Pub Date : 2022-11-11DOI: 10.30595/jrst.v6i1.12012
Asfiyatus Sholikhah, Ratna Kumala Dewi
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan atau gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan keadaan tubuh anak yang lebih pendek dibawah standar normal. Stunting disebabkan karena konsumsi asupan gizi dan nutrisi yang kurang, salah satunya yaitu asupan protein. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran protein khusunya protein hewani dalam mencegah stunting pada anak balita. Desain penelitian pada artikel ini adalah literature review, dengan mancari beberapa sumber literatur berupa jurnal penelitian dan penetapan jurnal adalah protein hewani dan stunting pada anak balita. Jurnal penelitian yang dipilih dibuat ringkasan berupa desain penelitian, gambaran penelitian, variabel, serta hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa jurnal, diketahui bahwa kurangnya asupan protein hewani sebagai salah satu faktor penyebab stunting. Asupan protein hewani dapat meningkatkan tinggi badan dan menurunkan angka stunting pada anak balita di Indoneisa. Mengkonsumsi protein hewani dengan peristiwa stunting pada balita mempunyai hubungan yang signifikan. Protein hewani berperan besar dalam mencegah stunting pada balita. Disarankan memberi asupan gizi yang cukup pada balita , terutama asupan protein hewani.
{"title":"Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting pada Anak Balita","authors":"Asfiyatus Sholikhah, Ratna Kumala Dewi","doi":"10.30595/jrst.v6i1.12012","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v6i1.12012","url":null,"abstract":"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan atau gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan keadaan tubuh anak yang lebih pendek dibawah standar normal. Stunting disebabkan karena konsumsi asupan gizi dan nutrisi yang kurang, salah satunya yaitu asupan protein. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran protein khusunya protein hewani dalam mencegah stunting pada anak balita. Desain penelitian pada artikel ini adalah literature review, dengan mancari beberapa sumber literatur berupa jurnal penelitian dan penetapan jurnal adalah protein hewani dan stunting pada anak balita. Jurnal penelitian yang dipilih dibuat ringkasan berupa desain penelitian, gambaran penelitian, variabel, serta hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa jurnal, diketahui bahwa kurangnya asupan protein hewani sebagai salah satu faktor penyebab stunting. Asupan protein hewani dapat meningkatkan tinggi badan dan menurunkan angka stunting pada anak balita di Indoneisa. Mengkonsumsi protein hewani dengan peristiwa stunting pada balita mempunyai hubungan yang signifikan. Protein hewani berperan besar dalam mencegah stunting pada balita. Disarankan memberi asupan gizi yang cukup pada balita , terutama asupan protein hewani.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"73 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86143982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Curah hujan merupakan butiran – butiran air yang keluar dari gumpalan awan. Curah hujan sangat penting dalam berlangsung nya kehidupan sehari – hari. Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan rata – rata curah hujan bulanan di Pasuruan dengan menggunakan Metode Holt- Winters Exponential Smoothing. Dimana Metode Holt- Winters Exponential Smoothing merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan prediksi untuk kedepan nya dengan menggunakan data pada tahun sebelumnya dimana pola data yang digunakan merupakan pola data trend dan pola data musiman. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data rata – rata curah hujan bulanan di Pasuruan pada tahun 2015 – 2019. Data yang didapat merupakan hasil dari Badan Pusat Statistik Pasuruan. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini didapat nilai α=0,024281 ,β=0 ,dan γ=0,084768 dengan MAPE yang didapat adalah 41% dimana dapat dikatakan bahwa pada metode Holt – Winters Exponential Smoothing menggunakan Model Multiplicative cukup baik dalam melakukan prediksi rata – rata curah hujan di Pasuruan.
{"title":"Predikisi Rata-Rata Curah Hujan Bulanan di Pasuruan Menggunakan Metode Holt-Winters Exponential Smoothing","authors":"A. Aini, P. K. Intan, Nurissaidah Ulinnuha","doi":"10.30595/jrst.v5i2.9702","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.9702","url":null,"abstract":"Curah hujan merupakan butiran – butiran air yang keluar dari gumpalan awan. Curah hujan sangat penting dalam berlangsung nya kehidupan sehari – hari. Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan rata – rata curah hujan bulanan di Pasuruan dengan menggunakan Metode Holt- Winters Exponential Smoothing. Dimana Metode Holt- Winters Exponential Smoothing merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan prediksi untuk kedepan nya dengan menggunakan data pada tahun sebelumnya dimana pola data yang digunakan merupakan pola data trend dan pola data musiman. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data rata – rata curah hujan bulanan di Pasuruan pada tahun 2015 – 2019. Data yang didapat merupakan hasil dari Badan Pusat Statistik Pasuruan. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini didapat nilai α=0,024281 ,β=0 ,dan γ=0,084768 dengan MAPE yang didapat adalah 41% dimana dapat dikatakan bahwa pada metode Holt – Winters Exponential Smoothing menggunakan Model Multiplicative cukup baik dalam melakukan prediksi rata – rata curah hujan di Pasuruan.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79937306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-18DOI: 10.30595/jrst.v5i2.10225
Y. Suryadi, D. Susilowati, I. M. Samudra
Colletotrichum spp. penyebab penyakit antraknosa banyak menginfeksi tanaman cabai, sehingga perlu dikendalikan dengan agen hayati ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antifungi campuran formulasi berbagai konsentrasi kitosan (K) (0.2%, 0.3% dan 0.5%) hasil ekstraksi kitinase isolat E65 dan NaTPP (0.1%) pada ratio [5:2] terhadap penghambatan pertumbuhan jamur Colletotrichum spp. pada cabai. Daya hambat formulasi K-TPP terhadap pertumbuhan Colletotrichum spp. masing-masing dilakukan dengan metode in vitro (pada media PDA) dan in vivo (pada buah cabai). Konsentrasi K (0.5%) : TPP (0.1%) pada rasio [5:2], menunjukkan daya hambat paling tinggi terhadap infeksi Colletotrichum spp. Penelitian lanjutan perlu dilakukan terhadap aktivitas antifungi berbagai formulasi dan konsentrasi K-TPP lainnya terhadap cabai di lapangan.
{"title":"Aktivitas Antifungi Formula Kitosan-Tripolifosfat Terhadap Infeksi Colletotrichum spp. Pada Cabai","authors":"Y. Suryadi, D. Susilowati, I. M. Samudra","doi":"10.30595/jrst.v5i2.10225","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.10225","url":null,"abstract":"Colletotrichum spp. penyebab penyakit antraknosa banyak menginfeksi tanaman cabai, sehingga perlu dikendalikan dengan agen hayati ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antifungi campuran formulasi berbagai konsentrasi kitosan (K) (0.2%, 0.3% dan 0.5%) hasil ekstraksi kitinase isolat E65 dan NaTPP (0.1%) pada ratio [5:2] terhadap penghambatan pertumbuhan jamur Colletotrichum spp. pada cabai. Daya hambat formulasi K-TPP terhadap pertumbuhan Colletotrichum spp. masing-masing dilakukan dengan metode in vitro (pada media PDA) dan in vivo (pada buah cabai). Konsentrasi K (0.5%) : TPP (0.1%) pada rasio [5:2], menunjukkan daya hambat paling tinggi terhadap infeksi Colletotrichum spp. Penelitian lanjutan perlu dilakukan terhadap aktivitas antifungi berbagai formulasi dan konsentrasi K-TPP lainnya terhadap cabai di lapangan.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82056927","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-18DOI: 10.30595/jrst.v5i2.14971
Tri Nur Chasanah, Endar Puspawiningtyas, Alwani Hamad
Nata adalah lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa) yang dibentuk oleh mikroba pembentuk kapsul. Nata termasuk produk fermentasi yang mengandung bakteri Acetobacter xylinum, jika ditumbuhkan di media cair yang mengandung gula misalnya ekstrak kulit nanas, bakteri ini menghasilkan lapisan putih nata yang terapung-apung di permukaan media tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi variabel yang paling berpengaruh pada proses pembuatan nata de pina menggunakan Placket-Burman Screening Design Method, variabel yang akan dikaji adalah rasio perbandingan air dan kulit nanas, sumber karbon (gula), sumber nitrogen (urea), sumber phospat (K2HPO4), sumber vitamin (vitamin B syrup), pH, lama fermentasi, dan jumlah starter. Dari hasil Placket-Burman Screening Design diperoleh bahwa jumlah sumber karbon (C), jumlah sumber phospat (P), dan jumlah starter (JS) merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap hasil yield fermentasi.
{"title":"Penyeleksian Parameter Proses Fermentasi dalam Pembuatan Nata de Pina","authors":"Tri Nur Chasanah, Endar Puspawiningtyas, Alwani Hamad","doi":"10.30595/jrst.v5i2.14971","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.14971","url":null,"abstract":"Nata adalah lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa) yang dibentuk oleh mikroba pembentuk kapsul. Nata termasuk produk fermentasi yang mengandung bakteri Acetobacter xylinum, jika ditumbuhkan di media cair yang mengandung gula misalnya ekstrak kulit nanas, bakteri ini menghasilkan lapisan putih nata yang terapung-apung di permukaan media tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi variabel yang paling berpengaruh pada proses pembuatan nata de pina menggunakan Placket-Burman Screening Design Method, variabel yang akan dikaji adalah rasio perbandingan air dan kulit nanas, sumber karbon (gula), sumber nitrogen (urea), sumber phospat (K2HPO4), sumber vitamin (vitamin B syrup), pH, lama fermentasi, dan jumlah starter. Dari hasil Placket-Burman Screening Design diperoleh bahwa jumlah sumber karbon (C), jumlah sumber phospat (P), dan jumlah starter (JS) merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap hasil yield fermentasi.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81778436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-18DOI: 10.30595/jrst.v5i2.10254
Ichsan Luqmana Indra Putra, Nina Restyaningsih
Larva dari Tenebrio molitor belum dimanfaatkan secara maksimal, sementara secara alami memiliki manfaat sebagai pengurai senyawa organik dan anorganik di ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung rerata pertambahan panjang dan bobot, laju degradasi,dan nilai indeks reduksi (WRI) beberapa jernis paper pulp menggunakan larva T. molitor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 larva T. molitor instar 8. Pakan yang diberikan terdiri dari tisu makan, tisu basah, dan puntung rokok. Larva kontrol diberi pakan dedak. Masing-masing pakan diberikan sebanyak 1 gram dan diulang lima kali. Larva diukur pertambahan panjang dan beratnya 3 hari sekali. Pergantian pakan dilakukan dalam 3 hari, apabila sebelum 3 hari pakan yang diberikan habis, maka larva diberi pakan sebanyak 1 gram. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis inferensial dengan taraf kepercayaan 5%. Nilai tertinggi pertambahan panjang didapatkan pada pakan tisu basah dan putung rokok sebesar 1.58 gr sedangkan terendah pakan tisu makan sebesar 1.41 gr. Nilai tertinggi pertambahan bobot larva pada pakan tisu basah (0.06 gr), sedangkan terendah pakan tisu makan dan putung rokok (0.05 gr). Nilai tertinggi laju degradasi pada pakan tisu makan (0.88), sedangkan terendah pada pakan tisu basah (0.45). Nilai tertinggi WRI pada pakan putung rokok (0.49), sedangakn terendah pada pakan tisu makan (0.23). Kesimpulan dari penelitian ini bahwasanya penggunaan larva T. molitor bisa mendegradasi berbagai olahan paper pulp.
{"title":"Laju Degradasi Beberapa Jenis Paper Pulp Menggunakan Ulat Hongkong (Tenebrio Molitor L.) di Laboratorium","authors":"Ichsan Luqmana Indra Putra, Nina Restyaningsih","doi":"10.30595/jrst.v5i2.10254","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.10254","url":null,"abstract":"Larva dari Tenebrio molitor belum dimanfaatkan secara maksimal, sementara secara alami memiliki manfaat sebagai pengurai senyawa organik dan anorganik di ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung rerata pertambahan panjang dan bobot, laju degradasi,dan nilai indeks reduksi (WRI) beberapa jernis paper pulp menggunakan larva T. molitor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 larva T. molitor instar 8. Pakan yang diberikan terdiri dari tisu makan, tisu basah, dan puntung rokok. Larva kontrol diberi pakan dedak. Masing-masing pakan diberikan sebanyak 1 gram dan diulang lima kali. Larva diukur pertambahan panjang dan beratnya 3 hari sekali. Pergantian pakan dilakukan dalam 3 hari, apabila sebelum 3 hari pakan yang diberikan habis, maka larva diberi pakan sebanyak 1 gram. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis inferensial dengan taraf kepercayaan 5%. Nilai tertinggi pertambahan panjang didapatkan pada pakan tisu basah dan putung rokok sebesar 1.58 gr sedangkan terendah pakan tisu makan sebesar 1.41 gr. Nilai tertinggi pertambahan bobot larva pada pakan tisu basah (0.06 gr), sedangkan terendah pakan tisu makan dan putung rokok (0.05 gr). Nilai tertinggi laju degradasi pada pakan tisu makan (0.88), sedangkan terendah pada pakan tisu basah (0.45). Nilai tertinggi WRI pada pakan putung rokok (0.49), sedangakn terendah pada pakan tisu makan (0.23). Kesimpulan dari penelitian ini bahwasanya penggunaan larva T. molitor bisa mendegradasi berbagai olahan paper pulp.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82366048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupakan negara yang tercangkup dalam wilayah cincin api pasifik aktif (Ring of Fire). Dengan demikian, gempa bumi menjadi fenomena alam yang sudah tidak asing lagi terjadi di Indonesia. Gempa dengan kekuatan magnitudo yang cukup besar akan beresiko merusak sumber daya alam, manusia, dan infastruktur bangunan. Dalam hal ini, sangat perlu dilakukan studi penelitian untuk memprediksi gempa bumi sebagai upaya mitigasi bencana. Metode prediksi yang diterapkan pada studi ini adalah metode ARIMA yang akan diperbaharui dengan estimasi Kalman Filter. Pada perhitungan ARIMA didapatkan model terbaik yaitu ARIMA(0,1,1) dengan perolehan MAPE yang cukup besar yakni 50.5788 sedangkan hasil pembaharuan model ARIMA-KF(0,1,1) memperoleh MAPE yang sangat baik yakni 0.0071. Oleh karena itu, etimasi Kalman Filter dapat dikatakan cukup mumpuni dalam pembaharuan model prediksi ARIMA. Prediksi jumlah gempa tektonik di wilayah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 paling banyak terjadi pada bulan Juli yakni sebanyak 114 kejadian sedangkan paling sedikit pada bulan Januari yakni 13 kejadian.
{"title":"Prediksi Jumlah Gempa Tektonik di Wilayah Jawa Timur dengan Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins dan Kalman Filter","authors":"Zufatul Aizzah, P. K. Intan, Wika Dianita Utami","doi":"10.30595/jrst.v5i2.9701","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.9701","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara yang tercangkup dalam wilayah cincin api pasifik aktif (Ring of Fire). Dengan demikian, gempa bumi menjadi fenomena alam yang sudah tidak asing lagi terjadi di Indonesia. Gempa dengan kekuatan magnitudo yang cukup besar akan beresiko merusak sumber daya alam, manusia, dan infastruktur bangunan. Dalam hal ini, sangat perlu dilakukan studi penelitian untuk memprediksi gempa bumi sebagai upaya mitigasi bencana. Metode prediksi yang diterapkan pada studi ini adalah metode ARIMA yang akan diperbaharui dengan estimasi Kalman Filter. Pada perhitungan ARIMA didapatkan model terbaik yaitu ARIMA(0,1,1) dengan perolehan MAPE yang cukup besar yakni 50.5788 sedangkan hasil pembaharuan model ARIMA-KF(0,1,1) memperoleh MAPE yang sangat baik yakni 0.0071. Oleh karena itu, etimasi Kalman Filter dapat dikatakan cukup mumpuni dalam pembaharuan model prediksi ARIMA. Prediksi jumlah gempa tektonik di wilayah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 paling banyak terjadi pada bulan Juli yakni sebanyak 114 kejadian sedangkan paling sedikit pada bulan Januari yakni 13 kejadian.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89261094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-18DOI: 10.30595/jrst.v5i2.10677
Yeni Variyana, Yuni Susanti
Capsicum Frutescens L. memiliki senyawa aktif berupa rasa pedas yang disebut capsaicin. Senyawa ini telah banyak dimanfaatkan di berbagai sektor industri dan farmasi. Proses pengambilan senyawa melalui ekstraksi dengan microwave-assisted soxhlet extraction (MASE). Pada penelitian ini menggunakan parameter siklus ekstraksi (2, 6, 10 siklus), daya microwave (300, 450, 600 W) dan massa cabai rawit (20, 60, 100 g). Parameter tersebut didesain berdasarkan optimasi response surface methodology (RSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield ekstraksi tertinggi pada kondisi 6 siklus, 400 W, dan 20 g sebesar 7,7285. Kemudian model optimasi menunjukkan 6,33 siklus, 405,33 W dan 20,46 g sebagai yield tertinggi dengan hasil 7,7708. Kedua hasil tersebut menyatakan bahwa persentase kesalahan antara data penelitian dengan model optimasi yaitu <0,05%. Selanjutnya, analisis varian (ANOVA) memberikan respon signifikan berdasarkan p-value <0,01%. Respon ini mengindikasikan bahwa parameter-parameter yang telah didesain oleh RSM dapat digunakan sebagai model untuk mengetahui titik-titik optimum dan yield tertinggi. Selain itu, hasil ekstrak dilakukan analisis menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan SEM energy dispersive x-ray (EDX) untuk mengetahui panjang gelombang dan morfologi capsaicin.
{"title":"Optimasi Ekstraksi dari capsicum frutescens L dengan Microwave-Assisted Soxhlet Extraction (MASE) Menggunakan Response Surface Methodology (RSM)","authors":"Yeni Variyana, Yuni Susanti","doi":"10.30595/jrst.v5i2.10677","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.10677","url":null,"abstract":"Capsicum Frutescens L. memiliki senyawa aktif berupa rasa pedas yang disebut capsaicin. Senyawa ini telah banyak dimanfaatkan di berbagai sektor industri dan farmasi. Proses pengambilan senyawa melalui ekstraksi dengan microwave-assisted soxhlet extraction (MASE). Pada penelitian ini menggunakan parameter siklus ekstraksi (2, 6, 10 siklus), daya microwave (300, 450, 600 W) dan massa cabai rawit (20, 60, 100 g). Parameter tersebut didesain berdasarkan optimasi response surface methodology (RSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield ekstraksi tertinggi pada kondisi 6 siklus, 400 W, dan 20 g sebesar 7,7285. Kemudian model optimasi menunjukkan 6,33 siklus, 405,33 W dan 20,46 g sebagai yield tertinggi dengan hasil 7,7708. Kedua hasil tersebut menyatakan bahwa persentase kesalahan antara data penelitian dengan model optimasi yaitu <0,05%. Selanjutnya, analisis varian (ANOVA) memberikan respon signifikan berdasarkan p-value <0,01%. Respon ini mengindikasikan bahwa parameter-parameter yang telah didesain oleh RSM dapat digunakan sebagai model untuk mengetahui titik-titik optimum dan yield tertinggi. Selain itu, hasil ekstrak dilakukan analisis menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan SEM energy dispersive x-ray (EDX) untuk mengetahui panjang gelombang dan morfologi capsaicin.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89306359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-26DOI: 10.30595/jrst.v5i2.10456
R. Bethary, Dwi Esti Intari, Siti Asyiah
Ketersediaan infrastruktur jalan merupakan salah satu hal penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sehingga diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas jalan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Penggunaan material tambahan seperti filler gypsum dan aspal modifikasi polimer diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari perkerasan jalan tersebut. Dalam penelitian ini akan membahas bagaimana penggunaan bubuk gypsum yang digunakan sebagai filler pada campuran lataston (HRS-WC) dengan menggunakan aspal modifikasi polimer. Pengujian dilakukan dengan metode Marshall variasi yang digunakan untuk kadar filler bubuk gypsum adalah 0%, 1%, 2%, dan 3% dengan kadar aspal yang digunakan adalah 6%, 6,5%, 7%, 7,5% dan 8%. Berdasarkan hasil pengujian bahwa karakteristik volumetrik campuran aspal beton dengan penambahan persentase bubuk gypsum sebagai filler meningkatkan nilai rongga dalam agregat dan rongga dalam campuran, sebaliknya untuk nilai rongga terisi aspal menjadi berkurang. Sedangkan untuk nilai stabilitas dan flow mengalami penurunan, sehingga didapatkan nilai optimum persentase filler gypsum 1% yang memberikan durabilitas lebih baik dibandingkan dengan campuran tanpa menggunakan filler gypsum.
{"title":"Karakteristik Campuran Lataston (HRS-WC) dengan Filler Gypsum pada Aspal Modifikasi Polimer","authors":"R. Bethary, Dwi Esti Intari, Siti Asyiah","doi":"10.30595/jrst.v5i2.10456","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.10456","url":null,"abstract":"Ketersediaan infrastruktur jalan merupakan salah satu hal penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sehingga diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas jalan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Penggunaan material tambahan seperti filler gypsum dan aspal modifikasi polimer diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari perkerasan jalan tersebut. Dalam penelitian ini akan membahas bagaimana penggunaan bubuk gypsum yang digunakan sebagai filler pada campuran lataston (HRS-WC) dengan menggunakan aspal modifikasi polimer. Pengujian dilakukan dengan metode Marshall variasi yang digunakan untuk kadar filler bubuk gypsum adalah 0%, 1%, 2%, dan 3% dengan kadar aspal yang digunakan adalah 6%, 6,5%, 7%, 7,5% dan 8%. Berdasarkan hasil pengujian bahwa karakteristik volumetrik campuran aspal beton dengan penambahan persentase bubuk gypsum sebagai filler meningkatkan nilai rongga dalam agregat dan rongga dalam campuran, sebaliknya untuk nilai rongga terisi aspal menjadi berkurang. Sedangkan untuk nilai stabilitas dan flow mengalami penurunan, sehingga didapatkan nilai optimum persentase filler gypsum 1% yang memberikan durabilitas lebih baik dibandingkan dengan campuran tanpa menggunakan filler gypsum.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87335373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Konservasi anggrek alam diperlukan melihat semakin menurunnya keanekaragaman spesies di bumi akibat aktivitas manusia dan degradasi lingkungan. Dengan mengetahui pola distribusi dan kemelimpahan dari spesies anggrek alam dapat membantu dalam upaya konservasi. Hutan Wanagama merupakan hutan buatan yang bersifat kering, tandus dengan topografi berupa batuan gamping dan kandungan air yang minimal. Selain dijumpai 100 flora di Hutan Wanagama, spesies anggrek alam juga dapat dijumpai pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi, kemelimpahan dan strategi konservasi yang dapat diterapkan bagi anggrek epifit yang ada di Hutan wanagama. Metode yang digunakan adalah metode plotless. Jalur yang dilewati direkam menggunakan GPS Esensial dan divisualisasi dengan Google Earth Pro. Berdsarkan hasil inventarisasi ditemukan empat spesies anggrek epifit yaitu Rhynchostylis retusa, Aerides odorata, Dendrobium crumenatum, dan Dendrobium secundum dengan pola persebaran mengelompok (clump). R. retusa merupakan anggrek epifit dengan kemelimpahan tertinggi. Kemelimpahan dan distribusi anggrek epifit dipengaruhi oleh kondisi iklim mikro, ketinggian, tipe habitat, persebaran biji dan tipe reproduksi vegetatif. Strategi konservasi yang dapat diterapkan di Hutan Wanagama yaitu penerapan ekowisata berbasis edukasi konservasi anggrek alam dan konservasi in situ.
{"title":"Distribusi dan Kemelimpahan Spesies Anggrek Epifit di Hutan Wanagama, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta","authors":"Febri Yuda Kurniawan, Nureni Dhuha Mustika","doi":"10.30595/jrst.v5i2.8438","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.8438","url":null,"abstract":"Konservasi anggrek alam diperlukan melihat semakin menurunnya keanekaragaman spesies di bumi akibat aktivitas manusia dan degradasi lingkungan. Dengan mengetahui pola distribusi dan kemelimpahan dari spesies anggrek alam dapat membantu dalam upaya konservasi. Hutan Wanagama merupakan hutan buatan yang bersifat kering, tandus dengan topografi berupa batuan gamping dan kandungan air yang minimal. Selain dijumpai 100 flora di Hutan Wanagama, spesies anggrek alam juga dapat dijumpai pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi, kemelimpahan dan strategi konservasi yang dapat diterapkan bagi anggrek epifit yang ada di Hutan wanagama. Metode yang digunakan adalah metode plotless. Jalur yang dilewati direkam menggunakan GPS Esensial dan divisualisasi dengan Google Earth Pro. Berdsarkan hasil inventarisasi ditemukan empat spesies anggrek epifit yaitu Rhynchostylis retusa, Aerides odorata, Dendrobium crumenatum, dan Dendrobium secundum dengan pola persebaran mengelompok (clump). R. retusa merupakan anggrek epifit dengan kemelimpahan tertinggi. Kemelimpahan dan distribusi anggrek epifit dipengaruhi oleh kondisi iklim mikro, ketinggian, tipe habitat, persebaran biji dan tipe reproduksi vegetatif. Strategi konservasi yang dapat diterapkan di Hutan Wanagama yaitu penerapan ekowisata berbasis edukasi konservasi anggrek alam dan konservasi in situ.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87606847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aungmented Reality (AR) membutuhkan algoritma yang baik dan tahan terhadap gangguan-gangguan yang dapat terjadi saat proses deteksi marker seperti perubahan pencahayaan, perubahan rotasi marker, dan blur pada kamera. Algoritma Feature from Accelerated Segment Test (FAST) dan algoritma Maximally Stable Extremal Regions (MSER) merupakan algoritma yang kerap dipakai sebagai metode pendeteksi marker pada AR. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja algoritma FAST dan algoritma MSER terhadap kemampuan dan kecepatannya untuk mendeteksi dan mengekstraksi fitur-fitur pada citra serta ketahanannya terhadap gangguan pada citra yang digunakan untuk marker pada AR, dan menunjukkan algoritma yang lebih baik untuk aplikasi AR antara algoritma FAST dan algoritma MSER. Penelitian ini menggunakan dua set citra; 2D Template Marker dan Image Marker dengan 10 gambar untuk masing-masing set dan modifikasi pada citra seperti; perubahan intensitas cahaya, rotasi, dan blur dengan parameter : (1) jumlah fitur yang terdeteksi, (2) waktu deteksi dan ekstraksi fitur, (3) persentase banyaknya fitur yang berhasil dicocokkan, dan (4) waktu pencocokan fitur. Berdasarkan keempat parameter, algoritma FAST memiliki pemrosesan yang lebih cepat terhadap deteksi marker, sedangkan algoritma MSER memiliki proses pendeteksian marker yang lebih stabil terhadap perubahan yang terjadi baik pada kamera atau marker.
提升现实(AR)需要一个良好的算法,以应对标记检测过程中可能出现的干扰,如光线变化、标记旋转和相机上的模糊。Feature算法从加速Segment测试(快速)和算法Maximally马厩Extremal Regions (MSER)是AR经常用作标记检测方法的算法。这些研究的目的是分析快速算法性能和MSER算法的能力和速度来检测图像上提取特征和持久性对干扰的AR用来标记的图像,并在快速算法和MSER算法之间显示出更好的AR应用算法。本研究使用两组图像;2D标记模板和标记意象,每组10张图片,如:光的强度、旋转和模糊与参数的变化:(1)检测到的特性的数量,(2)检测和提取特性的时间,(3)成功匹配的特性的百分比,以及(4)匹配特性的时间。根据这四种参数,快速算法对标记检测的处理速度更快,而MSER算法对相机或标记发生的变化进行更稳定的检测。
{"title":"Analisis Kinerja Deteksi Algoritma FAST dan Algoritma MSER pada Citra Digital Berbasis Marker","authors":"Dwiana Anugrahita, R. Mayasari, S. Susilawati","doi":"10.30595/jrst.v5i2.7796","DOIUrl":"https://doi.org/10.30595/jrst.v5i2.7796","url":null,"abstract":"Aungmented Reality (AR) membutuhkan algoritma yang baik dan tahan terhadap gangguan-gangguan yang dapat terjadi saat proses deteksi marker seperti perubahan pencahayaan, perubahan rotasi marker, dan blur pada kamera. Algoritma Feature from Accelerated Segment Test (FAST) dan algoritma Maximally Stable Extremal Regions (MSER) merupakan algoritma yang kerap dipakai sebagai metode pendeteksi marker pada AR. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja algoritma FAST dan algoritma MSER terhadap kemampuan dan kecepatannya untuk mendeteksi dan mengekstraksi fitur-fitur pada citra serta ketahanannya terhadap gangguan pada citra yang digunakan untuk marker pada AR, dan menunjukkan algoritma yang lebih baik untuk aplikasi AR antara algoritma FAST dan algoritma MSER. Penelitian ini menggunakan dua set citra; 2D Template Marker dan Image Marker dengan 10 gambar untuk masing-masing set dan modifikasi pada citra seperti; perubahan intensitas cahaya, rotasi, dan blur dengan parameter : (1) jumlah fitur yang terdeteksi, (2) waktu deteksi dan ekstraksi fitur, (3) persentase banyaknya fitur yang berhasil dicocokkan, dan (4) waktu pencocokan fitur. Berdasarkan keempat parameter, algoritma FAST memiliki pemrosesan yang lebih cepat terhadap deteksi marker, sedangkan algoritma MSER memiliki proses pendeteksian marker yang lebih stabil terhadap perubahan yang terjadi baik pada kamera atau marker.","PeriodicalId":31798,"journal":{"name":"JRST Jurnal Riset Sains dan Teknologi","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80344493","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}