AbstrakKajian ini hendak menempatkan kamper sebagai karya budaya yang memenuhi syarat sebagai benda cagar budaya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kamper merupakan produk budaya dari Barus yang menjadi komoditas dunia pada masanya. Kehadirannya sebagai benda yang bernilai penting dibuktikan dengan terciptanya tatanan perdagangannya sendiri dan konsumennya yang spesifik. Meskipun jangkauan pengetahuan dunia tentang kamper melampaui wilayah Sumatera maupun wilayah lain di Indonesia, hingga saat ini, kamper belum mendapatkan pengakuan sebagai benda cagar budaya Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada para pemangku kebijakan pada Pemerintah RI agar dapat mempertimbangkan dan mendorong kamper menjadi salah satu benda cagar budaya di Indonesia, bahkan jika mungkin di dunia. Metode penulisan artikel ini berbentuk eksplanatif dengan merujuk sumber historis yang terpercaya. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa terdapat urgensitas peranan kamper dalam dinamika perdagangan rempah dengan dunia luar di masa lalu, yang terlihat pada dampaknya yang luas, tidak hanya menyentuh aspek ekonomi saat itu, tetapi juga merambah ke kehidupan sosial, kesehatan, dinamika hubungan kenegaraan, pelayaran, perdagangan, dan sebagainya. Adapun imbas untuk masyarakat Nusantara adalah adanya dugaan bahwa perdagangan kamper juga intensif mendorong munculnya berbagai materi rempah lainnya, lalu secara bersama-sama memperkaya jaringan perdagangan antar negeri di Nusantara saat itu.
{"title":"KAMPER SEBAGAI CAGAR BUDAYA WARISAN DUNIA: SEBUAH PEMIKIRAN AWAL","authors":"Ambo Asse Ajis","doi":"10.24832/JK.V12I2.247","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V12I2.247","url":null,"abstract":"AbstrakKajian ini hendak menempatkan kamper sebagai karya budaya yang memenuhi syarat sebagai benda cagar budaya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kamper merupakan produk budaya dari Barus yang menjadi komoditas dunia pada masanya. Kehadirannya sebagai benda yang bernilai penting dibuktikan dengan terciptanya tatanan perdagangannya sendiri dan konsumennya yang spesifik. Meskipun jangkauan pengetahuan dunia tentang kamper melampaui wilayah Sumatera maupun wilayah lain di Indonesia, hingga saat ini, kamper belum mendapatkan pengakuan sebagai benda cagar budaya Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada para pemangku kebijakan pada Pemerintah RI agar dapat mempertimbangkan dan mendorong kamper menjadi salah satu benda cagar budaya di Indonesia, bahkan jika mungkin di dunia. Metode penulisan artikel ini berbentuk eksplanatif dengan merujuk sumber historis yang terpercaya. Hasil kajiannya menunjukkan bahwa terdapat urgensitas peranan kamper dalam dinamika perdagangan rempah dengan dunia luar di masa lalu, yang terlihat pada dampaknya yang luas, tidak hanya menyentuh aspek ekonomi saat itu, tetapi juga merambah ke kehidupan sosial, kesehatan, dinamika hubungan kenegaraan, pelayaran, perdagangan, dan sebagainya. Adapun imbas untuk masyarakat Nusantara adalah adanya dugaan bahwa perdagangan kamper juga intensif mendorong munculnya berbagai materi rempah lainnya, lalu secara bersama-sama memperkaya jaringan perdagangan antar negeri di Nusantara saat itu.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"65 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72497377","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractUntil the present days, archaeological research in Indonesia and prehistoric research particularly in Bali, have discovered an important and remarkable cultural heritage, among them, there are prehistoric sites and artefacts that informed about the prehistoric life in Bali. Based on the result of this research, it is known that the necropolis and the prehistoric burial site of Gilimanuk are spectacular and potential culture heritages. The problem in this research is to know, how is the future and benefits of the necropolis sites and the prehistoric Gilimanuk grave site for the development of Indonesian nation’s character? The purpose of this study is to explain the benefits of the existence of these sites for the development of national character. Learning this problems, the objectives of this research is to find out the answer of the problems. To reach this objectives, this research is planned step by step. The method that used for collecting data including field observation with interview and literature study. The next step, analysis was carried out by method of typological analysis, contextual analysis, functional analysis and comparative study. The results of this study indicate two items. First, archeologically, the necropolis site and the prehistoric Gilimanuk grave site are very important as a cultural force containing socio-cultural values that lived 2000 years ago. Secondly, the site can provide enormous benefits for the development of national cultural resilience, national character, and dynamic spirit of nationalism.AbstrakSampai sekarang, penelitian arkeologi di Indonesia dan penelitian prasejarah di Bali telah menemukan warisan budaya yang penting dan menarik. Di antara temuan ini, adalah situs dan artefak prasejarah yang menggambarkan kehidupan masyarakat prasejarah Bali. Berdasarkan hasil-hasil penelitian selama ini dapat diketahui, bahwa situs nekropolis dan situs kuburan prasejarah Gilimanuk adalah warisan budaya yang spektakuler dan potensial. Permasalahannya adalah, bagaimana masa depan dan manfaat situs necropolis dan situs kuburan prasejarah Gilimanuk tersebut bagi pembangunan karakter bangsa kita? Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan manfaat keberadaan situs-situs tersebut untuk pembangunan karakter bangsa. Untuk mencapai tujuan ini, maka penelitian ini direncanakan secara bertahap, mulai dengan pengumpulan data dengan metode kajian pustaka, observasi lapangan, pencatatan, pendokumentasian, dan wawancara. Langkah berikutnya adalah analisis dengan metode analisis tipologis, analisis kontekstual dan studi perbandingan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama secara arkeologis, situs nekropolis dan situs kuburan prasejarah Gilimanuk sangat penting sebagai kekuatan budaya yang mengandung nilai-nilai sosial-budaya yang hidup 2000 tahun yang silam. Kedua, situs tersebut dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi pembangunan ketahanan budaya bangsa, karakter bangsa, dan semangat nasionalisme yang dinami
直到今天,在印度尼西亚的考古研究,特别是在巴厘岛的史前研究,已经发现了一个重要的和显著的文化遗产,其中有史前遗址和人工制品,告诉史前生活在巴厘岛。根据此次研究结果,Gilimanuk的墓地和史前墓葬遗址是壮观的潜在文化遗产。本研究的问题是要知道,墓地遗址和史前Gilimanuk墓地对印尼民族性格发展的未来和好处是什么?本研究的目的是解释这些遗址的存在对民族性发展的好处。了解这一问题,本研究的目的就是找出问题的答案。为了达到这一目标,本研究是逐步计划的。收集资料的方法包括实地观察法、访谈法和文献研究法。接下来,通过类型学分析、语境分析、功能分析和比较研究的方法进行分析。这项研究的结果表明两点。首先,在考古学上,墓地遗址和史前Gilimanuk墓地遗址作为一种文化力量非常重要,它包含了生活在2000年前的社会文化价值。其次,该遗址可以为民族文化韧性、民族性格和民族主义精神的发展提供巨大的利益。【摘要】sampai sekarang, penelitian arkeang,印度尼西亚,penelitian prasejarah,巴厘岛,telah menemukan warisan budaya yang penting dan menarik。迪安塔拉·特曼尼,阿达拉斯,阿达拉斯,阿达拉斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯,阿达勒斯。Berdasarkan hasil-hasil penelitian selama ini dapat diketahui, bahwa situs nekropolis dan kuburan prasejarah Gilimanuk adalah warisan budaya yang spectakuler dan potential。Permasalahannya adalah, bagaimana masa depan dan manfaat situs necropolis dan situs kuburan prasejarah Gilimanuk tersebut bagi pembangunan karakter bangsa kita?Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan manfaat keberadaan situs-situs tereset,但untuk pembangunan karakter bangsa。Untuk mencapai tujuan ini, maka penelitian ini direncanakan secara bertahap, mulai dengan pengumpulan数据dengan mede kajian pustaka, observasi lapangan, penatatan, pendokumentasian, dan wawankara。分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:分析方法:研究方法:Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama secarkeologist, situs nekropolis, situs kuburan prasejarah Gilimanuk, sangat penting sebagai kekuatan budaya yang mengandung nilai-nilai social -budaya yang hidup 2000 tahun yang silam。Kedua, situs teresbut, patat成员kan manfaat yang sangat besar bagi pembangunan ketahanan budaya bangsa, karakter bangsa, dan semangat民族主义yang dinamis。
{"title":"MASA DEPAN DAN MANFAAT NEKROPOLIS GILIMANUK, SEBUAH KONTEMPLASI ARKEOLOGI.","authors":"I. M. Sutaba","doi":"10.24832/JK.V13I1.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I1.233","url":null,"abstract":"AbstractUntil the present days, archaeological research in Indonesia and prehistoric research particularly in Bali, have discovered an important and remarkable cultural heritage, among them, there are prehistoric sites and artefacts that informed about the prehistoric life in Bali. Based on the result of this research, it is known that the necropolis and the prehistoric burial site of Gilimanuk are spectacular and potential culture heritages. The problem in this research is to know, how is the future and benefits of the necropolis sites and the prehistoric Gilimanuk grave site for the development of Indonesian nation’s character? The purpose of this study is to explain the benefits of the existence of these sites for the development of national character. Learning this problems, the objectives of this research is to find out the answer of the problems. To reach this objectives, this research is planned step by step. The method that used for collecting data including field observation with interview and literature study. The next step, analysis was carried out by method of typological analysis, contextual analysis, functional analysis and comparative study. The results of this study indicate two items. First, archeologically, the necropolis site and the prehistoric Gilimanuk grave site are very important as a cultural force containing socio-cultural values that lived 2000 years ago. Secondly, the site can provide enormous benefits for the development of national cultural resilience, national character, and dynamic spirit of nationalism.AbstrakSampai sekarang, penelitian arkeologi di Indonesia dan penelitian prasejarah di Bali telah menemukan warisan budaya yang penting dan menarik. Di antara temuan ini, adalah situs dan artefak prasejarah yang menggambarkan kehidupan masyarakat prasejarah Bali. Berdasarkan hasil-hasil penelitian selama ini dapat diketahui, bahwa situs nekropolis dan situs kuburan prasejarah Gilimanuk adalah warisan budaya yang spektakuler dan potensial. Permasalahannya adalah, bagaimana masa depan dan manfaat situs necropolis dan situs kuburan prasejarah Gilimanuk tersebut bagi pembangunan karakter bangsa kita? Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan manfaat keberadaan situs-situs tersebut untuk pembangunan karakter bangsa. Untuk mencapai tujuan ini, maka penelitian ini direncanakan secara bertahap, mulai dengan pengumpulan data dengan metode kajian pustaka, observasi lapangan, pencatatan, pendokumentasian, dan wawancara. Langkah berikutnya adalah analisis dengan metode analisis tipologis, analisis kontekstual dan studi perbandingan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama secara arkeologis, situs nekropolis dan situs kuburan prasejarah Gilimanuk sangat penting sebagai kekuatan budaya yang mengandung nilai-nilai sosial-budaya yang hidup 2000 tahun yang silam. Kedua, situs tersebut dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi pembangunan ketahanan budaya bangsa, karakter bangsa, dan semangat nasionalisme yang dinami","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86747906","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractWayang art performance that develops in Java is a traditional performing art that is able to survive and adapt to all aspects of its changes. The issue of this research is to know, how does the history of development and change of wayang function in society? The development of wayang art performance is influenced by social conditions, which affect the change of function of wayang art performance. The objective of the research is to explain the history of development and change of wayang function in society.This study uses descriptive method, with the support of literature review and observation on wayang performance. The results show that the history of wayang development is conceptually a combination of several cultural elements that enter in Indonesia (Java), namely Indian culture with Hindu-Buddhism and Islam with sufism. Indicator of changes in wayang function in the community is the change of pakeliran wayang as an industry tomeet the entertainment market. Changes in ritual function can be seen from the waning of guidance or moral values in wayang, so its has only entertainment or spectacle functions and as a popular performances.AbstrakSeni pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di Jawa merupakan kesenian tradisonal yang mampu bertahan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan segala aspek perubahan-perubahannya. Masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji mengenai bagaimana sejarah perkembangan dan perubahan fungsi wayang dalam masyarakat? Perkembangan seni pertunjukan wayang dipengaruhi oleh kondisi sosial, yang berpengaruh terhadap perubahan fungsi seni pertunjukan wayang.Tujuannya adalah menjelaskan sejarah perkembangan dan perubahan fungsi wayang dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan dukungan kajian pustaka dan pengamatan (observasi) terhadap pergelaran wayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah perkembangan wayang secara konseptual merupakan perpaduan dari beberapa unsur kebudayaan yang masuk di Indonesia (Jawa), yakni kebudayaan India dengan Agama Hindu-Buddha dan Islam dengan tasawufnya. Indikator perubahan fungsi wayang dalam masyarakat adalah perubahan pakeliran dalam wayang sebagai industri untuk memenuhi pasar hiburan. Perubahan fungsi ritual dapat dilihat dari memudarnya nilai-nilai tuntunan atau moral dalam wayang, sehingga wayang hanya mempunyai fungsi hiburan atau tontonan dan sebagai pertunjukan populer.
[摘要]发展于爪哇的阳艺表演是一种能够生存下来并适应其各方面变化的传统表演艺术。本研究的问题是要知道,wayang的发展和变化的历史在社会中是如何发挥作用的?大阳艺术表演的发展受到社会条件的影响,社会条件影响着大阳艺术表演功能的变化。本研究的目的是要说明wayang功能在社会上的发展与变迁的历史。本研究采用描述性研究方法,并结合文献回顾及对wayang绩效的观察。结果表明,wayang的发展史在概念上是进入印度尼西亚(爪哇)的几种文化元素的结合,即印度文化与印度教-佛教和伊斯兰教与苏菲主义。小区里的wayang功能变化的指标是pakeliran wayang作为一种产业适应娱乐市场的变化。礼仪功能的变化可以从大阳的指导或道德价值的衰落中看出,大阳只有娱乐或观赏性的功能,是一种大众化的表演。[摘要]seni pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di Jawa merupakan kesenian传统的yang mampu bertahan dan menyessuaikan dengan perkembangan zaman dengan segala aspek perubahan-perubahannya。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Perkembangan seni pertunjukan wayang dipengaruhi oleh kondisi social, yang berpengaruh terhadap perubahan funsi seni pertunjukan wayang。图朱安尼,阿达拉,menjelaskan, sejarah, perkembangan, danperubahan, funsi, wayang dalam masyarakat。Penelitian ini menggunakan方法描述,dengan dukungan kajian pustaka dan pengamatan (observasi) terhadap pergelaran wayang。Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah perkembangan wayang secara konseptual merupakan perpaduan dari beberapa unsur kebudayaan yang masuk di Indonesia(爪哇语),yakni kebudayaan India dengan Agama印度教-佛教丹伊斯兰教dengan tasawunnyya。指标perubahan fungsi wayang dalam masyarakat adalah perubahan pakeliran dalam wayang sebagai工业untuk memuhi pasar hiburan。Perubahan fungsi ritual dapat dilihat dari memudarya nilai nilai tuntunan atau moral dalam wayang, sehinga wayang hanya mempunyai fungsi hiburan atau tontonan dan sebagai pertunjukan populan。
{"title":"SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN FUNGSI WAYANG DALAM MASYARAKAT.","authors":"Fatkur Rohman Nur Awalin","doi":"10.24832/JK.V13I1.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I1.234","url":null,"abstract":"AbstractWayang art performance that develops in Java is a traditional performing art that is able to survive and adapt to all aspects of its changes. The issue of this research is to know, how does the history of development and change of wayang function in society? The development of wayang art performance is influenced by social conditions, which affect the change of function of wayang art performance. The objective of the research is to explain the history of development and change of wayang function in society.This study uses descriptive method, with the support of literature review and observation on wayang performance. The results show that the history of wayang development is conceptually a combination of several cultural elements that enter in Indonesia (Java), namely Indian culture with Hindu-Buddhism and Islam with sufism. Indicator of changes in wayang function in the community is the change of pakeliran wayang as an industry tomeet the entertainment market. Changes in ritual function can be seen from the waning of guidance or moral values in wayang, so its has only entertainment or spectacle functions and as a popular performances.AbstrakSeni pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di Jawa merupakan kesenian tradisonal yang mampu bertahan dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan segala aspek perubahan-perubahannya. Masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji mengenai bagaimana sejarah perkembangan dan perubahan fungsi wayang dalam masyarakat? Perkembangan seni pertunjukan wayang dipengaruhi oleh kondisi sosial, yang berpengaruh terhadap perubahan fungsi seni pertunjukan wayang.Tujuannya adalah menjelaskan sejarah perkembangan dan perubahan fungsi wayang dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan dukungan kajian pustaka dan pengamatan (observasi) terhadap pergelaran wayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah perkembangan wayang secara konseptual merupakan perpaduan dari beberapa unsur kebudayaan yang masuk di Indonesia (Jawa), yakni kebudayaan India dengan Agama Hindu-Buddha dan Islam dengan tasawufnya. Indikator perubahan fungsi wayang dalam masyarakat adalah perubahan pakeliran dalam wayang sebagai industri untuk memenuhi pasar hiburan. Perubahan fungsi ritual dapat dilihat dari memudarnya nilai-nilai tuntunan atau moral dalam wayang, sehingga wayang hanya mempunyai fungsi hiburan atau tontonan dan sebagai pertunjukan populer.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79362114","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractPasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung Budaya Sunda It is a competition for elementary, Junior high school, Senior High School/Vocational School, which is held annually as a form of introduction etnopedagogic to the young generation to preserve the three pillars of culture in Cianjur. The outline of the research problem regarding values, such as moral values, the value of the Sundanese, the character and value of self-actualization Sundanese the components of the Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa. Sastra, jeung Budaya Sunda. The purpose of this research is to find out and expose the moral value of Sundanese, the value of Sundanese characters, and the value of self-actualization Sundanese in the component Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung budaya Sunda. The methods used, that is descriptive qualitative approach method. Data collection with interview techniques and study the documentation. The results of study to find the value of etnopedagogic with the following conclusion; (1) There is the moral value of Sundanese in components Asah Kaparigelan.(2) There is value in the Sundanese characters in components Asah Kaparigelan. (3) There is the value of self-actualization Sundanese in components Asah Kaparigelan.AbstrakPasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung Budaya Sunda merupakan ajang lomba tingkat SD, SMP, SMA/SMK, yang digelar setiap tahun sebagai wujud pengenalan etnopedagogik kepada generasi muda untuk melestarikan tiga pilar budaya di Kabupaten Cianjur. Rumusan Masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana nilai moral orang Sunda, nilai karakter orang Sunda, dan nilai aktualisasi diri orang Sunda yang terdapat dalam komponen Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa. Sastra, jeung budaya Sunda. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memaparkan tiha hal yaitu; nilai moral orang Sunda, nilai karakter orang Sunda, dan nilai aktualisasi diri orang Sunda yang terdapat dalam setiap komponen lomba (pasanggiri). Metode yang digunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian ini didapat nilai etnopedagogik dengan kesimpulan berikut; (1) Terdapat nilai moral orang Sunda dalam komponen pasanggiri asah kaparigelan, (2) Terdapat nilai karakter orang Sunda dalam komponen pasanggiri asah kaparigelan (3) Terdapat nilai aktualisasi diri orang Sunda dalam komponen asah kaparigelan.
摘要pasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung Budaya Sunda这是一项面向小学、初中、高中/职业学校的竞赛,每年举办一次,作为向年轻一代介绍民族教育的一种形式,以保护赞珠尔的三大文化支柱。概述了关于价值观的研究问题,如道德价值观、巽他人的价值观、巽他人的性格和自我实现的价值、巽他人的组成部分。祝你好运,祝你好运。本研究的目的在于找出并揭露“Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa”、“Sastra”、“jeung budaya Sunda”组成部分中巽他语的道德价值、巽他语人物的价值和自我实现的价值。所采用的方法,即定性描述法。通过访谈技术收集数据并研究相关文件。通过研究发现民族教育学的价值,得出以下结论;(1)各成分中都有巽他语的道德价值。(2)各成分中都有巽他语的价值。(3)在成分中存在自我实现的价值。[摘要]pasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung Budaya Sunda merupakan ajang lomba tingkat SD, SMP, SMA/SMK, yang digelar setiap tahun sebagai wujud pengenalan etnopedagogik kepaada generasi muda untuk tiga pilar Budaya di Kabupaten Cianjur。Rumusan Masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana nilai moral orang Sunda, nilai karakter orang Sunda, dan nilai aktualisasi diri orang Sunda yang terdapat dalam Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa。萨特拉,敬budaya Sunda。图juan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memaparkan tiha hayitu;nilai moral orang Sunda, nilai karakter orang Sunda, dan nilai aktualisasi diri orang Sunda yang terdapat dalam setiap komponen lomba (pasanggiri)。Metode yang diunakan deskdengan pendeakan quality。彭普兰的数据,登根,瓦万卡拉和研究文献。Dari hasil penelitian ini didapat nilai etnopedagogik dengan kespulpulan berikut;(1) Terdapat nilai moral orang Sunda dalam komponen pasanggiri asah kaparigelan, (2) Terdapat nilai karakter orang Sunda dalam komponen pasanggiri asah kaparigelan (3) Terdapat nilai aktualisasi diri orang Sunda dalam komponen asah kaparigelan。
{"title":"ETNOPEDAGOGIK DALAM PASANGGIRI ASAH KAPARIGELAN BASA, SASTRA, JEUNG BUDAYA SUNDA","authors":"S. Syahdiana","doi":"10.24832/JK.V13I1.231","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I1.231","url":null,"abstract":"AbstractPasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung Budaya Sunda It is a competition for elementary, Junior high school, Senior High School/Vocational School, which is held annually as a form of introduction etnopedagogic to the young generation to preserve the three pillars of culture in Cianjur. The outline of the research problem regarding values, such as moral values, the value of the Sundanese, the character and value of self-actualization Sundanese the components of the Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa. Sastra, jeung Budaya Sunda. The purpose of this research is to find out and expose the moral value of Sundanese, the value of Sundanese characters, and the value of self-actualization Sundanese in the component Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung budaya Sunda. The methods used, that is descriptive qualitative approach method. Data collection with interview techniques and study the documentation. The results of study to find the value of etnopedagogic with the following conclusion; (1) There is the moral value of Sundanese in components Asah Kaparigelan.(2) There is value in the Sundanese characters in components Asah Kaparigelan. (3) There is the value of self-actualization Sundanese in components Asah Kaparigelan.AbstrakPasanggiri Asah Kaparigelan Basa, Sastra, jeung Budaya Sunda merupakan ajang lomba tingkat SD, SMP, SMA/SMK, yang digelar setiap tahun sebagai wujud pengenalan etnopedagogik kepada generasi muda untuk melestarikan tiga pilar budaya di Kabupaten Cianjur. Rumusan Masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana nilai moral orang Sunda, nilai karakter orang Sunda, dan nilai aktualisasi diri orang Sunda yang terdapat dalam komponen Pasanggiri Asah Kaparigelan Basa. Sastra, jeung budaya Sunda. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memaparkan tiha hal yaitu; nilai moral orang Sunda, nilai karakter orang Sunda, dan nilai aktualisasi diri orang Sunda yang terdapat dalam setiap komponen lomba (pasanggiri). Metode yang digunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian ini didapat nilai etnopedagogik dengan kesimpulan berikut; (1) Terdapat nilai moral orang Sunda dalam komponen pasanggiri asah kaparigelan, (2) Terdapat nilai karakter orang Sunda dalam komponen pasanggiri asah kaparigelan (3) Terdapat nilai aktualisasi diri orang Sunda dalam komponen asah kaparigelan.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75149297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractThis research describes the presentation of Karawitan Muryoraras in the context of culture and the belief system of the society. Besides that, the research describes the system of the presentation concept Muryoraras as ritual art. The data analysis is based on two theories namely the mythical aesthetic by Jacob Soemardjo and the theory of conditioning by Ivan Petrovich Pavlov. Based on the mythical aesthetic the relationship between the object art with culture and the belief system of society will be explained systematically. At this moment the analysis of the working system of the Muryoraras presentation concept is based on the conditioning theory that includes the process of stimulation and behavioral response. The Author uses qualitative research methods with ethnomusicological approach to trace deeper relationship between Karawitan Muryoraras and culture as well as belief system of the society. The data collection is done by measurable steps like: observation, interviews, documentation, and audio-visual materials. Then analyzed by several stages such as organizing them the data being examined can be verified. The results show that conceptually the presentation of Karawitan Muryoraras is a representative media of various cultural values of Java and the teaching of Kejawen as belief system of the society. Furthermore, the conceptual framework of hepresentation is applied to the working system of conditioning which is devided into two stages namely the stages of formation and reinforcement through various presenting rules.Keywords: Muryoraras, Representation, Kejawen.AbstrakPenelitian ini menjelaskan mengenai penyajian karawitan Muryoraras dalam konteks budaya dan sistem kepercayaan masyarakatnya. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang sistem kerja konsep penyajian Muryoraras sebagai seni ritual. Analisis data didasarkan pada dua teori yaitu estetika mitis Jacob Soemardjo dan teori pengkondisian Ivan Petrovich Pavlov. Bedasarkan estetika mitis, hubungan antara objek seni dengan budaya dan sistem kepercayaan masyarakatnya dapat dijelaskan dengan sistematis. Sementara analisis sistem kerja konsep penyajian Muryoraras didasarkan pada teori pengkondisian yang mencakup proses pemberian stimulus dan respon perilaku. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnomusikologis guna menelusuri lebih dalam hubungan antara karawitan Muryoraras dengan budaya serta sistem kepercayaan masyarakatnya. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah yang terukur di antaranya: observasi, wawancara, dokumentasi, dan bahan audio visual. Kemudian dianalisis dengan beberapa tahap seperti mengorganisasikan data, membuat memo, pembentukan kode, menafsirkan data, menyajikan, dan memvisualisasikan data, sehingga data yang diteliti dapat dibuktikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara konseptual penyajian karawitan Muryoraras merupakan media representasi berbagai nilai budaya Jawa dan ajaran Kejawen sebagai sistem keper
摘要本研究描述了卡拉维坦·穆约拉拉斯在文化和社会信仰体系背景下的呈现。除此之外,本研究还将presentationÂ概念Muryoraras系统描述为仪式艺术。数据分析基于两种理论,即Jacob Soemardjo的神话美学理论和Ivan Petrovich Pavlov的条件反射理论。从神话美学的角度出发,系统地阐释了客体艺术与文化、社会信仰体系的关系。此时对Muryoraras呈现概念的工作系统的分析是基于条件反射理论,包括刺激过程和行为反应过程。作者运用民族音乐学的定性研究方法,探究卡拉维坦·穆约拉拉与文化、社会信仰体系之间更深层次的关系。数据收集是通过可测量的步骤完成的,如:观察、访谈、记录和视听材料。然后通过组织等几个阶段进行分析,验证被检查的数据。结果表明,从概念上讲,卡拉维坦·穆约拉斯的呈现是爪哇各种文化价值的代表性媒介,而凯加文的教学则是爪哇社会的信仰体系。此外,将表征的概念框架应用于条件作用的工作系统,该系统通过各种表征规则分为形成阶段和强化阶段。关键词:Muryoraras, Representation, Kejawen。摘要:penelitian ini menjelaskan mengenai penyjian karawitan Muryoraras dalam konteks budaya dan system keperkaaan masyarakatnya。Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang系统kerja konsep penyajian Muryoraras sebagai seni仪式。分析数据didasarkan pada dua teori yyititestetika mitis Jacob Soemardjo和teori pengkondisian Ivan Petrovich Pavlov。beasarkan estetika mitis, hubungan antara object, seni dengan budaya dan system, keperayaan masyarakatnya dapat dijelaskan dengan sistematis。Sementara分析系统kerja konsep penyajian Muryoraras didasarkan pagada teori penkondiian yang menakup提出了pemberian刺激和响应。Penulis menggunakan方法penelitian kuititatian pendekatan人种学guna menelusuri lebih dalam hubungan antara karawitan Muryoraras dunan budaya serta system keperkaaan masyarakatya。Pengumpulan数据dilakukan dengan langkah-langkah yang terukur di antaranya: observasi, wawancara, dokumentasi, dan bahan视听。Kemudian diananbeberapa (Kemudian diananbeberapa):独立组织数据、备忘录数据、备忘录数据、menafsirkan数据、menyajikan数据、dan memvisualisasikan数据、seningga数据、didieliti dapat dibuktikan。Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara konseptual penyajian karawitan muryoraran merupakan媒体代表berbagai nilai budaya Jawa dan ajaran kejawan sebagai系统kepercayaan masyaraktnya。企鹅,kerangka konseptual penyajian tersebut diaplikasikan dengan系统kerja pengkondisian yang terbagi dalam dua tahapan yitu tahapan penbentukan dan penguin melalui berbagai macam tatacara penyajiannya。
{"title":"KARAWITAN MURYORARAS: SEBAGAI REPRESENTASI KONSEP SPIRITUAL KEJAWEN.","authors":"Fitrianto","doi":"10.24832/JK.V13I1.230","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I1.230","url":null,"abstract":"AbstractThis research describes the presentation of Karawitan Muryoraras in the context of culture and the belief system of the society. Besides that, the research describes the system of the presentation concept Muryoraras as ritual art. The data analysis is based on two theories namely the mythical aesthetic by Jacob Soemardjo and the theory of conditioning by Ivan Petrovich Pavlov. Based on the mythical aesthetic the relationship between the object art with culture and the belief system of society will be explained systematically. At this moment the analysis of the working system of the Muryoraras presentation concept is based on the conditioning theory that includes the process of stimulation and behavioral response. The Author uses qualitative research methods with ethnomusicological approach to trace deeper relationship between Karawitan Muryoraras and culture as well as belief system of the society. The data collection is done by measurable steps like: observation, interviews, documentation, and audio-visual materials. Then analyzed by several stages such as organizing them the data being examined can be verified. The results show that conceptually the presentation of Karawitan Muryoraras is a representative media of various cultural values of Java and the teaching of Kejawen as belief system of the society. Furthermore, the conceptual framework of hepresentation is applied to the working system of conditioning which is devided into two stages namely the stages of formation and reinforcement through various presenting rules.Keywords: Muryoraras, Representation, Kejawen.AbstrakPenelitian ini menjelaskan mengenai penyajian karawitan Muryoraras dalam konteks budaya dan sistem kepercayaan masyarakatnya. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang sistem kerja konsep penyajian Muryoraras sebagai seni ritual. Analisis data didasarkan pada dua teori yaitu estetika mitis Jacob Soemardjo dan teori pengkondisian Ivan Petrovich Pavlov. Bedasarkan estetika mitis, hubungan antara objek seni dengan budaya dan sistem kepercayaan masyarakatnya dapat dijelaskan dengan sistematis. Sementara analisis sistem kerja konsep penyajian Muryoraras didasarkan pada teori pengkondisian yang mencakup proses pemberian stimulus dan respon perilaku. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnomusikologis guna menelusuri lebih dalam hubungan antara karawitan Muryoraras dengan budaya serta sistem kepercayaan masyarakatnya. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah yang terukur di antaranya: observasi, wawancara, dokumentasi, dan bahan audio visual. Kemudian dianalisis dengan beberapa tahap seperti mengorganisasikan data, membuat memo, pembentukan kode, menafsirkan data, menyajikan, dan memvisualisasikan data, sehingga data yang diteliti dapat dibuktikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara konseptual penyajian karawitan Muryoraras merupakan media representasi berbagai nilai budaya Jawa dan ajaran Kejawen sebagai sistem keper","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73365354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractThe background of this article is the author’s concern of students character in using Java language programs at SDN Rejosari, Kemiri Subdistrict, Purworejo. The purpose of this article is to present the importance of Java language programs to strengthen students character. The method used by the author in compiling this article is by literature review. In addition, the author also observed the students’ ability to use Java language programs especially in grade IV, V, and VI. The writer also discussed with the class teachers to find the right solutions in an effort to revive the use of Java language programs. The results of the study in this article find a solution that cultivating Java language programs can be done through exemplary and habituation. Exemplary in using Java language programs can be applied in conversations between teachers in the school environment and between teachers and students. The use of Java language programs in schools can be done during Javanese learning, in informal situations outside the classroom, or on the sidelines of learning activities.AbstrakPenulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis akan lunturnya karakter siswa dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa di SDN Rejosari, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Tujuan penulisan artikel ini adalah menyajikan kajian tentang pentingnya unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam penguatan karakter siswa. Metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun artikel ini adalah dengan telaah pustaka. Selain itu, penulis juga melakukan observasi terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa utamanya pada siswa kelas IV, V, dan VI, serta berdiskusi dengan guru kelas untuk menemukan solusi yang tepat dalam upaya menggiatkan kembali penggunaan unggah-ungguh Bahasa Jawa. Hasil kajian dalam artikel ini menemukan solusi bahwa penanaman unggah-ungguh Bahasa Jawa dapat dilakukan melalui keteladanan dan pembiasaan. Keteladanan dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa dapat diterapkan dalam percakapan antarguru di lingkungan sekolah dan antara guru dengan siswa. Pembiasaan penggunaan unggah-ungguh Bahasa Jawa di sekolah dapat dilakukan pada saat pembelajaran Bahasa Jawa, pada situasi informal di luar kelas, maupun di sela-sela kegiatan pembelajaran.
摘要本文的背景是作者对Purworejo Kemiri街道SDN Rejosari学生使用Java语言程序的特点的关注。本文的目的是为了说明Java语言程序对增强学生素质的重要性。作者在编写本文时采用的方法是文献复习法。此外,作者还观察了学生使用Java语言程序的能力,特别是四、五、六年级的学生。作者还与班主任讨论了正确的解决方案,以恢复Java语言程序的使用。本文的研究结果表明,Java语言程序的培养可以通过示范和习惯化来实现。使用Java语言程序的范例可以应用于学校环境中教师之间以及教师与学生之间的对话。在学校中,Java语言程序的使用可以在Java语学习期间、在课堂外的非正式场合或在学习活动的间隙进行。[摘要]penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulisakan lunturnya karakter siswa dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa di SDN rejsari, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo。土鹃、企鹅、企鹅、企鹅、企鹅、企鹅、企鹅、企鹅。Metode yang digunakan ololis penulis dalam menyusun artikel ini adalah dengan telaah pustaka。Selain itu, penulis juja melakakan观测站,terhahadmanan sisuman dalan menggunakan ungagaang -ungguh Bahasa - Jawa, utamanya pakumakan IV, V, dan VI, serta berdiskkan guru kelas untuk menemukan solusi yang tepaam upaya menggiatkan kembali penggunaan ungaang -ungguh Bahasa - Jawa。哈西尔·卡吉安·达兰·达吉安·达吉安·达吉安·达吉安·达吉安·达吉安·达吉安·达吉安·达吉安马来语,马来语,马来语,马来语,马来语,马来语,马来语,马来语,马来语,马来语,马来语penbiasaan penggunaan unggah-ungguh Bahasa Jawa di sekolah dapat dilakukan pada saat penbelajaran Bahasa Jawa, pada situasi非正式的di luar kelas, maupun di sela-sela kegiatan penbelajaran。
{"title":"PENGUATAN KARAKTER SISWA MELALUI PENGGUNAAN UNGGAH-UNGGAH BAHASA JAWA","authors":"A. Wijayanti","doi":"10.24832/JK.V13I1.232","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I1.232","url":null,"abstract":"AbstractThe background of this article is the author’s concern of students character in using Java language programs at SDN Rejosari, Kemiri Subdistrict, Purworejo. The purpose of this article is to present the importance of Java language programs to strengthen students character. The method used by the author in compiling this article is by literature review. In addition, the author also observed the students’ ability to use Java language programs especially in grade IV, V, and VI. The writer also discussed with the class teachers to find the right solutions in an effort to revive the use of Java language programs. The results of the study in this article find a solution that cultivating Java language programs can be done through exemplary and habituation. Exemplary in using Java language programs can be applied in conversations between teachers in the school environment and between teachers and students. The use of Java language programs in schools can be done during Javanese learning, in informal situations outside the classroom, or on the sidelines of learning activities.AbstrakPenulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis akan lunturnya karakter siswa dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa di SDN Rejosari, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Tujuan penulisan artikel ini adalah menyajikan kajian tentang pentingnya unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam penguatan karakter siswa. Metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun artikel ini adalah dengan telaah pustaka. Selain itu, penulis juga melakukan observasi terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa utamanya pada siswa kelas IV, V, dan VI, serta berdiskusi dengan guru kelas untuk menemukan solusi yang tepat dalam upaya menggiatkan kembali penggunaan unggah-ungguh Bahasa Jawa. Hasil kajian dalam artikel ini menemukan solusi bahwa penanaman unggah-ungguh Bahasa Jawa dapat dilakukan melalui keteladanan dan pembiasaan. Keteladanan dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa dapat diterapkan dalam percakapan antarguru di lingkungan sekolah dan antara guru dengan siswa. Pembiasaan penggunaan unggah-ungguh Bahasa Jawa di sekolah dapat dilakukan pada saat pembelajaran Bahasa Jawa, pada situasi informal di luar kelas, maupun di sela-sela kegiatan pembelajaran.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87419612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractThis study based on phenomenon about literacy culture of Indonesian community is low. The problems of this research are: (1) Why tradition of literacy in Tarbiyah and Teaching Faculty of Sunan Gunung Djati Islamic University is weak?; (2) How to improve tradition of literacy in Tarbiyah and Teaching Faculty?; (3) Why is it necessary to improve the literacy tradition of Peer Tutors?This study focuses on three purposes: (1) Identify literacy culture program on students in Tarbiyah and Teaching Faculty of Sunan Gunung Djati Islamic University before using peer tutor; (2) Describe implementation process of multiple intelligences through peer tutor on students’ literacy culture: (3) Explain the results of development of students’ literacy culture based on multiple intelligences through peer tutor. The method of this research is research and development. The result shows that literacy programs in Tarbiyah and Teaching Faculty of Sunan Gunung Djati Islamic University before using peer tutor have not been planned systematically, only structured learning, such as: papers, book reports and observation reports. Whereas literate culture by using multiple intelligences through peer tutor program can improve the culture of reading and writing because it was implemented using the programs as follows: Drop Everything and Read (DEAR) program: One Day One Article (ODOA) program, and One Month One Book (OMOB) program. Those activities were carried out by literacy community (KOMBIS). Besides, there was the implementation of literacy Journal, workshop, and has created literacy community which consist of 15 students who have the same programs on multiple intelligences.Abstrak :Penelitian ini bertitik tolak dari fenomena rendahnya budaya literasi masyarakat Indonesia. Permasalahannya adalah: (1) Mengapa tradisi literasi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati lemah? (2) Bagaimana meningkatkan tradisi literasi di FTK UIN Sunan Gunung Djati? (3) Mengapa untuk meningkatkan tradisi literasi perlu Peer Tutor? Fokus penelitian adalah: (1) mengidentifikasi program budaya literasi mahasiswa di FTK UIN Sunan Gunung Djati sebelum menggunakan tutor sebaya, (2) mendeskripsikan proses implementasi kecerdasan majemuk melalui tutor sebaya pada budaya literasi mahasiswa, (3) menjelaskan hasil pengembangan budaya literasi berbasis kecerdasan majemuk melalui tutor sebaya. Metodologi yang digunakan adalah penelitian pengembangan (R&D). Hasilnya menunjukkan bahwa program literasi di FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebelum menggunakan tutor sebaya belum terencana secara sistematis, pembelajaran hanya dilakukan secara terstruktur seperti: makalah, laporan buku dan laporan observasi. Realitas budaya literasi dengan menggunakan kecerdasan majemuk melalui peer tutor dapat meningkatkan budaya membaca dan menulis karena diimplementasikan dengan menggunakan: Drop Everything and Read (DEAR) program; One Day One Article (ODOA) program, dan One Day One Book (ODOB) p
摘要本研究对印尼社区文化素养现象的研究不足。本研究存在的问题有:(1)为什么塔尔比耶和苏南古农贾提伊斯兰大学的教学队伍文化传统薄弱?(2)如何改善塔尔比耶地区和师资队伍的扫盲传统?(3)为什么有必要改善同伴导师的识字传统?本研究主要有三个目的:(1)确定在使用同伴导师之前,Tarbiyah和苏南古农贾提伊斯兰大学教学学院学生的扫盲文化计划;(2)描述通过同伴导师对学生读写文化多元智能的实施过程;(3)通过同伴导师解释基于多元智能的学生读写文化发展的结果。本研究的方法是研究与开发。结果表明,在使用同伴导师之前,Tarbiyah和Sunan Gunung Djati伊斯兰大学教学学院的扫盲计划没有得到系统的计划,只有结构化的学习,例如:论文,读书报告和观察报告。然而,通过同伴导师计划使用多元智能的识字文化可以改善阅读和写作文化,因为它是通过以下计划实施的:放下一切,阅读(DEAR)计划;一天一篇文章(ODOA)计划和一个月一本书(OMOB)计划。这些活动由扫盲社区(KOMBIS)进行。此外,还实施了扫盲杂志,工作坊,并创建了由15名学生组成的扫盲社区,这些学生都有相同的多元智能课程。摘要:印度尼西亚的Penelitian ini bertitik tolak dari现象rendahnya budaya literasi masyarakat印度尼西亚。(1)《梦的传统》(Mengapa tradisi literasi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan)(2) Bagaimana meningkatkan tradisi literasi di FTK un Sunan Gunung Djati?(3) Mengapa untuk meningkatkan tradisi literasi perlu同伴导师?重点是:(1)mengidentifikasi program budaya literasi mahasiswa di FTK un Sunan Gunung Djati sebelum menggunakan tutor sebaya; (2) mendeskripsikan procesimplementasi kecerdasan majemuk melalui tutor sebaya; (3) menjelaskan hasil pengembangan budaya literasi berbasis kecerdasan majemuk melalui tutor sebaya。方法学研究[j]。Hasilnya menunjukkan的bahwa程序文学是在FTK un Sunan Gunung Djati万隆sebelum menggunakan导师sebaya belencana secarsistematis, pembelajaran hanya dilakukan secarstrakturturseperkalah, laporan buku和laporan observasi。Realitas budaya literasi dengan menggunakan kecerdasan majemuk melalui同伴导师dapat meningkatkan budaya membaca dan menulis karena实施asikan dengan menggunakan:放下一切,阅读(DEAR)计划;“一日一篇文章”计划和“一日一本书”计划。Kegiatan tersebut dilakukan oleh komunitas literasi (KOMBIS) di un。Selain itu,《中国文学史》,学术研讨会,《中国文学史》第15期。
{"title":"PENGEMBANGAN BUDAYA LITERASI DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM MELALUI PEER TUT","authors":"Neng Gustini, Anugrah Imani, Dede Rohaniawati","doi":"10.24832/JK.V13I1.229","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I1.229","url":null,"abstract":"AbstractThis study based on phenomenon about literacy culture of Indonesian community is low. The problems of this research are: (1) Why tradition of literacy in Tarbiyah and Teaching Faculty of Sunan Gunung Djati Islamic University is weak?; (2) How to improve tradition of literacy in Tarbiyah and Teaching Faculty?; (3) Why is it necessary to improve the literacy tradition of Peer Tutors?This study focuses on three purposes: (1) Identify literacy culture program on students in Tarbiyah and Teaching Faculty of Sunan Gunung Djati Islamic University before using peer tutor; (2) Describe implementation process of multiple intelligences through peer tutor on students’ literacy culture: (3) Explain the results of development of students’ literacy culture based on multiple intelligences through peer tutor. The method of this research is research and development. The result shows that literacy programs in Tarbiyah and Teaching Faculty of Sunan Gunung Djati Islamic University before using peer tutor have not been planned systematically, only structured learning, such as: papers, book reports and observation reports. Whereas literate culture by using multiple intelligences through peer tutor program can improve the culture of reading and writing because it was implemented using the programs as follows: Drop Everything and Read (DEAR) program: One Day One Article (ODOA) program, and One Month One Book (OMOB) program. Those activities were carried out by literacy community (KOMBIS). Besides, there was the implementation of literacy Journal, workshop, and has created literacy community which consist of 15 students who have the same programs on multiple intelligences.Abstrak :Penelitian ini bertitik tolak dari fenomena rendahnya budaya literasi masyarakat Indonesia. Permasalahannya adalah: (1) Mengapa tradisi literasi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati lemah? (2) Bagaimana meningkatkan tradisi literasi di FTK UIN Sunan Gunung Djati? (3) Mengapa untuk meningkatkan tradisi literasi perlu Peer Tutor? Fokus penelitian adalah: (1) mengidentifikasi program budaya literasi mahasiswa di FTK UIN Sunan Gunung Djati sebelum menggunakan tutor sebaya, (2) mendeskripsikan proses implementasi kecerdasan majemuk melalui tutor sebaya pada budaya literasi mahasiswa, (3) menjelaskan hasil pengembangan budaya literasi berbasis kecerdasan majemuk melalui tutor sebaya. Metodologi yang digunakan adalah penelitian pengembangan (R&D). Hasilnya menunjukkan bahwa program literasi di FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebelum menggunakan tutor sebaya belum terencana secara sistematis, pembelajaran hanya dilakukan secara terstruktur seperti: makalah, laporan buku dan laporan observasi. Realitas budaya literasi dengan menggunakan kecerdasan majemuk melalui peer tutor dapat meningkatkan budaya membaca dan menulis karena diimplementasikan dengan menggunakan: Drop Everything and Read (DEAR) program; One Day One Article (ODOA) program, dan One Day One Book (ODOB) p","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81968098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractThe establishment of Al-Irsyad as an organization and educational institution born of Arab descent, is expected to have a role in instilling Indonesian nationalism for Arab descendants. However, there is a presumption that Al-Irsyad education does not at all instill Indonesian nationalism homeland, but Hadramaut’s nationalism. The above problems become the basis of this research, especially about how the nationalism of Arabian descent in the Institute of Education Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan year 1918-1942. As for the purpose of this research to know; first how the education system in Al-Irsyad Al-Islamiyah Education Institution of Pekalongan in 1918-1942, second, the inculcation of nationalism into Arabic descendants by Al-Irsyad Al-Islamiyah Education Institution of Pekalongan in 1918-1942. The study employed the historical, by method the selection of the topic to study. the collection of sources (heuristic), verification or source criticism, and interpretation historiography or history writing. The results of the study were as follows; First, the education system in Al-Irsyad of Pekalongan was the modern Islamic education system that combined Islamic religion teaching and general knowledge, the Arabic language subject became a compulsory subject. Second, the inculcation of nationalism into Arabic descendant was done through the education system of Al-Irsyad of Pekalongan which had Indonesian characteristics such as the use of the Indonesian language as a medium of instruction in learning activities, the Indonesian language subject, and the admission of students from the indigenous community, which were capable of changing the orientation of Arabic descendants’ nationalism which was previously Hadramaut-like (the country of the ancestors of Arabic ethnic groups in Indonesia). Indonesian nationalism of Arab descent reinforced by the birth of the Sumpah Pemuda Arab Descendants of Indonesia in 1934. AbstrakDidirikannya Al-Irsyad sebagai organisasi dan lembaga pendidikan yang lahir dari keturunan Arab, diharapkan memiliki peran dalam menanamkan nasionalisme Indonesia untuk keturunan Arab pada masa pergerakan. Namun, ada anggapan bahwa pendidikan Al-Irsyad sama sekali tidak menanamkan nasionalisme Indonesia, melainkan nasionalisme ke-Hadramaut-an. Permasalahan tersebut menjadi dasar penelitian ini, terutama mengenai bagaimana penanaman nasionalisme Keturunan Arab dalam Lembaga Pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan tahun 1918- 1942. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: pertama, bagaimana sistem pendidikan Lembaga Pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan tahun 1918-1942. Kedua, bagaimana penanaman nasionalisme keturunan Arab dalam Lembaga Pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan tahun 1918-1942. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah pemilihan topik, pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), dan historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian menun
[摘要]Al-Irsyad作为阿拉伯后裔的组织和教育机构的建立,有望在向阿拉伯后裔灌输印度尼西亚民族主义方面发挥作用。然而,有一种假设认为,Al-Irsyad教育根本没有灌输印尼民族主义的家园,而是Hadramautâ,¾民族主义。上述问题成为本研究的基础,特别是关于阿拉伯后裔的民族主义在教育学院Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan 1918-1942年是如何形成的。至于本研究的目的要知道;首先是1918年至1942年佩卡隆岸Al-Irsyad Al-Islamiyah教育机构的教育制度,其次是1918年至1942年佩卡隆岸Al-Irsyad Al-Islamiyah教育机构对阿拉伯后裔的民族主义灌输。Â本研究采用了历史、选题的方法进行研究。来源的收集(启发式),验证或来源批评,以及解释史学或历史写作。研究结果如下:首先,贝加隆岸Al-Irsyad的教育体系是伊斯兰教教学与常识相结合的现代伊斯兰教育体系,阿拉伯语科目成为必修科目。第二,向阿拉伯后裔灌输民族主义是通过贝加隆岸的伊尔赛德的教育制度进行的,这种教育制度具有印度尼西亚特色,例如在学习活动中使用印度尼西亚语作为教学媒介、印度尼西亚语科目和招收土著社区的学生。能够改变阿拉伯descendantsâ丶丶丶丶丶民族主义的方向,而阿拉伯民族主义以前是类似哈德拉毛(印度尼西亚阿拉伯民族祖先的国家)的。阿拉伯后裔的印度尼西亚民族主义在1934年印度尼西亚阿拉伯后裔Sumpah Pemuda的诞生后得到加强。[中文]:Â[摘要]didirikannya Al-Irsyad sebagai organisasi dan lembaga pendididikan yang lahir dari keturunan Arab, diharapkan memiliki peran dalam menanamkan民族主义印度尼西亚untuk keturunan Arab pada masa pergerakan。Namun, ada anggapan bahwa pendidikan Al-Irsyad sama sekali tidak menanamkan民族主义印度尼西亚,melainkan民族主义ke-Hadramaut-an。Permasalahan tersebut menjadi dasar penelitian ini, terutama mengenai bagaimana penanaman民族主义Keturunan Arab dalam Lembaga Pendidikan Al-Irsyad al - islamiyah Pekalongan tahn 1918- 1942。apadapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: pertama, bagaimana系统pendidikan Lembaga pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan tahun 1918-1942。民族主义,民族主义,民族主义,民族主义,民族主义Penelitian ini menggunakan metde Penelitian sejarah penilihan topik, penumpulan sumer (heuristik), kritik sumer (verifikasi), and史学上的atau Penelitian sejarah。Hasil penelitian menunjukkan: pertama, system pendidikan Al-Irsyad Pekalongan adalah system pendidikan Islam modern, dengan memadukan pengajaran agama Islam dan pengetahuan umum, mata pelajaran Bahasa Arab menjadi pelajaran wajib。马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语马来语印尼语;丹迪特尔曼尼亚murid dari masyarakat prihumi mampu mengubah orientas民族主义keturunan阿拉伯杨sebelumnya masihbersifat ke- hadramakat -an。民族主义印尼keturunan Arab diperkuat dengan lahirnya Sumpah Pemuda keturunan Arab Indonesia pada tahun 1934.Â
{"title":"PENANAMAN NASIONALISME KETURUNAN ARAB DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH PEKALONGAN TAHUN 1918-1942","authors":"Risna Afriani","doi":"10.24832/JK.V13I2.200","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I2.200","url":null,"abstract":"AbstractThe establishment of Al-Irsyad as an organization and educational institution born of Arab descent, is expected to have a role in instilling Indonesian nationalism for Arab descendants. However, there is a presumption that Al-Irsyad education does not at all instill Indonesian nationalism homeland, but Hadramaut’s nationalism. The above problems become the basis of this research, especially about how the nationalism of Arabian descent in the Institute of Education Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan year 1918-1942. As for the purpose of this research to know; first how the education system in Al-Irsyad Al-Islamiyah Education Institution of Pekalongan in 1918-1942, second, the inculcation of nationalism into Arabic descendants by Al-Irsyad Al-Islamiyah Education Institution of Pekalongan in 1918-1942. The study employed the historical, by method the selection of the topic to study. the collection of sources (heuristic), verification or source criticism, and interpretation historiography or history writing. The results of the study were as follows; First, the education system in Al-Irsyad of Pekalongan was the modern Islamic education system that combined Islamic religion teaching and general knowledge, the Arabic language subject became a compulsory subject. Second, the inculcation of nationalism into Arabic descendant was done through the education system of Al-Irsyad of Pekalongan which had Indonesian characteristics such as the use of the Indonesian language as a medium of instruction in learning activities, the Indonesian language subject, and the admission of students from the indigenous community, which were capable of changing the orientation of Arabic descendants’ nationalism which was previously Hadramaut-like (the country of the ancestors of Arabic ethnic groups in Indonesia). Indonesian nationalism of Arab descent reinforced by the birth of the Sumpah Pemuda Arab Descendants of Indonesia in 1934. AbstrakDidirikannya Al-Irsyad sebagai organisasi dan lembaga pendidikan yang lahir dari keturunan Arab, diharapkan memiliki peran dalam menanamkan nasionalisme Indonesia untuk keturunan Arab pada masa pergerakan. Namun, ada anggapan bahwa pendidikan Al-Irsyad sama sekali tidak menanamkan nasionalisme Indonesia, melainkan nasionalisme ke-Hadramaut-an. Permasalahan tersebut menjadi dasar penelitian ini, terutama mengenai bagaimana penanaman nasionalisme Keturunan Arab dalam Lembaga Pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan tahun 1918- 1942. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: pertama, bagaimana sistem pendidikan Lembaga Pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan tahun 1918-1942. Kedua, bagaimana penanaman nasionalisme keturunan Arab dalam Lembaga Pendidikan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Pekalongan tahun 1918-1942. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah pemilihan topik, pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (verifikasi), dan historiografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian menun","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82391368","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstractThe Kabumeh ceremony (a kind of offering rituals) is done by people in Menganti district that most of them are descent of Madura ethnic who lived in Java Island. The language that used in the ceremony is Maduranese. The citizen in that village is supposed as descents of Madura ethnic that had lived there hundred years in Menganti Distric, Gresik Regency. This research used qualitative approach. The data in this research is obtained by survey, interview, observation and recording. The object in this research is Menganti’s people, especially Bongso Wetan village. The problems of this research is to know why the people concern to Kabumeh traditional ceremony, such as: (1) what kinds of the forms, function, and meaning that found in thanksgiving lexical, and (2) what factors are influenced ceremony of the thanksgiving. The purpose of this research to describe forms of thanks giving lexicons that found and also had influenced such as grave of ancestor, old well, offering of flowers, ancestors places, graves, place of offering, incense, witness, chiken, old bamboo, white cloth, layer of offering, and ancestors. The ceremony of thanks giving has form as one saying thank to the God, the function of lexicons are to ask and remember the citizens to still remind the ancestors, while the meaning of lexicon to as the Java tradition where the citizen must keep it well as the local values for the people in Menganti Gresik. AbstrakUpacara Kabumeh (sedekah bumi) dilakukan oleh masyarakat Menganti, keturunan etnik Madura yang tinggal di Pulau Jawa. Bahasa yang digunakan dalam upacara tersebut adalah bahasa Madura. Masyarakat di kampung tersebut merupakan warga keturunan etnik Madura yang telah berada ratusan tahun di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian diperoleh melalui survei, wawancara, pengamatan, rekaman, dan pencatatan. Objek penelitian ini adalah masyarakat di Kampung Bongso Wetan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan upacara tradisional, yakni: (1) Bentuk, fungsi, dan makna leksikon apa saja yang ditemukan dalam upacara Kabumeh pada masyarakat Menganti?; dan (2) faktor apa saja yang memengaruhi pelaksanaan upacara Kabumeh? Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna leksikon-leksikon Kabumeh serta menemukan faktor-faktor yang memengaruhi tetap dilaksanakannya upacara Kabumeh. Leksikon upacara yang ditemukan dalam penelitian ini seperti, sentono, somor, moncek, petelasan, pesarena, ancak, menyan, sakseh, petek, bumbung, labun, taker, dan boyot. Upacara sedekah bumi memiliki fungsi sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Fungsi leksikon tersebut untuk mengingatkan masyarakat agar selalu ingat kepada para leluhur, sedangkan makna leksikon sebagai tradisi Jawa di mana masyarakat harus menjaganya dengan sebaik-baiknya sebagai nilai kearifan lokal bagi masyarakat Menganti Gresik.
【摘要】Kabumeh仪式(一种祭祀仪式)是孟甘地地区的一种祭祀仪式,他们大多是爪哇岛马都拉族的后裔。仪式上使用的语言是马杜罗语。该村的居民被认为是马杜拉族的后裔,他们在格列西克摄政的蒙甘蒂区生活了100年。本研究采用定性方法。本研究数据采用调查、访谈、观察、记录等方法获取。本文的研究对象是孟反族人,特别是奉索魏滩村。本研究的问题在于了解人们为何关注Kabumeh传统仪式,例如:Â(1)在感恩节词汇中发现了哪些形式、功能和意义;(2)感恩节仪式受到哪些因素的影响。本研究的目的是描述祖先墓、老井、献花、祖先地、坟墓、献地、香、见证、鸡、老竹、白布、献层、祖先等已发现并影响过的感恩词汇的形式。感恩仪式的形式是对上帝的感谢,词汇的功能是询问和记住公民,仍然提醒祖先,而词汇的意义是作为爪哇传统,公民必须保持它以及当地的价值观在蒙甘蒂格雷西克人。Â abstract:[中文]:[中文]:[中文]:[中文]:[中文]:[中文]:Bahasa yang digunakan dalam upacara teresbut adalah Bahasa Madura。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitati。数据dalam penelitian diperoleh melalui survei, wawancara, pengamatan, rekaman, dan pencatatan。Objek penelitian ini adalah masyarakat di Kampung Bongso Wetan。Permasalahan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan upacara traditional, yakni:(1) Bentuk, fungsi, dan makna leksikon apa saja yang ditemukan dalam upacara Kabumeh pada masyarakat Menganti?丹(2)faktor apapsaja yang memengaruhi pelaksanaan upacara Kabumeh?Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bentuk,真菌,dan makna leksikon-leksikon Kabumeh serta menemukan factor - factor for yang menengaruhi tetap dilaksanakannya upacara Kabumeh。Leksikon upacara yang ditemukan dalam penelitian ini seperti, sentono, somor, moncek, petelasan, pesarena, ancak, menyan, sakseh, petek, bumbung, labun, taker, dan boyot。冬虫夏草,冬虫夏草,冬虫夏草,冬虫夏草。梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语:梵语
{"title":"BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA LEKSIKON “KABUMEH†PADA MASYARAKAT KETURUNAN MADURA DI MENGANTI, GRESIK","authors":"Dewanto Dewanto","doi":"10.24832/JK.V13I2.203","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/JK.V13I2.203","url":null,"abstract":"AbstractThe Kabumeh ceremony (a kind of offering rituals) is done by people in Menganti district that most of them are descent of Madura ethnic who lived in Java Island. The language that used in the ceremony is Maduranese. The citizen in that village is supposed as descents of Madura ethnic that had lived there hundred years in Menganti Distric, Gresik Regency. This research used qualitative approach. The data in this research is obtained by survey, interview, observation and recording. The object in this research is Menganti’s people, especially Bongso Wetan village. The problems of this research is to know why the people concern to Kabumeh traditional ceremony, such as: (1) what kinds of the forms, function, and meaning that found in thanksgiving lexical, and (2) what factors are influenced ceremony of the thanksgiving. The purpose of this research to describe forms of thanks giving lexicons that found and also had influenced such as grave of ancestor, old well, offering of flowers, ancestors places, graves, place of offering, incense, witness, chiken, old bamboo, white cloth, layer of offering, and ancestors. The ceremony of thanks giving has form as one saying thank to the God, the function of lexicons are to ask and remember the citizens to still remind the ancestors, while the meaning of lexicon to as the Java tradition where the citizen must keep it well as the local values for the people in Menganti Gresik. AbstrakUpacara Kabumeh (sedekah bumi) dilakukan oleh masyarakat Menganti, keturunan etnik Madura yang tinggal di Pulau Jawa. Bahasa yang digunakan dalam upacara tersebut adalah bahasa Madura. Masyarakat di kampung tersebut merupakan warga keturunan etnik Madura yang telah berada ratusan tahun di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian diperoleh melalui survei, wawancara, pengamatan, rekaman, dan pencatatan. Objek penelitian ini adalah masyarakat di Kampung Bongso Wetan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan upacara tradisional, yakni: (1) Bentuk, fungsi, dan makna leksikon apa saja yang ditemukan dalam upacara Kabumeh pada masyarakat Menganti?; dan (2) faktor apa saja yang memengaruhi pelaksanaan upacara Kabumeh? Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna leksikon-leksikon Kabumeh serta menemukan faktor-faktor yang memengaruhi tetap dilaksanakannya upacara Kabumeh. Leksikon upacara yang ditemukan dalam penelitian ini seperti, sentono, somor, moncek, petelasan, pesarena, ancak, menyan, sakseh, petek, bumbung, labun, taker, dan boyot. Upacara sedekah bumi memiliki fungsi sebagai ucapan syukur kepada Tuhan. Fungsi leksikon tersebut untuk mengingatkan masyarakat agar selalu ingat kepada para leluhur, sedangkan makna leksikon sebagai tradisi Jawa di mana masyarakat harus menjaganya dengan sebaik-baiknya sebagai nilai kearifan lokal bagi masyarakat Menganti Gresik.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"250 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90528021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}