Bale Parahyangan adalah bangunan yang dirancang untuk fungsi Eksibisi dan Konvensi yang berlokasi di Jl. Parahyangan, Kota Baru Parahyangan. Nama Bale Parahyangan diambil dari dua kata yaitu “Bale” berasal dari bahasa Sunda yang berarti balai atau gedung pertemuan dan “Parahyangan” berasal dari nama lokasi dimana bangunan tersebut berada, yaitu di Kota Baru Parahyangan, Bale Parahayangan dirancang dengan fasilitas utama sebagai tempat untuk kegiatan pertemuan dan pameran dengan kapasitas total 1500 orang yang dapat menampung aktifitas MICE (Meeting, Invention, Convention, Exhibition) berupa Rental Office, Co-Working Space, dan Meeting Room. Bangunan ini dirancang dengan konsep Arsitektur Post Modern dan gabungan dari konsep Post Modern-Contextualism yang memperhatikan 3 aspek utama yaitu aspek kondisi lingkungan, sosial budaya masyarakat dan sejarah kawasan sekitarnya. Penerapan konsep Arsitektur Post ModernContextualism diimpelentasikan pada elemen utama bangunan seperti penataan lanskap yang selaras dengan lingkungan sekitar, fasad yang menggunakan bentukan dari budaya Sunda, olahan ruang dalam yang luas dan terbuka serta tatananmassa bangunan yang bersifat geometris namun tetap responsif terhadap bentuk tapak. Diharapkan penerapan konsep Arsitektur Post-Modern dapat menjadikan bangunan Bale Parahyangan sebagai salah satu icon di kawasan Kota Baru Parahyangan yang dapat meningkatkan kunjungan masyarakat ke kawasan ini.
{"title":"PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR POST-MODERN PADA BANGUNAN BALE PARAHYANGAN DI KOTA BARU PARAHYANGAN","authors":"Muhammad Naufal, Nurtati Soewarno","doi":"10.59970/jas.v13i2.34","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v13i2.34","url":null,"abstract":"Bale Parahyangan adalah bangunan yang dirancang untuk fungsi Eksibisi dan Konvensi yang berlokasi di Jl. Parahyangan, Kota Baru Parahyangan. Nama Bale Parahyangan diambil dari dua kata yaitu “Bale” berasal dari bahasa Sunda yang berarti balai atau gedung pertemuan dan “Parahyangan” berasal dari nama lokasi dimana bangunan tersebut berada, yaitu di Kota Baru Parahyangan, Bale Parahayangan dirancang dengan fasilitas utama sebagai tempat untuk kegiatan pertemuan dan pameran dengan kapasitas total 1500 orang yang dapat menampung aktifitas MICE (Meeting, Invention, Convention, Exhibition) berupa Rental Office, Co-Working Space, dan Meeting Room. Bangunan ini dirancang dengan konsep Arsitektur Post Modern dan gabungan dari konsep Post Modern-Contextualism yang memperhatikan 3 aspek utama yaitu aspek kondisi lingkungan, sosial budaya masyarakat dan sejarah kawasan sekitarnya. Penerapan konsep Arsitektur Post ModernContextualism diimpelentasikan pada elemen utama bangunan seperti penataan lanskap yang selaras dengan lingkungan sekitar, fasad yang menggunakan bentukan dari budaya Sunda, olahan ruang dalam yang luas dan terbuka serta tatananmassa bangunan yang bersifat geometris namun tetap responsif terhadap bentuk tapak. Diharapkan penerapan konsep Arsitektur Post-Modern dapat menjadikan bangunan Bale Parahyangan sebagai salah satu icon di kawasan Kota Baru Parahyangan yang dapat meningkatkan kunjungan masyarakat ke kawasan ini.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73669315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kampus merupakan bangunan gedung yang digunakan pada perguruan tinggi. Pada setiap kampus memiliki lobby sebagai ruangan yang ditempatkan di dekat pintu masuk yang biasanya berfungsi untuk ruang tunggu sementara untuk para tamu. Kenyamanan Thermal pada ruang lobby Kampus STTC perlu diperhatikan agar tidak mengganggu aktifitas didalamnya. Faktor kenyamanan yang diukur dalam penelitian ini adalah factor lingkungan yaitu suhu, kecepatan angin dan kelembaban. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian yang bersifat kuantitatif dengan melakukan pengukuran variable penelitian di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kenyamanan thermal pada ruang lobby Kampus STTC walaupun secara kuantitatif menunjukan hasil diatas syarat maksimal kenyamanan thermal tetapi secara psikologis masih dapat diterima oleh pengguna walaupun memang harus dibuktikan lagi dengan penelitian lebuh lanjut mengenai hal ini.
{"title":"IDENTIFIKASI KENYAMANAN TERMAL PADA RUANG LOBBY KAMPUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIREBON","authors":"Gilang Bintang Fihannum, Eka Widiyananto","doi":"10.59970/jas.v13i2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v13i2.35","url":null,"abstract":"Kampus merupakan bangunan gedung yang digunakan pada perguruan tinggi. Pada setiap kampus memiliki lobby sebagai ruangan yang ditempatkan di dekat pintu masuk yang biasanya berfungsi untuk ruang tunggu sementara untuk para tamu. Kenyamanan Thermal pada ruang lobby Kampus STTC perlu diperhatikan agar tidak mengganggu aktifitas didalamnya. Faktor kenyamanan yang diukur dalam penelitian ini adalah factor lingkungan yaitu suhu, kecepatan angin dan kelembaban. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian yang bersifat kuantitatif dengan melakukan pengukuran variable penelitian di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kenyamanan thermal pada ruang lobby Kampus STTC walaupun secara kuantitatif menunjukan hasil diatas syarat maksimal kenyamanan thermal tetapi secara psikologis masih dapat diterima oleh pengguna walaupun memang harus dibuktikan lagi dengan penelitian lebuh lanjut mengenai hal ini.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86570645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arsitektur Kontemporer merupakan bentuk karya arsitektur yang terjadi pada masa kini. Arsitektur Kontemporer memiliki karakteristik tampilan yang menarik dan tidak bersifat ketinggalan jaman, desain bergaya kontemporer dapat memberikan kenyamanan visual dan juga menggambarkan kehidupan modern bagi penggunanya khususnya pengguna bangunan PEX Exhibition dan Convention Center di Kota Baru Parahyangan. Namun penerapan arsitektur kontemporer ini akan mengubah tipologi karakter bangunan bagi wilayah Kota Baru Parahyangan, karena penerapan prinsip Arsitektur Kontemporer pada PEX Club House merupakan bentuk penerapan kebebasan gaya yang selaras dengan prinsip arsitektur kontemporer ini tersendiri. Penerapan Arsitektur Kontemporer pada PEX Club House akan memiliki bentuk dan tampilan yang merangsang fantasi, menciptakan ide dan mengembangkan kreativitas penggunanya serta memiliki daya tarik tersendiri sehingga dapat mengundang pengunjung dan menghidupkan aktifitas didalamnya. Penerapan arsitektur kontemporer diterapkan dalam pengolahan sirkulasi ruangan, bentuk massa bangunan, harmonisasi elemen exterior dan interior, desain fasad serta struktur dan konstruksi bangunan. Metoda penelitian yang diterapkan adalah kualitatif, pendekatan terhadap data-data dan informasi serta perumusan perancangan desain yang mengandung prinsip-prinsiparsitektur kontemporer. Dengan diterapkannya Arsitektur Kontemporer pada PEX Club House diharapkan dapat menciptakan nuansa bangunan yang interaktif dan kreatif serta membuat perputaran ekonomi kreatif bagi penghuni kawasan Kota Baru Parahyangan dan sekitarnya
{"title":"PENERAPAN GAYA ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA PEX EXHIBITION DAN CONVENTION CENTER DI KOTA BARU PARAHYANGAN","authors":"Alfian Al Ghifari, Nurtati Soewarno","doi":"10.59970/jas.v13i2.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v13i2.29","url":null,"abstract":"Arsitektur Kontemporer merupakan bentuk karya arsitektur yang terjadi pada masa kini. Arsitektur Kontemporer memiliki karakteristik tampilan yang menarik dan tidak bersifat ketinggalan jaman, desain bergaya kontemporer dapat memberikan kenyamanan visual dan juga menggambarkan kehidupan modern bagi penggunanya khususnya pengguna bangunan PEX Exhibition dan Convention Center di Kota Baru Parahyangan. Namun penerapan arsitektur kontemporer ini akan mengubah tipologi karakter bangunan bagi wilayah Kota Baru Parahyangan, karena penerapan prinsip Arsitektur Kontemporer pada PEX Club House merupakan bentuk penerapan kebebasan gaya yang selaras dengan prinsip arsitektur kontemporer ini tersendiri. Penerapan Arsitektur Kontemporer pada PEX Club House akan memiliki bentuk dan tampilan yang merangsang fantasi, menciptakan ide dan mengembangkan kreativitas penggunanya serta memiliki daya tarik tersendiri sehingga dapat mengundang pengunjung dan menghidupkan aktifitas didalamnya. Penerapan arsitektur kontemporer diterapkan dalam pengolahan sirkulasi ruangan, bentuk massa bangunan, harmonisasi elemen exterior dan interior, desain fasad serta struktur dan konstruksi bangunan. Metoda penelitian yang diterapkan adalah kualitatif, pendekatan terhadap data-data dan informasi serta perumusan perancangan desain yang mengandung prinsip-prinsiparsitektur kontemporer. Dengan diterapkannya Arsitektur Kontemporer pada PEX Club House diharapkan dapat menciptakan nuansa bangunan yang interaktif dan kreatif serta membuat perputaran ekonomi kreatif bagi penghuni kawasan Kota Baru Parahyangan dan sekitarnya","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"119 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77475280","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Di awal milenium baru, di era perkembangan teknologi dan globalisasi yang pesat, arsitektur vernakular masih berada pada posisi marginal. Hal ini sebagian besar diabaikan dalam desain dan kegunaan pada arsitektural , dan pengakuan atas keterampilan pembangun lokal di dunia masih terbatas. Dalam menghadapi penyangkalan terus-menerus akan pentingnya arsitektur vernakular, di abad ke-21 ini pertanyaan tentang fungsi dan signifikansi masih bergulir. Penerapan konsep modern vernacular pada disain untuk menunjukkan bahwa pendekatan semacam itu akan memungkinkan implementasi aktif pengetahuan vernakular dalam konteks kontemporer, dan akan menunjukkan bahwa masih ada tempat untuk berkembangnya arsitektur vernakular. Penerapan vernacular modern pada Labda Parahyangan Exhibition (LPE) dalam bentukan bangunan traditional adat sunda dengan penggabungan material lokal pada fasad bangunan dan bentukan interior kontemporer diterapkan pada alur sirkulasi yang dapat mengurangi adanya kerumunan berlebih pada era pandemi covid-19. Penerapan konseptersebut diharapkan menjadi keselarasan antar desain traditional dengan kegunaan bangunan eksibisi dan konferensi yang dapat menjadikan LPE sebagai bangunan yang interaktif sertamencerminkan tempat, budaya sunda di kota baru parahyangan
{"title":"PENERAPAN DESAIN MODERN VERNACULAR PADA BANGUNAN LABDA PARAHYANGAN EXHIBITION DI KOTA BARU PARAHYANGAN","authors":"Ulya Zhafira Arifin, Theresia Pynkyawati","doi":"10.59970/jas.v13i2.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.59970/jas.v13i2.33","url":null,"abstract":"Di awal milenium baru, di era perkembangan teknologi dan globalisasi yang pesat, arsitektur vernakular masih berada pada posisi marginal. Hal ini sebagian besar diabaikan dalam desain dan kegunaan pada arsitektural , dan pengakuan atas keterampilan pembangun lokal di dunia masih terbatas. Dalam menghadapi penyangkalan terus-menerus akan pentingnya arsitektur vernakular, di abad ke-21 ini pertanyaan tentang fungsi dan signifikansi masih bergulir. Penerapan konsep modern vernacular pada disain untuk menunjukkan bahwa pendekatan semacam itu akan memungkinkan implementasi aktif pengetahuan vernakular dalam konteks kontemporer, dan akan menunjukkan bahwa masih ada tempat untuk berkembangnya arsitektur vernakular. Penerapan vernacular modern pada Labda Parahyangan Exhibition (LPE) dalam bentukan bangunan traditional adat sunda dengan penggabungan material lokal pada fasad bangunan dan bentukan interior kontemporer diterapkan pada alur sirkulasi yang dapat mengurangi adanya kerumunan berlebih pada era pandemi covid-19. Penerapan konseptersebut diharapkan menjadi keselarasan antar desain traditional dengan kegunaan bangunan eksibisi dan konferensi yang dapat menjadikan LPE sebagai bangunan yang interaktif sertamencerminkan tempat, budaya sunda di kota baru parahyangan","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84609538","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perancangan bangunan galeri ditujukan sebagai wadah kegiatan komunikasi visual seni dari para seniman untuk penikmat seni maupun masyarakat, sebagai kebutuhan apresiasi seni untuk keberlanjutan bidang kesenian. Di sisi lain, bangunan sendiri memiliki peranan pembawa citra terhadap kegiatan yang dinaungi. Sehingga, dalam mewujudkan bangunan yang representatif terkait seni kontemporer, galeri seni yang mewadahi karya-karya seni kontemporer seyogiyanya juga memiliki fasad atau sistem bangunan yang mencitrakan unsur kontemporer pula. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengkaji unsur kontemporer yang ada pada bangunan Galeri Seni Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) yang memamerkan karya-karya seni kontemporer. Metode penelitian ini akan mengujikan dan menilai tingkat unsur kontemporer yang terwujudkan pada SSAS dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan variabel pendekatan kontemporer pada bangunan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel pendekatan arsitektur kontemporer nampak pada sebagian besar bangunan SSAS. Dari kajian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bangunan SSAS memiliki citra kontemporer yang dapat merepresentasikan karya-karya seni kontemporer yang tersimpan di dalamnya.
{"title":"Kajian Pendekatan Kontemporer pada Galeri Seni Selasar Sunaryo Art Space","authors":"Sonia Amalia Dunggio, A. N. Yunisya","doi":"10.36448/JA.V11I2.1934","DOIUrl":"https://doi.org/10.36448/JA.V11I2.1934","url":null,"abstract":"Perancangan bangunan galeri ditujukan sebagai wadah kegiatan komunikasi visual seni dari para seniman untuk penikmat seni maupun masyarakat, sebagai kebutuhan apresiasi seni untuk keberlanjutan bidang kesenian. Di sisi lain, bangunan sendiri memiliki peranan pembawa citra terhadap kegiatan yang dinaungi. Sehingga, dalam mewujudkan bangunan yang representatif terkait seni kontemporer, galeri seni yang mewadahi karya-karya seni kontemporer seyogiyanya juga memiliki fasad atau sistem bangunan yang mencitrakan unsur kontemporer pula. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengkaji unsur kontemporer yang ada pada bangunan Galeri Seni Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) yang memamerkan karya-karya seni kontemporer. Metode penelitian ini akan mengujikan dan menilai tingkat unsur kontemporer yang terwujudkan pada SSAS dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan variabel pendekatan kontemporer pada bangunan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel pendekatan arsitektur kontemporer nampak pada sebagian besar bangunan SSAS. Dari kajian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bangunan SSAS memiliki citra kontemporer yang dapat merepresentasikan karya-karya seni kontemporer yang tersimpan di dalamnya.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"348 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77201534","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keberadaan taman kota sebagai ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dapat menjadi salah satu sarana dalam membentuk interaksi sosial masyarakat perkotaan. Pemanfaatan taman kota umumnya dilakukan masyarakat dalam ragam alasan, ragam latar belakang, dan ragam waktunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi Taman Merdeka bagi masyarakat di Kota Metro. Metode kualitatif ( grounded theory ) digunakan sebagai eksplorasi pendahuluan dalam pengidentifikasi fungsi taman. Pengumpulan data dilakukan secara terbuka melalui kuesioner luring terhadap responden yang mengunjungi Taman Merdeka Kota Metro. Content Analysis dilakukan untuk menemukan kata kunci yang berkaitan dengan ativitas sosial masyarakat. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa alasan masyarakat dalam pemanfaatan taman yaitu karena tujuan aktivitas, suasanan, dan kenyamanan. Aktivitas dominan yang dilakukan masyarakat meliputi aktivitas liburan ( refreshing ), nongkrong, dan istirahat. Sedangkan, alasan suasana dan kenyamanan yang dominan meliputi alasan keindahan (asri) dan nyaman.
{"title":"Eksplorasi Pengunjung Taman Merdeka Kota Metro dalam Pengidentifikasian Fungsi Sosial di Ruang Terbuka Publik","authors":"I. Suherman, H. Murwadi","doi":"10.36448/JA.V11I2.2066","DOIUrl":"https://doi.org/10.36448/JA.V11I2.2066","url":null,"abstract":"Keberadaan taman kota sebagai ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dapat menjadi salah satu sarana dalam membentuk interaksi sosial masyarakat perkotaan. Pemanfaatan taman kota umumnya dilakukan masyarakat dalam ragam alasan, ragam latar belakang, dan ragam waktunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi Taman Merdeka bagi masyarakat di Kota Metro. Metode kualitatif ( grounded theory ) digunakan sebagai eksplorasi pendahuluan dalam pengidentifikasi fungsi taman. Pengumpulan data dilakukan secara terbuka melalui kuesioner luring terhadap responden yang mengunjungi Taman Merdeka Kota Metro. Content Analysis dilakukan untuk menemukan kata kunci yang berkaitan dengan ativitas sosial masyarakat. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa alasan masyarakat dalam pemanfaatan taman yaitu karena tujuan aktivitas, suasanan, dan kenyamanan. Aktivitas dominan yang dilakukan masyarakat meliputi aktivitas liburan ( refreshing ), nongkrong, dan istirahat. Sedangkan, alasan suasana dan kenyamanan yang dominan meliputi alasan keindahan (asri) dan nyaman.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84555454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria merupakan salah satu gereja tertua di Indonesia yang terletak di Jalan Kepanjen Surabaya. Gereja ini memiliki nilai sejarah dan langgam arsitektur klasik yang tersimpan pada bangunannya. Oleh karena itu, bangunan bersejarah ini hendaknya dilestarikan, dan dipertahankan di perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur pembentuk karakter arsitektural bangunan Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria dengan mengacu pada penerapan arsitektur klasik pada unsur bangunan Gereja tersebut. Identifikasi yang dilakukan terhadap Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai langgam arsitektur klasik dan mengkategorikan gereja tersebut sebagai bangunan kuno atau cagar budaya. Identifikasi yang dilakukan merupakan sebuah hasil analisa yaitu tabel untuk memperlihatkan detail lima rupa yaitu perdindingan, perlindungan, perlubangan, pertiangan, dan persolekan dari Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data, pengolahan data, serta penarikan kesimpulan dari analisa tabel identifikasi langgam arsitektur klasik. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan studi literatur, survei, yang meliputi pengamatan, dan pendokumentasian secara langsung berupa foto Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Analisa selain tabel juga berbentuk prosentase langgam yang diterapkan pada gereja tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria signifikan lebih menerapkan langgam arsitektur klasik. Variabel yang terlihat lebih dominan menerapkan langgam arsitektur klasik, yaitu pada ornament, bentuk jendela, facade bangunan, dan interior.
{"title":"Identifikasi Pembentuk Karakter Langgam Arsitektur Klasik Pada Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria","authors":"Krisnina Dohan Limantara, Josephine Roosandriantini","doi":"10.36448/JA.V11I2.1766","DOIUrl":"https://doi.org/10.36448/JA.V11I2.1766","url":null,"abstract":"Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria merupakan salah satu gereja tertua di Indonesia yang terletak di Jalan Kepanjen Surabaya. Gereja ini memiliki nilai sejarah dan langgam arsitektur klasik yang tersimpan pada bangunannya. Oleh karena itu, bangunan bersejarah ini hendaknya dilestarikan, dan dipertahankan di perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur pembentuk karakter arsitektural bangunan Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria dengan mengacu pada penerapan arsitektur klasik pada unsur bangunan Gereja tersebut. Identifikasi yang dilakukan terhadap Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai langgam arsitektur klasik dan mengkategorikan gereja tersebut sebagai bangunan kuno atau cagar budaya. Identifikasi yang dilakukan merupakan sebuah hasil analisa yaitu tabel untuk memperlihatkan detail lima rupa yaitu perdindingan, perlindungan, perlubangan, pertiangan, dan persolekan dari Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data, pengolahan data, serta penarikan kesimpulan dari analisa tabel identifikasi langgam arsitektur klasik. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan studi literatur, survei, yang meliputi pengamatan, dan pendokumentasian secara langsung berupa foto Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Analisa selain tabel juga berbentuk prosentase langgam yang diterapkan pada gereja tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria signifikan lebih menerapkan langgam arsitektur klasik. Variabel yang terlihat lebih dominan menerapkan langgam arsitektur klasik, yaitu pada ornament, bentuk jendela, facade bangunan, dan interior.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"65 5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83288149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan bisnis di dunia food and Baverages mengalami peningkatan yang cukup pesat khususnya pada bidang kafe & restaurant . Fenomena ini banyak di temui baik dikota besar maupun di kota kecil yang mana mulai bermunculan suatu tempat makan dengan konsep yang lebih kekinian dan terkonsep dengan tujuan lebih menyasar pada anak muda. Stamps Kafe adalah salah satu kafe baru di kota Palembang bergerak di bidang kuliner dengan fokus pada masakan tradisional Palembang. Stamps kafe juga menyediakan mini bar sebagai tempat bagi pecinta kopi untuk menikmati racikan kopi tradisional. Unsur yang akan diterapkan pada kafe ini adalah unsur Tionghoa Palembang yang dikemas dengan konsep yang lebih modern dan kekinian dengan tujuan menampilkan nuansa klasik dan modern yang dibalut oleh tema Tionghoa Palembang menjadi satu kesatuan yang seimbang. Hasil dari penelitian ini berupa gambar rancangan interior kafe secara umum, 3D desain dan Video Animasi Suasana interior didesain dengan dengan didominasi warna cerah dan penataan aksesoris yang didasari pada ciri khas rumah masyarakat Tionghoa Palembang. Dengan interior kafe bertema arsitektur Tionghoa Palembang diharapkan dapat memberikan nilai jual tersendiri dimana interior kafe merupakan salah satu daya tarik yang memiliki nilai komersil tersendiri yang mana dapat memberikan keuntungan pada pemilik kafe.
{"title":"Perancangan Interior Kafe Dengan Konsep Arsitektur Tionghoa Palembang","authors":"Widi Dwi Satria, Antusias Nurzukhrufa, Verza Dillano Gharata","doi":"10.36448/JA.V11I2.1889","DOIUrl":"https://doi.org/10.36448/JA.V11I2.1889","url":null,"abstract":"Perkembangan bisnis di dunia food and Baverages mengalami peningkatan yang cukup pesat khususnya pada bidang kafe & restaurant . Fenomena ini banyak di temui baik dikota besar maupun di kota kecil yang mana mulai bermunculan suatu tempat makan dengan konsep yang lebih kekinian dan terkonsep dengan tujuan lebih menyasar pada anak muda. Stamps Kafe adalah salah satu kafe baru di kota Palembang bergerak di bidang kuliner dengan fokus pada masakan tradisional Palembang. Stamps kafe juga menyediakan mini bar sebagai tempat bagi pecinta kopi untuk menikmati racikan kopi tradisional. Unsur yang akan diterapkan pada kafe ini adalah unsur Tionghoa Palembang yang dikemas dengan konsep yang lebih modern dan kekinian dengan tujuan menampilkan nuansa klasik dan modern yang dibalut oleh tema Tionghoa Palembang menjadi satu kesatuan yang seimbang. Hasil dari penelitian ini berupa gambar rancangan interior kafe secara umum, 3D desain dan Video Animasi Suasana interior didesain dengan dengan didominasi warna cerah dan penataan aksesoris yang didasari pada ciri khas rumah masyarakat Tionghoa Palembang. Dengan interior kafe bertema arsitektur Tionghoa Palembang diharapkan dapat memberikan nilai jual tersendiri dimana interior kafe merupakan salah satu daya tarik yang memiliki nilai komersil tersendiri yang mana dapat memberikan keuntungan pada pemilik kafe.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89707325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masyarakat Suku Dayak pada masa lalu membangun rumah didasarkan kondisi saat perang, sebagai salah satu faktor selain dari pengaruh akar budaya dan agama. Ancaman perang membentuk bangunan menjadi bersifat panggung, jendela yang minim, termasuk pengaruh orientasi yang didasarkan atas kepercayaan. Satu rumah terdiri dari banyak keluarga, dengan tujuan lebih mudah bekerja sama ketika melakukan aktivitas bertahan maupun menyerang. Kegiatan ini tentunya berpengaruh terhadap pemanasan suhu ruangan, yang dicurigai mengakibatkan peningkatan suhu akibat dari banyaknya individu di dalam rumah tersebut. Dari dasar tersebut penelitian ini dibuat untuk mencari karakteristik termal yang terjadi, dengan metode pendekatan Kuantitatif untuk menguji teori kenyamanan termal yang telah ada (pengukuran di dasari atas angka)
{"title":"Karakteristik Termal Rumah Suku Dayak di Kalimantan Tengah (Studi Kasus: Rumah Betang Buntoi, Rumah Betang Toyoi, dan Rumah Betang di TMII)","authors":"Dona Jhonnata, Nugroho Ifadianto, Dini Hardilla","doi":"10.36448/JA.V11I2.1937","DOIUrl":"https://doi.org/10.36448/JA.V11I2.1937","url":null,"abstract":"Masyarakat Suku Dayak pada masa lalu membangun rumah didasarkan kondisi saat perang, sebagai salah satu faktor selain dari pengaruh akar budaya dan agama. Ancaman perang membentuk bangunan menjadi bersifat panggung, jendela yang minim, termasuk pengaruh orientasi yang didasarkan atas kepercayaan. Satu rumah terdiri dari banyak keluarga, dengan tujuan lebih mudah bekerja sama ketika melakukan aktivitas bertahan maupun menyerang. Kegiatan ini tentunya berpengaruh terhadap pemanasan suhu ruangan, yang dicurigai mengakibatkan peningkatan suhu akibat dari banyaknya individu di dalam rumah tersebut. Dari dasar tersebut penelitian ini dibuat untuk mencari karakteristik termal yang terjadi, dengan metode pendekatan Kuantitatif untuk menguji teori kenyamanan termal yang telah ada (pengukuran di dasari atas angka)","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"854 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85476345","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ruang koleksi merupakan salah satu ruang penunjang perpustakaan yang paling penting. Kuantitas dan kualitas koleksi mempengaruhi minat pengguna perpustakaan untuk membaca. Di sisi lain, ruang koleksi terdiri dari perabot, buku, manusia dan aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sirkulasi ruang koleksi perpustakaan Unila dan membandingkannya dengan standar. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui studi lapangan. Data denah dan dimensi perabot didapatkan dengan menggambar ulang berdasarkan ukuran lapangan. Data dianalisis dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan standar. Hasil penelitian didapat: 1) Sirkulasi ruang gerak pada ruang koleksi lantai 1 perpustakaan Universitas Lampung memiliki dimensi antar rak koleksi yang tidak sesuai dengan standar, dan dimensi antar rak koleksi ke meja baca tanpa adanya kursi juga tidak
收藏室是图书馆最重要的支持室之一。收集的数量和质量影响了图书馆用户对阅读的兴趣。另一方面,收藏室包括家具、书籍、人类和人类活动。本研究旨在了解Unila图书馆的循环情况,并将其与标准进行比较。采用描述性质的研究方法。通过实地研究获得的数据。平面图数据和家具的尺寸是通过现场大小的重新绘制获得的。分析数据的方法是将测量结果与标准进行比较。研究结果:1)南榜大学图书馆(university of la榜university)一楼收藏品室的运动空间循环与标准不一致,而书架间的尺寸与标准不一致,也没有椅子,也没有椅子
{"title":"Kajian Sirkulasi Ruang Koleksi pada Perpustakaan Universitas Lampung (Unila)","authors":"A. Munawaroh, Neneng Widiana Fitri","doi":"10.36448/JA.V11I2.1941","DOIUrl":"https://doi.org/10.36448/JA.V11I2.1941","url":null,"abstract":"Ruang koleksi merupakan salah satu ruang penunjang perpustakaan yang paling penting. Kuantitas dan kualitas koleksi mempengaruhi minat pengguna perpustakaan untuk membaca. Di sisi lain, ruang koleksi terdiri dari perabot, buku, manusia dan aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sirkulasi ruang koleksi perpustakaan Unila dan membandingkannya dengan standar. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui studi lapangan. Data denah dan dimensi perabot didapatkan dengan menggambar ulang berdasarkan ukuran lapangan. Data dianalisis dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan standar. Hasil penelitian didapat: 1) Sirkulasi ruang gerak pada ruang koleksi lantai 1 perpustakaan Universitas Lampung memiliki dimensi antar rak koleksi yang tidak sesuai dengan standar, dan dimensi antar rak koleksi ke meja baca tanpa adanya kursi juga tidak","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":"92 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73864823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}