Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/riset_konseptual.v2i4.84
Sri Wahjuni
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan 2 siklus, setiap siklus terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.deskriptif kualitatif, dilaksanakan dalam dua siklus dan telah melalui empat tahap penelitian perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Lokasi penelitian adalah SDN Sentul 2 pada kelas I yang terletak di Jalan Ir.Soekarno no. 23 Blitar Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 4-7 bulan September tahun 2017 selama 2 siklus, dalam tiap siklus ada 2 kali pertemuan (2 X 35 jam pelajaran). Pada siklus I pertemuan I, terdapat 11 siswa yang tuntas dari 26 siswa atau 42,31%. Pada pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi 13 siswa yang tuntas dari 26 siswa atau 50%. Berdasarkan paparan data tersebut ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis karangan pendek melalui model Picture and Picture mengalami peningkatan. Pada siklus II pertemuan 1, nilai rekapitulasi keterampilan siswa mencapai peningkatan dengan ketuntasan klasikal sebanyak 17 siswa atau 65,38% dan terus meningkat pada pertemuan 2 siklus II menjadi 22 siswa tuntas atau 84,62%.
{"title":"Model Pembelajaran Picture And Picture","authors":"Sri Wahjuni","doi":"10.28926/riset_konseptual.v2i4.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v2i4.84","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan 2 siklus, setiap siklus terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.deskriptif kualitatif, dilaksanakan dalam dua siklus dan telah melalui empat tahap penelitian perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Lokasi penelitian adalah SDN Sentul 2 pada kelas I yang terletak di Jalan Ir.Soekarno no. 23 Blitar Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 4-7 bulan September tahun 2017 selama 2 siklus, dalam tiap siklus ada 2 kali pertemuan (2 X 35 jam pelajaran). Pada siklus I pertemuan I, terdapat 11 siswa yang tuntas dari 26 siswa atau 42,31%. Pada pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi 13 siswa yang tuntas dari 26 siswa atau 50%. Berdasarkan paparan data tersebut ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis karangan pendek melalui model Picture and Picture mengalami peningkatan. Pada siklus II pertemuan 1, nilai rekapitulasi keterampilan siswa mencapai peningkatan dengan ketuntasan klasikal sebanyak 17 siswa atau 65,38% dan terus meningkat pada pertemuan 2 siklus II menjadi 22 siswa tuntas atau 84,62%.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114394778","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.74
Dijah Rumanti Srisusilaningtyas
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu memperbaiki praktek pembelajaran dengan meningkatkan kualitas proses pembelajaran menuju lebih baik dengan metode snowballing. Rancangan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang telah lazim digunakan, penelitian dirancang dalam 2 siklus dengan tiap siklus terdiri dari 4 tahap. Siklus I meliputi Tahap Perencanaan dan Tahap Pelaksanaan. Pada siklus 2, prosesnya sama dengan siklus 1, hanya ada perbaikan-perbaikan dari siklus sebelumnya yaitu guru mengoptimalkan bimbingan diskusi kelompok dan guru lebih mengaktifkan siswa dalam pelaksanaan diskusi kelas. Subyek penelitian adalah siswa SMPN 9 Blitar kelas 9F Semester 2 Tahun 2015/2016. Jumlah siswa 33 terdiri dari laki-laki 19 siswa dan perempuan 14 siswa. Berdasarkan data nilai pada siklus I dan siklus II terlihat tingkat penghargaan kelompok pada siklus I kelompok atas mendapat 59,8 %, kriteria (Kurang) dan pada siklus II kelompok atas meningkat menjadi 80,2 % (Baik). Maka dapat dikatakan dengan metode pembelajaran Snowballing siswa sudah mengalami perubahan peningkatan hasil belajar dari tingkat D (Kurang) berubah meningkat pada tingkat B (Baik). Untuk itu perlu adanya upaya lagi yang lebih optimal untuk mencapai hasil pembelajaran tingkat A (Sangat Baik)..
{"title":"Penerapan Snowballing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IXF SMPN 9 Blitar pada Materi Pola Bilangan","authors":"Dijah Rumanti Srisusilaningtyas","doi":"10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.74","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.74","url":null,"abstract":"Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu memperbaiki praktek pembelajaran dengan meningkatkan kualitas proses pembelajaran menuju lebih baik dengan metode snowballing. Rancangan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang telah lazim digunakan, penelitian dirancang dalam 2 siklus dengan tiap siklus terdiri dari 4 tahap. Siklus I meliputi Tahap Perencanaan dan Tahap Pelaksanaan. Pada siklus 2, prosesnya sama dengan siklus 1, hanya ada perbaikan-perbaikan dari siklus sebelumnya yaitu guru mengoptimalkan bimbingan diskusi kelompok dan guru lebih mengaktifkan siswa dalam pelaksanaan diskusi kelas. Subyek penelitian adalah siswa SMPN 9 Blitar kelas 9F Semester 2 Tahun 2015/2016. Jumlah siswa 33 terdiri dari laki-laki 19 siswa dan perempuan 14 siswa. Berdasarkan data nilai pada siklus I dan siklus II terlihat tingkat penghargaan kelompok pada siklus I kelompok atas mendapat 59,8 %, kriteria (Kurang) dan pada siklus II kelompok atas meningkat menjadi 80,2 % (Baik). Maka dapat dikatakan dengan metode pembelajaran Snowballing siswa sudah mengalami perubahan peningkatan hasil belajar dari tingkat D (Kurang) berubah meningkat pada tingkat B (Baik). Untuk itu perlu adanya upaya lagi yang lebih optimal untuk mencapai hasil pembelajaran tingkat A (Sangat Baik)..","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127196100","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.78
Supraptani Supraptani
Pendidikan di sekolah dapat menunjang proses pertumbuhan dan pengembangan potensi yang ada pada peserta didik agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kenyataan di lapangan siswa susah memahami pelajaran IPS alasanya dikarenakan pembelajaran yang monoton, lebih banyak hafalan, guru mendominasi kegiatan pembelajaran dengan lebih banyak kegiatan ceramah sehingga siswa menjadi pasif, kadang-kadang menggunakan metode diskusi biasa, yang aktif hanya siswa yang pintar saja, yang lain lebih banyak diam atau melakukan kesibukan sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar ips materi aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan melalui model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas vii semester ii tahun pelajaran 2017/ 2018 di SMP Negeri 2 Gandusari Trenggalek. Berdasar hasil penelitian tindakan kelas, pada Siklus I kebanyakan siswa belum berani mengemukakan pendapat sehingga banyak waktu yang terbuang. Siswa kurang berani memberikan masukan terkait dengan pokok masalah dalam Materi Aktivitas Manusia Dalam Memenuhi Kebutuhan. Kebanyakan siswa menunggu dan bergantung kepada siswa lain yang dianggap memiliki kelebihan dalam kepandaian daripada dirinya. Akan tetapi pada Siklus II, siswa sudah berani mengemukakan pendapat. Siswa berebut kesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya tentang topik Materi Aktivitas Manusia Dalam Memenuhi Kebutuhan. Demikian halnya dengan saat mengomentari presentasi temannya.
学校教育可以促进学习者履行个人和社区成员生活职责的成长和发展潜力。在学生的领域里,由于学习单调、记忆越来越多,教师用更多的演讲活动来主导学习活动,使学生变得消极,有时使用通常的讨论方法,积极的学生只有聪明的学生,其他人更安静或更忙碌。本研究的目的是通过2017年/ 2018年初中(SMP Negeri 2 Gandusari Trenggalek) 2017年第二学期第七学期的拼图学习材料增强人类活动的ips材料,以满足需求。根据课堂行动研究的结果,大多数学生在第一个循环中没有勇气发表意见,浪费了太多的时间。学生们没有勇气就人类活动材料中与需求相关的问题发表意见。大多数学生等待并依赖其他被认为比自己聪明的学生。但是到了第二周期,学生们已经有勇气发表意见了。学生们争相就人类活动在满足需求方面的主题发表论文。在评论他朋友的发言时也是如此。
{"title":"Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Aktivitas Manusia dalam Memenuhi Kebutuhan melalui Model Pembelajaran Jigsaw pada Siswa Kelas VII Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 2 Gandusari Trenggalek","authors":"Supraptani Supraptani","doi":"10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.78","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.78","url":null,"abstract":"Pendidikan di sekolah dapat menunjang proses pertumbuhan dan pengembangan potensi yang ada pada peserta didik agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kenyataan di lapangan siswa susah memahami pelajaran IPS alasanya dikarenakan pembelajaran yang monoton, lebih banyak hafalan, guru mendominasi kegiatan pembelajaran dengan lebih banyak kegiatan ceramah sehingga siswa menjadi pasif, kadang-kadang menggunakan metode diskusi biasa, yang aktif hanya siswa yang pintar saja, yang lain lebih banyak diam atau melakukan kesibukan sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar ips materi aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan melalui model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas vii semester ii tahun pelajaran 2017/ 2018 di SMP Negeri 2 Gandusari Trenggalek. Berdasar hasil penelitian tindakan kelas, pada Siklus I kebanyakan siswa belum berani mengemukakan pendapat sehingga banyak waktu yang terbuang. Siswa kurang berani memberikan masukan terkait dengan pokok masalah dalam Materi Aktivitas Manusia Dalam Memenuhi Kebutuhan. Kebanyakan siswa menunggu dan bergantung kepada siswa lain yang dianggap memiliki kelebihan dalam kepandaian daripada dirinya. Akan tetapi pada Siklus II, siswa sudah berani mengemukakan pendapat. Siswa berebut kesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya tentang topik Materi Aktivitas Manusia Dalam Memenuhi Kebutuhan. Demikian halnya dengan saat mengomentari presentasi temannya.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130911194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.77
Indah Kusmiati
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yang berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap pelaksanaan menerapkan lima tahap penerapan media gambar sesuai pendapat ahli. Akhir siklus II diketahui terdapat peningkatan hasil belajar mengenal kosakata tentang cara memelihara kesehatan menggunakan media gambar. Pada siklus I jumlah hasil belajar I pertemuan I sebesar 2180 dan meningkat menjadi 2260 pada pertemuan II sehingga diperoleh rata-rata sebesar 2220. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pertemuan I sebesar 78 dan meningkat menjadi 81 pada pertemuan II. Rata-rata nilai siswa pada Siklus I sebesar 79. Jumlah siswa yang tuntas pada pertemuan I sebesar 61% meningkat pada pertemuan II menjadi 75%, dengan rata-rata sebesar 68%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I adalah 2330 dan meningkat menjadi 2390 pada pertemuan II, sehingga diperoleh rata-rata siklus II sebesar 2360. Jumlah siswa tuntas pada pertemuan I sebanyak 23 siswa dan meningkat menjadi 26 siswa pada pertemuan II, atau telah tercapai ketuntasan klasikal sebesar 88%
{"title":"Peningkatan Hasil Belajar Mengenal Kosakata Tentang Cara Memelihara Kesehatan Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas 1A SDN Blitar","authors":"Indah Kusmiati","doi":"10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.77","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yang berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap pelaksanaan menerapkan lima tahap penerapan media gambar sesuai pendapat ahli. Akhir siklus II diketahui terdapat peningkatan hasil belajar mengenal kosakata tentang cara memelihara kesehatan menggunakan media gambar. Pada siklus I jumlah hasil belajar I pertemuan I sebesar 2180 dan meningkat menjadi 2260 pada pertemuan II sehingga diperoleh rata-rata sebesar 2220. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pertemuan I sebesar 78 dan meningkat menjadi 81 pada pertemuan II. Rata-rata nilai siswa pada Siklus I sebesar 79. Jumlah siswa yang tuntas pada pertemuan I sebesar 61% meningkat pada pertemuan II menjadi 75%, dengan rata-rata sebesar 68%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I adalah 2330 dan meningkat menjadi 2390 pada pertemuan II, sehingga diperoleh rata-rata siklus II sebesar 2360. Jumlah siswa tuntas pada pertemuan I sebanyak 23 siswa dan meningkat menjadi 26 siswa pada pertemuan II, atau telah tercapai ketuntasan klasikal sebesar 88%","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129039422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/riset_konseptual.v2i4.85
Mursini Mursini
Kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas ,ketrampilan, sikap dan aspirasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Mulyasa, 2003:38) penelitian ini berdasarkan permasalahan bagaimanakah peningkatan kompetensi guru mata pelajaran IPS dalam mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan standar proses . Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan kompetensi guru mata pelajaran IPS dalam mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan standar proses .Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak 2 siklus, setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu rancangan, kegiatan dan pengamatan ,refleksi da revisi. Sasaran penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri Kabupaten Blitar.
{"title":"Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Ips Dalam Mengembangkan Silabus Dan Menyusun Rpp Dengan Standar Proses Di Smp Negeri Kabupaten Blitar","authors":"Mursini Mursini","doi":"10.28926/riset_konseptual.v2i4.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v2i4.85","url":null,"abstract":"Kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas ,ketrampilan, sikap dan aspirasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Mulyasa, 2003:38) penelitian ini berdasarkan permasalahan bagaimanakah peningkatan kompetensi guru mata pelajaran IPS dalam mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan standar proses . Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan kompetensi guru mata pelajaran IPS dalam mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan standar proses .Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak 2 siklus, setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu rancangan, kegiatan dan pengamatan ,refleksi da revisi. Sasaran penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri Kabupaten Blitar.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131931764","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.88
Endang Srinanda
Pancasila berkedudukan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila dijadikan sebagai landasan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dalam segala hal, termasuk dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Tutur kata, sikap dan perilaku merupakan salah satu wujud dari budi pekerti manusia. Tutur kata, sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai nilai Pancasila merupakan wujud budi pekerti luhur manusia Indonesia yang membedakannya dengan manusia dari negara lainnya. Permainan tradisional Indonesia sebagai sarana untuk menanamkan budi pekerti yang luhur sesuai dengan nilai nilai yang ada dalam Pancasila.Dalam setiap pernainan ada nilai nilai yang dapat membentuk sikap,perilaku ataupun tutur kata yang baik pada diri anak anak,baik itu nilai nilai yang berkaitan dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan Yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan ataupun nilai nilai yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
{"title":"Menanamkan Budi Pekerti Luhur Sesuai dengan Nilai Nilai Pancasila Melalui Permainan Tradisional","authors":"Endang Srinanda","doi":"10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.88","url":null,"abstract":"Pancasila berkedudukan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila dijadikan sebagai landasan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dalam segala hal, termasuk dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Tutur kata, sikap dan perilaku merupakan salah satu wujud dari budi pekerti manusia. Tutur kata, sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai nilai Pancasila merupakan wujud budi pekerti luhur manusia Indonesia yang membedakannya dengan manusia dari negara lainnya. Permainan tradisional Indonesia sebagai sarana untuk menanamkan budi pekerti yang luhur sesuai dengan nilai nilai yang ada dalam Pancasila.Dalam setiap pernainan ada nilai nilai yang dapat membentuk sikap,perilaku ataupun tutur kata yang baik pada diri anak anak,baik itu nilai nilai yang berkaitan dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan Yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran perwakilan ataupun nilai nilai yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113990384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.83
Bukhori Bukhori
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi guru pada SMPN Satap Wlingi dapat ditingkatkan melalui kegiatan Pelatihan. Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemis dan Taggart. Setiap tindakan atau siklus selalu terdiri dari empat kegiatan: 1) rencana tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi atau Penelitian, dan 4) refleksi. Dari kegiatan penelitian ini dikatehui bahwa terjadi peningkatan kompetensi profesional guru SMPN Satap Wlingi dalam menyusun RPP melalui kegiatan pelatihan. Pada siklus I rata-rata skor yang diperoleh 57,5% dengan sebutan cukup. Setelah diadakan kegiatan dengan pendekatan pelatihan pada siklus II ternyata rata-rata skor yang diperoleh oleh subjek penelitian naik 24 skor, sehingga rata-rata skor yang diperoleh 91,0%. Dari sebutan cukup menjadi sangat baik. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan kegiatan pelatihan dapat peningkatkan kompetensi guru SMPN Satap Wlingi dalam menyusun RPP.
{"title":"Peningkatan Kompetensi Profesional Guru SMPN Satap Wlingi dalam Menyusun RPP Melalui Kegiatan Pelatihan","authors":"Bukhori Bukhori","doi":"10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.83","url":null,"abstract":"Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi guru pada SMPN Satap Wlingi dapat ditingkatkan melalui kegiatan Pelatihan. Penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemis dan Taggart. Setiap tindakan atau siklus selalu terdiri dari empat kegiatan: 1) rencana tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi atau Penelitian, dan 4) refleksi. Dari kegiatan penelitian ini dikatehui bahwa terjadi peningkatan kompetensi profesional guru SMPN Satap Wlingi dalam menyusun RPP melalui kegiatan pelatihan. Pada siklus I rata-rata skor yang diperoleh 57,5% dengan sebutan cukup. Setelah diadakan kegiatan dengan pendekatan pelatihan pada siklus II ternyata rata-rata skor yang diperoleh oleh subjek penelitian naik 24 skor, sehingga rata-rata skor yang diperoleh 91,0%. Dari sebutan cukup menjadi sangat baik. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan kegiatan pelatihan dapat peningkatkan kompetensi guru SMPN Satap Wlingi dalam menyusun RPP.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128038732","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/riset_konseptual.v2i4.89
M. Utami
Artikel ini mengangkat tentang kegiatan lomba kebersihan dan keindahan kelas di SMPN 2 Blitar yang rutin diadakan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI setiap bulan Agustus. Mengapa kegiatan ini penting dikarenakan dampak positif dari kegiatan lomba ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kepeduliandan kebersihan terhadap lingkungan di kelas mereka, serta dapat lebih mengenal dan akhirnya bisa lebih mencintai budaya adat Nusantara.Ada indikasi bahwa rasa cinta tanah air dan rasa kebhinekaan mulai menurun. Mencuatnya pemberitaan tentang aksi kekerasan, tawuran antar pelajar dan mahasiswa, konflik perang saudara, dan antar suku, menunjukkan betapa kebhinekaan dipandang bukan sebagai suatu aset yang berharga, namun dipandang sebagai ajang untuk kekuatan, Andracus (2014). Kegiatan lomba kebersihan kelas den menghiasnya dengan tema adat Nusantara berkaitan erat dengan literasi mengenai adat-adat yang ada di Nusantara. Untuk dapat menghias kelas sesuai dengan ciri khas adat Nusantara, dibutuhkan pengetahuan mengenai atat tersebut. Dengan mengetahui, mengenal dan memahami adat-adat yang ada di Nusantara diharapkan akan tumbuh rasa cinta tehadap budaya yang dimiliki oleh bangsa. Semakin tinggi rasa cinta terhadap adat, tradisi, dan budaya yang ada di Nusantara, maka akan tumbuh semangat untuk menjaganya, melestarikannya dan membelanya. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa, maka dari itu sebagai kita harus terus menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta akan tradisi, dan budaya yang ada di Nusantara kepada siswanya, dan dapat menjadi motivator yang baik bagi siswa untuk cinta tanah air dan kebhinekaan.
{"title":"Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air dan Kebhinekaan Melaui Lomba Kebersihan dan Keindahan Kelas dengan Tema Adat Nusantara","authors":"M. Utami","doi":"10.28926/riset_konseptual.v2i4.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v2i4.89","url":null,"abstract":"Artikel ini mengangkat tentang kegiatan lomba kebersihan dan keindahan kelas di SMPN 2 Blitar yang rutin diadakan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI setiap bulan Agustus. Mengapa kegiatan ini penting dikarenakan dampak positif dari kegiatan lomba ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kepeduliandan kebersihan terhadap lingkungan di kelas mereka, serta dapat lebih mengenal dan akhirnya bisa lebih mencintai budaya adat Nusantara.Ada indikasi bahwa rasa cinta tanah air dan rasa kebhinekaan mulai menurun. Mencuatnya pemberitaan tentang aksi kekerasan, tawuran antar pelajar dan mahasiswa, konflik perang saudara, dan antar suku, menunjukkan betapa kebhinekaan dipandang bukan sebagai suatu aset yang berharga, namun dipandang sebagai ajang untuk kekuatan, Andracus (2014). Kegiatan lomba kebersihan kelas den menghiasnya dengan tema adat Nusantara berkaitan erat dengan literasi mengenai adat-adat yang ada di Nusantara. Untuk dapat menghias kelas sesuai dengan ciri khas adat Nusantara, dibutuhkan pengetahuan mengenai atat tersebut. Dengan mengetahui, mengenal dan memahami adat-adat yang ada di Nusantara diharapkan akan tumbuh rasa cinta tehadap budaya yang dimiliki oleh bangsa. Semakin tinggi rasa cinta terhadap adat, tradisi, dan budaya yang ada di Nusantara, maka akan tumbuh semangat untuk menjaganya, melestarikannya dan membelanya. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa, maka dari itu sebagai kita harus terus menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta akan tradisi, dan budaya yang ada di Nusantara kepada siswanya, dan dapat menjadi motivator yang baik bagi siswa untuk cinta tanah air dan kebhinekaan.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126509028","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/riset_konseptual.v2i4.87
Eni Cahyowati
Pendidikan di sekolah yang selama ini dilakukan diharapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilian, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa dan tindakan kelas dalam konteks pendidikan dengan mengkaji penerapan Metode Mind Mapping terhadap prestasi belajar Kewarganegaraan siswa SMA Negeri 1 Blitar dalam Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pengertian Dan Pentingnya Keterbukaan Dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Proses belajar berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah proses sedemikian hingga tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dan pertumbuhan dalam perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani. Dengan demikian tidak setiap perubahan tingkah laku pada diri individu merupakan hasil belajar. Untuk menguji hipotesa tersebut akan dianalisa secara statistik dengan menggunakan SPSS, dengan menggunakan uji statistik non parametrik, uji bertingkat Wilcoxon. Dari hasil analisa diatas, terlihat bahwa pada kolom asymp.sig. (2-tailed) / asymptotic sinificance untuk uji 2 sisi adalah 0,000, atau probabilitasnya dibawah 0,05 (0,000c0,005). Maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Metode Mind Mapping akan lebih baik (meningkat) dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan data dan analisisnya maka ada peningkatan yang bermakna dalam pretasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siklus ll. Tabel output SPSS di atas juga menunjukkan bahwa nilai siswa yang tidak berubah (tetap) ada 3 orang, nilai siswa yang naik pada siklus 2 ada 1 orang, dan nilai yang sama pada kedua siklus ada 3 orang.
{"title":"Penerapan Metode Mind Mapping dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pengertian dan Pentingnya Keterbukaan dan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara bagi Siswa Kelas XI IPS 2 Sma Ne","authors":"Eni Cahyowati","doi":"10.28926/riset_konseptual.v2i4.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v2i4.87","url":null,"abstract":"Pendidikan di sekolah yang selama ini dilakukan diharapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilian, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa dan tindakan kelas dalam konteks pendidikan dengan mengkaji penerapan Metode Mind Mapping terhadap prestasi belajar Kewarganegaraan siswa SMA Negeri 1 Blitar dalam Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pengertian Dan Pentingnya Keterbukaan Dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Proses belajar berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah proses sedemikian hingga tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dan pertumbuhan dalam perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani. Dengan demikian tidak setiap perubahan tingkah laku pada diri individu merupakan hasil belajar. Untuk menguji hipotesa tersebut akan dianalisa secara statistik dengan menggunakan SPSS, dengan menggunakan uji statistik non parametrik, uji bertingkat Wilcoxon. Dari hasil analisa diatas, terlihat bahwa pada kolom asymp.sig. (2-tailed) / asymptotic sinificance untuk uji 2 sisi adalah 0,000, atau probabilitasnya dibawah 0,05 (0,000c0,005). Maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Metode Mind Mapping akan lebih baik (meningkat) dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan data dan analisisnya maka ada peningkatan yang bermakna dalam pretasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siklus ll. Tabel output SPSS di atas juga menunjukkan bahwa nilai siswa yang tidak berubah (tetap) ada 3 orang, nilai siswa yang naik pada siklus 2 ada 1 orang, dan nilai yang sama pada kedua siklus ada 3 orang.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128366946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-29DOI: 10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.86
H. Hariyanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan supervisi akademik dalam upaya meningkatkan kompetensi guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal di kelas pada sekolah binaan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam dua siklus yang melibatkan guru bimbingan konseling SMPN 1 Kanigoro , SMPN 1 Wlingi dan SMPN 2 Wlingi Kabupaten Blitar dengan indikator keberhasilan >90.0. Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan supervisi akademik pelaksanaan bimbingan klasikal kepada guru BK SMP sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Setelah dilakukan penelitian tindakan sekolah, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru BK melaksanakan program bimbingan konseling sangat penting dan wajib dilaksanakan di sekolah dan semua sekolah melaksanakan program bimbingan dan konseling yang direncanakan dan dibuat, walaupun masih ada guru yang berlatar belakang bukan bimbingan konseling.
{"title":"Meningkatkan Kompetensi Guru BK dalam Melaksanakan Layanan Bimbingan Klasikal melalui Supervusi Akademik","authors":"H. Hariyanto","doi":"10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.28926/RISET_KONSEPTUAL.V2I4.86","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan supervisi akademik dalam upaya meningkatkan kompetensi guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal di kelas pada sekolah binaan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam dua siklus yang melibatkan guru bimbingan konseling SMPN 1 Kanigoro , SMPN 1 Wlingi dan SMPN 2 Wlingi Kabupaten Blitar dengan indikator keberhasilan >90.0. Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan supervisi akademik pelaksanaan bimbingan klasikal kepada guru BK SMP sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Setelah dilakukan penelitian tindakan sekolah, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru BK melaksanakan program bimbingan konseling sangat penting dan wajib dilaksanakan di sekolah dan semua sekolah melaksanakan program bimbingan dan konseling yang direncanakan dan dibuat, walaupun masih ada guru yang berlatar belakang bukan bimbingan konseling.","PeriodicalId":263536,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128645904","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}