Pub Date : 2019-12-08DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.996.G750
Afiful Ikhwan
Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat merupakan rancangan rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga formal dan masyarakat melalui oraganisasi yang berlangsung secara kesinambungan dan saling mendukung untuk tujuan dan kebutuhan bersama. Hal ini disebabkan sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Masyarakat merupakan sekelompok individu yang membutuhkan pendidikan, sehingga berasal dari kebutuhan tersebut maka masyarakat menyelenggarakan pendidikan itu. Berasal dari sinilah keduanya memiliki kepentingan yang saling berkaitan, yaitu dapat dikatakan bahwa sekolah sebagai lembaga formal berperan dan mendapat kepercayaan untuk mendidik, melatih dan membekali generasi muda guna masa depannya sedangkan masyarakat berperan sebagai implikasi dari pendidikan tersebut. Tujuan diadakannya manajemen hubungan masyarakat diantaranya adalah sebagai sarana penentuan sumber dan kebutuhan belajar, tersedianya tempat-tempat penelitian, pemenuhan sarana dan prasarana, pemenuhan sumber dana dan daya manusia yang terungkap dalam cipta, rasa, karsa, dan karyanya. Dalam naskah ini akan di bahas bagaimana manajemen hubungan masyarakat dalam perspektif Islam.
{"title":"Public Relations in an Islamic Perspective; Implementation Study at Madrasah","authors":"Afiful Ikhwan","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.996.G750","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.996.G750","url":null,"abstract":"Manajemen hubungan madrasah dengan masyarakat merupakan rancangan rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga formal dan masyarakat melalui oraganisasi yang berlangsung secara kesinambungan dan saling mendukung untuk tujuan dan kebutuhan bersama. Hal ini disebabkan sekolah sebagai lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki oleh masyarakat, harus memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Masyarakat merupakan sekelompok individu yang membutuhkan pendidikan, sehingga berasal dari kebutuhan tersebut maka masyarakat menyelenggarakan pendidikan itu. Berasal dari sinilah keduanya memiliki kepentingan yang saling berkaitan, yaitu dapat dikatakan bahwa sekolah sebagai lembaga formal berperan dan mendapat kepercayaan untuk mendidik, melatih dan membekali generasi muda guna masa depannya sedangkan masyarakat berperan sebagai implikasi dari pendidikan tersebut. Tujuan diadakannya manajemen hubungan masyarakat diantaranya adalah sebagai sarana penentuan sumber dan kebutuhan belajar, tersedianya tempat-tempat penelitian, pemenuhan sarana dan prasarana, pemenuhan sumber dana dan daya manusia yang terungkap dalam cipta, rasa, karsa, dan karyanya. Dalam naskah ini akan di bahas bagaimana manajemen hubungan masyarakat dalam perspektif Islam.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"105-117"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46384112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-06DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.1476.G747
Nanik Shobikah
This article aims to investigate some grammatical errors made by Arabic students in translating Indonesian text to English text. In translating, the students must be aware of the grammar rules to avoid some mistakes. The mistakes or errors in grammar can influence the idea of message delivery. Grammatical errors should be corrected directly to avoid misunderstanding. The research problem formulated by the researcher is (a) what types of grammatical errors made by the second semester students of Arabic study program of Teacher Training and Education Faculty of Pontianak State Islamic Studies?; and (b) What are the highest and lowest percentage of grammatical error in translated texts made by the students?. This study aims to uncover and identify the grammatical errors found in translation made by the students and describe the percentage of each type of grammatical errors in translated texts made by the students. This study uses qualitative descriptive method. The subject of this study is 31 Arabic study program students of Teacher Training and Education Faculty of Pontianak State Islamic Studies. This study takes in the second semester of Arabic study program year 2018-2019 in English For Specific Purpose (ESP) subject. In this subject, the students learned how to translate Indonesian-English and English-Indonesian texts. Data collection used in this research are documentation in the form of written test and observation during the test. The result showed the types of errors made the students are errors in the use of verb, noun phrase, pronoun, adjective phrase and preposition. From the finding, it can be seen that the highest error is in the use of verb form (32,23%), then it followed by the use of noun phrase (24,16%), the use of pronoun (16,13%), the use of adjective phrase (14,52%), and the use of preposition (12,90%) as the lowest error
{"title":"Grammatical Errors of Indonesian-English Text Translation in The Second Semester Student of Arabic Study Program at FTIK IAIN Pontianak","authors":"Nanik Shobikah","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1476.G747","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1476.G747","url":null,"abstract":"This article aims to investigate some grammatical errors made by Arabic students in translating Indonesian text to English text. In translating, the students must be aware of the grammar rules to avoid some mistakes. The mistakes or errors in grammar can influence the idea of message delivery. Grammatical errors should be corrected directly to avoid misunderstanding. The research problem formulated by the researcher is (a) what types of grammatical errors made by the second semester students of Arabic study program of Teacher Training and Education Faculty of Pontianak State Islamic Studies?; and (b) What are the highest and lowest percentage of grammatical error in translated texts made by the students?. This study aims to uncover and identify the grammatical errors found in translation made by the students and describe the percentage of each type of grammatical errors in translated texts made by the students. This study uses qualitative descriptive method. The subject of this study is 31 Arabic study program students of Teacher Training and Education Faculty of Pontianak State Islamic Studies. This study takes in the second semester of Arabic study program year 2018-2019 in English For Specific Purpose (ESP) subject. In this subject, the students learned how to translate Indonesian-English and English-Indonesian texts. Data collection used in this research are documentation in the form of written test and observation during the test. The result showed the types of errors made the students are errors in the use of verb, noun phrase, pronoun, adjective phrase and preposition. From the finding, it can be seen that the highest error is in the use of verb form (32,23%), then it followed by the use of noun phrase (24,16%), the use of pronoun (16,13%), the use of adjective phrase (14,52%), and the use of preposition (12,90%) as the lowest error","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"79-93"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44467933","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-06DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.1475.G746
S. Suhardiman
Tulisan ini membahas bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran Dasar Kajian Keislaman yang merupakan mata kuliah yang menjadi mata kuliah yang membahas tentang beberapa materi terkait dengan sumber hukum (dalil), hukum, kaidah dan ijtihad yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah, Ulumul Qur’an dan Hadis sebagai kelompok mata kuliah Instutusional berfungsi menyajikan pengetahuan tentang dasar-dasar Ulumul Qur’an (ilmu-ilmu al-Qur’an) dan ulum al-Hadis (ilmu-ilmu Hadis), Oleh sebab itu, Dasar Kajian Keislaman merupakan instrumen utama yang menjadi dasar dan fondasi yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam rangka memberikan pemahaman dalam bidang fiqh ushul fiqh, ilmu qur’an dan ilmu Hadits guna pembentukan dan pengembangan kajian keislaman pada mahasiswa. Adapun bentuk pemanfatan TIK yang dilakukan antaranya dengan memenfaatkan laptop sebagai media dan sumber belajar, LCD (Liquid Crystal Display) / Proyektor, Jaringan Internet, E-mail (electronic mail) dan Sosial Media, Slide Presentasi, Smart Phone dan E-learning. Sedangkan optimasilisi yang dilakukan dalam pemanfaatan TIK tersebut diantaranya dengan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sebagai strategi pemanfaatan TIK secara optimal dengan menyediakan peralatan dan perlengkapan berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Serta dengan memberikan motivasi para dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui kegiatan workshop maupun pelatihan-pelatihan, baik pelatihan yang dilaksanakan secara mandiri maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak lainnya
{"title":"Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Dasar Kajian Keislaman Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponitanak","authors":"S. Suhardiman","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1475.G746","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1475.G746","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran Dasar Kajian Keislaman yang merupakan mata kuliah yang menjadi mata kuliah yang membahas tentang beberapa materi terkait dengan sumber hukum (dalil), hukum, kaidah dan ijtihad yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah, Ulumul Qur’an dan Hadis sebagai kelompok mata kuliah Instutusional berfungsi menyajikan pengetahuan tentang dasar-dasar Ulumul Qur’an (ilmu-ilmu al-Qur’an) dan ulum al-Hadis (ilmu-ilmu Hadis), Oleh sebab itu, Dasar Kajian Keislaman merupakan instrumen utama yang menjadi dasar dan fondasi yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam rangka memberikan pemahaman dalam bidang fiqh ushul fiqh, ilmu qur’an dan ilmu Hadits guna pembentukan dan pengembangan kajian keislaman pada mahasiswa. Adapun bentuk pemanfatan TIK yang dilakukan antaranya dengan memenfaatkan laptop sebagai media dan sumber belajar, LCD (Liquid Crystal Display) / Proyektor, Jaringan Internet, E-mail (electronic mail) dan Sosial Media, Slide Presentasi, Smart Phone dan E-learning. Sedangkan optimasilisi yang dilakukan dalam pemanfaatan TIK tersebut diantaranya dengan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sebagai strategi pemanfaatan TIK secara optimal dengan menyediakan peralatan dan perlengkapan berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Serta dengan memberikan motivasi para dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui kegiatan workshop maupun pelatihan-pelatihan, baik pelatihan yang dilaksanakan secara mandiri maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak lainnya","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"94-104"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42025156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-06DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.1143.G742
Imron Muttaqin
Unsur-unsur yang harus ada dalam penyusunan Roadmap riset dan publikasi adalah; a) Rencana Strategis Perguruan Tinggi, b) Rencana Operasional Perguruan Tinggi , c) dokumen Penelitian 4 tahun terakhir, d) data kepakaran dosen berdasarkan keahlian/bidang ilmu dan sertifikasi, e) analisis SWOT, f) visi misi fakultas, jurusan dan unit kerja, g) hasil evaluasi diri, h). Roadmap penelitian invidivu dosen, i) keahlian/bidang ilmu dosen, j) kesesuaian dengan mata kuliah. Pembuatan Roadmap Riset dan Publikasi harus melibatkan seluruh civitas akademika yang perwakilan dari unit yang berkaitan dengan profesionalisme dosen, yaitu Rektor, wakil rektor I, II dan III, fakultas, jurusan, konsorsium dosen. Tracking Kepakaran dosen diupayakan melalui diwajibkannya dosen IAIN Pontianak untuk membuat Roadmap penelitian dan publikasi secara individu, penyesuaian penelitian dan publikasi dengan kepakaran, penyesuaian penelitian dan publikasi dengan visi misi jurusan yang menjadi homebase dosen/peneliti.
{"title":"Roadmap Riset dan Publikasi; Menuju Keunggulan Kompetitif dan Komparatif IAIN Pontianak Berbasis Kebudayaan Islam Borneo","authors":"Imron Muttaqin","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1143.G742","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1143.G742","url":null,"abstract":"Unsur-unsur yang harus ada dalam penyusunan Roadmap riset dan publikasi adalah; a) Rencana Strategis Perguruan Tinggi, b) Rencana Operasional Perguruan Tinggi , c) dokumen Penelitian 4 tahun terakhir, d) data kepakaran dosen berdasarkan keahlian/bidang ilmu dan sertifikasi, e) analisis SWOT, f) visi misi fakultas, jurusan dan unit kerja, g) hasil evaluasi diri, h). Roadmap penelitian invidivu dosen, i) keahlian/bidang ilmu dosen, j) kesesuaian dengan mata kuliah. Pembuatan Roadmap Riset dan Publikasi harus melibatkan seluruh civitas akademika yang perwakilan dari unit yang berkaitan dengan profesionalisme dosen, yaitu Rektor, wakil rektor I, II dan III, fakultas, jurusan, konsorsium dosen. Tracking Kepakaran dosen diupayakan melalui diwajibkannya dosen IAIN Pontianak untuk membuat Roadmap penelitian dan publikasi secara individu, penyesuaian penelitian dan publikasi dengan kepakaran, penyesuaian penelitian dan publikasi dengan visi misi jurusan yang menjadi homebase dosen/peneliti.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"28-38"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46644130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-06DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.1221.G740
Muhamad Tisna Nugaraha
Raudhatul Athfal (RA) merupakan lembaga pendidikan Islam formal pertama yang hendaknya dapat ditempuh oleh peserta didik sebelum mereka memasuki jenjang pendidikan di tingkat dasar. Lembaga pendidikan ini dirancang dan berorintasi pada upaya nyata mendidik dan membina anak usia dini dari sisi pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohaninya agar siap mengikuti tahapan pendidikan selanjutnya. Seiring berjalannya waktu jumlah jumlah raudhtul athfal yang ada di Indonesia semakin bertambah. Begitu pula halnya yang terjadi di Kota Pontianak sebagai ibu Kota Propinsi Kalimantan Barat. Bertambahnya raudhatul athfal-raudhtul athfal ini tentunya membawa angin segar terhadap kemajuan pendidikan Islam, namun kenyataanya keberadaan mereka justru sebelum penelitian ini dilaksanakan belum terdata secara baik dan lengkap. Padahal data dan informasi yang bersifat komprehensif tentunya akan melahirkan kebijakan yang lebih tepat sasaran. Tulisan ini berangkat dari hasil penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian survei sebagai motor utamanya. Penelitian survei yaitu salah satu metode yang paling sering digunakan untuk memperoleh data dan jawaban terhadap berbagai pertanyaan di berbagai disiplin ilmu terlebih berkaitan identifikasi secara menyeluruh masalah kebendaan maupun manusia dalam suatu kelompok. Sedangkan pisau analisis penelitiannya dibangun berdasarkan teori administrasi, institusi/kelembagaan dan kepemimpinan sekolah. Hasil berupa paparan data dan informasi berkaitan dengan aspek-aspek kajian yaitu; 1) Setting lembaga Raudahtul Athfal, meliputi; tahun pendirian, lokasi, status tempat operasional, pola penyebaran, status sekolah, dan Akreditasi lembaga. 2) Keadaan peserta didik, yang meliputi; kelas, jenis kelamin dan usia. 3) Keadaan sarana dan prasana, 4) Kurikulum pendidikan, meliputi; jenis kurikulum, struktur kurikulum, dan waktu operasional lembaga. 5) Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) di lembaga RA, yang meliputi; keadaan personel, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status di lembaga RA, upaya pelatihan dan pengembangan SDM. 6) Kepemimpinan lembaga atau organisai, dan 7) Keuangan, yang meliputi; dana operasional sekolah, pengeluaran sekolah, uang iuaran sekolah, aspek kesejahteraan pendidik (gaji)
{"title":"PROFIL LEMBAGA RAUDHATUL ATFHFAL DI KOTA PONTIANAK","authors":"Muhamad Tisna Nugaraha","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1221.G740","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1221.G740","url":null,"abstract":"Raudhatul Athfal (RA) merupakan lembaga pendidikan Islam formal pertama yang hendaknya dapat ditempuh oleh peserta didik sebelum mereka memasuki jenjang pendidikan di tingkat dasar. Lembaga pendidikan ini dirancang dan berorintasi pada upaya nyata mendidik dan membina anak usia dini dari sisi pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohaninya agar siap mengikuti tahapan pendidikan selanjutnya. Seiring berjalannya waktu jumlah jumlah raudhtul athfal yang ada di Indonesia semakin bertambah. Begitu pula halnya yang terjadi di Kota Pontianak sebagai ibu Kota Propinsi Kalimantan Barat. Bertambahnya raudhatul athfal-raudhtul athfal ini tentunya membawa angin segar terhadap kemajuan pendidikan Islam, namun kenyataanya keberadaan mereka justru sebelum penelitian ini dilaksanakan belum terdata secara baik dan lengkap. Padahal data dan informasi yang bersifat komprehensif tentunya akan melahirkan kebijakan yang lebih tepat sasaran. \u0000Tulisan ini berangkat dari hasil penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian survei sebagai motor utamanya. Penelitian survei yaitu salah satu metode yang paling sering digunakan untuk memperoleh data dan jawaban terhadap berbagai pertanyaan di berbagai disiplin ilmu terlebih berkaitan identifikasi secara menyeluruh masalah kebendaan maupun manusia dalam suatu kelompok. Sedangkan pisau analisis penelitiannya dibangun berdasarkan teori administrasi, institusi/kelembagaan dan kepemimpinan sekolah. \u0000Hasil berupa paparan data dan informasi berkaitan dengan aspek-aspek kajian yaitu; 1) Setting lembaga Raudahtul Athfal, meliputi; tahun pendirian, lokasi, status tempat operasional, pola penyebaran, status sekolah, dan Akreditasi lembaga. 2) Keadaan peserta didik, yang meliputi; kelas, jenis kelamin dan usia. 3) Keadaan sarana dan prasana, 4) Kurikulum pendidikan, meliputi; jenis kurikulum, struktur kurikulum, dan waktu operasional lembaga. 5) Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) di lembaga RA, yang meliputi; keadaan personel, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status di lembaga RA, upaya pelatihan dan pengembangan SDM. 6) Kepemimpinan lembaga atau organisai, dan 7) Keuangan, yang meliputi; dana operasional sekolah, pengeluaran sekolah, uang iuaran sekolah, aspek kesejahteraan pendidik (gaji)","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"4-27"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47092888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-06DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.1466.G745
Erwin Mahrus, Arif Sukino
Kesultanan-kesultanan Melayu di Borneo memiliki tradisi keilmuan yang relatif baik. Para ulama di kawasan ini meninggalkan sejumlah karya tulis yang masih dapat dijumpai hingga kini. Di samping itu, ulama-ulama ini terhubung dalam jaringan ulama lokal, regional, bahkan internasional. Di antara ulama-ulama tersebut adalah Syekh Arsyad Banjar (1710-1812), Syekh Ahmad Khatib Sambas (1803-1875), dan Syekh Muhammad Basiuni Imran (1885-1976). Ulama-ulama ini telah memainkan peranan penting dan strategis dalam melakukan proses islamisasi di pulau terbesar ketiga di dunia ini. Tulisan ini mendeskripsikan jejaring keilmuan antara Brunei dan Sambas (Indonesia). Fokus kajiannya adalah korespondensi antara Naib Kadhi Tutong-Brunei, Awang H. Mas Hanafi dan Maharaja Imam Sambas, H. Muhammad Basiuni Imran. Melalui korespondensi ini penulis berhasil mengungkap isu-isu yang berkembang di dalam jaringan selama korespondensi berlangsung. Selanjutnya, penulis juga menggambarkan karakteristik hubungan kedua ulama tersebut di dalam jaringan yang mereka bangun.
{"title":"Jejaring Keilmuan Ulama Borneo (Kajian atas Naskah Korespondensi Naib Kadhi Tutong-Brunei dengan Maharaja Imam Sambas )","authors":"Erwin Mahrus, Arif Sukino","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1466.G745","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1466.G745","url":null,"abstract":"Kesultanan-kesultanan Melayu di Borneo memiliki tradisi keilmuan yang relatif baik. Para ulama di kawasan ini meninggalkan sejumlah karya tulis yang masih dapat dijumpai hingga kini. Di samping itu, ulama-ulama ini terhubung dalam jaringan ulama lokal, regional, bahkan internasional. Di antara ulama-ulama tersebut adalah Syekh Arsyad Banjar (1710-1812), Syekh Ahmad Khatib Sambas (1803-1875), dan Syekh Muhammad Basiuni Imran (1885-1976). Ulama-ulama ini telah memainkan peranan penting dan strategis dalam melakukan proses islamisasi di pulau terbesar ketiga di dunia ini. Tulisan ini mendeskripsikan jejaring keilmuan antara Brunei dan Sambas (Indonesia). Fokus kajiannya adalah korespondensi antara Naib Kadhi Tutong-Brunei, Awang H. Mas Hanafi dan Maharaja Imam Sambas, H. Muhammad Basiuni Imran. Melalui korespondensi ini penulis berhasil mengungkap isu-isu yang berkembang di dalam jaringan selama korespondensi berlangsung. Selanjutnya, penulis juga menggambarkan karakteristik hubungan kedua ulama tersebut di dalam jaringan yang mereka bangun.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"61-78"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47719747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-06DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.1153.G743
Firdaus Achmad, Syahbudi Syahbudi
Ideally, as an educational institution storied college, the College of Islamic Studies (IAIN) Pontianak to be one of the pioneers of the application of critical pedagogy. Education policies are applied, ranging from the highest level of academic leadership to the faculty level, should be in favor of the interests of the promotion and development of critical and creative power of students. Alignments it certainly requires the provision of a space for dialogue in some parts of the establishment of policies that touch the actual existence of tendency of students, such as: the formulation of academic handbook, curriculum design, the determination of the order of the lectures, and learning contracts. The focus of research is, Virtualization Critical Pedagogy in the High School Environment State Islamic Pontianak. Of the focus of this study the authors formulate three research questions, namely: 1.How does an understanding of the technical implementation of environmental education at academic community's IAIN Pontianak? 2. How technical education policies implemented by managers in environmental education IAIN Pontianak? 3. How is the academic community's response to the technical education in environmental policy IAIN Pontianak? After making the process of reading, interpretation and critical reflection, the facts and research data, using the method of critical hermeneutics manifold philosophical hermeneutics in general the authors conclude, that there has been no attempt vitalization (strengthening) of critical pedagogy in the IAIN Pontianak. It is caused by a lecturer who is still dominating authority in themanagement of the learning process. In particular, the authors conclude: 1. IAIN Pontianak understanding of the academic community about the technical implementation of education remains intact in the form of the building ideas, both theoretical and potentially authoritative. 2. Technical Education in Environmental Policy IAIN Pontianak not provide space for dialogue which involves students and tend not to be based on the results of academic studies. 3. Manager's response to the educational system Technical Education in Environmental Policy IAIN Pontianak not very positive, as they deem less populist and less and less in favor of the interests of the implementation of the facilitative ideal education. Meanwhile, students understand and interpret technical education policies as a form of intellectual oppression. The recommendations in this study the authors offer ideas shaped paradigmatic. Recommendations meant more authors addressed to the managers of educational systems, is critical pedagogy -based educational paradigm.
{"title":"Kontestasi Potensi Ideologi Kebangsaan di Kalangan Pelajar Kota Pontianak","authors":"Firdaus Achmad, Syahbudi Syahbudi","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1153.G743","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1153.G743","url":null,"abstract":"Ideally, as an educational institution storied college, the College of Islamic Studies (IAIN) Pontianak to be one of the pioneers of the application of critical pedagogy. Education policies are applied, ranging from the highest level of academic leadership to the faculty level, should be in favor of the interests of the promotion and development of critical and creative power of students. Alignments it certainly requires the provision of a space for dialogue in some parts of the establishment of policies that touch the actual existence of tendency of students, such as: the formulation of academic handbook, curriculum design, the determination of the order of the lectures, and learning contracts. \u0000The focus of research is, Virtualization Critical Pedagogy in the High School Environment State Islamic Pontianak. Of the focus of this study the authors formulate three research questions, namely: 1.How does an understanding of the technical implementation of environmental education at academic community's IAIN Pontianak? 2. How technical education policies implemented by managers in environmental education IAIN Pontianak? 3. How is the academic community's response to the technical education in environmental policy IAIN Pontianak? \u0000After making the process of reading, interpretation and critical reflection, the facts and research data, using the method of critical hermeneutics manifold philosophical hermeneutics in general the authors conclude, that there has been no attempt vitalization (strengthening) of critical pedagogy in the IAIN Pontianak. It is caused by a lecturer who is still dominating authority in themanagement of the learning process. \u0000In particular, the authors conclude: 1. IAIN Pontianak understanding of the academic community about the technical implementation of education remains intact in the form of the building ideas, both theoretical and potentially authoritative. 2. Technical Education in Environmental Policy IAIN Pontianak not provide space for dialogue which involves students and tend not to be based on the results of academic studies. 3. Manager's response to the educational system Technical Education in Environmental Policy IAIN Pontianak not very positive, as they deem less populist and less and less in favor of the interests of the implementation of the facilitative ideal education. Meanwhile, students understand and interpret technical education policies as a form of intellectual oppression. \u0000The recommendations in this study the authors offer ideas shaped paradigmatic. Recommendations meant more authors addressed to the managers of educational systems, is critical pedagogy -based educational paradigm.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"39-48"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45592429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-06DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I2.1151.G744
Ali Hasmy
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis program studi yang layak dibuka di Pascasarjana IAIN Pontianak. Penelitian ini merupakan Policy Research, yang secara lebih spesifik merupakan Policy for Research yang bertujuan untuk memberikan Information for Policy. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixed Methods dengan Parallel Form yaitu Pragmatic Parallel Mixed Methods Design, yang juga dikenal dengan nama Embedded Design dengan menggunakan sintesis terfokus, survei, dan analisis data sekunder. Lokasi pelaksanaan sintesis terfokus dan analisis data sekunder adalah di IAIN Pontianak, sedangkan survei menggunakan angket dengan jawaban terbuka dari lulusan S1 dan S2 PTKI difokuskan di Kota Pontianak dan Singkawang, serta Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Sambas dan Landak. Data yang didapat secara kualitatif dianalisis mengikuti flow model sedangkan secara kuantitatif menggunakan Modus, Persentase, dan rumus-rumus untuk tabel silang (Crosstab). Kesimpulannya adalah bahwa: (1) Responden yang berminat untuk kuliah di Program Magister ternyata urutannya adalah: a) PGMI, b) MP, BKI, dan PBS, c) PBA dan IAT, d) PGRA, e) KPI, f) EI, g) PE, dan sisanya adalah jurusan MD, PA, AS, dan BSI; (2) Berdasarkan kriteria sumber daya pendidik (dosen) yang minimal harus ada 6 orang dengan keilmuan yang relevan dengan prodi yang akan dibuka, maka prioritas prodi yang cukup layak untuk dibuka adalah prodi Manajemen Pendidikan (MP), Dakwah dan Komunikasi (DK), dan Hukum Keluarga Islam (HKI).
{"title":"Studi Kelayakan Pembukaan Program Studi Baru di Pascasarjana IAIN Pontianak","authors":"Ali Hasmy","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1151.G744","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1151.G744","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis program studi yang layak dibuka di Pascasarjana IAIN Pontianak. Penelitian ini merupakan Policy Research, yang secara lebih spesifik merupakan Policy for Research yang bertujuan untuk memberikan Information for Policy. Metode penelitian yang digunakan adalah Mixed Methods dengan Parallel Form yaitu Pragmatic Parallel Mixed Methods Design, yang juga dikenal dengan nama Embedded Design dengan menggunakan sintesis terfokus, survei, dan analisis data sekunder. Lokasi pelaksanaan sintesis terfokus dan analisis data sekunder adalah di IAIN Pontianak, sedangkan survei menggunakan angket dengan jawaban terbuka dari lulusan S1 dan S2 PTKI difokuskan di Kota Pontianak dan Singkawang, serta Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Sambas dan Landak. Data yang didapat secara kualitatif dianalisis mengikuti flow model sedangkan secara kuantitatif menggunakan Modus, Persentase, dan rumus-rumus untuk tabel silang (Crosstab). Kesimpulannya adalah bahwa: (1) Responden yang berminat untuk kuliah di Program Magister ternyata urutannya adalah: a) PGMI, b) MP, BKI, dan PBS, c) PBA dan IAT, d) PGRA, e) KPI, f) EI, g) PE, dan sisanya adalah jurusan MD, PA, AS, dan BSI; (2) Berdasarkan kriteria sumber daya pendidik (dosen) yang minimal harus ada 6 orang dengan keilmuan yang relevan dengan prodi yang akan dibuka, maka prioritas prodi yang cukup layak untuk dibuka adalah prodi Manajemen Pendidikan (MP), Dakwah dan Komunikasi (DK), dan Hukum Keluarga Islam (HKI).","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"49-60"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46485400","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-05DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I1.1397
Rahmaniatul Fithriyah
This research aims to develop teaching materials to write poetry through audio-visual media in class II, SD / MI. To produce a product in the form of stage writing poetry in a simple child through audio-visual media in teaching material grade II SD / MI by the Research and Development of simplified, includes three main stages, namely 1) the preliminary study; 2) formulation and product development; 3) validation and product dissemination. Results of this research is the stage of writing poetry through audio-visual media that can be done in three stages: knowing, thinking, feeling. Know is the initial stage of introducing the theme of the poem to be written specified in two phases, namely: pre-foundation phase and foundation plantings. Imagining is the stage after the children turn imagination shown in visual media specified in three phases, namely: Phase reseftivitas, reactivity and productivity. Soaking is the stage where the state according to the image and theme supported by appropriate audio poetry themes detailed in two phases, namely: the implementation phase and exploration.
{"title":"Pengembangan Materi Ajar Menulis Puisi Melalui Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas II SD/MI di MIN I Bantul Yogyakarta","authors":"Rahmaniatul Fithriyah","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I1.1397","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I1.1397","url":null,"abstract":"This research aims to develop teaching materials to write poetry through audio-visual media in class II, SD / MI. To produce a product in the form of stage writing poetry in a simple child through audio-visual media in teaching material grade II SD / MI by the Research and Development of simplified, includes three main stages, namely 1) the preliminary study; 2) formulation and product development; 3) validation and product dissemination. Results of this research is the stage of writing poetry through audio-visual media that can be done in three stages: knowing, thinking, feeling. Know is the initial stage of introducing the theme of the poem to be written specified in two phases, namely: pre-foundation phase and foundation plantings. Imagining is the stage after the children turn imagination shown in visual media specified in three phases, namely: Phase reseftivitas, reactivity and productivity. Soaking is the stage where the state according to the image and theme supported by appropriate audio poetry themes detailed in two phases, namely: the implementation phase and exploration.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45517498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-04DOI: 10.24260/AT-TURATS.V13I1.1188
M. Bali, Itatul Masulah
This study wants to analyze the extent to which the role of hypnoteaching is offered by the world to academics in the education fild to overcome the problem of learning disorder students. The reseach methode used is the reseach library. Based on the reseach it was concluded that hypnoteaching is the most accurate and relevant solution to create the effectiveness of learning disorder learning students, although sometimes only through simple strategies. By hypnoteaching, learning disorder students will feel more likely to be present and not cornered even though their essence is not the same as other normal humans. The implication og this study is that the theories that are conceptualized in hypnoteaching succeed in reducing students’ learning disorder anxiety while participating in learning activities.
{"title":"Hypnoteachingg: Solusi Siswa Learning Disorder","authors":"M. Bali, Itatul Masulah","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I1.1188","DOIUrl":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I1.1188","url":null,"abstract":"This study wants to analyze the extent to which the role of hypnoteaching is offered by the world to academics in the education fild to overcome the problem of learning disorder students. The reseach methode used is the reseach library. Based on the reseach it was concluded that hypnoteaching is the most accurate and relevant solution to create the effectiveness of learning disorder learning students, although sometimes only through simple strategies. By hypnoteaching, learning disorder students will feel more likely to be present and not cornered even though their essence is not the same as other normal humans. The implication og this study is that the theories that are conceptualized in hypnoteaching succeed in reducing students’ learning disorder anxiety while participating in learning activities.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42390021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}