The main purpose of Christian higher education is to provide a holistic development of students, including spirituality. In order to enhance student’s spiritual growth, a Christian private university has been developing a comprehensive approach to educational practices regarding the integration of faith and learning. However, the pandemic COVID-19 has been limiting student’s opportunity to experience those practices. The aim of this phenomenological study was to explore the student teachers’ experiences of spiritual formation and digital learning in a Christian Teachers’ College. The number of participants was 20 and data were collected by conducting interviews and self-reflection reports. The findings were classified in three main themes: personal attachment, support network, and diverse learning applications. The findings and implications are expected to reinforce digital learning in Christian higher education in promoting student’s spiritual formation. Bahasa Indonesia AbstrakTujuan utama dari pendidikan tinggi Kristen adalah menyediakan perkembangan naradidik secara holistik, termasuk spiritualitas. Demi meningkatkan pertumbuhan spiritual naradidik, sebuah universitas Kristen telah mengembangkan sebuah pendekatan pendidikan yang komprehensif secara khusus mengenai integrasi antara iman dan ilmu. Akan tetapi, pandemic COVID-19 telah membatasi kesempatan naradidik untuk mengalami praktik-praktik pendidikan tersebut. Tujuan studi fenomenologi ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa guru tentang formasi spiritualitas dan pembelajaran digital di sebuah fakultas keguruan Kristen. Partisipan berjumlah 20 orang dan data diperoleh melalui wawancara dan laporan jurnal refleksi pribadi. Hasil penelitian diklasifikasikan dalam tiga tema utama: keterikatan pribadi (personal attachment), jaringan pendukung (support network), dan penerapan variasi pembelajaran (diverse learning applications). Hasil penelitian dan implikasi diharapkan dapat memperkuat pembelajaran digital serta mendukung formasi spiritualitas nara didik di pendidikan tinggi Kristen.
基督教高等教育的主要目的是为学生提供包括灵性在内的全面发展。为了促进学生的属灵成长,一所基督教私立大学一直在开发一种关于信仰与学习相结合的综合教育实践方法。然而,COVID-19大流行限制了学生体验这些实践的机会。摘要本研究旨在探讨某基督教师范学院学生教师的灵性形成与数位学习体验。参与者人数为20人,通过访谈和自我反思报告收集数据。调查结果分为三个主题:个人依恋、支持网络和多样化的学习应用。研究结果及启示,期望能加强基督教高等教育的数码学习,促进学生的属灵培育。【印尼语】tujuan utama dari pendidikan tinggi Kristen adalah menyediakan perkembangan naradidik secara holistik, termasuk spiritualitas。Demi meningkatkan pertumbuhan精神学院,吉隆坡大学,Kristen, telah mengembangkan,吉隆坡,pendekatan, pendidikan yang, kom综合学院,secara khusus mengenai integrasi antara iman danilmu。Akan tetapi, 2019冠状病毒病(COVID-19)大流行的电视成员,在全国范围内都是如此。Tujuan研究现象学,在adalah untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa大师,tentenformasspiritualitas dan penbelajaran digital di sebuah fakultas keguran Kristen。[20][参考文献][j] [j] [j] [j]。Hasil penelitian diklasifikasikan dalam tiga tema utama: keterikatan pribadi(个人依恋),jaringan pendukung(支持网络),dan penerapan variasi pembelajaran(多样化的学习应用)。Hasil penelitian dan implikasi diharapkan dapat成员kukut penbelajaran数字服务mendukung formasspiritualitas nara didik dididikan tinggi Kristen。
{"title":"STUDENT TEACHER’S EXPERIENCES OF SPIRITUAL FORMATION AND DIGITAL LEARNING IN A CHRISTIAN HIGHER EDUCATION","authors":"Cathryne Berliana Nainggolan, Daniel Santoso Ma","doi":"10.19166/pji.v18i2.5740","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.5740","url":null,"abstract":" The main purpose of Christian higher education is to provide a holistic development of students, including spirituality. In order to enhance student’s spiritual growth, a Christian private university has been developing a comprehensive approach to educational practices regarding the integration of faith and learning. However, the pandemic COVID-19 has been limiting student’s opportunity to experience those practices. The aim of this phenomenological study was to explore the student teachers’ experiences of spiritual formation and digital learning in a Christian Teachers’ College. The number of participants was 20 and data were collected by conducting interviews and self-reflection reports. The findings were classified in three main themes: personal attachment, support network, and diverse learning applications. The findings and implications are expected to reinforce digital learning in Christian higher education in promoting student’s spiritual formation. Bahasa Indonesia AbstrakTujuan utama dari pendidikan tinggi Kristen adalah menyediakan perkembangan naradidik secara holistik, termasuk spiritualitas. Demi meningkatkan pertumbuhan spiritual naradidik, sebuah universitas Kristen telah mengembangkan sebuah pendekatan pendidikan yang komprehensif secara khusus mengenai integrasi antara iman dan ilmu. Akan tetapi, pandemic COVID-19 telah membatasi kesempatan naradidik untuk mengalami praktik-praktik pendidikan tersebut. Tujuan studi fenomenologi ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa guru tentang formasi spiritualitas dan pembelajaran digital di sebuah fakultas keguruan Kristen. Partisipan berjumlah 20 orang dan data diperoleh melalui wawancara dan laporan jurnal refleksi pribadi. Hasil penelitian diklasifikasikan dalam tiga tema utama: keterikatan pribadi (personal attachment), jaringan pendukung (support network), dan penerapan variasi pembelajaran (diverse learning applications). Hasil penelitian dan implikasi diharapkan dapat memperkuat pembelajaran digital serta mendukung formasi spiritualitas nara didik di pendidikan tinggi Kristen. ","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45571897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Christian education aims to bring students to have relationships and growth based on Christian Faith. For building this relationship and growing faith, teacher’s competencies are needed in implementing teaching and learning that is based on the Biblical Christian Worldview. During this digital technology era, Christian teachers are required to have competence for developing their Spiritual Formation and Biblical Community. This study aims to analyze the teacher's competencies to enhance spiritual formation and develop biblical community. The research was conducted by distributing a survey to 61 respondents at Christian private school Tangerang. Data from respondents was collected through an online questionnaire via Google form and analyzed data with descriptive qualitatively. The results on each aspect of Spiritual Formation (SF) and Biblical Community (BC) suggest that respondents have achieved an average score of 4.1 (good category) or has met the teacher competency profile criteria as expected. Nevertheless, there needs to be a relevant follow-up to improve teacher competence in the digital technology era in the aspect of Spiritual Formation and Biblical Community through professional development or similar training.Bahasa Indonesia Abstrak Natur pendidikan Kristen bertujuan untuk membawa peserta didik mengalami relasi dan pertumbuhan yang berlandaskan Iman Kristiani. Dalam membangun relasi dan pertumbuhan iman tersebut, dibutuhkan peran dan kompetensi guru Kristen dalam mengimplementasikan pengajaran yang sesuai dengan Biblical Christian Worldview (BCW). Pada era digital saat ini, guru Kristen dituntut untuk memiliki kompetensi dalam meningkatkan Spiritual Formation (pertumbuhan rohani peserta didik) dan Biblical Community (komunitas yang memiliki relasi dengan berwawasan Kristen Alkitabiah). Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis seberapa besar kompetensi guru dalam meningkatkan pertumbuhan rohani dan membangun komunitas yang berlandaskan prinsip Alkitabiah. Penelitian dilakukan dengan membagikan survei kepada guru di salah satu sekolah swasta Kristen Tangerang dengan responden sebanyak 61 orang. Data dari responden dikumpulkan melalui kuesioner online (google form) dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian pada masing-masing aspek Spiritual Formation (SF) dan Biblical Community (BC), responden telah mencapai rata-rata angka 4,1 (kategori baik) atau telah memenuhi kriteria profil kompetensi guru sesuai yang diharapkan. Kendati demikian, perlu ada tindak lanjut yang relevan guna meningkatkan kompetensi guru di era digital dalam aspek Spritual Formation dan Biblical Community melalui pengembangan profesional ataupun pelatihan sejenis.
{"title":"TEACHER’S COMPETENCIES PROFILE IN DIGITAL TECHNOLOGY ERA: SPIRITUAL FORMATION AND BIBLICAL COMMUNITY","authors":"Imanuel Adhitya Wulanata Chrismastianto, Budi Wibawanta, Billy Mumu, Debora Stefany Sitepu, Marisa Milenia","doi":"10.19166/pji.v18i2.5742","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.5742","url":null,"abstract":" Christian education aims to bring students to have relationships and growth based on Christian Faith. For building this relationship and growing faith, teacher’s competencies are needed in implementing teaching and learning that is based on the Biblical Christian Worldview. During this digital technology era, Christian teachers are required to have competence for developing their Spiritual Formation and Biblical Community. This study aims to analyze the teacher's competencies to enhance spiritual formation and develop biblical community. The research was conducted by distributing a survey to 61 respondents at Christian private school Tangerang. Data from respondents was collected through an online questionnaire via Google form and analyzed data with descriptive qualitatively. The results on each aspect of Spiritual Formation (SF) and Biblical Community (BC) suggest that respondents have achieved an average score of 4.1 (good category) or has met the teacher competency profile criteria as expected. Nevertheless, there needs to be a relevant follow-up to improve teacher competence in the digital technology era in the aspect of Spiritual Formation and Biblical Community through professional development or similar training.Bahasa Indonesia Abstrak Natur pendidikan Kristen bertujuan untuk membawa peserta didik mengalami relasi dan pertumbuhan yang berlandaskan Iman Kristiani. Dalam membangun relasi dan pertumbuhan iman tersebut, dibutuhkan peran dan kompetensi guru Kristen dalam mengimplementasikan pengajaran yang sesuai dengan Biblical Christian Worldview (BCW). Pada era digital saat ini, guru Kristen dituntut untuk memiliki kompetensi dalam meningkatkan Spiritual Formation (pertumbuhan rohani peserta didik) dan Biblical Community (komunitas yang memiliki relasi dengan berwawasan Kristen Alkitabiah). Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis seberapa besar kompetensi guru dalam meningkatkan pertumbuhan rohani dan membangun komunitas yang berlandaskan prinsip Alkitabiah. Penelitian dilakukan dengan membagikan survei kepada guru di salah satu sekolah swasta Kristen Tangerang dengan responden sebanyak 61 orang. Data dari responden dikumpulkan melalui kuesioner online (google form) dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian pada masing-masing aspek Spiritual Formation (SF) dan Biblical Community (BC), responden telah mencapai rata-rata angka 4,1 (kategori baik) atau telah memenuhi kriteria profil kompetensi guru sesuai yang diharapkan. Kendati demikian, perlu ada tindak lanjut yang relevan guna meningkatkan kompetensi guru di era digital dalam aspek Spritual Formation dan Biblical Community melalui pengembangan profesional ataupun pelatihan sejenis. ","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43079041","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ismiati Purwaningsih Subiana, D. Sukyadi, P. Purnawarman
Given the prolonged pandemic situation that forced schools to run online in both synchronous and asynchronous modes has impacted some changes in either teaching practice or conducting the assessment. With the limited timetable provided to each school subject, there is a significant adjustment that the teachers should take to make the teaching and learning meaningful, not to mention in assessing students’ learning. In the English as a Foreign Language (EFL) setting, assessing speaking is another challenge the teachers encounter specifically during online teaching. Consequently, English teachers are required to have specific strategies to manage this assessment still. Electronic portfolio-based assessment has been shown to serve both as an effective learning tool and assessment tool. Hence, this study was aimed to investigate the use of the Flipgrid as the electronic portfolio in assessing speaking. The qualitative design was applied in this study with students' scores, teacher’s field notes, and questionnaires as the instruments to collect data. This study was expected to describe the washback of the Flipgrid as electronic portfolios in speaking assessment. BAHASA INDONESIA ABSTRAKSituasi pandemi yang berkelanjutan telah memaksa setiap sekolah untuk melaksanakan pembelajaran daring baik secara synchronous maupun asynchronous. Hal ini berdampak pada berubahnya praktik mengajar dan penilaian dalam pembelajaran. Dengan jadwal pembelajaran yang terbatas untuk setiap mata pelajaran, guru harus dapat melakukan penyesuaian yang signifikan untuk membuat proses kegiatan belajar mengajar menjadi berarti, begitu pula dengan penilaian hasil belajar siswa. Pada pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, penilaian keterampilan berbicara menjadi tantangan tersendiri bagi para guru khususnya pada saat pembelajaran daring. Sebagai konsekuensinya, setiap guru bahasa Inggris harus memiliki strategi tertentu untuk dapat mengelola penilaian dalam proses pembelajaran. Penilaian berbasis portofolio elektronik telah menunjukkan bahwa penilaian ini digunakan sebagai alat pembelajaran dan penilaian yang efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menelaah penggunaan Flipgrid sebagai portofolio elektronik pada penilaian keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan nilai siswa, catatan lapangan guru, dan kuesioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan data. Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan dampak penggunaan Flipgrid sebagai portofolio elektronik pada penilaian keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
鉴于疫情持续,迫使学校以同步和异步模式在线运行,这影响了教学实践或开展评估的一些变化。由于每个学校学科的时间表有限,教师需要做出重大调整,使教与学有意义,更不用说评估学生的学习情况。在英语作为外语(EFL)的环境中,评估口语是教师在在线教学中遇到的另一个挑战。因此,英语教师仍然需要有具体的策略来管理这种评估。基于电子档案的评估已被证明是一种有效的学习工具和评估工具。因此,本研究旨在调查使用Flipgrid作为评估口语的电子组合。本研究采用质性设计,以学生成绩、教师现场笔记、问卷为资料收集工具。本研究旨在描述Flipgrid作为口语评估中的电子组合的反拨作用。【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】【印尼文】我的名字是“我爱你,我爱你,我爱你”。登甘jadwal penbelajan yang terbatas untuk setiap mata pelajan, guru harus dapat melakukan penjaian yang意义非凡的untuk成员,proprokegiatan belajar mengajar menjadi berarti, begitu pula Dengan penilajan hasil belajar siswa。Pada penbelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, penilaian keterampilan berbicara menjadi tantangan tersendiri bagi guru khususnya Pada saat penbelajaran胆子大。Sebagai konsekuensinya,设置大师bahasa Inggris,他的记忆策略,以及在penbelajaran, penbelajaran和penbelajaran之间的关系。penbelajaran是一种基础投资组合,是一种基础投资组合。Oleh karenitu, penelitian ini bertujuan untuk menelaah penggunaan Flipgrid sebagai投资组合,电子产品,penelitian keterampilan berbicara dalam penbelajan Bahasa Inggris。Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kualitatif dengan menggunakan nilai siswa, catatan lapangan guru, dan kuesioner sebagai仪器untuk mengumpulkan数据。Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan dampak penggunaan Flipgrid sebagai投资组合电子产品,padpadilaian keterampilan berbicara dalam penbelajan Bahasa Inggris。
{"title":"USING FLIPGRID AS ELECTRONIC PORTFOLIO IN SPEAKING ASSESSMENT","authors":"Ismiati Purwaningsih Subiana, D. Sukyadi, P. Purnawarman","doi":"10.19166/pji.v18i2.4910","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.4910","url":null,"abstract":" Given the prolonged pandemic situation that forced schools to run online in both synchronous and asynchronous modes has impacted some changes in either teaching practice or conducting the assessment. With the limited timetable provided to each school subject, there is a significant adjustment that the teachers should take to make the teaching and learning meaningful, not to mention in assessing students’ learning. In the English as a Foreign Language (EFL) setting, assessing speaking is another challenge the teachers encounter specifically during online teaching. Consequently, English teachers are required to have specific strategies to manage this assessment still. Electronic portfolio-based assessment has been shown to serve both as an effective learning tool and assessment tool. Hence, this study was aimed to investigate the use of the Flipgrid as the electronic portfolio in assessing speaking. The qualitative design was applied in this study with students' scores, teacher’s field notes, and questionnaires as the instruments to collect data. This study was expected to describe the washback of the Flipgrid as electronic portfolios in speaking assessment. BAHASA INDONESIA ABSTRAKSituasi pandemi yang berkelanjutan telah memaksa setiap sekolah untuk melaksanakan pembelajaran daring baik secara synchronous maupun asynchronous. Hal ini berdampak pada berubahnya praktik mengajar dan penilaian dalam pembelajaran. Dengan jadwal pembelajaran yang terbatas untuk setiap mata pelajaran, guru harus dapat melakukan penyesuaian yang signifikan untuk membuat proses kegiatan belajar mengajar menjadi berarti, begitu pula dengan penilaian hasil belajar siswa. Pada pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, penilaian keterampilan berbicara menjadi tantangan tersendiri bagi para guru khususnya pada saat pembelajaran daring. Sebagai konsekuensinya, setiap guru bahasa Inggris harus memiliki strategi tertentu untuk dapat mengelola penilaian dalam proses pembelajaran. Penilaian berbasis portofolio elektronik telah menunjukkan bahwa penilaian ini digunakan sebagai alat pembelajaran dan penilaian yang efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menelaah penggunaan Flipgrid sebagai portofolio elektronik pada penilaian keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan nilai siswa, catatan lapangan guru, dan kuesioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan data. Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan dampak penggunaan Flipgrid sebagai portofolio elektronik pada penilaian keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Inggris. ","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42732011","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Many studies have considered the use of mobile devices to support learning in different subjects such as English, math, and biology. However, there are not many studies which focus on facilitating physics learning with mobile device supports in authentic contexts. Taking this into account, we updated a mobile app called Ubiquitous-Physics (U-Physics) by adding a guide learning map (gMap) which helps students to explore inclined plane phenomena in authentic contexts. We aimed to investigate the effectiveness of U-Physics with gMap on students’ learning achievements and to analyze students’ perceptions based on interview results. Forty-five first-grade vocational high school students majoring in housekeeping management were participated in this quasi-experiment for seven weeks. The experimental group used U-Physics with gMap and the control group used U-Physics without gMap. Although there were no significant differences between the experimental group and the control group concerning learning achievements, we found that learning gain of both groups significantly improved. Additionally, students revealed that they enjoyed exploring and conducting physics experiments in authentic context environments such parks, playgrounds, and houses. These findings indicated that exploring and conducting physics phenomena in authentic contexts can enhance understanding of the physics phenomena and enriches experiential learning.Bahasa Indonesia Abstrak Banyak penelitian telah mempertimbangkan penggunaan perangkat seluler untuk mendukung pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran seperti bahasa Inggris, Matematika, dan Biologi. Namun, tidak banyak penelitian yang berfokus pada memfasilitasi pembelajaran Fisika dengan dukungan perangkat seluler dalam konteks otentik. Dengan mempertimbangkan hal ini, kami memperbarui aplikasi seluler bernama Ubiquitous-Physics (U-Physics) dengan menambahkan peta pembelajaran panduan (gMap) yang membantu siswa menjelajahi fenomena bidang miring dalam konteks otentik. Kami bertujuan untuk menyelidiki efektivitas U-Physics dengan gMap pada prestasi belajar siswa dan untuk menganalisis persepsi siswa berdasarkan hasil wawancara. Empat puluh lima siswa sekolah menengah kejuruan, kelas satu, jurusan manajemen rumah tangga berpartisipasi dalam percobaan semua ini selama tujuh minggu. Kelompok eksperimen menggunakan U-Physics dengan gMap dan kelompok kontrol menggunakan U-Physics tanpa gMap. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengenai prestasi belajar, kami menemukan bahwa perolehan pembelajaran kedua kelompok meningkat secara signifikan. Selain itu, siswa mengungkapkan bahwa mereka senang menjelajahi dan melakukan eksperimen Fisika di lingkungan konteks otentik seperti taman, taman bermain, dan rumah. Temuan ini menunjukkan bahwa mengeksplorasi dan melakukan fenomena Fisika dalam konteks otentik dapat meningkatkan pemahaman tentang fenomena Fisika dan memperkaya pembelajaran berdasa
许多研究都考虑使用移动设备来支持不同学科的学习,如英语、数学和生物。然而,关注移动设备在真实情境下促进物理学习的研究并不多。考虑到这一点,我们更新了一款名为ubiquitus - physics (U-Physics)的移动应用程序,增加了一个引导学习地图(gMap),帮助学生在真实的环境中探索斜面现象。我们的目的是调查带有gMap的U-Physics对学生学习成绩的有效性,并根据访谈结果分析学生的看法。以45名家政管理专业一年级学生为研究对象,进行为期7周的准实验。实验组使用带gMap的U-Physics,对照组使用不带gMap的U-Physics。虽然实验组和对照组在学习成绩上没有显著差异,但我们发现两组的学习收益都有显著提高。此外,学生们还表示,他们喜欢在公园、操场和房屋等真实的环境中探索和进行物理实验。这些发现表明,在真实情境中探索和指导物理现象可以增强对物理现象的理解,丰富体验式学习。印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语,印尼语。Namun, tidak banyak penelitian, yang berfkus, pada memfasfasilitasi penbelajaran, Fisika dengan dukungan perangkat卖家dalam konteks otentik。邓根物理学(U-Physics)邓根物理学(Dengan menambahkan peta penbelajaran panduan (gMap) yang membantu siswa menjelajahi现象bidang miring dalam konteks otentik。Kami bertujuan untuk menyelidiki efektivitas U-Physics dengan gMap pada prestasi belajar siswa和untuk menganalis persesi siswa berdasarkan hasil wawanka。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。科伦博克实验,孟古纳坎u -物理,登干gMap,和科伦博克控制,孟古纳坎u -物理,登干gMap。Meskipun tidak ada perbedaan yang signfikan antara kelompok eksperen kelompok控制mengenai prestasi belajar, kami menemukan bahwa perolehan pembelajan kedua kelompok meningkat secara signfikan。Selain itu, siswa mengungkapkan bahwa mereka senang menjelajahi dan melakukan eksperen Fisika di lingkungan konteks otentik seperti taman, taman bermain, dan rumah。这句话的意思是:“Temuan ini menunjukkan bahwa mengeksplorasi dan melakukan现象”。
{"title":"INVESTIGATION OF UBIQUITOUS-PHYSICS APP WITH LEARNING GUIDED MAP TO FACILITATE PHYSICS LEARNING IN AUTHENTIC CONTEXTS","authors":"Siska Wati Dewi Purba, Wu-Yuin Hwang","doi":"10.19166/pji.v18i2.5754","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.5754","url":null,"abstract":" Many studies have considered the use of mobile devices to support learning in different subjects such as English, math, and biology. However, there are not many studies which focus on facilitating physics learning with mobile device supports in authentic contexts. Taking this into account, we updated a mobile app called Ubiquitous-Physics (U-Physics) by adding a guide learning map (gMap) which helps students to explore inclined plane phenomena in authentic contexts. We aimed to investigate the effectiveness of U-Physics with gMap on students’ learning achievements and to analyze students’ perceptions based on interview results. Forty-five first-grade vocational high school students majoring in housekeeping management were participated in this quasi-experiment for seven weeks. The experimental group used U-Physics with gMap and the control group used U-Physics without gMap. Although there were no significant differences between the experimental group and the control group concerning learning achievements, we found that learning gain of both groups significantly improved. Additionally, students revealed that they enjoyed exploring and conducting physics experiments in authentic context environments such parks, playgrounds, and houses. These findings indicated that exploring and conducting physics phenomena in authentic contexts can enhance understanding of the physics phenomena and enriches experiential learning.Bahasa Indonesia Abstrak Banyak penelitian telah mempertimbangkan penggunaan perangkat seluler untuk mendukung pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran seperti bahasa Inggris, Matematika, dan Biologi. Namun, tidak banyak penelitian yang berfokus pada memfasilitasi pembelajaran Fisika dengan dukungan perangkat seluler dalam konteks otentik. Dengan mempertimbangkan hal ini, kami memperbarui aplikasi seluler bernama Ubiquitous-Physics (U-Physics) dengan menambahkan peta pembelajaran panduan (gMap) yang membantu siswa menjelajahi fenomena bidang miring dalam konteks otentik. Kami bertujuan untuk menyelidiki efektivitas U-Physics dengan gMap pada prestasi belajar siswa dan untuk menganalisis persepsi siswa berdasarkan hasil wawancara. Empat puluh lima siswa sekolah menengah kejuruan, kelas satu, jurusan manajemen rumah tangga berpartisipasi dalam percobaan semua ini selama tujuh minggu. Kelompok eksperimen menggunakan U-Physics dengan gMap dan kelompok kontrol menggunakan U-Physics tanpa gMap. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengenai prestasi belajar, kami menemukan bahwa perolehan pembelajaran kedua kelompok meningkat secara signifikan. Selain itu, siswa mengungkapkan bahwa mereka senang menjelajahi dan melakukan eksperimen Fisika di lingkungan konteks otentik seperti taman, taman bermain, dan rumah. Temuan ini menunjukkan bahwa mengeksplorasi dan melakukan fenomena Fisika dalam konteks otentik dapat meningkatkan pemahaman tentang fenomena Fisika dan memperkaya pembelajaran berdasa","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47953144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This was a systematic literature review study aiming at exploring the implementation of the reflective pedagogy paradigm in the Indonesian educational context. The works being reviewed in the study were gathered using Harzing’s Publish and Perish software. The criteria for including the works were being indexed by Google Scholar, published between the last ten years (2012-2021), the most cited works during their year of publication, and published in, at least, peer-reviewed journals. This review excluded conference papers published in proceedings and other works that were not published in journals. The results of the review showed that the reflective pedagogy had been widely used across subject areas and levels of education in Indonesia. It was also found out that, as the fundamental part of the pedagogy, reflection had been regarded as a process where learners looked back at their learning process to identify their experiences and the values they had learned during the process. Based on the results, this study concluded that the implementation of the reflective pedagogy could improve learners’ achievement and awareness of life values and virtues. It also recommended implementing the pedagogy to encourage learners to be autonomous in assessing their learning to prepare themselves to be lifelong learners.Bahasa Indonesia AbstrakIni adalah studi tinjauan pustaka sistematis yang bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam konteks pendidikan Indonesia. Karya-karya yang ditinjau dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan perangkat lunak Harzing's Publish and Perish. Kriteria untuk memasukkan karya sedang diindeks oleh Google Scholar, diterbitkan antara sepuluh tahun terakhir (2012-2021), karya yang paling banyak dikutip selama tahun publikasi mereka, dan diterbitkan setidaknya di jurnal peer-review. Tinjauan ini mengecualikan makalah konferensi yang diterbitkan dalam prosiding dan karya lain yang tidak diterbitkan dalam jurnal. Hasil review menunjukkan bahwa pedagogi reflektif telah banyak digunakan di seluruh bidang studi dan jenjang pendidikan di Indonesia. Ditemukan juga bahwa, sebagai bagian mendasar dari pedagogi, refleksi telah dianggap sebagai proses di mana peserta didik melihat kembali proses belajar mereka untuk mengidentifikasi pengalaman mereka dan nilai-nilai yang telah mereka pelajari selama proses tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan pedagogi reflektif dapat meningkatkan prestasi dan kesadaran peserta didik akan nilai-nilai dan kebajikan hidup. Direkomendasikan pula penerapan pedagogi untuk mendorong peserta didik menjadi mandiri dalam menilai pembelajaran mereka untuk mempersiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat.
这是一项系统的文献综述研究,旨在探索反思性教学法范式在印度尼西亚教育背景下的实施。在这项研究中被审查的作品是使用Harzing的出版和消亡软件收集的。入选标准为谷歌Scholar收录的、在过去十年(2012-2021)之间发表的、在其出版年度被引用最多的作品,以及至少在同行评议的期刊上发表的作品。本综述排除了在会议论文集上发表的会议论文和其他未在期刊上发表的作品。审查的结果表明,反思性教学法已在印度尼西亚的各个学科领域和各级教育中广泛使用。研究还发现,反思作为教育学的基本组成部分,一直被认为是学习者回顾自己的学习过程,以确定自己在学习过程中获得的经验和价值的过程。在此基础上,本研究得出实施反思性教学法可以提高学习者的学习成就和对人生价值和美德的认识。委员会还建议实施教学法,鼓励学习者自主评估自己的学习,为成为终身学习者做好准备。【印尼语】【摘要】印尼教育系统的教学研究、教学实践、教学范式与教学反思:以印尼教育系统为例。Karya-karya yang ditinjau dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan perangkat lunak Harzing的出版与灭亡。Kriteria untuk memasukkan karya sedang diindeks oleh bbb学者,diiterbitkan antara sepuluh tahunterakhir (2012-2021), karya yang paling banyak dikutip selama tahunpublikasi mereka, dan diiterbitkan setidaknya di期刊同行评议。青藏高原高原生态环境学报。云南高原生态环境学报。Hasil review menunjukkan bahwa pedagogi reflektif telah banyak digunakan di selururuh bidang studi dan jenjang pendidikan di Indonesia。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。”Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini menmeni, penelitian ini, penelitian, penerjapan, pedagogi, reflekit, dapat, meningkatkan, prestasi, kesadaran, peserta, didik, akan, nilai, nilai, kebajikan hidup。在日本,教育是一件非常重要的事情。日本教育是一件非常重要的事情。日本教育是一件非常重要的事情。
{"title":"THE PRACTICE OF REFLECTIVE PEDAGOGY IN INDONESIAN CLASSROOMS: A SYSTEMATIC REVIEW","authors":"Theresia Yunia Setyawan","doi":"10.19166/pji.v18i2.4969","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.4969","url":null,"abstract":"This was a systematic literature review study aiming at exploring the implementation of the reflective pedagogy paradigm in the Indonesian educational context. The works being reviewed in the study were gathered using Harzing’s Publish and Perish software. The criteria for including the works were being indexed by Google Scholar, published between the last ten years (2012-2021), the most cited works during their year of publication, and published in, at least, peer-reviewed journals. This review excluded conference papers published in proceedings and other works that were not published in journals. The results of the review showed that the reflective pedagogy had been widely used across subject areas and levels of education in Indonesia. It was also found out that, as the fundamental part of the pedagogy, reflection had been regarded as a process where learners looked back at their learning process to identify their experiences and the values they had learned during the process. Based on the results, this study concluded that the implementation of the reflective pedagogy could improve learners’ achievement and awareness of life values and virtues. It also recommended implementing the pedagogy to encourage learners to be autonomous in assessing their learning to prepare themselves to be lifelong learners.Bahasa Indonesia AbstrakIni adalah studi tinjauan pustaka sistematis yang bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam konteks pendidikan Indonesia. Karya-karya yang ditinjau dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan perangkat lunak Harzing's Publish and Perish. Kriteria untuk memasukkan karya sedang diindeks oleh Google Scholar, diterbitkan antara sepuluh tahun terakhir (2012-2021), karya yang paling banyak dikutip selama tahun publikasi mereka, dan diterbitkan setidaknya di jurnal peer-review. Tinjauan ini mengecualikan makalah konferensi yang diterbitkan dalam prosiding dan karya lain yang tidak diterbitkan dalam jurnal. Hasil review menunjukkan bahwa pedagogi reflektif telah banyak digunakan di seluruh bidang studi dan jenjang pendidikan di Indonesia. Ditemukan juga bahwa, sebagai bagian mendasar dari pedagogi, refleksi telah dianggap sebagai proses di mana peserta didik melihat kembali proses belajar mereka untuk mengidentifikasi pengalaman mereka dan nilai-nilai yang telah mereka pelajari selama proses tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan pedagogi reflektif dapat meningkatkan prestasi dan kesadaran peserta didik akan nilai-nilai dan kebajikan hidup. Direkomendasikan pula penerapan pedagogi untuk mendorong peserta didik menjadi mandiri dalam menilai pembelajaran mereka untuk mempersiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47945370","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Effective learning is supported by a conducive environment. However, pandemic situations with their demands have changed the learning system from face-to-face to a virtual learning environment, which in some ways affects the emotions of the students. This study aimed to investigate the way undergraduate students regulate their emotions to pursue well-being in online learning challenges. Two research questions were proposed, namely (1) how do the undergraduate students manage their emotions to cope with the online learning challenges; and (2) what factors did they find facilitative to cope with the challenges? Qualitative research was utilized through semi-structured interviews. The respondents were two first-year and two fourth-year undergraduate students from 2 private universities in Yogyakarta, Indonesia. The result indicated that community context as an ecological perspective provides security, trust, and meaningful activities that help its members cope with their negative emotions to pursue well-being in online learning. Furthermore, the school context played a crucial role in facilitating the learning goals through various supports and strategies. The lecturers and future researchers are expected to emphasize and develop more empirical studies concerning the importance of self-regulation of emotion to attain well-being in online learning challenges. BAHASA INDONESIA ABSTRAKPembelajaran yang efektif didukung oleh lingkungan yang kondusif. Namun, situasi pandemi dan tuntutannya telah mengubah lingkungan pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran virtual, yang berdampak pada emosi siswa dalam beberapa hal. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki cara mahasiswa sarjana mengatur emosi mereka untuk mengejar kesejahteraan dalam tantangan pembelajaran online. Dua pertanyaan penelitian diajukan, yaitu (1) bagaimana mahasiswa sarjana mengelola emosi mereka untuk mengatasi tantangan pembelajaran online; dan (2) faktor apa saja yang mereka temukan fasilitatif untuk mengatasi tantangan pembelajaran online? Penelitian kualitatif digunakan dalam studi ini melalui wawancara semi-terstruktur. Respondennya adalah dua mahasiswa sarjana tahun pertama dan dua mahasiswa sarjana tahun keempat dari 2 universitas swasta di Yogyakarta, Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa konteks komunitas religius sebagai perspektif ekologis memberikan keamanan, kepercayaan, dan kegiatan yang bermakna yang membantu anggotanya mengatasi emosi negatif mereka untuk mengejar kesejahteraan dalam pembelajaran online. Selain itu, konteks universitas memainkan peran krusial dalam memfasilitasi tujuan pembelajaran melalui berbagai dukungan dan strategi. Para dosen dan peneliti masa depan diharapkan untuk menekankan dan mengembangkan studi yang lebih empiris mengenai pentingnya regulasi emosi untuk mencapai kesejahteraan dalam tantangan pembelajaran online.
{"title":"RELIGIOUS BROTHERS’ EMOTION REGULATION TO PURSUE WELL-BEING IN ONLINE LEARNING","authors":"Yulius Nahak, Markus Budiharajo","doi":"10.19166/pji.v18i2.5233","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.5233","url":null,"abstract":" Effective learning is supported by a conducive environment. However, pandemic situations with their demands have changed the learning system from face-to-face to a virtual learning environment, which in some ways affects the emotions of the students. This study aimed to investigate the way undergraduate students regulate their emotions to pursue well-being in online learning challenges. Two research questions were proposed, namely (1) how do the undergraduate students manage their emotions to cope with the online learning challenges; and (2) what factors did they find facilitative to cope with the challenges? Qualitative research was utilized through semi-structured interviews. The respondents were two first-year and two fourth-year undergraduate students from 2 private universities in Yogyakarta, Indonesia. The result indicated that community context as an ecological perspective provides security, trust, and meaningful activities that help its members cope with their negative emotions to pursue well-being in online learning. Furthermore, the school context played a crucial role in facilitating the learning goals through various supports and strategies. The lecturers and future researchers are expected to emphasize and develop more empirical studies concerning the importance of self-regulation of emotion to attain well-being in online learning challenges. BAHASA INDONESIA ABSTRAKPembelajaran yang efektif didukung oleh lingkungan yang kondusif. Namun, situasi pandemi dan tuntutannya telah mengubah lingkungan pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran virtual, yang berdampak pada emosi siswa dalam beberapa hal. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki cara mahasiswa sarjana mengatur emosi mereka untuk mengejar kesejahteraan dalam tantangan pembelajaran online. Dua pertanyaan penelitian diajukan, yaitu (1) bagaimana mahasiswa sarjana mengelola emosi mereka untuk mengatasi tantangan pembelajaran online; dan (2) faktor apa saja yang mereka temukan fasilitatif untuk mengatasi tantangan pembelajaran online? Penelitian kualitatif digunakan dalam studi ini melalui wawancara semi-terstruktur. Respondennya adalah dua mahasiswa sarjana tahun pertama dan dua mahasiswa sarjana tahun keempat dari 2 universitas swasta di Yogyakarta, Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa konteks komunitas religius sebagai perspektif ekologis memberikan keamanan, kepercayaan, dan kegiatan yang bermakna yang membantu anggotanya mengatasi emosi negatif mereka untuk mengejar kesejahteraan dalam pembelajaran online. Selain itu, konteks universitas memainkan peran krusial dalam memfasilitasi tujuan pembelajaran melalui berbagai dukungan dan strategi. Para dosen dan peneliti masa depan diharapkan untuk menekankan dan mengembangkan studi yang lebih empiris mengenai pentingnya regulasi emosi untuk mencapai kesejahteraan dalam tantangan pembelajaran online. ","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44394413","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Year Rezeki Patricia Tantu, Bertha Natalina Silitonga, W. Tangkin
For the last two years, the Covid-19 pandemic has caused students to learn in a virtual mode, cultivating a learning community that fully supports students is therefore particularly challenging. Studies have proved that in a virtual learning environment there is a greater possibility of learning loss including loss of learning about and through interaction and relationship values. From a Biblical perspective, relationship in the learning community needs to be built, repaired, and maintained to make learning fruitful, constructive, and meaningful to students. Therefore, strategies for building this learning community are required in virtual classrooms to help students learn effectively. This study focuses on the experiences of how the biblical learning community is cultivated through an iterative process in group project-based learning. This study uses a qualitative descriptive method on cohort-2020 primary student-teachers at Teachers College, Pelita Harapan University. The data was obtained from observation, performance rubric, and questionnaire. Results from the performance rubric showed that around 65-66% of total students have consideration for the feelings and learning needs of other members in his/her group and encourage others to contribute, and 73-74% of total students show solid cooperation in the group. In addition, data from observation and questionnaires indicated that few students still need time to develop those abovementioned aspects. Bahasa Indonesia AbstrakPandemi Covid-19 yang sudah terjadi selama dua tahun terakhir ini telah menyebabkan siswa belajar dalam sebuah mode virtual, mengkultivasi sebuah komunitas belajar yang sepenuhnya mendukung mereka adalah hal yang menantang. Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa di dalam sebuah lingkungan pembelajaran virtual, terdapat kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya kehilangan pembelajaran, termasuk kehilangan pembelajaran tentang dan melalui nilai-nilai interaksi dan hubungan. Dari perspektif Alkitabiah, hubungan di dalam komunitas belajar perlu dibangun, diperbaiki, dan dipelihara untuk membuat pembelajaran berbuah, konstruktif, dan bermakna bagi para siswa. Oleh karena itu, strategi untuk membangun komunitas belajar ini diperlukan dalam ruang kelas virtual untuk membantu siswa belajar secara efektif. Penelitian ini berfokus pada pengalaman tentang bagaimana komunitas belajar yang alkitabiah dikultivasi melalui sebuah proses berulang dalam pembelajaran berbasis proyek grup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif pada mahasiswa-guru angkatan 2020 di Teachers College, Universitas Pelita Harapan. Datanya diperoleh dari observasi, rubrik performa, dan kuesioner. Hasil dari rubrik performa menunjukkan bahwa sekitar 65--66% dari keseluruhan siswa memiliki perhatian untuk perasaan dan kebutuhan belajar anggota-anggota lain dalam grupnya, juga mendorong siswa-siswa lain untuk berkontribusi dan 73--74% dari keseluruhan siswa menunjukkan kerja sama yang solid da
在过去两年中,新冠肺炎大流行导致学生在虚拟模式下学习,因此,培养一个完全支持学生的学习社区尤其具有挑战性。研究证明,在虚拟学习环境中,学习损失的可能性更大,包括对互动和关系价值的学习损失以及通过互动和关系价值的学习损失。从圣经的角度来看,学习社区中的关系需要建立、修复和维护,以使学习对学生来说富有成果、建设性和有意义。因此,在虚拟课堂中需要建立学习社区的策略来帮助学生有效地学习。本研究的重点是圣经学习社区如何通过小组项目学习的迭代过程培养的经验。本研究采用质性描述方法,以希望大学师范学院2020年班小学学生教师为研究对象。数据来源于观察、表现表和问卷调查。绩效评分结果显示,约65-66%的学生会考虑小组其他成员的感受和学习需求,并鼓励其他人做出贡献,73-74%的学生在小组中表现出坚实的合作。此外,观察和问卷调查的数据表明,很少有学生还需要时间来发展上述方面。【印度尼西亚语】大流行Covid-19 yang sudah terjadi selama dua tahun terakhir ini telah menyebabkan siswa belajar dalam sebuah模式虚拟,mengkultivasi sebuah komunitas belajar yang sepenuhnya mendukung mereka adalah hal yang menantang。Penelitian-penelitian telah menbuktikan bahwa di dalam sebuah lingkungan penbelajan virtual, terdapat kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya kehilangan penbelajan, termasuk kehilangan penbelajan tentendan melalui nilai-nilai interaksi dan hubungan。达里perspektif Alkitabiah, hubungan di dalam komunitas belajar perlu dibangun, diperbaiki, dan dipelihara untuk成员,pembelajan berbuah, konstruktif, dan bermakna bagi para siswa。Oleh karena,战略上的untuk成员,在komunitas belajar,在diperlukan, dalam, ruang kelas,虚拟的untuk成员,在belajar, secarekf。Penelitian ini berfokus pada pengalaman tentang bagaimana komunitas belajar yang alkitabiah dikultivasi melalui sebuah proses berulang dalam pembelajan berbasis proyek类群。Penelitian ini menggunakan方法的质量描述[j] . pada mahasiswa-guru angkatan 2020] .希望大学师范学院。Datanya diperoleh dari observasi, rubrik performance, dan kuesioner。Hasil dari rubrik performmenunjukkan bahwa sekitar 65- 66% dari keseluruhan siswa memiliki perhatik perasaan dan kebutuhan belajar anggota-anggota lain dalam grupnya, juga mendorong siswa-siswa lain untuk berkontribusi dan 73- 74% dari keseluruhan siswa menunjukkan kerja sama yang solid dalam group。Selain itu,数据分析观测站dan kuescioner menginkasi bahwa bebera siswa masih membutuhkan waktu untuk mengembangkan aspek-aspek yang disbutkandi数据。
{"title":"CULTIVATING BIBLICAL LEARNING COMMUNITY IN A VIRTUAL LEARNING ENVIRONMENT THROUGH GROUP PROJECT-BASED LEARNING","authors":"Year Rezeki Patricia Tantu, Bertha Natalina Silitonga, W. Tangkin","doi":"10.19166/pji.v18i2.5736","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.5736","url":null,"abstract":" For the last two years, the Covid-19 pandemic has caused students to learn in a virtual mode, cultivating a learning community that fully supports students is therefore particularly challenging. Studies have proved that in a virtual learning environment there is a greater possibility of learning loss including loss of learning about and through interaction and relationship values. From a Biblical perspective, relationship in the learning community needs to be built, repaired, and maintained to make learning fruitful, constructive, and meaningful to students. Therefore, strategies for building this learning community are required in virtual classrooms to help students learn effectively. This study focuses on the experiences of how the biblical learning community is cultivated through an iterative process in group project-based learning. This study uses a qualitative descriptive method on cohort-2020 primary student-teachers at Teachers College, Pelita Harapan University. The data was obtained from observation, performance rubric, and questionnaire. Results from the performance rubric showed that around 65-66% of total students have consideration for the feelings and learning needs of other members in his/her group and encourage others to contribute, and 73-74% of total students show solid cooperation in the group. In addition, data from observation and questionnaires indicated that few students still need time to develop those abovementioned aspects. Bahasa Indonesia AbstrakPandemi Covid-19 yang sudah terjadi selama dua tahun terakhir ini telah menyebabkan siswa belajar dalam sebuah mode virtual, mengkultivasi sebuah komunitas belajar yang sepenuhnya mendukung mereka adalah hal yang menantang. Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa di dalam sebuah lingkungan pembelajaran virtual, terdapat kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya kehilangan pembelajaran, termasuk kehilangan pembelajaran tentang dan melalui nilai-nilai interaksi dan hubungan. Dari perspektif Alkitabiah, hubungan di dalam komunitas belajar perlu dibangun, diperbaiki, dan dipelihara untuk membuat pembelajaran berbuah, konstruktif, dan bermakna bagi para siswa. Oleh karena itu, strategi untuk membangun komunitas belajar ini diperlukan dalam ruang kelas virtual untuk membantu siswa belajar secara efektif. Penelitian ini berfokus pada pengalaman tentang bagaimana komunitas belajar yang alkitabiah dikultivasi melalui sebuah proses berulang dalam pembelajaran berbasis proyek grup. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif pada mahasiswa-guru angkatan 2020 di Teachers College, Universitas Pelita Harapan. Datanya diperoleh dari observasi, rubrik performa, dan kuesioner. Hasil dari rubrik performa menunjukkan bahwa sekitar 65--66% dari keseluruhan siswa memiliki perhatian untuk perasaan dan kebutuhan belajar anggota-anggota lain dalam grupnya, juga mendorong siswa-siswa lain untuk berkontribusi dan 73--74% dari keseluruhan siswa menunjukkan kerja sama yang solid da","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43084896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kurnia Henderika Alberthus, Iko Agustina Boangmanalu
ABSTRACTPedagogic competence that affects learning needs to be continuously improved and this can be done through students’ input which might be used as a source of learning. This study, in particular, aims to describe how students provide input to improve the quality of student teachers’ pedagogical competence. As an image of God, students indeed have been gifted with the ability to provide input for student teachers which can improve the pedagogical competence if there is a follow-up from the student teachers. Student’s input can indeed improve the quality of the teacher’s pedagogic competence when the input is constructive, and teachers are aware of their limitations and are humble enough to receive feedback. BAHASA INDONESIA ABSTRAKKompetensi pedagogis merupakan kompetensi penting yang memengaruhi pembelajaran, sehingga perlu diperbaiki. Masukan siswa menjadi salah satu sumber belajar mahasiswa guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogisnya. Penelitian ini bertujuan menjelaskan cara siswa memberi masukan demi perbaikan kualitas kompetensi pedagogis mahasiswa guru. Siswa adalah ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah sehingga memiliki kemampuan menyampaikan masukan untuk perbaikan kompetensi pedagogis. Siswa dapat memberi masukan untuk perbaikan kualitas kompetensi pedagogis guru menggunakan potensi atau rasionya yang ditindaklanjuti guru secara bijak dengan pertolongan Roh Kudus. Masukan siswa dapat memberi perbaikan kualitas kompetensi pedagogis guru ketika guru menyadari keterbatasannya, memiliki kerendahan hati, dan masukan tersebut jujur dan membangun.KATA KUNCI: Kompetensi pedagogis; Masukan siswa; Guru
{"title":"MASUKAN SISWA SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KUALITAS KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU [STUDENTS' INPUTS AS MATERIALS FOR IMPROVING THE QUALITY OF STUDENT TEACHERS' PEDAGOGICAL COMPETENCE]","authors":"Kurnia Henderika Alberthus, Iko Agustina Boangmanalu","doi":"10.19166/pji.v18i2.4973","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.4973","url":null,"abstract":"ABSTRACTPedagogic competence that affects learning needs to be continuously improved and this can be done through students’ input which might be used as a source of learning. This study, in particular, aims to describe how students provide input to improve the quality of student teachers’ pedagogical competence. As an image of God, students indeed have been gifted with the ability to provide input for student teachers which can improve the pedagogical competence if there is a follow-up from the student teachers. Student’s input can indeed improve the quality of the teacher’s pedagogic competence when the input is constructive, and teachers are aware of their limitations and are humble enough to receive feedback. BAHASA INDONESIA ABSTRAKKompetensi pedagogis merupakan kompetensi penting yang memengaruhi pembelajaran, sehingga perlu diperbaiki. Masukan siswa menjadi salah satu sumber belajar mahasiswa guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogisnya. Penelitian ini bertujuan menjelaskan cara siswa memberi masukan demi perbaikan kualitas kompetensi pedagogis mahasiswa guru. Siswa adalah ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah sehingga memiliki kemampuan menyampaikan masukan untuk perbaikan kompetensi pedagogis. Siswa dapat memberi masukan untuk perbaikan kualitas kompetensi pedagogis guru menggunakan potensi atau rasionya yang ditindaklanjuti guru secara bijak dengan pertolongan Roh Kudus. Masukan siswa dapat memberi perbaikan kualitas kompetensi pedagogis guru ketika guru menyadari keterbatasannya, memiliki kerendahan hati, dan masukan tersebut jujur dan membangun.KATA KUNCI: Kompetensi pedagogis; Masukan siswa; Guru ","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44802312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Henni Sitompul M.Si, L. Sianipar, Kurniawati Martha, M. Izaak, Y. E. Gunanto
Assessment is the collection of information about student learning outcomes. Educative assessment should enable students to respond as images of God and challenge them to grow and learn more. The purpose of this study is to describe the implementation of educative assessment in the Physics Education Study Program during the 2020/2021 academic year at the University of Pelita Harapan. This study used descriptive qualitative research methods. The Implementation of educative assessments were carried out through interdisciplinary assessment in some courses, mid-term and final-term personal reflections in all physics courses, vlogs in material physics courses as mid-term assessments, and used Moodle for review and weekly quizzes. Based on students’ feedback, it was known that the interdisciplinary assessment makes students understand the learning material deeper, more comprehensively, and integrated. The interdisciplinary assessment also makes the task load less overwhelming, especially during online learning. Vlogs as a mid-term assessment open space for students to be more creative and expressive to share knowledge in public, stimulate students' curiosity about learning material, and make students grow in their skills to find, summarize, and publish information digitally. At the end of the term, all of the students’ learning outcomes resulted in good and excellent grades. Bahasa Indonesia AbstrakPenilaian adalah pengumpulan informasi tentang hasil belajar siswa. Penilaian Edukatif memampukan siswa untuk merespon sebagai gambar Tuhan dan menantang mereka untuk tumbuh dan belajar lebih giat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengimplementasian penilaian edukatif pada Program Studi Pendidikan Fisika selama tahun ajaran 2020/2021 di Universitas Pelita Harapan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penilaian edukatif dilakukan melalui penilaian interdisipliner pada beberapa mata kuliah, pembuatan refleksi pribadi pada tengah dan akhir semester pada semua mata kuliah fisika, Pembuatan vlog pada mata kuliah fisika material sebagai penilaian tengah semester, dan penggunaan moodle untuk review dan kuis mingguan. Berdasarkan umpan balik mahasiswa, diketahui bahwa penilaian interdisipliner membuat mereka memahami materi pembelajaran lebih dalam, lebih komprehensif dan terintegrasi. Penilaian interdisipliner juga membuat beban tugas tidak terlalu berat, terutama selama pembelajaran online. Pembuatan vlog sebagai penilaian tengah semester membuka ruang bagi mahasiswa untuk lebih kreatif dan ekspresif untuk berbagi ilmu di depan umum, merangsang rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran, dan menumbuhkan keterampilan mahasiswa dalam menemukan, merangkum, dan mempublikasikan informasi secara digital. Pada akhir semester, semua mahasiswa lulus dengan nilai yang baik dan sangat baik.
{"title":"IMPLEMENTATION OF EDUCATIVE ASSESSMENT IN PHYSICS EDUCATION STUDY PROGRAM UPH DURING ONLINE LEARNING","authors":"Henni Sitompul M.Si, L. Sianipar, Kurniawati Martha, M. Izaak, Y. E. Gunanto","doi":"10.19166/pji.v18i2.5741","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i2.5741","url":null,"abstract":" Assessment is the collection of information about student learning outcomes. Educative assessment should enable students to respond as images of God and challenge them to grow and learn more. The purpose of this study is to describe the implementation of educative assessment in the Physics Education Study Program during the 2020/2021 academic year at the University of Pelita Harapan. This study used descriptive qualitative research methods. The Implementation of educative assessments were carried out through interdisciplinary assessment in some courses, mid-term and final-term personal reflections in all physics courses, vlogs in material physics courses as mid-term assessments, and used Moodle for review and weekly quizzes. Based on students’ feedback, it was known that the interdisciplinary assessment makes students understand the learning material deeper, more comprehensively, and integrated. The interdisciplinary assessment also makes the task load less overwhelming, especially during online learning. Vlogs as a mid-term assessment open space for students to be more creative and expressive to share knowledge in public, stimulate students' curiosity about learning material, and make students grow in their skills to find, summarize, and publish information digitally. At the end of the term, all of the students’ learning outcomes resulted in good and excellent grades. Bahasa Indonesia AbstrakPenilaian adalah pengumpulan informasi tentang hasil belajar siswa. Penilaian Edukatif memampukan siswa untuk merespon sebagai gambar Tuhan dan menantang mereka untuk tumbuh dan belajar lebih giat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengimplementasian penilaian edukatif pada Program Studi Pendidikan Fisika selama tahun ajaran 2020/2021 di Universitas Pelita Harapan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penilaian edukatif dilakukan melalui penilaian interdisipliner pada beberapa mata kuliah, pembuatan refleksi pribadi pada tengah dan akhir semester pada semua mata kuliah fisika, Pembuatan vlog pada mata kuliah fisika material sebagai penilaian tengah semester, dan penggunaan moodle untuk review dan kuis mingguan. Berdasarkan umpan balik mahasiswa, diketahui bahwa penilaian interdisipliner membuat mereka memahami materi pembelajaran lebih dalam, lebih komprehensif dan terintegrasi. Penilaian interdisipliner juga membuat beban tugas tidak terlalu berat, terutama selama pembelajaran online. Pembuatan vlog sebagai penilaian tengah semester membuka ruang bagi mahasiswa untuk lebih kreatif dan ekspresif untuk berbagi ilmu di depan umum, merangsang rasa ingin tahu terhadap materi pembelajaran, dan menumbuhkan keterampilan mahasiswa dalam menemukan, merangkum, dan mempublikasikan informasi secara digital. Pada akhir semester, semua mahasiswa lulus dengan nilai yang baik dan sangat baik.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43439503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKGaya kepemimpinan tidak hanya dapat membentuk perilaku karyawan dengan mempengaruhi sikap karyawan, seperti kepuasan, komitmen, dan kesejahteraan mereka di tempat kerja, tetapi juga dapat membentuk kinerja seperti keterlibatan kerja melalui konstruksi motivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara servant leadership, spiritualitas tempat kerja dan employee engagement secara analitis-kritis dan komprehensif berdasarkan data primer dan data sekunder yang tersedia di Fakultas Liberal Arts, Universitas X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian 40 dosen tetap dan 5 dosen paruh waktu. Metode pengolahan datanya yaitu metode deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa servant leadership di FLA memiliki hubungan dan pengaruh yang positif, keadaan spiritualitas tempat kerja di FLA membawa pengaruh yang positif yang dibangun secara pribadi (dosen), dan didukung oleh praksis servant leadership pimpinan fakultas berazaskan kebenaran firman Tuhan yang menunjukkan bahwa kondisi spiritualitas tempat kerja memiliki hasil yang baik serta keadaan employee engagement di FLA terjadi karena adanya keterkaitan antara pimpinan yang menerapkan gaya servant leadership dengan Yesus Kristus sebagai role model.
{"title":"SERVANT LEADERSHIP, SPIRITUALITAS TEMPAT KERJA, DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT DI FAKULTAS LIBERAL ARTS UNIVERSITAS X","authors":"Adriani Gunawan, A. Sutawidjaya, Indrawan Tjhin","doi":"10.19166/pji.v18i1.4263","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/pji.v18i1.4263","url":null,"abstract":"ABSTRAKGaya kepemimpinan tidak hanya dapat membentuk perilaku karyawan dengan mempengaruhi sikap karyawan, seperti kepuasan, komitmen, dan kesejahteraan mereka di tempat kerja, tetapi juga dapat membentuk kinerja seperti keterlibatan kerja melalui konstruksi motivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara servant leadership, spiritualitas tempat kerja dan employee engagement secara analitis-kritis dan komprehensif berdasarkan data primer dan data sekunder yang tersedia di Fakultas Liberal Arts, Universitas X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian 40 dosen tetap dan 5 dosen paruh waktu. Metode pengolahan datanya yaitu metode deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa servant leadership di FLA memiliki hubungan dan pengaruh yang positif, keadaan spiritualitas tempat kerja di FLA membawa pengaruh yang positif yang dibangun secara pribadi (dosen), dan didukung oleh praksis servant leadership pimpinan fakultas berazaskan kebenaran firman Tuhan yang menunjukkan bahwa kondisi spiritualitas tempat kerja memiliki hasil yang baik serta keadaan employee engagement di FLA terjadi karena adanya keterkaitan antara pimpinan yang menerapkan gaya servant leadership dengan Yesus Kristus sebagai role model.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42697573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}