This speech act study takes Jokowi’s policy on Covid-19 as object of study. This study’s objective is to find out specch act that exists in the policy and how its role in creating an effective communication. The qualitative method is used by recording, listening and reading every utterances or sentences produced by Jokowi. This study found illocutions; assertives, directives, commisives and expressives. Those specch acts consist of direct literal specch act and non literal speech acts. In this research is also found in utturances on the policy intrumental function. Those are delivering information to people, changing people’s attitude and belief, changing people’s behaviour, stimulating and motivating the people to do an act.Kajian tindak tutur ini menjadikan kebijakan Jokowi terhadap pandemi Covid-19 sebagai objek kajian. Tujuan kajian ini untuk mengetahui tindak tutur yang terdapat dalam kebijakan tersebut dan bagaimana perannya dalam membetuk suatu komunikasi yang efektif. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mencatat, menyimak dan menelaah setiap ujaran atau kalimat yang diproduksi oleh penutur (Jokowi). Kajian ini menemukan tindak tutur ilokusi asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Tindak tutur tersebut terdiri dari dua bentuk yaitu tindak tutur langsung literal dan tindak tutur tidak langsung literal. Pada kajian ini juga ditemukan dalam ujaran-ujaran pada kebijakan tersebut fungsi komunikasi instrumental. Yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, mengubah sikap dan keyakinan masyarakat, mengubah prilaku masyarakat, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan suatu tindakan.
本次言语行为研究以佐科威的新冠肺炎政策为研究对象。本研究的目的是找出政策中存在的言语行为,以及它在创造有效沟通中的作用。定性的方法是通过记录、听和读佐科威的每一个话语或句子。这项研究发现了口误;断言、指示、委托和表达。言语行为包括直接言语字面行为和非言语字面行为。在本研究中也发现了对政策工具功能的论述。这些是向人们传递信息,改变人们的态度和信念,改变人们的行为,刺激和激励人们去做一件事。佐科威说:“我希望我的新冠肺炎疫情能够得到遏制。”Tujuan kajian ini untuk mengetahui tindak tujian yang terdapat dalam kebijakan tersebut dan bagaimana perannya dalam membetuk suatu komunikasi yang efektif。Metode yang digunakan adalah Metode qualitatif dengan mencata, menimak dan menelaah setiap ujaran atau kalimat yang diproduksi oleh penutur (Jokowi)。Kajian - ini menemukan是一种具有自主、自主、自主、自主、自主、自主的文化。Tindak tutur tersebut terdiri dari dua bentuk yitu Tindak tutur langsung literal丹Tindak tutur tidak langsung literal。padadkajian ini juga ditemukan dalam ujaran-ujaran padadkebijakan tersebut fungsi komunikasi instrumental。雅图成员信息为kepada masyarakat, mengubah sikap dan keyakinan masyarakat, mengubah priilaku masyarakat, menendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan suatu tindakan。
{"title":"Kebijakan Jokowi Terhadap Pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-19): Dalam Persfektif Tindak Tutur","authors":"S. Sukardi","doi":"10.53395/JES.V4I2.174","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I2.174","url":null,"abstract":"This speech act study takes Jokowi’s policy on Covid-19 as object of study. This study’s objective is to find out specch act that exists in the policy and how its role in creating an effective communication. The qualitative method is used by recording, listening and reading every utterances or sentences produced by Jokowi. This study found illocutions; assertives, directives, commisives and expressives. Those specch acts consist of direct literal specch act and non literal speech acts. In this research is also found in utturances on the policy intrumental function. Those are delivering information to people, changing people’s attitude and belief, changing people’s behaviour, stimulating and motivating the people to do an act.Kajian tindak tutur ini menjadikan kebijakan Jokowi terhadap pandemi Covid-19 sebagai objek kajian. Tujuan kajian ini untuk mengetahui tindak tutur yang terdapat dalam kebijakan tersebut dan bagaimana perannya dalam membetuk suatu komunikasi yang efektif. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mencatat, menyimak dan menelaah setiap ujaran atau kalimat yang diproduksi oleh penutur (Jokowi). Kajian ini menemukan tindak tutur ilokusi asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Tindak tutur tersebut terdiri dari dua bentuk yaitu tindak tutur langsung literal dan tindak tutur tidak langsung literal. Pada kajian ini juga ditemukan dalam ujaran-ujaran pada kebijakan tersebut fungsi komunikasi instrumental. Yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, mengubah sikap dan keyakinan masyarakat, mengubah prilaku masyarakat, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan suatu tindakan.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"504 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132704364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran kelas III di salah satu sekolah dasar swasta di Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurikulum 2013 yang disusun oleh pemerintah yang diharapkan mampu memuat proses berpikir keterampilan berpikir abad 21. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilengkapi dengan desain penelitian studi kasus dengan subjek yaitu guru kelas III Sekolah Dasar Swasta di Yogyakarta. Peneliti menggunakan metode angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan metode triangulasi peneliti sehingga dapat menarik kesimpulan. Uji validitas menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi dan ex-pert judgement. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran didominasi oleh kecakapan berpikir tingkat rendah, walaupun terdapat kecakapan berpikir tingkat tinggi pada salah satu indikator pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kemampuan yang jarang diterapkan yaitu kemampuan kreativitas dan komunikasi. Sementara itu, kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi sudah sering diterapkan. Penilaian pembelajaran pada salah satu sekolah dasar di Yogyakarta juga didominasi oleh verba operasional pada keterampilan berpikir tingkat rendah. Faktor utama hasil belajar adalah karena kurangnya pemahaman guru tentang penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran tematik.
{"title":"Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Tematik Kelas III (Studi Kasus di Salah Satu SD Swasta di Yogyakarta)","authors":"Apri Damai Sagita Krissandi","doi":"10.53395/JES.V4I2.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I2.162","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran kelas III di salah satu sekolah dasar swasta di Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurikulum 2013 yang disusun oleh pemerintah yang diharapkan mampu memuat proses berpikir keterampilan berpikir abad 21. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilengkapi dengan desain penelitian studi kasus dengan subjek yaitu guru kelas III Sekolah Dasar Swasta di Yogyakarta. Peneliti menggunakan metode angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan metode triangulasi peneliti sehingga dapat menarik kesimpulan. Uji validitas menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi dan ex-pert judgement. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran didominasi oleh kecakapan berpikir tingkat rendah, walaupun terdapat kecakapan berpikir tingkat tinggi pada salah satu indikator pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kemampuan yang jarang diterapkan yaitu kemampuan kreativitas dan komunikasi. Sementara itu, kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi sudah sering diterapkan. Penilaian pembelajaran pada salah satu sekolah dasar di Yogyakarta juga didominasi oleh verba operasional pada keterampilan berpikir tingkat rendah. Faktor utama hasil belajar adalah karena kurangnya pemahaman guru tentang penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran tematik.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121705311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dan filsafat kurikulum memberikan landasan dan arah terhadap implementasi kurikulum pada institusi pendidikan. Para ahli kurikulum telah menjelaskan tujuan dan filsafat kurikulum dalam desain kurikulum yang diimplementasikan praktek pendidikan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pandangan Oliva-Gordon tentang tujuan dan filsafat pengembangan kurikulum dalam implementasi kurikulum di STKIP Weetebula. Metode stusi literatur digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukan bahwa tujuan pendidikan dalam kurikulum meliputi tujuan umum, pernyataan tujuan, dan asal dari tujuan. Sedangkan filsafat pendidikan dalam kurikulum meliputi rekonstruksionisme, progresivisme, esensialisme, dan perenialisme. Tujuan pendidikan dalam kurikulum STKIP Weetebula termuat secara eksplisit dan implisit dalam visi, misi, dan tujuan STKIP Weetebula. Sedangkan filosofi kurikulum STKIP Weetebula tercermin dari karakteristik STKIP Weetebula yang disebut sebagai nilai-nilai inti dan semboyan “bersama kita bisa”. Dokumen-dokumen kurikulum pada level program studi menjabarkan tujuan dan filsafat pendidikan tersebut dan dimplementasikan dalam berbagai praktik pendidikan di STKIP Weetebula.
{"title":"Analisis Tujuan Dan Filsafat Kurikulum Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Weetebula Dalam Perspektif Pengembangan Kurikulum Oliva-Gordon","authors":"Agustinus Tanggu Daga","doi":"10.53395/JES.V4I2.196","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I2.196","url":null,"abstract":"Tujuan dan filsafat kurikulum memberikan landasan dan arah terhadap implementasi kurikulum pada institusi pendidikan. Para ahli kurikulum telah menjelaskan tujuan dan filsafat kurikulum dalam desain kurikulum yang diimplementasikan praktek pendidikan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pandangan Oliva-Gordon tentang tujuan dan filsafat pengembangan kurikulum dalam implementasi kurikulum di STKIP Weetebula. Metode stusi literatur digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukan bahwa tujuan pendidikan dalam kurikulum meliputi tujuan umum, pernyataan tujuan, dan asal dari tujuan. Sedangkan filsafat pendidikan dalam kurikulum meliputi rekonstruksionisme, progresivisme, esensialisme, dan perenialisme. Tujuan pendidikan dalam kurikulum STKIP Weetebula termuat secara eksplisit dan implisit dalam visi, misi, dan tujuan STKIP Weetebula. Sedangkan filosofi kurikulum STKIP Weetebula tercermin dari karakteristik STKIP Weetebula yang disebut sebagai nilai-nilai inti dan semboyan “bersama kita bisa”. Dokumen-dokumen kurikulum pada level program studi menjabarkan tujuan dan filsafat pendidikan tersebut dan dimplementasikan dalam berbagai praktik pendidikan di STKIP Weetebula.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"185 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115174060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Argumentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan penulis untuk menyakinkan atau membujuk pembaca. Pola penulisan argumentasi pada tajuk rencana setiap media massa tentunya memiliki kekhasannya masing-masing. Penelitian ini ditujukan untuk menemukan kekhasan pola argumentasi dalam tajuk rencana media daring Kompas.id. Pengumpulan data dalam penelitian ini memanfaatkan metode simak yang diterapkan melalui teknik baca dan catat. Dalam analisis data, peneliti menggunakan analisis kontain yang diterapkan melalui beberapa langkah, yakni inventarisasi, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi data. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan empat pola argumentasi dalam tajuk rencana Kompas.id, yakni: (1) pola pernyataan posisi-data; (2) pola pernyataan posisi-data-jaminan; (3) pola pernyataan posisi-data 1- data 2-jaminan; dan (4) pola data-pernyataan posisi.
{"title":"Kekhasan Pola Argumentasi Tajuk Rencana Kompas.id","authors":"Pilipus Wai Lawet","doi":"10.53395/jes.v4i2.221","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v4i2.221","url":null,"abstract":"Argumentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan penulis untuk menyakinkan atau membujuk pembaca. Pola penulisan argumentasi pada tajuk rencana setiap media massa tentunya memiliki kekhasannya masing-masing. Penelitian ini ditujukan untuk menemukan kekhasan pola argumentasi dalam tajuk rencana media daring Kompas.id. Pengumpulan data dalam penelitian ini memanfaatkan metode simak yang diterapkan melalui teknik baca dan catat. Dalam analisis data, peneliti menggunakan analisis kontain yang diterapkan melalui beberapa langkah, yakni inventarisasi, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi data. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan empat pola argumentasi dalam tajuk rencana Kompas.id, yakni: (1) pola pernyataan posisi-data; (2) pola pernyataan posisi-data-jaminan; (3) pola pernyataan posisi-data 1- data 2-jaminan; dan (4) pola data-pernyataan posisi.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124342799","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini bertujuan untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua adalah metode kajian pustaka, wawancara dan observasi. Studi pustaka digunakan untuk mengkaji buku-buku teks dan bahan informasi dari internet serta jurnal yang relevan dengan topik kajian. Metode wawancara dan observasi digunakan untuk mendapat data-data sebagai bukti adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor usia, lingkungan dan kebiasaan, struktur bahasa pertama terhadap pemerolehan bahasa kedua dan motivasi sangat mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua.
{"title":"Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Kedua","authors":"Yuliana Sesi Bitu","doi":"10.53395/JES.V4I2.204","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I2.204","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua adalah metode kajian pustaka, wawancara dan observasi. Studi pustaka digunakan untuk mengkaji buku-buku teks dan bahan informasi dari internet serta jurnal yang relevan dengan topik kajian. Metode wawancara dan observasi digunakan untuk mendapat data-data sebagai bukti adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor usia, lingkungan dan kebiasaan, struktur bahasa pertama terhadap pemerolehan bahasa kedua dan motivasi sangat mempengaruhi pemerolehan bahasa kedua.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128846156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Curriculum development is very important for curriculum developers in primary schools to improve the quality of educational processes and outcomes. The aim of this research is to find out how curriculum development in primary schools in the KBK, KTSP, Curriculum 2013, and the independent learning policy. This research method is descriptive qualitative. Literature review method is taken to collect the data from relevant resources. The research found out that curriculum development of the primary school occurs in the span of Indonesian history. The primary school curriculum is a competency-based curriculum designed in the KBK, KTSP, Curriculum 2013, and independent learning. The characteristics of the primary school curriculum in KTSP are a separated curriculum for grades IV-VI and thematic curriculum for grades I-III. The characteristics of the primary school curriculum in the 2013 curriculum are a cross curriculum or integrated curriculum for all grades with a scientific approach and authentic assessment. The primary school curriculum in independent learning needs to pay attention to curriculum simplification, national exams, simplifying lesson plans, the teaching profession. Meanwhile, the implementation of independent learning must include objectives, flexibility, and benefits of the curriculum.
{"title":"Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar (Sebuah Tinjauan Kurikulum 2006 hingga Kebijakan Merdeka Belajar)","authors":"Agustinus Tanggu Daga","doi":"10.53395/JES.V4I2.179","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I2.179","url":null,"abstract":"Curriculum development is very important for curriculum developers in primary schools to improve the quality of educational processes and outcomes. The aim of this research is to find out how curriculum development in primary schools in the KBK, KTSP, Curriculum 2013, and the independent learning policy. This research method is descriptive qualitative. Literature review method is taken to collect the data from relevant resources. The research found out that curriculum development of the primary school occurs in the span of Indonesian history. The primary school curriculum is a competency-based curriculum designed in the KBK, KTSP, Curriculum 2013, and independent learning. The characteristics of the primary school curriculum in KTSP are a separated curriculum for grades IV-VI and thematic curriculum for grades I-III. The characteristics of the primary school curriculum in the 2013 curriculum are a cross curriculum or integrated curriculum for all grades with a scientific approach and authentic assessment. The primary school curriculum in independent learning needs to pay attention to curriculum simplification, national exams, simplifying lesson plans, the teaching profession. Meanwhile, the implementation of independent learning must include objectives, flexibility, and benefits of the curriculum.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133479955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to describe the image of Adonara women and the types of gender injustice experienced by female characters in the novel "Ikhtiar Cinta dari Adonara" by J. S. Maulana. This study uses a literary approach based on literary studies of feminism and gender. The object of research is the description of Adonara women and gender injustice found in the novel "Ikhtiar Cinta dari Adonara" by J. S. Maulana. The source of data in this study is the novel “Ikhtiar Cinta Adonara’ by J. S Maulana. The novel written by J. S. Maulana consists of 320 pages. Published by Kaysa Media (Puspa Swara Group) in 2014. The data analysis technique was done by reducing data, presenting data analysis and interpreting the data and summarizing the results of research in order to obtain a picture of the image of women in the novel "Ikhtiar Cinta dari Adonara" by J. S. Maulana. In this study, researchers analyzed two female figures to describe the image of women in the novel. The results obtained are (a) The image of a woman, namely the figure of Syarifah, is a Muslim who is devout in worship and always submits to God, a woman who is educated, tough, has positive thoughts, is courageous and principled, is humble, and a woman who loves sincerely. (b) Fatimah's self-image, namely women who are willing to sacrifice, are brave and have principles, (c) gender injustice is found, namely marginalization, subordination, stereotypes, violence, and workload.
本研究旨在描述毛拉的小说《阿多纳拉》中阿多纳拉女性的形象以及女性角色所经历的性别不公正类型。本研究采用文学方法,以女性主义和性别的文学研究为基础。本文的研究对象是毛拉的小说《阿多纳拉》中对阿多纳拉妇女和性别不公正的描述。本研究的数据来源是j.s Maulana的小说《Ikhtiar Cinta Adonara》。这本小说由毛拉写,共320页。2014年由Kaysa Media (Puspa Swara Group)出版。数据分析技术是通过减少数据,呈现数据分析,解释数据,总结研究结果,以获得J. S. Maulana小说《Ikhtiar Cinta dari Adonara》中的女性形象。在这项研究中,研究人员分析了两个女性形象来描述小说中的女性形象。得到的结果是:(a)女性的形象,即Syarifah的形象,是一个虔诚崇拜、始终服从真主的穆斯林,是一个受过教育、坚强、思想积极、有勇气有原则、谦逊的女性,是一个真心相爱的女性。(b)法蒂玛的自我形象,即愿意牺牲、勇敢和有原则的女性;(c)发现性别不公正,即边缘化、从属、刻板印象、暴力和工作量。
{"title":"Kajian Sastra Feminisme terhadap Citra Perempuan Adonara dan Ketidakadilan Gender dalam Novel “Ikhtiar Cinta dari Adonara” Karya J. S. Maulana","authors":"Yunita Laka Marawali","doi":"10.53395/JES.V4I2.193","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I2.193","url":null,"abstract":"This study aims to describe the image of Adonara women and the types of gender injustice experienced by female characters in the novel \"Ikhtiar Cinta dari Adonara\" by J. S. Maulana. This study uses a literary approach based on literary studies of feminism and gender. The object of research is the description of Adonara women and gender injustice found in the novel \"Ikhtiar Cinta dari Adonara\" by J. S. Maulana. The source of data in this study is the novel “Ikhtiar Cinta Adonara’ by J. S Maulana. The novel written by J. S. Maulana consists of 320 pages. Published by Kaysa Media (Puspa Swara Group) in 2014. The data analysis technique was done by reducing data, presenting data analysis and interpreting the data and summarizing the results of research in order to obtain a picture of the image of women in the novel \"Ikhtiar Cinta dari Adonara\" by J. S. Maulana. In this study, researchers analyzed two female figures to describe the image of women in the novel. The results obtained are (a) The image of a woman, namely the figure of Syarifah, is a Muslim who is devout in worship and always submits to God, a woman who is educated, tough, has positive thoughts, is courageous and principled, is humble, and a woman who loves sincerely. (b) Fatimah's self-image, namely women who are willing to sacrifice, are brave and have principles, (c) gender injustice is found, namely marginalization, subordination, stereotypes, violence, and workload.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131144932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This paper describes the international cooperation between STKIP Weetebula (Indonesia), Misereor Germany, and The University of Osnabrück Germany based on Hofstede’s Cultural dimensions. The first part of this paper explains about the definition of culture, cross-cultural, and multicultural cooperation. The second part provides an overview about Hofstede’s Cultural Dimensions and the international cooperation at STKIP Weetebula particularly the cooperation between STKIP Weetebula and Misereor that includes The University of Osnabrück Germany. The third part of this paper explains international cooperation at STKIP Weetebula based on Hofstede’s Cultural Dimensions. Some of the explanations are from the result of the external evaluation of several international cooperation programs supported by Germany partners which include international partners such as Misereor, AGEH, The University of Osnabrück, and KMW.Cross Cultural, International Cooperation
本文以Hofstede’s Cultural dimensions为基础,描述了STKIP Weetebula(印度尼西亚)、Misereor Germany和University of ossnabrck Germany之间的国际合作。本文的第一部分解释了文化、跨文化和多元文化合作的定义。第二部分概述了Hofstede 's Cultural Dimensions和STKIP Weetebula的国际合作,特别是STKIP Weetebula与Misereor(包括德国奥斯纳布尔大学)之间的合作。本文的第三部分基于Hofstede的文化维度来解释STKIP Weetebula的国际合作。一些解释来自德国合作伙伴支持的几个国际合作项目的外部评估结果,这些合作伙伴包括Misereor, AGEH, osnarabrck大学和KMW等国际合作伙伴。跨文化、国际合作
{"title":"The International Cooperation at STKIP Weetebula based on Hofstede’s Culture Dimensions","authors":"Kii Yape Wilhelmus","doi":"10.53395/JES.V4I1.114","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I1.114","url":null,"abstract":"This paper describes the international cooperation between STKIP Weetebula (Indonesia), Misereor Germany, and The University of Osnabrück Germany based on Hofstede’s Cultural dimensions. The first part of this paper explains about the definition of culture, cross-cultural, and multicultural cooperation. The second part provides an overview about Hofstede’s Cultural Dimensions and the international cooperation at STKIP Weetebula particularly the cooperation between STKIP Weetebula and Misereor that includes The University of Osnabrück Germany. The third part of this paper explains international cooperation at STKIP Weetebula based on Hofstede’s Cultural Dimensions. Some of the explanations are from the result of the external evaluation of several international cooperation programs supported by Germany partners which include international partners such as Misereor, AGEH, The University of Osnabrück, and KMW.Cross Cultural, International Cooperation","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121770004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
E. N. Patty, Cornelia Sri Sulasmi Padaka, Maria Imakulata Bora, Frenly Martha Ate, Serliana Muri Ate, Elisabeth Kaley, Tresia Desinta Wole, Marselina Osa Awa, Antonius Gawi Lokku, Kanisius Bili Bulu
Handphone merupakan sebuah perangkat elektronik yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Keberadaannya sangat mempermudah berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Untuk kestabilan pengoperasian handphone membutuhkan energy dalam bentuk baterai yang dapat digunakan untuk menghidupkan handphone.Charger handphone merupakan sarana yang dipergunakan untuk pengisian daya pada baterai. Adakalanya di daerah yang kekurangan aliran listrik (PLN), penggunaan handphone untuk akses informasi dan komunikasi menjadi terhambat. Berdasarkan kondisi ini maka dirancang sebuah alat charger sederhana yang dapat dipergunakan mencas handphone dengan memanfaatkan energy dari alam seperti panas api dan panas uap air yang dirancang dengan bantuan elemen peltier sebagai penghantar panas untuk menghasilkan tegangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan oleh elemen peltier pada charger yang dirancang.Keywords: Charger handphone, elemen peltier
{"title":"Pemanfaatan Panas Pada Elemen Peltier Untuk Membuat Charger Handphone","authors":"E. N. Patty, Cornelia Sri Sulasmi Padaka, Maria Imakulata Bora, Frenly Martha Ate, Serliana Muri Ate, Elisabeth Kaley, Tresia Desinta Wole, Marselina Osa Awa, Antonius Gawi Lokku, Kanisius Bili Bulu","doi":"10.53395/JES.V4I1.146","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I1.146","url":null,"abstract":"Handphone merupakan sebuah perangkat elektronik yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Keberadaannya sangat mempermudah berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Untuk kestabilan pengoperasian handphone membutuhkan energy dalam bentuk baterai yang dapat digunakan untuk menghidupkan handphone.Charger handphone merupakan sarana yang dipergunakan untuk pengisian daya pada baterai. Adakalanya di daerah yang kekurangan aliran listrik (PLN), penggunaan handphone untuk akses informasi dan komunikasi menjadi terhambat. Berdasarkan kondisi ini maka dirancang sebuah alat charger sederhana yang dapat dipergunakan mencas handphone dengan memanfaatkan energy dari alam seperti panas api dan panas uap air yang dirancang dengan bantuan elemen peltier sebagai penghantar panas untuk menghasilkan tegangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tegangan yang dihasilkan oleh elemen peltier pada charger yang dirancang.Keywords: Charger handphone, elemen peltier","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130253861","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan bahasa halus kepada anak sebagai bentuk polietnes (bentuk hormat), hal ini terjadi pada tingkat tutur bahasa Sasak. Penelitian ini termasuk metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara, teknik rekam dan catat. Metode analisis data dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data-data kedalam tiap-tiap jenis tingkat tutur bahasa Sasak dan mengidentifikasi leksikon-leksikon dengan melihat dari sisi bentuk dan makna baik makna leksikal maupun gramatikal, hal ini terdapat pada masing-masing tingkat tutur dalam masyarakat Sasak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penerapan bahasa Sasak halus kepada anak sebagai bentuk hormat (polietnes), hal ini juga sebagai pemerolehan bahasa pertama kepada anak dan bertujuan untuk membangun kerakter anak sejak dini.
{"title":"Bahasa Halus Kepada Anak Sebagai Bentuk Polieitnes Dalam Tingkat Tutur Bahasa Sasak","authors":"Zainul Zainul","doi":"10.53395/jes.v4i1.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v4i1.160","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan bahasa halus kepada anak sebagai bentuk polietnes (bentuk hormat), hal ini terjadi pada tingkat tutur bahasa Sasak. Penelitian ini termasuk metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara, teknik rekam dan catat. Metode analisis data dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data-data kedalam tiap-tiap jenis tingkat tutur bahasa Sasak dan mengidentifikasi leksikon-leksikon dengan melihat dari sisi bentuk dan makna baik makna leksikal maupun gramatikal, hal ini terdapat pada masing-masing tingkat tutur dalam masyarakat Sasak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penerapan bahasa Sasak halus kepada anak sebagai bentuk hormat (polietnes), hal ini juga sebagai pemerolehan bahasa pertama kepada anak dan bertujuan untuk membangun kerakter anak sejak dini.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124081414","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}