Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model PjBL berbasis STEM (STEM-PjBL) terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada kelas kontrol dan eksperimen MTS Nurul Islam Lumajang. Sampel penelitian satu kelas dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang instrumennya menggunakan tes keterampilan berpikir kreatif. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik. Hasil penelitian bermakna bahwa model STEM-PjBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif yang ditunjukkan oleh tes N-Gain pada kelas kontrol dan eksperimen. Kesuksesan pembelajaran STEM-PjBL pada penelitian ini diharapkan mampu berperan dalam meninmgkatkan mutu siswa di pembelajaran abad 21. Hasilnya pada aspek kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility), keaslian (originality), elaborasi (elaboration) dengan hasil cukup efektif: 61%, 60%, 61%, 61%. walaupun semua aspek mengalami peningkatan berdasarkan pretest dan postest
Kemampuan koneksi matematis sangat perlu dikuasai siswa, namun kemampuan siswa masih tergolong rendah. Penelitian ini memiliki tujuan yakni untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII dalam memecahkan soal materi statistika. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMPN 5 Bantan kepada 22 siswa. Subjek penelitian dipilih dengan purposive sampling yaitu tiga siswa dimana dipilih satu siswa pada setiap kategori dan indikator kemampuan koneksi matematika. Adapun instrumen yaitu berupa tes kemampuan koneksi matematis pada materi statistika. Data yang diambil berupa hasil tes tertulis siswa dan hasil wawancara siswa yang menjadi subjek penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: 1) terdapat sebelas siswa yang mendapatkan kategori tinggi, tujuh siswa termasuk dalam kategori sedang, dan empat siswa berkategori rendah; 2) siswa yang memiliki kemampuan rendah kesulitan dalam menyelesaikan soal karena siswa belum mampu menghubungkan antar konsep matematika, siswa juga belum mampu mengkorelasikan matematika dengan ilmu lain, dan siswa juga belum bisa mengaplikasikan matematika pada kehidupan sehari-hari.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis miskonsespsi yang dialami siswa SMP dalam menyelesaikan soal matematika menggunakan Four Tier Diagnostic Test. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Kota Tangerang Selatan, subjek penelitian siswa kelas VII-2 SMN 1 Kota Tangerang Selatan. Pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling. Intrumen yang digunakan berupa tes diagnostik empat tingkat, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menujukkan bahwa subjek penelitian mengalami miskonsepsi teoritikal yang ditandai kesalahan siswa saat memilih alasan jawaban, kesalahan mendefinisikan konsep perbandingan senilai maupun berbalik nilai, kesalahan menuliskan satuan, salah dalam perhitungan serta tidak menuliskan kesimpulan diakhir. Miskonsepsi klasifikasional yang dialami siswa ditandai kesalahan siswa tidak menuliskan keterangan apa yang diketahui dan ditanya, tidak mengubah kalimat matematika kebentuk model matematikanya, kemudian miskonsepsi korelasional ditandai dengan kesalahan siswa dalam menentukan dan menggabungkan rumus yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan.
Kata kunci: Miskonsepsi; Four Tier Diagnostic Test; Perbandingan
: To find out the characteristics and advantages supported by data from previous research, which shows that learning with discovery and cooperative learning models of group investigation type can improve students' ability to understand mathematical concepts and independent learning. The findings obtained several conclusions related to implementing learning using the discovery learning model and the group investigation learning model on differences in the ability to understand mathematical concepts and student learning independence at SMK Multi Karya.