Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam mencegah dan menangani pandemi COVID-19. Pengetahuan dan perilaku tenaga kesehatan yang baik sangat diperlukan agar mereka dapat menjalankan tugas tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku tenaga kesehatan di Jawa Timur dalam menghadapi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan teknik non-random sampling yaitu accidental dan snowball sampling. Survei dilakukan menggunakan media lembar kuesioner dan google form. Kriteria responden yaitu seorang tenaga kesehatan di Jawa Timur dan bersedia menjadi responden. Data diolah secara deskriptif dan disajikan pada tabel distribusi frekuensi. Total responden yang diperoleh sebanyak 204 responden. Tenaga kesehatan yang menjadi responden penelitian ini sebagian besar merupakan perawat (35,3%) dan responden yang bekerja di rumah sakit (40%). Tingkat pengetahuan responden penelitian ini berkategori kurang sebanyak 19%, cukup sebanyak 62% dan baik sebanyak 19%. Pada variable perilaku, didapatkan 0,5% berkategori kurang, 17,6% berkategori cukup , dan 81,9% berkategori baik. Mayoritas responden telah memiliki pengetahuan yang cukup namun perlu ditingkatkan terutama pada aspek waktu isolasi masyarakat yang terinfeksi dan mengenai Alat Pelindung Diri (APD) minimal yang harus dipakai pada saat praktik sehari-hari.
{"title":"Pengetahuan dan Perilaku Tenaga Kesehatan di Jawa Timur dalam Menghadapi Pandemi COVID-19","authors":"Hanun Najwa, Risma Dama Yanti, Zahra Sania Avanti, Adelia Febriyan Sugiyanti, Farrah Yulian Listyandi, Friday Shabrina Insani, Nandini Azzahroh Aulia Ahsan, Rr. Andine Cempaka Putri Wardhani, Yasmin Soraya, Anisya Nurmaya Artanti, Arini Imandasari, Rima Hidayatul Qoiriyah, Silvika Dwi Rahmaningtyas, Tsabitah 'Afiy Arsyah, Iqbal Muhammad Iskandar, Arie Sulistyarini","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32917","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32917","url":null,"abstract":"Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam mencegah dan menangani pandemi COVID-19. Pengetahuan dan perilaku tenaga kesehatan yang baik sangat diperlukan agar mereka dapat menjalankan tugas tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku tenaga kesehatan di Jawa Timur dalam menghadapi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan teknik non-random sampling yaitu accidental dan snowball sampling. Survei dilakukan menggunakan media lembar kuesioner dan google form. Kriteria responden yaitu seorang tenaga kesehatan di Jawa Timur dan bersedia menjadi responden. Data diolah secara deskriptif dan disajikan pada tabel distribusi frekuensi. Total responden yang diperoleh sebanyak 204 responden. Tenaga kesehatan yang menjadi responden penelitian ini sebagian besar merupakan perawat (35,3%) dan responden yang bekerja di rumah sakit (40%). Tingkat pengetahuan responden penelitian ini berkategori kurang sebanyak 19%, cukup sebanyak 62% dan baik sebanyak 19%. Pada variable perilaku, didapatkan 0,5% berkategori kurang, 17,6% berkategori cukup , dan 81,9% berkategori baik. Mayoritas responden telah memiliki pengetahuan yang cukup namun perlu ditingkatkan terutama pada aspek waktu isolasi masyarakat yang terinfeksi dan mengenai Alat Pelindung Diri (APD) minimal yang harus dipakai pada saat praktik sehari-hari.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79731518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ana Yuda, Anila Impian Sukorini, H. P. Puspitasari, Lailatul Maghfiroh
Kelompok lansia merupakan kelompok dengan penggunaan obat paling banyak termasuk penggunaan obat bahan alam. Hal ini sehubungan dengan munculnya beberapa gangguan kesehatan yang berkaitan dengan penuaan. Kondisi ini perlu kewaspadaan lebih karena obat bahan alam yang digunakan bisa jadi menimbulkan efek samping, kontra indikasi, atau berinteraksi dengan obat modern yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan lansia dengan pemberian intervensi berupa booklet yang memuat informasi tentang pengelolaan dan keamanan obat bahan alam. Pemilihan responden secara nonrandom sampling dengan cara mendatangi satu persatu lansia di rumah masing-masing. Kunjungan pertama adalah pengisian pre-test dan pemberian intervensi, kemudian dilakukan kunjungan kedua 3 hari berikutnya untuk pengisian post-test. Responden yang berpartisipasi adalah 100 lansia di beberapa wilayah Surabaya dengan rentang usia 55-88 tahun. Rerata jumlah jawaban benar pada pre-test adalah 5,93±1,76, sementara rerata jumlah jawaban benar post-test adalah 9,12±1,96. Pada pengujian paired t-test didapat hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antara skor pre-test dan post-test dengan p<0,001, yang mengartikan bahwa dengan adanya pemberian intervensi berupa booklet dapat meningkatkan pengetahuan dari responden lansia terhadap pengelolaan dan keamanan obat bahan alam dan obat modern.
{"title":"Pengetahuan Lansia tentang Pengelolaan dan Keamanan Obat Bahan Alam dan Obat Moderen","authors":"Ana Yuda, Anila Impian Sukorini, H. P. Puspitasari, Lailatul Maghfiroh","doi":"10.20473/jfk.v9i2.29211","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.29211","url":null,"abstract":"Kelompok lansia merupakan kelompok dengan penggunaan obat paling banyak termasuk penggunaan obat bahan alam. Hal ini sehubungan dengan munculnya beberapa gangguan kesehatan yang berkaitan dengan penuaan. Kondisi ini perlu kewaspadaan lebih karena obat bahan alam yang digunakan bisa jadi menimbulkan efek samping, kontra indikasi, atau berinteraksi dengan obat modern yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan lansia dengan pemberian intervensi berupa booklet yang memuat informasi tentang pengelolaan dan keamanan obat bahan alam. Pemilihan responden secara nonrandom sampling dengan cara mendatangi satu persatu lansia di rumah masing-masing. Kunjungan pertama adalah pengisian pre-test dan pemberian intervensi, kemudian dilakukan kunjungan kedua 3 hari berikutnya untuk pengisian post-test. Responden yang berpartisipasi adalah 100 lansia di beberapa wilayah Surabaya dengan rentang usia 55-88 tahun. Rerata jumlah jawaban benar pada pre-test adalah 5,93±1,76, sementara rerata jumlah jawaban benar post-test adalah 9,12±1,96. Pada pengujian paired t-test didapat hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antara skor pre-test dan post-test dengan p<0,001, yang mengartikan bahwa dengan adanya pemberian intervensi berupa booklet dapat meningkatkan pengetahuan dari responden lansia terhadap pengelolaan dan keamanan obat bahan alam dan obat modern.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84396218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berbagai intervensi telah dilakukan untuk menekan pertumbuhan kasus COVID-19, salah satunya adalah mengonsumsi vitamin yang dapat meningkatkan imunitas. Pemanfaatan vitamin dapat dioptimalkan apabila masyarakat juga memahami bagaimana cara pengelolaan vitamin yang baik, yaitu dengan penerapan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan vitamin di rumah tangga pada era pandemi COVID-19 khususnya di Pulau Jawa. Survei online dilakukan dengan pendekatan cros-sectional menggunakan metode snowball sampling untuk mengidentifikasi dan mengambil sampel. Sebanyak 225 responden berpartisipasi pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 macam vitamin yang sering digunakan yaitu vitamin C (40,1%), multivitamin (20,3%) dan vitamin D (15,5%). Dari hasil survei pengetahuan pengelolaan vitamin, diperoleh hasil bahwa responden dengan pengetahuan kategori tinggi sebanyak 18%, sedang sebanyak 47%, dan rendah sebanyak 35%. Persentase responden menjawab tepat pada subtopik Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang berturut-turut sebesar 92,0%, 86,6%, 60,8% dan 55,4%. Oleh karena itu, perlu dilakukan promosi kesehatan terkait pengelolaan vitamin yang berfokus pada sub-topik Simpan dan Buang.
{"title":"Pengetahuan Masyarakat terkait Pengelolaan Vitamin di Rumah Tangga pada Era Pandemi COVID-19 di Pulau Jawa","authors":"Alexander Wijaksana, Adinda Nabila Sahera, Ananda Kurnia Wardani, Bella Triesnoveline Sianturi, Claudia Agustyandini Wahyuningwidhi, Feira Sekar Arum, Galuh Yala Pramesthi, Iffatur Rosyidah, Lailisa Afifah Nikmaturrohmi, Paulin Tevandra Mileni N., Risqi Adinda Putri H., Sienny Dewi Hermi, Soleha Noer Amalia, Tiara Nurul Aina, H. P. Puspitasari","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32933","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32933","url":null,"abstract":"Berbagai intervensi telah dilakukan untuk menekan pertumbuhan kasus COVID-19, salah satunya adalah mengonsumsi vitamin yang dapat meningkatkan imunitas. Pemanfaatan vitamin dapat dioptimalkan apabila masyarakat juga memahami bagaimana cara pengelolaan vitamin yang baik, yaitu dengan penerapan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan vitamin di rumah tangga pada era pandemi COVID-19 khususnya di Pulau Jawa. Survei online dilakukan dengan pendekatan cros-sectional menggunakan metode snowball sampling untuk mengidentifikasi dan mengambil sampel. Sebanyak 225 responden berpartisipasi pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 macam vitamin yang sering digunakan yaitu vitamin C (40,1%), multivitamin (20,3%) dan vitamin D (15,5%). Dari hasil survei pengetahuan pengelolaan vitamin, diperoleh hasil bahwa responden dengan pengetahuan kategori tinggi sebanyak 18%, sedang sebanyak 47%, dan rendah sebanyak 35%. Persentase responden menjawab tepat pada subtopik Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang berturut-turut sebesar 92,0%, 86,6%, 60,8% dan 55,4%. Oleh karena itu, perlu dilakukan promosi kesehatan terkait pengelolaan vitamin yang berfokus pada sub-topik Simpan dan Buang.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86193948","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Husnia Nurul Izzati, Prisma Sari Dewi, Hanifah Yusuf Baraja, Dwi Ayu Indriani, Nathaza Berliana, Alfina Fikri Nabila, Sahnaz Sahnaz, Sinta Renita Rahmadani, Huzaifah Arofik, Wafaa Ginong Pratidina, Maheswari Nirwasita Ismanindratm, Wilya Christiane, Fakhira Tahta Shabrina, Arie Sulistyarini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan di apotek wilayah Pulau Jawa pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan cross-sectional melalui survei. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-random sampling secara accidental sampling menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden secara offline maupun online. Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang bekerja di apotek di wilayah Pulau Jawa. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Dalam survei ini diperoleh 177 responden tenaga kefarmasian yang terdiri dari apoteker (40%) dan tenaga teknis kefarmasian (60%). Mayoritas responden adalah perempuan (84%) dan berusia 17-25 tahun. Lokasi apotek terbesar berada di Jawa Timur (89%) dan didominasi oleh jenis apotek mandiri (72%). Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar apotek telah memberikan pelayanan adaptif selama pandemi dan memberikan informasi terkait COVID-19 kepada pasien. Sebagian besar apotek (78%) telah menerapkan pelayanan berbasis online sebagai upaya adaptasi selama masa pandemi. Pelayanan kefarmasian di apotek telah beradaptasi dengan kondisi pandemic namun perlu adanya peningkatan pada aspek pemberian informasi terbaru mengenai perkembangan situasi pandemi. Apotek yang belum menerapkan layanan online diharapkan dapat meluaskan pelayanannya di bidang telefarmasi.
{"title":"Pelayanan Apotek sebagai Upaya Adaptasi di Masa COVID-19","authors":"Husnia Nurul Izzati, Prisma Sari Dewi, Hanifah Yusuf Baraja, Dwi Ayu Indriani, Nathaza Berliana, Alfina Fikri Nabila, Sahnaz Sahnaz, Sinta Renita Rahmadani, Huzaifah Arofik, Wafaa Ginong Pratidina, Maheswari Nirwasita Ismanindratm, Wilya Christiane, Fakhira Tahta Shabrina, Arie Sulistyarini","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32920","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32920","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan di apotek wilayah Pulau Jawa pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan cross-sectional melalui survei. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-random sampling secara accidental sampling menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden secara offline maupun online. Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang bekerja di apotek di wilayah Pulau Jawa. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Dalam survei ini diperoleh 177 responden tenaga kefarmasian yang terdiri dari apoteker (40%) dan tenaga teknis kefarmasian (60%). Mayoritas responden adalah perempuan (84%) dan berusia 17-25 tahun. Lokasi apotek terbesar berada di Jawa Timur (89%) dan didominasi oleh jenis apotek mandiri (72%). Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar apotek telah memberikan pelayanan adaptif selama pandemi dan memberikan informasi terkait COVID-19 kepada pasien. Sebagian besar apotek (78%) telah menerapkan pelayanan berbasis online sebagai upaya adaptasi selama masa pandemi. Pelayanan kefarmasian di apotek telah beradaptasi dengan kondisi pandemic namun perlu adanya peningkatan pada aspek pemberian informasi terbaru mengenai perkembangan situasi pandemi. Apotek yang belum menerapkan layanan online diharapkan dapat meluaskan pelayanannya di bidang telefarmasi.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75750867","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan penggunaan dan pembelian produk vitamin di kalangan masyarakat baik melalui pembelian secara offline maupun online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan masyarakat dalam penggunaan vitamin untuk COVID-19 serta pembelian vitamin secara online. Penelitian dilakukan secara deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-random sampling dengan kriteria masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas yang pernah melakukan pembelian vitamin secara online selama 3 bulan terakhir. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner online (google form). Hasil penelitian yang didapatkan berupa data kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian pada variabel pengetahuan tentang penggunaan vitamin untuk COVID-19, diketahui bahwa 66,9% responden termasuk ke dalam tingkat pengetahuan sedang, 31,2% pada tingkat pengetahuan tinggi, dan 1,9% pada tingkat pengetahuan rendah. Berdasarkan variabel tindakan pembelian vitamin secara online didapatkan bahwa 96,2% masyarakat membeli vitamin secara online karena lebih praktis dan 77,7% beralasan karena ingin menerapkan social distancing. Terkait jenis vitamin, sebesar 96,8% responden menjawab vitamin C dan 88,5% menjawab vitamin D dapat digunakan untuk COVID-19. Berkaitan dengan sumber informasi pembelian vitamin secara online, 49,1% responden melakukan pencarian pribadi melalui internet dan 38,3% responden mendapat informasi dari kenalan atau kerabat. Apoteker perlu memberikan promosi kesehatan mengenai vitamin melalui platform online sebagai upaya aktif dalam menyediakan informasi yang benar untuk mayarakat.
{"title":"Pengetahuan dan Tindakan Masyarakat dalam Pembelian Vitamin secara Online untuk COVID-19","authors":"Ahmad Fachrul Rozi, Dwi Wijayanti, Grace Sela Amanda Kurniawan, Nadhifa Dalila Syafitri, Akhmad Qissisin Jayanegara, Evelyn Leonardo Kosasih, Annisa Valiani, Veronika Earline Pudji, Silvia Arlily Desyanti, Nadhira Fatharani, Alfian Suryadi Rahman, Bintari Damartha Anggalih, Annisa Suha Fadhila M, Steven Adrian, Anila Impian Sukorini","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32943","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32943","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan penggunaan dan pembelian produk vitamin di kalangan masyarakat baik melalui pembelian secara offline maupun online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan masyarakat dalam penggunaan vitamin untuk COVID-19 serta pembelian vitamin secara online. Penelitian dilakukan secara deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-random sampling dengan kriteria masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas yang pernah melakukan pembelian vitamin secara online selama 3 bulan terakhir. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner online (google form). Hasil penelitian yang didapatkan berupa data kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian pada variabel pengetahuan tentang penggunaan vitamin untuk COVID-19, diketahui bahwa 66,9% responden termasuk ke dalam tingkat pengetahuan sedang, 31,2% pada tingkat pengetahuan tinggi, dan 1,9% pada tingkat pengetahuan rendah. Berdasarkan variabel tindakan pembelian vitamin secara online didapatkan bahwa 96,2% masyarakat membeli vitamin secara online karena lebih praktis dan 77,7% beralasan karena ingin menerapkan social distancing. Terkait jenis vitamin, sebesar 96,8% responden menjawab vitamin C dan 88,5% menjawab vitamin D dapat digunakan untuk COVID-19. Berkaitan dengan sumber informasi pembelian vitamin secara online, 49,1% responden melakukan pencarian pribadi melalui internet dan 38,3% responden mendapat informasi dari kenalan atau kerabat. Apoteker perlu memberikan promosi kesehatan mengenai vitamin melalui platform online sebagai upaya aktif dalam menyediakan informasi yang benar untuk mayarakat.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"39 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82160610","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ahmad Firdaus Subhan, Amelia Anneke Faradisa, D. Kristiawan, Dwiki Firman Maulana, Ilham Taufiqi, Kyrana Sekar Dewanthy, Medita Chorisindy, M. Ramadhan, Mahendra Mahendra, Meidya Rizka Dwi Amalia, Nisa' Musyafa'atullah, S. Wahyudi, Tiffany Tandian, Yasmin Nur Izzati, Gusti Noorrizka Veronika Ahmad
Penyebaran COVID-19 di Indonesia berdampak pada banyaknya perubahan pada berbagai sektor kehidupan. Pemerintah memberlakukan penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan menggunakan masker yang dapat menutupi area hidung dan mulut hingga dagu, membersihkan tangan secara teratur baik dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang pemilihan dan penggunaan produk higienitas tangan dan pernapasan agar terhindar dari COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, non- eksperimental dengan analisis data deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yang dilakukan daring. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling yang dilakukan pada bulan Oktober 2021. Sebanyak 204 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil yang didapat 2,5% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah, 56,4% sedang, dan 40,2% tinggi. Pada variabel perilaku penggunaan hand sanitizer dan masker, didapat hasil yang masih kurang baik. Perilaku yang perlu ditingkatkan adalah pemilihan hand sanitizer yang harus memperhatikan registrasi produk, penggunaan masker dengan tepat, penggantian masker pada waktu yang tepat, serta pemilihan jenis masker yang efektif. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk perubahan perilaku masyarakat terkait penggunaan hand sanitizer dan masker.
{"title":"Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat terkait Pemilihan dan Penggunaan Hand Sanitizer dan Masker untuk Pencegahan COVID -19","authors":"Ahmad Firdaus Subhan, Amelia Anneke Faradisa, D. Kristiawan, Dwiki Firman Maulana, Ilham Taufiqi, Kyrana Sekar Dewanthy, Medita Chorisindy, M. Ramadhan, Mahendra Mahendra, Meidya Rizka Dwi Amalia, Nisa' Musyafa'atullah, S. Wahyudi, Tiffany Tandian, Yasmin Nur Izzati, Gusti Noorrizka Veronika Ahmad","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32921","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32921","url":null,"abstract":"Penyebaran COVID-19 di Indonesia berdampak pada banyaknya perubahan pada berbagai sektor kehidupan. Pemerintah memberlakukan penerapan protokol kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan menggunakan masker yang dapat menutupi area hidung dan mulut hingga dagu, membersihkan tangan secara teratur baik dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang pemilihan dan penggunaan produk higienitas tangan dan pernapasan agar terhindar dari COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, non- eksperimental dengan analisis data deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei yang dilakukan daring. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling yang dilakukan pada bulan Oktober 2021. Sebanyak 204 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil yang didapat 2,5% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah, 56,4% sedang, dan 40,2% tinggi. Pada variabel perilaku penggunaan hand sanitizer dan masker, didapat hasil yang masih kurang baik. Perilaku yang perlu ditingkatkan adalah pemilihan hand sanitizer yang harus memperhatikan registrasi produk, penggunaan masker dengan tepat, penggantian masker pada waktu yang tepat, serta pemilihan jenis masker yang efektif. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk perubahan perilaku masyarakat terkait penggunaan hand sanitizer dan masker.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"61 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79880813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fahreza Adi Prasetyo, Betria Dwi Agustin, Vika Diajeng R. M., Rafifah Fadhilah, Syarifah Sutra Dewangga, Andrew Gani Mulya, Rosida Tsani, Ade Syamsi Kristiaji, Faradilla Amelia Raissa, Adinda Aulia Rosdiyanti, Ludwina Ruth, Wildan Ismail Putra, Nadya S. H . Assagaf, Safira Elkania Putri, Yuni Priyandani
Pemerintah Indonesia membuat kebijakan baru dalam memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk sekolah dan perguruan tinggi pada masa pandemi COVID-19. Kebijakan PTM mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan pola hidup sehat agar dapat menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh. Salah satu cara meningkatkan imunitas tubuh yaitu dengan mengkonsumsi suplemen kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil pengetahuan tentang suplemen kesehatan pada remaja di Surabaya selama PTM saat pandemi COVID-19. Pengumpulan data dilakukanmenggunakan google form menggunakan metode non random sampling yaitu accidental sampling. Terdapat 147 responden yang mengikuti studi ini. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 77,55% responden memiliki pemahaman yang baik dan 22,45% responden memiliki pemahaman sedang mengenai suplemen kesehatan. Kesimpulan penelitian ini adalah remaja di Surabaya telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai suplemen kesehatan yang bermanfaat dalam menjaga imunitas, terlebih pada saat PTM diberlakukan. Namun, pengetahuan tentang suplemen masih dapat ditingkatkan misalnya terkait cara penggunaan suplemen agar manfaatnya dapat lebih optimal.
{"title":"Profil Pengetahuan Remaja tentang Suplemen Kesehatan pada Remaja di Surabaya selama Pembelajaran Tatap Muka saat Pandemi COVID-19","authors":"Fahreza Adi Prasetyo, Betria Dwi Agustin, Vika Diajeng R. M., Rafifah Fadhilah, Syarifah Sutra Dewangga, Andrew Gani Mulya, Rosida Tsani, Ade Syamsi Kristiaji, Faradilla Amelia Raissa, Adinda Aulia Rosdiyanti, Ludwina Ruth, Wildan Ismail Putra, Nadya S. H . Assagaf, Safira Elkania Putri, Yuni Priyandani","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32898","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32898","url":null,"abstract":"Pemerintah Indonesia membuat kebijakan baru dalam memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk sekolah dan perguruan tinggi pada masa pandemi COVID-19. Kebijakan PTM mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan pola hidup sehat agar dapat menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh. Salah satu cara meningkatkan imunitas tubuh yaitu dengan mengkonsumsi suplemen kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil pengetahuan tentang suplemen kesehatan pada remaja di Surabaya selama PTM saat pandemi COVID-19. Pengumpulan data dilakukanmenggunakan google form menggunakan metode non random sampling yaitu accidental sampling. Terdapat 147 responden yang mengikuti studi ini. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 77,55% responden memiliki pemahaman yang baik dan 22,45% responden memiliki pemahaman sedang mengenai suplemen kesehatan. Kesimpulan penelitian ini adalah remaja di Surabaya telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai suplemen kesehatan yang bermanfaat dalam menjaga imunitas, terlebih pada saat PTM diberlakukan. Namun, pengetahuan tentang suplemen masih dapat ditingkatkan misalnya terkait cara penggunaan suplemen agar manfaatnya dapat lebih optimal.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89288959","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Darwin Riyan Ramadhan, Dzihni Nahdliyyati, T. Salsabillah, Anak Agung Windra Lorna Pramesti, F. Salsabila, Fitria Ramadanti, Metha Artanadya Eka Putri, Dainty Mutia Jayalalitha, Rahma Nugrahesi, Riko Setiawan, D. Hidayati, Gogik Desy Putri Kurnia Dewi, Jasmine Rissa Ayudya, Eka Evita Syayidah, H. P. Puspitasari
Isolasi mandiri merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Setiap orang dituntut menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari paparan virus. Obat tradisional, salah satunya jamu, dapat menjadi alternatif untuk menjaga imunitas tubuh. Oleh karena itu, perlu diteliti tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan jamu sebagai peningkat imunitas pada penderita COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebuah survei dilakukan menggunakan kuesioner online (google form) terhadap masyarakat di Indonesia yang mengalami gejala COVID-19 dan mengonsumsi Jamu selama isolasi mandiri. Sebanyak 172 responden berpartisipasi pada surei ini. Dari hasil penelitian didapatkan 5,3% responde memiliki tingkat pengetahuan yang rendah; 84% sedang; dan 10,4% tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan adanya promosi kesehatan guna memperbaiki pengetahuan masyarakat terkait cara penggunaan jamu racikan yang benar untuk meningkatkan imunitas saat menjalani isolasi mandiri.
{"title":"Pengetahuan Masyarakat terhadap Penggunaan Jamu untuk Meningkatkan Imunitas Penderita COVID-19 yang Pernah Menjalani Isolasi Mandiri","authors":"Darwin Riyan Ramadhan, Dzihni Nahdliyyati, T. Salsabillah, Anak Agung Windra Lorna Pramesti, F. Salsabila, Fitria Ramadanti, Metha Artanadya Eka Putri, Dainty Mutia Jayalalitha, Rahma Nugrahesi, Riko Setiawan, D. Hidayati, Gogik Desy Putri Kurnia Dewi, Jasmine Rissa Ayudya, Eka Evita Syayidah, H. P. Puspitasari","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32937","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32937","url":null,"abstract":"Isolasi mandiri merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Setiap orang dituntut menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari paparan virus. Obat tradisional, salah satunya jamu, dapat menjadi alternatif untuk menjaga imunitas tubuh. Oleh karena itu, perlu diteliti tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan jamu sebagai peningkat imunitas pada penderita COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebuah survei dilakukan menggunakan kuesioner online (google form) terhadap masyarakat di Indonesia yang mengalami gejala COVID-19 dan mengonsumsi Jamu selama isolasi mandiri. Sebanyak 172 responden berpartisipasi pada surei ini. Dari hasil penelitian didapatkan 5,3% responde memiliki tingkat pengetahuan yang rendah; 84% sedang; dan 10,4% tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan adanya promosi kesehatan guna memperbaiki pengetahuan masyarakat terkait cara penggunaan jamu racikan yang benar untuk meningkatkan imunitas saat menjalani isolasi mandiri.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"459 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78299687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keberadaan infodemik yang menyebar melalui media sosial mengakibatkan adanya mispersepsi masyarakat terhadap informasi yang beredar. Infodemik penggunaan obat untuk COVID-19, salah satunya adalah azithromycin dan ivermectin penting untuk diteliti dikarenakan dampaknya yang serius kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang infodemik penggunaan obat azithromycin dan ivermectin yang menyebar melalui media sosial. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan analisis data deskriptif. Responden dipilih secara convenience. Hasil survei menunjukkan sekitar 70% responden tidak memiliki pengetahuan mengenai penggunaan azithromycin dan ivermectin sebagai terapi COVID-19. Hasil survei pengetahuan, sikap,, dan perilaku menunjukkan sekitar 96 % responden mengetahui upaya mencegah penyebaran hoaks tetapi dalam penerapannya sebanyak 64% responden memilih untuk abai dan atau tidak melakukan apapun dalam pencegahan penyebarannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat tidak mengetahui kebenaran terkait berita infodemik penggunaan azithromycin dan ivermectin sehingga masyarakat cenderung untuk menerima keberadaan infodemik tersebut.
{"title":"Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat terhadap Infodemik Penggunaan Azithromycin dan Ivermectin selama Masa Pandemi COVID-19","authors":"Mikhael Ardi Kristiawan, Sri Agustin Rahayuningsih, Divania Ardyanti Endipermatasari Ismaningtyas, Revina Utami Fatin Putri, Tika Yuranti, Himmatul Ulya, Syarifah Haniyah, M. Rizki, Agda Rismafuri Mukti Kirana, I. Wibawa, Basith Albaroni, Ghaliya Afra Yasmine, Gwyneth Norton Sudjaya, Aisyah Hasna Kirana, Nurul Shaffiqa, Andi Hermansyah","doi":"10.20473/jfk.v9i2.32929","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.32929","url":null,"abstract":"Keberadaan infodemik yang menyebar melalui media sosial mengakibatkan adanya mispersepsi masyarakat terhadap informasi yang beredar. Infodemik penggunaan obat untuk COVID-19, salah satunya adalah azithromycin dan ivermectin penting untuk diteliti dikarenakan dampaknya yang serius kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang infodemik penggunaan obat azithromycin dan ivermectin yang menyebar melalui media sosial. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan analisis data deskriptif. Responden dipilih secara convenience. Hasil survei menunjukkan sekitar 70% responden tidak memiliki pengetahuan mengenai penggunaan azithromycin dan ivermectin sebagai terapi COVID-19. Hasil survei pengetahuan, sikap,, dan perilaku menunjukkan sekitar 96 % responden mengetahui upaya mencegah penyebaran hoaks tetapi dalam penerapannya sebanyak 64% responden memilih untuk abai dan atau tidak melakukan apapun dalam pencegahan penyebarannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat tidak mengetahui kebenaran terkait berita infodemik penggunaan azithromycin dan ivermectin sehingga masyarakat cenderung untuk menerima keberadaan infodemik tersebut.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"79 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83787814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Immunization is an effort to actively increase a person's immunity against a disease. The purpose of immunization is to decrease the number of illness, disability, and deaths from diseases that can be prevented by immunization. One of the immunization programs of the Indonesian Ministry of Health is advanced immunization given to children under two years old, elementary school students, and women of childbearing age. Until 2017, cases of diphtheria were reported, which was quite high because of the low immunization coverage. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge and children's attitudes with the completeness of advanced immunization in elementary school students in one of the public elementary schools in Tanah Kali Kedinding, Surabaya City. This research used an analytical study with a cross sectional approach. The sampling method chosen was stratified random sampling with data collection technique using a questionnaire as the instrument. The questionnaire consisted of 15 multiple choice questions with one correct answer for each knowledge category question, and 7 statements for the attitude category with a Likert scale. A total of 220 respondents agreed to participate in this study. The collected data were analyzed using the Spearman rank correlation test. The results showed that maternal knowledge influenced the completeness of advanced immunization, meanwhile there was no connection between children's attitudes and completeness of advanced immunization.
免疫是一种努力,以积极提高一个人对疾病的免疫力。免疫的目的是减少可通过免疫预防的疾病的患病、残疾和死亡人数。印度尼西亚卫生部的免疫规划之一是对两岁以下儿童、小学生和育龄妇女进行提前免疫接种。直到2017年,报告的白喉病例相当高,因为免疫覆盖率低。摘要本研究旨在了解泗水市Tanah Kali Kedinding某公立小学小学生先进免疫接种完成程度与母亲知识、儿童态度的关系。本研究采用横断面方法进行分析研究。抽样方法采用分层随机抽样,采用问卷调查法收集数据。问卷由15道选择题组成,每道知识类别题1道正确答案,态度类别题7道陈述,采用李克特量表。共有220名受访者同意参与这项研究。收集的数据采用Spearman秩相关检验进行分析。结果表明,母亲的知识水平对提前免疫完成程度有影响,而儿童的态度与提前免疫完成程度无关系。
{"title":"Hubungan Pengetahuan Ibu dan Sikap Anak terhadap Kelengkapan Imunisasi Lanjutan di Sekolah Dasar Negeri Surabaya","authors":"Nisrina Nadia Rachmadicha, Siti Nuhaida, Alfi Nur Fauzia, Humaira Izka Alfatihah, Nada Firdaus, Putri Diana Yusuf, Qory Pramita, Karunia Nurul Fatihah, Fauzi Fadila, Nabila Zalfadania, Ade Ayu Sukma Puspita Putri, Gusti Noorzka Veronika Akhmad","doi":"10.20473/jfk.v9i2.25025","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/jfk.v9i2.25025","url":null,"abstract":"Immunization is an effort to actively increase a person's immunity against a disease. The purpose of immunization is to decrease the number of illness, disability, and deaths from diseases that can be prevented by immunization. One of the immunization programs of the Indonesian Ministry of Health is advanced immunization given to children under two years old, elementary school students, and women of childbearing age. Until 2017, cases of diphtheria were reported, which was quite high because of the low immunization coverage. This study aims to determine the relationship between maternal knowledge and children's attitudes with the completeness of advanced immunization in elementary school students in one of the public elementary schools in Tanah Kali Kedinding, Surabaya City. This research used an analytical study with a cross sectional approach. The sampling method chosen was stratified random sampling with data collection technique using a questionnaire as the instrument. The questionnaire consisted of 15 multiple choice questions with one correct answer for each knowledge category question, and 7 statements for the attitude category with a Likert scale. A total of 220 respondents agreed to participate in this study. The collected data were analyzed using the Spearman rank correlation test. The results showed that maternal knowledge influenced the completeness of advanced immunization, meanwhile there was no connection between children's attitudes and completeness of advanced immunization.","PeriodicalId":31942,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas","volume":"112 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86145991","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}