Octavianti Paramita, Adhi Kusumastuti, Muhammad Ansori, Pudji Astuti, Eri Tri Murfianti
Zat warna banyak digunakan pada berbagai macam industri. Zat warna menurut asalnya terdiri dari zat warna alami dan zat warna sintetik. Bahan pewarna sintetis lebih banyak digunakan karena mudah diperoleh dan penggunaannya praktis, tetapi penggunaan pewarna sintetis ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Peningkatan kesadaran akan kesehatan dan lingkungan, produksi pewarna alami sebagai pewarna yang direkomendasikan. Zat pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan maupun hewan. Salah satu tumbuhan yang mengandung zat warna alami adalah limbah kulit ubi ungu. Proses pembuatan pewarna alami dari limbah kulit ubi ungu sangat dipengaruhi dari jenis pelarut yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal ditinjau dari kandungan antioksidan, kadar air dan derajat warna. Metode ekstraksi yang sesuai dalam pembuatan pewarna kulit ubi ungu adalah metode maserasi. Pelarut yang paling optimal adalah dengan dengan menggunakan pelarut campuran berupa Etanol dengan Asam Sitrat berdasarkan hasil kadar air, kandungan antioksidan dan derajat warna.
{"title":"OPTIMALISASI JENIS PELARUT PADA PERWARNA KULIT UBI UNGU","authors":"Octavianti Paramita, Adhi Kusumastuti, Muhammad Ansori, Pudji Astuti, Eri Tri Murfianti","doi":"10.15294/ik.v1i1.81","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.81","url":null,"abstract":"Zat warna banyak digunakan pada berbagai macam industri. Zat warna menurut asalnya terdiri dari zat warna alami dan zat warna sintetik. Bahan pewarna sintetis lebih banyak digunakan karena mudah diperoleh dan penggunaannya praktis, tetapi penggunaan pewarna sintetis ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Peningkatan kesadaran akan kesehatan dan lingkungan, produksi pewarna alami sebagai pewarna yang direkomendasikan. Zat pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan maupun hewan. Salah satu tumbuhan yang mengandung zat warna alami adalah limbah kulit ubi ungu. Proses pembuatan pewarna alami dari limbah kulit ubi ungu sangat dipengaruhi dari jenis pelarut yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal ditinjau dari kandungan antioksidan, kadar air dan derajat warna. Metode ekstraksi yang sesuai dalam pembuatan pewarna kulit ubi ungu adalah metode maserasi. Pelarut yang paling optimal adalah dengan dengan menggunakan pelarut campuran berupa Etanol dengan Asam Sitrat berdasarkan hasil kadar air, kandungan antioksidan dan derajat warna.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75088535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Budi Astuti, S. Sugianto, Ida Maftuchah, Nur Arina Firmahaya, P. Marwoto, Nurhamid Nurhamid, Teguh Darsono, Didik Aryanto, Isnaeni Isnaeni
Film tipis ZnO doping Al (ZnO:Al) dideposisi pada substrat corning glass menggunakan metode DC magnetron sputtering. Proses deposisi film tipis ZnO:Al dijaga konstan pada tekanan Argon, suhu deposisi, dan waktu deposisi masing-masing 500 mTorr, 400 ℃, dan 2 jam. Selanjutnya, proses deposisi film tipis ZnO:Al menggunakan variasi daya plasma yaitu 33, 43, dan 50 watt. Karakterisasi sifat optik film tipis ZnO:Al menggunakan Photoluminescence spektroskopi. Daya plasma yang berbeda dapat mempengaruhi energi ion dan momentum tumbukannya. Perbedaan daya plasma tersebut memiliki efek terhadap kualitas film tipis yang dihasilkan, dimana peningkatan daya plasma menyebabkan kualitas film tipis yang dihasilkan semakin baik.
细片ZnO doping Al (ZnO:Al)使用直流磁溅射法在接地玻璃下定位。ZnO的薄膜沉积的过程:艾尔温度恒定压力氩把守着,时间和证词,证词,每人50 mTorr 400℃,2个小时。接下来,Al使用等离子体的强度变化为33、43和50瓦。ZnO细胶片光学特性的描述:Al使用光致发光。不同等离子体的力量可以影响离子的能量和膨胀的动量。这种强度的差异对电影的质量产生了影响,从而增加了对电影质量的影响。
{"title":"EFEK DAYA PLASMA TERHADAP SIFAT FOTOLUMINESEN FILM TIPIS ZnO DOPING Al","authors":"Budi Astuti, S. Sugianto, Ida Maftuchah, Nur Arina Firmahaya, P. Marwoto, Nurhamid Nurhamid, Teguh Darsono, Didik Aryanto, Isnaeni Isnaeni","doi":"10.15294/ik.v1i1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.66","url":null,"abstract":"Film tipis ZnO doping Al (ZnO:Al) dideposisi pada substrat corning glass menggunakan metode DC magnetron sputtering. Proses deposisi film tipis ZnO:Al dijaga konstan pada tekanan Argon, suhu deposisi, dan waktu deposisi masing-masing 500 mTorr, 400 ℃, dan 2 jam. Selanjutnya, proses deposisi film tipis ZnO:Al menggunakan variasi daya plasma yaitu 33, 43, dan 50 watt. Karakterisasi sifat optik film tipis ZnO:Al menggunakan Photoluminescence spektroskopi. Daya plasma yang berbeda dapat mempengaruhi energi ion dan momentum tumbukannya. Perbedaan daya plasma tersebut memiliki efek terhadap kualitas film tipis yang dihasilkan, dimana peningkatan daya plasma menyebabkan kualitas film tipis yang dihasilkan semakin baik.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74152700","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman krokot (Portulaca oleracea L.) merupakan tanaman lokal yang berpotensi tinggi sebagai sumber asam lemak omega-3. Isolasi asam lemak omega-3 dari daun krokot telah dilakukan dengan menggunakan teknik maserasi. Maserasi dilakukan terhadap 100 g simplisia daun krokot kering dengan berbagai variasi volume pelarut (1; 1,6; 2 L) dan waktu maserasi 20 dan 30 hari. Massa ekstrak terbanyak (14,82 g) diperoleh dari proses maserasi terhadap 100 g simplisia daun krokot yang dijalankan selama 30 hari dengan volume pelarut sebanyak 2 L. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa peningkatan volume pelarut dan waktu maserasi meningkatkan rendemen ekstrak daun krokot. Hasil analisis Gas Chromatography-Mass Spectroscopy mengidentifikasi adanya 2 senyawa komponen asam lemak omega3 pada ekstrak daun krokot, yaitu alpha-linoleic acid (ALA) dan eicosapentaenoic acid (EPA). Kandungan senyawa ALA sebesar 3,89% dan EPA sebesar 6,95%, sehingga total kandungan omega-3 sebesar 10,84%. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kandungan omega-3 pada simplisia daun krokot sejumlah 1,6 g/100 g simplisia dan kandungan omega-3 pada daun krokot segar sebesar 0,12%. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman krokot memiliki potensi yang besar sebagai bahan pangan lokal sumber omega-3. Untuk memberikan perlindungan pada senyawa omega-3, dilakukan proses enkapsulasi ekstrak daun krokot dengan metode plate drying menggunakan penyalut maltodekstrin. Hasil observasi visual menunjukkan bahwa rasio bahan inti dengan penyalut 1:1 memberikan hasil kristal yang lebih baik.
{"title":"EKSTRAKSI ASAM LEMAK OMEGA-3 DARI DAUN KROKOT (Portulaca oleracea L.) DENGAN PELARUT ALKOHOL FOODGRADE DAN ENKAPSULASI MENGGUNAKAN METODE","authors":"N. Rifai, R. D. Kusumaningtyas","doi":"10.15294/ik.v1i1.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.64","url":null,"abstract":"Tanaman krokot (Portulaca oleracea L.) merupakan tanaman lokal yang berpotensi tinggi sebagai sumber asam lemak omega-3. Isolasi asam lemak omega-3 dari daun krokot telah dilakukan dengan menggunakan teknik maserasi. Maserasi dilakukan terhadap 100 g simplisia daun krokot kering dengan berbagai variasi volume pelarut (1; 1,6; 2 L) dan waktu maserasi 20 dan 30 hari. Massa ekstrak terbanyak (14,82 g) diperoleh dari proses maserasi terhadap 100 g simplisia daun krokot yang dijalankan selama 30 hari dengan volume pelarut sebanyak 2 L. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa peningkatan volume pelarut dan waktu maserasi meningkatkan rendemen ekstrak daun krokot. Hasil analisis Gas Chromatography-Mass Spectroscopy mengidentifikasi adanya 2 senyawa komponen asam lemak omega3 pada ekstrak daun krokot, yaitu alpha-linoleic acid (ALA) dan eicosapentaenoic acid (EPA). Kandungan senyawa ALA sebesar 3,89% dan EPA sebesar 6,95%, sehingga total kandungan omega-3 sebesar 10,84%. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kandungan omega-3 pada simplisia daun krokot sejumlah 1,6 g/100 g simplisia dan kandungan omega-3 pada daun krokot segar sebesar 0,12%. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman krokot memiliki potensi yang besar sebagai bahan pangan lokal sumber omega-3. Untuk memberikan perlindungan pada senyawa omega-3, dilakukan proses enkapsulasi ekstrak daun krokot dengan metode plate drying menggunakan penyalut maltodekstrin. Hasil observasi visual menunjukkan bahwa rasio bahan inti dengan penyalut 1:1 memberikan hasil kristal yang lebih baik.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86028752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nur Rahayu Utami, Margareta Rahayuningsih, Dante Alighiri, S. Nugraha, S. Yuwono, M. Arifin
Tanaman atsiri adalah salah satu keanekaragaman hayati yang saat ini mengalami peningkatan permintaan pasar seiring merebaknya wabah pandemi Covid 19. Desa Ngesrepbalong memiliki potensi keanekaragaman jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Penelitian atau kajian tentang tanaman atsiri yang umum di pasaran telah banyak dilakukan, namun terbatas untuk jenis-jenis tumbuhan liar. Data sebaran jenis tanaman atsiri di Desa Ngesrepbalong belum pernah dikaji secara ilmiah. Oleh karena itu, analisis kekayaan jenis tanaman berpotensi atsiri di Desa Ngesrepbalong perlu dilakukan. Kegiatan eksplorasi tanaman berpotensi atsiri di Desa Ngesrepbalong dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan melakukan eksplorasi di lapangan dan purposif sampling, sementara data sekunder didapatkan melalui wawancara masyarakat di Desa Ngesrepbalong. Tumbuhan yang ditemukan kemudian didokumentasi, dicatat, dilabel, diidentifikasi, dan diambil titik koordinatnya. Hasil analisis kekayaan jenis tanaman berpotensi atsiri menunjukkan total tercatat sebanyak 41 jenis teridentifikasi (304 individu) yang termasuk dalam 24 famili dan 17 ordo) di Desa Ngesrepbalong.
{"title":"KEKAYAAN JENIS TANAMAN BERPOTENSI ATSIRI DI DESA NGESREPBALONG, KABUPATEN KENDAL","authors":"Nur Rahayu Utami, Margareta Rahayuningsih, Dante Alighiri, S. Nugraha, S. Yuwono, M. Arifin","doi":"10.15294/ik.v1i1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.65","url":null,"abstract":"Tanaman atsiri adalah salah satu keanekaragaman hayati yang saat ini mengalami peningkatan permintaan pasar seiring merebaknya wabah pandemi Covid 19. Desa Ngesrepbalong memiliki potensi keanekaragaman jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Penelitian atau kajian tentang tanaman atsiri yang umum di pasaran telah banyak dilakukan, namun terbatas untuk jenis-jenis tumbuhan liar. Data sebaran jenis tanaman atsiri di Desa Ngesrepbalong belum pernah dikaji secara ilmiah. Oleh karena itu, analisis kekayaan jenis tanaman berpotensi atsiri di Desa Ngesrepbalong perlu dilakukan. Kegiatan eksplorasi tanaman berpotensi atsiri di Desa Ngesrepbalong dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan melakukan eksplorasi di lapangan dan purposif sampling, sementara data sekunder didapatkan melalui wawancara masyarakat di Desa Ngesrepbalong. Tumbuhan yang ditemukan kemudian didokumentasi, dicatat, dilabel, diidentifikasi, dan diambil titik koordinatnya. Hasil analisis kekayaan jenis tanaman berpotensi atsiri menunjukkan total tercatat sebanyak 41 jenis teridentifikasi (304 individu) yang termasuk dalam 24 famili dan 17 ordo) di Desa Ngesrepbalong.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81747953","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Kadarwati, Riska Nurfirda Annisa, Evalisa Apriliani
Isu lingkungan dan ketersedian bahan bakar berbasis fosil yang semakin menipis mendorong upaya-upaya eksplorasi sumbersumber energi baru terbarukan yang bersifat lebih ramah lingkungan. Biomassa sebagai salah satu sumber energi terbarukan sangat potensial untuk dieksplorasi dan dikonversi menjadi bahan bakar cair melalui proses pirolisis menjadi bio-oil. Namun sayangnya, bio-oil tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin berteknologi tinggi, seperti mesin kendaraan bermotor, diantaranya karena keasamannya yang tinggi, bersifat tidak stabil dan nilai kalor yang rendah. Upaya peningkatan kualitas bio-oil terus diteliti dan dikembangkan. Beberapa proses upgrading bio-oil seperti pembentukan emulsi dan penambahan pelarut, hydrocracking, hydrotreatment, steam reforming, dan reaksi dalam supercritical fluids telah diteliti dan dikembangkan. Esterifikasi merupakan salah satu teknik upgrading bio-oil yang sederhana, murah dan cukup efektif untuk meningkatkan kualitas bio-oil. Pada bab ini, upgrading bio-oil melalui teknik esterifikasi katalitik didiskusikan secara rinci. Beberapa katalis baik homogen maupun heterogen yang digunakan dalam proses esterifikasi biooil baik bio-oil riil maupun senyawa-senyawa model juga dijelaskan. Selain itu, penggunaan katalis berbasis zeolit yang terfokus pada zeolit alam Indonesia dikaji potensi dan keunggulannya secara mendalam.
{"title":"ZEOLIT ALAM INDONESIA SEBAGAI KANDIDAT KATALIS ASAM PADAT YANG UNGGUL UNTUK PROSES UPGRADING BIO-OIL MELALUI TEKNIK ESTERIFIKASI","authors":"Sri Kadarwati, Riska Nurfirda Annisa, Evalisa Apriliani","doi":"10.15294/ik.v1i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.63","url":null,"abstract":"Isu lingkungan dan ketersedian bahan bakar berbasis fosil yang semakin menipis mendorong upaya-upaya eksplorasi sumbersumber energi baru terbarukan yang bersifat lebih ramah lingkungan. Biomassa sebagai salah satu sumber energi terbarukan sangat potensial untuk dieksplorasi dan dikonversi menjadi bahan bakar cair melalui proses pirolisis menjadi bio-oil. Namun sayangnya, bio-oil tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin berteknologi tinggi, seperti mesin kendaraan bermotor, diantaranya karena keasamannya yang tinggi, bersifat tidak stabil dan nilai kalor yang rendah. Upaya peningkatan kualitas bio-oil terus diteliti dan dikembangkan. Beberapa proses upgrading bio-oil seperti pembentukan emulsi dan penambahan pelarut, hydrocracking, hydrotreatment, steam reforming, dan reaksi dalam supercritical fluids telah diteliti dan dikembangkan. Esterifikasi merupakan salah satu teknik upgrading bio-oil yang sederhana, murah dan cukup efektif untuk meningkatkan kualitas bio-oil. Pada bab ini, upgrading bio-oil melalui teknik esterifikasi katalitik didiskusikan secara rinci. Beberapa katalis baik homogen maupun heterogen yang digunakan dalam proses esterifikasi biooil baik bio-oil riil maupun senyawa-senyawa model juga dijelaskan. Selain itu, penggunaan katalis berbasis zeolit yang terfokus pada zeolit alam Indonesia dikaji potensi dan keunggulannya secara mendalam.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90061906","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Said Sunardiyo, A. Suryanto, Yohanes Primadiyono, Edi Sarwono, Asriningati Asriningati
Pemanfaatan sumber energi terbarukan dalam bentuk sistem pembangkit hybrid saat ini menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sistem interaktif grid yang memanfaatkan photovoltaic array dan diesel generator sebagai sumber energi dapat diaplikasikan di Indonesia dimana saat ini masih mengandalkan sumber energi fosil. Perangkat lunak yang digunakan dalam pemodelan sistem ini yaitu software Electric Transient and Analysis Program (ETAP). Tujuan dari pemodelan sistem ini yaitu mempermudah analisa sistem pembangkit hybrid photovoltaic (PV) dan diesel generator agar performanya sesuai dengan yang diinginkan. Pemodelan dan simulasi tersebut dapat digunakan sebagai alat bantu dalam merancang, membangun dan menganalisis sistem pembangkit energi hybrid photovoltaic (PV) dan diesel generator. Sistem interaktif grid ini merupakan penggabungan antara photovoltaic array, diesel generator dan juga jaringan listrik PLN. Tegangan keluaran dari photovoltaic (PV) diubah dari DC menjadi AC dengan menggunakan inverter. Ketika photovoltaic (PV) belum bisa menyuplai beban sebepenuhnya maka jaringan listrik PLN dan diesel generator masuk untuk membantu menyuplai beban. Desain sistem hybrid dengan memanfaatkan sumber energi matahari dapat dijadikan opsi yang lebih baik dari sistem sebelumnya.
{"title":"PEMODELAN SISTEM PEMBANGKIT HYBRID DIESEL GENERATOR-PV MICROGRID INTERAKTIF (Kajian Smart Hybrid)","authors":"Said Sunardiyo, A. Suryanto, Yohanes Primadiyono, Edi Sarwono, Asriningati Asriningati","doi":"10.15294/ik.v1i1.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.62","url":null,"abstract":"Pemanfaatan sumber energi terbarukan dalam bentuk sistem pembangkit hybrid saat ini menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sistem interaktif grid yang memanfaatkan photovoltaic array dan diesel generator sebagai sumber energi dapat diaplikasikan di Indonesia dimana saat ini masih mengandalkan sumber energi fosil. Perangkat lunak yang digunakan dalam pemodelan sistem ini yaitu software Electric Transient and Analysis Program (ETAP). Tujuan dari pemodelan sistem ini yaitu mempermudah analisa sistem pembangkit hybrid photovoltaic (PV) dan diesel generator agar performanya sesuai dengan yang diinginkan. Pemodelan dan simulasi tersebut dapat digunakan sebagai alat bantu dalam merancang, membangun dan menganalisis sistem pembangkit energi hybrid photovoltaic (PV) dan diesel generator. Sistem interaktif grid ini merupakan penggabungan antara photovoltaic array, diesel generator dan juga jaringan listrik PLN. Tegangan keluaran dari photovoltaic (PV) diubah dari DC menjadi AC dengan menggunakan inverter. Ketika photovoltaic (PV) belum bisa menyuplai beban sebepenuhnya maka jaringan listrik PLN dan diesel generator masuk untuk membantu menyuplai beban. Desain sistem hybrid dengan memanfaatkan sumber energi matahari dapat dijadikan opsi yang lebih baik dari sistem sebelumnya.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81202245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Rusiyanto, D. Fitriyana, R. Widodo, W. Widayat, S. Triyanto, M. Ilham, Casminto Casminto, I. Sanubari
Proses pencampuran perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya agglomeration sehingga dapat meningkatkan kualiatas dari produk crucible. Pencampuran adalah proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang seragam. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kajian untuk mengetahui pengaruh durasi pencampuran terhadap sifat mekanik pada material crucible yang dihasilkan. Spesimen crucible dibuat dengan mencampurkan semen tahan api, limbah evaporation boats, dan kaolin dengan komposisi tertentu. Proses pencampuran bahan dilakukan selama 30, 60 dan 90 menit dengan penambahan air sebanyak 15% dari total berat material. Proses kompaksi dilakukan dengan tekanan sebesar 40 kg/cm . Spesimen yang terbentuk didiamkan pada suhu 30°C selama 7 hari sebelum di sintering. Proses sintering dilakukan pada suhu 1000°C selama 2 jam menggunakan furnace untuk menghasilkan produk akhir. Proses karakterisasi pada penelitian ini menggunakan pengujian kekerasan dan foto makro. Hasil penelitian ini menunjukan spesimen dengan durasi mixing yang paling lama (90 menit) memiliki kekersan yang paling tinggi dikarenakan campuran bahan yang dihasilkan lebih homogen dibandingkan spesimen yang lain.
{"title":"PENGARUH DURASI PENCAMPURAN TERHADAP MECHANICAL PROPERTIES CRUCIBLE PELEBURAN ALUMINIUM","authors":"R. Rusiyanto, D. Fitriyana, R. Widodo, W. Widayat, S. Triyanto, M. Ilham, Casminto Casminto, I. Sanubari","doi":"10.15294/ik.v1i1.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.61","url":null,"abstract":"Proses pencampuran perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya agglomeration sehingga dapat meningkatkan kualiatas dari produk crucible. Pencampuran adalah proses mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk yang seragam. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kajian untuk mengetahui pengaruh durasi pencampuran terhadap sifat mekanik pada material crucible yang dihasilkan. Spesimen crucible dibuat dengan mencampurkan semen tahan api, limbah evaporation boats, dan kaolin dengan komposisi tertentu. Proses pencampuran bahan dilakukan selama 30, 60 dan 90 menit dengan penambahan air sebanyak 15% dari total berat material. Proses kompaksi dilakukan dengan tekanan sebesar 40 kg/cm . Spesimen yang terbentuk didiamkan pada suhu 30°C selama 7 hari sebelum di sintering. Proses sintering dilakukan pada suhu 1000°C selama 2 jam menggunakan furnace untuk menghasilkan produk akhir. Proses karakterisasi pada penelitian ini menggunakan pengujian kekerasan dan foto makro. Hasil penelitian ini menunjukan spesimen dengan durasi mixing yang paling lama (90 menit) memiliki kekersan yang paling tinggi dikarenakan campuran bahan yang dihasilkan lebih homogen dibandingkan spesimen yang lain.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"73 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83717360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. W. Mahatmanti, E. Kusumastuti, Jumaeri Jumaeri, M. Sulistyani, A. Susiyanti, U. Haryati, P. Dirgantari
Abstrak pada Bab ini menyajikan tentang pembuatan kitin dan kitosan dari limbah cangkang udang. Cangkang udang merupakan bagian dari udang yang sering dibuang atau dibuat sebagai campuran pakan ternak. Penggunaan limbah cangkang udang sebagai bahan bahan dasar pembuatan kitin dan kitosan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi cangkang udang. Dalam pembuatan kitin dan kitosan paling banyak dilakukan menggunakan limbah cangkang udang yang mengandung tiga komponen utama yaitu protein (25%-44%), kalsium karbonat (45%-50%) dan kitin (20%-30%). Karakterisasi kitin dan kitosan meliputi penentuan kadar air menggunakan metode gravimateri, penentuan kadar abu, perhitungan derajad deasetilasi menggunakan metode Base Line pada spektrum hasil pengujian menggunakan spektrometri infra merah yang dibandingkan dengan metode titrimetri. Kitin dan kitosan dari cangkang udang berhasil disintesis dan memiliki karakteristik sesuai dengan Protan Laboratories dan SNI 7949:2013. Hasil karakterisasi kitin meliputi kadar air sebesar 1,92%, kadar abu 2,06% serta nilai derajat deasetilasi sebesar 51,55%. Hasil karakterisasi kitosan meliputi kadar air sebesar 1,92%, kadar abu 2,06% serta nilai derajat deasetilasi sebesar 71,20%.
{"title":"PEMBUATAN KITIN DAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG UDANG SEBAGAI UPAYA MEMANFAATKAN LIMBAH MENJADI MATERIAL MAJU","authors":"F. W. Mahatmanti, E. Kusumastuti, Jumaeri Jumaeri, M. Sulistyani, A. Susiyanti, U. Haryati, P. Dirgantari","doi":"10.15294/ik.v1i1.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/ik.v1i1.60","url":null,"abstract":"Abstrak pada Bab ini menyajikan tentang pembuatan kitin dan kitosan dari limbah cangkang udang. Cangkang udang merupakan bagian dari udang yang sering dibuang atau dibuat sebagai campuran pakan ternak. Penggunaan limbah cangkang udang sebagai bahan bahan dasar pembuatan kitin dan kitosan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi cangkang udang. Dalam pembuatan kitin dan kitosan paling banyak dilakukan menggunakan limbah cangkang udang yang mengandung tiga komponen utama yaitu protein (25%-44%), kalsium karbonat (45%-50%) dan kitin (20%-30%). Karakterisasi kitin dan kitosan meliputi penentuan kadar air menggunakan metode gravimateri, penentuan kadar abu, perhitungan derajad deasetilasi menggunakan metode Base Line pada spektrum hasil pengujian menggunakan spektrometri infra merah yang dibandingkan dengan metode titrimetri. Kitin dan kitosan dari cangkang udang berhasil disintesis dan memiliki karakteristik sesuai dengan Protan Laboratories dan SNI 7949:2013. Hasil karakterisasi kitin meliputi kadar air sebesar 1,92%, kadar abu 2,06% serta nilai derajat deasetilasi sebesar 51,55%. Hasil karakterisasi kitosan meliputi kadar air sebesar 1,92%, kadar abu 2,06% serta nilai derajat deasetilasi sebesar 71,20%.","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"120 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76943834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-02DOI: 10.15294/jipk.v16i1.29869
Erlina Azmi Siregar, Y. Kurniawati
The profile of students’ mental model was very needed to know student successes and difficulties in describing macroscopic, submicroscopic, symbolic representation as the characteristics of chemistry. This research aimed at analyzing the profile of students’ mental model of experimental and control groups, and knowing the effect of Macromedia Flash based learning media toward students’ mental model at the tenth grade of MIA. This research was conducted in the Academic Year of 2019/2020 at State Senior High School 1 Pekanbaru on Molecular Shapes lesson. It was Mixed Method Research integrating qualitative and quantitative researches with explanatory design. There were 20 students as the samples selected by using Simple Random sampling technique. Instruments used in this research were two-tier diagnostic test and interview to strengthen the data obtained. The results of analyzing the data showed that the profile of students’ mental model of experimental group using Macromedia Flash based learning media overall had 70% intact mental model and 30% alternative mental model, the control group students had 37% intact mental model and 63% alternative mental model. The research findings also showed that there was an effect of Macromedia Flash based learning media toward students’ mental model. The result of hypothesis testing that SPSS was used to help showed sig. (2-tailed) 0.000, it meant that Ha was accepted and H0 was rejected. Â
{"title":"The Analysis of Students’ Mental Models Using Macromedia Flash-Based Learning Media on Molecular Shapes Lesson","authors":"Erlina Azmi Siregar, Y. Kurniawati","doi":"10.15294/jipk.v16i1.29869","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jipk.v16i1.29869","url":null,"abstract":"The profile of students’ mental model was very needed to know student successes and difficulties in describing macroscopic, submicroscopic, symbolic representation as the characteristics of chemistry. This research aimed at analyzing the profile of students’ mental model of experimental and control groups, and knowing the effect of Macromedia Flash based learning media toward students’ mental model at the tenth grade of MIA. This research was conducted in the Academic Year of 2019/2020 at State Senior High School 1 Pekanbaru on Molecular Shapes lesson. It was Mixed Method Research integrating qualitative and quantitative researches with explanatory design. There were 20 students as the samples selected by using Simple Random sampling technique. Instruments used in this research were two-tier diagnostic test and interview to strengthen the data obtained. The results of analyzing the data showed that the profile of students’ mental model of experimental group using Macromedia Flash based learning media overall had 70% intact mental model and 30% alternative mental model, the control group students had 37% intact mental model and 63% alternative mental model. The research findings also showed that there was an effect of Macromedia Flash based learning media toward students’ mental model. The result of hypothesis testing that SPSS was used to help showed sig. (2-tailed) 0.000, it meant that Ha was accepted and H0 was rejected.  ","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49083941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-02DOI: 10.15294/jipk.v16i1.29407
Margaretha Bhrizda Permatasari, M. Muchson, Nurul Hakimah, Deni Ainur Rokhim, Herunata Herunata, M. Yahmin
Miskonsepsi merupakan masalah besar yang telah menjadi pusat perhatian bagi para pendidik dan peneliti pendidikan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya kimia. Salah satu  materi dalam kimia yang dianggap siswa cukup sulit sehingga tinggi kemungkinannya untuk terjadi miskonsepsi adalah materi kesetimbangan kimia. Miskonsepsi pada siswa perlu diidentifikasi dengan cepat supaya dapat segera ditangani sehingga tidak menganggu pembelajaran selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia menggunakan tes three tier berbasis web. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini adalah 178 siswa SMA kelas 11. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase rata-rata miskonsepsi yang dialami siswa pada setiap konsep dalam materi kesetimbangan kimia berkisar antara 43,91% - 62,06%. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia, konsep tetapan kesetimbangan kimia, dan konsep Prinsip Le-Chatelier. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tes three tier berbasis web dapat mengefisienkan waktu dalam mengolah data dan identifikasi miskonsepsi
{"title":"Identifikasi Miskonsepsi Materi Kesetimbangan Kimia pada Siswa SMA Menggunakan Tes Three Tier Berbasis Web","authors":"Margaretha Bhrizda Permatasari, M. Muchson, Nurul Hakimah, Deni Ainur Rokhim, Herunata Herunata, M. Yahmin","doi":"10.15294/jipk.v16i1.29407","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jipk.v16i1.29407","url":null,"abstract":"Miskonsepsi merupakan masalah besar yang telah menjadi pusat perhatian bagi para pendidik dan peneliti pendidikan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya kimia. Salah satu  materi dalam kimia yang dianggap siswa cukup sulit sehingga tinggi kemungkinannya untuk terjadi miskonsepsi adalah materi kesetimbangan kimia. Miskonsepsi pada siswa perlu diidentifikasi dengan cepat supaya dapat segera ditangani sehingga tidak menganggu pembelajaran selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia menggunakan tes three tier berbasis web. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini adalah 178 siswa SMA kelas 11. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persentase rata-rata miskonsepsi yang dialami siswa pada setiap konsep dalam materi kesetimbangan kimia berkisar antara 43,91% - 62,06%. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kesetimbangan kimia, konsep tetapan kesetimbangan kimia, dan konsep Prinsip Le-Chatelier. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tes three tier berbasis web dapat mengefisienkan waktu dalam mengolah data dan identifikasi miskonsepsi","PeriodicalId":30980,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67001566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}