Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.32506
Hayati Zuhda, Herdiana Herdiana, Sari Novida
Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, disebabkan usaha disektor pertanian merupakan usaha yang sangat menjanjikan seperti bisnis gula semut yang semakin menjanjikan, kini usaha-usaha skala kecil sudah mulai merambah ke bisnis gula semut ini karena setiap orang membutuhkan produk gula semut untuk memenuhi gizi harian. Bisnis gula semut yang dilakukan oleh kelompok usaha kecil belum memahami manajamen usaha sehingga usaha mereka tidak bisa berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran gula semut dan menganalisis efisiensi pemasaran di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat (KTH Emas Hijau dan KTH Giri madia). Metode penelitian dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan metode purosive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemasaran gula semut di Kecamatan Lingsar terdapat dua pola pemasaran yang terjadi yaitu saluran pemasaran 1 dimana pengrajin langsung menjual gula semut ke konsumen, pola pemasaran 2 dimana pengrajin menjual gula semut pada pedagang pengecer kemudian pedagang pengecer melakukan penjualan kepada konsumen. Efisiensi Pengrajin Gula Semut di KTH Emas Hijau dan KTH Girimadia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat di tingkat Pengrajin ke pengecer untuk gula semut original sebesar 53.45, gula semut jahe sebesar 54.86 sedangkan di tingkat Pengrajin ke konsumen sebesar 47.51 sedangkan gula semut jahe sebesar 49.37 Dimana semakin rendah nilai efisiensi pemasaran (EP) dari saluran pemasaran maka semakin efisien dan apabila nilai efisiensi pemasaran (EP) <50% maka semakin efisienlah saluran pemasaran tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pola saluran pemasaran 1 merupakan saluran pemasaran yang paling efisien secara ekonomi. pada saluran pemasaran 2 gula semut di Kecmatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat belum efisien secara ekonomi, yang ditunjukan dengan nilai efisiensi pemasaran dari tiap-tiap saluran pemasaran gula semut lebih dari 50 %.
{"title":"ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN GULA SEMUT DI KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT","authors":"Hayati Zuhda, Herdiana Herdiana, Sari Novida","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.32506","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.32506","url":null,"abstract":"Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, disebabkan usaha disektor pertanian merupakan usaha yang sangat menjanjikan seperti bisnis gula semut yang semakin menjanjikan, kini usaha-usaha skala kecil sudah mulai merambah ke bisnis gula semut ini karena setiap orang membutuhkan produk gula semut untuk memenuhi gizi harian. Bisnis gula semut yang dilakukan oleh kelompok usaha kecil belum memahami manajamen usaha sehingga usaha mereka tidak bisa berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran gula semut dan menganalisis efisiensi pemasaran di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat (KTH Emas Hijau dan KTH Giri madia). Metode penelitian dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan metode purosive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemasaran gula semut di Kecamatan Lingsar terdapat dua pola pemasaran yang terjadi yaitu saluran pemasaran 1 dimana pengrajin langsung menjual gula semut ke konsumen, pola pemasaran 2 dimana pengrajin menjual gula semut pada pedagang pengecer kemudian pedagang pengecer melakukan penjualan kepada konsumen. Efisiensi Pengrajin Gula Semut di KTH Emas Hijau dan KTH Girimadia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat di tingkat Pengrajin ke pengecer untuk gula semut original sebesar 53.45, gula semut jahe sebesar 54.86 sedangkan di tingkat Pengrajin ke konsumen sebesar 47.51 sedangkan gula semut jahe sebesar 49.37 Dimana semakin rendah nilai efisiensi pemasaran (EP) dari saluran pemasaran maka semakin efisien dan apabila nilai efisiensi pemasaran (EP) <50% maka semakin efisienlah saluran pemasaran tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pola saluran pemasaran 1 merupakan saluran pemasaran yang paling efisien secara ekonomi. pada saluran pemasaran 2 gula semut di Kecmatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat belum efisien secara ekonomi, yang ditunjukan dengan nilai efisiensi pemasaran dari tiap-tiap saluran pemasaran gula semut lebih dari 50 %.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802207","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.32267
Armi Indrayuni, Muh. Arief Yusuf
Pengembangan ekowisata berbasis arsitektur terapung merupakan penelitian potensi kawasan di Danau Balang Tonjong Makassar untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata alam. Penelitian ini bertujuan mengukur nilai potensi pengembangan ekowisata berbasis arsitektur terapung di Danau Balang Tonjong Makassar. Penelitian ini di lakukan di Danau Balang Tonjong Makassar pada bulan April 2022. Penelitian ini menggunakan metode menggunakan penelitian kuantitaif dengan menggunakan Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata alam (ADO-ODTWA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Danau Balang Tonjong Makassar memiliki daya tarik tinggi terhadap objek wisata alami dimana pengunjung menyukai suasana wisata yang tenang dengan aksesibilitas yang tinggi di pusat kota.
Kata Kunci: ekowisata; terapung; arsitektur; danau
{"title":"POTENSI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS ARSITEKTUR TERAPUNG DI DANAU BALANG TONJONG MAKASSAR","authors":"Armi Indrayuni, Muh. Arief Yusuf","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.32267","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.32267","url":null,"abstract":"Pengembangan ekowisata berbasis arsitektur terapung merupakan penelitian potensi kawasan di Danau Balang Tonjong Makassar untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata alam. Penelitian ini bertujuan mengukur nilai potensi pengembangan ekowisata berbasis arsitektur terapung di Danau Balang Tonjong Makassar. Penelitian ini di lakukan di Danau Balang Tonjong Makassar pada bulan April 2022. Penelitian ini menggunakan metode menggunakan penelitian kuantitaif dengan menggunakan Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata alam (ADO-ODTWA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Danau Balang Tonjong Makassar memiliki daya tarik tinggi terhadap objek wisata alami dimana pengunjung menyukai suasana wisata yang tenang dengan aksesibilitas yang tinggi di pusat kota.
 Kata Kunci: ekowisata; terapung; arsitektur; danau
 
 
 
","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.32121
Ratih Ratih, Rahmaniah Rahmaniah, Jasdar Agus
Korosi merupakan salah satu ancaman bagi industri-industri otomotif sebab proses korosi mengakibatkan penurunan kekuatan material sehingga meningkatkan biaya perbaikan pada alat-alat berat yang digunakan pada bidang industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi ekstrak kulit jagung dalam menghambat laju korosi pada baja ST37 dengan menggunakan metode kehilangan massa, pengaruh variasi suhu perendaman dalam menghambat laju korosi pada baja ST37 dan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi inhibitor dalam menghambat laju korosi pada baja ST37. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kehilangan massa (Mass Loss). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kulit jagung dapat menghambat laju korosi yang digunakan sebagai inhibitor pada baja ST37 dengan menggunakan medium HCl 3% dengan variasi suhu 40oC, 50oC dan 60oC. Hasil nilai laju korosi tanpa inhibitor didapatkan 40oC sebesar 32,98 mpy, 50oC sebesar 62,09 mpy, 60oC sebesar 71,51 mpy dan hasil nilai laju korosi dengan menggunakan konsentrasi inhibitor tetap 400 ppm didapatkan 40oC sebesar 32,81 mpy, 50oC sebesar 36,59 mpy, dan 60oC sebesar 38,76 mpy.
{"title":"PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR KULIT JAGUNG","authors":"Ratih Ratih, Rahmaniah Rahmaniah, Jasdar Agus","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.32121","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.32121","url":null,"abstract":"Korosi merupakan salah satu ancaman bagi industri-industri otomotif sebab proses korosi mengakibatkan penurunan kekuatan material sehingga meningkatkan biaya perbaikan pada alat-alat berat yang digunakan pada bidang industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi ekstrak kulit jagung dalam menghambat laju korosi pada baja ST37 dengan menggunakan metode kehilangan massa, pengaruh variasi suhu perendaman dalam menghambat laju korosi pada baja ST37 dan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi inhibitor dalam menghambat laju korosi pada baja ST37. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kehilangan massa (Mass Loss). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kulit jagung dapat menghambat laju korosi yang digunakan sebagai inhibitor pada baja ST37 dengan menggunakan medium HCl 3% dengan variasi suhu 40oC, 50oC dan 60oC. Hasil nilai laju korosi tanpa inhibitor didapatkan 40oC sebesar 32,98 mpy, 50oC sebesar 62,09 mpy, 60oC sebesar 71,51 mpy dan hasil nilai laju korosi dengan menggunakan konsentrasi inhibitor tetap 400 ppm didapatkan 40oC sebesar 32,81 mpy, 50oC sebesar 36,59 mpy, dan 60oC sebesar 38,76 mpy.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.32860
Aisyah Aisyah, Jusnia Jusnia, Arfiani Nur, A. Nurfitriani Abubakar, Iswadi Ibrahim Patunrengi
Berbagai zat warna alami telah dieksplorasi untuk aplikasi Dye-Sensitized Solar Cell yang. Ekstrak etanol kulit ubi jalar ungu, Ipomoea batatas L. umumnya digunakan sebagai dye pada semikonduktor TiO2. Namun, Pada penelitian ini, zat warna diekstraksi bertahap dengan tiga pelarut dengan kepolaran bertingkat; n-heksana, etil asetat dan metanol. Masing masing ekstrak dan campurannya digunakan sebagai sensitizer pada DSSC. Tujuannya untuk membandingkan nilai efisinesi DSSC sehingga diperoleh nilai konversi energi sinar matahari menjadi listrik yang tertinggi. Kinerja DSSC dikaji berdasarkan data analisis fitokimia, spektrum UV-Vis, FTIR dan morfologi semikondukduktor dengan analisis SEM. DSSC yang tersensitasi ekstrak campuran menghasilkan nilai efisiensi tertinggi sebesar 0,10 dengan nilai Vmax dan Imax sebesar 276mV dan 25,7mA.
各种物质的自然颜色为Dye-Sensitized太阳能手机的应用探索。红薯皮乙醇提取物紫色,Ipomoea batatas L .通常被用作染料在半导体TiO2。然而,在这项研究时,颜色提取物质逐渐与多层kepolaran三种溶剂;n-heksana,醋酸纤维素乙醇和甲醇。在每个城市和混合物提取物用作sensitizer DSSC。目的比较价值efisinesi DSSC从而获得价值最高的阳光的能量转化为电力。DSSC绩效审查基于植物化学分析数据,UV-Vis, FTIR光谱和SEM分析semikondukduktor形态。DSSC tersensitasi混合提取物生产效率最高的价值高达0,10 Vmax价值和Imax高达276mV 25,7mA。
{"title":"PREPARASI SEL SURYA TERSENSITISASI DYE (DSSC) DARI EKSTRAK KULIT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.)","authors":"Aisyah Aisyah, Jusnia Jusnia, Arfiani Nur, A. Nurfitriani Abubakar, Iswadi Ibrahim Patunrengi","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.32860","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.32860","url":null,"abstract":"Berbagai zat warna alami telah dieksplorasi untuk aplikasi Dye-Sensitized Solar Cell yang. Ekstrak etanol kulit ubi jalar ungu, Ipomoea batatas L. umumnya digunakan sebagai dye pada semikonduktor TiO2. Namun, Pada penelitian ini, zat warna diekstraksi bertahap dengan tiga pelarut dengan kepolaran bertingkat; n-heksana, etil asetat dan metanol. Masing masing ekstrak dan campurannya digunakan sebagai sensitizer pada DSSC. Tujuannya untuk membandingkan nilai efisinesi DSSC sehingga diperoleh nilai konversi energi sinar matahari menjadi listrik yang tertinggi. Kinerja DSSC dikaji berdasarkan data analisis fitokimia, spektrum UV-Vis, FTIR dan morfologi semikondukduktor dengan analisis SEM. DSSC yang tersensitasi ekstrak campuran menghasilkan nilai efisiensi tertinggi sebesar 0,10 dengan nilai Vmax dan Imax sebesar 276mV dan 25,7mA.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802210","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.33715
Suci Qadriana Ramadhani
Peningkatan sampah masker medis, pasca pandemi dapat menyebabkan dampak kerusakan lingkungan dan menjadi media penularan penyakit. Timbunan limbah masker sekali pakai membutuhkan watu lama untuk dapat terdegradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah masker medis menjadi material interior maupun eksterior. Potensi limbah masker akan membantu mengurangi limbah masker yang tersebar dan dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai manfaat. Penelitian ini dilakukan di rumah praktisi dan dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2022. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan eksperimental lalu mengobservasi hasil pendauran ulang masker. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai jumlah masker yang digunakan untuk memanaskan masker hingga berbentuk liquid dan kembali mengeras hingga berbentuk lempengan dengan dimensi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan dan dimensi masker dipengaruhi oleh banyaknya jumlah masker yang dilelehkan. Sebuah masker dapat menjadi lempengan polimer seluas ±4cm2 dengan tebal ±1mm dengan kurun waktu yang menyesuaikan dengan intensitas panas api.
Kata Kunci: limbah masker; potensi limbah; polimer; interior dan eksterior
{"title":"POTENSI LIMBAH MASKER MEDIS DALAM PEMBUATAN MATERIAL INTERIOR DAN EKSTERIOR","authors":"Suci Qadriana Ramadhani","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.33715","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.33715","url":null,"abstract":"Peningkatan sampah masker medis, pasca pandemi dapat menyebabkan dampak kerusakan lingkungan dan menjadi media penularan penyakit. Timbunan limbah masker sekali pakai membutuhkan watu lama untuk dapat terdegradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi limbah masker medis menjadi material interior maupun eksterior. Potensi limbah masker akan membantu mengurangi limbah masker yang tersebar dan dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai manfaat. Penelitian ini dilakukan di rumah praktisi dan dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2022. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan eksperimental lalu mengobservasi hasil pendauran ulang masker. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai jumlah masker yang digunakan untuk memanaskan masker hingga berbentuk liquid dan kembali mengeras hingga berbentuk lempengan dengan dimensi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan dan dimensi masker dipengaruhi oleh banyaknya jumlah masker yang dilelehkan. Sebuah masker dapat menjadi lempengan polimer seluas ±4cm2 dengan tebal ±1mm dengan kurun waktu yang menyesuaikan dengan intensitas panas api.
 
 
 Kata Kunci: limbah masker; potensi limbah; polimer; interior dan eksterior","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.31880
Muhammad Isbatullah, Eka Sukmawaty, Ulfa Triyani A. Latif
Pisang kepok (Musa acuminata x Musa balbisiana) merupakan jenis pisang yang paling populer di masyarakat Sulawesi Selatan. Namun, produksi pisang kepok dapat menurun disebabkan oleh infeksi cendawan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala pada daun pisang yang terserang cendawan patogen dan mengidentifikasi genus cendawan patogen yang terdapat pada daun pisang di Kelurahan Samata Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode observasi yakni pengamatan gejala pada daun pisang di lapangan dan identifikasi jenis cendawan patogen hingga tingkat genus berdasarkan ciri makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga gejala pada daun pisang yang terserang cendawan patogen yaitu gejala pertama berupa daun menguning dari tepi kemudian menjadi coklat dan mengering dengan tepi gejala berwarna merah bata hingga kecoklatan dan terbentuk halo kuning di sekitar gejala. Gejala kedua memperlihatkan terbentuknya bercak nekrosis berbentuk oval dengan halo berwarna kuning cerah. Gejala ketiga memperlihatkan terbentuknya nekrosis mulai dari tepi daun dan terbentuk halo kuning diikuti dengan bercak memanjang berwarna coklat hingga hitam pada helaian daun mengikuti jari-jari daun. Adapun genus cendawan yang menginfeksi daun pisang (Musa acuminata x Musa balbisiana) di Kelurahan Samata Gowa yang telah diidentifikasi yaitu Fusarium spp., Cordana sp., dan Cladosporium sp.
{"title":"IDENTIFIKASI GEJALA PENYAKIT DAN CENDAWAN PATOGEN PADA DAUN PISANG KEPOK (Musa acuminata x Musa balbisiana) DI KELURAHAN SAMATA KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN","authors":"Muhammad Isbatullah, Eka Sukmawaty, Ulfa Triyani A. Latif","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.31880","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.31880","url":null,"abstract":"Pisang kepok (Musa acuminata x Musa balbisiana) merupakan jenis pisang yang paling populer di masyarakat Sulawesi Selatan. Namun, produksi pisang kepok dapat menurun disebabkan oleh infeksi cendawan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala pada daun pisang yang terserang cendawan patogen dan mengidentifikasi genus cendawan patogen yang terdapat pada daun pisang di Kelurahan Samata Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode observasi yakni pengamatan gejala pada daun pisang di lapangan dan identifikasi jenis cendawan patogen hingga tingkat genus berdasarkan ciri makroskopis dan mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga gejala pada daun pisang yang terserang cendawan patogen yaitu gejala pertama berupa daun menguning dari tepi kemudian menjadi coklat dan mengering dengan tepi gejala berwarna merah bata hingga kecoklatan dan terbentuk halo kuning di sekitar gejala. Gejala kedua memperlihatkan terbentuknya bercak nekrosis berbentuk oval dengan halo berwarna kuning cerah. Gejala ketiga memperlihatkan terbentuknya nekrosis mulai dari tepi daun dan terbentuk halo kuning diikuti dengan bercak memanjang berwarna coklat hingga hitam pada helaian daun mengikuti jari-jari daun. Adapun genus cendawan yang menginfeksi daun pisang (Musa acuminata x Musa balbisiana) di Kelurahan Samata Gowa yang telah diidentifikasi yaitu Fusarium spp., Cordana sp., dan Cladosporium sp.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135803130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.34514
Fitrawansyah Fitrawansyah, Nursyam Nursyam, Rahmiani Rahim
Banyaknya jumlah mahasiswa pendatang di Kabupaten Majene dikarenakan terdapatnya 9 perguruan tinggi di wilayah tersebut, hal ini mempengaruhi terhadap peningkatan permintaan hunian yang layak bagi mahasiswa pendatang. Fasilitas asrama mahasiswa perlu direncanakana dengan menerapkan konsep hunian hidup bersama (Co-Living). Konsep asrama Co-Living merupakan konsep hunian bersama dengan mengoptimalkan ruang dengan fungsi yang dapat digunakan secara bersama sehingga dapat meningkatkan interaksi sosial dalam kehidupan asrama dengan tetap menjaga kebutuhan privat penghuninya. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapakan konsep hunian Co-Living terhadap desain asrama mahasiswa, melalui metode explorasi desain dan didukung oleh teori-teori pendukung perancangan arsitektur berupa asrama mahasiswa. Hasil dari penelitian berupa penerapan konsep Co-Living pada proyeksi program ruang asrama mahasiswa, dan modul hunian asrama mahasiswa.
{"title":"PENERAPAN KONSEP HUNIAN CO-LIVING PADA DESAIN ASRAMA MAHASISWA DI MAJENE","authors":"Fitrawansyah Fitrawansyah, Nursyam Nursyam, Rahmiani Rahim","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.34514","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.34514","url":null,"abstract":"Banyaknya jumlah mahasiswa pendatang di Kabupaten Majene dikarenakan terdapatnya 9 perguruan tinggi di wilayah tersebut, hal ini mempengaruhi terhadap peningkatan permintaan hunian yang layak bagi mahasiswa pendatang. Fasilitas asrama mahasiswa perlu direncanakana dengan menerapkan konsep hunian hidup bersama (Co-Living). Konsep asrama Co-Living merupakan konsep hunian bersama dengan mengoptimalkan ruang dengan fungsi yang dapat digunakan secara bersama sehingga dapat meningkatkan interaksi sosial dalam kehidupan asrama dengan tetap menjaga kebutuhan privat penghuninya. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapakan konsep hunian Co-Living terhadap desain asrama mahasiswa, melalui metode explorasi desain dan didukung oleh teori-teori pendukung perancangan arsitektur berupa asrama mahasiswa. Hasil dari penelitian berupa penerapan konsep Co-Living pada proyeksi program ruang asrama mahasiswa, dan modul hunian asrama mahasiswa.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135803132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.32215
Andi Hildayanti, M Sya’rani Machrizzandi, Muhammad Tajuddin
Desa Ratte yang terletak di Kecamatan Tutar atau Tubbi Taramanu merupakan salah satu desa tertinggal di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Angka Indeks Desa Membangun Desa Ratte menunjukkan indeks terendah. Hal inilah yang mendasari pelaksanaan kegiatan penelitian ini untuk dilakukan pada Desa Ratte melihat status desa tertinggal tersebut. Melalui pendekatan Pengembangan Masyarakat Berbasis Asset ini secara berkelanjutan dapat membentuk kemandirian masyarakat dalam meningkatkan pendapatan sehingga meningkatkan pula kesejahteraannya. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi Asset Ketahanan Sosial di Desa Ratte Kabupaten Polewali Mandar dengan Pendekatan Asset Based Community Development (ABCD). Penelitian ini menggunakan penelitian aksi atau Partisipatory Action Research yang dilakukan melalui tahapan (1) Discovery (Pengkajian); (2) Dream (Impian); (3) Design (prosedur); serta (4) Define dan Destiny. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi atau kemampuan gotong royong, jaringan sosial dan harmoni sosial, serta keaktifan beberapa lembaga pemasyaratan yang terjalin antar masyarakat Desa Ratte cukup kuat. Diantara 4 (empat) indikator sosial dalam IDM diketahui indikator pendidikan merupakan indikator dengan pencapaian indeks tertinggi. Hal ini tergambarkan pada motivasi belajar dan kepedulian masyarakat di bidang Pendidikan sangat tinggi. Ketersediaan fasilitas Pendidikan dan sumber daya air pegunungan sebagai moda penggerak jaringan listrik desa juga cukup membantu masyarakat melaksanakan aktivitas sehari-hari.
{"title":"INVENTARISASI ASSET KETAHANAN SOSIAL DI DESA RATTE KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN PENDEKATAN ASSET BASED COMMUNITY DEVELOPMENT","authors":"Andi Hildayanti, M Sya’rani Machrizzandi, Muhammad Tajuddin","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.32215","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.32215","url":null,"abstract":"Desa Ratte yang terletak di Kecamatan Tutar atau Tubbi Taramanu merupakan salah satu desa tertinggal di Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat. Angka Indeks Desa Membangun Desa Ratte menunjukkan indeks terendah. Hal inilah yang mendasari pelaksanaan kegiatan penelitian ini untuk dilakukan pada Desa Ratte melihat status desa tertinggal tersebut. Melalui pendekatan Pengembangan Masyarakat Berbasis Asset ini secara berkelanjutan dapat membentuk kemandirian masyarakat dalam meningkatkan pendapatan sehingga meningkatkan pula kesejahteraannya. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi Asset Ketahanan Sosial di Desa Ratte Kabupaten Polewali Mandar dengan Pendekatan Asset Based Community Development (ABCD). Penelitian ini menggunakan penelitian aksi atau Partisipatory Action Research yang dilakukan melalui tahapan (1) Discovery (Pengkajian); (2) Dream (Impian); (3) Design (prosedur); serta (4) Define dan Destiny. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi atau kemampuan gotong royong, jaringan sosial dan harmoni sosial, serta keaktifan beberapa lembaga pemasyaratan yang terjalin antar masyarakat Desa Ratte cukup kuat. Diantara 4 (empat) indikator sosial dalam IDM diketahui indikator pendidikan merupakan indikator dengan pencapaian indeks tertinggi. Hal ini tergambarkan pada motivasi belajar dan kepedulian masyarakat di bidang Pendidikan sangat tinggi. Ketersediaan fasilitas Pendidikan dan sumber daya air pegunungan sebagai moda penggerak jaringan listrik desa juga cukup membantu masyarakat melaksanakan aktivitas sehari-hari.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-30DOI: 10.24252/teknosains.v17i1.32422
Evi Hariani, Muhsin Muhsin, Yudi Hermawan
Penelitian ini berjudul “Prospek Pengembangan Bambu Tabah Di Luar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Rarung (KHDTK) Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah (Studi Kasus Di Desa Pemepek)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek pengembangan bambu tabah di Desa Pemepek Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara dan kuisoner terhadap petani bambu tabah, dianalisis dengan analisis biaya dan pendapatan (Input dan Output) dan prospek pengembangan di analisis dengan BCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan bambu tabah di luar kawasan hutan dengan tujuan khusus rarung Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Rarung sebagai lahan yang dijadikan plot pengembangan bambu tabah mempunyai dampak yang menguntungkan bagi penggarap yang mengelola plot bambu tabah dengan mendapatkan berbagai manfaat diantaranya dari hasil rebung untuk dijual serta untuk dikonsumsi, keuntungan lainya adalah berupa batang bambu yang dapat di manfaatkan untuk kebutuhan pagar serta dapat di jadikan bibit bambu tabah untuk di kembangkan di lokasi lain maupun untuk dijual kepada masyarakat lain yang membutuhkan. Pendapatan rata-rata yang diperoleh setiap responden sebesar Rp. 1,185,841, berasal dari Nilai produksi sebesar Rp. 3,110,500, dikurangi total biaya produksi sebesar Rp.1,924,659, Prospek pengembangan bambu tabah di Luar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Rarung masih terbuka peluang untuk di kembangkan, hal ini di tunjukan dengan nilai BCR >1. Kendala yang dihadapi oleh petani dalam pengambangan bambu tabah, yaitu adanya hama monyet, banyaknya hama monyet yang berkeliaran di luar kawasan hutan, mengakibatkan petani rebung harus menjaga rebung ketika sudah mulai panen, untuk mengatasi dampak hama monyet, para petani bambu tabah melakukan semprot air yang bercampur bumbu-bumbuan seperti lada, cabe, terasi dan lain sebagainya yang beraromakan khas sehingga hama monyet tidak mendekat dan mengambil rebung yang tumbuh.
Kata kunci : Prospek,Bambu Tabah
{"title":"PROSPEK PENGEMBANGAN BAMBU TABAH DI LUAR KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) RARUNG KECAMATAN PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH (STUDI KASUS DI DESA PEMEPEK)","authors":"Evi Hariani, Muhsin Muhsin, Yudi Hermawan","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.32422","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.32422","url":null,"abstract":"Penelitian ini berjudul “Prospek Pengembangan Bambu Tabah Di Luar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Rarung (KHDTK) Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah (Studi Kasus Di Desa Pemepek)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek pengembangan bambu tabah di Desa Pemepek Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara dan kuisoner terhadap petani bambu tabah, dianalisis dengan analisis biaya dan pendapatan (Input dan Output) dan prospek pengembangan di analisis dengan BCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan bambu tabah di luar kawasan hutan dengan tujuan khusus rarung Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Rarung sebagai lahan yang dijadikan plot pengembangan bambu tabah mempunyai dampak yang menguntungkan bagi penggarap yang mengelola plot bambu tabah dengan mendapatkan berbagai manfaat diantaranya dari hasil rebung untuk dijual serta untuk dikonsumsi, keuntungan lainya adalah berupa batang bambu yang dapat di manfaatkan untuk kebutuhan pagar serta dapat di jadikan bibit bambu tabah untuk di kembangkan di lokasi lain maupun untuk dijual kepada masyarakat lain yang membutuhkan. Pendapatan rata-rata yang diperoleh setiap responden sebesar Rp. 1,185,841, berasal dari Nilai produksi sebesar Rp. 3,110,500, dikurangi total biaya produksi sebesar Rp.1,924,659, Prospek pengembangan bambu tabah di Luar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Rarung masih terbuka peluang untuk di kembangkan, hal ini di tunjukan dengan nilai BCR >1. Kendala yang dihadapi oleh petani dalam pengambangan bambu tabah, yaitu adanya hama monyet, banyaknya hama monyet yang berkeliaran di luar kawasan hutan, mengakibatkan petani rebung harus menjaga rebung ketika sudah mulai panen, untuk mengatasi dampak hama monyet, para petani bambu tabah melakukan semprot air yang bercampur bumbu-bumbuan seperti lada, cabe, terasi dan lain sebagainya yang beraromakan khas sehingga hama monyet tidak mendekat dan mengambil rebung yang tumbuh. 
 Kata kunci : Prospek,Bambu Tabah","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802209","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Korosi merupakan reaksi antara logam dengan lingkungan di sekitarnya yang mengakibatkan mutu dari logam mengalami penurunan. Salah satu cara untuk menghambat terjadinya korosi pada logam adalah dengan cara membuat permukaan logam tersebut terlindungi oleh suatu inhibitor sehingga tidak terjadi kontak langsung antara logam dengan media korosif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi inhibitor terhadap laju korosi, efisiensi inhibitor ekstrak limbah kulit jagung pada baja ST 37 dan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan unsur penyusun baja ST 37 tanpa dan dengan inhibitor dengan menggunakan SEM-EDx. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kehilangan massa (Mass Loss). Medium korosif yang digunakan adalah NaCl 3%, dengan suhu medium sebesar 40̊C, waktu ekspos spesimen dilakukan selama 240 jam dengan dengan empat variasi konsentrasi inhibitor yaitu 0 ppm, 400 ppm, 500 ppm dan 600 ppm. Hasil penelitian menunjukkan laju korosi terbesar pada konsentrasi 0 ppm (tanpa inhibitor) yaitu sebesar 88,08 mpy, sementara laju korosi terendah yaitu pada konsentrasi 600 ppm yaitu sebesar 0 mpy. Efisiensi inhibitor korosi yang paling besar terjadi pada konsentrasi 600 ppm sebesar 100%. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) memperlihatkan agglomeration (gumpulan) tidak merata dengan ukuran kecil, lubang (hole) dan retakan (crack) juga lebih sedikit pada spesimen dengan inhibitor 500 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa spesimen telah mengalami korosi dengan jenis retak tegang. Hasil Uji EDX menunjukkan adanya kandungan unsur oksigen yang cukup tinggi dan unsur Fe yang paling rendah pada specimen (a) sebesar 31,03% dan 46,48%, hal ini menunjukan bahwa Fe banyak yang teroksidasi oleh unsur O, sehingga memiliki laju korosi paling tinggi.
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR ALAMI EKSTRAK LIMBAH KULIT JAGUNG TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL BAJA ST 37 DALAM MEDIUM NaCl 3%","authors":"Rahmaniah Rahmaniah, Sefrilita Risqi Adikaning Rani, Kurniati Abidin, Fitriyanti Fitriyanti, Ratih Ratih","doi":"10.24252/teknosains.v17i1.35191","DOIUrl":"https://doi.org/10.24252/teknosains.v17i1.35191","url":null,"abstract":"Korosi merupakan reaksi antara logam dengan lingkungan di sekitarnya yang mengakibatkan mutu dari logam mengalami penurunan. Salah satu cara untuk menghambat terjadinya korosi pada logam adalah dengan cara membuat permukaan logam tersebut terlindungi oleh suatu inhibitor sehingga tidak terjadi kontak langsung antara logam dengan media korosif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi inhibitor terhadap laju korosi, efisiensi inhibitor ekstrak limbah kulit jagung pada baja ST 37 dan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan unsur penyusun baja ST 37 tanpa dan dengan inhibitor dengan menggunakan SEM-EDx. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kehilangan massa (Mass Loss). Medium korosif yang digunakan adalah NaCl 3%, dengan suhu medium sebesar 40̊C, waktu ekspos spesimen dilakukan selama 240 jam dengan dengan empat variasi konsentrasi inhibitor yaitu 0 ppm, 400 ppm, 500 ppm dan 600 ppm. Hasil penelitian menunjukkan laju korosi terbesar pada konsentrasi 0 ppm (tanpa inhibitor) yaitu sebesar 88,08 mpy, sementara laju korosi terendah yaitu pada konsentrasi 600 ppm yaitu sebesar 0 mpy. Efisiensi inhibitor korosi yang paling besar terjadi pada konsentrasi 600 ppm sebesar 100%. Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) memperlihatkan agglomeration (gumpulan) tidak merata dengan ukuran kecil, lubang (hole) dan retakan (crack) juga lebih sedikit pada spesimen dengan inhibitor 500 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa spesimen telah mengalami korosi dengan jenis retak tegang. Hasil Uji EDX menunjukkan adanya kandungan unsur oksigen yang cukup tinggi dan unsur Fe yang paling rendah pada specimen (a) sebesar 31,03% dan 46,48%, hal ini menunjukan bahwa Fe banyak yang teroksidasi oleh unsur O, sehingga memiliki laju korosi paling tinggi.","PeriodicalId":30843,"journal":{"name":"Jurnal Teknosains Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135802202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}