Agama apapun dalam karya pewartaan dan misinya selalu dihadapkan dengan budaya lokal, yang di dalamnya ada agama lokalnya juga. Misi tradisional agama-agama modern selama ini cenderung memusnahkan agama dan budaya lokal karena dianggap sebagai penghalang penyebaran agama-agama modern itu. Fakta menunjukkan bahwa ada banyak resistensi dari masyarakat lokal (insider) terhadap tuntutan agama modern seperti itu. Mereka merasa tercabut dari akar kehidupan mereka. Akibat lebih lanjut adalah iman mereka pun dangkal-dangkal saja, selain misi ditolak. Banyak orang memeluk agama-agama modern hanya karena tuntutan sosial dan administrasi pemerintahan, bukan karena suatu pengakuan akan iman agama-agama modern. Cara bermisi seperti inilah yang saya lihat kurang pas. Penelitian ini mencoba menggunakan paham-paham dan upacara-upacara budaya khususnya dalam hal kematian sebagai wadah misi (evangelisasi), dan tidak dilihat sebagai penghalang. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dalam mengumpulkan data, sementara pembahasannya menggunakan metode kualitatif etnografis (deskriptif). Tujuan jangka panjang dari hasil penelitian ini adalah menjadi pedoman pastoral untuk evangelisasi iman kristiani di Sumba. Sementara target khusus yang ingin dicapi dari penelitian ini adalah memberi pemahaman baru dan juga sekaligus solusi berpastoral yang selama ini dianggap berat dan sulit karana benturan budaya yang sulit ditembusKata Kunci:Evangelisasi
{"title":"Paham dan Upacara Kematian dalam Agama Marapu sebagai Wadah Evangelisasi Iman Kristiani di Sumba-Nusa Tenggara Timur","authors":"Doni Kelen, Silvester Nusa","doi":"10.53395/jes.v3i2.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i2.54","url":null,"abstract":"Agama apapun dalam karya pewartaan dan misinya selalu dihadapkan dengan budaya lokal, yang di dalamnya ada agama lokalnya juga. Misi tradisional agama-agama modern selama ini cenderung memusnahkan agama dan budaya lokal karena dianggap sebagai penghalang penyebaran agama-agama modern itu. Fakta menunjukkan bahwa ada banyak resistensi dari masyarakat lokal (insider) terhadap tuntutan agama modern seperti itu. Mereka merasa tercabut dari akar kehidupan mereka. Akibat lebih lanjut adalah iman mereka pun dangkal-dangkal saja, selain misi ditolak. Banyak orang memeluk agama-agama modern hanya karena tuntutan sosial dan administrasi pemerintahan, bukan karena suatu pengakuan akan iman agama-agama modern. Cara bermisi seperti inilah yang saya lihat kurang pas. Penelitian ini mencoba menggunakan paham-paham dan upacara-upacara budaya khususnya dalam hal kematian sebagai wadah misi (evangelisasi), dan tidak dilihat sebagai penghalang. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dalam mengumpulkan data, sementara pembahasannya menggunakan metode kualitatif etnografis (deskriptif). Tujuan jangka panjang dari hasil penelitian ini adalah menjadi pedoman pastoral untuk evangelisasi iman kristiani di Sumba. Sementara target khusus yang ingin dicapi dari penelitian ini adalah memberi pemahaman baru dan juga sekaligus solusi berpastoral yang selama ini dianggap berat dan sulit karana benturan budaya yang sulit ditembusKata Kunci:Evangelisasi","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126887453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rizka Donny Agung Saputra, Wahab Jufri, Agus Ramdani
Literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis merupakan kompetensi yang penting untuk dipetakan sejak dini. kedua kompetensi siswa tersebut harus dianalisa perkembangannya dan senantiasa harus selalu dikembangkan karena sangat diperlukan oleh siswa kita agar mampu bersaing pada abad 21 nantinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil tingkat kemampuan Literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis siswa SMP di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis siswa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. 347 siswa dijadikan subjek penelitian untuk pengukuran tingkat literasi sains dasar dan 333 siswa dijadikan subjek penelitian dalam pengukuran kecenderungan berpikir kritis. Data dikumpulkan menggunakan tes literasi sains dasar dan tes kecenderungan berpikir kritis. Untuk mengetahui profil literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis siswa, data penelitian dianalisis secara deskriptif, sedangkan data mengenai hubungan antara tingkat literasi sains dasar dengan kecenderungan berpikir kritis siswa dianalisis Pearson Product-Moment Correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) kemampuan literasi sains dasar siswa SMP di kabupaten Sumbawa Barat, NTB berada pada kategori rendah sedangkan kecenderungan berpikir kritis termasuk pada kategori kuat, dan 2) terdapat hubungan positif yang signifikan antara literasi sains dasar dengan kecenderungan berpikir kritis siswa.Keywords: profil, literasi sains dasar, kecenderungan berpikir kritis.
{"title":"Profil Literasi Sains Dasar Dan Kecenderungan Berpikir Kritis Siswa Smp Di Kabupaten Sumbawa Barat","authors":"Rizka Donny Agung Saputra, Wahab Jufri, Agus Ramdani","doi":"10.53395/jes.v3i2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i2.55","url":null,"abstract":"Literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis merupakan kompetensi yang penting untuk dipetakan sejak dini. kedua kompetensi siswa tersebut harus dianalisa perkembangannya dan senantiasa harus selalu dikembangkan karena sangat diperlukan oleh siswa kita agar mampu bersaing pada abad 21 nantinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil tingkat kemampuan Literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis siswa SMP di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis siswa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. 347 siswa dijadikan subjek penelitian untuk pengukuran tingkat literasi sains dasar dan 333 siswa dijadikan subjek penelitian dalam pengukuran kecenderungan berpikir kritis. Data dikumpulkan menggunakan tes literasi sains dasar dan tes kecenderungan berpikir kritis. Untuk mengetahui profil literasi sains dasar dan kecenderungan berpikir kritis siswa, data penelitian dianalisis secara deskriptif, sedangkan data mengenai hubungan antara tingkat literasi sains dasar dengan kecenderungan berpikir kritis siswa dianalisis Pearson Product-Moment Correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) kemampuan literasi sains dasar siswa SMP di kabupaten Sumbawa Barat, NTB berada pada kategori rendah sedangkan kecenderungan berpikir kritis termasuk pada kategori kuat, dan 2) terdapat hubungan positif yang signifikan antara literasi sains dasar dengan kecenderungan berpikir kritis siswa.Keywords: profil, literasi sains dasar, kecenderungan berpikir kritis.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128581112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract: The learning of mathematics which was carried out in SMA was still concentrated on the teacher and made the students as the object of learning so that cause the low activity and the achievement of beal student of class X SMA Muhammadiyah Mataram especially on Logarithma material. To overcome this, teachers should be able to create learning that involves students actively so that student achievement could increase. One of them was by applying cooperative learning model of Group Investigation type. Therefore, a classroom action research is conducted to increase the activity and learning achievement of students of 10th of SMA (senior high school) Muhammadiyah Mataram academic year 2012/2013 on logarithmic material by applying cooperative type model of investigation group. This study was conducted in two cycles with each cycle consisting of three meetings. The success indicator of this research is the increasing of student activity activity at least active categorized and experiencing the increase of the average score from cycle to cycle two and student achievement increase if classical completeness of each cycle is classically at least 85% and reaches the average value of at least 70. Result research showed the student's learning achievement increases but has not yet reached a classical mastery. Thus, it could be concluded that the application of cooperative type study group investigation could increase the activity but not yet able to improve student achievement in the material of logarithm of 10thclass of senior high school at academic year 2012/2013.
{"title":"Penerapan Model Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Pembelajaran Logaritma dalam Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa","authors":"Setiawan Budi Sartati, Sripatmi Sripatmi, Nurul Hikmah","doi":"10.53395/jes.v3i1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.1","url":null,"abstract":"Abstract: The learning of mathematics which was carried out in SMA was still concentrated on the teacher and made the students as the object of learning so that cause the low activity and the achievement of beal student of class X SMA Muhammadiyah Mataram especially on Logarithma material. To overcome this, teachers should be able to create learning that involves students actively so that student achievement could increase. One of them was by applying cooperative learning model of Group Investigation type. Therefore, a classroom action research is conducted to increase the activity and learning achievement of students of 10th of SMA (senior high school) Muhammadiyah Mataram academic year 2012/2013 on logarithmic material by applying cooperative type model of investigation group. This study was conducted in two cycles with each cycle consisting of three meetings. The success indicator of this research is the increasing of student activity activity at least active categorized and experiencing the increase of the average score from cycle to cycle two and student achievement increase if classical completeness of each cycle is classically at least 85% and reaches the average value of at least 70. Result research showed the student's learning achievement increases but has not yet reached a classical mastery. Thus, it could be concluded that the application of cooperative type study group investigation could increase the activity but not yet able to improve student achievement in the material of logarithm of 10thclass of senior high school at academic year 2012/2013.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117245912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
One of the specific areas that have received less attention from the government is a specific area with a semi-arid climate conditions, where low rainfall and high evapotranspiration potential causes NTT especially Southwest Sumba Regency has a problem providing sanitation facilities, especially in the domestic waste water infrastructure. Therefore in this study wanted to know the state of the capacity of communities and the factors that affect the sustainability of the waste water sanitation technologies that can be determined in accordance with regional technology studies. Some of the factors that capacity factors examined include institutional, economic, environmental, technical, and socio cultural. To know this, do data collection using questionnaires and field observations. Next, will be analyzed by descriptive, crostab, and Analytical Hierarcy Proscess (AHP) to determine the priority factors and sub- factors that affect the sustainability of sanitation to obtain the most suitable sanitation technologies from the descriptive analysis showed that 50 % of respondents do not have sanitation facilities and conduct defecation gratuitous (BABS) in the garden and clean themselves using leaf litter. Crostab analysis can be seen that there is a relationship between level of education and income against WC ownership, how to clean themselves, and acceptance of the technology offered. AHP analysis which provides results that the most influential factor in the choice of sanitation technology is a technical factor. But the results of advice most appropriate technology for a specific area of dryland communities is cubluk, cubluk twin, and ecosan.From the overall results of the analysis obtained on sanitation technologies for arid areas is cubluk one hole with dry system.Keywords: community capacity analisys, specific dry areas, sanitation technology
{"title":"ANALISIS KAPASITAS MASYARAKAT UNTUK IDENTIFIKASI TEKNOLOGI SANITASI DI KAWASAN SPESIFIK DAERAH KERING (STUDI KASUS DI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NTT)","authors":"Samahatud Durriyyah","doi":"10.53395/jes.v3i1.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.19","url":null,"abstract":"One of the specific areas that have received less attention from the government is a specific area with a semi-arid climate conditions, where low rainfall and high evapotranspiration potential causes NTT especially Southwest Sumba Regency has a problem providing sanitation facilities, especially in the domestic waste water infrastructure. Therefore in this study wanted to know the state of the capacity of communities and the factors that affect the sustainability of the waste water sanitation technologies that can be determined in accordance with regional technology studies. Some of the factors that capacity factors examined include institutional, economic, environmental, technical, and socio cultural. To know this, do data collection using questionnaires and field observations. Next, will be analyzed by descriptive, crostab, and Analytical Hierarcy Proscess (AHP) to determine the priority factors and sub- factors that affect the sustainability of sanitation to obtain the most suitable sanitation technologies from the descriptive analysis showed that 50 % of respondents do not have sanitation facilities and conduct defecation gratuitous (BABS) in the garden and clean themselves using leaf litter. Crostab analysis can be seen that there is a relationship between level of education and income against WC ownership, how to clean themselves, and acceptance of the technology offered. AHP analysis which provides results that the most influential factor in the choice of sanitation technology is a technical factor. But the results of advice most appropriate technology for a specific area of dryland communities is cubluk, cubluk twin, and ecosan.From the overall results of the analysis obtained on sanitation technologies for arid areas is cubluk one hole with dry system.Keywords: community capacity analisys, specific dry areas, sanitation technology","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132217840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika peserta didikSMA se-Kecamatan Kota Tambolaka. Subjek penelitian yaitu peserta didikkelas X SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka Tahun Ajaran 2016/2017 yangberjumlah 60 peserta didik. Metode pengumpulan data dengan metodekuesioner dan dokumentasi. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasiProduct Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumusAlpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dan teknik analisis korelasi yang dilanjutkan dengananalisis regresi dengan tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar5%. Data prestasi belajar yang diambil dari hasil tes butir soal prestasi. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antaraminat belajar dan hasil belajar peserta didik SMA se-Kecamatan KotaTambolaka tahun ajaran 2016/2017. Dimana dalam penelitian ini, terdapat 3SMA yang diteliti yakni: SMA Alfonsus, SMA Marapati, dan SMA PGRI. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji-t ternyata (dengan taraf signifikan 5%) dimana t hitung = 70.97 dan t tabel= 1.671.Kata Kunci : Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Fisika
本研究的目的是找出参与者的学习动机和物理成绩之间的显著联系。该研究的题目是,参加者在2017年12月16日坦博拉卡市(Tambolaka city of 2017 - 2017学年)X级高中街道(X - high school)扫盲中,共有60名学生。数据收集方法采用方法论和文件。有效性测试是通过皮尔森瞬间的相互关联生产技术进行的。而可靠性测试使用了Cronbach公式。数据分析技术采用皮尔逊生产力矩技术和相关分析技术,以确定分析结果的平均水平进行回归分析。学习成绩数据取自绩效考核。根据对研究结果的分析和讨论,可以得出结论,高中学生在2016/2017学年坦波拉卡市街道和学习成绩之间有着显著的积极联系。在这项研究中,研究对象包括阿方斯高中、马拉帕提高中和PGRI高中。通过使用uj -t分析结果可以证明这一点(显著5%),t计算为= 7097,t表= 1671。关键词:学习动力和学习物理的成就
{"title":"Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajarfisika Peserta Didik SMA Se-Kecamatan Kota Tambolaka Tahun Ajaran 2016/2017","authors":"Utu Lendi, Fakhruddin Uddin, Melkianus Suluh","doi":"10.53395/jes.v3i1.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.50","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika peserta didikSMA se-Kecamatan Kota Tambolaka. Subjek penelitian yaitu peserta didikkelas X SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka Tahun Ajaran 2016/2017 yangberjumlah 60 peserta didik. Metode pengumpulan data dengan metodekuesioner dan dokumentasi. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasiProduct Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumusAlpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dan teknik analisis korelasi yang dilanjutkan dengananalisis regresi dengan tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar5%. Data prestasi belajar yang diambil dari hasil tes butir soal prestasi. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antaraminat belajar dan hasil belajar peserta didik SMA se-Kecamatan KotaTambolaka tahun ajaran 2016/2017. Dimana dalam penelitian ini, terdapat 3SMA yang diteliti yakni: SMA Alfonsus, SMA Marapati, dan SMA PGRI. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji-t ternyata (dengan taraf signifikan 5%) dimana t hitung = 70.97 dan t tabel= 1.671.Kata Kunci : Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Fisika","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129522981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan charger handphone menggunakan panel surya sebagai sumber arus di rumah diskusi STKIP Weetebula. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah charger handphone panel surya ini praktis digunakan. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Prosedur yang digunakan dimulai dari mencari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi desain, revisi produk, dan produk massal. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna charger handphone panel surya di rumah diskusi STKIP Weetebula. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa charger handphone panel surya yang dikembangkan memiliki validasi dalam kategori sangat baik dan praktis digunakan.Kata kunci: Charger Handphone; Panel Surya; Sumber tenaga
{"title":"Pengembangan Charger Handphone Menggunakan Panel Surya Sebagai Sumber Tenaga di Rumah Diskusi STKIP Weetebula","authors":"E. N. Patty","doi":"10.53395/jes.v3i1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.3","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan charger handphone menggunakan panel surya sebagai sumber arus di rumah diskusi STKIP Weetebula. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah charger handphone panel surya ini praktis digunakan. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Prosedur yang digunakan dimulai dari mencari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi desain, revisi produk, dan produk massal. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna charger handphone panel surya di rumah diskusi STKIP Weetebula. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa charger handphone panel surya yang dikembangkan memiliki validasi dalam kategori sangat baik dan praktis digunakan.Kata kunci: Charger Handphone; Panel Surya; Sumber tenaga","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122000699","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yuslianti Bayo, Amirudin Supu, Desak Made Anggreini
Yuslianti Bayo. Analisis Tes Butur Soal Buatan Guru Fisika SMP Se-kecamatan Loura untuk ujian Akhir Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Fisika. Di bimbing oleh Dr. Amiruddin, M.si, dan Desak Made Anggraeni, M.Pd.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal buatan guru fisika SMP Se-kecamatan Loura untuk ujian akhir semester genap tahun ajaran 2015/2016, jika ditinjau dari aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.Hasil analisis tersebut menggambarkan bahwa soal-soal tersebut didominasi pada analisis validitas, untuk SMPK St. Paulus Karuni dengan presentase yang diperoleh 50% (sangat rendah), 20% (rendah), 20% (cukup), dan 10 % (sangat tinggi). Untuk SMP Satap Gokat dengan presentase yang diperoleh 30% (sangat rendah), 20% (rendah), 15% (cukup) dan 35% (tinggi). Sedangkan untuk SMP Satap Katewel dengan presentase yang diperoleh 35 % (sangat rendah), 20% (rendah), 15% (cukup) dan 35% (tinggi) jadi secara umum memiliki tingkat kesukaran yang belum berimbang, reliabilitas dengan memiliki kategori tinggi untuk SMPK St.Paulus Karuni dengan nilai 9,303, untuk SMP Satap Gokata 0,976 sedangkan SMP Satap Katewel 0,850. Tingkat kesukaran untuk SMPK St.Paulus Karuni, dengan memiliki kategori sedang 65% dan sukar 35%, SMP Satap Gokat memiliki kategori sedang 80% dan sukar 20%, untuk SMP Satap Katewel memiliki kategori sedang 95% dan sukar 5%, daya pembeda untuk SMPK St.Paulus Karuni memiliki kategori jelek (50%), 15%(baik) dan 35% (baik sekali), SMP Satap Gokata memiliki kategori jelek (30%), 40% (cukup), 5% (baik) dan 25% (baik sekali). Berdasarkan hasil peneliti bahwa guru mata pelajaran Fisika yang menyusun soal-soal ujian akhir semester genap tahun ajaran 2015/2016, soal-soal tersebut cukup berkualitas.Kata kunci : analisis butir soal
{"title":"Analisis Tes Butir Soal Buatan Guru Fisika SMP","authors":"Yuslianti Bayo, Amirudin Supu, Desak Made Anggreini","doi":"10.53395/jes.v3i1.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.53","url":null,"abstract":"Yuslianti Bayo. Analisis Tes Butur Soal Buatan Guru Fisika SMP Se-kecamatan Loura untuk ujian Akhir Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Fisika. Di bimbing oleh Dr. Amiruddin, M.si, dan Desak Made Anggraeni, M.Pd.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal buatan guru fisika SMP Se-kecamatan Loura untuk ujian akhir semester genap tahun ajaran 2015/2016, jika ditinjau dari aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.Hasil analisis tersebut menggambarkan bahwa soal-soal tersebut didominasi pada analisis validitas, untuk SMPK St. Paulus Karuni dengan presentase yang diperoleh 50% (sangat rendah), 20% (rendah), 20% (cukup), dan 10 % (sangat tinggi). Untuk SMP Satap Gokat dengan presentase yang diperoleh 30% (sangat rendah), 20% (rendah), 15% (cukup) dan 35% (tinggi). Sedangkan untuk SMP Satap Katewel dengan presentase yang diperoleh 35 % (sangat rendah), 20% (rendah), 15% (cukup) dan 35% (tinggi) jadi secara umum memiliki tingkat kesukaran yang belum berimbang, reliabilitas dengan memiliki kategori tinggi untuk SMPK St.Paulus Karuni dengan nilai 9,303, untuk SMP Satap Gokata 0,976 sedangkan SMP Satap Katewel 0,850. Tingkat kesukaran untuk SMPK St.Paulus Karuni, dengan memiliki kategori sedang 65% dan sukar 35%, SMP Satap Gokat memiliki kategori sedang 80% dan sukar 20%, untuk SMP Satap Katewel memiliki kategori sedang 95% dan sukar 5%, daya pembeda untuk SMPK St.Paulus Karuni memiliki kategori jelek (50%), 15%(baik) dan 35% (baik sekali), SMP Satap Gokata memiliki kategori jelek (30%), 40% (cukup), 5% (baik) dan 25% (baik sekali). Berdasarkan hasil peneliti bahwa guru mata pelajaran Fisika yang menyusun soal-soal ujian akhir semester genap tahun ajaran 2015/2016, soal-soal tersebut cukup berkualitas.Kata kunci : analisis butir soal","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115406371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa SMP Se-Kecamatan Kota Tambolaka. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan instrumen berupa angket dari variabel motivasi dan variabel kedisiplinan, sedangkan berupa tes tertulis dari hasil belajar dengan jumlah soal masing-masing variabel 30 nomor. Berdasarkan hasil analisis data pada uji korelasi korelasi antara motivasi (X1) terhadap hasil belajar fisika(Y). Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diperoleh bahwa rhitung = 0,326 lebih besar dari rtabel = 0,294. Hal ini menunjukkan bahawa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga terdapat hubungan antara motivasi (x1) terhadap hasil belajar fisika (Y). Sedangkan, perhitungan pengujian korelasi antara kedisiplinan (X2) terhadap hasil belajar fisika (Y) maka diperoleh rhitung = 0,169 lebih kecil dari rtabel = 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga tidak terdapat hubungan antara kedisiplinan (X2) terhadap hasil belajar fisika (Y).dengan menggunakan uji regresi ganda yang telah dilakukan, diperoleh hasil Fhitung= 0,1694 lebih kecil dari Ftabel= 3,220 maka Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel motivasi dan kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar fisika.Kata-kata kunci: motivasi belajar, kedisiplinan sisiwa dan prestasi belajar
{"title":"Hubungan Motivasi Belajar Dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fisika Siswa SMP Se-Kecamatan Kota Tambolaka Tahun Pelajaran 2016/2017","authors":"Ignasius Melkianus Umbu Moto, Fakhruddin Uddin, Yohanes Umbu Kaleka","doi":"10.53395/jes.v3i1.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.52","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa SMP Se-Kecamatan Kota Tambolaka. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan instrumen berupa angket dari variabel motivasi dan variabel kedisiplinan, sedangkan berupa tes tertulis dari hasil belajar dengan jumlah soal masing-masing variabel 30 nomor. Berdasarkan hasil analisis data pada uji korelasi korelasi antara motivasi (X1) terhadap hasil belajar fisika(Y). Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diperoleh bahwa rhitung = 0,326 lebih besar dari rtabel = 0,294. Hal ini menunjukkan bahawa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga terdapat hubungan antara motivasi (x1) terhadap hasil belajar fisika (Y). Sedangkan, perhitungan pengujian korelasi antara kedisiplinan (X2) terhadap hasil belajar fisika (Y) maka diperoleh rhitung = 0,169 lebih kecil dari rtabel = 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga tidak terdapat hubungan antara kedisiplinan (X2) terhadap hasil belajar fisika (Y).dengan menggunakan uji regresi ganda yang telah dilakukan, diperoleh hasil Fhitung= 0,1694 lebih kecil dari Ftabel= 3,220 maka Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel motivasi dan kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar fisika.Kata-kata kunci: motivasi belajar, kedisiplinan sisiwa dan prestasi belajar","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126068286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The first part of this paper explains the team development of Tuckmans and Edisons models including the differences between these two models. The paper starts with Tuckmans model, which is known as a traditional model of team development. In 1965, Tuckman stated that an organization that would like to accomplish its goal through teamwork followed four main stages of team development, which he named as forming, storming, norming and performing. In 1977, Tuckman and Mary Ann Jansen added a fifth stage named adjourning. In 2011, Edison assessed that Tuckmans model could be further developed. Tuckman's traditional model is needed for understanding a team's basic functional stages, but his model needs to be expanded for greater understanding of team development, especially during a team's dysfunctional phases. This articleidentifies one phase of team development that complements the classic five phases developed by Tuckman. To reach the objectives of a project team, it is important to understand and review thedysfunctional phases (conforming and deforming) that a team encounters so that appropriate corrective actions can be taken to aid a team in becoming high-performing.Based on the analysis of those two models, this article explains the integration of these models when applied by STKIP Weetebula team when working on improving the learning process. The main goal of the team is developing and implementing a new subject on the curriculum of all study programs of STKIP Weetebula, Sumba, Indonesia. The new subject is named as SPS (Seminar-Praktek-Sekolah/Seminar-Practice-Schools). The team has started to work from August 2016 to August 2017. The team has designed an action planning for SPS and has implemented it in March 2017. The team consists of 2 pedagogical advisors/facilitator from Germany, 6 STKIP lecturers, and 1 staff member. This article shows how SPS team works to reach its goals by integration of team development stages of Tuckmans and Edisons models.
本文的第一部分解释了塔克曼斯和爱迪生模型的团队发展,包括这两个模型之间的差异。本文从塔克曼斯模型入手,该模型被称为团队发展的传统模型。1965年,塔克曼指出,一个想要通过团队合作实现其目标的组织要经历四个主要的团队发展阶段,他将其命名为形成、风暴、规范和执行。1977年,塔克曼和玛丽·安·詹森增加了第五阶段,名为休庭。2011年,爱迪生评估塔克曼斯模型可以进一步发展。塔克曼的传统模型对于理解团队的基本功能阶段是必要的,但他的模型需要扩展,以便更好地理解团队发展,特别是在团队的功能失调阶段。本文确定了团队发展的一个阶段,它补充了塔克曼提出的经典的五个阶段。为了达到项目团队的目标,理解和回顾团队遇到的功能失调阶段(符合和变形)是很重要的,这样就可以采取适当的纠正措施来帮助团队变得高效。在分析这两个模型的基础上,本文解释了STKIP Weetebula团队在改进学习过程中应用这些模型时的集成。该团队的主要目标是在印度尼西亚松巴市威泰布拉市STKIP所有学习项目的课程中开发和实施一门新课程。新的科目被命名为SPS(研讨会- praktek - sekolah /研讨会-实践-学校)。该团队于2016年8月至2017年8月开始工作。该小组为SPS设计了一项行动计划,并于2017年3月实施。该团队由2名来自德国的教学顾问/辅导员,6名STKIP讲师和1名工作人员组成。本文展示了SPS团队如何通过整合Tuckmans和edison模型的团队发展阶段来实现其目标。
{"title":"Tuckman and Tom Edison model of team developments applied by STKIP Weetebula team for implementation of SPS (Seminar-Practice-School).","authors":"Kii Yape Wilhelmus","doi":"10.53395/jes.v3i1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.42","url":null,"abstract":"The first part of this paper explains the team development of Tuckmans and Edisons models including the differences between these two models. The paper starts with Tuckmans model, which is known as a traditional model of team development. In 1965, Tuckman stated that an organization that would like to accomplish its goal through teamwork followed four main stages of team development, which he named as forming, storming, norming and performing. In 1977, Tuckman and Mary Ann Jansen added a fifth stage named adjourning. In 2011, Edison assessed that Tuckmans model could be further developed. Tuckman's traditional model is needed for understanding a team's basic functional stages, but his model needs to be expanded for greater understanding of team development, especially during a team's dysfunctional phases. This articleidentifies one phase of team development that complements the classic five phases developed by Tuckman. To reach the objectives of a project team, it is important to understand and review thedysfunctional phases (conforming and deforming) that a team encounters so that appropriate corrective actions can be taken to aid a team in becoming high-performing.Based on the analysis of those two models, this article explains the integration of these models when applied by STKIP Weetebula team when working on improving the learning process. The main goal of the team is developing and implementing a new subject on the curriculum of all study programs of STKIP Weetebula, Sumba, Indonesia. The new subject is named as SPS (Seminar-Praktek-Sekolah/Seminar-Practice-Schools). The team has started to work from August 2016 to August 2017. The team has designed an action planning for SPS and has implemented it in March 2017. The team consists of 2 pedagogical advisors/facilitator from Germany, 6 STKIP lecturers, and 1 staff member. This article shows how SPS team works to reach its goals by integration of team development stages of Tuckmans and Edisons models.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130479775","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif entrepreneurship kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dimana peneliti menggambarkan fenomena yang diamati dengan lebih detail menggunakan data-data berupa data kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di Kota Mataram yang berjumlah 295 guru. Sampel penelitian ini adalah sebagian dari jumlah guru SMK Negeri di Kota Mataram yang berjumlah 75 guru dengan menggunakan teknik proportionate random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif entrepreneurship kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram sebesar 11,8% yang dibuktikan dengan dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,003 lebih kecil dari level 0,05.Kata kunci: Entrepreneurship, Kepala Sekolah, Kinerja Guru.
{"title":"Pengaruh Entrepreneurship Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru","authors":"Sigap Sigap, D. Setiadi, S. Sukardi","doi":"10.53395/jes.v3i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i1.5","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif entrepreneurship kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dimana peneliti menggambarkan fenomena yang diamati dengan lebih detail menggunakan data-data berupa data kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di Kota Mataram yang berjumlah 295 guru. Sampel penelitian ini adalah sebagian dari jumlah guru SMK Negeri di Kota Mataram yang berjumlah 75 guru dengan menggunakan teknik proportionate random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif entrepreneurship kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Mataram sebesar 11,8% yang dibuktikan dengan dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,003 lebih kecil dari level 0,05.Kata kunci: Entrepreneurship, Kepala Sekolah, Kinerja Guru.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129650163","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}