Indonesia merupakan negara yang tersusun atas berbagai macam daerah dan kepualauan yang memiliki keberagaman suku, tradisi, suku, seni dan bahkan arsitektur vernakularnya masing-masing. Nilai-nilai tradisional pada suatu daerah mencirikan keunikan dan keindahan dari daerah tersebut. Namun, seiring perkembangan zaman, nilai-nilai tradisional mulai luntur karena dianggap sebagai sesuatu hal yang kuno tergantikan dengan nilai-nilai modern. Permasalahan ini juga tidak luput di daerah Jawa Barat khususnya di Kota Bandung sehingga diperlukannya sebuah solusi desain yang dapat melestarikan kembali nilai-nilai tradisional tersebut dan juga dapat mengakomodasi perkembangan zaman. Salah satu solusi yang dapat diterapakan adalah mengusung penerapan Neo Vernakular Sunda pada desain bangunan yang akan dibangun. Neo Vernakular merupakan sebuah konsep yang dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan unsur-unsur dari suatu budaya. Rancangan dari bangunan Apartemen Kahirupan akan menerapkan tema Neo Vernakular Sunda yang akan memiliki fungsi sebagai bangunan hunian dan juga komersil perbelanjaan. Selain itu, bangunan apartement juga akan menjadi wadah yang akan mengedukasi, menyadarkan, dan memeprekenalkan masyarakat dan wisatawan akan nilai-nilai dan identitas sunda berhubung Kota Bandung merupakan ibukota Jawa Barat yang merupakan daerah berbudaya Sunda.
{"title":"PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR PADA BANGUNAN APARTEMEN KAHIRUPAN","authors":"Muhammad Yusrizal Mahendra, Theresia Pynkyawati","doi":"10.59970/jas.v14i1.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v14i1.38","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara yang tersusun atas berbagai macam daerah dan kepualauan yang memiliki keberagaman suku, tradisi, suku, seni dan bahkan arsitektur vernakularnya masing-masing. Nilai-nilai tradisional pada suatu daerah mencirikan keunikan dan keindahan dari daerah tersebut. Namun, seiring perkembangan zaman, nilai-nilai tradisional mulai luntur karena dianggap sebagai sesuatu hal yang kuno tergantikan dengan nilai-nilai modern. Permasalahan ini juga tidak luput di daerah Jawa Barat khususnya di Kota Bandung sehingga diperlukannya sebuah solusi desain yang dapat melestarikan kembali nilai-nilai tradisional tersebut dan juga dapat mengakomodasi perkembangan zaman. Salah satu solusi yang dapat diterapakan adalah mengusung penerapan Neo Vernakular Sunda pada desain bangunan yang akan dibangun. Neo Vernakular merupakan sebuah konsep yang dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan unsur-unsur dari suatu budaya. Rancangan dari bangunan Apartemen Kahirupan akan menerapkan tema Neo Vernakular Sunda yang akan memiliki fungsi sebagai bangunan hunian dan juga komersil perbelanjaan. Selain itu, bangunan apartement juga akan menjadi wadah yang akan mengedukasi, menyadarkan, dan memeprekenalkan masyarakat dan wisatawan akan nilai-nilai dan identitas sunda berhubung Kota Bandung merupakan ibukota Jawa Barat yang merupakan daerah berbudaya Sunda.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87614496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bambu dikenal sebagai bahan bangunan untuk struktur bangunan yang terdapat di berbagai negara beriklim tropis, termasuk di Jawa Barat. Bambu saat ini dianggap sebagai material berkelanjutan karena dengan umur 3-4 tahun sudah dapat dijadikan bahan bangunan dengan tetap memiliki nilai estetika. Penggunaan material bambu dapat ditemukan pada bangunan utama Pesantren Asy-Syifaa, Tanjungsari, Sumedang dengan keunikan bentuk atap yang menyerupai bentuk atap rumah tradisional Minangkabau. Penelitian ini membahas aplikasi bambu sebagai estetika pada bagian struktur atasnya saja. Pendekatan penelitian melalui metode kualitatif yang dimulai dengan penetapan objek, perumusan permasalahan yang dipilih pada bangunan yang dikaitkan dengan teori estetika serta sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian, Hasil yang didapat menunjukan bahwa pesantren tersebut memenuhi beberapa kriteria estetika dari prinsip arsitektur seperti proporsi, skala, sumbu, simetri, hirarki, irama dan tekanan/pusat perhatian
{"title":"APLIKASI MATERIAL BAMBU PADA BANGUNAN UTAMA PESANTREN ASY-SYIFAA TANJUNGSARI, SUMEDANG","authors":"Ardhiana Muhsin, Noer Aidha Suciati, Herly Hendiwan Rahmadi, Oki Ramadhan","doi":"10.59970/jas.v14i1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v14i1.65","url":null,"abstract":"Bambu dikenal sebagai bahan bangunan untuk struktur bangunan yang terdapat di berbagai negara beriklim tropis, termasuk di Jawa Barat. Bambu saat ini dianggap sebagai material berkelanjutan karena dengan umur 3-4 tahun sudah dapat dijadikan bahan bangunan dengan tetap memiliki nilai estetika. Penggunaan material bambu dapat ditemukan pada bangunan utama Pesantren Asy-Syifaa, Tanjungsari, Sumedang dengan keunikan bentuk atap yang menyerupai bentuk atap rumah tradisional Minangkabau. Penelitian ini membahas aplikasi bambu sebagai estetika pada bagian struktur atasnya saja. Pendekatan penelitian melalui metode kualitatif yang dimulai dengan penetapan objek, perumusan permasalahan yang dipilih pada bangunan yang dikaitkan dengan teori estetika serta sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian, Hasil yang didapat menunjukan bahwa pesantren tersebut memenuhi beberapa kriteria estetika dari prinsip arsitektur seperti proporsi, skala, sumbu, simetri, hirarki, irama dan tekanan/pusat perhatian","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84780243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cirebon merupakan salah satu Kota di Jawa Barat yang banyak memiliki peninggalan bangunan pada era zaman kolonial Belanda. Salah satu bangunan yang masih berdiri hingga saat ini adalah Gereja Santo Yusuf dimana bangunan tersebut juga masih berfungsi dengan baik. Saat ini bangunan tersebut merupakan bangunan yang dilestarikan dan masuk dalam daftar bangunan cagar budaya. Tujuan penelitian ini adalah mencari informasi dan gambaran mengenai bentukstruktur yang ada di bangunan Gereja Santo Yusuf Cirebon. Metode penelitian yang di gunakan pada studi ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif, menggunakan analisa, proses dan makna serta teori yang ada. Hasil penelitian yang telah melalui tahap analisa, data terhadap landasan teori menghasilkan gambaran bentuk struktur yang di gunakan pada bangunan tersebut serta menemukan adanya estetika pada bentuk struktur bangunan Gereja Santo Yusuf Cirebon. Hasil penelitian diaharapkan memberikan manfaat mengenai bentukan arsitektural bangunan kolonial Gereja Santo Yusuf Cirebon
西爪哇省是荷兰殖民时期遗留下来的城市之一。其中一座建筑至今仍屹立不倒,是圣约瑟夫教堂,其功能完好。目前,该建筑已成为自然保护区。这项研究的目的是寻找关于圣约瑟夫·西雷邦教堂建筑结构的信息和说明。本研究采用的研究方法是描述性的定性研究,利用分析、过程以及现有的意义和理论。通过分析阶段进行的研究,基于理论的数据揭示了对该建筑结构的描述,并发现了圣约瑟夫·西雷本教堂结构的美学形式。他希望这项研究的结果对圣约瑟夫·西雷邦教堂(st . joseph Cirebon church)殖民建筑的建造有好处
{"title":"STRUKTUR SEBAGAI ESTETIKA PADA BANGUNAN GEREJA SANTO YUSUF CIREBON","authors":"Mona Fitria Nur’Annisa, N. .","doi":"10.59970/jas.v14i1.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v14i1.43","url":null,"abstract":"Cirebon merupakan salah satu Kota di Jawa Barat yang banyak memiliki peninggalan bangunan pada era zaman kolonial Belanda. Salah satu bangunan yang masih berdiri hingga saat ini adalah Gereja Santo Yusuf dimana bangunan tersebut juga masih berfungsi dengan baik. Saat ini bangunan tersebut merupakan bangunan yang dilestarikan dan masuk dalam daftar bangunan cagar budaya. Tujuan penelitian ini adalah mencari informasi dan gambaran mengenai bentukstruktur yang ada di bangunan Gereja Santo Yusuf Cirebon. Metode penelitian yang di gunakan pada studi ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif, menggunakan analisa, proses dan makna serta teori yang ada. Hasil penelitian yang telah melalui tahap analisa, data terhadap landasan teori menghasilkan gambaran bentuk struktur yang di gunakan pada bangunan tersebut serta menemukan adanya estetika pada bentuk struktur bangunan Gereja Santo Yusuf Cirebon. Hasil penelitian diaharapkan memberikan manfaat mengenai bentukan arsitektural bangunan kolonial Gereja Santo Yusuf Cirebon","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"234 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74691596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini bertujuan untuk membahas konsep spirit-ekuilibrium dalam berarsitektur di era postmodern. Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan konseptual. Analisis dan pembahasan diakukan melalui analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Artikel ini membahas tentang post-modernisme dilanjutkan dengan pembahasan spirit-equilibrium dalam berarsitektur di era postmodern. Awal lahir dan berkembangnya post-modernisme dalam bidang arsitektur dilatar-belakangi oleh adanya ‘kegagalan’ arsitektur modern, di mana muncul kebosanan dalam keseragaman, tiada identitas diri pada lokasi, belenggu efektivitas dan efisiensi dari produk massal, kelemahan dalam hal mengatasi masalah sosial dan lingkungan, seperti meningkatnya kota yang ekslusif dan ketidaksetaraan, ketahanan dan kesehatan mental, budaya konsumtif, kemacetan, polusi dan keseimbangan lingkungan. Konsep spirit-keseimbangan di era informasi abad ke-21merupakan potensi berarsitektur di era postmodernisme untuk menghasilkan makna dan nilai manfaat bagi kedamaian hati (inner peace), sosial (social peace) dan lingkungan (ecological peace)
{"title":"POSTMODERNISME, SPIRIT-EKUILIBRIUM DAN ARSITEKTUR","authors":"Basuki ., R. Soesilo","doi":"10.59970/jas.v14i1.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v14i1.39","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk membahas konsep spirit-ekuilibrium dalam berarsitektur di era postmodern. Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan konseptual. Analisis dan pembahasan diakukan melalui analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Artikel ini membahas tentang post-modernisme dilanjutkan dengan pembahasan spirit-equilibrium dalam berarsitektur di era postmodern. Awal lahir dan berkembangnya post-modernisme dalam bidang arsitektur dilatar-belakangi oleh adanya ‘kegagalan’ arsitektur modern, di mana muncul kebosanan dalam keseragaman, tiada identitas diri pada lokasi, belenggu efektivitas dan efisiensi dari produk massal, kelemahan dalam hal mengatasi masalah sosial dan lingkungan, seperti meningkatnya kota yang ekslusif dan ketidaksetaraan, ketahanan dan kesehatan mental, budaya konsumtif, kemacetan, polusi dan keseimbangan lingkungan. Konsep spirit-keseimbangan di era informasi abad ke-21merupakan potensi berarsitektur di era postmodernisme untuk menghasilkan makna dan nilai manfaat bagi kedamaian hati (inner peace), sosial (social peace) dan lingkungan (ecological peace)","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"65 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82846884","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masjid ini merupakan bagian dari kompleks Astana Gunung Jati, Kompleks makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Beserta Turunannya. Terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Masjid ini didirikan tidak lama setelah Astana Gunung Jati dibangun, yaitu sekitar abad ke - 15 ( Tahun 1470 M ). Nama Dog jumeneng berasal dari dog yang memiliki arti ‘ anteng ‘ ( bahasa jawa ) atau ‘tenang’ sedangkan jumeneng berarti ‘ menjadi diri sendiri dengan kesejatian insani‘,sehingga dog jumeneng mengandung makna dalam memperoleh keagungan tertinggi dilakukan oleh diri sendiri dengan jiwa yang tenang danistiqomah. Penelitian ini di lakukan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana kombinasi arsitektur islam jawa dan arsitektur vernakular pada masjid dog jumeneng. Metode yang digunakan adalah metode Kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dan Huberman yaitu mereduksi data,menyajikan data, dan menyimpulkan data. Hasil penelitian menunjukan adanya Kombinasi Arsitektur Islam Jawadan Arsitektur Vernakular pada masjid dog jumeneng ialah terlihat dari bahan kontruksi alami yang di gunakan dan juga dari bentuk atap yang mengerucuk ke satu titik
{"title":"KOMBINASI ARSITEKTUR ISLAM JAWA DAN ARSITEKTUR VERNAKULAR PADA MASJID","authors":"Mariska Ershaputri, Sasurya Chandra","doi":"10.59970/jas.v14i1.99","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v14i1.99","url":null,"abstract":"Masjid ini merupakan bagian dari kompleks Astana Gunung Jati, Kompleks makam Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Beserta Turunannya. Terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Masjid ini didirikan tidak lama setelah Astana Gunung Jati dibangun, yaitu sekitar abad ke - 15 ( Tahun 1470 M ). Nama Dog jumeneng berasal dari dog yang memiliki arti ‘ anteng ‘ ( bahasa jawa ) atau ‘tenang’ sedangkan jumeneng berarti ‘ menjadi diri sendiri dengan kesejatian insani‘,sehingga dog jumeneng mengandung makna dalam memperoleh keagungan tertinggi dilakukan oleh diri sendiri dengan jiwa yang tenang danistiqomah. Penelitian ini di lakukan untuk menjawab pertanyaan sejauh mana kombinasi arsitektur islam jawa dan arsitektur vernakular pada masjid dog jumeneng. Metode yang digunakan adalah metode Kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dan Huberman yaitu mereduksi data,menyajikan data, dan menyimpulkan data. Hasil penelitian menunjukan adanya Kombinasi Arsitektur Islam Jawadan Arsitektur Vernakular pada masjid dog jumeneng ialah terlihat dari bahan kontruksi alami yang di gunakan dan juga dari bentuk atap yang mengerucuk ke satu titik","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90382367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki logo nasional yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang majemuk namun tetap satu. Secara keseluruhan masyarakat Indonesia terdiri dari 300 suku bangsa. Salah satunya merupakan suku sunda yang berada di Jawa Barat. Merancang sebuah Hotel Bisnis dengan tema Neo-Vernakular Sunda merupakan sebuah upaya untuk memperkenalkan kebudayaan khas sundayang merupakan kebudayaan tertua di Nusantara. Dengan penggunaan material tradisional pada area eksterior dan interior serta ornamen-ornamen kebudayaan khas Jawa Barat diharapkan hotel bisnis ini dapat mengembangkan serta memperkenalkan kebudayaan kepada masyarakat baik para pengunjung maupun para penduduk sekitar
{"title":"PENERAPAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR SUNDA PADA RANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG EMPAT DI BANDUNG","authors":"Awalia Azhari Nurul Azizah, Theresia Pynkyawati","doi":"10.59970/jas.v14i1.40","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v14i1.40","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki logo nasional yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang majemuk namun tetap satu. Secara keseluruhan masyarakat Indonesia terdiri dari 300 suku bangsa. Salah satunya merupakan suku sunda yang berada di Jawa Barat. Merancang sebuah Hotel Bisnis dengan tema Neo-Vernakular Sunda merupakan sebuah upaya untuk memperkenalkan kebudayaan khas sundayang merupakan kebudayaan tertua di Nusantara. Dengan penggunaan material tradisional pada area eksterior dan interior serta ornamen-ornamen kebudayaan khas Jawa Barat diharapkan hotel bisnis ini dapat mengembangkan serta memperkenalkan kebudayaan kepada masyarakat baik para pengunjung maupun para penduduk sekitar","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78256246","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sejarah bangsa Indonesia pada jaman penjajahan tidak luput dari bangunan yang ditiggalkan pasca penjajahan. Sehingga Masih banyak terdapat bangunan – bangunan kolonial yang berdiri kokoh sampai saat ini. Disetiap bangunan yang dihasilkan mempunyai ciri serta bentuk yang menghasilkan identitas tersendiri dari bangunan kolonial. Seperti dibangunnyagedung – gedung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bangsawan dalam kegiatan politik berdagang. Salah satunya adalah Gedung Cipta Niaga yang merupakan bangunan difungsikan sebagai kantor kegiatan dalam berdagang sejak jaman dulu sampai sekarang. Gedung Cipta Niaga mempunyai bentuk fasad yang berbeda bangunan pada umumnya, bangunan ini menciptakan komposisi bentuk serta fasade yang menarik dan mempunyai nilai estetis. Tujuan penelitian adalah apakah prinsip desain Gedung Cipta Niaga sesuai dengan prinsip desain menurut teori F.D.K.Ching. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif – kualitatif dengan tujuan mengidentifikasikan bentuk bangunan atau fasad melalui kajian teori prinsip desain arsitektur. Sehingga akan terlihat komposisi bentuk beraturan yang diciptakan pada Gedung Cipta Niaga Cirebon.
{"title":"PENERAPAN PRINSIP DESAIN ARSITEKTUR PADA GEDUNG CIPTA NIAGA MENURUT TEORI F.D.K. CHING","authors":"Ridwan Setiadi, Farhatul Mutiah","doi":"10.59970/jas.v14i1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v14i1.42","url":null,"abstract":"Sejarah bangsa Indonesia pada jaman penjajahan tidak luput dari bangunan yang ditiggalkan pasca penjajahan. Sehingga Masih banyak terdapat bangunan – bangunan kolonial yang berdiri kokoh sampai saat ini. Disetiap bangunan yang dihasilkan mempunyai ciri serta bentuk yang menghasilkan identitas tersendiri dari bangunan kolonial. Seperti dibangunnyagedung – gedung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bangsawan dalam kegiatan politik berdagang. Salah satunya adalah Gedung Cipta Niaga yang merupakan bangunan difungsikan sebagai kantor kegiatan dalam berdagang sejak jaman dulu sampai sekarang. Gedung Cipta Niaga mempunyai bentuk fasad yang berbeda bangunan pada umumnya, bangunan ini menciptakan komposisi bentuk serta fasade yang menarik dan mempunyai nilai estetis. Tujuan penelitian adalah apakah prinsip desain Gedung Cipta Niaga sesuai dengan prinsip desain menurut teori F.D.K.Ching. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif – kualitatif dengan tujuan mengidentifikasikan bentuk bangunan atau fasad melalui kajian teori prinsip desain arsitektur. Sehingga akan terlihat komposisi bentuk beraturan yang diciptakan pada Gedung Cipta Niaga Cirebon.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88614335","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-25DOI: 10.26418/lantang.v9i1.47672
Rully Damayanti, Bramasta Putra Redyantanu
Dinamika suatu kawasan kota dapat memberikan dampak pada pola pemanfaatan lahan, termasuk guna ruang sebuah jalan dari ruang pergerakan menjadi ruang sosial. Perubahan pola ini menunjukkan adanya isu temporalitas pada fenomena pemanfaatan ruang publik yang tidak terpikirkan sebelumnya. Artikel ini melakukan studi tentang produksi ruang sosial pada ruang koridor kota di Tunjungan, Surabaya. Kerangka teoritis yang dipakai pada penelitian ini adalah pemahaman ruang yang terbentuk karena faktor sosial, tidak hanya fisik. Melalui metode observasi lapangan yang mendalam, diilustrasikan bagaimana sebuah ruang jalan dapat menjadi cerminan dan praktek produksi ruang sosial terkait isu temporalitas. Melalui studi ini juga diusulkan pengembangan desain sebagai tanggapan arsitektural yang dapat mewadahi kedinamisan ruang kota. Temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya potensi yang besar terhadap ruang ruang non aktivitas, seperti koridor jalan, sebagai ruang terjadinya interaksi sosial dalam kehidupan kota melalui elemen-elemen kota yang temporer. Masyarakat tidak hanya menghasilkan hubungan sosial dan nilai guna, tetapi dengan berbuat demikian juga menghasilkan sebuah ruang sosial.TRACING THE CITY CORRIDOR SPACE IN THE PRODUCTION OF TEMPORAL SOCIAL SPACEThe dynamics of a city area can impact land-use patterns, including the spatial use of an urban corridor, which transforms from a movement area to a social space. That pattern transformation shows a temporality issue in public space, which was not thought of before. This article conducts a study on the production of social space in urban corridor spaces in Tunjungan, Surabaya. The theoretical framework used in this research is an understanding of space formed due to social factors, not just physical. An in-depth field observation method illustrates how a street space can be a reflection and practice of producing social space related to the issue of temporality. Through this city study, it is also proposed to develop an architectural design that can accommodate space dynamics. The findings of this study indicate that there is excellent potential for non-activity spaces, such as road corridors, as spaces for social interaction to occur in city life through temporary city elements. Society not only produces social relations and use-values but, by doing so, also produces a social space.
{"title":"PENELURUSAN RUANG KORIDOR KOTA DALAM PRODUKSI RUANG SOSIAL TEMPORAL","authors":"Rully Damayanti, Bramasta Putra Redyantanu","doi":"10.26418/lantang.v9i1.47672","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/lantang.v9i1.47672","url":null,"abstract":"Dinamika suatu kawasan kota dapat memberikan dampak pada pola pemanfaatan lahan, termasuk guna ruang sebuah jalan dari ruang pergerakan menjadi ruang sosial. Perubahan pola ini menunjukkan adanya isu temporalitas pada fenomena pemanfaatan ruang publik yang tidak terpikirkan sebelumnya. Artikel ini melakukan studi tentang produksi ruang sosial pada ruang koridor kota di Tunjungan, Surabaya. Kerangka teoritis yang dipakai pada penelitian ini adalah pemahaman ruang yang terbentuk karena faktor sosial, tidak hanya fisik. Melalui metode observasi lapangan yang mendalam, diilustrasikan bagaimana sebuah ruang jalan dapat menjadi cerminan dan praktek produksi ruang sosial terkait isu temporalitas. Melalui studi ini juga diusulkan pengembangan desain sebagai tanggapan arsitektural yang dapat mewadahi kedinamisan ruang kota. Temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya potensi yang besar terhadap ruang ruang non aktivitas, seperti koridor jalan, sebagai ruang terjadinya interaksi sosial dalam kehidupan kota melalui elemen-elemen kota yang temporer. Masyarakat tidak hanya menghasilkan hubungan sosial dan nilai guna, tetapi dengan berbuat demikian juga menghasilkan sebuah ruang sosial.TRACING THE CITY CORRIDOR SPACE IN THE PRODUCTION OF TEMPORAL SOCIAL SPACEThe dynamics of a city area can impact land-use patterns, including the spatial use of an urban corridor, which transforms from a movement area to a social space. That pattern transformation shows a temporality issue in public space, which was not thought of before. This article conducts a study on the production of social space in urban corridor spaces in Tunjungan, Surabaya. The theoretical framework used in this research is an understanding of space formed due to social factors, not just physical. An in-depth field observation method illustrates how a street space can be a reflection and practice of producing social space related to the issue of temporality. Through this city study, it is also proposed to develop an architectural design that can accommodate space dynamics. The findings of this study indicate that there is excellent potential for non-activity spaces, such as road corridors, as spaces for social interaction to occur in city life through temporary city elements. Society not only produces social relations and use-values but, by doing so, also produces a social space.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47861135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-25DOI: 10.26418/lantang.v9i1.50239
N. Ayuningtyas, Jatmika Adi Suryabrata
Salah satu yang dilakukan pemerintah guna menmbah fasilitas kesehatan ketika angka suspek covid-19 meningkat adalah dengan merubah fungsi bangunan Wisma Atlet Kemayoran milik Kementrian PUPR menjadi Rumah Sakit Darurat Covid 19. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terkait layak tidaknya desain bangunan tersebut untuk membantu proses penyembuhan pasien. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan Wisma Atlet sebagai RS (Rumah Sakit) Darurat COVID. Salah satu faktor yang harus diperhatikan yaitu terkait proses sirkulasi udara yang ada di bangunan tersebut. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode simulasi software. Penghawaan Alami dihitung menggunakan software CFD (Computational Fluid Dynamic) untuk mengetahui aliran udara yang terjadi di dalam bangunan. Dengan melakukan perhitungan ini akan terlihat arah aliran udara yang melewati bangunan apakah terjadi pergantian udara atau cross ventilation ataukah tidak terjadi pergantian udara di dalam ruangan. Berdasarkan hasil simulasi yang didapat dapat disimpulkan bahwa antara model double load dan single load sama-sama memiliki pola pertukaran udara yang karakteristiknya sama. Hanya berbeda pada tingkat kecepatan anginnya.FEASIBILITY STUDY OF AIR CONDITIONING OF KEMAYORAN WISMA ATLET AS A COVID-19 EMERGENCY HOSPITAL USING SOFTWARE ANALYSIS METHODOne of the things the government has done to increase health facilities when the number of suspected COVID-19 increases is to change the function of the Kemayoran Athlete House building belonging to the Ministry of PUPR into a Covid 19 Emergency Hospital. Therefore, it is necessary to conduct a study regarding whether or not the design of the building is appropriate to assist the healing process. This study aims to determine the feasibility level of Wisma Alter as a COVID-19 Emergency Hospital. One of the factors that must be considered is related to air circulation in the building. The research method used is the software simulation method. Penghawaan Alami is calculated using CFD (Computational Fluid Dynamic) software to determine the airflow that occurs in the building. By doing this calculation, the direction of airflow through the building will be seen whether there is a change of air or cross ventilation or whether there is no air change in the room. Based on the simulation result, it can be concluded that the double load and single load models both have the same air exchange pattern with the same characteristics. It only differs in the level of wind speed.
一项政府提供的医疗设施是,随着可疑人员19人的增加,将PUPR部的宾馆建筑变成了科维德19号紧急医院的功能。因此,有必要进行相关研究,以帮助患者康复。这项研究的目的是确定kvid急救医院运动员的可行性。需要考虑的因素之一是该建筑的空气循环。采用的研究方法是软件模拟方法。自然原因被计算为使用CFD软件来确定建筑物内的气流。通过这样的计算,可以看到穿过建筑物的空气流动的方向,无论是空气的流动还是交叉通气,或者房间里的空气没有流动。根据模拟数据,可以得出结论,双载荷模型和单负载之间的空气交换模式具有相似的特征。只是风速不同而已。FEASIBILITY STUDY OF penerbangan宾馆之水CONDITIONING)美国运动员COVID-19紧急事情用软件分析METHODOne医院》《政府做了增加健康facilities当家》当suspected COVID-19 increases是改变功能》月报》penerbangan前锋屋大厦belonging to PUPR进入A Covid 19急诊医院。因此,有必要进行一项研究,看看是否有必要延长建设流程。这项研究将确定众议院19号医院的住院治疗水平。必须被认为是与大楼内空气循环有关的因素之一。研究方法是模拟软件。自然原因是用CFD计算软件来确定建筑物中发生的气流。通过这种计算,通过大楼的空气流动的方向将会看到房间里是否有变化的水或交叉通风口或没有水的变化。根据最新的模拟,可以得出结论,替身和单负载调制器都有相同的空中交换模式,具有相同的特点。它只是风速度水平的差别。
{"title":"STUDI KELAYAKAN PENGHAWAAN BANGUNAN WISMA ATLET KEMAYORAN SEBAGAI RUMAH SAKIT DARURAT COVID-19 DENGAN METODE ANALISIS SOFTWARE","authors":"N. Ayuningtyas, Jatmika Adi Suryabrata","doi":"10.26418/lantang.v9i1.50239","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/lantang.v9i1.50239","url":null,"abstract":"Salah satu yang dilakukan pemerintah guna menmbah fasilitas kesehatan ketika angka suspek covid-19 meningkat adalah dengan merubah fungsi bangunan Wisma Atlet Kemayoran milik Kementrian PUPR menjadi Rumah Sakit Darurat Covid 19. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terkait layak tidaknya desain bangunan tersebut untuk membantu proses penyembuhan pasien. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan Wisma Atlet sebagai RS (Rumah Sakit) Darurat COVID. Salah satu faktor yang harus diperhatikan yaitu terkait proses sirkulasi udara yang ada di bangunan tersebut. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode simulasi software. Penghawaan Alami dihitung menggunakan software CFD (Computational Fluid Dynamic) untuk mengetahui aliran udara yang terjadi di dalam bangunan. Dengan melakukan perhitungan ini akan terlihat arah aliran udara yang melewati bangunan apakah terjadi pergantian udara atau cross ventilation ataukah tidak terjadi pergantian udara di dalam ruangan. Berdasarkan hasil simulasi yang didapat dapat disimpulkan bahwa antara model double load dan single load sama-sama memiliki pola pertukaran udara yang karakteristiknya sama. Hanya berbeda pada tingkat kecepatan anginnya.FEASIBILITY STUDY OF AIR CONDITIONING OF KEMAYORAN WISMA ATLET AS A COVID-19 EMERGENCY HOSPITAL USING SOFTWARE ANALYSIS METHODOne of the things the government has done to increase health facilities when the number of suspected COVID-19 increases is to change the function of the Kemayoran Athlete House building belonging to the Ministry of PUPR into a Covid 19 Emergency Hospital. Therefore, it is necessary to conduct a study regarding whether or not the design of the building is appropriate to assist the healing process. This study aims to determine the feasibility level of Wisma Alter as a COVID-19 Emergency Hospital. One of the factors that must be considered is related to air circulation in the building. The research method used is the software simulation method. Penghawaan Alami is calculated using CFD (Computational Fluid Dynamic) software to determine the airflow that occurs in the building. By doing this calculation, the direction of airflow through the building will be seen whether there is a change of air or cross ventilation or whether there is no air change in the room. Based on the simulation result, it can be concluded that the double load and single load models both have the same air exchange pattern with the same characteristics. It only differs in the level of wind speed.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45214478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-25DOI: 10.26418/lantang.v9i1.49423
Uray Fery Andi, Irwin Irwin
Perkembangan wilayah-wilayah pesisir utara Kalimantan Barat sangat dipengaruhi oleh penyebaran agama Islam yang berasal dari Semenanjung Malaka, Sumatera dan Timur Tengah, melalui jalur syiar, perdagangan dan politik (kesultanan). Salah satu peninggalan bukti penyebaran agama Islam yaitu bangunan istana kesultanan dan masjid tradisional yang berdiri di sepanjang pesisir utara Kalimantan Barat. Masjid tradisional merupakan masjid-masjid yang didirikan sejak awal kedatangan Islam yang memiliki bentuk sesuai dengan konteks lingkungan dan tradisi masyarakat saat itu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan tipologi bentuk masjid-masjid tradisional di pesisir utara Kalimantan Barat sebagai wujud arsitektur masjid awal yang mempertimbangkan kondisi masyarakat pada saat itu. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan tipologi bangunan masjid-masjid tradisional di pesisir utara Kalimantan Barat yang dapat dipergunakan sebagai acuan bagi perancangan masjid-masjid kedepan. Metode penelitian yang dipergunakan yaitu metode deskriptif-kualitatif dengan analisis tipologi pada beberapa studi kasus bangunan masjid tradisional yang dianggap dapat mewakili periode dan kondisi masyarakat pada saat itu. Penelitian menghasilkan tipologi bentuk bangunan masjid-masjid tradisional di pesisir utara Kalimantan Barat sebagai wujud arsitektur masjid tradisi yang memperhatikan kondisi lokal masyarakat yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam perancangan masjid-masjid baru di Kalimantan Barat.TYPOLOGY OF THE ARCHITECTURAL FORM OF TRADITIONAL MOSQUES IN THE NORTH COASTAL OF WEST KALIMANTANThe development of the northern coastal areas of West Kalimantan was strongly influenced by the spread of Islam originating from the Malacca Peninsula, Sumatra, and the Middle East, through syiar, trade, and politics (sultanates). One of the remains of evidence is the building of the sultanate palaces and the traditional mosques that stands along the north coast of West Kalimantan. A traditional mosque is a mosque that was built since the time of the entry of Islam for the first time and has a shape (style) that was adapted to the situation and conditions at that time, and was driven by a local tradition. This research aims to obtain a typology of traditional mosques on the north coast of West Kalimantan, which can be used as a reference for future mosque designs. This research is also intended to document and preserve the heritage of historical mosques in West Kalimantan. The research method used is a descriptive-qualitative method with typological analysis in several case studies of the traditional mosque, which are considered to represent the period and condition of society at that time. The research resulted in a typology of traditional mosques on the north coast of West Kalimantan as a form of traditional mosque architecture that considers the community's local conditions, which can later be used as a reference in the design of new mosques in West Kalim
{"title":"TIPOLOGI BENTUK ARSITEKTUR MASJID-MASJID TRADISIONAL DI PESISIR UTARA KALIMANTAN BARAT","authors":"Uray Fery Andi, Irwin Irwin","doi":"10.26418/lantang.v9i1.49423","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/lantang.v9i1.49423","url":null,"abstract":"Perkembangan wilayah-wilayah pesisir utara Kalimantan Barat sangat dipengaruhi oleh penyebaran agama Islam yang berasal dari Semenanjung Malaka, Sumatera dan Timur Tengah, melalui jalur syiar, perdagangan dan politik (kesultanan). Salah satu peninggalan bukti penyebaran agama Islam yaitu bangunan istana kesultanan dan masjid tradisional yang berdiri di sepanjang pesisir utara Kalimantan Barat. Masjid tradisional merupakan masjid-masjid yang didirikan sejak awal kedatangan Islam yang memiliki bentuk sesuai dengan konteks lingkungan dan tradisi masyarakat saat itu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan tipologi bentuk masjid-masjid tradisional di pesisir utara Kalimantan Barat sebagai wujud arsitektur masjid awal yang mempertimbangkan kondisi masyarakat pada saat itu. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan tipologi bangunan masjid-masjid tradisional di pesisir utara Kalimantan Barat yang dapat dipergunakan sebagai acuan bagi perancangan masjid-masjid kedepan. Metode penelitian yang dipergunakan yaitu metode deskriptif-kualitatif dengan analisis tipologi pada beberapa studi kasus bangunan masjid tradisional yang dianggap dapat mewakili periode dan kondisi masyarakat pada saat itu. Penelitian menghasilkan tipologi bentuk bangunan masjid-masjid tradisional di pesisir utara Kalimantan Barat sebagai wujud arsitektur masjid tradisi yang memperhatikan kondisi lokal masyarakat yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam perancangan masjid-masjid baru di Kalimantan Barat.TYPOLOGY OF THE ARCHITECTURAL FORM OF TRADITIONAL MOSQUES IN THE NORTH COASTAL OF WEST KALIMANTANThe development of the northern coastal areas of West Kalimantan was strongly influenced by the spread of Islam originating from the Malacca Peninsula, Sumatra, and the Middle East, through syiar, trade, and politics (sultanates). One of the remains of evidence is the building of the sultanate palaces and the traditional mosques that stands along the north coast of West Kalimantan. A traditional mosque is a mosque that was built since the time of the entry of Islam for the first time and has a shape (style) that was adapted to the situation and conditions at that time, and was driven by a local tradition. This research aims to obtain a typology of traditional mosques on the north coast of West Kalimantan, which can be used as a reference for future mosque designs. This research is also intended to document and preserve the heritage of historical mosques in West Kalimantan. The research method used is a descriptive-qualitative method with typological analysis in several case studies of the traditional mosque, which are considered to represent the period and condition of society at that time. The research resulted in a typology of traditional mosques on the north coast of West Kalimantan as a form of traditional mosque architecture that considers the community's local conditions, which can later be used as a reference in the design of new mosques in West Kalim","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42553806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}