This study aims to determine the effect of applying the Know-Want-Learned (KWL) learning strategy in improving the mathematics learning outcomes of Grade VIII students at a public junior high schools in Denpasar. The research method used was Classroom Action Research (CAR) which was conducted on 40 class VIIIA students as a research sample. The test instrument is used with 4 questions in the form of essays. The results showed that there was an increase in the mathematics learning outcomes of class VIII students at the school through the implementation of the KWL strategy, especially in the two-variable linear equation systems. This can be seen from the average score of students in the pre-cycle activities of 43, in the first cycle it increased to 51, and un the second cycle it became 77. The increase occurred because the implementation of the KWL strategy was carried out by learning a new paradigm and differentiation. The new paradigm learning includes competency standard mapping, independent learning, and minimal competency assessment so as to guarantee more flexibility for educators to formulate learning designs and assessments according to the characteristics and needs of students. The differentiation is made to the learning content.
{"title":"PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMP MELALUI STRATEGI KNOW-WANT-LEARNED (KWL)","authors":"Trisna Jayantika, Della Diansari","doi":"10.36526/tr.v7i1.2627","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/tr.v7i1.2627","url":null,"abstract":"This study aims to determine the effect of applying the Know-Want-Learned (KWL) learning strategy in improving the mathematics learning outcomes of Grade VIII students at a public junior high schools in Denpasar. The research method used was Classroom Action Research (CAR) which was conducted on 40 class VIIIA students as a research sample. The test instrument is used with 4 questions in the form of essays. The results showed that there was an increase in the mathematics learning outcomes of class VIII students at the school through the implementation of the KWL strategy, especially in the two-variable linear equation systems. This can be seen from the average score of students in the pre-cycle activities of 43, in the first cycle it increased to 51, and un the second cycle it became 77. The increase occurred because the implementation of the KWL strategy was carried out by learning a new paradigm and differentiation. The new paradigm learning includes competency standard mapping, independent learning, and minimal competency assessment so as to guarantee more flexibility for educators to formulate learning designs and assessments according to the characteristics and needs of students. The differentiation is made to the learning content.","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79114525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Alfarisi Alfarisi, Christine Wulandari Suryaningrum, Hana Puspita Eka Firdaus
Kemampuan numerasi adalah keterampilan dalam menggunakan, memahami, serta menganalisis matematika untuk mengerjakan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian memiliki tujuan mencari tahu perbedaan kemampuan numerasi matematika siswa dalam mengerjakan masalah TIMSS (Tren in Internasional Mathematics and Science Study) dilihat dari gender yaitu pengkatagorian berdasarkan jenis kelamin. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan studi pendahuluan dari 28 siswa hanya terdapat 4 siswa yang mampu mengerjakan masalah TIMSS. Oleh karena itu, subjek yang terpilih sebanyak 4 siswa kelas VIII E salah satu SMP  di kabupaten Jember provinsi Jawa Timur dengan 2 siswa laki-laki serta 2 siswa perempuan. Instrumen menggunakan 2 soal masalah TIMSS terkait pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari, wawancara, serta dokumentasi. Selain itu, analisis data menggunakan pertama reduksi data, kedua penyajian data, serta terakhir penarikan kesimpulan, dilanjutkan pengujian kesahihan data menggunakan triangulasi sumber. Peneliti memilih subjek berlandaskan indikator kemampuan numerasi dari 4 siswa sebagai subjek penelitian tersebut menunjukkan kemampuan numerasi siswa laki-laki lebih unggul daripada siswa perempuan. Perbedaan kemampuan numerasi siswa dilihat berdasarkan 3 komponen indikator kemampuan numerasi. Perbedaan dikarenakan kemampuan penalaran siswa laki-laki lebih baik dibandingkan siswa perempuan dalam mengerjakan masalah di kehidupan nyata. Siswa laki-laki juga lebih unggul dalam pemahaman konsep mengerjakan masalah matematika. Kata kunci: Kemampuan Numerasi ; Masalah TIMSS ; Gender
{"title":"Analisis kemampuan numerasi matematis siswa dalam menyelesaikan masalah TIMSS ditinjau dari gender","authors":"Alfarisi Alfarisi, Christine Wulandari Suryaningrum, Hana Puspita Eka Firdaus","doi":"10.33387/dpi.v12i1.6046","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/dpi.v12i1.6046","url":null,"abstract":"Kemampuan numerasi adalah keterampilan dalam menggunakan, memahami, serta menganalisis matematika untuk mengerjakan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian memiliki tujuan mencari tahu perbedaan kemampuan numerasi matematika siswa dalam mengerjakan masalah TIMSS (Tren in Internasional Mathematics and Science Study) dilihat dari gender yaitu pengkatagorian berdasarkan jenis kelamin. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan studi pendahuluan dari 28 siswa hanya terdapat 4 siswa yang mampu mengerjakan masalah TIMSS. Oleh karena itu, subjek yang terpilih sebanyak 4 siswa kelas VIII E salah satu SMP  di kabupaten Jember provinsi Jawa Timur dengan 2 siswa laki-laki serta 2 siswa perempuan. Instrumen menggunakan 2 soal masalah TIMSS terkait pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari, wawancara, serta dokumentasi. Selain itu, analisis data menggunakan pertama reduksi data, kedua penyajian data, serta terakhir penarikan kesimpulan, dilanjutkan pengujian kesahihan data menggunakan triangulasi sumber. Peneliti memilih subjek berlandaskan indikator kemampuan numerasi dari 4 siswa sebagai subjek penelitian tersebut menunjukkan kemampuan numerasi siswa laki-laki lebih unggul daripada siswa perempuan. Perbedaan kemampuan numerasi siswa dilihat berdasarkan 3 komponen indikator kemampuan numerasi. Perbedaan dikarenakan kemampuan penalaran siswa laki-laki lebih baik dibandingkan siswa perempuan dalam mengerjakan masalah di kehidupan nyata. Siswa laki-laki juga lebih unggul dalam pemahaman konsep mengerjakan masalah matematika. Kata kunci: Kemampuan Numerasi ; Masalah TIMSS ; Gender","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78861445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study's aim is to describe teachers' ability in developing teaching modules for implementing Kurikulum Merdeka. Teacher members of the learning committee at the 2nd batch of Elementary Schools in Bangkalan are the research subjects. Documentation in teaching modules form, observation, and in-depth interviews are used for data collection. As a result, it indicates teachers have carried out diagnostic assessments before compiling modules, covering reading ability, learning style, and academic level; as well as arranging learning activities that are differentiated in terms of processes, materials, and products based on students' characteristics and learning needs. The assessment type in tests and non-tests form, and language used meets the rules in well and correct language, in order to easily comprehend. In short, teachers have been able to compile teaching modules with complete elements, good criteria of modules, systematic presentation, acceptable language, and differentiated learning models and assessments with various detail for each teacher.For higher quality results, it is necessary to conduct research with a wider range of subjects and school levels.
{"title":"KEMAMPUAN MENYUSUN MODUL AJAR GURU SD PADA SEKOLAH PENGGERAK DI KABUPATEN BANGKALAN","authors":"M. Zahri, Husnul Fuad, Subakir","doi":"10.36526/tr.v7i1.2848","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/tr.v7i1.2848","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000This study's aim is to describe teachers' ability in developing teaching modules for implementing Kurikulum Merdeka. Teacher members of the learning committee at the 2nd batch of Elementary Schools in Bangkalan are the research subjects. Documentation in teaching modules form, observation, and in-depth interviews are used for data collection. As a result, it indicates teachers have carried out diagnostic assessments before compiling modules, covering reading ability, learning style, and academic level; as well as arranging learning activities that are differentiated in terms of processes, materials, and products based on students' characteristics and learning needs. The assessment type in tests and non-tests form, and language used meets the rules in well and correct language, in order to easily comprehend. In short, teachers have been able to compile teaching modules with complete elements, good criteria of modules, systematic presentation, acceptable language, and differentiated learning models and assessments with various detail for each teacher.For higher quality results, it is necessary to conduct research with a wider range of subjects and school levels. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83947288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to describe students' understanding of mathematical concepts in learning using the group discussion method on geometric material. The research was conducted qualitatively research with a descriptive approach. The research was conducted at SMPN 259 Jakarta, with 35 class VII-I students as subjects. Data collection was carried out by tests, learning observations, and interviews with students and teachers. The test is ini the form of multiple choices and is foolowed up with questions related to the process of finding the final answer. Indicators of understanding the concept are not only limited to correct or incorrect multiple-choice answers, but descriptions of the explanation of the process of answering them. Interviews with students were conducted to determine understanding of the concept in solving problems. Interviews with teachers were conducted to find out the concept had been given as a whole, not just to obtain the final result. The difficulties that are often found by students are not understanding the spatial context, too focused on formulas, and not understanding precisely the subject that is included in the low concept understanding criteria which is still at 49%. The description shows that the subject does not understand the meaning of using the formula and the accuracy in its use. So it becomes important for teacher to emphasize the context of the concepts represented in the formula, not just limited to calculation procedures.
{"title":"DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK","authors":"Fauzi Mulyatna, Aziziyah Zahra Jinan, Celia Nurul Amalina, Eka Putri Widyawati, Gusti Alif Aprilita, Huri Suhendri","doi":"10.36526/tr.v7i1.2854","DOIUrl":"https://doi.org/10.36526/tr.v7i1.2854","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000This study aims to describe students' understanding of mathematical concepts in learning using the group discussion method on geometric material. The research was conducted qualitatively research with a descriptive approach. The research was conducted at SMPN 259 Jakarta, with 35 class VII-I students as subjects. Data collection was carried out by tests, learning observations, and interviews with students and teachers. The test is ini the form of multiple choices and is foolowed up with questions related to the process of finding the final answer. Indicators of understanding the concept are not only limited to correct or incorrect multiple-choice answers, but descriptions of the explanation of the process of answering them. Interviews with students were conducted to determine understanding of the concept in solving problems. Interviews with teachers were conducted to find out the concept had been given as a whole, not just to obtain the final result. The difficulties that are often found by students are not understanding the spatial context, too focused on formulas, and not understanding precisely the subject that is included in the low concept understanding criteria which is still at 49%. The description shows that the subject does not understand the meaning of using the formula and the accuracy in its use. So it becomes important for teacher to emphasize the context of the concepts represented in the formula, not just limited to calculation procedures. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72391093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Komang, Mas Cahya Mithia, Kadek Adi Wibawa, I. K. Suwija, Program Studi, Pendidikan Matematika, Universitas Mahasaraswati Denpasar
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan dan faktor penyebab terjadinya kesalahan berdasarkan prosedur newman yang dilakukan siswa kelas VIII Â SMP Negeri 12 Denpasar dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV ditinjau dari gaya belajar. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes menggunakan soal cerita dan non tes menggunakan angket dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Denpasar dengan jumlah 30 orang siswa dan diambil 9 siswa sebagai sampel untuk dianalisis dan diwawancarai. Berdasarkan hasil analisis angket diperoleh 10 siswa memiliki gaya belajar visual, 9 siswa memiliki gaya belajar auditorial dan 11 siswa memiliki gaya belajar kinestetik. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa siswa dengan siswa gaya belajar visual melakukan jenis kesalahan pada tahap memahami dan penulisan jawaban. Siswa dengan gaya belajar auditorial melakukan jenis kesalahan pada tahap memahami, keterampilan proses dan penulisan jawaban. Siswa dengan gaya belajar kinestetik melakukan jenis kesalahan di semua tahap, yaitu tahap membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses dan penulisan jawaban. Pada umumnya penyebab kesalahan siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik adalah siswa tidak memahami soal, tidak tepat membuat diketahui dan ditanyakan, salah dalam melakukan perhitungan dan tidak menuliskan kesimpulan jawaban.
{"title":"Analisis kesalahan berdasarkan prosedur newman dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV ditinjau dari gaya belajar","authors":"Ni Komang, Mas Cahya Mithia, Kadek Adi Wibawa, I. K. Suwija, Program Studi, Pendidikan Matematika, Universitas Mahasaraswati Denpasar","doi":"10.33387/dpi.v12i1.5842","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/dpi.v12i1.5842","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan dan faktor penyebab terjadinya kesalahan berdasarkan prosedur newman yang dilakukan siswa kelas VIII Â SMP Negeri 12 Denpasar dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV ditinjau dari gaya belajar. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes menggunakan soal cerita dan non tes menggunakan angket dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Denpasar dengan jumlah 30 orang siswa dan diambil 9 siswa sebagai sampel untuk dianalisis dan diwawancarai. Berdasarkan hasil analisis angket diperoleh 10 siswa memiliki gaya belajar visual, 9 siswa memiliki gaya belajar auditorial dan 11 siswa memiliki gaya belajar kinestetik. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa siswa dengan siswa gaya belajar visual melakukan jenis kesalahan pada tahap memahami dan penulisan jawaban. Siswa dengan gaya belajar auditorial melakukan jenis kesalahan pada tahap memahami, keterampilan proses dan penulisan jawaban. Siswa dengan gaya belajar kinestetik melakukan jenis kesalahan di semua tahap, yaitu tahap membaca, memahami, transformasi, keterampilan proses dan penulisan jawaban. Pada umumnya penyebab kesalahan siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik adalah siswa tidak memahami soal, tidak tepat membuat diketahui dan ditanyakan, salah dalam melakukan perhitungan dan tidak menuliskan kesimpulan jawaban.","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83520249","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tangram terhadap minat dan hasil belajar matematika materi bidang datar pada siswa Kelas IV UPT SD Negeri Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis Pre-eksperimental Design dengan bentuk design One Group Pretest Posttest Design. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika sebelum menggunakan media tangram (pretest) ada sekitar 71,3% siswa yang belum mencapai nilai KKM dan 28,6% siswa telah memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 65,00. Sedangkan setelah menggunakan media tangram 100% siswa telah memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 84,07. Data hasil minat belajar matematika sebelum menggunakan media tangram diperoleh nilai rata-rata 68,6% dan setelah menggunakan media tangram nilai rata-ratanya 88,86%. Hasil uji hipotesis yang diperoleh yaitu thitung ttabel atau 7.026 2.160 dengan nilai signifikansi 0.000 0.05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat dan hasil belajar matematika materi bidang datar pada siswa kelas IV UPT SD Negeri Bissoloro dengan menggunakan media tangram mengalami peningkatan. Kata kunci: media tangram, minat dan hasil belajar
{"title":"Penggunaan media tangram untuk meningkatkan minat dan hasil belajar matematika kelas IV","authors":"S. Sirajuddin, Hamdana Hadaming, N. Amelia","doi":"10.33387/dpi.v12i1.6117","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/dpi.v12i1.6117","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tangram terhadap minat dan hasil belajar matematika materi bidang datar pada siswa Kelas IV UPT SD Negeri Bissoloro Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis Pre-eksperimental Design dengan bentuk design One Group Pretest Posttest Design. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika sebelum menggunakan media tangram (pretest) ada sekitar 71,3% siswa yang belum mencapai nilai KKM dan 28,6% siswa telah memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 65,00. Sedangkan setelah menggunakan media tangram 100% siswa telah memenuhi KKM dengan nilai rata-rata 84,07. Data hasil minat belajar matematika sebelum menggunakan media tangram diperoleh nilai rata-rata 68,6% dan setelah menggunakan media tangram nilai rata-ratanya 88,86%. Hasil uji hipotesis yang diperoleh yaitu thitung ttabel atau 7.026 2.160 dengan nilai signifikansi 0.000 0.05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat dan hasil belajar matematika materi bidang datar pada siswa kelas IV UPT SD Negeri Bissoloro dengan menggunakan media tangram mengalami peningkatan. Kata kunci: media tangram, minat dan hasil belajar","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91204217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak :Berpikir reflektif dalam matematika merupakan salah satu kemampuan berpikir yang harus dikuasai oleh siswa dalam menyelesaikan masalah. Dengan berpikir reflektif siswa dapat mengkaitkan beberapa pengetahuan yang ada untuk merumuskan dan memecahkan suatu masalah baru. Namun kenyataannya berpikir reflektif tidak terpenuhi secara optimal karena kurang diperhatikan dan kurang kesempatan dalam mengembangkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemunculan indikator kemampuan berpikir reflektif siswa dalam menyelesaikan soal PMRI konteks ornamen jati diri Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian yaitu 3 siswa kelas VIII SMP. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis dan wawancara. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan tiga aktivitas, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapatkan bahwa indikator yang banyak muncul adalah reacting dan elaborating. Sedangkan indikator yang sedikit muncul adalah contemplanting. Kata kunci: Berpikir Reflektif; PMRI; Ornamen Jati Diri Sumatera Selatan
{"title":"Kemampuan berpikir reflektif siswa dalam menyelesaikan soal PMRI konteks ornamen jati diri Sumatera Selatan","authors":"Belinda Ambarwati, Zulkardi Zulkardi, Ely Susanti","doi":"10.33387/dpi.v12i1.5455","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/dpi.v12i1.5455","url":null,"abstract":"Abstrak :Berpikir reflektif dalam matematika merupakan salah satu kemampuan berpikir yang harus dikuasai oleh siswa dalam menyelesaikan masalah. Dengan berpikir reflektif siswa dapat mengkaitkan beberapa pengetahuan yang ada untuk merumuskan dan memecahkan suatu masalah baru. Namun kenyataannya berpikir reflektif tidak terpenuhi secara optimal karena kurang diperhatikan dan kurang kesempatan dalam mengembangkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemunculan indikator kemampuan berpikir reflektif siswa dalam menyelesaikan soal PMRI konteks ornamen jati diri Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian yaitu 3 siswa kelas VIII SMP. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis dan wawancara. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan tiga aktivitas, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapatkan bahwa indikator yang banyak muncul adalah reacting dan elaborating. Sedangkan indikator yang sedikit muncul adalah contemplanting. Kata kunci: Berpikir Reflektif; PMRI; Ornamen Jati Diri Sumatera Selatan","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81266860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak : Berpikir kreatif matematis adalah kemampuan berpikir dengan memiliki tujuan dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan satu atau lebih gagasan atau ide yang baru dengan didasarkan konsep materi yang sudah dimengerti. Aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yang digunakan adalah Fluency, Flexibility, Elaborasi dan Originality. Tujuan penelitian ialah mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian menggunakan subjek siswa kelas XII SMA. Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mana tujuannya untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis dalam mengerjakan soal PMRI dengan konteks Monpera pada materi Kaidah pencacahan. Prosedur pelaksanaan yang digunakan terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan analisis data. Selanjutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan waawancara. Kemudian, teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian yaitu penggunaan konteks monpera berdampak pada kemunculan aspek kemampuan berpikir kreatif matamatis, diantaranya aspek yang paling sering muncul yaitu Fluency (Kelancaran) dan Flexibility (Keluwesan). Sedangkan aspek yang jarang muncul yaitu Elaborasi dan Originality (Keaslian).Kata kunci : Kemampuan berpikir kreatif, PMRI, Kaidah Pencacahan
{"title":"Kemampuan berpikir kreatif matematis konteks monpera pada materi kaidah pencacahan","authors":"Dyna Meriza, Zulkardi Zulkardi, Ely Susanti","doi":"10.33387/dpi.v12i1.5454","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/dpi.v12i1.5454","url":null,"abstract":"Abstrak : Berpikir kreatif matematis adalah kemampuan berpikir dengan memiliki tujuan dalam menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan satu atau lebih gagasan atau ide yang baru dengan didasarkan konsep materi yang sudah dimengerti. Aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yang digunakan adalah Fluency, Flexibility, Elaborasi dan Originality. Tujuan penelitian ialah mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian menggunakan subjek siswa kelas XII SMA. Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang mana tujuannya untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis dalam mengerjakan soal PMRI dengan konteks Monpera pada materi Kaidah pencacahan. Prosedur pelaksanaan yang digunakan terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan analisis data. Selanjutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan waawancara. Kemudian, teknik analisis data pada penelitian ini terdiri dari (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian yaitu penggunaan konteks monpera berdampak pada kemunculan aspek kemampuan berpikir kreatif matamatis, diantaranya aspek yang paling sering muncul yaitu Fluency (Kelancaran) dan Flexibility (Keluwesan). Sedangkan aspek yang jarang muncul yaitu Elaborasi dan Originality (Keaslian).Kata kunci : Kemampuan berpikir kreatif, PMRI, Kaidah Pencacahan","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85397128","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Motivasi belajar berperan signifikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebab motivasi belajar merupakan tenaga yang berperan sebagai pendorong, pengarah, dan penggerak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Nyatanya, motivasi belajar siswa masih menjadi masalah dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XII di sebuah sekolah di kawasan Lampung, ditemukan rendahnya motivasi belajar siswa. Hasil observasi menunjukkan rendahnya konsetrasi belajar, yang ditandai dengan hanya 61,4% siswa yang memiliki konsentrasi belajar yang baik. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui pemilihan metode yang tepat. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tujuan memaparkan upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII melalui penerapan metode CTL pada pembelajaran. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar penilaian afektif siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Pada penerapan pertama terjadi peningkatan sebesar 6,9% menjadi 60,2%. Selanjutnya pada penerapan kedua terjadi peningkatan sebanyak 11,9 % menjadi 72,1%. Lalu pada penerapan ketiga terjadi peningkatan sebanyak 19,13% menjadi 91,23%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan penggunaan metode CTL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
{"title":"Upaya guru meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII melalui penerapan metode contextual teaching and learning pada pembelajaran matematika","authors":"J. Simarmata, R. Soesanto","doi":"10.33387/dpi.v12i1.5219","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/dpi.v12i1.5219","url":null,"abstract":"Motivasi belajar berperan signifikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebab motivasi belajar merupakan tenaga yang berperan sebagai pendorong, pengarah, dan penggerak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Nyatanya, motivasi belajar siswa masih menjadi masalah dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XII di sebuah sekolah di kawasan Lampung, ditemukan rendahnya motivasi belajar siswa. Hasil observasi menunjukkan rendahnya konsetrasi belajar, yang ditandai dengan hanya 61,4% siswa yang memiliki konsentrasi belajar yang baik. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui pemilihan metode yang tepat. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tujuan memaparkan upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII melalui penerapan metode CTL pada pembelajaran. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar penilaian afektif siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Pada penerapan pertama terjadi peningkatan sebesar 6,9% menjadi 60,2%. Selanjutnya pada penerapan kedua terjadi peningkatan sebanyak 11,9 % menjadi 72,1%. Lalu pada penerapan ketiga terjadi peningkatan sebanyak 19,13% menjadi 91,23%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan penggunaan metode CTL dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86592142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Abdullah, Wilda Syam Tonra, Wahyuni Ansar, W. Pratiwi, Astuti Sailila, Yati Ismadi, Winda Syam Tonra, Dahlan Wahyudi
Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dalam kecerdasan, yang berdampak pada rendahnya kemampuan terutama dalam bidang akademik seperti mengenal angka. Anak yang mempunyai hambatan mengenal angka akan berpengaruh terhadap kemampuan dasar matematika. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan metode VAKT (visual, auditori, kinestetik, taktil) untuk mengatasi hambatan mengenal angka pada anak tunagrahita ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode VAKT terhadap kemampuan mengenal angka pada anak tunagrahita ringan di salah satu sekolah inklusif di Kota Ternate. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang menggunakan metodologi pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian menggunakan single subject research terhadap seorang anak tunagrahita ringan yang sedang duduk di bangku sekolah PAUD. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode VAKT dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak tunagrahita ringan. Kata Kunci : Metode VAKT, Kemampuan Mengenal Angka, TunagrahitaÂ
{"title":"Penerapan metode VAKT (visual, auditori, kinestetik, taktil) untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak tunagrahita sedang","authors":"I. Abdullah, Wilda Syam Tonra, Wahyuni Ansar, W. Pratiwi, Astuti Sailila, Yati Ismadi, Winda Syam Tonra, Dahlan Wahyudi","doi":"10.33387/dpi.v12i1.5722","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/dpi.v12i1.5722","url":null,"abstract":"Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dalam kecerdasan, yang berdampak pada rendahnya kemampuan terutama dalam bidang akademik seperti mengenal angka. Anak yang mempunyai hambatan mengenal angka akan berpengaruh terhadap kemampuan dasar matematika. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan metode VAKT (visual, auditori, kinestetik, taktil) untuk mengatasi hambatan mengenal angka pada anak tunagrahita ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode VAKT terhadap kemampuan mengenal angka pada anak tunagrahita ringan di salah satu sekolah inklusif di Kota Ternate. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang menggunakan metodologi pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian menggunakan single subject research terhadap seorang anak tunagrahita ringan yang sedang duduk di bangku sekolah PAUD. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode VAKT dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak tunagrahita ringan. Kata Kunci : Metode VAKT, Kemampuan Mengenal Angka, Tunagrahita ","PeriodicalId":31699,"journal":{"name":"JMPM Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81836808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}