Akbar Azi Hendro Kartiko, Avicena Sakufa Marsanti, Zaenal Abidin
Pandemi covid-19 menciptakan kekhawatiran terhadap beragam kondisi. Berbagai masalah psikis muncul terutama terjadi pada lansia yaitu kecemasan yang berdampak pada penurunan kesehatan, aktivitas fisik, status fungsional, sampai beresiko pada kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kecemasan lansia selama pandemi covid-19 di wilayah Puskesmas Demangan Kota Madiun.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan informan penelitian lansia usia 45-59 tahun yang mengalami kecemasan di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun. Pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu wawancara, observasi, dan dokumen pada sumber yang sama.
Hasil penelitian dilakukan pada 18 lansia diperoleh pernyataan yang menunjukkan lansia mengalami kecemasan selama pandemi covid-19 berjumlah 6 lansia, 12 lansia menganggap covid-19 adalah virus atau penyakit biasa. Lansia yang mengalami kecemasan selama covid-19 dikarenakan memiliki riwayat penyakit degeneratif, sehingga memiliki resiko tinggi terpapar covid-19.
Simpulannya adalah kecemasan lansia selama pandemi covid-19 adalah lansia yang memiliki riwayat penyakit degeneratif. Saran yang diberikan adalah lansia tetap mematuhi protokol kesehatan dimanapun berada dan segera melakukan vaksinasi lengkap.
{"title":"","authors":"Akbar Azi Hendro Kartiko, Avicena Sakufa Marsanti, Zaenal Abidin","doi":"10.32831/jik.v11i2.455","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.455","url":null,"abstract":"Pandemi covid-19 menciptakan kekhawatiran terhadap beragam kondisi. Berbagai masalah psikis muncul terutama terjadi pada lansia yaitu kecemasan yang berdampak pada penurunan kesehatan, aktivitas fisik, status fungsional, sampai beresiko pada kematian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kecemasan lansia selama pandemi covid-19 di wilayah Puskesmas Demangan Kota Madiun.
 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan informan penelitian lansia usia 45-59 tahun yang mengalami kecemasan di wilayah kerja Puskesmas Demangan Kota Madiun. Pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi sumber yaitu wawancara, observasi, dan dokumen pada sumber yang sama.
 Hasil penelitian dilakukan pada 18 lansia diperoleh pernyataan yang menunjukkan lansia mengalami kecemasan selama pandemi covid-19 berjumlah 6 lansia, 12 lansia menganggap covid-19 adalah virus atau penyakit biasa. Lansia yang mengalami kecemasan selama covid-19 dikarenakan memiliki riwayat penyakit degeneratif, sehingga memiliki resiko tinggi terpapar covid-19.
 Simpulannya adalah kecemasan lansia selama pandemi covid-19 adalah lansia yang memiliki riwayat penyakit degeneratif. Saran yang diberikan adalah lansia tetap mematuhi protokol kesehatan dimanapun berada dan segera melakukan vaksinasi lengkap.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135471580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Afifah Nur Damaltara, Riska Ratnawati, Pipid Ari Wibowo
Pendahuluan: Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap, dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, ceruta, atau bentuk lainnya. Perilaku merokok merupakan aktivitas menghisap rokok (gulungan daun tembakau kering) yang dilakukan seseorang. Metodologi: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan fenomenologi yang bertujuan memahami suatu esensi dari suatu fenomena persepsi perokok tentang pesan pictorial heatlh warnings pada bungkus rokok. Informan penelitian ini sebanyak 10 orang perokok pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan pernyataan yang menunjukkan persepsi kerentanan yaitu keyakinan perokok terhadap kerentanan dirinya mengalami suatu kondisi yang dapat memburuk, persepsi keseriusan yaitu keseriusan penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatannya, persepsi hambatan berkaitan dengan usaha mengurangi ancaman penyakit, persepsi manfaat berkaitan dengan keyakinan seseorang untuk bertindak sebagai halangan dan menganalisis untung-rugi, dan isyarat untuk bertindak berkaitan dengan memulai proses perilaku bisa dalam bentuk media, masa, kampanye, nasihat dari orang lain, penyakit dari anggota keluarga atau teman, dan artikel dari koran. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu persepsi perokok tentang pictorial health warnings pada bungkus rokok hanya dirasakan oleh beberapa informan saja menganggap dan mempercayai pictorial health warnings pada bungkus rokok tidak mempengaruhi kebiasaan merokok informan. Diskusi: Dari hasil penelitian ini, saran yang diberikan kepada perokok supaya dapat memahami makna sebenarnya dari pesan pictorial health warnings untuk peringatan yang nyata adanya resiko atas kebiasaan dari perilaku merokok. Kata Kunci: Persepsi, Perokok, Perilaku Merokok, Pesan Pictorial Health Warnings
入门:香烟是一种可燃烧、吸入和吸入的烟草产品,包括kretek香烟、白色香烟、ceruta香烟或其他形式。吸烟行为是一种吸入烟草的行为。方法论:这项研究是一种定性研究,在这项研究中使用的研究是一种表现学方法,目的是理解香烟包装中抽像heatlh warnings的本质。这项研究的线人称,多达10名数据收集吸烟者是通过源三角测量进行的。结果:获得的研究结果,显示感知的声明漏洞即吸烟者对脆弱性的信心自己经历了一段严肃的状况可能会恶化,感知就是疾病的严重性可以影响健康,感知环境的感知障碍有关努力减少疾病的威胁,有关充当障碍人信念的益处和成本效益分析,手势涉及开始行为过程,可以是媒体、时间、竞选、他人的建议、家人或朋友的疾病,以及报纸上的一篇文章。这项研究的结论是,吸烟者对一包香烟pictorial health warnings的看法只有少数告密者认为和相信一包香烟的pictorial health warnings对告密者的吸烟习惯没有影响。讨论:通过这项研究,向吸烟者提供的建议是了解pictorial health warning信息的真正含义,以获得对吸烟习惯构成真正危险的明确警告。关键词:知觉,吸烟,吸烟行为,Pictorial健康警告
{"title":"","authors":"Afifah Nur Damaltara, Riska Ratnawati, Pipid Ari Wibowo","doi":"10.32831/jik.v11i2.454","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.454","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap, dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, ceruta, atau bentuk lainnya. Perilaku merokok merupakan aktivitas menghisap rokok (gulungan daun tembakau kering) yang dilakukan seseorang. Metodologi: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan fenomenologi yang bertujuan memahami suatu esensi dari suatu fenomena persepsi perokok tentang pesan pictorial heatlh warnings pada bungkus rokok. Informan penelitian ini sebanyak 10 orang perokok pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan pernyataan yang menunjukkan persepsi kerentanan yaitu keyakinan perokok terhadap kerentanan dirinya mengalami suatu kondisi yang dapat memburuk, persepsi keseriusan yaitu keseriusan penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatannya, persepsi hambatan berkaitan dengan usaha mengurangi ancaman penyakit, persepsi manfaat berkaitan dengan keyakinan seseorang untuk bertindak sebagai halangan dan menganalisis untung-rugi, dan isyarat untuk bertindak berkaitan dengan memulai proses perilaku bisa dalam bentuk media, masa, kampanye, nasihat dari orang lain, penyakit dari anggota keluarga atau teman, dan artikel dari koran. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu persepsi perokok tentang pictorial health warnings pada bungkus rokok hanya dirasakan oleh beberapa informan saja menganggap dan mempercayai pictorial health warnings pada bungkus rokok tidak mempengaruhi kebiasaan merokok informan. Diskusi: Dari hasil penelitian ini, saran yang diberikan kepada perokok supaya dapat memahami makna sebenarnya dari pesan pictorial health warnings untuk peringatan yang nyata adanya resiko atas kebiasaan dari perilaku merokok. Kata Kunci: Persepsi, Perokok, Perilaku Merokok, Pesan Pictorial Health Warnings","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"243 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135471579","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ike Cantika Sari, R. Ratnawati, Aviceana Sakufa Marsanti
Stunting adalah ketidakseimbangan nutrisi yang merupakan penurunan kecepatan pertumbuhan dan gangguan pertumbuhan fisik. Dampak jangka panjang dari stunting yang masih terjadi adalah gangguan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan kognitif. penting dalam kejadian stunting pada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Manguharjo Kota Madiun. Dengan menggunakan desain penelitian case control. Penelitian ini dilakukan terhadap ibu yang memiliki balita berusia 24-36 bulan di Puskesmas Manguharjo. Madiun dengan sampel 30 kasus dan 30 kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap terhadap ketersediaan layanan pelayanan kesehatan, dukungan dari tenaga kesehatan dan dukungan keluarga terkait dengan kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Puskesmas Manguharjo. Diharapkan ada peningkatan peran dan dukungan dari pemerintah agar pencegahan stunting menjadi prioritas. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Layanan Yankes, Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, Kejadian Stunting
{"title":"FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-36 BULAN","authors":"Ike Cantika Sari, R. Ratnawati, Aviceana Sakufa Marsanti","doi":"10.32831/jik.v11i2.451","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.451","url":null,"abstract":"Stunting adalah ketidakseimbangan nutrisi yang merupakan penurunan kecepatan pertumbuhan dan gangguan pertumbuhan fisik. Dampak jangka panjang dari stunting yang masih terjadi adalah gangguan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan kognitif. penting dalam kejadian stunting pada balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Manguharjo Kota Madiun. Dengan menggunakan desain penelitian case control. Penelitian ini dilakukan terhadap ibu yang memiliki balita berusia 24-36 bulan di Puskesmas Manguharjo. Madiun dengan sampel 30 kasus dan 30 kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap terhadap ketersediaan layanan pelayanan kesehatan, dukungan dari tenaga kesehatan dan dukungan keluarga terkait dengan kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Puskesmas Manguharjo. Diharapkan ada peningkatan peran dan dukungan dari pemerintah agar pencegahan stunting menjadi prioritas. \u0000Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Layanan Yankes, Dukungan Keluarga, Dukungan \u0000 Petugas Kesehatan, Kejadian Stunting","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79098158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan:Kegawatdaruratan adalah suatu kondisi dimana korban memerlukan pertolongan pertama segera untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut.. Pertolongan pertama yang tepat merupakan salah satu aspek penting dari keselamatan korban. Keberhasilan penanganan korban gawat darurat bergantung pada beberapa syarat yaitu kecepatan ditemukan, kecepatan tanggap tenaga kesehatan, kemampuan dan kualitas tenaga kesehatan serta kecepatan meminta pertolongan. Pengembangan kemampuan peserta untuk memberikan pertolongan pertama dan bereaksi secara memadai dan optimal dalam situasi darurat akut akan menumbuhkan rasa percaya diri peserta. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test . Sampel yang digunakan sebanyak 40 peserta dengan menggunakan tehnik total sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan Uji statistik Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0,000 yang berarti pemberian pelatihan kegawatdaruratan berbasis simulasi berpengaruh terhadap perubahan/peningkatan self efficacy relawan. Diskusi: Pelatihan pertolongan pertama berdasarkan prinsip-prinsip simulasi memiliki banyak manfaat jika dibandingkan dengan konsep pelatihan frontal tradisional dan terutama teori. Ini mengembangkan kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama dan bereaksi secara memadai dalam situasi darurat akut. Selain itu juga menumbuhkan rasa percaya diri/self efficacy peserta Kata Kunci: Pelatihan berbasis Simulasi, Self Efficacy, Kompetensi, Relawan  
{"title":"","authors":"Didik Susetiyanto Atmojo, Elfi Quyumi Rahmawati","doi":"10.32831/jik.v11i2.559","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.559","url":null,"abstract":"Pendahuluan:Kegawatdaruratan adalah suatu kondisi dimana korban memerlukan pertolongan pertama segera untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut.. Pertolongan pertama yang tepat merupakan salah satu aspek penting dari keselamatan korban. Keberhasilan penanganan korban gawat darurat bergantung pada beberapa syarat yaitu kecepatan ditemukan, kecepatan tanggap tenaga kesehatan, kemampuan dan kualitas tenaga kesehatan serta kecepatan meminta pertolongan. Pengembangan kemampuan peserta untuk memberikan pertolongan pertama dan bereaksi secara memadai dan optimal dalam situasi darurat akut akan menumbuhkan rasa percaya diri peserta. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test . Sampel yang digunakan sebanyak 40 peserta dengan menggunakan tehnik total sampling. Data diambil menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan Uji statistik Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0,000 yang berarti pemberian pelatihan kegawatdaruratan berbasis simulasi berpengaruh terhadap perubahan/peningkatan self efficacy relawan. Diskusi: Pelatihan pertolongan pertama berdasarkan prinsip-prinsip simulasi memiliki banyak manfaat jika dibandingkan dengan konsep pelatihan frontal tradisional dan terutama teori. Ini mengembangkan kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama dan bereaksi secara memadai dalam situasi darurat akut. Selain itu juga menumbuhkan rasa percaya diri/self efficacy peserta Kata Kunci: Pelatihan berbasis Simulasi, Self Efficacy, Kompetensi, Relawan  ","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan salah satu kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Salah satu penyebab dari kejadian DBD ini adalah buruknya sanitasi lingkungan disekitar pemukiman warga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Mojopurno. Metodologi: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi dan sampel adalah seluruh penderita DBD yaitu 25 responden kasus dan 25 responden kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independent yaitu kondisi rumah (p-value = 0,023), kondisi tempat penampungan air (p-value = 0,010), dan sistem pembuangan sampah (p-value = 0,005) terhadap kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Mojopurno. Diskusi: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara kondisi rumah, kondisi tempat penampungan air, dan sistem pembuangan sampah terhadap kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Mojopurno. Saran bagi Puskesmas yaitu perlu adanya sosialisasi mengenai cara pencegahan penyakit DBD kepada masyarakat sekitar serta sosialisasi tentang program sanitasi lingkungan. Kata Kunci: kejadian DBD, dengue, sanitasi lingkungan.
{"title":"","authors":"Natasya Febrianti, Avicena Sakufa, Karina Nur","doi":"10.32831/jik.v11i2.467","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.467","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan salah satu kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Salah satu penyebab dari kejadian DBD ini adalah buruknya sanitasi lingkungan disekitar pemukiman warga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Mojopurno. Metodologi: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi dan sampel adalah seluruh penderita DBD yaitu 25 responden kasus dan 25 responden kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independent yaitu kondisi rumah (p-value = 0,023), kondisi tempat penampungan air (p-value = 0,010), dan sistem pembuangan sampah (p-value = 0,005) terhadap kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Mojopurno. Diskusi: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara kondisi rumah, kondisi tempat penampungan air, dan sistem pembuangan sampah terhadap kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Mojopurno. Saran bagi Puskesmas yaitu perlu adanya sosialisasi mengenai cara pencegahan penyakit DBD kepada masyarakat sekitar serta sosialisasi tentang program sanitasi lingkungan. Kata Kunci: kejadian DBD, dengue, sanitasi lingkungan.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tingginya penyakit tuberculosis dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko, yaitu salah satunya adalah kondisi fisik rumah serta kebiasaan merokok. Kondisi fisik rumah memiliki peranan yang sangat penting dalam penyebaran bakteri tuberculosis ke orang yang sehat. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan sistem imun menurun serta berdampak pada penurunan pertahanan paru. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kondisi fisik rumah dan kebiasaan merokok dengan kejadian tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Banjarejo Kota Madiun. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif sebagai pendekatan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik sedangkan jenis penelitiannya yaitu case control. Jumlah populasi 32 responden dengan jumlah sampel sebanyak 29 responden kelompok kasus dan 29 responden kelompok kontrol dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan variabel independen yaitu luas ventilasi (p-value = 0,035), jenis lantai (p-value = 0,005), pencahayaan (p-value = 0,018), kepadatan hunian (p-value = 0,006), kelembaban (p-value = 0,002), dan kebiasaan merokok (p-value = 0,004) dengan kejadian tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarejo.
{"title":"","authors":"Muchammad Rosyid Rosyid, Avicena Sakufa M","doi":"10.32831/jik.v11i2.457","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.457","url":null,"abstract":"Tingginya penyakit tuberculosis dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko, yaitu salah satunya adalah kondisi fisik rumah serta kebiasaan merokok. Kondisi fisik rumah memiliki peranan yang sangat penting dalam penyebaran bakteri tuberculosis ke orang yang sehat. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan sistem imun menurun serta berdampak pada penurunan pertahanan paru. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kondisi fisik rumah dan kebiasaan merokok dengan kejadian tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Banjarejo Kota Madiun. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif sebagai pendekatan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik sedangkan jenis penelitiannya yaitu case control. Jumlah populasi 32 responden dengan jumlah sampel sebanyak 29 responden kelompok kasus dan 29 responden kelompok kontrol dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan variabel independen yaitu luas ventilasi (p-value = 0,035), jenis lantai (p-value = 0,005), pencahayaan (p-value = 0,018), kepadatan hunian (p-value = 0,006), kelembaban (p-value = 0,002), dan kebiasaan merokok (p-value = 0,004) dengan kejadian tuberculosis di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarejo.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Trauma capitis merupakan salah satu penyebab kematian pasien yang berusia di bawah 45 tahun akibat adanya benturan pada kepala, dan angkanya mencapai hampir 50%. Petugas kesehatan harus mampu mengetahui tanda yang terjadi dan harus mampu melakukan pengenalan terjadinya trauma capitis. Pengkajian awal derajat keparahan pada trauma capitis merupakan sesuatu hal yang sangat penting dimana bertujuan untuk menentukan jenis tindakan yang paling tepat. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas teknik Behavioral Skills Training dalam Peningkatan Ketrampilan Pengenalan Trauma Capitis. Metodologi: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental design dengan rancangan one group pretest and posttest design. Penelitian ini melibatkan 39 responden. Sampling menggunakan purposive sampling, instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dari google form. Pelaksanaan Behavioral Skills Training (BST) dilakukan langsung ke responden. Data dianalisa dengan wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan p-value: 0,000 yang berarti ada perbedaan antara ketrampilan pengenalan cedera kepala sebelum dan sesudah dilakukan teknik Behavioral Skills Training. Metode Behavioral Skills Training sangat efektif dalam melatih ketrampilan responden untuk pengenalan derajat keparahan pada trauma capitis yang terjadi. Diskusi: Ketrampilan dalam pengenalan derajat keparahan trauma capitis diperlukan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat untuk dilakukan dengan harapan bisa dengan meningkatkan keberhasilan dari tindakan sehingga prognosa pada pasien trauma capitis akan semakin baik. Kata Kunci: Behavioral, Pengenalan, Skills, Training, Trauma Capitis  
{"title":"","authors":"Dwi Rahayu, Fajar Rinawati, Yunarsih Yunarsih","doi":"10.32831/jik.v11i2.547","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.547","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Trauma capitis merupakan salah satu penyebab kematian pasien yang berusia di bawah 45 tahun akibat adanya benturan pada kepala, dan angkanya mencapai hampir 50%. Petugas kesehatan harus mampu mengetahui tanda yang terjadi dan harus mampu melakukan pengenalan terjadinya trauma capitis. Pengkajian awal derajat keparahan pada trauma capitis merupakan sesuatu hal yang sangat penting dimana bertujuan untuk menentukan jenis tindakan yang paling tepat. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas teknik Behavioral Skills Training dalam Peningkatan Ketrampilan Pengenalan Trauma Capitis. Metodologi: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental design dengan rancangan one group pretest and posttest design. Penelitian ini melibatkan 39 responden. Sampling menggunakan purposive sampling, instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dari google form. Pelaksanaan Behavioral Skills Training (BST) dilakukan langsung ke responden. Data dianalisa dengan wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan p-value: 0,000 yang berarti ada perbedaan antara ketrampilan pengenalan cedera kepala sebelum dan sesudah dilakukan teknik Behavioral Skills Training. Metode Behavioral Skills Training sangat efektif dalam melatih ketrampilan responden untuk pengenalan derajat keparahan pada trauma capitis yang terjadi. Diskusi: Ketrampilan dalam pengenalan derajat keparahan trauma capitis diperlukan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat untuk dilakukan dengan harapan bisa dengan meningkatkan keberhasilan dari tindakan sehingga prognosa pada pasien trauma capitis akan semakin baik. Kata Kunci: Behavioral, Pengenalan, Skills, Training, Trauma Capitis  ","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524388","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kinerja perawat sebagai pelayanan kesehatan merupakan masalah penting dalam meningkatkan suatu mutu pelayanan kesehatan. Latar belakang pada penelitian ini adalah tingginya kunjungan pada rawat inap Rumah Sakit mencapai 14.247 pasien serta BOR 80,52%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Teknologi terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit. Penelitian memiliki desain korelasional dengan Cross Sectional. Populasi penelitian ruang rawat inap, sampel sejumlah 33 perawat yang melalui Propotional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, dianalisa menggunakan uji Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji t menunjukan variabel teknologi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat adalah sig-p = 0,000 atau , nilai α = 0,01. Kemudian melalui uji F diketahui diketahui bahwa variabel Teknologi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah variabel teknologi berpengaruh terhadap kinerja perawat. di Rumah Sakit. Kata kunci: Teknologi, Kinerja
{"title":"","authors":"Willa Pratika, Karina Nur R, Zaenal Abidin","doi":"10.32831/jik.v11i2.459","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.459","url":null,"abstract":"Kinerja perawat sebagai pelayanan kesehatan merupakan masalah penting dalam meningkatkan suatu mutu pelayanan kesehatan. Latar belakang pada penelitian ini adalah tingginya kunjungan pada rawat inap Rumah Sakit mencapai 14.247 pasien serta BOR 80,52%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Teknologi terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit. Penelitian memiliki desain korelasional dengan Cross Sectional. Populasi penelitian ruang rawat inap, sampel sejumlah 33 perawat yang melalui Propotional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, dianalisa menggunakan uji Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji t menunjukan variabel teknologi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat adalah sig-p = 0,000 atau , nilai α = 0,01. Kemudian melalui uji F diketahui diketahui bahwa variabel Teknologi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah variabel teknologi berpengaruh terhadap kinerja perawat. di Rumah Sakit. Kata kunci: Teknologi, Kinerja","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"162 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524391","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ialah merupakan gangguan saluran pernapasan atas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit yang beredar dari gangguan tanpa adanya gejala atau manifestasi infeksi ringan sampai manifestasi yang parah dan mematikan ini bergantung dari jenis patogen yang disebabkan oleh faktor penjamu dan lingkungan. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar tahun 2021 adalah 90 responden. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku open burning dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar. Metode: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Jumlah populasi 90 responden dengan jumlah sampel simple random sampling sebanyak 64 responden dengan 32 kasus dan 32 kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel indenpendent yaitu perilaku open burning (p value =0,022) dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku open burning dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar. Kata Kunci: Frekuensi ISPA, Perilaku, Pembakaran Sampah
引言:急性呼吸道感染(ISPA)是一种上呼吸道感染,它会导致各种疾病在没有轻微症状或症状的情况下从疾病传播到这种严重的、致命的疾病表现,这取决于由决定因素和环境因素引起的病原体的类型。2021年Puskesmas工作区急性呼吸道感染为90名受访者。目的:本研究的目的是确定东鼻烟斑工作区域内的开放燃烧行为与ISPA疾病的表现。方法:在本研究中,研究人员采用定量研究方法进行案例控制。90名受访者的人数为64名受访者,他们有32个病例和32个控件。使用问卷调查的数据收集,使用chi square测试的数据分析。结果:研究结果显示有显著的变量之间的关系是indenpendent开放燃烧行为(p value = 0.022)通过抗生素治疗疾病的发病率在诊所工作区域Kedunggalar结论:这项研究的结论,即开放燃烧行为之间有显著的关系通过抗生素治疗疾病的发病率在工作区域Kedunggalar乡村医院。关键词:ISPA频率,行为,焚烧垃圾
{"title":"","authors":"Aunindyaningrum Prestyan Nureza","doi":"10.32831/jik.v11i2.475","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.475","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ialah merupakan gangguan saluran pernapasan atas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit yang beredar dari gangguan tanpa adanya gejala atau manifestasi infeksi ringan sampai manifestasi yang parah dan mematikan ini bergantung dari jenis patogen yang disebabkan oleh faktor penjamu dan lingkungan. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar tahun 2021 adalah 90 responden. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku open burning dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar. Metode: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Jumlah populasi 90 responden dengan jumlah sampel simple random sampling sebanyak 64 responden dengan 32 kasus dan 32 kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel indenpendent yaitu perilaku open burning (p value =0,022) dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku open burning dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kedunggalar. Kata Kunci: Frekuensi ISPA, Perilaku, Pembakaran Sampah","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524392","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Pernikahan usia dini adalah perilaku oleh seseorang, baik laki-laki atau perempuan disaat usianya belum mencapai kematangan yang sebenarnya (yakni diatas 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria). Menurut laporan Statistik Indonesia ditemukan 1,7 juta pernikahan sepanjang tahun 2022. Angka Pernikahan dini pada remaja di Indonesia dari tahun dari 2015-2020 mengalami peningkatan sebesar 70 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang berhubungan dengan pernikahan remaja usia dini. Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode literature review melalui artikel penelitian sebelumnya yang ditemukan pada database google scholar. Artikel dipilih dengan kriteria yakni artikel terbit antara tahun 2017-2022. Analisis review literatur dilakukan dengan membandingkan metode penelitian, pengolahan, dan hasil yang diperoleh dari setiap artikel. Hasil : terdapat delapan artikel nasional ditemukan yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan remaja usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengetahuan, pendidikan, ekonomi, peran teman sebaya, budaya, dan pergaulan bebas. Diskusi: Perlunya kesadaran dan pengetahuan tentang makna pernikahan untuk mengambil keputusan lebih bijak dalam melakukan pernikahan. Kata Kunci: Pernikahan Dini, Faktor Yang Mempengaruhi,Remaja
{"title":"","authors":"Imaroh Solehah, Mohammad Zainal Fatah","doi":"10.32831/jik.v11i2.472","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.472","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Pernikahan usia dini adalah perilaku oleh seseorang, baik laki-laki atau perempuan disaat usianya belum mencapai kematangan yang sebenarnya (yakni diatas 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria). Menurut laporan Statistik Indonesia ditemukan 1,7 juta pernikahan sepanjang tahun 2022. Angka Pernikahan dini pada remaja di Indonesia dari tahun dari 2015-2020 mengalami peningkatan sebesar 70 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang berhubungan dengan pernikahan remaja usia dini. Metode: Penulisan artikel ini menggunakan metode literature review melalui artikel penelitian sebelumnya yang ditemukan pada database google scholar. Artikel dipilih dengan kriteria yakni artikel terbit antara tahun 2017-2022. Analisis review literatur dilakukan dengan membandingkan metode penelitian, pengolahan, dan hasil yang diperoleh dari setiap artikel. Hasil : terdapat delapan artikel nasional ditemukan yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan remaja usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengetahuan, pendidikan, ekonomi, peran teman sebaya, budaya, dan pergaulan bebas. Diskusi: Perlunya kesadaran dan pengetahuan tentang makna pernikahan untuk mengambil keputusan lebih bijak dalam melakukan pernikahan. Kata Kunci: Pernikahan Dini, Faktor Yang Mempengaruhi,Remaja","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"53 20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}