Pub Date : 2020-11-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i2.831
Muhammad Fauzan Adzim Al Mahmudi, A. Apriadi, Ofi Hidayat
Penelitian ini bertujuan mendeskirpsikan dan memahami pola komunikasi lintas budaya Santri di Pondok Pesantren Modern Dea Malela dan hambatan yang dialami Santri dalam berkomunikasi lintas budaya dengan Santri lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat memperoleh keterangan yang lebih luas dan mendalam mengenai hal-hal yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data dari Miles dan Huberman, yaitu: Reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi lintas budaya merupakan proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budaya. Ketika komunikasi tersebut terjadi antara orang-orang yang berbeda bangsa (internasional), antar etnik (interetnical), kelompok ras (interracial), atau komunikasi bahasa (intercommunal) disebut komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya dari anggota budaya yang berbeda berperan terjadinya tingkah laku manusia, misalnya tingkah laku santri asing menyamahi budaya setempat atau budaya di Indonesia, sehingga santri asing berperilaku berdasarkan budaya setempat. Kata Kunci: Komunikasi; Lintas Budaya; Santri; Pondok Pesantren.
{"title":"POLA KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA SANTRI DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN MODERN DEA MALELA)","authors":"Muhammad Fauzan Adzim Al Mahmudi, A. Apriadi, Ofi Hidayat","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i2.831","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i2.831","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mendeskirpsikan dan memahami pola komunikasi lintas budaya Santri di Pondok Pesantren Modern Dea Malela dan hambatan yang dialami Santri dalam berkomunikasi lintas budaya dengan Santri lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat memperoleh keterangan yang lebih luas dan mendalam mengenai hal-hal yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data dari Miles dan Huberman, yaitu: Reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi lintas budaya merupakan proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budaya. Ketika komunikasi tersebut terjadi antara orang-orang yang berbeda bangsa (internasional), antar etnik (interetnical), kelompok ras (interracial), atau komunikasi bahasa (intercommunal) disebut komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya dari anggota budaya yang berbeda berperan terjadinya tingkah laku manusia, misalnya tingkah laku santri asing menyamahi budaya setempat atau budaya di Indonesia, sehingga santri asing berperilaku berdasarkan budaya setempat. \u0000Kata Kunci: Komunikasi; Lintas Budaya; Santri; Pondok Pesantren.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125681007","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-30DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i2.834
Catur Harianto, Ahmad Yunani, Muhammad Riduan Syafari
Angsana Beach is one of the beaches in Tanah Bumbu that still needs to be developed for itstourism object because this beach is a relatively new tourist destination, but currently it has begun tobe developed by the Tanah Bumbu regional government and is starting to be visited by many localtourists. The purpose of this study is to determine the potential of tourism development areas in theDistrict of Angsana and the harmonization of regional strategies in developing tourism areas using theprinciple of Bottom Up Planning. This research method uses descriptive qualitative primary data withstructured interviews with local governments, tourism awareness groups (Pokdarwis). The resultsshowed that the Angsana Beach Development which was carried out based on the concept of bottom updevelopment or development from the bottom up, was still ineffective because what had been plannedhad not been realized evenly, because not all of the development programs that had been implementedwere going well. The goal of bottom up development at Angsana Beach is to accelerate the coastaldevelopment process. Regional planning should be carried out in a participatory manner and comefrom below (bottom up planning), that is, starting from the village. In addition, local governments needto design appropriate marketing communications in order to produce regional planning that isappropriate to the local context as well as a participatory regional development planning process thatdeparts from the village. Keyword: Development Strategy, Marketing Communication, BottomUpPlanning, Ecotourism,Angsana Beach, Pokdarwis.
{"title":"STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN WISATA PANTAI ANGSANA DI KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU","authors":"Catur Harianto, Ahmad Yunani, Muhammad Riduan Syafari","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i2.834","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i2.834","url":null,"abstract":"Angsana Beach is one of the beaches in Tanah Bumbu that still needs to be developed for itstourism object because this beach is a relatively new tourist destination, but currently it has begun tobe developed by the Tanah Bumbu regional government and is starting to be visited by many localtourists. The purpose of this study is to determine the potential of tourism development areas in theDistrict of Angsana and the harmonization of regional strategies in developing tourism areas using theprinciple of Bottom Up Planning. This research method uses descriptive qualitative primary data withstructured interviews with local governments, tourism awareness groups (Pokdarwis). The resultsshowed that the Angsana Beach Development which was carried out based on the concept of bottom updevelopment or development from the bottom up, was still ineffective because what had been plannedhad not been realized evenly, because not all of the development programs that had been implementedwere going well. The goal of bottom up development at Angsana Beach is to accelerate the coastaldevelopment process. Regional planning should be carried out in a participatory manner and comefrom below (bottom up planning), that is, starting from the village. In addition, local governments needto design appropriate marketing communications in order to produce regional planning that isappropriate to the local context as well as a participatory regional development planning process thatdeparts from the village. \u0000Keyword: Development Strategy, Marketing Communication, BottomUpPlanning, Ecotourism,Angsana Beach, Pokdarwis.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131733781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-10DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i1.623
M. Azhari, A. Apriadi
Internet merupakan bagian yang berperan penting untuk mempermudah masyarakat yang ingin mengakses berbagai jenis informasi dan aplikasi dari berbagai macam platform yang tersedia salah satunya media sosial. Instagram merupakan salah satu media sosial yang dapat digunakan untuk bertukar informasi dengan membagikan foto atau video. Instagram juga dilengkapi dengan fitur ruang komentar yang dapat digunakan untuk menyampaikan pendapat khalayak tentang informasi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang pengklasifikasian resepsi followers akun instagram @maknews pada konten religi #jumatberkah sesuai dengan tiga posisi penonton yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resepsi followers akun instagram @maknews pada konten religi #jumatberkah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode analisis resepsi. Peneliti menggunakan metode analisis resepsi dengan tujuan untuk melakukan analisis secara detail terhadap objek yang akan diteliti. Sedangkan spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan fakta secara sistematis sehingga lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sikap kritis khalayak yang dapat dilihat dari jumlah komentar. Terkait dengan tiga posisi penonton milik Stuart Hall, penulis menemukan bahwa kebanyakan khalayak yang memberikan komentar berada pada posisi Hegemoni Dominan. Hal ini sedikit berbeda dengan pendapat Stuart Hall dalam Storey (1996 : 15) yang menyebutkan bahwa secara umum mayoritas penonton (khalayak) berada dalam posisi Negosiasi. Kata Kunci : Instagram, Analisi Resepsi, Konten Religi, Khalayak.
{"title":"ANALISIS RESEPSI FOLLOWERS AKUN INSTAGRAM @Maknews PADA KONTEN RELIGI #JumatBerkah","authors":"M. Azhari, A. Apriadi","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i1.623","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i1.623","url":null,"abstract":"Internet merupakan bagian yang berperan penting untuk mempermudah masyarakat yang ingin mengakses berbagai jenis informasi dan aplikasi dari berbagai macam platform yang tersedia salah satunya media sosial. Instagram merupakan salah satu media sosial yang dapat digunakan untuk bertukar informasi dengan membagikan foto atau video. Instagram juga dilengkapi dengan fitur ruang komentar yang dapat digunakan untuk menyampaikan pendapat khalayak tentang informasi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang pengklasifikasian resepsi followers akun instagram @maknews pada konten religi #jumatberkah sesuai dengan tiga posisi penonton yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resepsi followers akun instagram @maknews pada konten religi #jumatberkah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode analisis resepsi. Peneliti menggunakan metode analisis resepsi dengan tujuan untuk melakukan analisis secara detail terhadap objek yang akan diteliti. Sedangkan spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan fakta secara sistematis sehingga lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sikap kritis khalayak yang dapat dilihat dari jumlah komentar. Terkait dengan tiga posisi penonton milik Stuart Hall, penulis menemukan bahwa kebanyakan khalayak yang memberikan komentar berada pada posisi Hegemoni Dominan. Hal ini sedikit berbeda dengan pendapat Stuart Hall dalam Storey (1996 : 15) yang menyebutkan bahwa secara umum mayoritas penonton (khalayak) berada dalam posisi Negosiasi. \u0000Kata Kunci : Instagram, Analisi Resepsi, Konten Religi, Khalayak.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123903072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-10DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i1.628
Minten Ayu Larassati
Keberadaan manusia, keberagamaan manusia, keanekaragaman agama adalah alasan larihnya paradigma inklusif. Inklusif merupakan pemahaman yang mengakui tentang keberadaan agama lain dan masih mempercayai bahwa agama yang dianut adalah benar. Pendidikan Agama Islam (PAI) Inklusif adalah proses pendidikan Islam yang terbuka akan keberagaman agar terbentuk ketakwaan sehingga dapat memahami, menghargai,dan berkerjasama dalam perbedaan melalui aktivitas pengajaran yang sesuai dengan falsafah Islamiyah. Artikel ini akan mengkaji tetang bagaimana pendekatan inklusif dalam pendidikan agama islam. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian literature research pendekatan grounded theory. Dari penelitian ini disimpulkan pendekatan inklusif digunakan untuk menghindari claim of truth dan claim of salvation. Ada tiga hal yang berkenaan dengan pendekatan iklusif yaitu religiosity, Religions, dan On going proces of being religious. Terdapat dua pendekatan inklusif yakni pendekatan deskriptif dan pendekatan normative. Sikap beragama yang inklusif penting untuk dipahami sebagai upaya memaknai pendidikan agama Islam,Kata kunci: Pendekatan Inklusif; Pendidikan Agama Islam.
{"title":"PENDEKATAN INKLUSIF DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM","authors":"Minten Ayu Larassati","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i1.628","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i1.628","url":null,"abstract":"Keberadaan manusia, keberagamaan manusia, keanekaragaman agama adalah alasan larihnya paradigma inklusif. Inklusif merupakan pemahaman yang mengakui tentang keberadaan agama lain dan masih mempercayai bahwa agama yang dianut adalah benar. Pendidikan Agama Islam (PAI) Inklusif adalah proses pendidikan Islam yang terbuka akan keberagaman agar terbentuk ketakwaan sehingga dapat memahami, menghargai,dan berkerjasama dalam perbedaan melalui aktivitas pengajaran yang sesuai dengan falsafah Islamiyah. Artikel ini akan mengkaji tetang bagaimana pendekatan inklusif dalam pendidikan agama islam. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian literature research pendekatan grounded theory. Dari penelitian ini disimpulkan pendekatan inklusif digunakan untuk menghindari claim of truth dan claim of salvation. Ada tiga hal yang berkenaan dengan pendekatan iklusif yaitu religiosity, Religions, dan On going proces of being religious. Terdapat dua pendekatan inklusif yakni pendekatan deskriptif dan pendekatan normative. Sikap beragama yang inklusif penting untuk dipahami sebagai upaya memaknai pendidikan agama Islam,Kata kunci: Pendekatan Inklusif; Pendidikan Agama Islam.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114210106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-10DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i1.622
F. Muhammad, Abbyzar Aggasi
Kemerdekaan Timor Timur (sekarang Timor Leste) atas Indonesia pada tahun 1998 membuat warga Timor Timur yang pro terhadap integrasi harus keluar dari Timor Timur. Kebanyakan dari mereka akhirnya tinggal di camp pengungsian yang berada di Atambua, sebagian dari mereka tinggal di sekitaran NTT dan sebagian dari mereka memilih untuk merantau diluar NTT. Beberapa dari mereka memilih untuk tinggal di Sumbawa, NTB dan menetap terus hingga sekarang. Berbaur dengan masyarakat setempat merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pendatang guna mendapatkan keamanan, kenyamanan serta kemudahan dalam melangsungkan kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akomodasi komunikasi yang digunakan oleh masyarakat ex Timor Timur yang tinggal di Desa Penyaring dalam berbaur dengan masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teori akomodasi komunikasi West dan Turner. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung dengan tinggal dan berbaur dengan masyarakat ex Timor Timur, dan juga dengan wawancara. Analisis data menggunakan reduksi, display data, dan kesimpulan verifikasi. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa masyarakat ex Timor Timur menggunakan akomodasi komunikasi ketika berbaur dengan masyarakat Sumbawa, baik melalui strategi konvergensi maupun divergensi, namun tidak secara akomodasi berlebihan. Akomodasi komunikasi yang mereka lakukan berhasil sehingga akhirnya mereka bisa bertahan tingga di Desa Penyaring, Sumbawa hingga saat ini.Kata Kunci: Komunikasi; Antarbudaya; ExTimor Timur; Sumbawa; Akomodasi Komunikasi.
{"title":"AKOMODASI KOMUNIKASI DALAM INTERAKSI ANTAR BUDAYA MASYARAKAT EX TIMOR TIMUR DENGAN MASYARAKAT SUMBAWA DI DESA PENYARING KABUPATEN SUMBAWA","authors":"F. Muhammad, Abbyzar Aggasi","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i1.622","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i1.622","url":null,"abstract":"Kemerdekaan Timor Timur (sekarang Timor Leste) atas Indonesia pada tahun 1998 membuat warga Timor Timur yang pro terhadap integrasi harus keluar dari Timor Timur. Kebanyakan dari mereka akhirnya tinggal di camp pengungsian yang berada di Atambua, sebagian dari mereka tinggal di sekitaran NTT dan sebagian dari mereka memilih untuk merantau diluar NTT. Beberapa dari mereka memilih untuk tinggal di Sumbawa, NTB dan menetap terus hingga sekarang. Berbaur dengan masyarakat setempat merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pendatang guna mendapatkan keamanan, kenyamanan serta kemudahan dalam melangsungkan kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akomodasi komunikasi yang digunakan oleh masyarakat ex Timor Timur yang tinggal di Desa Penyaring dalam berbaur dengan masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teori akomodasi komunikasi West dan Turner. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung dengan tinggal dan berbaur dengan masyarakat ex Timor Timur, dan juga dengan wawancara. Analisis data menggunakan reduksi, display data, dan kesimpulan verifikasi. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa masyarakat ex Timor Timur menggunakan akomodasi komunikasi ketika berbaur dengan masyarakat Sumbawa, baik melalui strategi konvergensi maupun divergensi, namun tidak secara akomodasi berlebihan. Akomodasi komunikasi yang mereka lakukan berhasil sehingga akhirnya mereka bisa bertahan tingga di Desa Penyaring, Sumbawa hingga saat ini.Kata Kunci: Komunikasi; Antarbudaya; ExTimor Timur; Sumbawa; Akomodasi Komunikasi.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123633199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-10DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i1.627
Afrijiansari Afrijiansari, Abbyzar Aggasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengguna penggunaan whatsapp messenger sebagai media komunikasi di kalangan mahasiswa ( studi kasus mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan 2015 universitas teknologi sumbawa ), perkembangan kemajuan internet saat ini begitu cepat, dengan kecanggihan internet menghadirkan sebuah media sosial yaitu whatsapp yang digunakan untuk berkomunikasi serta mendapatkan informasi dalam keseharian antara mahasiswa dengan dosen. Adanya fitur-fitur yang terdapat dalam whatsapp mendukung pengguna dalam proses komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitafif untuk menguji teori antara variable sehingga data terdiri dari angka-angka. Dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Kemudiaan peneliti melakukan teknik anaisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan Whatsapp messanger sebagai media komunikasi dikalangan mahasiswa (studi kasus mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2015), 34 mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan 2015 menggunakan whatsapp messanger sebagai media komunikasi dalam kesehariannya. Dan dari hasil penyebaran kuisioner sebanyak 10 butir pertanyaan untuk 34 responden Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi tentang Penggunaan Whatsaap messenger sebagai media komunikasi di kalangan mahasiswa (studi kasus mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2015 Universitas Teknologi Sumbawa) masuk kedalam kategori Baik.Kata Kunci : Komunikasi Whatsapp Messsenger Sosial Media.
{"title":"PENGGUNAAN WHATSAPP MESSENGER SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DIKALANGAN MAHASISWA (S TUDI KASUS MAHA S I SWA FIKOM U NIVERSITAS T EKNOLOGI S UMBAWA ANGKATAN 2015)","authors":"Afrijiansari Afrijiansari, Abbyzar Aggasi","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i1.627","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i1.627","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengguna penggunaan whatsapp messenger sebagai media komunikasi di kalangan mahasiswa ( studi kasus mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan 2015 universitas teknologi sumbawa ), perkembangan kemajuan internet saat ini begitu cepat, dengan kecanggihan internet menghadirkan sebuah media sosial yaitu whatsapp yang digunakan untuk berkomunikasi serta mendapatkan informasi dalam keseharian antara mahasiswa dengan dosen. Adanya fitur-fitur yang terdapat dalam whatsapp mendukung pengguna dalam proses komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitafif untuk menguji teori antara variable sehingga data terdiri dari angka-angka. Dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Kemudiaan peneliti melakukan teknik anaisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan Whatsapp messanger sebagai media komunikasi dikalangan mahasiswa (studi kasus mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2015), 34 mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan 2015 menggunakan whatsapp messanger sebagai media komunikasi dalam kesehariannya. Dan dari hasil penyebaran kuisioner sebanyak 10 butir pertanyaan untuk 34 responden Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi tentang Penggunaan Whatsaap messenger sebagai media komunikasi di kalangan mahasiswa (studi kasus mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2015 Universitas Teknologi Sumbawa) masuk kedalam kategori Baik.Kata Kunci : Komunikasi Whatsapp Messsenger Sosial Media.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"307 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120986623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-10DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i1.626
Muhammad Fadhillah, A. Apriadi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi Ustadz dalam membina akhlak santri serta faktor yang menjadi penghambat dalam pembinaan akhlak santri di Pondok Pesantren Dea Malela kabupaten Sumbawa. penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi dalam pembinaan akhlak santri di pondok pesantren Dea Malela menggunakan pola roda dan pola rantai. Pola komunikasi Pola roda memiliki pimpinan yang jelas, sehingga semua informasi yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada pemimpin, di Pondok Pesantren Dea Malela pembinaan akhlak santri terpusat melalui biro pengasuhan, lembaga ini yang mengatur dan memiliki sistem dalam pembinaan santri sehingga Ustadz dan Musrif (Pembimbing Santri) mengikuti arahan dari biro pengasuhan. Pola rantai memiliki lima tingkatan yang disebut dengan komunikasi atas dan komunikasi bawah yang aliran informasinya terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya, di Pondok Pesantren Dea Malela ketika ada permasalahan santri maka langkah pertama santri melaporkan ke Organisasi Santri (pengurusnya santri senior) yang selanjutnya dari Organisasi tersebut meneruskan ke Musrif dan akhirnya bermuara ke biro pengasuhan dan begitu juga sebaliknya ketika ada sebuah aturan terkait pengasuhan tahapannya melalui musrif dan berlanjut ke Organisasi Santri, selanjutnya disosialisasikan secara menyeluruh ke santri-santri melalui kegiatan pembinaan.Kata Kunci : Pola komunikasi; Pembinaan; Akhlak; Santri.
{"title":"POLA KOMUNIKASI USTADZ DALAM MEMBINA AKHLAK SANTRI (Studi Kasus Pondok Pesantren Modern Dea Malela)","authors":"Muhammad Fadhillah, A. Apriadi","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i1.626","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i1.626","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi Ustadz dalam membina akhlak santri serta faktor yang menjadi penghambat dalam pembinaan akhlak santri di Pondok Pesantren Dea Malela kabupaten Sumbawa. penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi dalam pembinaan akhlak santri di pondok pesantren Dea Malela menggunakan pola roda dan pola rantai. Pola komunikasi Pola roda memiliki pimpinan yang jelas, sehingga semua informasi yang berjalan harus terlebih dahulu disampaikan kepada pemimpin, di Pondok Pesantren Dea Malela pembinaan akhlak santri terpusat melalui biro pengasuhan, lembaga ini yang mengatur dan memiliki sistem dalam pembinaan santri sehingga Ustadz dan Musrif (Pembimbing Santri) mengikuti arahan dari biro pengasuhan. Pola rantai memiliki lima tingkatan yang disebut dengan komunikasi atas dan komunikasi bawah yang aliran informasinya terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya, di Pondok Pesantren Dea Malela ketika ada permasalahan santri maka langkah pertama santri melaporkan ke Organisasi Santri (pengurusnya santri senior) yang selanjutnya dari Organisasi tersebut meneruskan ke Musrif dan akhirnya bermuara ke biro pengasuhan dan begitu juga sebaliknya ketika ada sebuah aturan terkait pengasuhan tahapannya melalui musrif dan berlanjut ke Organisasi Santri, selanjutnya disosialisasikan secara menyeluruh ke santri-santri melalui kegiatan pembinaan.Kata Kunci : Pola komunikasi; Pembinaan; Akhlak; Santri.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"19 17-19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123569777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-10DOI: 10.36761/kagangakomunika.v2i1.624
Wiwin Triana Indah Lestari, Deddy Suprapto
Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana representasi feminisme dalam film 7 Hari 7 Cinta 7 Wanita. Film ini mengangkat isu-isu sensitif tentang perempuan dengan menampilkan 7 wanita dengan masalah yang berbeda-beda. Penelitian ini bersifat kualitatif dan data-data dalam film tersebut dibedah menggunakan pisau analisi wacana kritis Sarah Mills yang memusatkan perhatiannya pada wacana mengenai feminisme bagaimana wanita ditampilkan dalam teks, baik dalam novel, gambar, foto, ataupun dalam berita. Titik perhatian dari perspektif wacana feminis adalah menunjukkan bagaimana teks bias dalam menampilkan wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai feminisme di dalam film ini lebih mengangkat tentang perempuan yang telah memperjuangakan persamaan gender dalam bidang ekonomi yaitu seperti perempuan-perempuan pada tokoh ini bekerja untuk membiaayai keluarga mereka. Seperti bekerja sebagai buruh tekstil untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta biaya bersalinnya, sebagai pelacur untuk mengobati kangker mulut rahim yang diderita, dan ningsih yang bekerja dikantor untuk membiayai keluarganya. Film sendiri memiliki kekuatan di masyarakat, dimana film media yang sangat dekat dengan masyrakat untuk membentuk opini masyrakat tentang kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budayaKata Kunci: Feminisme; Perempuan; Film; Representasi; Bias Gender.
{"title":"REPRESENTASI FEMINISME DALAM FILM 7 HARI 7 CINTA 7 WANITA","authors":"Wiwin Triana Indah Lestari, Deddy Suprapto","doi":"10.36761/kagangakomunika.v2i1.624","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v2i1.624","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana representasi feminisme dalam film 7 Hari 7 Cinta 7 Wanita. Film ini mengangkat isu-isu sensitif tentang perempuan dengan menampilkan 7 wanita dengan masalah yang berbeda-beda. Penelitian ini bersifat kualitatif dan data-data dalam film tersebut dibedah menggunakan pisau analisi wacana kritis Sarah Mills yang memusatkan perhatiannya pada wacana mengenai feminisme bagaimana wanita ditampilkan dalam teks, baik dalam novel, gambar, foto, ataupun dalam berita. Titik perhatian dari perspektif wacana feminis adalah menunjukkan bagaimana teks bias dalam menampilkan wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai feminisme di dalam film ini lebih mengangkat tentang perempuan yang telah memperjuangakan persamaan gender dalam bidang ekonomi yaitu seperti perempuan-perempuan pada tokoh ini bekerja untuk membiaayai keluarga mereka. Seperti bekerja sebagai buruh tekstil untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta biaya bersalinnya, sebagai pelacur untuk mengobati kangker mulut rahim yang diderita, dan ningsih yang bekerja dikantor untuk membiayai keluarganya. Film sendiri memiliki kekuatan di masyarakat, dimana film media yang sangat dekat dengan masyrakat untuk membentuk opini masyrakat tentang kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budayaKata Kunci: Feminisme; Perempuan; Film; Representasi; Bias Gender.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128879713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-25DOI: 10.36761/kagangakomunika.v1i1.411
Ulya Dinillah, Aka Kurnia SF
Kemunculan media sosial instagram yang banyak digunakan oleh berbagai golongan masyarakat dalam berkomunikasi dan bertukar informasi tidak luput dari perhatian para aktivis dakwah untuk berdakwah. Oleh karenanya, penelitian ini merupakan penelitian yang mencoba menjabarkan tentang penggunaan instagram sebagai media dakwah oleh akun @tentangislam dan @harakahislamiyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan komunikasi persuasif baik secara rasional maupun emosional oleh Mar’at serta teori pesan dakwah oleh Al-Bayanuni yang membagi pesan dakwah dalam aspek akidah, syariah dan akhlak. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesan dakwah yang dibagikan selama bulan Maret-Mei 2019 yaitu akun @tentangislam lebih banyak menggunakan penerapan komunikasi persuasif secara emosional, sedangkan akun @harakahislamiyah lebih banyak menggunakan komunikasi persuasif secara rasional. Adapun materi dakwah dari kedua akun tersebut ditemukan lebih dominan membagikan materi dakwah syariah daripada materi akidah dan akhlak. Akun @harakahislamiyah mengandalkan desain visual ilustrasi yang berwarna warni dan terlihat lebih menarik dalam setiap kontennya, sedangkan akun @tentangislam hanya dengan gambar tekstual dan diikuti caption yang detail dan jelas dalam menjelaskan maksud dari pesan dakwahnya.
{"title":"MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Analisis Isi Pada Akun @tentangislam dan @harakahislamiyah)","authors":"Ulya Dinillah, Aka Kurnia SF","doi":"10.36761/kagangakomunika.v1i1.411","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v1i1.411","url":null,"abstract":"Kemunculan media sosial instagram yang banyak digunakan oleh berbagai golongan masyarakat dalam berkomunikasi dan bertukar informasi tidak luput dari perhatian para aktivis dakwah untuk berdakwah. Oleh karenanya, penelitian ini merupakan penelitian yang mencoba menjabarkan tentang penggunaan instagram sebagai media dakwah oleh akun @tentangislam dan @harakahislamiyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan komunikasi persuasif baik secara rasional maupun emosional oleh Mar’at serta teori pesan dakwah oleh Al-Bayanuni yang membagi pesan dakwah dalam aspek akidah, syariah dan akhlak. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesan dakwah yang dibagikan selama bulan Maret-Mei 2019 yaitu akun @tentangislam lebih banyak menggunakan penerapan komunikasi persuasif secara emosional, sedangkan akun @harakahislamiyah lebih banyak menggunakan komunikasi persuasif secara rasional. Adapun materi dakwah dari kedua akun tersebut ditemukan lebih dominan membagikan materi dakwah syariah daripada materi akidah dan akhlak. Akun @harakahislamiyah mengandalkan desain visual ilustrasi yang berwarna warni dan terlihat lebih menarik dalam setiap kontennya, sedangkan akun @tentangislam hanya dengan gambar tekstual dan diikuti caption yang detail dan jelas dalam menjelaskan maksud dari pesan dakwahnya.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"172 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123169942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-25DOI: 10.36761/kagangakomunika.v1i1.408
Husniatun Isnaini, Miftahul Arzak
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan makna Tradisi Pasaji Ponan sebagai salah satu wujud komunikasi budaya yang diselenggarakan secara rutin oleh masyarakat Ponan (Dusun Poto dan Dusun Lengas-Desa Poto, serta Dusun Malili-Desa Berare Kecamatan Moyo Hilir). Penelitian dilakukan di Desa Poto dengan pertimbangan bahwa Desa Poto merupakan lokasi diselenggarakannya Tradisi Pasaji Ponan, sehingga peneliti memusatkan perhatian hanya pada pemaknaan masyarakat Desa Poto terhadap tradisi tersebut. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif dengan paradigma Interpretatif serta Teori Interaksi Simbolik gagasan George Herbert Mead. Adapun informan yang dipilih adalah masyarakat Desa Poto yang terdiri dari 4 (empat) karakteristik tokoh yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta tokoh wanita yang didapatkan melalui teknik purposive sampling. Terdapat 2 (dua) jenis data yang diperlukan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dengan teknik kepustakaan yaitu pengambilan data-data dari literatur yang sesuai dengan tema penelitian. Setelah data diperoleh, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan metode interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Pasaji Ponan bagi masyarakat Desa Poto dimaknai sebagai sebuah upacara yang menyentuh sisi kehidupan manusia secara kompleks. Makna tradisi ini terbagi menjadi 2 (dua) kelompok: makna umum dan makna khusus. Dalam makna umum, Tradisi Pasaji Ponan merupakan sebuah perwujudan hubungan sosial-keagamaan (hablumminall?h wa hablumminannas). Sedangkan dalam makna khusus, tradisi tersebut dimaknai sebagai salah satu upaya manusia untuk memperoleh kebahagiaan.
{"title":"PASAJI PONAN SEBAGAI WUJUD KOMUNIKASI BUDAYA (Studi Interpretatif Terhadap Masyarakat Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir Dalam Memaknai Tradisi Pasaji Ponan)","authors":"Husniatun Isnaini, Miftahul Arzak","doi":"10.36761/kagangakomunika.v1i1.408","DOIUrl":"https://doi.org/10.36761/kagangakomunika.v1i1.408","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan makna Tradisi Pasaji Ponan sebagai salah satu wujud komunikasi budaya yang diselenggarakan secara rutin oleh masyarakat Ponan (Dusun Poto dan Dusun Lengas-Desa Poto, serta Dusun Malili-Desa Berare Kecamatan Moyo Hilir). Penelitian dilakukan di Desa Poto dengan pertimbangan bahwa Desa Poto merupakan lokasi diselenggarakannya Tradisi Pasaji Ponan, sehingga peneliti memusatkan perhatian hanya pada pemaknaan masyarakat Desa Poto terhadap tradisi tersebut. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif dengan paradigma Interpretatif serta Teori Interaksi Simbolik gagasan George Herbert Mead. Adapun informan yang dipilih adalah masyarakat Desa Poto yang terdiri dari 4 (empat) karakteristik tokoh yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta tokoh wanita yang didapatkan melalui teknik purposive sampling. Terdapat 2 (dua) jenis data yang diperlukan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dengan teknik kepustakaan yaitu pengambilan data-data dari literatur yang sesuai dengan tema penelitian. Setelah data diperoleh, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan metode interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Pasaji Ponan bagi masyarakat Desa Poto dimaknai sebagai sebuah upacara yang menyentuh sisi kehidupan manusia secara kompleks. Makna tradisi ini terbagi menjadi 2 (dua) kelompok: makna umum dan makna khusus. Dalam makna umum, Tradisi Pasaji Ponan merupakan sebuah perwujudan hubungan sosial-keagamaan (hablumminall?h wa hablumminannas). Sedangkan dalam makna khusus, tradisi tersebut dimaknai sebagai salah satu upaya manusia untuk memperoleh kebahagiaan.","PeriodicalId":304560,"journal":{"name":"KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122565677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}