Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.582
J. Warsihna
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan kebudayaan telah mencanangkan Pendidikan Menengah Universal (PMU). Program ini dalam rangka mendorong partisipasi masyarakat untuk pendidikan sampai pada tingkat atas (12 tahun), sehingga angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) di pendidikan menengah meningkat secara signifikan. Salah satu sistem pendidikan yang sangat dimungkinkan untuk mewadahi PMU yakni Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk pendidikan menengah. Kelebihan PJJ yaitu kemudahan untuk dibuka dan mudah pula ditutup sesuai dengan kebutuhan, karena sistem ini tidak memerlukan gedung baru, guru baru, dan tenaga administrasi baru. PJJ diyakini memiliki fungsi dalam mendukung peningkatan akses, pemerataan, peningkatan mutu, dan layanan anak yang belajar mandiri. Proses pembelajaran PJJ lebih banyak mengandalkan pemanfaatan TIK dengan metode blended learing. Kelebihan PJJ yaitu peserta didik dapat mengontrol kapan dan di mana mereka belajar, serta dimungkinkan sambil bekerja. The government through the Ministry of Education and Culture has launched the Universal Secondary Education (PMU) program. The program encourages community participation in achieving the compulsory education to the higher level 12 years, so that the gross enrollment ratio (GER ) and net enrollment ratio ( NER ) on secondary education could be increased significantly. One of the educational system that is possible to accommodate PMU is Distance Education ( PJJ ) for secondary education. Some of PJJ advantages are easy to open and closed as needed, because this system does not require a new building, new teachers, and new administrative staff. PJJ is believed to have a function in supporting the increased accessibility, equity, quality improvement, and independent learning child services. PJJ learning process relies more on the use of ICT in blended learning method. Other adventages of PJJ are learners can control when and where they learn, as well as possible to be done while working .
{"title":"PENDIDIKAN JARAK JAUH JENJANG MENENGAH SEBAGAI ALTERNATIF PENUNJANG PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL DISTANCE EDUCATION ON SECONDARY EDUCATION LEVEL AS THE ALTERNATIF SUPPORT FOR UNIVERSAL SECONDARY EDUCATION","authors":"J. Warsihna","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.582","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.582","url":null,"abstract":"Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan kebudayaan telah mencanangkan Pendidikan Menengah Universal (PMU). Program ini dalam rangka mendorong partisipasi masyarakat untuk pendidikan sampai pada tingkat atas (12 tahun), sehingga angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) di pendidikan menengah meningkat secara signifikan. Salah satu sistem pendidikan yang sangat dimungkinkan untuk mewadahi PMU yakni Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk pendidikan menengah. Kelebihan PJJ yaitu kemudahan untuk dibuka dan mudah pula ditutup sesuai dengan kebutuhan, karena sistem ini tidak memerlukan gedung baru, guru baru, dan tenaga administrasi baru. PJJ diyakini memiliki fungsi dalam mendukung peningkatan akses, pemerataan, peningkatan mutu, dan layanan anak yang belajar mandiri. Proses pembelajaran PJJ lebih banyak mengandalkan pemanfaatan TIK dengan metode blended learing. Kelebihan PJJ yaitu peserta didik dapat mengontrol kapan dan di mana mereka belajar, serta dimungkinkan sambil bekerja. The government through the Ministry of Education and Culture has launched the Universal Secondary Education (PMU) program. The program encourages community participation in achieving the compulsory education to the higher level 12 years, so that the gross enrollment ratio (GER ) and net enrollment ratio ( NER ) on secondary education could be increased significantly. One of the educational system that is possible to accommodate PMU is Distance Education ( PJJ ) for secondary education. Some of PJJ advantages are easy to open and closed as needed, because this system does not require a new building, new teachers, and new administrative staff. PJJ is believed to have a function in supporting the increased accessibility, equity, quality improvement, and independent learning child services. PJJ learning process relies more on the use of ICT in blended learning method. Other adventages of PJJ are learners can control when and where they learn, as well as possible to be done while working .","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43893436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.575
Oos M. Anwas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Kuis Kihajar 2013 terutama dari aspek: karakteristik Kuis Kihajar dan proses pembelajaran dalam Kuis Kihajar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan terhadap pelaksanaan Kuis Kihajar 2013 pada Juli s.d. Oktober 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder serta pengamatan dan wawancara terhadap pengelola dan peserta Kuis. Hasil analisis data diketahui bahwa karakteristik Kuis Kihajar sangat menarik karena setiap bulannya tidak hanya menambah peserta baru tetapi lebih dari setengahnya peserta lama tetap setia mengikuti kuis ini. Peserta kuis tidak sekedar membuka web atau mengirim sms, tetapi mengerjakan soal hingga rata-rata mencapai 44 soal setiap kali mengaksesnya. Proses pembelajaran dalam Kuis Kihajar, antara lain: mudah, menyenangkan, menuntut penggunaan berbagai sumber belajar, fleksibel, serta menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (televisi, SMS, dan internet) yang sesuai dengan tren tuntutan zaman. Model Kuis Kihajar juga secara bertahap dapat mendorong terwujudnya budaya baru dalam memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran guna meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup.This study aimed to determine the implementation of Kihajar Quiz 2013 mainly from aspects: characteristics and the learning process. This study used a descriptive method. Research conducted on the implementation of Kihajar Quiz from July 2013 until October 2013. Data collected through secondary data as well as observations and interviews with organizers and quiz participants. The analysis of the data found that the characteristics Kihajar Quiz very interesting because every month not only add new participants but more than half of the previous participants remained faithful with the quiz. Participants do not just open a web quiz or sent sms, but work on the problems to reach an average of 44 questions each access. The learning process in Kihajar Quiz, among others: easy, fun, demanding the use of a variety of learning resources, fleksibel, as well as the use of information and communication technologies (television, SMS, and internet) in accordance with the trend of the demands of the times. Kihajar Quiz Model gradually promote the establishment of a new culture in is using ICT as a learning medium to improve the ability and quality of life.
{"title":"KUIS KIHAJAR SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TELEVISI DAN INTERNET KIHAJAR QUIZ AS AN INSTRUCTIONAL MODEL BASED ON TELEVISION AND THE INTERNET","authors":"Oos M. Anwas","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.575","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.575","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Kuis Kihajar 2013 terutama dari aspek: karakteristik Kuis Kihajar dan proses pembelajaran dalam Kuis Kihajar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan terhadap pelaksanaan Kuis Kihajar 2013 pada Juli s.d. Oktober 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder serta pengamatan dan wawancara terhadap pengelola dan peserta Kuis. Hasil analisis data diketahui bahwa karakteristik Kuis Kihajar sangat menarik karena setiap bulannya tidak hanya menambah peserta baru tetapi lebih dari setengahnya peserta lama tetap setia mengikuti kuis ini. Peserta kuis tidak sekedar membuka web atau mengirim sms, tetapi mengerjakan soal hingga rata-rata mencapai 44 soal setiap kali mengaksesnya. Proses pembelajaran dalam Kuis Kihajar, antara lain: mudah, menyenangkan, menuntut penggunaan berbagai sumber belajar, fleksibel, serta menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (televisi, SMS, dan internet) yang sesuai dengan tren tuntutan zaman. Model Kuis Kihajar juga secara bertahap dapat mendorong terwujudnya budaya baru dalam memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran guna meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup.This study aimed to determine the implementation of Kihajar Quiz 2013 mainly from aspects: characteristics and the learning process. This study used a descriptive method. Research conducted on the implementation of Kihajar Quiz from July 2013 until October 2013. Data collected through secondary data as well as observations and interviews with organizers and quiz participants. The analysis of the data found that the characteristics Kihajar Quiz very interesting because every month not only add new participants but more than half of the previous participants remained faithful with the quiz. Participants do not just open a web quiz or sent sms, but work on the problems to reach an average of 44 questions each access. The learning process in Kihajar Quiz, among others: easy, fun, demanding the use of a variety of learning resources, fleksibel, as well as the use of information and communication technologies (television, SMS, and internet) in accordance with the trend of the demands of the times. Kihajar Quiz Model gradually promote the establishment of a new culture in is using ICT as a learning medium to improve the ability and quality of life.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47644470","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.580
Rr. Tuti Rahaju Nurtjahjanti
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman peserta didik dalam materi menulis berbentuk prosedur di kelas VII H SMPN 15 Surabaya. Hal ini disebabkan guru kurang tepat dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menulis berbentuk prosedur menggunakan PowerPoint. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, di mana setiap siklus diawali dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII H SMP Negeri 15 Surabaya tahun pelajaran 2012-2013 semester genap dengan jumlah peserta didik 38 orang. Data dalam penelitian ini berupa penilaian proses yang diperoleh dari peserta didik dalam beraktivitas dan penilaian pada akhir siklus. Kemudian, data dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan peserta didik menulis berbentuk prosedur setelah belajar menggunakan PowerPoint tanpa hyperlink pada siklus pertama dan PowerPoint dengan hyperlink pada siklus kedua. Indikasi peningkatan prestasi didasarkan pada perolehan nilai pada siklus pertama dan siklus kedua.The background issue of this study is the lack of understanding in procedure form writing grade VII at SMPN 15 Surabaya. Teachers are less accurate in choosing the learning strategies, consequently the ability of students to understand the material can not be optimally achieved.The purpose of this study to enhance the ability of students in procedure form writing using PowerPoint. The study was conducted in two cycles, with each cycle begins with plannin, action, observation, and reflection. Research subjects are 38 students of grade VII H SMPN 15 Surabaya second semester year of 2012-2013. Data in this study obtained from the evaluation process of students in activities and evaluation at the end of the cycle. The data is then analyzed to gain insight into the applicability of learning that has been successfully done. The results showed that there is an increase in the ability of students to understand procedure form writing grade VII H SMPN 15 Surabaya, used PowerPoint in first cycle, and PowerPoint interactive in second cycle.
{"title":"MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERBENTUK PROSEDUR MELALUI PENGGUNAAN POWERPOINT INTERAKTIF","authors":"Rr. Tuti Rahaju Nurtjahjanti","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.580","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.580","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman peserta didik dalam materi menulis berbentuk prosedur di kelas VII H SMPN 15 Surabaya. Hal ini disebabkan guru kurang tepat dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menulis berbentuk prosedur menggunakan PowerPoint. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, di mana setiap siklus diawali dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII H SMP Negeri 15 Surabaya tahun pelajaran 2012-2013 semester genap dengan jumlah peserta didik 38 orang. Data dalam penelitian ini berupa penilaian proses yang diperoleh dari peserta didik dalam beraktivitas dan penilaian pada akhir siklus. Kemudian, data dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan peserta didik menulis berbentuk prosedur setelah belajar menggunakan PowerPoint tanpa hyperlink pada siklus pertama dan PowerPoint dengan hyperlink pada siklus kedua. Indikasi peningkatan prestasi didasarkan pada perolehan nilai pada siklus pertama dan siklus kedua.The background issue of this study is the lack of understanding in procedure form writing grade VII at SMPN 15 Surabaya. Teachers are less accurate in choosing the learning strategies, consequently the ability of students to understand the material can not be optimally achieved.The purpose of this study to enhance the ability of students in procedure form writing using PowerPoint. The study was conducted in two cycles, with each cycle begins with plannin, action, observation, and reflection. Research subjects are 38 students of grade VII H SMPN 15 Surabaya second semester year of 2012-2013. Data in this study obtained from the evaluation process of students in activities and evaluation at the end of the cycle. The data is then analyzed to gain insight into the applicability of learning that has been successfully done. The results showed that there is an increase in the ability of students to understand procedure form writing grade VII H SMPN 15 Surabaya, used PowerPoint in first cycle, and PowerPoint interactive in second cycle.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46214280","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.578
Hendarman Hendarman
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji kemungkinan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) secara online. Secara khusus kajian ini akan mengidentifikasi inisiatif yang telah dilakukan dalam rangka penerapan UN online dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan UN online. Kajian yang dilakukan merupakan analisis dokumentasi dan publikasi lainnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dua inisiatif yang telah dilakukan yaitu berupa Computerized Adaptive Testing (CAT) dan UN online. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan UN online adalah keamanan, infrastruktur dan kesiapan sekolah. Disarankan agar Pemerintah memulai penerapan UN online secara bertahap dan terbatas dengan menggunakan peta infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada satuan-satuan pendidikan.This article is to analyse the possibility of the implementation of online National Examination. The analysis is specifically to identify initiatives taken for online national examination and factors influencing the successful implementation of UN online. Documentation and related publications were used for this analysis. The results showed that two iniatives related to UN online are in progress, namely Computerized Adaptive Testing (CAT) and UN online. The successful implementation of UN online depends on three factors, namely security, infrastructure and school readiness. It is recommended that the Government should initiate the implementation of UN online in stages and limited scopes by using the mapping of school availability for Information Communication and Technology (ICT) infrastructure.
{"title":"KAJIAN KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL ONLINE ANALYSIS OF POLICY FOR ONLINE NATIONAL EXAMINATION","authors":"Hendarman Hendarman","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.578","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.578","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji kemungkinan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) secara online. Secara khusus kajian ini akan mengidentifikasi inisiatif yang telah dilakukan dalam rangka penerapan UN online dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan UN online. Kajian yang dilakukan merupakan analisis dokumentasi dan publikasi lainnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dua inisiatif yang telah dilakukan yaitu berupa Computerized Adaptive Testing (CAT) dan UN online. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan UN online adalah keamanan, infrastruktur dan kesiapan sekolah. Disarankan agar Pemerintah memulai penerapan UN online secara bertahap dan terbatas dengan menggunakan peta infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada satuan-satuan pendidikan.This article is to analyse the possibility of the implementation of online National Examination. The analysis is specifically to identify initiatives taken for online national examination and factors influencing the successful implementation of UN online. Documentation and related publications were used for this analysis. The results showed that two iniatives related to UN online are in progress, namely Computerized Adaptive Testing (CAT) and UN online. The successful implementation of UN online depends on three factors, namely security, infrastructure and school readiness. It is recommended that the Government should initiate the implementation of UN online in stages and limited scopes by using the mapping of school availability for Information Communication and Technology (ICT) infrastructure.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46977722","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.581
Bambang Warsita
Kajian ini bertujuan untuk memperoleh atau memberikan gambaran tentang evaluasi media pembelajaran sebagai pengendalian kualitas. Metodologi yang digunakan adalah kajian literatur yang terkait evaluasi media pembelajaran. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan sistemik berdasarkan prinsip-prinsip desain sistem instruksional dengan melalui tahap desain, produksi, dan evaluasi. Evaluasi merupakan suatu tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan media pembelajaran. Pentingnya evaluasi ini untuk memastikan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan terjamin baik kualitasnya dan dapat memenuhi fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengendalian kualitas media pembelajaran dapat dilakukan dengan: (1) evaluasi pra-master, yaitu: (a) evaluasi ahli, (b) evaluasi orang per orang, dan (c) evaluasi kelompok kecil, dan (2) uji coba lapangan. Selain itu, hasil kajian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan harus dievaluasi terlebih dahulu sebelum digunakan atau dimanfaatkan secara luas untuk menghindari kekurangan dan kesalahan yang mendasar (fatal).This study aimed to gain or give an overview of instructional media evaluation as a quality control. The methodology used is a literature review which is related to the evaluation of instructional media. The results of this study indicate that the development of instructional media can be done systematically. It can also be done by systemic principles-based of instructional systems design through design, production and evaluation. Evaluation is an obligatory step in the development of instructional media. The importance of this evaluation is intended to ensure that the quality of the instructional media is a good quality and can fulfill its function to achieve the instructional objectives. Control the quality of instructional media can be done by: (1) pre-mastery evaluation, namely: (a) expert evaluation, (b) one-to-one evaluation, (c) small group evaluation, and (2) field test. In addition, the results of this study indicate that the developement process of the instructional media that has been developed needs to be evaluated firsthand before it is widely used. This process of evaluation is very important to avoid weakness and fundamental error.
{"title":"EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI PENGENDALIAN KUALITAS","authors":"Bambang Warsita","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.581","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.581","url":null,"abstract":"Kajian ini bertujuan untuk memperoleh atau memberikan gambaran tentang evaluasi media pembelajaran sebagai pengendalian kualitas. Metodologi yang digunakan adalah kajian literatur yang terkait evaluasi media pembelajaran. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan sistemik berdasarkan prinsip-prinsip desain sistem instruksional dengan melalui tahap desain, produksi, dan evaluasi. Evaluasi merupakan suatu tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan media pembelajaran. Pentingnya evaluasi ini untuk memastikan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan terjamin baik kualitasnya dan dapat memenuhi fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengendalian kualitas media pembelajaran dapat dilakukan dengan: (1) evaluasi pra-master, yaitu: (a) evaluasi ahli, (b) evaluasi orang per orang, dan (c) evaluasi kelompok kecil, dan (2) uji coba lapangan. Selain itu, hasil kajian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan harus dievaluasi terlebih dahulu sebelum digunakan atau dimanfaatkan secara luas untuk menghindari kekurangan dan kesalahan yang mendasar (fatal).This study aimed to gain or give an overview of instructional media evaluation as a quality control. The methodology used is a literature review which is related to the evaluation of instructional media. The results of this study indicate that the development of instructional media can be done systematically. It can also be done by systemic principles-based of instructional systems design through design, production and evaluation. Evaluation is an obligatory step in the development of instructional media. The importance of this evaluation is intended to ensure that the quality of the instructional media is a good quality and can fulfill its function to achieve the instructional objectives. Control the quality of instructional media can be done by: (1) pre-mastery evaluation, namely: (a) expert evaluation, (b) one-to-one evaluation, (c) small group evaluation, and (2) field test. In addition, the results of this study indicate that the developement process of the instructional media that has been developed needs to be evaluated firsthand before it is widely used. This process of evaluation is very important to avoid weakness and fundamental error.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47210578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.574
Waldopo Waldopo
Pembangunan di daerah perbatasan (terdepan) kini menjadi salah satu perhatian pemerintah. Sehubungan dengan hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertekad mewujudkan wilayah perbatasan menjadi halaman depan Negara RI melalui pembangunan pendidikan. Untuk mensukseskan program tersebut, Pustekkom sesuai tusinya pada akhir tahun 2012 memberikan bantuan TIK ke sejumlah sekolah yang berada di daerah perbatasan berikut pelatihan pemanfaatannya untuk pembelajaran. Permasalahannya apakah para siswa, guru maupun kepala sekolah memberikan tanggapan yang positif terhadap bantuan tersebut, karena secanggih apapun TIK yang diberikan tidak akan ada manfaatnya jika tidak direspon secara positif kususnya oleh para siswa, guru dan kepala sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon para siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan tokoh masyarakat di daerah perbatasan RI-Malaysia terhadap bantuan TIK untuk pembelajaran yang mereka terima. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, observasi,diskusi terfokus dan dokumentasi, data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik kepala sekolah, guru, siswa, dan tokoh masyarakat pada umumnya memberikan respon (tanggapan) positif. Selain itu keberadaan TIK di sekolah ternyata mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan memotivasi guru untuk memperbaharui cara mengajarnya. Oleh karenanya disarankan agar bantuan TIK untuk pembelajaran berikut pelatihan pemanfaatannya diperluas ke sekolah-sekolah lain yang ada di daerah perbatasan.Development in the border areas, now has become priority of the government development program. Related to that priority, The Ministry of Education and Culture is committed to realize the border region to be the front yard of The Republic of Indonesia through educational development. To succeed the program, according to the duties and responsibility. Pustekkom (ICT Center for Education) since in late of 2012, provide assistance a number facilities of ICT for learning to some schools were located in border areas training utilization of ICT for learning. The problem are the student, teachers and principals responded positively to the ICT for learning. Because, the sophisticated of ICT became useless if there is no positive respond from the students, teachers and principals. This study aimed to determine the response of the students, teachers, principal, parents and community leaders in the border area between Indonesia and Malaysia to support ICT for learning. Data was collected by distributing questionnaires, observation, focused group discussion and documentation. Data were analyzed descriptively. The results showed that both principals, teachers, students, and community leaders respond positively. Besides that, ICT can improve student motivation for learning and also motivate teachers to renew their teaching strategy. Therefore it is suggested that the ICT for learning support and the training should be extended to other schools i
{"title":"STUDI EVALUATIF RESPON TERHADAP TIK UNTUK PEMBELAJARAN DI DAERAH PERBATASAN EVALUATIF STUDY RESPONSE TOWARD ICT FOR LEARNING IN THE BORDER AREA","authors":"Waldopo Waldopo","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.574","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.574","url":null,"abstract":"Pembangunan di daerah perbatasan (terdepan) kini menjadi salah satu perhatian pemerintah. Sehubungan dengan hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertekad mewujudkan wilayah perbatasan menjadi halaman depan Negara RI melalui pembangunan pendidikan. Untuk mensukseskan program tersebut, Pustekkom sesuai tusinya pada akhir tahun 2012 memberikan bantuan TIK ke sejumlah sekolah yang berada di daerah perbatasan berikut pelatihan pemanfaatannya untuk pembelajaran. Permasalahannya apakah para siswa, guru maupun kepala sekolah memberikan tanggapan yang positif terhadap bantuan tersebut, karena secanggih apapun TIK yang diberikan tidak akan ada manfaatnya jika tidak direspon secara positif kususnya oleh para siswa, guru dan kepala sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon para siswa, guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan tokoh masyarakat di daerah perbatasan RI-Malaysia terhadap bantuan TIK untuk pembelajaran yang mereka terima. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, observasi,diskusi terfokus dan dokumentasi, data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik kepala sekolah, guru, siswa, dan tokoh masyarakat pada umumnya memberikan respon (tanggapan) positif. Selain itu keberadaan TIK di sekolah ternyata mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan memotivasi guru untuk memperbaharui cara mengajarnya. Oleh karenanya disarankan agar bantuan TIK untuk pembelajaran berikut pelatihan pemanfaatannya diperluas ke sekolah-sekolah lain yang ada di daerah perbatasan.Development in the border areas, now has become priority of the government development program. Related to that priority, The Ministry of Education and Culture is committed to realize the border region to be the front yard of The Republic of Indonesia through educational development. To succeed the program, according to the duties and responsibility. Pustekkom (ICT Center for Education) since in late of 2012, provide assistance a number facilities of ICT for learning to some schools were located in border areas training utilization of ICT for learning. The problem are the student, teachers and principals responded positively to the ICT for learning. Because, the sophisticated of ICT became useless if there is no positive respond from the students, teachers and principals. This study aimed to determine the response of the students, teachers, principal, parents and community leaders in the border area between Indonesia and Malaysia to support ICT for learning. Data was collected by distributing questionnaires, observation, focused group discussion and documentation. Data were analyzed descriptively. The results showed that both principals, teachers, students, and community leaders respond positively. Besides that, ICT can improve student motivation for learning and also motivate teachers to renew their teaching strategy. Therefore it is suggested that the ICT for learning support and the training should be extended to other schools i","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44198846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.576
Yuni Sugiarti, U. Maman, Suci Ratnawati
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan kompetensi guru PAUD, khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dalam mengimplementasikan website sistem pembelajaran melalui sharing Knowledge Management System (KMS). Pada penelitian pendahuluan ini diketahui bahwa secara umum penguasaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang dipersyaratkan sebagai guru PAUD masih rendah. Oleh karena itu salah satu pemecahannya adalah mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi khususnya merancang website untuk para guru PAUD sebagai sarana sharing sumber belajar. Sistem tersebut adalah portal pembelajaran guru PAUD melalui sharing komunitas keilmuan (kompetensi pedagogis dan profesional) berbasis web dengan menggunakan PHP Mysql. Melalui sistem ini para guru PAUD dapat berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman antar sesama guru ataupun dengan pihak-pihak terkait lainnya. Dengan sistem tersebut juga diharapkan mampu mendorong dan menciptakan para guru untuk lebih kondusif meningkatkan kompetensinya secara mandiri tanpa mengganggu tugas mengajarnya sebagai guru PAUD.The purpose of this study was to determine the competency mastery of early childhood teachers, especially pedagogical competence and professional competence. This research was the development of a system implementing learning through sharing website Knowledge Management System (KMS) . In the preliminary study, it is known that in general pedagogical mastery and professional competence required as early childhood teachers is low. Therefore, one solution is to leverage information and communication technologies in particular designing a website for early childhood teachers as a means of sharing learning resources. The system is a learning portal community early childhood teachers through the sharing of knowledge (pedagogical and professional competence) using a web-based PHP Mysql. Through this system, early childhood teachers can share knowledge and experience among fellow teachers or with other relevant parties. With such a system is also expected to encourage and create a more conducive teachers to improve their competence independently without their duty as an early childhood teacher .
{"title":"IMPLEMENTASI TIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PAUD MELALUI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM IMPLEMENTATION OF ICT IN IMPROVING EARLY CHILDHOUD EDUCATION (ECE) TEACHER COMPETENCE THROUGH KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM","authors":"Yuni Sugiarti, U. Maman, Suci Ratnawati","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.576","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.576","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan kompetensi guru PAUD, khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dalam mengimplementasikan website sistem pembelajaran melalui sharing Knowledge Management System (KMS). Pada penelitian pendahuluan ini diketahui bahwa secara umum penguasaan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang dipersyaratkan sebagai guru PAUD masih rendah. Oleh karena itu salah satu pemecahannya adalah mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi khususnya merancang website untuk para guru PAUD sebagai sarana sharing sumber belajar. Sistem tersebut adalah portal pembelajaran guru PAUD melalui sharing komunitas keilmuan (kompetensi pedagogis dan profesional) berbasis web dengan menggunakan PHP Mysql. Melalui sistem ini para guru PAUD dapat berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman antar sesama guru ataupun dengan pihak-pihak terkait lainnya. Dengan sistem tersebut juga diharapkan mampu mendorong dan menciptakan para guru untuk lebih kondusif meningkatkan kompetensinya secara mandiri tanpa mengganggu tugas mengajarnya sebagai guru PAUD.The purpose of this study was to determine the competency mastery of early childhood teachers, especially pedagogical competence and professional competence. This research was the development of a system implementing learning through sharing website Knowledge Management System (KMS) . In the preliminary study, it is known that in general pedagogical mastery and professional competence required as early childhood teachers is low. Therefore, one solution is to leverage information and communication technologies in particular designing a website for early childhood teachers as a means of sharing learning resources. The system is a learning portal community early childhood teachers through the sharing of knowledge (pedagogical and professional competence) using a web-based PHP Mysql. Through this system, early childhood teachers can share knowledge and experience among fellow teachers or with other relevant parties. With such a system is also expected to encourage and create a more conducive teachers to improve their competence independently without their duty as an early childhood teacher .","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48986386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}