首页 > 最新文献

Polyglot Jurnal Ilmiah最新文献

英文 中文
MENGUKUR RASA INGIN TAHU SISWA [MEASURING STUDENTS' CURIOSITY] [测量学生的好奇心]
Pub Date : 2018-07-31 DOI: 10.19166/PJI.V14I2.832
Steven Raharja, Martinus Ronny Wibhawa, Samuel Lukas
One factor that influences students in becoming active learners and self developers is curiosity.  Curiosity is defined as an impulse within a person to gain new information without appreciation or extrinsic factors. A person's curiosity encourages him to devote more attention to an activity, to process information more deeply, to remember information better, and to fulfill tasks more accurately. This paper aims to create a valid and reliable instrument to measure students’ curiosity and to test it students in a grade 10 and 11 science class using cluster random sampling.  Results showed no correlation between students’ curiosity and their grades. It was also found that there was no significant mean difference in students’ curiosity between male and female students. BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siswa sebagai pembelajar yang aktif dan terus mengembangkan diri adalah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu didefinisikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk memperoleh informasi baru tanpa adanya penghargaan maupun faktor ekstrinsik. Rasa ingin tahu seseorang mendorong ia mencurahkan banyak perhatian kepada suatu aktivitas untuk memproses informasi lebih dalam, mengingat informasi lebih baik dan lebih cenderung mengerjakan tugas dengan tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat instrumen yang valid dan reliabel untuk mengukur rasa ingin tahu siswa, mengujikannya pada siswa kelas X dan XI disuatu sekolah dengan cluster random sampling. Hasil penelitian mendapatkan instrumen kuesioner yang valid dan reliabel serta pengujian hipotesa yang menyatakan tidak ada hubungan rata-rata rasa ingin tahu dengan tingkat pendidikan kelas X dengan kelas XI dan tidak ada perbedaan rata-rata rasa ingin tahu siswa perempuan dengan siswa pria.
影响学生成为积极学习者和自我发展者的一个因素是好奇心。好奇心是指一个人在没有欣赏或外在因素的情况下获得新信息的冲动。一个人的好奇心鼓励他更多地关注一项活动,更深入地处理信息,更好地记住信息,更准确地完成任务。本文旨在创建一种有效可靠的工具来测量学生的好奇心,并使用整群随机抽样对10年级和11年级的科学课学生进行测试。UNK]研究结果显示,学生的好奇心与成绩之间没有相关性。研究还发现,男女学生的好奇心没有显著的平均差异。好奇心是影响学生成为活跃和不断发展的学习者的一个因素。好奇心被定义为一个人在没有任何欣赏或外在因素的情况下获得新信息的动机。令人好奇的是,有人在推动它,以分散人们对某项活动的注意力,从而处理更深层次的信息,记住更好的信息,更有可能彻底完成工作。本研究的目的是制作一种有效可靠的测量学生好奇心的仪器,用随机整群抽样的方法对某学校的X和XI学生进行测试。研究获得了有效可靠的衔接工具和假设测试,这些工具和测试表明,X教育水平与XI教育水平之间没有平均好奇心,学生和男性之间也没有平均好奇心差异。
{"title":"MENGUKUR RASA INGIN TAHU SISWA [MEASURING STUDENTS' CURIOSITY]","authors":"Steven Raharja, Martinus Ronny Wibhawa, Samuel Lukas","doi":"10.19166/PJI.V14I2.832","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/PJI.V14I2.832","url":null,"abstract":"One factor that influences students in becoming active learners and self developers is curiosity.  Curiosity is defined as an impulse within a person to gain new information without appreciation or extrinsic factors. A person's curiosity encourages him to devote more attention to an activity, to process information more deeply, to remember information better, and to fulfill tasks more accurately. This paper aims to create a valid and reliable instrument to measure students’ curiosity and to test it students in a grade 10 and 11 science class using cluster random sampling.  Results showed no correlation between students’ curiosity and their grades. It was also found that there was no significant mean difference in students’ curiosity between male and female students. BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siswa sebagai pembelajar yang aktif dan terus mengembangkan diri adalah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu didefinisikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk memperoleh informasi baru tanpa adanya penghargaan maupun faktor ekstrinsik. Rasa ingin tahu seseorang mendorong ia mencurahkan banyak perhatian kepada suatu aktivitas untuk memproses informasi lebih dalam, mengingat informasi lebih baik dan lebih cenderung mengerjakan tugas dengan tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat instrumen yang valid dan reliabel untuk mengukur rasa ingin tahu siswa, mengujikannya pada siswa kelas X dan XI disuatu sekolah dengan cluster random sampling. Hasil penelitian mendapatkan instrumen kuesioner yang valid dan reliabel serta pengujian hipotesa yang menyatakan tidak ada hubungan rata-rata rasa ingin tahu dengan tingkat pendidikan kelas X dengan kelas XI dan tidak ada perbedaan rata-rata rasa ingin tahu siswa perempuan dengan siswa pria.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49599411","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 23
PENDIDIKAN TENTANG MULTIKULTURALISME DALAM CERITA PENDEK KARYA PENULIS PRIBUMI AMERIKA [EDUCATING ABOUT MULTICULTURALISM USING A SHORT STORY BY A NATIVE AMERICAN AUTHOR] [用一位美国本土作家的短篇小说教育多元文化]
Pub Date : 2018-07-31 DOI: 10.19166/PJI.V14I2.851
Lestari Manggong
This paper discusses the contribution that reading a short story written by Native American author Sherman Alexie makes in the multicultural education. The story discussed is “This is What it Means to Say Phoenix, Arizona,” which displays cultural conflicts between Native Americans and Americans within the two main characters. In the discussion, the way such cultural conflicts are presented will be highlighted in terms of representing similar situations which can be reflected by students as individuals with multicultural identities. Cultural perceptions on the story will be discussed using the concept of multiculturalism as proposed by Menand (1995) and Native American literature by Parker (2004). Students’ perceptions on multiculturalism shown in this paper are taken from the students’ papers discussing multiculturalism, which are a required final assignment for the FSIP course.  This paper will then have its proposed final conclusion that in compromising multicultural identities, a strategy of tug and let loose is needed.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Makalah ini membahas tentang kontribusi pembacaan cerita pendek (cerpen) karya penulis pribumi Amerika, Sherman Alexie, dalam pendidikan tentang multikulturalisme bagi mahasiswa di Program Studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran dalam Mata Kuliah Further Studies in Prose (FSIP). Cerpen yang dibahas berjudul “This is What it Means to Say Phoenix, Arizona,” yang di dalamnya terdapat konflik kultural antara Pribumi Amerika dan Amerika dalam diri dua karakter utamanya. Dalam pembahasan akan diperlihatkan bagaimana konflik kultural tersebut merepresentasi situasi sejenis yang dapat direfleksikan oleh mahasiswa, sebagai individu yang memiliki identitas kultural yang beragam. Pandangan-pandangan kultural yang beragam dalam cerpennya akan dibahas menggunakan konsep multikulturalisme Menand (1995) dan kesusastraan pribumi Amerika oleh Parker (2004). Pandangan-pandangan mahasiswa tentang multikulturalisme yang disampaikan dalam makalah ini bersumber dari makalah mahasiswa, yang merupakan tugas akhir untuk Mata Kuliah FSIP, yang membahas cerpen tersebut. Pembahasan pada makalah ini kemudian akan mengerucut pada suatu pandangan bahwa pada akhirnya diperlukan strategi tarik-ulur dalam upaya mengompromikan keragaman identitas kultural.
本文论述了阅读美国本土作家谢尔曼·阿莱克西的短篇小说对多元文化教育的贡献。讨论的故事是“这就是亚利桑那州凤凰城的意义”,它展示了两个主要人物中美洲原住民和美国人之间的文化冲突。在讨论中,这种文化冲突的表现方式将从代表类似情况的角度来强调,学生作为具有多元文化身份的个人可以反映这种情况。将使用Menand(1995)提出的多元文化主义概念和Parker(2004)提出的美洲原住民文学概念来讨论对故事的文化认知。本文所示的学生对多元文化的看法取自学生讨论多元文化的论文,这是FSIP课程的期末作业。然后,本文将得出其最终结论,即在妥协多元文化身份的过程中,需要一种拉锯和放松的策略。ABSTRAK INDONESIA BASIC:这是关于美国本土作家Sherman Alexie的短篇小说阅读对英国大学学生多元文化教育的贡献的讨论。这就是亚利桑那州凤凰城的意义所在,那里的美国原住民和美国人本身两个主要角色之间存在文化冲突。它将展示文化冲突如何代表学生作为具有不同文化身份的个人可以反映的情况。镜子中的各种文化观点将使用Menand多元文化主义(1995)和Parker的美国土著不幸(2004)的概念进行讨论。本文中的学生多元文化观由学生的观点组成,这是FSIP的《文化之眼》探讨镜像的终极任务。然后,这篇论文中的语言将模糊为一种观点,即最终需要一种激进的策略来妥协文化身份的多样性。
{"title":"PENDIDIKAN TENTANG MULTIKULTURALISME DALAM CERITA PENDEK KARYA PENULIS PRIBUMI AMERIKA [EDUCATING ABOUT MULTICULTURALISM USING A SHORT STORY BY A NATIVE AMERICAN AUTHOR]","authors":"Lestari Manggong","doi":"10.19166/PJI.V14I2.851","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/PJI.V14I2.851","url":null,"abstract":"This paper discusses the contribution that reading a short story written by Native American author Sherman Alexie makes in the multicultural education. The story discussed is “This is What it Means to Say Phoenix, Arizona,” which displays cultural conflicts between Native Americans and Americans within the two main characters. In the discussion, the way such cultural conflicts are presented will be highlighted in terms of representing similar situations which can be reflected by students as individuals with multicultural identities. Cultural perceptions on the story will be discussed using the concept of multiculturalism as proposed by Menand (1995) and Native American literature by Parker (2004). Students’ perceptions on multiculturalism shown in this paper are taken from the students’ papers discussing multiculturalism, which are a required final assignment for the FSIP course.  This paper will then have its proposed final conclusion that in compromising multicultural identities, a strategy of tug and let loose is needed.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Makalah ini membahas tentang kontribusi pembacaan cerita pendek (cerpen) karya penulis pribumi Amerika, Sherman Alexie, dalam pendidikan tentang multikulturalisme bagi mahasiswa di Program Studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran dalam Mata Kuliah Further Studies in Prose (FSIP). Cerpen yang dibahas berjudul “This is What it Means to Say Phoenix, Arizona,” yang di dalamnya terdapat konflik kultural antara Pribumi Amerika dan Amerika dalam diri dua karakter utamanya. Dalam pembahasan akan diperlihatkan bagaimana konflik kultural tersebut merepresentasi situasi sejenis yang dapat direfleksikan oleh mahasiswa, sebagai individu yang memiliki identitas kultural yang beragam. Pandangan-pandangan kultural yang beragam dalam cerpennya akan dibahas menggunakan konsep multikulturalisme Menand (1995) dan kesusastraan pribumi Amerika oleh Parker (2004). Pandangan-pandangan mahasiswa tentang multikulturalisme yang disampaikan dalam makalah ini bersumber dari makalah mahasiswa, yang merupakan tugas akhir untuk Mata Kuliah FSIP, yang membahas cerpen tersebut. Pembahasan pada makalah ini kemudian akan mengerucut pada suatu pandangan bahwa pada akhirnya diperlukan strategi tarik-ulur dalam upaya mengompromikan keragaman identitas kultural.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46112623","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
METAFUNCTION PATTERNS OF THE TOBA BATAK LANGUAGE 多巴巴塔克语的元功能模式
Pub Date : 2018-07-31 DOI: 10.19166/PJI.V14I2.1028
Hepnyi Samosir
This study aims at finding out the metafunction patterns of clauses of the Toba Batak Language. The data was gained from the speech of tulang (the mother’s brother) in delivering ulos saput at the Bataknese sari matua (an old person who died but he/she still has children who are unmarried) ceremony. The result shows that 74% of the clauses are patterned with Predicator, Complement, and Adjunct followed by Mood, whereas 26% of them are patterned with Mood followed by Predicator, Complement, and Adjunct.  The majority of the clause pattern is Predicator followed by Mood.  The most dominant theme is the Marked Topical Theme that reached 73% whereas 26% of them have Unmarked Topical Themes; the rest clause is imperative that has no theme. It can be concluded that  clauses in the Toba Batak Language are dominantly patterned by Predicator followed by Mood. The Mood consists of Finite preceding the Subject.  Residue itself mostly precedes Mood. The most dominant theme is the Marked Topical Theme in which the theme is not the Subject.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola metafunction dalam bahasa Batak Toba.  Data peneltian ini adalah klausa-klausa yang disampaikan oleh tulang (saudara laki-laki dari ibu) ketika menyerahkan ulos saput dalam acara saur matua (orang Batak yang meninggal dalam kondisi sudah lanjut usia akan tetapi masih memiliki anak yang belum menikah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74% klausa terdiri dari Mood yang  didahului oleh Predicator, Complement dan Adjunct, dan hanya 26% Mood mendahului Predicator, Complement, dan Adjunct.  Kebanyakan klausa dalam bahasa Batak Toba dibentuk dengan pola Predicator yang kemudian diikuti oleh Mood.  Theme yang paling dominan adalah Marked Topical Theme yang mencapai 73% sementara 26% merupakan Unmarked Topical Theme;  selebihnya merupakan kalimat perintah  yang tidak memiliki theme. Dapat disimpulkan bahwa  pola klausa dalam bahasa Batak Toba  adalah Predicator diikuti oleh Mood. Mood terdiri dari Finite yang mendahului Subjek.  Kebanyakan Residue mendahului Mood. Theme yang paling dominan adalah Marked Topical Theme dimana Theme bukan merupakan  Subjek.
本研究旨在找出多巴巴塔克语从句的元功能模式。这些数据是从土郎(母亲的兄弟)在巴塔克人的sari matua(去世但仍有未婚子女的老人)仪式上发表ulos saput的讲话中获得的。结果表明,74%的句子是谓语、补语、副语后接语气,26%的句子是语气后接谓语、补语、副语。大多数子句模式是谓语和语气。最主要的主题是标记的主题,占73%,而26%的主题是未标记的主题;rest从句是祈使句,没有主语。结果表明,托巴巴塔克语的从句以谓语为主,其次是语气。语气由有限人在主语前组成。残留本身往往先于情绪。最主要的主题是标记主题,其中主题不是主题。摘要:Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola metfunction dalam BAHASA Batak Toba。数据peneltian ini adalah klausa-klausa yang disamaikan oleh tulang (saudara laki-laki dari ibu) ketika menyerahkan ulos saput dalam acara saur matua (orang Batak yang脑膜dalam kondisi sudah lanjut usia akan tetapi masiki memiliki anak yang belum menikah)。语气语气预测器,补语和辅语,语气语气预测器,补语和辅语Kebanyakan klausa dalam bahasa Batak Toba dibentuk dengan pola Predicator yang kemudian diikuti oleh Mood。主题yang paling dominan adalah标记主题yang mencapai 73% sementara 26% merupakan未标记主题;Selebihnya merupakan kalimat perintah yang tidak memoriliki主题。Dapat dispulpulkan bahwa pola klausa dalam bahasa Batak Toba adalah Predicator diikuti oleh Mood。心情terdii dari有限杨门达胡瑞主题。Kebanyakan残留mendahului心情。主题yang paling dominan adalah标记主题主题dimana主题bukan merupakan主题。
{"title":"METAFUNCTION PATTERNS OF THE TOBA BATAK LANGUAGE","authors":"Hepnyi Samosir","doi":"10.19166/PJI.V14I2.1028","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/PJI.V14I2.1028","url":null,"abstract":"This study aims at finding out the metafunction patterns of clauses of the Toba Batak Language. The data was gained from the speech of tulang (the mother’s brother) in delivering ulos saput at the Bataknese sari matua (an old person who died but he/she still has children who are unmarried) ceremony. The result shows that 74% of the clauses are patterned with Predicator, Complement, and Adjunct followed by Mood, whereas 26% of them are patterned with Mood followed by Predicator, Complement, and Adjunct.  The majority of the clause pattern is Predicator followed by Mood.  The most dominant theme is the Marked Topical Theme that reached 73% whereas 26% of them have Unmarked Topical Themes; the rest clause is imperative that has no theme. It can be concluded that  clauses in the Toba Batak Language are dominantly patterned by Predicator followed by Mood. The Mood consists of Finite preceding the Subject.  Residue itself mostly precedes Mood. The most dominant theme is the Marked Topical Theme in which the theme is not the Subject.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola metafunction dalam bahasa Batak Toba.  Data peneltian ini adalah klausa-klausa yang disampaikan oleh tulang (saudara laki-laki dari ibu) ketika menyerahkan ulos saput dalam acara saur matua (orang Batak yang meninggal dalam kondisi sudah lanjut usia akan tetapi masih memiliki anak yang belum menikah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74% klausa terdiri dari Mood yang  didahului oleh Predicator, Complement dan Adjunct, dan hanya 26% Mood mendahului Predicator, Complement, dan Adjunct.  Kebanyakan klausa dalam bahasa Batak Toba dibentuk dengan pola Predicator yang kemudian diikuti oleh Mood.  Theme yang paling dominan adalah Marked Topical Theme yang mencapai 73% sementara 26% merupakan Unmarked Topical Theme;  selebihnya merupakan kalimat perintah  yang tidak memiliki theme. Dapat disimpulkan bahwa  pola klausa dalam bahasa Batak Toba  adalah Predicator diikuti oleh Mood. Mood terdiri dari Finite yang mendahului Subjek.  Kebanyakan Residue mendahului Mood. Theme yang paling dominan adalah Marked Topical Theme dimana Theme bukan merupakan  Subjek.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67829915","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
RAGAM BAHASA DALAM PERSPEKTIF ALKITAB [LANGUAGE VARIETY FROM A BIBLICAL PERSPECTIVE] Ragam bahasa dalam perspektif alkitab[从圣经的角度看语言的变化]
Pub Date : 2018-07-31 DOI: 10.19166/PJI.V14I2.809
Jonter Pandapotan Sitorus
Language variety is considered an integral part of human beings as the rightful owners of the language. However, due to scientfic developments, it seems that our understanding of language variety is only focused on the ability to create language varieties. Man forgets his nature as a creature and that there is a Creator who created all things on earth, including languages and their varieties. Therefore, the scientific view of language variety must be corrected using the Biblical perspective so that we as believers, created in God's image (imago dei), do not misunderstand that language variety occurs not because of man's creativity but because of God's grace and prophecy set forth in the writings and genres of the Bible long before language variety was a term used by science.  BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Ragam bahasa menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dengan manusia sebagai pemilik sah dari bahasa tersebut. Namun, akibat perkembangan ilmu pengetahuan, tampaknya pemahaman ragam bahasa sering sekali dititikberatkan pada kemampuan manusia itu menciptakan ragam bahasa. Manusia melupakan kodratnya sebagai ciptaan bahwa masih ada pencipta yang mengakibatkan segala sesuatu yang ada di dunia ini termasuk juga dengan bahasa dan ragam bahasa dapat terjadi. Oleh karena itu, pandangan ilmu pengetahuan akan ragam bahasa harus diluruskan melalui pandangan ragam bahasa dalam perspektif Alkitab agar kita sebagai orang yang percaya dan sebagai gambar dan rupa Allah (imago dei) tidak salah memahami bahwa ragam bahasa dapat terjadi bukan karena hasil kreativitas manusia, melainkan karena anugerah Tuhan dan nubutan Tuhan yang telah termaktub di dalam Alkitab jauh sebelum kita mengenal istilah ragam bahasa menurut ilmu pengetahuan dengan segudang penulisan  ragam bahasa dan genre yang ada di dalam Alkitab.
语言的多样性被认为是人类不可分割的一部分,人类是语言的合法拥有者。然而,由于科学的发展,我们对语言多样性的理解似乎只集中在创造语言多样性的能力上。人忘记了自己作为受造物的本性,忘记了有一位造物主创造了地球上的万物,包括语言和它们的变种。因此,语言多样性的科学观点必须用圣经的观点来纠正,这样我们作为以上帝的形象(imago dei)创造的信徒,就不会误解语言多样性的发生不是因为人类的创造力,而是因为上帝的恩典和预言,早在语言多样性被科学使用之前,圣经的著作和体裁就已经提出了语言多样性。摘要:Ragam BAHASA menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dengan manusia sebagai pemilik sah dari BAHASA tersebut。Namun, akibat perkembangan ilmu pengetahuan, tampaknya pemahaman ragam bahasa为sekali dititiberatkan pakuman pakuman manchia menciptakan ragam bahasa。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”在这里,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,我要讲的是,这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”
{"title":"RAGAM BAHASA DALAM PERSPEKTIF ALKITAB [LANGUAGE VARIETY FROM A BIBLICAL PERSPECTIVE]","authors":"Jonter Pandapotan Sitorus","doi":"10.19166/PJI.V14I2.809","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/PJI.V14I2.809","url":null,"abstract":"Language variety is considered an integral part of human beings as the rightful owners of the language. However, due to scientfic developments, it seems that our understanding of language variety is only focused on the ability to create language varieties. Man forgets his nature as a creature and that there is a Creator who created all things on earth, including languages and their varieties. Therefore, the scientific view of language variety must be corrected using the Biblical perspective so that we as believers, created in God's image (imago dei), do not misunderstand that language variety occurs not because of man's creativity but because of God's grace and prophecy set forth in the writings and genres of the Bible long before language variety was a term used by science.  BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Ragam bahasa menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dengan manusia sebagai pemilik sah dari bahasa tersebut. Namun, akibat perkembangan ilmu pengetahuan, tampaknya pemahaman ragam bahasa sering sekali dititikberatkan pada kemampuan manusia itu menciptakan ragam bahasa. Manusia melupakan kodratnya sebagai ciptaan bahwa masih ada pencipta yang mengakibatkan segala sesuatu yang ada di dunia ini termasuk juga dengan bahasa dan ragam bahasa dapat terjadi. Oleh karena itu, pandangan ilmu pengetahuan akan ragam bahasa harus diluruskan melalui pandangan ragam bahasa dalam perspektif Alkitab agar kita sebagai orang yang percaya dan sebagai gambar dan rupa Allah (imago dei) tidak salah memahami bahwa ragam bahasa dapat terjadi bukan karena hasil kreativitas manusia, melainkan karena anugerah Tuhan dan nubutan Tuhan yang telah termaktub di dalam Alkitab jauh sebelum kita mengenal istilah ragam bahasa menurut ilmu pengetahuan dengan segudang penulisan  ragam bahasa dan genre yang ada di dalam Alkitab.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43672479","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
THE IMPLEMENTATION OF THE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TECHNIQUE TO INCREASE GRADE 8 STUDENTS’ ACTIVE LEARNING IN AN ENGLISH CLASS 在英语课堂上实施合作式综合阅读与写作技巧,提高八年级学生的主动性学习
Pub Date : 2018-07-31 DOI: 10.19166/PJI.V14I2.900
Carollina Anggi Puspitasari, Dylmoon Hidayat
Based on class observations, some students in grade 8 of XYZ Junior High School were not contributing actively in an English class. One of the reason was because they were not used to speaking English. This research was aimed at increasing students’ active learning in studying English in the classroom by implementing the Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) technique. The research method used was Classroom Action Research (CAR) of Kemmis and McTaggart’s, conducted within three cycles. The subjects were four students who were not speaking English actively. The data was collected through questionnaires and mentor’s observation checklist. The result showed that the implementation of the CIRC technique in an English class could increase students’ active learning significantly.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Berdasarkan hasil observasi di VIII SMP XYZ tidak berpartisi aktif saat pembelajaran Bahasa Inggris. Salah satu alasannya adalah siswa tidak terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII SMP dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC). Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart dengan 3 siklus. Subyek penelitian berfokus pada empat orang siswa yang tidak terlibat secara aktif di kelas Bahasa Inggris. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan checklist observasi mentor. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan penerapan teknik CIRC dalam kelas Bahasa Inggris, keaktifan siswa mengalami kenaikan yang signifikan.
根据课堂观察,XYZ初中八年级部分学生在英语课上表现不积极。其中一个原因是因为他们不习惯说英语。本研究旨在透过实施合作综合阅读写作(CIRC)技巧,提高学生在课堂英语学习中的主动学习。使用的研究方法是Kemmis和McTaggart的课堂行动研究(CAR),在三个周期内进行。研究对象是四个不积极说英语的学生。通过问卷调查和导师观察表收集数据。结果表明,在英语课堂中实施CIRC技巧可以显著提高学生的主动学习能力。摘要:Berdasarkan hasil observasi di VIII SMP XYZ tidak berpartisi aktif saat pembelajaran BAHASA Inggris。Salah satu alasannya adalah siswa tidak terbiasa menggunakan bahasa Inggris。图juan dari penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa kelas 8 SMP dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan teknik合作综合阅读作文(CIRC)。Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)模型Kemmis dan McTaggart dengan 3 siklus。马来语的翻译结果:马来语的翻译结果:马来语的翻译结果:数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析。中华人民共和国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员、中国保监会委员。
{"title":"THE IMPLEMENTATION OF THE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TECHNIQUE TO INCREASE GRADE 8 STUDENTS’ ACTIVE LEARNING IN AN ENGLISH CLASS","authors":"Carollina Anggi Puspitasari, Dylmoon Hidayat","doi":"10.19166/PJI.V14I2.900","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/PJI.V14I2.900","url":null,"abstract":"Based on class observations, some students in grade 8 of XYZ Junior High School were not contributing actively in an English class. One of the reason was because they were not used to speaking English. This research was aimed at increasing students’ active learning in studying English in the classroom by implementing the Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) technique. The research method used was Classroom Action Research (CAR) of Kemmis and McTaggart’s, conducted within three cycles. The subjects were four students who were not speaking English actively. The data was collected through questionnaires and mentor’s observation checklist. The result showed that the implementation of the CIRC technique in an English class could increase students’ active learning significantly.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Berdasarkan hasil observasi di VIII SMP XYZ tidak berpartisi aktif saat pembelajaran Bahasa Inggris. Salah satu alasannya adalah siswa tidak terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII SMP dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC). Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart dengan 3 siklus. Subyek penelitian berfokus pada empat orang siswa yang tidak terlibat secara aktif di kelas Bahasa Inggris. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan checklist observasi mentor. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan penerapan teknik CIRC dalam kelas Bahasa Inggris, keaktifan siswa mengalami kenaikan yang signifikan.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44392027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PENERAPAN METODE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-MIA DI SEKOLAH ‘FANÓS’ KUPANG [IMPLEMENTATION OF THE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS METHOD TO IMPROVE CRITICAL THINKING SKILLS WITH GRADE 10-MIA STUDENTS AT 'FANÓS' KUPANG]
Pub Date : 2018-07-31 DOI: 10.19166/PJI.V14I2.846
Evanti Puspita Sari, Y. E. Gunanto
Critical thinking is one of the higher order thinking skills that high school students must have. Grade 10-MIA students in ‘FANÓS’ School Kupang had difficulties improving their critical thinking skills. The researcher used the Giving Questions and Getting Answers method to help these students improve their critical thinking skills. The purpose of this research was to find out whether there was any improvement in students’ critical thinking skills when the Giving Questions and Getting Answerss method was implemented in their school. This research method used Classroom Action Research (CAR) by Kemmis and McTaggart’s model in two cycles. The subjects consisted of 30 Grade 10-MIA students. The research instruments were check-list observation sheet, students’ questionnaire, mentor’s interview sheet, post-test sheet with its rubric, mentor’s observation sheet and open observation sheet. The result was analyzed using descriptive statistics and qualitative. The results showed that Giving Questions and Getting Answers could improve Grade 10-MIA students’ critical thinking skills when explaining the functions of the two papers, explaining the lesson, group discussion, asking questions from the 1st paper, giving conclusions from the 2nd paper and giving a post-test.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Berpikir kritis adalah salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki siswa SMA. Siswa kelas X-MIA di Sekolah 'FANÓS' Kupang mengalami kesulitan dalam memperbaiki kemampuan berpikir kritis mereka. Peneliti menggunakan metode Pemberian Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban untuk membantu siswa kelas X-MIA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbaikan kemampuan berpikir kritis siswa atau tidak dan untuk mengetahui bagaimana cara memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban diimplementasikan di Sekolah FANÓS Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan McTaggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-MIA yang terdiri dari 30 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Instrumen penelitiannya adalah lembar observasi daftar periksa, kuesioner siswa, lembar wawancara mentor, lembar post-test dengan rubriknya, lembar observasi mentor dan lembar observasi terbuka. Hasilnya dianalisis dengan statistik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-MIA dan diimplementasikan dengan menjelaskan fungsi kedua makalah tersebut, menjelaskan pelajaran, diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan dari makalah pertama, pemberian kesimpulan dari kertas ke-2 dan memberikan post-test.
批判性思维是高中生必须具备的高级思维技能之一。Kupang“FANÖS”学校10年级的MIA学生在提高批判性思维能力方面遇到了困难。研究人员使用“提出问题并获得答案”的方法来帮助这些学生提高批判性思维技能。本研究的目的是了解在学校实施“提出问题并获得答案”方法时,学生的批判性思维能力是否有所提高。本研究方法采用Kemmis的课堂行动研究(CAR)和McTaggart的两个循环模型。受试者包括30名10年级MIA学生。研究工具为检查表观察表、学生问卷、导师访谈表、带题后测试表、导师观察表和开放式观察表。使用描述性统计和定性分析结果。研究结果表明,在解释两篇论文的功能、课堂讲解、小组讨论、第一篇论文的提问、,-给出了第二篇论文的结论,并进行了后验。库邦FANOS学校的X-MIA学生在修复他们的批判性思维能力方面遇到了困难。研究人员使用提问方法并获得答案来帮助X-MIA学生提高他们的批判性思维能力。这项研究的目的是找出批评学生的思考能力是否有所提高,并找出哥本哈根学校如何提出问题和得到答案。所使用的研究方法是使用Kemmis和McTaggart模型的集体行动研究(PTK)。研究对象为X-MIA学生,由30名学生组成。这项集体诉讼研究分两个周期进行。他的研究工具是检查表观察表、学生凝聚力表、导师访谈表、他标题下的测试后表、导师观察表和开放式观察表。采用描述性和定性统计方法对结果进行分析。本研究的结果是,提问和获得答案可以提高X-MIA学生的批判性思维能力,并通过解释双方的功能、解释课程、小组讨论、从第一方提问、从第二篇论文得出结论和进行后测来实现。
{"title":"PENERAPAN METODE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-MIA DI SEKOLAH ‘FANÓS’ KUPANG [IMPLEMENTATION OF THE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS METHOD TO IMPROVE CRITICAL THINKING SKILLS WITH GRADE 10-MIA STUDENTS AT 'FANÓS' KUPANG]","authors":"Evanti Puspita Sari, Y. E. Gunanto","doi":"10.19166/PJI.V14I2.846","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/PJI.V14I2.846","url":null,"abstract":"Critical thinking is one of the higher order thinking skills that high school students must have. Grade 10-MIA students in ‘FANÓS’ School Kupang had difficulties improving their critical thinking skills. The researcher used the Giving Questions and Getting Answers method to help these students improve their critical thinking skills. The purpose of this research was to find out whether there was any improvement in students’ critical thinking skills when the Giving Questions and Getting Answerss method was implemented in their school. This research method used Classroom Action Research (CAR) by Kemmis and McTaggart’s model in two cycles. The subjects consisted of 30 Grade 10-MIA students. The research instruments were check-list observation sheet, students’ questionnaire, mentor’s interview sheet, post-test sheet with its rubric, mentor’s observation sheet and open observation sheet. The result was analyzed using descriptive statistics and qualitative. The results showed that Giving Questions and Getting Answers could improve Grade 10-MIA students’ critical thinking skills when explaining the functions of the two papers, explaining the lesson, group discussion, asking questions from the 1st paper, giving conclusions from the 2nd paper and giving a post-test.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Berpikir kritis adalah salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki siswa SMA. Siswa kelas X-MIA di Sekolah 'FANÓS' Kupang mengalami kesulitan dalam memperbaiki kemampuan berpikir kritis mereka. Peneliti menggunakan metode Pemberian Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban untuk membantu siswa kelas X-MIA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbaikan kemampuan berpikir kritis siswa atau tidak dan untuk mengetahui bagaimana cara memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban diimplementasikan di Sekolah FANÓS Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan McTaggart. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-MIA yang terdiri dari 30 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Instrumen penelitiannya adalah lembar observasi daftar periksa, kuesioner siswa, lembar wawancara mentor, lembar post-test dengan rubriknya, lembar observasi mentor dan lembar observasi terbuka. Hasilnya dianalisis dengan statistik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-MIA dan diimplementasikan dengan menjelaskan fungsi kedua makalah tersebut, menjelaskan pelajaran, diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan dari makalah pertama, pemberian kesimpulan dari kertas ke-2 dan memberikan post-test.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43316328","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA PELAJARAN KIMIA DI UPH COLLEGE [THE IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO INCREASE CRITICAL THINKING OF GRADE 11 STUDENTS STUDYING CHEMISTRY AT UPH COLLEGE]
Pub Date : 2018-07-31 DOI: 10.19166/PJI.V14I2.1051
Year Rezeki Patricia Tantu
Chemistry in secondary education aims to equip students with higher order thinking skills. In a grade 11 chemistry class at UPH College, students were less active in asking and answering questions. The result of their cognitive learning in class was actually quite good, but they did not connect the concepts and context of chemistry to real-world situations. Students memorized almost all of the concepts that they needed to complete the exercises and take tests. Students were not using thinking skills because the learning process tended to use a  conventional teacher-centered approach. The aim of this research is to implement the Contextual Teaching and Learning method as a solution to increase critical thinking of grade 11 students in chemistry. This study uses Class Action Research (CAR) with 24 grade 11 students at UPH College as research subjects. Data were collected through observation, interviews, reflection, and student worksheet which is then analyzed descriptively qualitative. The results showed that there is increased critical thinking through Contextual Teaching and Learning. It was concluded that (1) the Contextual Teaching and Learning process should include constructivist, inquiry, questioning, learning communities, modeling, reflection, and authentic assessment in each cycle run, (2) the Contextual Teaching and Learning method can increase critical thinking of grade 11 students in chemistry.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Pembelajaran Kimia pada pendidikan menengah atas bertujuan untuk memperlengkapi siswa dengan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Saat pembelajaran Kimia di UPH College berlangsung, sebagian besar siswa kelas XI masih kurang aktif dalam proses tanya jawab. Hasil rata-rata belajar kognitif siswa dalam kelas ini tergolong baik, namun siswa kurang mengaitkan konsep kimia dengan konteks kehidupan sehari-hari. Hampir semua konsep dihafal dan digunakan untuk mengerjakan soal latihan dan soal tes. Siswa belum terbiasa melatih kemampuan berpikir mereka karena pembelajaran cenderung menggunakan pendekatan konvensional yang berpusat pada guru. Penelitian ini bertujuan menerapkan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI pada pelajaran Kimia. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian berjumlah 24 siswa kelas XI di UPH College. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, jurnal refleksi, dan lembar kerja siswa yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran kontekstual. Disimpulkan bahwa: (1) proses pembelajaran kontekstual yang meliputi konstruktivisme, inkuiri, bertanya, komunitas belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik terlaksana dalam setiap siklus yang dijalankan, (2) pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI pada pelajaran Kimia.
中学化学教育旨在培养学生的高阶思维能力。在UPH学院11年级的化学课上,学生们在提问和回答问题方面不太活跃。他们在课堂上的认知学习结果实际上相当不错,但他们没有将化学的概念和背景与现实世界的情况联系起来。学生们记住了完成练习和参加考试所需的几乎所有概念。学生们没有使用思考技能,因为学习过程倾向于使用传统的以教师为中心的方法。本研究的目的是实施情境教学方法作为一种解决方案,以提高11年级学生的化学批判性思维。本研究采用集体诉讼研究(CAR)的方法,以24名UPH学院11年级学生为研究对象。通过观察、访谈、反思和学生工作表收集数据,然后对其进行描述性定性分析。结果表明,通过情境教学和学习,批判性思维得到了增强。结果表明:(1)情境教学过程应包括建构主义、探究、提问、学习共同体、建模、反思和真实评价四个环节;(2)情境教学方法能提高11年级化学学生的批判性思维能力。摘要:penbelajaran Kimia padpenddidikan menengah atas bertujuan untuk memperlengkapi siswa dengan kemampuan berpikir yang lebih tinggi。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。汉彼尔·萨玛·康赛普·迪哈法尔·丹·迪古纳坎·乌图克·蒙格尔·贾坎·拉坦·丹·索特。西西瓦·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯·毕尔比阿斯。数据来源:中国气象局,中国气象局,期刊反映,中国气象局,中国气象局,气象分析,气象记录,定性。Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui penbelajaran kontekstual。
{"title":"PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA PELAJARAN KIMIA DI UPH COLLEGE [THE IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO INCREASE CRITICAL THINKING OF GRADE 11 STUDENTS STUDYING CHEMISTRY AT UPH COLLEGE]","authors":"Year Rezeki Patricia Tantu","doi":"10.19166/PJI.V14I2.1051","DOIUrl":"https://doi.org/10.19166/PJI.V14I2.1051","url":null,"abstract":"Chemistry in secondary education aims to equip students with higher order thinking skills. In a grade 11 chemistry class at UPH College, students were less active in asking and answering questions. The result of their cognitive learning in class was actually quite good, but they did not connect the concepts and context of chemistry to real-world situations. Students memorized almost all of the concepts that they needed to complete the exercises and take tests. Students were not using thinking skills because the learning process tended to use a  conventional teacher-centered approach. The aim of this research is to implement the Contextual Teaching and Learning method as a solution to increase critical thinking of grade 11 students in chemistry. This study uses Class Action Research (CAR) with 24 grade 11 students at UPH College as research subjects. Data were collected through observation, interviews, reflection, and student worksheet which is then analyzed descriptively qualitative. The results showed that there is increased critical thinking through Contextual Teaching and Learning. It was concluded that (1) the Contextual Teaching and Learning process should include constructivist, inquiry, questioning, learning communities, modeling, reflection, and authentic assessment in each cycle run, (2) the Contextual Teaching and Learning method can increase critical thinking of grade 11 students in chemistry.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Pembelajaran Kimia pada pendidikan menengah atas bertujuan untuk memperlengkapi siswa dengan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Saat pembelajaran Kimia di UPH College berlangsung, sebagian besar siswa kelas XI masih kurang aktif dalam proses tanya jawab. Hasil rata-rata belajar kognitif siswa dalam kelas ini tergolong baik, namun siswa kurang mengaitkan konsep kimia dengan konteks kehidupan sehari-hari. Hampir semua konsep dihafal dan digunakan untuk mengerjakan soal latihan dan soal tes. Siswa belum terbiasa melatih kemampuan berpikir mereka karena pembelajaran cenderung menggunakan pendekatan konvensional yang berpusat pada guru. Penelitian ini bertujuan menerapkan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI pada pelajaran Kimia. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian berjumlah 24 siswa kelas XI di UPH College. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, jurnal refleksi, dan lembar kerja siswa yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui pembelajaran kontekstual. Disimpulkan bahwa: (1) proses pembelajaran kontekstual yang meliputi konstruktivisme, inkuiri, bertanya, komunitas belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik terlaksana dalam setiap siklus yang dijalankan, (2) pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI pada pelajaran Kimia.","PeriodicalId":31941,"journal":{"name":"Polyglot Jurnal Ilmiah","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42045584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
期刊
Polyglot Jurnal Ilmiah
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1