Pub Date : 2024-01-30DOI: 10.35914/tomaega.v7i1.2423
Muh Imam Quraisy, M. Muzaki, Heliawati Hamrul, Adi Heri
Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat lanjut usia di Kabupaten Polewali Mandar melalui pemanfaatan hidroponik bebrasis mikrokontroler. Kegiatan pengabdian bermitra dengan Yayasan Mandar Indonesia untuk membuat pelatihan keterampilan hidup untuk pemberdayaan lansia. Pelatihan yang dipilih adalah bercocok tanam secara hidroponik menggunakan alat berbasis mikrokontroler. Pemilihan alat ini sebab mudah digunakan oleh lansia. Pengabdian ini dinyatakan berhasil ditinjau dari aspek afektif dan kognitif berdasarkan hasil evaluasi yang menunjukkan terdapat peningkatan kompetensi bertani secara hidroponik menggunakan alat berbasis mikrokontroler setelah dilakukan pelatihan. Hal ini diperolah dari hasil uji kemampuan setelah pelatihan yang menunjukkan bahwa 100% dari 20 peserta dapat menjalankan alat pertanian hidropnik berbasis mikrokontroler dan dapat menghasilkan sayuran yang berkualitas dan hasil panen yang lebih banyak dibandingkan menggunakan cara tradisonal.
这项社区服务活动旨在通过使用基于微控制器的水培技术,为 Polewali Mandar 地区的老年社区提供培训。该社区服务活动与 Mandar Indonesia 基金会合作,为老年人提供生活技能培训。选择的培训内容是使用基于微控制器的工具进行水培农业。之所以选择这种工具,是因为它易于老年人使用。评估结果表明,培训后使用基于微控制器的工具进行水培耕作的能力有所提高,根据评估结果,这项服务在情感和认知方面取得了成功。培训后的能力测试结果表明,20 名学员中 100%都能操作基于微控制器的水培耕作工具,并能生产出优质蔬菜,产量也高于传统方法。
{"title":"Pemberdayaan Lanjut Usia Melalui Pelatihan Hidroponik Berbasis Mikrokontroler","authors":"Muh Imam Quraisy, M. Muzaki, Heliawati Hamrul, Adi Heri","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2423","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2423","url":null,"abstract":"Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat lanjut usia di Kabupaten Polewali Mandar melalui pemanfaatan hidroponik bebrasis mikrokontroler. Kegiatan pengabdian bermitra dengan Yayasan Mandar Indonesia untuk membuat pelatihan keterampilan hidup untuk pemberdayaan lansia. Pelatihan yang dipilih adalah bercocok tanam secara hidroponik menggunakan alat berbasis mikrokontroler. Pemilihan alat ini sebab mudah digunakan oleh lansia. Pengabdian ini dinyatakan berhasil ditinjau dari aspek afektif dan kognitif berdasarkan hasil evaluasi yang menunjukkan terdapat peningkatan kompetensi bertani secara hidroponik menggunakan alat berbasis mikrokontroler setelah dilakukan pelatihan. Hal ini diperolah dari hasil uji kemampuan setelah pelatihan yang menunjukkan bahwa 100% dari 20 peserta dapat menjalankan alat pertanian hidropnik berbasis mikrokontroler dan dapat menghasilkan sayuran yang berkualitas dan hasil panen yang lebih banyak dibandingkan menggunakan cara tradisonal.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140484206","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-17DOI: 10.35914/tomaega.v7i1.2460
A. Apriyanto, Rahmah Abubakar, Andi Sri Rahayu Kasma, Alnisari Alnisari, Nurjayanti Nurjayanti, Muh. Riswan Kadir, Siti Nurhaliza
Kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan mitra terkait pengelolaan sampah rumah tangga. Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang dihadapi oleh banyak masyarakat. Tidak tepatnya pengelolaan sampah dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakatnya. Upaya pengelolaan sampah melalui bank sampah telah dicanangkan oleh Pemerintah Kab. Majene sejak setahun terakhir, namun sampai saat ini belum terlihat banyak pos-pos bank sampah di beberapa wilayah, termasuk di Desa Ulidang Kec, Temmarodo. Prinsip utama bank sampah desa adalah memanfaatkan sampah dengan cara yang bijak dan memberikan manfaat ekonomi dengan 3R (reduce, reuse, dan recycle). Konsep bank sampah mirip dengan bank konvensional tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah kering yang sudah dipilah. Agar program dari pemerintah daerah ini dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan andil dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi. Oleh karena itu, pelatihan edukasi: pengelolaan sampah rumah tangga melalui unit usaha bank sampah sangat perlu dilaksanakan. Target dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu: a) meningkatnya pemahaman masyarakat Desa Ulidang dalam pengelolaan sampah rumah tangga melalui unit usaha bank sampah; b) meningkatnya pemahaman perangkat desa dan Ibu-Ibu PKK dalam mengelola sampah menjadi barang yang bernilai Ekonomi; c) meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap digital marketing dan branding produk-produk yang dihasilkan oleh bank sampah; dan d) mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, program pengabdian kepada masyarakat kemitraan desa ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu: a) tahap awal, pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan mitra yang dilanjutkan dengan sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan; b) tahap persiapan, pembuatan materi pelatihan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga, materi pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi, dan materi edukasi digital marketing, serta branding product; dan c) tahap pelaksanaan, pelaksanaan pelatihan/pembinaan kepada perangkat desa dan Ibu-Ibu PKK; d) tahap akhir, pembuatan laporan akhir program pelatihan edukasi dan publikasi artikel ilmiah.
这项服务活动的动机是与家庭废物管理相关的合作伙伴问题。垃圾是许多社区面临的环境问题之一。不恰当的废物管理会对环境和居民造成负面影响。自去年以来,马杰内县政府通过垃圾银行开展了垃圾管理工作,但到目前为止,包括滕马罗多县乌里当村在内的多个地区还没有设立很多垃圾银行。乡村废物银行的主要原则是以明智的方式利用废物,并通过 3R(减少、再利用和再循环)提供经济效益。垃圾银行的概念与传统银行类似,但储蓄的不是钱,而是经过分类的干燥垃圾。为了使地方政府的这一计划得到很好的实施,需要包括大学在内的多方参与。因此,需要开展教育培训:通过垃圾银行业务部门开展家庭垃圾管理教育培训是非常必要的。实施这项活动的目标是a) 提高 Ulidang 村社区对通过垃圾银行企业单位管理生活垃圾的认识;b) 提高村干部和 PKK 母亲对将垃圾管理成具有经济价值的商品的认识;c) 提高社区对垃圾银行生产的产品的数字营销和品牌化的认识;d) 支持地方政府在以技术为基础的垃圾管理和社区赋权方面的政策。在实施过程中,这项乡村伙伴关系社区服务计划分四个阶段进行,即a) 初始阶段,在这一阶段,先确定合作伙伴的问题,然后将活动实施计划社会化; b) 准备阶段,制作家庭废物管理教育培训材料、将废物加工成经济产品的材料、数字营销教育材料以及产品品牌; c) 实施阶段,对村干部和 PKK 母亲进行培训/辅导; d) 最后阶段,制作教育培训计划的最终报告并发表科学文章。
{"title":"Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Unit Usaha Bank Sampah","authors":"A. Apriyanto, Rahmah Abubakar, Andi Sri Rahayu Kasma, Alnisari Alnisari, Nurjayanti Nurjayanti, Muh. Riswan Kadir, Siti Nurhaliza","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2460","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2460","url":null,"abstract":"Kegiatan pengabdian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan mitra terkait pengelolaan sampah rumah tangga. Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang dihadapi oleh banyak masyarakat. Tidak tepatnya pengelolaan sampah dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakatnya. Upaya pengelolaan sampah melalui bank sampah telah dicanangkan oleh Pemerintah Kab. Majene sejak setahun terakhir, namun sampai saat ini belum terlihat banyak pos-pos bank sampah di beberapa wilayah, termasuk di Desa Ulidang Kec, Temmarodo. Prinsip utama bank sampah desa adalah memanfaatkan sampah dengan cara yang bijak dan memberikan manfaat ekonomi dengan 3R (reduce, reuse, dan recycle). Konsep bank sampah mirip dengan bank konvensional tetapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah kering yang sudah dipilah. Agar program dari pemerintah daerah ini dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan andil dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi. Oleh karena itu, pelatihan edukasi: pengelolaan sampah rumah tangga melalui unit usaha bank sampah sangat perlu dilaksanakan. Target dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu: a) meningkatnya pemahaman masyarakat Desa Ulidang dalam pengelolaan sampah rumah tangga melalui unit usaha bank sampah; b) meningkatnya pemahaman perangkat desa dan Ibu-Ibu PKK dalam mengelola sampah menjadi barang yang bernilai Ekonomi; c) meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap digital marketing dan branding produk-produk yang dihasilkan oleh bank sampah; dan d) mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, program pengabdian kepada masyarakat kemitraan desa ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu: a) tahap awal, pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan mitra yang dilanjutkan dengan sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan; b) tahap persiapan, pembuatan materi pelatihan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga, materi pengolahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi, dan materi edukasi digital marketing, serta branding product; dan c) tahap pelaksanaan, pelaksanaan pelatihan/pembinaan kepada perangkat desa dan Ibu-Ibu PKK; d) tahap akhir, pembuatan laporan akhir program pelatihan edukasi dan publikasi artikel ilmiah.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":" 780","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139617611","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-16DOI: 10.35914/tomaega.v7i1.2439
Sri Ayem, Umiyatun Wahidah, Suddin Lada, Enggar Kartika Cahyaning, Supatman Supatman, Nurul Myristica Indraswari, Agaphe Christian Abinowo
Desa Karangasem ini merupakan salah satu kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten yang warganya menjadi pengrajin kain tenun untuk diproduksi secara perorangan. Permasalahan yang dihadapi pengrajin kain tenun di Desa Karangasem, mereka menjual hasil kerajinannya langsung ke pengepul, tidak melakukan penjualan langsung kepada konsumen sehingga dalam penentuan harga mereka tergantung dengan pengepul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka solusi yang ditawarkan melalui kegiatan program PKM pemberdayaan pemasaran pengrajin kain tenun di Karangasem meliputi program pelatihan dalam Menyusun strategi pemasaran kain tenun serta program peningkatan kapasitas SDM dalam pemasaran online. Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pengrajin kain tenun yang berada di wilayah RT 06/RW 04 Desa Karangasem. Selain kompetensi dalam pemasaran, pengrajin diberikan sosialisasi terkait Konsep Tri-N yaitu Niteni, Nirokke, Nambahi yaitu prinsip dalam melakukan pemasaran secara online dengan memperhatikan perkembangan terkini dengan memanfaatkan sosial media. Hasil dari Abdimas menunjukkan bahwa rata-rata 93% peserta mampu memahami dan mampu Menyusun strategi pemasaran serta mampu melakukan pemasaran secara digital dengan memanfaatkan sosial media.
{"title":"Digitalisasi Bisnis Sebagai Strategi Pengembangan Usaha pada Pengrajin Kain Tenun Melalui Implementasi Konsep Tri-N di Desa Karangasem, Klaten, Jawa Tengah","authors":"Sri Ayem, Umiyatun Wahidah, Suddin Lada, Enggar Kartika Cahyaning, Supatman Supatman, Nurul Myristica Indraswari, Agaphe Christian Abinowo","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2439","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2439","url":null,"abstract":"Desa Karangasem ini merupakan salah satu kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten yang warganya menjadi pengrajin kain tenun untuk diproduksi secara perorangan. Permasalahan yang dihadapi pengrajin kain tenun di Desa Karangasem, mereka menjual hasil kerajinannya langsung ke pengepul, tidak melakukan penjualan langsung kepada konsumen sehingga dalam penentuan harga mereka tergantung dengan pengepul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka solusi yang ditawarkan melalui kegiatan program PKM pemberdayaan pemasaran pengrajin kain tenun di Karangasem meliputi program pelatihan dalam Menyusun strategi pemasaran kain tenun serta program peningkatan kapasitas SDM dalam pemasaran online. Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pengrajin kain tenun yang berada di wilayah RT 06/RW 04 Desa Karangasem. Selain kompetensi dalam pemasaran, pengrajin diberikan sosialisasi terkait Konsep Tri-N yaitu Niteni, Nirokke, Nambahi yaitu prinsip dalam melakukan pemasaran secara online dengan memperhatikan perkembangan terkini dengan memanfaatkan sosial media. Hasil dari Abdimas menunjukkan bahwa rata-rata 93% peserta mampu memahami dan mampu Menyusun strategi pemasaran serta mampu melakukan pemasaran secara digital dengan memanfaatkan sosial media.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":" 32","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139619128","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-10DOI: 10.35914/tomaega.v7i1.2481
A. Rachmawardani, Djoko Prabowo, Kanton Lumban Toruan, Nardi Nardi, Marzuki Sinambela, Abdul Manaf, Maqbul Azis
Desa Pasirtanjung merupakan salah satu desa di Indonesia yang menghadapi tantangan terkait pemahaman akan cuaca dan dampak pencemaran udara. Perubahan iklim dan perubahan pola hujan telah menjadi isu yang semakin penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat desa ini. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas udara, seperti polusi udara dari industri, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, dan aktivitas manusia lainnya serta faktor-faktor yang memengaruhi curah hujan, seperti pola aliran udara, pengaruh lautan, dan topografi. Edukasi dan sosialisasi mengenai peralatan yang dapat digunakan sebagai indikator cuaca, seperti alat pengukur curah hujan, alat pengukur kualitas udara PM2.5 dan PM10, serta kesadaran akan polusi udara, menjadi aspek krusial dalam mendukung kesejahteraan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di Desa Pasirtanjung. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dirancang alat monitoring curah hujan dan kualitas udara serta edukasi peralatan sebagai indikator cuaca dan polusi udara di desa Pasir Tanjung yang akan menjadi landasan penting untuk meningkatkan pemahaman dan merespons terhadap faktor-faktor lingkungan yang berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka. Dari hasil post test dan pretest pengetahuan peserta terkait edukasi peralatan cuaca ini naik sekitar 20 % – 60%.
{"title":"Edukasi Peralatan Meteorologi Sebagai Indikator Cuaca dan Polusi Udara di Desa Pasir Tanjung, Lebak, Banten","authors":"A. Rachmawardani, Djoko Prabowo, Kanton Lumban Toruan, Nardi Nardi, Marzuki Sinambela, Abdul Manaf, Maqbul Azis","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2481","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2481","url":null,"abstract":"Desa Pasirtanjung merupakan salah satu desa di Indonesia yang menghadapi tantangan terkait pemahaman akan cuaca dan dampak pencemaran udara. Perubahan iklim dan perubahan pola hujan telah menjadi isu yang semakin penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat desa ini. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas udara, seperti polusi udara dari industri, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, dan aktivitas manusia lainnya serta faktor-faktor yang memengaruhi curah hujan, seperti pola aliran udara, pengaruh lautan, dan topografi. Edukasi dan sosialisasi mengenai peralatan yang dapat digunakan sebagai indikator cuaca, seperti alat pengukur curah hujan, alat pengukur kualitas udara PM2.5 dan PM10, serta kesadaran akan polusi udara, menjadi aspek krusial dalam mendukung kesejahteraan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di Desa Pasirtanjung. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dirancang alat monitoring curah hujan dan kualitas udara serta edukasi peralatan sebagai indikator cuaca dan polusi udara di desa Pasir Tanjung yang akan menjadi landasan penting untuk meningkatkan pemahaman dan merespons terhadap faktor-faktor lingkungan yang berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka. Dari hasil post test dan pretest pengetahuan peserta terkait edukasi peralatan cuaca ini naik sekitar 20 % – 60%.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":" 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139627646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah mengembangkan aplikasi perizinan si cantik cloud sebagai solusi untuk mengoptimalkan perizinan di daerah. Selama ini, proses perizinan dilakukan secara manual dan harus membawa dokumen fisik ke Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) sebagai tempat penyelenggara perizinan di Kabupaten Majene. Hal ini cenderung memakan waktu dan proses yang lama serta rentan terhadap kesalahan manusia. DPMPTSP juga memiliki keterbatasan sumber daya manusia (sdm) dalam bidang teknologi informasi untuk mengembangkan jenis perizinan yang akan dibutuhkan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan aplikasi si cantik cloud kepada masyarakat sebagai aplikasi perizinan yang dapat digunakan di Kabupaten Majene. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini dengan memberikan sosialisasi serta pendampingan penggunaan aplikasi si cantik cloud. Setelah dilakukan sosialisasi dan pendampingan terjadi peningkatan terhadap aspek afektif dan kognitif peserta yang terlihat dari hasil pretest saat sebelum dilakukan sosialisasi 93% peserta belum mengetahui cara mengajukan perizinan melalui aplikasi si cantik cloud. Namun setelah dilakukan sosialisasi, hasil posttest menunjukkan bahwa nilai tertinggi dari salah pertanyaan terkait proses pengajuan perizinan adalah 100 dari total 8 pertanyaan lain yang diajukan. Hal ini menjadi indikator peningkatan kualitas pelayanan publik pada sektor perizinan serta indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kabupaten Majene secara keseluruhan.
{"title":"Penggunaan Aplikasi Perizinan Si Cantik Cloud Sebagai Upaya Peningkatan Pelayanan Perizinan di Kabupaten Majene","authors":"Siti Aulia Rachmini, Indra Indra, Dian Megah Sari, N. Arifin, Wawan Firgiawan","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2422","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2422","url":null,"abstract":"Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah mengembangkan aplikasi perizinan si cantik cloud sebagai solusi untuk mengoptimalkan perizinan di daerah. Selama ini, proses perizinan dilakukan secara manual dan harus membawa dokumen fisik ke Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) sebagai tempat penyelenggara perizinan di Kabupaten Majene. Hal ini cenderung memakan waktu dan proses yang lama serta rentan terhadap kesalahan manusia. DPMPTSP juga memiliki keterbatasan sumber daya manusia (sdm) dalam bidang teknologi informasi untuk mengembangkan jenis perizinan yang akan dibutuhkan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan aplikasi si cantik cloud kepada masyarakat sebagai aplikasi perizinan yang dapat digunakan di Kabupaten Majene. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini dengan memberikan sosialisasi serta pendampingan penggunaan aplikasi si cantik cloud. Setelah dilakukan sosialisasi dan pendampingan terjadi peningkatan terhadap aspek afektif dan kognitif peserta yang terlihat dari hasil pretest saat sebelum dilakukan sosialisasi 93% peserta belum mengetahui cara mengajukan perizinan melalui aplikasi si cantik cloud. Namun setelah dilakukan sosialisasi, hasil posttest menunjukkan bahwa nilai tertinggi dari salah pertanyaan terkait proses pengajuan perizinan adalah 100 dari total 8 pertanyaan lain yang diajukan. Hal ini menjadi indikator peningkatan kualitas pelayanan publik pada sektor perizinan serta indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kabupaten Majene secara keseluruhan.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"90 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139630533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanjung Piayu adalah sebuah kampung yang terletak di bagian ujung kecamatan Sungai Beduk, Kota Batam. Daerah ini memiliki potensi alam yang sangat baik, terutama dalam hal keindahan alam hutan pesisir dan laut yang masih terjaga sehingga menarik untuk di kunjungi. Saat ini, Profesi utama masyarakat di kampung ini masih di dominasi oleh profesi sebagai nelayan, dan masih sangat sedikit memiliki skill memandu wisata. Pengembangan desa wisata membutuhkan partisipasi masyarakat lokal dalam seluruh tahapan pengembangan dimulai dari perecanaan, pelaksanaan maupun pengawasan. Akan tetapi pada kenyataannya sering kali masyarakat justru tidak dilibatkan, partisipasinya malah terabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauhmana keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata menjadikan masyarakat sebagai peserta pelatihan yang kompeten dan punya potensi dalam melakukan pelatihan ini di masing-masing bidang, seperti pemilihan peserta guiding, Pembuatan paket wisata dan promosi. Target / luaran dari hasil yang diinginkan adalah masyarakat mampu menjadi pemandu wisata yang baik sehingga mampu melayani para wisatawan yang datang ketempat mereka. Serta membuat paket wisata yang menarik dan menampilkan potensi yang ada di Tanjung Piayu. Pengembangan desa wisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism – CBT) sangat perlu sekali diterapkan agar masyarakat merasakan dan mendapatkan manfaat dari adanya desa wisata
{"title":"Transfer Teknologi Pemandu Ekowisata (Tourguide) Silvo-Ekowisata Melalui Pendampingan Kepada Kelompok Masyarakat Hutan Pesisir Kelurahan Tanjung Piayu","authors":"Febrianti Lestari, Diana Azizah, Armauliza Septiawan, Rezal Hadi Basalamah, Edy Akhyary","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2455","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2455","url":null,"abstract":"Tanjung Piayu adalah sebuah kampung yang terletak di bagian ujung kecamatan Sungai Beduk, Kota Batam. Daerah ini memiliki potensi alam yang sangat baik, terutama dalam hal keindahan alam hutan pesisir dan laut yang masih terjaga sehingga menarik untuk di kunjungi. Saat ini, Profesi utama masyarakat di kampung ini masih di dominasi oleh profesi sebagai nelayan, dan masih sangat sedikit memiliki skill memandu wisata. Pengembangan desa wisata membutuhkan partisipasi masyarakat lokal dalam seluruh tahapan pengembangan dimulai dari perecanaan, pelaksanaan maupun pengawasan. Akan tetapi pada kenyataannya sering kali masyarakat justru tidak dilibatkan, partisipasinya malah terabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauhmana keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata menjadikan masyarakat sebagai peserta pelatihan yang kompeten dan punya potensi dalam melakukan pelatihan ini di masing-masing bidang, seperti pemilihan peserta guiding, Pembuatan paket wisata dan promosi. Target / luaran dari hasil yang diinginkan adalah masyarakat mampu menjadi pemandu wisata yang baik sehingga mampu melayani para wisatawan yang datang ketempat mereka. Serta membuat paket wisata yang menarik dan menampilkan potensi yang ada di Tanjung Piayu. Pengembangan desa wisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism – CBT) sangat perlu sekali diterapkan agar masyarakat merasakan dan mendapatkan manfaat dari adanya desa wisata","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"6 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139630679","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desa Pengkajoang merupakan daerah penghasil sagu yang tanamannya tumbuh secara alami. Belum ada teknik budidaya yang dilakukan masyarakat. Proses produksi juga dilakukan menggunakan alat seadanya, sehingga tidak efisien serta produk pati yang dihasilkan tidak begitu baik. Penyuluhan dan pendampingan dilakukan dikelompok tani Serumpun Sagu dan Labessi-bessi di Kecamatan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara. Pendampingan dan penyuluhan dilakukan agar dapat mengubah sistem usaha sagu masyarakat yang awalnya hanya memanen sagu yang ada atau tersedia di alam, menjadi pembudidaya tanaman Sagu untuk melestariak tanaman sagu. Selain itu, dilakukan penyerahan bantuan peralatan dan teknologi pengolahan batang sagu agar menghasilkan pati sagu dalam volume yang lebih besar dan mutu lebih baik.
{"title":"Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Tepung Sagu, Berbasis Masyarakat di desa Pengkajoang","authors":"Sukriming Sapareng, Taruna Shafa Arzam, Erwina Erwina, Paradillah Ilyas, M. Ardi, Alimuddin Sa’ban Miru, Faisal Amir, Akmal Zainuddin, Yasmin Yasmin","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2448","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2448","url":null,"abstract":"Desa Pengkajoang merupakan daerah penghasil sagu yang tanamannya tumbuh secara alami. Belum ada teknik budidaya yang dilakukan masyarakat. Proses produksi juga dilakukan menggunakan alat seadanya, sehingga tidak efisien serta produk pati yang dihasilkan tidak begitu baik. Penyuluhan dan pendampingan dilakukan dikelompok tani Serumpun Sagu dan Labessi-bessi di Kecamatan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara. Pendampingan dan penyuluhan dilakukan agar dapat mengubah sistem usaha sagu masyarakat yang awalnya hanya memanen sagu yang ada atau tersedia di alam, menjadi pembudidaya tanaman Sagu untuk melestariak tanaman sagu. Selain itu, dilakukan penyerahan bantuan peralatan dan teknologi pengolahan batang sagu agar menghasilkan pati sagu dalam volume yang lebih besar dan mutu lebih baik.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"56 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139630706","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-02DOI: 10.35914/tomaega.v7i1.2410
Dedi Sucahyono, Giarno Arno, Yosafat Donni Haryanto, A. Rachmawardani, Muhammad Devanio Afreza, Azan Kenzer, Ilham Abdullah Sidiq
Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majlengka, Kuningan atau dikenal dengan Ciayumajakuning berada pada jalur utara utama Jawa atau Pantura. Topografi wilayah tersebut ini merupakan daerah dataran rendah dan sebagian lagi dataran tinggi dengan rata-rata curah hujan tahunannya cukup tinggi. Sudah sejak lama daerah ini merupakan lumbung padi nasional. Dalam perkembangannya, wilayah ini semakin padat penduduknya karena tidaj hanya menjadi sentra pertanian tetapi juga industri sehingga dampak bencana hidrometeorologi semakin besar. Kondisi meningkatnya anomali sea surface temperature (SST) di Samudera Pasifik atau El-Nino dapat mengurangi curah hujan atau memperlambat datangnya musim hujan. Guna meningkatkan kewaspadaan dampak buruk kekeringan maupun banjir di tahun 2023 ini diperlukan edukasi informasi peringatan dini cuaca dan iklim. Oleh karena itu kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema edukasi informasi peringatan dini cuaca dan iklim dilaksanakan dengan menggunakan sarana televisi yang memiliki jangkauan luas sehingga diharapkan hal ini dapat memberikan dampak yang lebih masif. Berdasarkan hasil kegiatan PKM menunjukkan ada disinformasi terhadap istilah-istilah iklim dan cuaca yang terlihat dari ketidaktahuan responden akan informasi cuaca dan iklim. Masyarakat juga kurang informasi terkait prediksi musim kemarau tahun 2023. Banyak dari petani padi yang melakukan penanaman pada saat sudah memasuki musim kemarau sehingga dikhawatirkan akan menurunkan hasil panen padi, bahkan ada yang baru melakukan penyemaikan sehingga jika tidak ada irigasi sudah dapat dipastikan gagal panen. Hasil edukasi ini menambah pemahaman masyarakat akan pentingnya informasi cuaca dan ikllim yang tepat untuk mendukung kegiatan mereka
{"title":"Edukasi Antisipasi Dampak El-Nino Melalui Televisi Cirebon","authors":"Dedi Sucahyono, Giarno Arno, Yosafat Donni Haryanto, A. Rachmawardani, Muhammad Devanio Afreza, Azan Kenzer, Ilham Abdullah Sidiq","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2410","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2410","url":null,"abstract":"Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majlengka, Kuningan atau dikenal dengan Ciayumajakuning berada pada jalur utara utama Jawa atau Pantura. Topografi wilayah tersebut ini merupakan daerah dataran rendah dan sebagian lagi dataran tinggi dengan rata-rata curah hujan tahunannya cukup tinggi. Sudah sejak lama daerah ini merupakan lumbung padi nasional. Dalam perkembangannya, wilayah ini semakin padat penduduknya karena tidaj hanya menjadi sentra pertanian tetapi juga industri sehingga dampak bencana hidrometeorologi semakin besar. Kondisi meningkatnya anomali sea surface temperature (SST) di Samudera Pasifik atau El-Nino dapat mengurangi curah hujan atau memperlambat datangnya musim hujan. Guna meningkatkan kewaspadaan dampak buruk kekeringan maupun banjir di tahun 2023 ini diperlukan edukasi informasi peringatan dini cuaca dan iklim. Oleh karena itu kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema edukasi informasi peringatan dini cuaca dan iklim dilaksanakan dengan menggunakan sarana televisi yang memiliki jangkauan luas sehingga diharapkan hal ini dapat memberikan dampak yang lebih masif. Berdasarkan hasil kegiatan PKM menunjukkan ada disinformasi terhadap istilah-istilah iklim dan cuaca yang terlihat dari ketidaktahuan responden akan informasi cuaca dan iklim. Masyarakat juga kurang informasi terkait prediksi musim kemarau tahun 2023. Banyak dari petani padi yang melakukan penanaman pada saat sudah memasuki musim kemarau sehingga dikhawatirkan akan menurunkan hasil panen padi, bahkan ada yang baru melakukan penyemaikan sehingga jika tidak ada irigasi sudah dapat dipastikan gagal panen. Hasil edukasi ini menambah pemahaman masyarakat akan pentingnya informasi cuaca dan ikllim yang tepat untuk mendukung kegiatan mereka","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"8 22","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139631009","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-02DOI: 10.35914/tomaega.v7i1.2375
A. Firmansyah, Dewi Sartika, Kasifah Kasifah, Ardi Rumallang
Seluruh petani hortikultura di Kecamatan Tombolopao telah memiliki smartphone namun penggunaannya sebatas sosial media. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan literasi sains pada petani melalui pemanfaatan smartphone untuk mengakses informasi bermanfaat terkait pertanian. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan petani dalam penggunaan smartphone. Adapun penggunaan smartphone yang dimaksud adalah memakai google dan pengunduhan aplikasi tentang pertanian (plantix). Untuk membantu pelaksanaan kegiatan, dibuat poster besar yang ditempel di beberapa lokasi strategis agar mengingatkan petani tentang penggunaan smartphone. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa seluruh petani sebesar 100% telah mampu mengakses informasi tentang pertanian melalui google dan mampu menggunakan aplikasi plantix untuk membantu proses budidaya tanaman.
{"title":"Penerapan Literasi Sains Penggunaan Pestisida Terhadap Petani Sayur Di Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa","authors":"A. Firmansyah, Dewi Sartika, Kasifah Kasifah, Ardi Rumallang","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2375","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2375","url":null,"abstract":"Seluruh petani hortikultura di Kecamatan Tombolopao telah memiliki smartphone namun penggunaannya sebatas sosial media. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan literasi sains pada petani melalui pemanfaatan smartphone untuk mengakses informasi bermanfaat terkait pertanian. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan petani dalam penggunaan smartphone. Adapun penggunaan smartphone yang dimaksud adalah memakai google dan pengunduhan aplikasi tentang pertanian (plantix). Untuk membantu pelaksanaan kegiatan, dibuat poster besar yang ditempel di beberapa lokasi strategis agar mengingatkan petani tentang penggunaan smartphone. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa seluruh petani sebesar 100% telah mampu mengakses informasi tentang pertanian melalui google dan mampu menggunakan aplikasi plantix untuk membantu proses budidaya tanaman.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"11 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139631071","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-02DOI: 10.35914/tomaega.v7i1.2359
P. Titisari, Elfis Elfis, Fikih Hidayat, Syarifah Farradinna, Tika Permatasari, Indry Chahyana, Sekar Ayu Saharani
Pulau Rupat, terutama wilayah Kecamatan Rupat Utara di Kabupaten Bengkalis, telah ditetapkan sebagai daerah yang akan dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan di Provinsi Riau. Dalam upaya mengembangkan ekosistem mangrove dan pantai Desa Tanjung Medang sebagai tujuan wisata, Kelompok Perempuan Pengelola Wisata (KPPW) Rupat Molek turut berpartisipasi. Namun, KPPW Rupat Molek menghadapi beberapa kendala dalam mengelola destinasi wisata ini, termasuk fakta bahwa informasi tentang destinasi wisata ini belum tersebar secara luas di platform promosi wisata online, dan belum ada pengelolaan yang efektif terkait aspek bisnis seperti penginapan, pilihan kuliner yang terbatas, dan kurangnya fasilitas rekreasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan kepada KPPW melalui teknologi Eco-edu Mangrove Tourism yang berlandaskan pada budaya Melayu lokal. Prosesnya mencakup persiapan awal, pembuatan materi promosi wisata, pelatihan dan bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi. Hasil dari kegiatan ini mencakup materi promosi pariwisata seperti situs web, media sosial, dan buku panduan wisata mangrove. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta merespon materi pelatihan dengan sangat positif, dan mereka memahami dengan baik materi yang disampaikan oleh para pelatih. Harapannya, kegiatan ini dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
{"title":"Bimbingan Teknis Pengelolaan Wisata Mangrove berbasis Kearifan Lokal di Pulau Rupat, Riau","authors":"P. Titisari, Elfis Elfis, Fikih Hidayat, Syarifah Farradinna, Tika Permatasari, Indry Chahyana, Sekar Ayu Saharani","doi":"10.35914/tomaega.v7i1.2359","DOIUrl":"https://doi.org/10.35914/tomaega.v7i1.2359","url":null,"abstract":"Pulau Rupat, terutama wilayah Kecamatan Rupat Utara di Kabupaten Bengkalis, telah ditetapkan sebagai daerah yang akan dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan di Provinsi Riau. Dalam upaya mengembangkan ekosistem mangrove dan pantai Desa Tanjung Medang sebagai tujuan wisata, Kelompok Perempuan Pengelola Wisata (KPPW) Rupat Molek turut berpartisipasi. Namun, KPPW Rupat Molek menghadapi beberapa kendala dalam mengelola destinasi wisata ini, termasuk fakta bahwa informasi tentang destinasi wisata ini belum tersebar secara luas di platform promosi wisata online, dan belum ada pengelolaan yang efektif terkait aspek bisnis seperti penginapan, pilihan kuliner yang terbatas, dan kurangnya fasilitas rekreasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan kepada KPPW melalui teknologi Eco-edu Mangrove Tourism yang berlandaskan pada budaya Melayu lokal. Prosesnya mencakup persiapan awal, pembuatan materi promosi wisata, pelatihan dan bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi. Hasil dari kegiatan ini mencakup materi promosi pariwisata seperti situs web, media sosial, dan buku panduan wisata mangrove. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta merespon materi pelatihan dengan sangat positif, dan mereka memahami dengan baik materi yang disampaikan oleh para pelatih. Harapannya, kegiatan ini dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.","PeriodicalId":299150,"journal":{"name":"To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"31 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139630795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}