Budi Aswin, La Ode Reskiaddin, Sri Astuti Siregar, Usi Lanita, Fajrina Hidayati
Latar Belakang: Kasus low back pain (LBP) terjadi karna faktor gangguan fisik dan kesalahan dalam mobilisasi pada saat bekerja. Salah satu sektor informal yang sering mengalami LBP adalah sektor usaha pengrajin batik. Usaha ini mengharuskan pekerjanya untuk duduk dalam waktu yang lama dimana hal ini dapat menyebabkan gangguan otot punggung pengrajin batik. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pemberian gerakan peregangan terhadap kejadian low back pain (LBP) pada Pengrajin Batik. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen menggunakan desain sebelum dan sesudah (only before and after design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin batik di Kecamatan Danau Teluk. Sampel pada penelitian ini adalah total dari populasi yang berjumlah 30 orang pengrajin batik. Sumber data diperoleh melalui alat ukur Oswestry Low Back Pain Disability (ODI), pemberian gerakan peregangan, wawancara dan observasi di lapangan. Peregangan dilakukan sebelum dan sesudah pengrajin melakukan proses membatik. Pengukuran LBP dilakukan dua kali yaitu sebelum pemberian gerakan peregangan dan setelah diberikan gerakan peregangan selama 7 hari pemantauan sampel. Masing-masing LBP diukur setelah pengrajin selesai membatik. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon pada interval kepercayaan 95%. Hasil: Rata-rata skor LBP sebelum dilakukan peregangan adalah 18,63 (SD = 4,271), sedangkan rata-rata skor LBP setelah dilakukan peregangan adalah 5,83 (SD = 3,705). Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai probabilitas < 0,001 artinya ada pengaruh pemberian gerakan peregangan terhadap kejadian low back pain (LBP) pada Pengrajin Batik (p< 0,05). Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian gerakan peregangan terhadap kejadian low back pain (LBP) pada Pengrajin Batik. Saran: Disarankan kepada pengrajin batik agar dapat melakukan gerakan peregangan baik sebelum maupun sesudah proses membatik agar dapat mencegah terjadinya LBP. Kata kunci: Peregangan, low back pain (LBP), Pengrajin Batik
{"title":"","authors":"Budi Aswin, La Ode Reskiaddin, Sri Astuti Siregar, Usi Lanita, Fajrina Hidayati","doi":"10.32831/jik.v11i2.546","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.546","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kasus low back pain (LBP) terjadi karna faktor gangguan fisik dan kesalahan dalam mobilisasi pada saat bekerja. Salah satu sektor informal yang sering mengalami LBP adalah sektor usaha pengrajin batik. Usaha ini mengharuskan pekerjanya untuk duduk dalam waktu yang lama dimana hal ini dapat menyebabkan gangguan otot punggung pengrajin batik. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pemberian gerakan peregangan terhadap kejadian low back pain (LBP) pada Pengrajin Batik. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen menggunakan desain sebelum dan sesudah (only before and after design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin batik di Kecamatan Danau Teluk. Sampel pada penelitian ini adalah total dari populasi yang berjumlah 30 orang pengrajin batik. Sumber data diperoleh melalui alat ukur Oswestry Low Back Pain Disability (ODI), pemberian gerakan peregangan, wawancara dan observasi di lapangan. Peregangan dilakukan sebelum dan sesudah pengrajin melakukan proses membatik. Pengukuran LBP dilakukan dua kali yaitu sebelum pemberian gerakan peregangan dan setelah diberikan gerakan peregangan selama 7 hari pemantauan sampel. Masing-masing LBP diukur setelah pengrajin selesai membatik. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon pada interval kepercayaan 95%. Hasil: Rata-rata skor LBP sebelum dilakukan peregangan adalah 18,63 (SD = 4,271), sedangkan rata-rata skor LBP setelah dilakukan peregangan adalah 5,83 (SD = 3,705). Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai probabilitas < 0,001 artinya ada pengaruh pemberian gerakan peregangan terhadap kejadian low back pain (LBP) pada Pengrajin Batik (p< 0,05). Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian gerakan peregangan terhadap kejadian low back pain (LBP) pada Pengrajin Batik. Saran: Disarankan kepada pengrajin batik agar dapat melakukan gerakan peregangan baik sebelum maupun sesudah proses membatik agar dapat mencegah terjadinya LBP. Kata kunci: Peregangan, low back pain (LBP), Pengrajin Batik","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135524389","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Isu keselamatan pasien di puskesmas harus menjadi perhatian khusus mengingat keselamatan pasien menjadi salah satu komponen penting dalam penilaian akreditasi puskesmas. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien merupakan pedoman bagi puskesmas untuk melaksanakan program keselamatan pasien. Tujuan: Menganalisis pelaksanaan program keselamatan pasien di puskesmas dilihat dari penerapan terhadap tujuh langkah menuju keselamatan pasien. Metodologi: Penelusuran artikel dilakukan melalui database Google Scholar dan GARUDA menggunakan kata kunci “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien” DAN “Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Puskesmas”. Total temuan artikel sebanyak 51, tetapi hanya 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: Terdapat total studi 5 puskesmas dengan lokasi di Provinsi Kalimantan Timur dan Jawa Tengah yang telah melaksanakan penerapan tujuh langkah menuju keselamatan pasien. Tujuh langkah tersebut adalah membangun budaya keselamatan pasien, memimpin dan mendukung staf, mengintegrasikan manajemen risiko, mengembangkan sistem pelaporan, melibatkan dan berkomunikasi dengan puskesmas, belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dan mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Diskusi: Penerapan tujuh langkah menuju keselamatan pasien belum dilaksanakan dengan baik dan optimal oleh puskesmas. Langkah yang paling banyak diterapkan oleh puskesmas adalah langkah enam dan langkah tujuh. Sedangkan langkah yang belum diterapkan di semua puskesmas adalah langkah lima.
{"title":"","authors":"Fransiska Oktavia Puteri, Inge Dhamanti, Hengky Irawan","doi":"10.32831/jik.v11i2.481","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.481","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Isu keselamatan pasien di puskesmas harus menjadi perhatian khusus mengingat keselamatan pasien menjadi salah satu komponen penting dalam penilaian akreditasi puskesmas. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien merupakan pedoman bagi puskesmas untuk melaksanakan program keselamatan pasien. Tujuan: Menganalisis pelaksanaan program keselamatan pasien di puskesmas dilihat dari penerapan terhadap tujuh langkah menuju keselamatan pasien. Metodologi: Penelusuran artikel dilakukan melalui database Google Scholar dan GARUDA menggunakan kata kunci “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien” DAN “Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Puskesmas”. Total temuan artikel sebanyak 51, tetapi hanya 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: Terdapat total studi 5 puskesmas dengan lokasi di Provinsi Kalimantan Timur dan Jawa Tengah yang telah melaksanakan penerapan tujuh langkah menuju keselamatan pasien. Tujuh langkah tersebut adalah membangun budaya keselamatan pasien, memimpin dan mendukung staf, mengintegrasikan manajemen risiko, mengembangkan sistem pelaporan, melibatkan dan berkomunikasi dengan puskesmas, belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dan mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Diskusi: Penerapan tujuh langkah menuju keselamatan pasien belum dilaksanakan dengan baik dan optimal oleh puskesmas. Langkah yang paling banyak diterapkan oleh puskesmas adalah langkah enam dan langkah tujuh. Sedangkan langkah yang belum diterapkan di semua puskesmas adalah langkah lima.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135960696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Dalam proses persalinan, ibu merasakan takut atas rasa nyeri berat yang akan dialami, rasa nyeri ini sering menimbulkan kondisi yang dapat mempengaruhi fisik dan mental. Pada persalinan kala 1, rasa sakit yang dialami ibu terjadi akibat proses dilatasi serviks dan pembukaan portio. Dampak nyeri persalinan ini, dapat menciptakan negative birth experience. Salah satu terapi dalam penanganan nyeri persalinan kala 1 yaitu dengan menggunakan kompres hangat pada perineum. Metodologi: Penelitian ini menggunakan penelusuran penelitian/artikel jurnal terdahulu yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Artikel jurnal didapatkan dari database Google Cendekia, PubMed, Science Direct, Taylor n Francis Online. Hasil: Penelitian ini merupakan penelitian literature review yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sistematik PRISMA. Proses pencarian artikel dilakukan antara tahun 2012-2021. Berdasarkan penelusuran database, dalam pencarian literatur Dari 649 jurnal yang diteliti, terdapat lima artikel yang memenuhi kriteria dengan artikel, syarat populasi studi adalah ibu bersalin pervaginam dan artikel dalam Bahasa inggris dan atau Bahasa Indonesia. Diskusi: mayoritas menyatakan bahwa intensitas nyeri persalinan pada kala 1 dapat menurun ketika diberikan intervensi kompres hangat di perineum, karena dapat mengurangi spasme otot dan meningkatkan aliran darah, sehingga memberikan efek hangat dan menenangkan. Terapi pemberian kompres hangat efektif terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1. Kata Kunci: Persalinan, Nyeri, Perineum, Kompres hangat, Kala 1
{"title":"","authors":"Silvia Ekatama Wardani, Gina Setiayani, Euvalingga Dwilda, Sabrina Hestia","doi":"10.32831/jik.v11i2.489","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.489","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Dalam proses persalinan, ibu merasakan takut atas rasa nyeri berat yang akan dialami, rasa nyeri ini sering menimbulkan kondisi yang dapat mempengaruhi fisik dan mental. Pada persalinan kala 1, rasa sakit yang dialami ibu terjadi akibat proses dilatasi serviks dan pembukaan portio. Dampak nyeri persalinan ini, dapat menciptakan negative birth experience. Salah satu terapi dalam penanganan nyeri persalinan kala 1 yaitu dengan menggunakan kompres hangat pada perineum. Metodologi: Penelitian ini menggunakan penelusuran penelitian/artikel jurnal terdahulu yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Artikel jurnal didapatkan dari database Google Cendekia, PubMed, Science Direct, Taylor n Francis Online. Hasil: Penelitian ini merupakan penelitian literature review yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sistematik PRISMA. Proses pencarian artikel dilakukan antara tahun 2012-2021. Berdasarkan penelusuran database, dalam pencarian literatur Dari 649 jurnal yang diteliti, terdapat lima artikel yang memenuhi kriteria dengan artikel, syarat populasi studi adalah ibu bersalin pervaginam dan artikel dalam Bahasa inggris dan atau Bahasa Indonesia. Diskusi: mayoritas menyatakan bahwa intensitas nyeri persalinan pada kala 1 dapat menurun ketika diberikan intervensi kompres hangat di perineum, karena dapat mengurangi spasme otot dan meningkatkan aliran darah, sehingga memberikan efek hangat dan menenangkan. Terapi pemberian kompres hangat efektif terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1. Kata Kunci: Persalinan, Nyeri, Perineum, Kompres hangat, Kala 1","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135960697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Kusta merupakan penyakit menular yang dapat menyerang kulit, yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Kusta merupakan penyakit infeksius dengan waktu inkubasi yang panjang sampai bertahun-tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit kusta di Puskesmas Manguharjo dan Ngegong. Metodologi: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi dan sampel adalah seluruh penderita kusta periode Januari – Desember 2021 yaitu 26 responden kasus dan 26 responden kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independent yaitu kebiasaan mandi (p-value = 0,026), kebiasaan meminjam handuk (p-value = 0,006), kebiasaan mencuci tangan dan kaki (p-value = 0,012) terhadap kejadian penyakit kusta. Diskusi: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan mandi, kebiasaan meminjam handuk, kebiasaan mencuci tangan dan kaki terhadap kejadian penyakit kusta di Puskesmas Manguharjo dan Ngegong. Saran bagi Puskesmas yaitu perlu adanya sosialisasi mengenai cara pencegahan dan pengobatan penyakit kusta serta pemberian edukasi mengenai stigma masyarakat bahwa penyakit kusta bukan penyakit yang menyeramkan
{"title":"RELATIONSHIP BETWEEN PERSONAL HYGIENE WITH LEPROSY AT MANGHUHARJO AND NGEGONG HEALTH CENTER","authors":"Liana Novita, Retno Widiarini, Avicena Sakufa","doi":"10.32831/jik.v11i2.464","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.464","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kusta merupakan penyakit menular yang dapat menyerang kulit, yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Kusta merupakan penyakit infeksius dengan waktu inkubasi yang panjang sampai bertahun-tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit kusta di Puskesmas Manguharjo dan Ngegong. Metodologi: Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi dan sampel adalah seluruh penderita kusta periode Januari – Desember 2021 yaitu 26 responden kasus dan 26 responden kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independent yaitu kebiasaan mandi (p-value = 0,026), kebiasaan meminjam handuk (p-value = 0,006), kebiasaan mencuci tangan dan kaki (p-value = 0,012) terhadap kejadian penyakit kusta. Diskusi: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan mandi, kebiasaan meminjam handuk, kebiasaan mencuci tangan dan kaki terhadap kejadian penyakit kusta di Puskesmas Manguharjo dan Ngegong. Saran bagi Puskesmas yaitu perlu adanya sosialisasi mengenai cara pencegahan dan pengobatan penyakit kusta serta pemberian edukasi mengenai stigma masyarakat bahwa penyakit kusta bukan penyakit yang menyeramkan","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135434776","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Berdasarkan data yang di dapatkan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2020 tercatat 108.303 kasus DBD. Salah satu cara mencegah penyakit DBD dengan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kimia berlebihan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, maka di cari alternatif salah satunya dengan penggunakan bahan alami dari ekstrak bunga kamboja (Plumeria Acuminata). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh esktrak bunga kamboja (Plumeria acuminata) konsentrasi 0%, 1,5%, 3%, 6% terhadap kematian larva Aedes aegypti. Metodologi: Jenis penelitian ini menggunakan Quasi Experimental dengan desain after only control group design. Populasi penelitian yaitu seluruh larva Aedes aegypti sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 320 larva Aedes aegypti instar III. Hasil: Hasil penelitian, pada pengamatan 24 jam larva Aedes aegypti instar III di konsentrasi 1,5%, 3% dan 6% dapat membunuh 6,25%-100% larva uji, sedangkan pada konsentrasi 0% tidak terdapat kematian larva. Diskusi: Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan mortalitas larva Aedes aegypti instar III dengan kelompok konsentrasi ekstrak bunga kamboja (Plumeria acuminata). Peningkatan informasi serta pengaplikasian ekstrak bunga kamboja (Plumeria acuminata) sebagai salah satu rekomendasi program dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
{"title":"EFFECT EXTRACT FRANGIPANI FLOWERS (PLUMERIA ACUMINATA) ON MORTALITY AEDES AEGYPTI LARVAE","authors":"Yuliana Risma Citra","doi":"10.32831/jik.v11i2.463","DOIUrl":"https://doi.org/10.32831/jik.v11i2.463","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Berdasarkan data yang di dapatkan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2020 tercatat 108.303 kasus DBD. Salah satu cara mencegah penyakit DBD dengan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kimia berlebihan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, maka di cari alternatif salah satunya dengan penggunakan bahan alami dari ekstrak bunga kamboja (Plumeria Acuminata). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh esktrak bunga kamboja (Plumeria acuminata) konsentrasi 0%, 1,5%, 3%, 6% terhadap kematian larva Aedes aegypti. Metodologi: Jenis penelitian ini menggunakan Quasi Experimental dengan desain after only control group design. Populasi penelitian yaitu seluruh larva Aedes aegypti sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 320 larva Aedes aegypti instar III. Hasil: Hasil penelitian, pada pengamatan 24 jam larva Aedes aegypti instar III di konsentrasi 1,5%, 3% dan 6% dapat membunuh 6,25%-100% larva uji, sedangkan pada konsentrasi 0% tidak terdapat kematian larva. Diskusi: Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan mortalitas larva Aedes aegypti instar III dengan kelompok konsentrasi ekstrak bunga kamboja (Plumeria acuminata). Peningkatan informasi serta pengaplikasian ekstrak bunga kamboja (Plumeria acuminata) sebagai salah satu rekomendasi program dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"178 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77577201","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Obesitas dan kurangnya aktivitas fisik diketahui sebagai faktor risiko independen kejadian prediabetes, namun efek gabungan kedua faktor tersebut terhadap kejadian prediabetes belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek gabungan obesitas dan aktivitas fisik terhadap kejadian prediabetes pada populasi usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014 dengan rancangan cross-sectional. Sebanyak 5.439 responden usia ≥ 15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutsertakan dalam analisis. Outcome penelitian berupa kejadian prediabetes berdasarkan pemeriksaan HbA1c. Regresi logistik dilakukan untuk mengestimasikan Prevalence Ratio (PR) dengan 95% Confidence Intervals (CI). Pada analisis gabungan dengan menggunakan kelompok tidak obesitas dan aktivitas cukup sebagai kelompok pembanding, kelompok obesitas dengan aktivitas fisik kurang diketahui memiliki resiko paling tinggi menderita prediabetes (PR 1,92; 95% CI 1,55-2,37), diikuti kelompok obesitas dengan aktivitas fisik cukup (PR 1,69; 95% CI 1,44-2,00), setelah dikontrol variabel usia dan jenis kelamin. Kelompok tidak obesitas dan aktivitas fisik kurang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan prediabetes. Sebesar 16,15% kejadian prediabetes disebabkan oleh interaksi sinergis antara obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Pencegahan terhadap obesitas bersama dengan peningkatan aktivitas fisik penting dilakukan guna menurunkan risiko prediabetes.
{"title":"Efek Gabungan Obesitas dan Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Prediabetes","authors":"Irma Surya Kusuma, Syahrizal Syarif, Septyana Choirunisa","doi":"10.33221/jikm.v12i03.2159","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v12i03.2159","url":null,"abstract":"Obesitas dan kurangnya aktivitas fisik diketahui sebagai faktor risiko independen kejadian prediabetes, namun efek gabungan kedua faktor tersebut terhadap kejadian prediabetes belum banyak diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek gabungan obesitas dan aktivitas fisik terhadap kejadian prediabetes pada populasi usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014 dengan rancangan cross-sectional. Sebanyak 5.439 responden usia ≥ 15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diikutsertakan dalam analisis. Outcome penelitian berupa kejadian prediabetes berdasarkan pemeriksaan HbA1c. Regresi logistik dilakukan untuk mengestimasikan Prevalence Ratio (PR) dengan 95% Confidence Intervals (CI). Pada analisis gabungan dengan menggunakan kelompok tidak obesitas dan aktivitas cukup sebagai kelompok pembanding, kelompok obesitas dengan aktivitas fisik kurang diketahui memiliki resiko paling tinggi menderita prediabetes (PR 1,92; 95% CI 1,55-2,37), diikuti kelompok obesitas dengan aktivitas fisik cukup (PR 1,69; 95% CI 1,44-2,00), setelah dikontrol variabel usia dan jenis kelamin. Kelompok tidak obesitas dan aktivitas fisik kurang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan prediabetes. Sebesar 16,15% kejadian prediabetes disebabkan oleh interaksi sinergis antara obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Pencegahan terhadap obesitas bersama dengan peningkatan aktivitas fisik penting dilakukan guna menurunkan risiko prediabetes.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89318376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.33221/jikm.v12i03.2042
Hanna Pradifa, Al Mukhlas Fikri, Ratih Kurniasari
Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan di masyarakat, seperti pembatasan aktivitas, selalu menjaga jarak antar sesama, dan menghindari keramaian. Proses pembelajaran dilakukan secara daring sehingga aktivitas anak terbatas. Hal tersebut meningkatkan peluang untuk memiliki sedentary lifestyle. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sedentary lifestyle dengan status gizi remaja pada masa pandemi. Desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cibinong. Sampel penelitian adalah 195 siswa kelas 8 dengan pengambilan sampel secara simple random sampling . Kriteria inklusi sampel yaitu remaja awal siswa berusia 13-15 tahun dan bersedia mengikuti penelitian. Timbangan berat badan dan microtoise untuk menilai status gizi remaja. Kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ) digunakan untuk menilai tingkat sedentary lifestyle. Sampel dalam penelitian sebagian besar berjenis kelamin perempuan (63,6%), berusia 14 tahun (60%), dan memiliki ayah dengan pendidikan terakahir SMA (49,2%). Asupan energi subjek tergolong defisit berat (80%), dan memiliki status gizi normal (65,1%). Meskipun demikian, sebanyak 15,4% memiliki status gizi gemuk dan 7,2% obesitas. Akan tetapi, penelitian ini belum dapat menunjukkan adanya hubungan sedentary lifestyle dengan status gizi remaja pada masa pandemi (P-value = 0,899). Diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sedentary lifestyle dengan status gizi remaja pada masa pandemi di SMP Negeri 1 Cibinong.
COVID-19大流行导致社会发生变化,比如限制活动,总是保持距离,远离人群。学习过程在网上进行,因此儿童活动受到限制。它增加了获得专利生活方式的机会。本研究旨在分析生命形式与流感大流行青少年营养状况的关系。研究设计是分段的。这项研究是在SMP Negeri 1 Cibinong进行的。研究样本为195名八年级学生,他们进行了简单的随机抽样。样本包容性标准是13-15岁的青少年自愿参加研究。体重秤和微型托伊来评估青少年的营养状况。反诉问题调查问卷被用来评估生活方式的水平。该样本主要用于女性(63.6%)、14岁(60%)和接受高中教育的父亲(49.2%)等研究。能量摄入的比例为体重赤字(80%),正常营养状况为65.1%。然而,多达154%的肥胖营养状况和7.2%的肥胖。然而,该研究还没有发现与大流行时期青少年营养状况有关的生活方式。据了解,在SMP Negeri 1 Cibinong大流行期间,生命形式与青少年营养状况没有显著关系。
{"title":"Hubungan Sedentary Lifestyle dengan Status Gizi Remaja pada Masa Pandemi COVID-19","authors":"Hanna Pradifa, Al Mukhlas Fikri, Ratih Kurniasari","doi":"10.33221/jikm.v12i03.2042","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v12i03.2042","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan di masyarakat, seperti pembatasan aktivitas, selalu menjaga jarak antar sesama, dan menghindari keramaian. Proses pembelajaran dilakukan secara daring sehingga aktivitas anak terbatas. Hal tersebut meningkatkan peluang untuk memiliki sedentary lifestyle. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sedentary lifestyle dengan status gizi remaja pada masa pandemi. Desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cibinong. Sampel penelitian adalah 195 siswa kelas 8 dengan pengambilan sampel secara simple random sampling . Kriteria inklusi sampel yaitu remaja awal siswa berusia 13-15 tahun dan bersedia mengikuti penelitian. Timbangan berat badan dan microtoise untuk menilai status gizi remaja. Kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ) digunakan untuk menilai tingkat sedentary lifestyle. Sampel dalam penelitian sebagian besar berjenis kelamin perempuan (63,6%), berusia 14 tahun (60%), dan memiliki ayah dengan pendidikan terakahir SMA (49,2%). Asupan energi subjek tergolong defisit berat (80%), dan memiliki status gizi normal (65,1%). Meskipun demikian, sebanyak 15,4% memiliki status gizi gemuk dan 7,2% obesitas. Akan tetapi, penelitian ini belum dapat menunjukkan adanya hubungan sedentary lifestyle dengan status gizi remaja pada masa pandemi (P-value = 0,899). Diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sedentary lifestyle dengan status gizi remaja pada masa pandemi di SMP Negeri 1 Cibinong.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78812729","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.33221/jikm.v12i03.2060
Asweros Umbu Zogara, M. Loaloka, Maria Goreti Pantaleon
Banyak remaja putri yang tidak puas dengan tubuhnya sehingga melakukan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Akan tetapi seringkali diet yang dilakukan remaja putri merupakan diet beresiko padahal diet ini akan membawa dampak negatif bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara variabel bebas, yaitu teman sebaya dan aktivitas fisik dengan variabel terikat, yaitu perilaku diet remaja putri. Rancangan cross sectional diaplikasikan dalam studi ini. Waktu studi ini adalah bulan Januari sampai Mei 2022 di Kota Kupang. Responden dalam studi ini, yaitu remaja putri berjumlah 349 orang yang diambil dengan teknik accidental sampling. Variabel teman sebaya dikumpulkan menggunakan kuesioner, sedangkan aktivitas fisik dikumpulkan dengan form The International Physical Activity Questionnaire - Short Form (IPAQ-SF). Variabel perilaku diet yang dikumpulkan menggunakan kuesioner Youth Risk Behavior Surveillance. Uji chi square dipakai untuk menelaah hubungan variabel bebas dan terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor teman sebaya (P-value = 0,000) dan aktivitas fisik (P-value = 0,014) berhubungan signifikan dengan perilaku diet remaja putri. Remaja putri perlu diberikan edukasi secara terus-menerus agar membina hubungan positif dengan teman sebaya dan selalu beraktivitas fisik secara teratur dengan porsi yang cukup.
{"title":"Teman Sebaya dan Aktivitas Fisik Kaitannya dengan Perilaku Diet pada Remaja Putri","authors":"Asweros Umbu Zogara, M. Loaloka, Maria Goreti Pantaleon","doi":"10.33221/jikm.v12i03.2060","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v12i03.2060","url":null,"abstract":"Banyak remaja putri yang tidak puas dengan tubuhnya sehingga melakukan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Akan tetapi seringkali diet yang dilakukan remaja putri merupakan diet beresiko padahal diet ini akan membawa dampak negatif bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara variabel bebas, yaitu teman sebaya dan aktivitas fisik dengan variabel terikat, yaitu perilaku diet remaja putri. Rancangan cross sectional diaplikasikan dalam studi ini. Waktu studi ini adalah bulan Januari sampai Mei 2022 di Kota Kupang. Responden dalam studi ini, yaitu remaja putri berjumlah 349 orang yang diambil dengan teknik accidental sampling. Variabel teman sebaya dikumpulkan menggunakan kuesioner, sedangkan aktivitas fisik dikumpulkan dengan form The International Physical Activity Questionnaire - Short Form (IPAQ-SF). Variabel perilaku diet yang dikumpulkan menggunakan kuesioner Youth Risk Behavior Surveillance. Uji chi square dipakai untuk menelaah hubungan variabel bebas dan terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor teman sebaya (P-value = 0,000) dan aktivitas fisik (P-value = 0,014) berhubungan signifikan dengan perilaku diet remaja putri. Remaja putri perlu diberikan edukasi secara terus-menerus agar membina hubungan positif dengan teman sebaya dan selalu beraktivitas fisik secara teratur dengan porsi yang cukup.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88160810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Merokok dapat menimbulkan masalah kesehatan kronis, termasuk pada remaja. Tingkat perokok pada remaja usia 10-18 tahun meningkat dari tahun 7,20% tahun 2013 menjadi 9,10% tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi kerentanan, manfaat, hambatan dan aspek sosiopsikologi remaja tentang bahaya merokok ditinjau dari Health Belief Model. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan focus group discussion (FGD). Penelitian dilakukan di Kelurahan Sidomulyo Barat Kota Pekanbaru. Hasil Penelitian menunjukkan sebagian besar remaja percaya dirinya rentan terhadap bahaya akibat merokok, remaja berpersepsi baik jika tidak merokok akan memberikan manfaat kesehatan bagi tubuhnya, remaja percaya adanya hambatan jika tidak merokok, sebagian besar faktor utama yang mempengaruhi remaja merokok adalah teman dan gaya hidup. Diharapkan puskesmas membagikan poster kesehatan, modifikasi penyuluhan melalui media sosial, mengembangkan media sosial dalam kegiatan anti rokok dan diharapkan keluarga sebagai teladan untuk tidak merokok.
{"title":"Persepsi Remaja Tentang Bahaya Merokok Ditinjau Dari Health Belief Model","authors":"Siti Handam Dewi, Jasrida Yunita, Tin Gustina, Hetty Ismainar, Mitra Mitra","doi":"10.33221/jikm.v12i03.1759","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v12i03.1759","url":null,"abstract":"Merokok dapat menimbulkan masalah kesehatan kronis, termasuk pada remaja. Tingkat perokok pada remaja usia 10-18 tahun meningkat dari tahun 7,20% tahun 2013 menjadi 9,10% tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi kerentanan, manfaat, hambatan dan aspek sosiopsikologi remaja tentang bahaya merokok ditinjau dari Health Belief Model. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan focus group discussion (FGD). Penelitian dilakukan di Kelurahan Sidomulyo Barat Kota Pekanbaru. Hasil Penelitian menunjukkan sebagian besar remaja percaya dirinya rentan terhadap bahaya akibat merokok, remaja berpersepsi baik jika tidak merokok akan memberikan manfaat kesehatan bagi tubuhnya, remaja percaya adanya hambatan jika tidak merokok, sebagian besar faktor utama yang mempengaruhi remaja merokok adalah teman dan gaya hidup. Diharapkan puskesmas membagikan poster kesehatan, modifikasi penyuluhan melalui media sosial, mengembangkan media sosial dalam kegiatan anti rokok dan diharapkan keluarga sebagai teladan untuk tidak merokok.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81607620","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-02DOI: 10.33221/jikm.v12i03.1968
Ramdiana Ramdiana, Legiran Legiran
Ketidakseimbangan antara pro-oksidan dan antioksidan akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif, dengan pembentukan Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang berlebihan atau ketika mekanisme pertahanan antioksidan melemah. Sistem pertahanan antioksidan alami tubuh akan kalah bila produksi ROS berlebih, menciptakan lingkungan yang tidak sesuai untuk reaksi fisiologis wanita. Artikel ini bertujuan meninjau literatur yang tersedia saat ini tentang peran stres oksidatif dalam proses fisiologis reproduksi yang menguntungkan dan merugikan wanita. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review menggunakan alur Preferred Reporting Items for Systematic Reviews (PRISMA) dengan mengumpulkan artikel, sesuai yang didapat dari database PubMed, Science Direct dan Cochrane dengan kata kunci ”oxidative stress”, “estrogen”, “female reproductive health”, “ovulation” dari hasil analisis dipilih 6 artikel yang sesuai kriteria. Kesimpulannya adalah Estrogen terlibat dalam respon stres yang menguntungan wanita, dan juga terlibat dalam resistensi wanita terhadap penyakit. Telah begitu banyak penelitian yang membuktikan keterkaitan stres oksidatif dan reproduksi wanita yang menyebabkan timbulnya keluhan patologis seperti endometriosis, dismenore, komplikasi kehamilan, Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), infertilitas, menopause dan lain-lain.
{"title":"Literature Review: Stres Oksidatif dan Reproduksi Wanita","authors":"Ramdiana Ramdiana, Legiran Legiran","doi":"10.33221/jikm.v12i03.1968","DOIUrl":"https://doi.org/10.33221/jikm.v12i03.1968","url":null,"abstract":"Ketidakseimbangan antara pro-oksidan dan antioksidan akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif, dengan pembentukan Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang berlebihan atau ketika mekanisme pertahanan antioksidan melemah. Sistem pertahanan antioksidan alami tubuh akan kalah bila produksi ROS berlebih, menciptakan lingkungan yang tidak sesuai untuk reaksi fisiologis wanita. Artikel ini bertujuan meninjau literatur yang tersedia saat ini tentang peran stres oksidatif dalam proses fisiologis reproduksi yang menguntungkan dan merugikan wanita. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review menggunakan alur Preferred Reporting Items for Systematic Reviews (PRISMA) dengan mengumpulkan artikel, sesuai yang didapat dari database PubMed, Science Direct dan Cochrane dengan kata kunci ”oxidative stress”, “estrogen”, “female reproductive health”, “ovulation” dari hasil analisis dipilih 6 artikel yang sesuai kriteria. Kesimpulannya adalah Estrogen terlibat dalam respon stres yang menguntungan wanita, dan juga terlibat dalam resistensi wanita terhadap penyakit. Telah begitu banyak penelitian yang membuktikan keterkaitan stres oksidatif dan reproduksi wanita yang menyebabkan timbulnya keluhan patologis seperti endometriosis, dismenore, komplikasi kehamilan, Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), infertilitas, menopause dan lain-lain.","PeriodicalId":32237,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat","volume":"139 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80988786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}