Macam-macam tatalaksana penyakit diabetes antara lain edukasi, pengaturan makanan, latihan fisik, dan intervensi farmakologis. Latihan fisik, salah satunya senam diabetes merupakan salah satu upaya pertama dalam pencegahan, kontrol, dan mengatasi diabetes. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh senam diabetes terhadap penurunan KGD pada penderita DMT2. Desain penelitian adalah pra-eksperimental, one group pra-post test design. Sampel dalam penelitian ini ada 35 responden dengan tekhnik pengambilan sample yang digunakan yaitu teknik simple random sampling. Variabel bebas yaitu senam diabetes dan variable terikat yaitu KGD. Pengukuran KGD menggunakan Glucotest. Data dilakukan analisis dengan menggunakan uji Paired Samples T Tes. Hasil penelitian didapatkan rata-rata KGD setelah dilakukan senam terdapat penurunan sebesar 19,49 mg/dL. Hasil uji analisis data pretest-posttest kadar gula darah menggunakan uji Paired Samples T Test didapatkan nilai ρValue=0,000 dengan α=0,05. Karena ρValue<α maka ada pengaruh senam DM terhadap Penurunan KGDpada Penderita DMT2. Dengan melakukan senam DM pasien DMT2 bisa mengontrol kadar gula darahnya
{"title":"Pengaruh Senam Diabetes Mellitus terhadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2","authors":"Nelyta Oktavianisya, Sugesti Aliftitah","doi":"10.33860/jik.v16i2.1233","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i2.1233","url":null,"abstract":"Macam-macam tatalaksana penyakit diabetes antara lain edukasi, pengaturan makanan, latihan fisik, dan intervensi farmakologis. Latihan fisik, salah satunya senam diabetes merupakan salah satu upaya pertama dalam pencegahan, kontrol, dan mengatasi diabetes. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh senam diabetes terhadap penurunan KGD pada penderita DMT2. Desain penelitian adalah pra-eksperimental, one group pra-post test design. Sampel dalam penelitian ini ada 35 responden dengan tekhnik pengambilan sample yang digunakan yaitu teknik simple random sampling. Variabel bebas yaitu senam diabetes dan variable terikat yaitu KGD. Pengukuran KGD menggunakan Glucotest. Data dilakukan analisis dengan menggunakan uji Paired Samples T Tes. Hasil penelitian didapatkan rata-rata KGD setelah dilakukan senam terdapat penurunan sebesar 19,49 mg/dL. Hasil uji analisis data pretest-posttest kadar gula darah menggunakan uji Paired Samples T Test didapatkan nilai ρValue=0,000 dengan α=0,05. Karena ρValue<α maka ada pengaruh senam DM terhadap Penurunan KGDpada Penderita DMT2. Dengan melakukan senam DM pasien DMT2 bisa mengontrol kadar gula darahnya","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125097355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir dan sebesar 16% dari semua bayi lahir dengan BBLR. Faktor penyebab terhadap kejadian bayi baru lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) dilihat dari lingkar lengan atas (LiLA), hemoglobin (Hb), dan zat besi di dalam tubuh ibu hamil. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan LiLA, Hb, dan zat besi dengan berat badan lahir bayi. Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah ibu yang melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkit pada bulan Januari-Desember 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 212 responden. Uji analisa data menggunakan chi square. Hasil penelitian didapat ada hubungan LiLA dengan berat badan lahir bayi dengan p-value 0,022, OR sebesar 0,231(0,061-0,874). Tidak ada hubungan kadar hemoglobin dengan berat badan lahir bayi dengan p-value 0,703, nilai OR sebesar 1,382 (0,497-3,839). Ada hubungan asupan zat besi (Fe) dengan berat badan lahir bayi dengan p-value 0,759, dengan nilai OR sebesar 0,770 (0,297-2,001). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan LiLA dengan berat badan lahir bayi. Pada variabel kadar hemoglobin dan asupan zat besi (Fe) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan berat badan lahir bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkit.
{"title":"Hubungan Lingkar Lengan Atas (LiLA), Hemoglobin (Hb), dan Asupan Fe Terhadap Berat Badan Lahir Bayi","authors":"Nuryani, Ayu Mustika Handayani","doi":"10.33860/jik.v16i2.1255","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i2.1255","url":null,"abstract":"Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir dan sebesar 16% dari semua bayi lahir dengan BBLR. Faktor penyebab terhadap kejadian bayi baru lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) dilihat dari lingkar lengan atas (LiLA), hemoglobin (Hb), dan zat besi di dalam tubuh ibu hamil. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan LiLA, Hb, dan zat besi dengan berat badan lahir bayi. Metode penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah ibu yang melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkit pada bulan Januari-Desember 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 212 responden. Uji analisa data menggunakan chi square. Hasil penelitian didapat ada hubungan LiLA dengan berat badan lahir bayi dengan p-value 0,022, OR sebesar 0,231(0,061-0,874). Tidak ada hubungan kadar hemoglobin dengan berat badan lahir bayi dengan p-value 0,703, nilai OR sebesar 1,382 (0,497-3,839). Ada hubungan asupan zat besi (Fe) dengan berat badan lahir bayi dengan p-value 0,759, dengan nilai OR sebesar 0,770 (0,297-2,001). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan LiLA dengan berat badan lahir bayi. Pada variabel kadar hemoglobin dan asupan zat besi (Fe) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan berat badan lahir bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkit.","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"356 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125640803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Adhila Fayasari, Mirta Nur Gustianti, Tri Ardianti Khasanah
Mukbang adalah siaran makan yang dilakukan secara langsung dan menyajikan makanan dalam jumlah besar yang viral di media sosial. Budaya mukbang, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan kebiasaan menonton video mukbang dengan preferensi makan pada mahasiswa di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 413 mahasiswa di DKI Jakarta. Data kebiasaan menonton video mukbang diukur dengan menggunakan Mukbang Addiction Scale (MAS) dan preferensi makanan diukur dengan kuesioner terstruktur yang disebar dengan online form. Data pola makan diukur dengan menggunakan FFQ (Food Frequency Questionnaire). Data dianalisis menggunakan analisis chi-square. Sebanyak 42,8% subjek teradiksi mukbang, dan 7,7% preferensi makan tinggi terhadap fastfood. Data statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan menonton video mukbang dengan preferensi makanan pada mahasiswa di DKI Jakarta (p < 0,05), terutama pada mahasiswa dengan status gizi normal. Preferensi makanan mahasiswa didominasi frekuensi konsumsi protein, sayuran dan fastfood. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kebiasaan menonton video mukbang dengan preferensi makan pada mahasiswa, terutama pada jenis makanan protein, sayuran dan fastfood.
{"title":"Perilaku Menonton Mukbang dan Preferensi Makanan Mahasiswa di Jakarta","authors":"Adhila Fayasari, Mirta Nur Gustianti, Tri Ardianti Khasanah","doi":"10.33860/jik.v16i2.1190","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i2.1190","url":null,"abstract":"Mukbang adalah siaran makan yang dilakukan secara langsung dan menyajikan makanan dalam jumlah besar yang viral di media sosial. Budaya mukbang, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan kebiasaan menonton video mukbang dengan preferensi makan pada mahasiswa di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 413 mahasiswa di DKI Jakarta. Data kebiasaan menonton video mukbang diukur dengan menggunakan Mukbang Addiction Scale (MAS) dan preferensi makanan diukur dengan kuesioner terstruktur yang disebar dengan online form. Data pola makan diukur dengan menggunakan FFQ (Food Frequency Questionnaire). Data dianalisis menggunakan analisis chi-square. Sebanyak 42,8% subjek teradiksi mukbang, dan 7,7% preferensi makan tinggi terhadap fastfood. Data statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan menonton video mukbang dengan preferensi makanan pada mahasiswa di DKI Jakarta (p < 0,05), terutama pada mahasiswa dengan status gizi normal. Preferensi makanan mahasiswa didominasi frekuensi konsumsi protein, sayuran dan fastfood. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kebiasaan menonton video mukbang dengan preferensi makan pada mahasiswa, terutama pada jenis makanan protein, sayuran dan fastfood.","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126797475","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Marta Sovianti Hulu, Dina Lusiana Setyowati, Reny Noviasty
Anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gizi. Pusat Pengembangan Anak (PPA) melibatkan anak-anak dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah yang berisiko mengalami malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan pola asuh ibu, ketahanan pangan dan asupan gizi anak usia sekolah. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 50 anak yang terdaftar dalam Pusat Pengembangan Anugerah yang berusia 6-12 tahun. Hasil penelitian status gizi anak usia sekolah berdasarkan TB/U menunjukan hasil 92% anak memiliki status gizi normal namun ditemukan anak dengan kategori status gizi buruk sebesar 16%, gizi kurang sebanyak 4%, gizi lebih 14% dan obesitas sebesar 12% berdasarkan indeks antropometri IMT/U. Mayoritas ibu responden (74%) memiliki pola asuh demokratis. Dilihat dari segi ketahanan pangan keluarga, sebagian besar berada pada kategori rawan pangan dengan kelaparan sedang dengan persentase sebesar 64%. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < 0,05 pada variable pola asuh ibu dengan status gizi anak usia sekolah berdasarkan Indeks antropometri IMT/U dan antara variable asupan gizi dengan status gizi anak usia sekolah berdasarkan indeks antrompometri TB/U dan IMT/U. Sementara nila p value > 0,05 ditemukan pada vaiabel ketahanan pangan dengan status gizi anak. Disimpulkan terdapat hubungan antara pola asuh ibu dan asupan dengan status gizi anak, meskipun tidak terdapat hubungan antara ketahanan pangan dengan status gizi gizi anak
{"title":"Analisis Status Gizi dengan Pola Asuh Ibu, Ketahanan Pangan dan Asupan Gizi Di Pusat Pengembangan Anak (PPA) Samarinda","authors":"Marta Sovianti Hulu, Dina Lusiana Setyowati, Reny Noviasty","doi":"10.33860/jik.v16i2.1187","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i2.1187","url":null,"abstract":"Anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gizi. Pusat Pengembangan Anak (PPA) melibatkan anak-anak dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah yang berisiko mengalami malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan pola asuh ibu, ketahanan pangan dan asupan gizi anak usia sekolah. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 50 anak yang terdaftar dalam Pusat Pengembangan Anugerah yang berusia 6-12 tahun. Hasil penelitian status gizi anak usia sekolah berdasarkan TB/U menunjukan hasil 92% anak memiliki status gizi normal namun ditemukan anak dengan kategori status gizi buruk sebesar 16%, gizi kurang sebanyak 4%, gizi lebih 14% dan obesitas sebesar 12% berdasarkan indeks antropometri IMT/U. Mayoritas ibu responden (74%) memiliki pola asuh demokratis. Dilihat dari segi ketahanan pangan keluarga, sebagian besar berada pada kategori rawan pangan dengan kelaparan sedang dengan persentase sebesar 64%. Hasil uji chi square diperoleh nilai p value < 0,05 pada variable pola asuh ibu dengan status gizi anak usia sekolah berdasarkan Indeks antropometri IMT/U dan antara variable asupan gizi dengan status gizi anak usia sekolah berdasarkan indeks antrompometri TB/U dan IMT/U. Sementara nila p value > 0,05 ditemukan pada vaiabel ketahanan pangan dengan status gizi anak. Disimpulkan terdapat hubungan antara pola asuh ibu dan asupan dengan status gizi anak, meskipun tidak terdapat hubungan antara ketahanan pangan dengan status gizi gizi anak","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132838387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah gizi yang dialami ibu hamil adalah masalah gizi seperti kurang Energi kronis (KEK) dan anemia gizi. Pemberian multiple micronutrien diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan dan status gizi khususnya pada ibu hamil dan WUS (wanita pra konsepsi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi dan status anemia serta kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi multiple micronutrien (MMN). Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September –Oktober 2021 bertempat di 10 desa lokus stunting kabupaten Banggai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan jumlah sampel sebanyak 56 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami masalah anemia gizi sebanyak 21.4%, ibu hamil beriso KEK 16.1% dan ibu hamil dengan IMT kategori kurus sebanyak 10.7%. Tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet MMN sebagian besar (64.3%) belum patuh dan rata-rata konsumsi terhadap tablet MMN sebagian besar (66.1%) masih kurang dari 30 tablet. Perlu upaya penanggulangan serius terhadap masalah gizi pada ibu hamil dan upaya peningkatan terhadap cakupan konsumsi tablet MMN melalui pemberdayaan kader dan petugas pengawas minum obat (PMO).
{"title":"Status Gizi Ibu Hamil dan Kepatuhan Minum Multifle Micronutrien Di 10 Desa Lokus Stunting Di Kabupaten Banggai","authors":"W. Wijianto, Rugayah Said, Nitro Galenso","doi":"10.33860/jik.v16i1.716","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.716","url":null,"abstract":"Masalah gizi yang dialami ibu hamil adalah masalah gizi seperti kurang Energi kronis (KEK) dan anemia gizi. Pemberian multiple micronutrien diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan dan status gizi khususnya pada ibu hamil dan WUS (wanita pra konsepsi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi dan status anemia serta kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi multiple micronutrien (MMN). Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September –Oktober 2021 bertempat di 10 desa lokus stunting kabupaten Banggai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan jumlah sampel sebanyak 56 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami masalah anemia gizi sebanyak 21.4%, ibu hamil beriso KEK 16.1% dan ibu hamil dengan IMT kategori kurus sebanyak 10.7%. Tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet MMN sebagian besar (64.3%) belum patuh dan rata-rata konsumsi terhadap tablet MMN sebagian besar (66.1%) masih kurang dari 30 tablet. Perlu upaya penanggulangan serius terhadap masalah gizi pada ibu hamil dan upaya peningkatan terhadap cakupan konsumsi tablet MMN melalui pemberdayaan kader dan petugas pengawas minum obat (PMO).","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"269 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126841388","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah gambaran Asuhan Gizi Terhadap Asupan, Saturasi, dan Kadar Glukosa Darah Pasien Corona Virus Disease (COVID 19) Komorbid Diabetes Melitus. Metode penelitian ini, adalah deskriptif dengan design case study. Subyek dalam studi kasus ini adalah enam pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil pengamatan dari enam pasien diruangan ICU Covid Al-Falah setelah dilakukan asuhan gizi 5 pasien mengalami hiperglikemia dan glukosa darah tidak terkontrol. Sedangkan satu pasien gula darah terkontrol. Salah satu penyebab tidak terkontrolnya glukosa darah pada pasien Covid 19 adalah stress metabolik. Selain dari faktor stress penyebab kenaikan glukosa darah pada pasien Covid 19 adalah efek samping dari pemberian obat dexamethasone. Saturasi oksigen dari 6 pasien yang diamati stabil karena penambahan minyak jagung pada intervensi yang diberikan dan pengurangan porsi karbohidrat pada racikan makanan cair yang diberikan. Pasien COVID-19 merupakan salah satu jenis penyakit paru, maka karbohidrat harus dikurangi jumlahnya dan digantikan dengan peningkatan dari sumber lemak. Hal ini disebabkan karbohidrat memiliki Respiratory Quotient (RQ) yang paling tinggi dibandingkan dengan protein dan lemak yang berakibat pada peningkatan retensi CO2 yang dihasilkan sehingga dapat menambah gejala sesak yang dialami oleh penderita COVID-19. Kesimpulan, Berdasarkan hasil pengamatan dari 6 pasien diruangan ICU Covid Al-Falah setelah dilakukan asuhan gizi 5 pasien mengalami hiperglikemia dan glukosa darah tidak terkontrol. Saturasi oksigen dari 6 pasien yang diamati stabil karena penambahan minyak jagung pada intervensi yang diberikan dan pengurangan porsi karbohidrat pada racikan makanan cair yang diberikan.
{"title":"Asuhan Gizi Terhadap Asupan, Saturasi dan Kadar Glukosa Darah Pasien Corona Virus Disease (COVID 19) Komorbid Diabetes","authors":"Siti Hadianti, Mertien Sa'pang","doi":"10.33860/jik.v16i1.881","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.881","url":null,"abstract":"Tujuan dilakukan penelitian ini adalah gambaran Asuhan Gizi Terhadap Asupan, Saturasi, dan Kadar Glukosa Darah Pasien Corona Virus Disease (COVID 19) Komorbid Diabetes Melitus. Metode penelitian ini, adalah deskriptif dengan design case study. Subyek dalam studi kasus ini adalah enam pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil pengamatan dari enam pasien diruangan ICU Covid Al-Falah setelah dilakukan asuhan gizi 5 pasien mengalami hiperglikemia dan glukosa darah tidak terkontrol. Sedangkan satu pasien gula darah terkontrol. Salah satu penyebab tidak terkontrolnya glukosa darah pada pasien Covid 19 adalah stress metabolik. Selain dari faktor stress penyebab kenaikan glukosa darah pada pasien Covid 19 adalah efek samping dari pemberian obat dexamethasone. Saturasi oksigen dari 6 pasien yang diamati stabil karena penambahan minyak jagung pada intervensi yang diberikan dan pengurangan porsi karbohidrat pada racikan makanan cair yang diberikan. Pasien COVID-19 merupakan salah satu jenis penyakit paru, maka karbohidrat harus dikurangi jumlahnya dan digantikan dengan peningkatan dari sumber lemak. Hal ini disebabkan karbohidrat memiliki Respiratory Quotient (RQ) yang paling tinggi dibandingkan dengan protein dan lemak yang berakibat pada peningkatan retensi CO2 yang dihasilkan sehingga dapat menambah gejala sesak yang dialami oleh penderita COVID-19. Kesimpulan, Berdasarkan hasil pengamatan dari 6 pasien diruangan ICU Covid Al-Falah setelah dilakukan asuhan gizi 5 pasien mengalami hiperglikemia dan glukosa darah tidak terkontrol. Saturasi oksigen dari 6 pasien yang diamati stabil karena penambahan minyak jagung pada intervensi yang diberikan dan pengurangan porsi karbohidrat pada racikan makanan cair yang diberikan.","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127171859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendidikan gizi menjadi salah satu upaya preventif dalam mengatasi masalah gizi remaja di Indonesia. Namun, adanya pandemi COVID-19 menghambat proses pendidikan gizi pada remaja, mengingat adanya pembatasan kegiatan tatap muka, dan remaja melaksanakan pembelajaran dari rumah. Platform atau media digital berbasis online dapat menjadi media alternatif untuk membantu proses pendidikan gizi pada remaja selama masa pandemi berlangsung. Tujuan dari kajian pustaka ini adalah memberikan gambaran terkait pemanfaatan media digital sebagai media pendidikan gizi di masa pandemi COVID-19. Proses pencarian artikel ilmiah dilakukan melalui database Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media digital memiliki potensi yang besar sebagai media alternatif pendidikan gizi di masa pandemi COVID-19. Hal tersebut ditunjukkan dengan tercapainya tujuan program-program gizi yang dilaksanakan, yaitu meningkatnya pengetahuan, sikap, dan atau tindakan remaja terhadap gizi seimbang dan PHBS. Media digital yang banyak dimanfaatkan diantaranya Twitter, WhatsApp, Google Meet, Zoom Cloud Meeting, Instagram dan Website, dengan media WhatsApp menjadi media digital yang paling banyak digunakan dalam proses pendidikan dan edukasi gizi pada remaja di masa pandemi COVID-19
{"title":"Kajian Pustaka: Penggunaan Media Digital Sebagai Alternatif Media Pendidikan Gizi pada Remaja di Masa Pandemi COVID-19","authors":"Sarah Yuliani Assabila, Linda Riski Sefrina","doi":"10.33860/jik.v16i1.693","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.693","url":null,"abstract":"Pendidikan gizi menjadi salah satu upaya preventif dalam mengatasi masalah gizi remaja di Indonesia. Namun, adanya pandemi COVID-19 menghambat proses pendidikan gizi pada remaja, mengingat adanya pembatasan kegiatan tatap muka, dan remaja melaksanakan pembelajaran dari rumah. Platform atau media digital berbasis online dapat menjadi media alternatif untuk membantu proses pendidikan gizi pada remaja selama masa pandemi berlangsung. Tujuan dari kajian pustaka ini adalah memberikan gambaran terkait pemanfaatan media digital sebagai media pendidikan gizi di masa pandemi COVID-19. Proses pencarian artikel ilmiah dilakukan melalui database Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media digital memiliki potensi yang besar sebagai media alternatif pendidikan gizi di masa pandemi COVID-19. Hal tersebut ditunjukkan dengan tercapainya tujuan program-program gizi yang dilaksanakan, yaitu meningkatnya pengetahuan, sikap, dan atau tindakan remaja terhadap gizi seimbang dan PHBS. Media digital yang banyak dimanfaatkan diantaranya Twitter, WhatsApp, Google Meet, Zoom Cloud Meeting, Instagram dan Website, dengan media WhatsApp menjadi media digital yang paling banyak digunakan dalam proses pendidikan dan edukasi gizi pada remaja di masa pandemi COVID-19","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129081114","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dental care services have the highest risk of transmitting the COVID-19. Many countries and health organizations published policies or procedures for dental care services implementation during the COVID-19 pandemic. This study compared the dental care policies before and during the COVID-19 pandemic. This study narratively reviewed policies of dental care services before and during the COVID-19 pandemic. We searched for recommendations and guidelines on dental care policies by The Ministry of Health of Indonesia and The Centers for Disease Control and Prevention (CDC). The study result showed that the dental care policy before the COVID-19 pandemic explained infection preventive action in dental care facilities. Dental care policy during the COVID-19 pandemic explained COVID-19 preventive efforts and changes in the dental procedure like the use of teledentistry (to assess the dental condition of patients and follow up patients), postponing of elective surgeries, restricting the number of patients, screening COVID-19 for all patients, and implement of COVID-19 health protocol. The most striking differences among dental care policies before and during the COVID-19 pandemic were the pre-visit screening aspect (the use of teledentistry to assess dental condition) and the screening aspect (ensuring patients didn't have COVID-19 symptoms)
{"title":"Comparison of Dental Care Policies Before and During The COVID-19 Pandemic: A Literature Review","authors":"Ika Marta Nia, Inge Dhamanti","doi":"10.33860/jik.v16i1.985","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.985","url":null,"abstract":"Dental care services have the highest risk of transmitting the COVID-19. Many countries and health organizations published policies or procedures for dental care services implementation during the COVID-19 pandemic. This study compared the dental care policies before and during the COVID-19 pandemic. This study narratively reviewed policies of dental care services before and during the COVID-19 pandemic. We searched for recommendations and guidelines on dental care policies by The Ministry of Health of Indonesia and The Centers for Disease Control and Prevention (CDC). The study result showed that the dental care policy before the COVID-19 pandemic explained infection preventive action in dental care facilities. Dental care policy during the COVID-19 pandemic explained COVID-19 preventive efforts and changes in the dental procedure like the use of teledentistry (to assess the dental condition of patients and follow up patients), postponing of elective surgeries, restricting the number of patients, screening COVID-19 for all patients, and implement of COVID-19 health protocol. The most striking differences among dental care policies before and during the COVID-19 pandemic were the pre-visit screening aspect (the use of teledentistry to assess dental condition) and the screening aspect (ensuring patients didn't have COVID-19 symptoms)","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128057164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menjadi penyebab utama terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal. Pengobatan hipertensi salah satunya dengan ramuan herbal yaitu dengan menggunakan bawang putih. Bawang putih mempunyai efek antihipertensi karena terdapat kandungan zat alisin dan hydrogen sulfide, yang bermanfaat untuk vasodilatasi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi studi literatur yang berhubungan dengan pemberian air seduhan bawang putih terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelusuran artikel penelitian di beberapa database menggunakan kata kunci tertentu dalam periode tahun 2015-2019. Hasil penelusuran didapatkan 17 artikel menggunakan intervensi keperawatan, hanya 15 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Peneliti menilai 15 artikel tersebut dengan Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach dan didapatkan 7 artikel termasuk kategori superior paper. Hasil literature review menunjukkan bahwa sebanyak 7 artikel menunjukkan air seduhan bawang putih mampu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Rekomendasi literatur review ini dapat menjadikan intervensi seduhan bawang putih sebagai terapi alternatif pendamping terapi medis yang mudah didapat dan efektif dalam menurunkan tekanan darah
{"title":"Seduhan Bawang Putih Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi: A Literature Review","authors":"A. Amir, Nirva Rantesigi, Agusrianto Agusrianto","doi":"10.33860/jik.v16i1.685","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.685","url":null,"abstract":"Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menjadi penyebab utama terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal. Pengobatan hipertensi salah satunya dengan ramuan herbal yaitu dengan menggunakan bawang putih. Bawang putih mempunyai efek antihipertensi karena terdapat kandungan zat alisin dan hydrogen sulfide, yang bermanfaat untuk vasodilatasi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi studi literatur yang berhubungan dengan pemberian air seduhan bawang putih terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelusuran artikel penelitian di beberapa database menggunakan kata kunci tertentu dalam periode tahun 2015-2019. Hasil penelusuran didapatkan 17 artikel menggunakan intervensi keperawatan, hanya 15 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Peneliti menilai 15 artikel tersebut dengan Duffy’s Research Appraisal Checklist Approach dan didapatkan 7 artikel termasuk kategori superior paper. Hasil literature review menunjukkan bahwa sebanyak 7 artikel menunjukkan air seduhan bawang putih mampu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Rekomendasi literatur review ini dapat menjadikan intervensi seduhan bawang putih sebagai terapi alternatif pendamping terapi medis yang mudah didapat dan efektif dalam menurunkan tekanan darah","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123158627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Putri Febriani Dewi Indah, Ratna Djamil, Shelly Taurhesia, K. Sari
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kombinasi konsentrasi sediaan gel ekstrak kulit buah manggis (Garnicia mangostana) dan ekstrak sari buah jeruk bali (Citrus maxima) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk bali dibuat dengan teknik maserasi menggunakan pelarut etanol 70% serta dilakukan uji parameter mutu terhadap masing-masing ekstrak dan diuji konsentrasi hambat minimumnya. Hasil penelitian yaitu kadar air pada ekstrak kulit buah manggis telah memenuhi syarat mutu ekstrak, tetapi pada ekstrak sari buah jeruk bali melebihi batas nilai kadar air tanaman obat yaitu >10%. Kadar abu masing-masing ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk bali secara berturut-turut yaitu 25,48% dan 21,98%. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk Bali mengandung senyawa glikosida, alkaloid, flavonoid, tanin, fenolik, terpenoid, steroid dan minyak atsiri. Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antibakteri sebesar 12,27±0,55 mm dan ekstrak ekstrak sari buah jeruk bali memiliki aktivitas antibakteri sebesar 17,33±0,60 mm. Kesimpulan yaitu Ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk bali dapat dibuat sediaan gel kombinasi yang memenuhi syarat gel yang baik. Gel kombinasi ekstrak kulit buah manggis dan sari buah jeruk bali memiliki daya hambat sebesar 3,33±0,10 mm pada F8, sediaan gel kombinasi memiliki efek antibakteri yang lebih kecil jika dibandingkan dengan sediaan gel yang mengandung ekstrak tunggal masing-masing ekstrak dan tidak stabil pada penyimpanan 3 minggu pada suhu 370C
{"title":"Daya Hambat Bakteri Propionibacterium acne Gel Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Sari Jeruk Bali (Citrus maxima Merr)","authors":"Putri Febriani Dewi Indah, Ratna Djamil, Shelly Taurhesia, K. Sari","doi":"10.33860/jik.v16i1.1155","DOIUrl":"https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.1155","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kombinasi konsentrasi sediaan gel ekstrak kulit buah manggis (Garnicia mangostana) dan ekstrak sari buah jeruk bali (Citrus maxima) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk bali dibuat dengan teknik maserasi menggunakan pelarut etanol 70% serta dilakukan uji parameter mutu terhadap masing-masing ekstrak dan diuji konsentrasi hambat minimumnya. Hasil penelitian yaitu kadar air pada ekstrak kulit buah manggis telah memenuhi syarat mutu ekstrak, tetapi pada ekstrak sari buah jeruk bali melebihi batas nilai kadar air tanaman obat yaitu >10%. Kadar abu masing-masing ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk bali secara berturut-turut yaitu 25,48% dan 21,98%. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk Bali mengandung senyawa glikosida, alkaloid, flavonoid, tanin, fenolik, terpenoid, steroid dan minyak atsiri. Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antibakteri sebesar 12,27±0,55 mm dan ekstrak ekstrak sari buah jeruk bali memiliki aktivitas antibakteri sebesar 17,33±0,60 mm. Kesimpulan yaitu Ekstrak kulit buah manggis dan ekstrak sari buah jeruk bali dapat dibuat sediaan gel kombinasi yang memenuhi syarat gel yang baik. Gel kombinasi ekstrak kulit buah manggis dan sari buah jeruk bali memiliki daya hambat sebesar 3,33±0,10 mm pada F8, sediaan gel kombinasi memiliki efek antibakteri yang lebih kecil jika dibandingkan dengan sediaan gel yang mengandung ekstrak tunggal masing-masing ekstrak dan tidak stabil pada penyimpanan 3 minggu pada suhu 370C","PeriodicalId":328736,"journal":{"name":"Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132221923","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}