I. W. Sukarjita, F. Fakhruddin, Yusniati H. Muh. Yusuf, Maria Y. Giri
Artikel ini memuat analisis pelaksanaan pembelajaran Sains dalam setting Lesson Study for Learning Community (LSLC) dengan menerapkan model pembelajaran MOTORIC. Tujuannya adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan dampak penerapan LSLC dalam pembelajaran model MOTORIC terhadap peningkatan kualitas proses belajar Sains. MOTORIC adalah sebuah model pembelajaran yang terdiri dari 7 tahapan pembelajaran yaitu Motivation, Observation, Talking, Orientation, Reflection, Implementation dan Confirmation.Implementasi model MOTORIC dalam pembelajaran dilakukan dalam setting Lesson Study for Learning Community (LSLC) dengan tahapan plan, do dan see. Open lesson dilakukan pada mata pelajaran Sains siswa kelas VII SMPN 13 Kupang sebagai salah satu sekolah mitra dalam pengembangan LSLC di Kota Kupang yang menerapkan Kurikulum Tahun 2013. Guru modelnya adalah ibu Maria Y. Giri, S.Pd salah satu guru Sains SMP N 13 Kupang.Berdasarkan hasil observasi dan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran MOTORIC dalam setting LSLC efektif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Sains sebagaimana yang diharapkan oleh konsep LSLC, yakni semua siswa berhak untuk belajar, siswa belajar kolaboratif dan menyenangkan, antara siswa saling mendukung untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Aktivitas siswa pada akhir siklus menunjukkan sebanyak 53.49% berada dalam kategori sangat aktif dan terkategori cukup aktif sebesar 30.93%. Kata Kunci: LSLC, model pembelajaran, MOTORIC, Sains
{"title":"Lesson Study For Learning Community Dalam Model Pembelajaran Motoric","authors":"I. W. Sukarjita, F. Fakhruddin, Yusniati H. Muh. Yusuf, Maria Y. Giri","doi":"10.53395/JES.V4I1.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I1.86","url":null,"abstract":"Artikel ini memuat analisis pelaksanaan pembelajaran Sains dalam setting Lesson Study for Learning Community (LSLC) dengan menerapkan model pembelajaran MOTORIC. Tujuannya adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan dampak penerapan LSLC dalam pembelajaran model MOTORIC terhadap peningkatan kualitas proses belajar Sains. MOTORIC adalah sebuah model pembelajaran yang terdiri dari 7 tahapan pembelajaran yaitu Motivation, Observation, Talking, Orientation, Reflection, Implementation dan Confirmation.Implementasi model MOTORIC dalam pembelajaran dilakukan dalam setting Lesson Study for Learning Community (LSLC) dengan tahapan plan, do dan see. Open lesson dilakukan pada mata pelajaran Sains siswa kelas VII SMPN 13 Kupang sebagai salah satu sekolah mitra dalam pengembangan LSLC di Kota Kupang yang menerapkan Kurikulum Tahun 2013. Guru modelnya adalah ibu Maria Y. Giri, S.Pd salah satu guru Sains SMP N 13 Kupang.Berdasarkan hasil observasi dan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran MOTORIC dalam setting LSLC efektif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Sains sebagaimana yang diharapkan oleh konsep LSLC, yakni semua siswa berhak untuk belajar, siswa belajar kolaboratif dan menyenangkan, antara siswa saling mendukung untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Aktivitas siswa pada akhir siklus menunjukkan sebanyak 53.49% berada dalam kategori sangat aktif dan terkategori cukup aktif sebesar 30.93%. Kata Kunci: LSLC, model pembelajaran, MOTORIC, Sains","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"179 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124482806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anastasia Ndoda Ripi, I. W. Sukarjita, Melkianus Suluh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka tahun ajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA se-kecamatan Kota Tambolaka, dengan mengambil sampel 55 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui angket minat belajar dan tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistic korelasi product moment. Hasil dari uji validitas soal tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika diperoleh 30 butir soal yang dinyatakan valid dari 35 butir soal yang diujicobakan. Hasil dari uji reliabilitas diperoleh nilai r11 sebesar 0,77.Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik parametrik yaitu uji-t diperoleh hasil 29,73 1,673 pada taraf signifikan 5% yang berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka tahun ajaran 2016/2017.
{"title":"Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik SMA Se-Kecamatan Kota Tambolaka Tahun Ajaran 2016/2017","authors":"Anastasia Ndoda Ripi, I. W. Sukarjita, Melkianus Suluh","doi":"10.53395/JES.V4I1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I1.83","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka tahun ajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA se-kecamatan Kota Tambolaka, dengan mengambil sampel 55 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui angket minat belajar dan tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistic korelasi product moment. Hasil dari uji validitas soal tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika diperoleh 30 butir soal yang dinyatakan valid dari 35 butir soal yang diujicobakan. Hasil dari uji reliabilitas diperoleh nilai r11 sebesar 0,77.Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik parametrik yaitu uji-t diperoleh hasil 29,73 1,673 pada taraf signifikan 5% yang berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka tahun ajaran 2016/2017.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114275686","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupaka negara yang memiliki kecenderungan terjadinya konflik yang tinggi dikarenakan keadaan masyarakat yang plural dan memiliki berbagai karakteristik. Agar konflik tidak mengakibatkan kekerasan yang berujung pada perpecahan sosial dan rusaknya tataran sosial, maka konflik perlu dikelola dengan tepat dan terkontrol sehingga tercipta kedamaian. Menyikapi hal tersebut Sekolah Tigggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Weetebula mempersiapan calon guru dengan kemampuan mengelola konflik sebagai dasar untuk menciptakan dan mengajarkan pendidikan perdamaian. Adapun masalah penelitian adalah: apakah isi matakuliah Manajemen Konflik pada program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) di STKIP Weetebula berkaitan erat dengan tujuan pendidikan kedamaian?. Tujuan penelitian untuk mengkaji isi matakuliah Manajemen Konflik pada program studi PGSD di STKIP Weetebula dari aspek: pertama, posisi matakuliah manajemen konflik dalam kurikulum program studi PGSD; Kedua, pokok-pokok materi perkuliahan dalam setiap pertemuan, ketiga metode perkuliahan, media dan sumber rujukan matakuliah manajemen konflik. Data dihimpun dengan cara observasi, wawancara dan dokumantasi. Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian dan pengambilan kesimpulan sebagai keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa matakuliah manajemen konflik dipelajari oleh mahasiswa pada semester dua dan masuk dalam kelompok matakuliah keahlihan berkarya (MKB). Ada lima belas topik materi yang dipelajari mahasiswa dengan metode perkuliahan yang bervariasi dan dosen yang mengajar berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling dan Manejem Pendidikan. Kata Kunci: Calon Guru, Sekolah Dasar, Pendidikan Perdamaian
{"title":"Pendidikan Perdamaian Bagi Calon Guru Sekolah Dasar Di Stkip Weetebula","authors":"Heronimus Delu Pingge","doi":"10.53395/JES.V4I1.84","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I1.84","url":null,"abstract":"Indonesia merupaka negara yang memiliki kecenderungan terjadinya konflik yang tinggi dikarenakan keadaan masyarakat yang plural dan memiliki berbagai karakteristik. Agar konflik tidak mengakibatkan kekerasan yang berujung pada perpecahan sosial dan rusaknya tataran sosial, maka konflik perlu dikelola dengan tepat dan terkontrol sehingga tercipta kedamaian. Menyikapi hal tersebut Sekolah Tigggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Weetebula mempersiapan calon guru dengan kemampuan mengelola konflik sebagai dasar untuk menciptakan dan mengajarkan pendidikan perdamaian. Adapun masalah penelitian adalah: apakah isi matakuliah Manajemen Konflik pada program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) di STKIP Weetebula berkaitan erat dengan tujuan pendidikan kedamaian?. Tujuan penelitian untuk mengkaji isi matakuliah Manajemen Konflik pada program studi PGSD di STKIP Weetebula dari aspek: pertama, posisi matakuliah manajemen konflik dalam kurikulum program studi PGSD; Kedua, pokok-pokok materi perkuliahan dalam setiap pertemuan, ketiga metode perkuliahan, media dan sumber rujukan matakuliah manajemen konflik. Data dihimpun dengan cara observasi, wawancara dan dokumantasi. Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian dan pengambilan kesimpulan sebagai keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa matakuliah manajemen konflik dipelajari oleh mahasiswa pada semester dua dan masuk dalam kelompok matakuliah keahlihan berkarya (MKB). Ada lima belas topik materi yang dipelajari mahasiswa dengan metode perkuliahan yang bervariasi dan dosen yang mengajar berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling dan Manejem Pendidikan. \u0000 \u0000Kata Kunci: Calon Guru, Sekolah Dasar, Pendidikan Perdamaian","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128352384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan perangkat Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP) terhadap Kreativitas Siswa SMA N.1 Wewewa Timur dan SMA Swasta Manda Elu, Kabupaten Sumba Barat Daya, Propinsi NTT melalui pembelajaran berbasis proyek dengan produk poster. Penelitian ini menggunakan lembar penilaian produk berupa poster dengan melihat aspek-aspek kreativitas. Untuk memperoleh persentase keefektivan MPBP yaitu jumlah skor yang di peroleh di bagi dengan skor maksimal dikali dengan 100%. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati produk siswa berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar pengamatan. Hasil yang diperoleh untuk keefektifan pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas siswa adalah 62% berada pada kategori efektif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dengan produk poster dapat mengefektifkan kreativitas siswa.
{"title":"Pembelajaran Berbasis Proyek: Mendesain Poster Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa","authors":"Daindo Milla","doi":"10.53395/JES.V4I1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I1.81","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan perangkat Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP) terhadap Kreativitas Siswa SMA N.1 Wewewa Timur dan SMA Swasta Manda Elu, Kabupaten Sumba Barat Daya, Propinsi NTT melalui pembelajaran berbasis proyek dengan produk poster. Penelitian ini menggunakan lembar penilaian produk berupa poster dengan melihat aspek-aspek kreativitas. Untuk memperoleh persentase keefektivan MPBP yaitu jumlah skor yang di peroleh di bagi dengan skor maksimal dikali dengan 100%. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati produk siswa berdasarkan aspek-aspek yang terdapat pada lembar pengamatan. Hasil yang diperoleh untuk keefektifan pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas siswa adalah 62% berada pada kategori efektif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dengan produk poster dapat mengefektifkan kreativitas siswa.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128186692","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis, ternyata hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai masih rendah. Hasil belajar ditentukan banyak faktor, diantaranya adalah persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar. Penelitian ini betujuan untuk mengungkap kontribusi persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar terhadap hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai. Tiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, yaitu: (1) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan berkontribusi terhadap hasil belajar, (2) cara belajar berkontribusi dengan hasil belajar, (3) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar secara bersama-sama berkontribusi terhadap hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN 1 Hiliserangkai yang berjumlah 404 orang, dan sampel sebanyak 101 orang diambil dengan menggunakan teknik stratified proposional random sampling. Instrumen yang digunakan untuk pengumpilan data adalah angket model skala Likert yang telah diuji kesahihan dan keandalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan berkontribusi 11,6% signifikan terhadap hasil belajar, (2) cara belajar berkontribusi 12,5% signifikan terhadap hasil belajar, (3) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar secara bersama-sama berkontribusi 12,3% signifikan terhadap hasil belajar. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar adalah dua faktor penting yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak-pihak yang terkait untuk dapat memperhatikan kedua faktor ini agar hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai dapat lebih meningkat.
{"title":"Kontribusi Persepsi Siswa Tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Hiliserangkai","authors":"Aprianus Telaumbanua","doi":"10.53395/JES.V4I1.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/JES.V4I1.80","url":null,"abstract":"Berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis, ternyata hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai masih rendah. Hasil belajar ditentukan banyak faktor, diantaranya adalah persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar. Penelitian ini betujuan untuk mengungkap kontribusi persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar terhadap hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai. Tiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, yaitu: (1) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan berkontribusi terhadap hasil belajar, (2) cara belajar berkontribusi dengan hasil belajar, (3) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar secara bersama-sama berkontribusi terhadap hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN 1 Hiliserangkai yang berjumlah 404 orang, dan sampel sebanyak 101 orang diambil dengan menggunakan teknik stratified proposional random sampling. Instrumen yang digunakan untuk pengumpilan data adalah angket model skala Likert yang telah diuji kesahihan dan keandalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan berkontribusi 11,6% signifikan terhadap hasil belajar, (2) cara belajar berkontribusi 12,5% signifikan terhadap hasil belajar, (3) persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar secara bersama-sama berkontribusi 12,3% signifikan terhadap hasil belajar. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan cara belajar adalah dua faktor penting yang berkontribusi terhadap hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak-pihak yang terkait untuk dapat memperhatikan kedua faktor ini agar hasil belajar siswa SMKN 1 Hiliserangkai dapat lebih meningkat.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126949176","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This paper describes the marketing planning of STKIP Weetebula to increase the number of STKIP Weetebula students according to the Medium and Long Term Development Strategy of STKIP Weetebula.The first part of this paper explains about marketing, marketing model management, stakeholder analysis and continues with explanations about STKIP Weetebula.In the second part, the key stakeholders are defined using the stakeholder matrix. Once key stakeholders are determined, the next step is to make marketing planning for key stakeholders. There are several marketing planning models that can be used by education institutions to develop a marketing planning. STKIP Weetebula choose the 7 P marketing mix because it is a marketing planning model that is quite widely used in higher education organizations and considered suitable for educational institutions such as STKIP Weetebula.
{"title":"The Application Of Model 7Ps Marketing Mix At STKIP Weetebula","authors":"Kii Yape Wilhelmus","doi":"10.53395/jes.v3i2.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i2.49","url":null,"abstract":"This paper describes the marketing planning of STKIP Weetebula to increase the number of STKIP Weetebula students according to the Medium and Long Term Development Strategy of STKIP Weetebula.The first part of this paper explains about marketing, marketing model management, stakeholder analysis and continues with explanations about STKIP Weetebula.In the second part, the key stakeholders are defined using the stakeholder matrix. Once key stakeholders are determined, the next step is to make marketing planning for key stakeholders. There are several marketing planning models that can be used by education institutions to develop a marketing planning. STKIP Weetebula choose the 7 P marketing mix because it is a marketing planning model that is quite widely used in higher education organizations and considered suitable for educational institutions such as STKIP Weetebula.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129410630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Skeleton merupakan alat gerak pasif yang berfungsi sebagai penopang tubuh dan memberi bentuk tubuh. Morfologi makhluk hidup bagian luar salah satunya dibentuk oleh bentuk skeleton, sehingga dapat dibedakan antara spesies yang satu dengan yang lain. Morfologi atau kenampakan bentuk skeleton berbeda dalam setiap perkembangan, karena mengalami diferensiasi.Pada ikan genus Rasbora, perkembangan skeleton dan perbedaan skeletonnya masih sangat sedikit dikaji, terlebih lagi pada spesies R. lateristriata.Kekhasan lain yang ingin diamati adalah bagaimana ikan ini mampu beregenerasi. Hampir semua organisme hidup mempunyai kemampuan beregenerasi. Kemampuan regenerasi masing-masing organisme tidak sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati proses kalsifikasi tulang pada Ikan Wader (Rasboralateristriata) dan mengidentifikasi regenerasi ekor ikan wader (Rasbora lateristriata). Hasilnya menunjukan bahwa ikan wader telah mengalami proses osifikasi atau penulangan sehingga pada hasil pengamatan dilihat hampir seluruh tulang ikan wader terwarnai merah yang berarti tersusun atas tulang keras. Sedangkan bagian kecil pada bagian ekor ikan terdapat warna biru yang menunjukan bahwa bagian tersebut tersusun atas tulang rawan.Ekor ikan wader yang telah dipotong utuh siripnya kembali tumbuh mulai hari ke 6 secara perlahan hingga hari ke 21 telah kembali seperti semula.Pada pengamatan ini menunjukan bahwa pada bagian ekor ikan wader terdapat stem sel sehingga ekor ikan dapat mengalami regenerasi.Kata kunci: Ikan Wader (Rasboralateristriata), Kalsifikasi, Regenerasi.
{"title":"Kalsifikasi Tulang dan Proses Regenerasi Ekor Ikan Wader (Rasbora Lateristriata)","authors":"Geterudis Kerans","doi":"10.53395/jes.v3i2.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i2.48","url":null,"abstract":"Skeleton merupakan alat gerak pasif yang berfungsi sebagai penopang tubuh dan memberi bentuk tubuh. Morfologi makhluk hidup bagian luar salah satunya dibentuk oleh bentuk skeleton, sehingga dapat dibedakan antara spesies yang satu dengan yang lain. Morfologi atau kenampakan bentuk skeleton berbeda dalam setiap perkembangan, karena mengalami diferensiasi.Pada ikan genus Rasbora, perkembangan skeleton dan perbedaan skeletonnya masih sangat sedikit dikaji, terlebih lagi pada spesies R. lateristriata.Kekhasan lain yang ingin diamati adalah bagaimana ikan ini mampu beregenerasi. Hampir semua organisme hidup mempunyai kemampuan beregenerasi. Kemampuan regenerasi masing-masing organisme tidak sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati proses kalsifikasi tulang pada Ikan Wader (Rasboralateristriata) dan mengidentifikasi regenerasi ekor ikan wader (Rasbora lateristriata). Hasilnya menunjukan bahwa ikan wader telah mengalami proses osifikasi atau penulangan sehingga pada hasil pengamatan dilihat hampir seluruh tulang ikan wader terwarnai merah yang berarti tersusun atas tulang keras. Sedangkan bagian kecil pada bagian ekor ikan terdapat warna biru yang menunjukan bahwa bagian tersebut tersusun atas tulang rawan.Ekor ikan wader yang telah dipotong utuh siripnya kembali tumbuh mulai hari ke 6 secara perlahan hingga hari ke 21 telah kembali seperti semula.Pada pengamatan ini menunjukan bahwa pada bagian ekor ikan wader terdapat stem sel sehingga ekor ikan dapat mengalami regenerasi.Kata kunci: Ikan Wader (Rasboralateristriata), Kalsifikasi, Regenerasi.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126376254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
E. N. Patty, Cornelia Sri Sulasmi Padaka, Anjelina Gheda Bara, Frenly Marta Ate, Febiola Kartika Wurung, Elisabeth Kaley, Klemensia Maria Renda
Manajemen sekolah merupakan sebuah prosedur untuk menertibkan sekolah agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari Manajemen Sekolah dimana di dalamnya terdapat beberapa bagian yang memfasilitasi berjalannya proses pembelajaran. Berdasarkan kondisi ini, kami melakukan perbandingan pelaksanaan manajemen sekolah di dua sekolah yang berada di Sumba Barat Daya yaitu SMP Seminari Sinar Buana dan SMPN 1 Loura dengan tujuan untuk mengetahui pengelolaan manajemen sarana dan prasarana yang tersedia di kedua sekolah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara kami memperoleh informasi bahwa kedua sekolah tersebut memiliki perbandingan sarana dan prasarana yang cukup baik. Dimana diperoleh hasil sebagai berikut: kedua sekolah tersebut merupakan dua dari sekolah favorit jenjang SMP dalam kategori sekolah swasta dan sekolah negeri yang ada di SBD. SMP Negeri 1 Loura memiliki jumlah siswa yang sangat banyak. Namun, disisi lain SMP Seminari Sinar Buana memiliki jumlah siswa yang sedikit lantaran sekolah ini merupakan sekolah khusus calon imam. SMP Seminari Sinar Buana memiliki suatu keunggulan dimana mata pelajaran yang terdapat pada sekolah tersebut berbeda dengan sekolah lain seperti SMP Negeri 1 Loura, karena merupakan sekolah khusus sekolah ini menambahkan mata pelajaran Bahasa Latin, Liturgi, Ekaristi dan juga memiliki sarana laboratorium MIPA, laboratorium Bahasa dan Laboratorium komputer yang memadai berjalannya proses pendidikan di sekolah ini. Disisi lain SMP Negeri 1 Loura memiliki jumlah siswa yang banyak, namun fasilitas ruang kelas, ruang lab dan mebeler yang ada pada SMP Negeri 1 Loura tersebut masih sangat kurang dan perlu ditambahkan, serta belum memiliki laboratorium bahasa. Dengan kondisi ini, nampak bahwa walaupun berstatus sekolah negeri pada kenyataannya sekolah ini masih kurang lengkap fasilitasnya ketimbang sekolah swasta. Untuk itu menurut pandangan peneliti, sekolah ini haruslah membenahi sistem manajemen yang berlangsung di sekolah terseut agar tidak kalah unggul dari sekolah lainnya. Sebab, dengan manajemen yang baik sebuah sekolah akan lebih terjamin dalam hal pelaksanaan proses pendidikan dan mutu pendidikannya
{"title":"Perbandingan Standar Sarana Dan Prasarana SMP Swasta Dan SMP Negeri","authors":"E. N. Patty, Cornelia Sri Sulasmi Padaka, Anjelina Gheda Bara, Frenly Marta Ate, Febiola Kartika Wurung, Elisabeth Kaley, Klemensia Maria Renda","doi":"10.53395/jes.v3i2.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i2.22","url":null,"abstract":"Manajemen sekolah merupakan sebuah prosedur untuk menertibkan sekolah agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari Manajemen Sekolah dimana di dalamnya terdapat beberapa bagian yang memfasilitasi berjalannya proses pembelajaran. Berdasarkan kondisi ini, kami melakukan perbandingan pelaksanaan manajemen sekolah di dua sekolah yang berada di Sumba Barat Daya yaitu SMP Seminari Sinar Buana dan SMPN 1 Loura dengan tujuan untuk mengetahui pengelolaan manajemen sarana dan prasarana yang tersedia di kedua sekolah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara kami memperoleh informasi bahwa kedua sekolah tersebut memiliki perbandingan sarana dan prasarana yang cukup baik. Dimana diperoleh hasil sebagai berikut: kedua sekolah tersebut merupakan dua dari sekolah favorit jenjang SMP dalam kategori sekolah swasta dan sekolah negeri yang ada di SBD. SMP Negeri 1 Loura memiliki jumlah siswa yang sangat banyak. Namun, disisi lain SMP Seminari Sinar Buana memiliki jumlah siswa yang sedikit lantaran sekolah ini merupakan sekolah khusus calon imam. SMP Seminari Sinar Buana memiliki suatu keunggulan dimana mata pelajaran yang terdapat pada sekolah tersebut berbeda dengan sekolah lain seperti SMP Negeri 1 Loura, karena merupakan sekolah khusus sekolah ini menambahkan mata pelajaran Bahasa Latin, Liturgi, Ekaristi dan juga memiliki sarana laboratorium MIPA, laboratorium Bahasa dan Laboratorium komputer yang memadai berjalannya proses pendidikan di sekolah ini. Disisi lain SMP Negeri 1 Loura memiliki jumlah siswa yang banyak, namun fasilitas ruang kelas, ruang lab dan mebeler yang ada pada SMP Negeri 1 Loura tersebut masih sangat kurang dan perlu ditambahkan, serta belum memiliki laboratorium bahasa. Dengan kondisi ini, nampak bahwa walaupun berstatus sekolah negeri pada kenyataannya sekolah ini masih kurang lengkap fasilitasnya ketimbang sekolah swasta. Untuk itu menurut pandangan peneliti, sekolah ini haruslah membenahi sistem manajemen yang berlangsung di sekolah terseut agar tidak kalah unggul dari sekolah lainnya. Sebab, dengan manajemen yang baik sebuah sekolah akan lebih terjamin dalam hal pelaksanaan proses pendidikan dan mutu pendidikannya","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121612998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Equal sign is a sign that is used as a link in a sentence of equality. Equal sign translated into three sections, among others, as operational namely the equal sign to show results, the equal sign as basic relationalis expressed similarity operating results, and the equal sign as substitution of implying the replacement of one representation to another. Observations indicate that the students glued to view only the equal sign as operational, it is seen from a mistake appears to the statement continued, eg 3 + 4 = 7 + 2. In response, researchers conducted a study to describestudents understanding of the equal sign to solve mathematical tasks. This study was included in the qualitative descriptive study. In this study, the data collected is the data of students work and verbal data (the interview). The subjects were six students of 7th class of MTs Attariqie Malang 2014/2015 (Junior High School), with details of two high-ability students, two students capable of being, and two low-ability students. Students' understanding of the equal sign examined further by providing tests and interviews in six research subjects. Interviews were conducted individually after the students work on the problems individually. The mathematical task load arithmetic and algebra problems. Based on the results of the study, all subjects were able to understand the equal sign as operational and the equal sign as substitution. For equal sign as the basic relational, only high-ability students were able to understand it. Understanding of medium and low student capable entrenched in operational pattern that is equal sign as operational cause confusion to understand equal sign as the basicrelational, eg,14+11=25+8where students only pay attention to the results of operations that 14 plus 11 is 25 without notice relationo f addition of 8.Keywords: equal sign, operational, basic relational, substitution, mathematic, arithmetic, algebra.
{"title":"Pemahaman Siswa Tentang Equal Sign Dalam Menyelesaikantugas Matematika","authors":"Setiawan Budi Sartati, Su Banji, Sis Woro","doi":"10.53395/jes.v3i2.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i2.46","url":null,"abstract":"Equal sign is a sign that is used as a link in a sentence of equality. Equal sign translated into three sections, among others, as operational namely the equal sign to show results, the equal sign as basic relationalis expressed similarity operating results, and the equal sign as substitution of implying the replacement of one representation to another. Observations indicate that the students glued to view only the equal sign as operational, it is seen from a mistake appears to the statement continued, eg 3 + 4 = 7 + 2. In response, researchers conducted a study to describestudents understanding of the equal sign to solve mathematical tasks. This study was included in the qualitative descriptive study. In this study, the data collected is the data of students work and verbal data (the interview). The subjects were six students of 7th class of MTs Attariqie Malang 2014/2015 (Junior High School), with details of two high-ability students, two students capable of being, and two low-ability students. Students' understanding of the equal sign examined further by providing tests and interviews in six research subjects. Interviews were conducted individually after the students work on the problems individually. The mathematical task load arithmetic and algebra problems. Based on the results of the study, all subjects were able to understand the equal sign as operational and the equal sign as substitution. For equal sign as the basic relational, only high-ability students were able to understand it. Understanding of medium and low student capable entrenched in operational pattern that is equal sign as operational cause confusion to understand equal sign as the basicrelational, eg,14+11=25+8where students only pay attention to the results of operations that 14 plus 11 is 25 without notice relationo f addition of 8.Keywords: equal sign, operational, basic relational, substitution, mathematic, arithmetic, algebra.","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"17 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114136292","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru PAUD yang menagajar di TK Kecamatan Kota Tambolaka dan Loura. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis regresi sederhana. Populasi dalam penelitian berjumlah 51 orang guru PAUD di TK. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor motivasi kerja terhadap kinerja guru PAUD di TK sesuai dengan koefisien regresi sebesar 0,633 yang bernilai positif.Kata Kunci: Kinerja guru PAUD, motivasi kerja
{"title":"Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Paud Di Kecamatan Kota Tambolaka Dan Loura Kabupaten Sumba Barat Daya","authors":"Rahel Maga Haingu","doi":"10.53395/jes.v3i2.57","DOIUrl":"https://doi.org/10.53395/jes.v3i2.57","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru PAUD yang menagajar di TK Kecamatan Kota Tambolaka dan Loura. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis regresi sederhana. Populasi dalam penelitian berjumlah 51 orang guru PAUD di TK. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor motivasi kerja terhadap kinerja guru PAUD di TK sesuai dengan koefisien regresi sebesar 0,633 yang bernilai positif.Kata Kunci: Kinerja guru PAUD, motivasi kerja","PeriodicalId":297112,"journal":{"name":"Jurnal Edukasi Sumba (JES)","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124919022","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}