V14I25.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/JPPP.V14I25.56","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan tepung Azolla microphylla terfermantasi terhadap bobot dan panjang saluran pencernaan ayam kampung persilangan. Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam kampung persilangan ayam Bangkok dan Lohman 202 dengan bobot badan 469,80 ± 38 gram (CV = 3,33%). Bahan pakan yang digunakan yaitu jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, pollard, bekatul, CaCO3, premix dan tepung azolla fermentasi. Perlakuan yang diterapkan adalah tepung Azolla microphylla fermentasi 0% (T0), 10% (T1), 15% (T2) dan 20% (T3). Kandungan protein pakan 17 % dan energi metabolisme 2800 kkal/kg. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah bobot dan panjang saluran pencernaan ayam kampung persilangan. Data dianalisis dengan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Azolla microphylla fermentasi berpengaruh terhadap bobot ileum dan panjang sekum saluran pencernaan ayam kampung persilangan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan tepung Azolla microphylla fermentasi menurunkan bobot ileum dan meningkatkan panjang sekum saluran pencernaan ayam kampung persilangan.","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133772327","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kunyit dan jahe dapat mempengaruhi eritrosit, leukosit dan hemoglobin puyuh jantan. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu 100 ekor puyuh jantan jenis Coturnix-coturnix japonica umur 2 minggu dengan bobot rata-rata 27,90±1,17 g dan CV 9,39% yang didatangkan dari Ds. Pulosari Rt.05/Rw.01 Kecamatan Karang Tengah Demak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengakap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu T0 (Ransum Kontrol) T1 (Ransum + 0,5 % kunyit dan 0,25% jahe), T2 (ransum + 1,00% kunyit dan0,50% jahe), T3 (ransum + 1,50% kunyit dan 0,75 jahe), Perlakuan masing- masing diulang sebanyak 5 kali, dan setiap ulangan terdiri dari 5 ekor puyuh. Parameter yang diamati yaitu eritrosit, leukosit dan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kunyit dan jahe berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Rataan jumlah eritrosit T0 : 3,47x106/mm3 ±0,12, T1 : 3,32x106/mm3 ±0,12, T2 : 3,84x106/mm3 ±0,12, T3 : 3,83x106/mm3 ±0,12, rataan kadar hemoglobin T0 : 7,31/µ±0,28, T1 : 8,63 g/dl ±0,28, T2 : 8,61 g/dl ±0,28, T3 : 8,56 g/dl±0,28. Penambahan kunyit dan jahe tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap leukosit ,T0 : 8830/µ, T1 : 10545/µ, T2 : 10355/µ, T3 : 7615/µ. Simpulan dari penelitian ini penambahan tepung kunyit 1% dan jahe 0,5%, merupakan level yang terbaik dan mampu meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada puyuh jantan.
{"title":"Pengaruh Penambahan Kunyit Dan Jahe Dalam Ransum, Terhadap Eritrosit, Leukosit Dan Hemoglobin Puyuh Jantan (Effect Of Addition Turmeric And Ginger Powder In The Ration On Erythrocytes, Leukocytes And Haemoglobine Of Male Quail)","authors":"Nella Nor Naela Sa’adah, Rina Muryani, D. Sunarti","doi":"10.36626/jppp.v14i25.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v14i25.53","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kunyit dan jahe dapat mempengaruhi eritrosit, leukosit dan hemoglobin puyuh jantan. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu 100 ekor puyuh jantan jenis Coturnix-coturnix japonica umur 2 minggu dengan bobot rata-rata 27,90±1,17 g dan CV 9,39% yang didatangkan dari Ds. Pulosari Rt.05/Rw.01 Kecamatan Karang Tengah Demak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengakap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu T0 (Ransum Kontrol) T1 (Ransum + 0,5 % kunyit dan 0,25% jahe), T2 (ransum + 1,00% kunyit dan0,50% jahe), T3 (ransum + 1,50% kunyit dan 0,75 jahe), Perlakuan masing- masing diulang sebanyak 5 kali, dan setiap ulangan terdiri dari 5 ekor puyuh. Parameter yang diamati yaitu eritrosit, leukosit dan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kunyit dan jahe berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Rataan jumlah eritrosit T0 : 3,47x106/mm3 ±0,12, T1 : 3,32x106/mm3 ±0,12, T2 : 3,84x106/mm3 ±0,12, T3 : 3,83x106/mm3 ±0,12, rataan kadar hemoglobin T0 : 7,31/µ±0,28, T1 : 8,63 g/dl ±0,28, T2 : 8,61 g/dl ±0,28, T3 : 8,56 g/dl±0,28. Penambahan kunyit dan jahe tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap leukosit ,T0 : 8830/µ, T1 : 10545/µ, T2 : 10355/µ, T3 : 7615/µ. Simpulan dari penelitian ini penambahan tepung kunyit 1% dan jahe 0,5%, merupakan level yang terbaik dan mampu meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada puyuh jantan. ","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121642364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kadar lemak kasar, protein kasar, serat kasar dan BETN kulit umbi ubi kayu yang mendapat perlakuan amoniasi, fermentasi dan amoniasi fermentasi (amofer). Materi yang digunakan yaitu kulit singkong, EM4, urea, dedak, air, es batu, pepsin HCL, akuades dan larutan penyangga Mc Dougall. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yaitu T0= kulit singkong segar (tanpa perlakuan) ; T1= kulit singkong amoniasi ; T2= kulit ingkong fermentasi ; T3= kulit singkong kombinasi amoniasi dan fermentasi (amofer). Parameter yang diamati adalah kadar air, protein kasar, serat kasar, lemak kasar, kadar abu, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Data diuji dengan analisis ragam dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh setiap perlakuan terhadap komposisi nutrien bahan pakan. Kesimpulan yang diperoleh adalah perlakuan amofer merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan nutrien kulit ubi kayu sebagai bahan pakan
{"title":"Evaluasi Komposisi Nutrien Kulit Ubi Kayu Dengan Berbagai Perlakuan Sebagai Bahan Pakan Kambing Lokal","authors":"P. Pakpahan, R. I. Irjon, Widi Pujaningsih","doi":"10.36626/jppp.v15i28.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v15i28.15","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kadar lemak kasar, protein kasar, serat kasar dan BETN kulit umbi ubi kayu yang mendapat perlakuan amoniasi, fermentasi dan amoniasi fermentasi (amofer). Materi yang digunakan yaitu kulit singkong, EM4, urea, dedak, air, es batu, pepsin HCL, akuades dan larutan penyangga Mc Dougall. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yaitu T0= kulit singkong segar (tanpa perlakuan) ; T1= kulit singkong amoniasi ; T2= kulit ingkong fermentasi ; T3= kulit singkong kombinasi amoniasi dan fermentasi (amofer). Parameter yang diamati adalah kadar air, protein kasar, serat kasar, lemak kasar, kadar abu, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Data diuji dengan analisis ragam dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh setiap perlakuan terhadap komposisi nutrien bahan pakan. Kesimpulan yang diperoleh adalah perlakuan amofer merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan nutrien kulit ubi kayu sebagai bahan pakan ","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117034856","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The purpose of this study was to analyze the internal business performance of organic fertilizer companies, CV Mulia Organik during the 2014-2016 period. This research is a case study, the selection method uses purposive sampling. While respondents consisted of nine employee respondents and two respondents of CV Mulia Organik customers. Data collection methods are obtained from secondary data secondary data with documentation. This research was conducted using an internal business perspective with Supply Lead Time (SLT) and capacity calculations. The results obtained result that overall internal business performance of the CV Mulia Organic, it’s performance not good.
{"title":"Analisis Kinerja Bisnis Internal Perusahaan Pupuk Organik Cv Mulia Organik Turi Sleman","authors":"S. Sunardi, Akimi Akimi","doi":"10.36626/jppp.v15i28.10","DOIUrl":"https://doi.org/10.36626/jppp.v15i28.10","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to analyze the internal business performance of organic fertilizer companies, CV Mulia Organik during the 2014-2016 period. This research is a case study, the selection method uses purposive sampling. While respondents consisted of nine employee respondents and two respondents of CV Mulia Organik customers. Data collection methods are obtained from secondary data secondary data with documentation. This research was conducted using an internal business perspective with Supply Lead Time (SLT) and capacity calculations. The results obtained result that overall internal business performance of the CV Mulia Organic, it’s performance not good. ","PeriodicalId":261726,"journal":{"name":"Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131910025","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}