Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.33
Oos M. Anwas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) intensitas pemanfaatan media massa, 2) kesesuaian substansi media massa dengan keperluan penyuluhan pertanian, dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan media massa sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi terhadap penyuluh pertanian PNS di kabupaten Karawang dan Garut Jawa Barat. Dengan menggunakan analisis dekriptif diketahui bahwa pemanfaatan media massa: koran, buku, radio, dan internet dalam katagori sangat rendah. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang dan hanya intensitas pemanfaatan media televisi dalam katagori tinggi. Substansi informasi media massa secara umum kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hanya substansi majalah yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hasil analisis regresi berganda dengan metode stepwise diketahui bahwa intensitas pemanfaatan media massa yang rendah dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan media komunikasi dan informasi dan dukungan keluarga yang relatif rendah, meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi. Oleh karena itu dalam era informasi, media massa sudah menjadi kebutuhan bagi profesi penyuluh pertanian sehingga perlu dilakukan upaya dimulai dengan menumbuhkan kesadaran, menyediakan kemudahan akses media massa, serta meningkatkan substansi media massa yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN","authors":"Oos M. Anwas","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.33","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) intensitas pemanfaatan media massa, 2) kesesuaian substansi media massa dengan keperluan penyuluhan pertanian, dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan media massa sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi terhadap penyuluh pertanian PNS di kabupaten Karawang dan Garut Jawa Barat. Dengan menggunakan analisis dekriptif diketahui bahwa pemanfaatan media massa: koran, buku, radio, dan internet dalam katagori sangat rendah. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang dan hanya intensitas pemanfaatan media televisi dalam katagori tinggi. Substansi informasi media massa secara umum kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hanya substansi majalah yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hasil analisis regresi berganda dengan metode stepwise diketahui bahwa intensitas pemanfaatan media massa yang rendah dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan media komunikasi dan informasi dan dukungan keluarga yang relatif rendah, meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi. Oleh karena itu dalam era informasi, media massa sudah menjadi kebutuhan bagi profesi penyuluh pertanian sehingga perlu dilakukan upaya dimulai dengan menumbuhkan kesadaran, menyediakan kemudahan akses media massa, serta meningkatkan substansi media massa yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45445557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I3.559
Oos M. Anwas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di daerah tertinggal terutama aspek: 1) pembelajaran siswa, 2) kontribusi terhadap guru, dan 3) partisipasi masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Cijaku Kabupaten Lebak Banten. Sekolah ini merupakan katagori daerah Terdepan Terpencil, dan Tertinggal (3T) yang mendapat program pemanfaatan TIK dari Pustekkom Kemdikbud. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik: wawancara, wawancara mendalam, dan pengamatan. Hasil analisis data diketahui bahwa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah memberikan kontribusi bagi siswa terutama aspek: pembelajaran lebih menarik, motivasi belajar meningkat, wawasan bertambah, serta meningkatkan harapan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dan mengubah cita-cita untuk meraih hidup yang lebih baik. Kontribusi terhadap guru: memacu untuk terus belajar, mendalami kemampuan TIK, meningkatkan ilmu pengetahuan, pendalaman substansi materi pelajaran, dan metode pembelajaran. TIK juga membantu tugas dan peran guru dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK juga meningkatkan kepercayaan dan tinkat partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, termasuk mendukung program sekolah lainnya. Diketahui pula bahwa tingkat pemanfaatan TIK ini masih belum optimal karena keterbatasan SDM dalam penguasaan TIK, sehingga kegiatan pelatihan dan pembinaan perlu dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan oleh berbagai pihak terkait.This study aimed to determine the contribution of information and communication technology (ICT) utilization in remote areas, especially in the aspect of: 1) student learning, 2) contribution to the teacher, and 3) community participation. This research was conducted at the Junior High School 4 Cijaku Lebak Banten. This school was one of schools in frontier, remote and undeveloped areas that received ICT utilization program from Pustekkom, Ministry of Education and Culture. The used a qualitative approach. Data collection was conducted with techniques: interview, in-depth interview, and observation. The results of the analysis of the data showed that the use of ICT in teaching has certain contribution to the students, especially in the aspect of: learning to be more interesting, increasing learning motivation, increasing insight, as well as increasing hope to continue studying to a higher level of school, and changing the aspiration to achieve a better life. Contributions to the teacher include: spurring to continue to learn, exploring the potential of ICTs, improving science, deepening the substance of the subject matter and methods of learning. ICTs also ease teacher’s task and role in learning. Utilization of ICT also increases public confidence and participation in sending their children to a higher level and in supporting other school programs. It was found that the rate of utilizati
{"title":"KONTRIBUSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI DAERAH TERTINGGAL CONTRIBUTION OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY UTILIZATION IN THE UNDERDEVELOPED AREA","authors":"Oos M. Anwas","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I3.559","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I3.559","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di daerah tertinggal terutama aspek: 1) pembelajaran siswa, 2) kontribusi terhadap guru, dan 3) partisipasi masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Cijaku Kabupaten Lebak Banten. Sekolah ini merupakan katagori daerah Terdepan Terpencil, dan Tertinggal (3T) yang mendapat program pemanfaatan TIK dari Pustekkom Kemdikbud. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik: wawancara, wawancara mendalam, dan pengamatan. Hasil analisis data diketahui bahwa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah memberikan kontribusi bagi siswa terutama aspek: pembelajaran lebih menarik, motivasi belajar meningkat, wawasan bertambah, serta meningkatkan harapan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dan mengubah cita-cita untuk meraih hidup yang lebih baik. Kontribusi terhadap guru: memacu untuk terus belajar, mendalami kemampuan TIK, meningkatkan ilmu pengetahuan, pendalaman substansi materi pelajaran, dan metode pembelajaran. TIK juga membantu tugas dan peran guru dalam pembelajaran. Pemanfaatan TIK juga meningkatkan kepercayaan dan tinkat partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, termasuk mendukung program sekolah lainnya. Diketahui pula bahwa tingkat pemanfaatan TIK ini masih belum optimal karena keterbatasan SDM dalam penguasaan TIK, sehingga kegiatan pelatihan dan pembinaan perlu dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan oleh berbagai pihak terkait.This study aimed to determine the contribution of information and communication technology (ICT) utilization in remote areas, especially in the aspect of: 1) student learning, 2) contribution to the teacher, and 3) community participation. This research was conducted at the Junior High School 4 Cijaku Lebak Banten. This school was one of schools in frontier, remote and undeveloped areas that received ICT utilization program from Pustekkom, Ministry of Education and Culture. The used a qualitative approach. Data collection was conducted with techniques: interview, in-depth interview, and observation. The results of the analysis of the data showed that the use of ICT in teaching has certain contribution to the students, especially in the aspect of: learning to be more interesting, increasing learning motivation, increasing insight, as well as increasing hope to continue studying to a higher level of school, and changing the aspiration to achieve a better life. Contributions to the teacher include: spurring to continue to learn, exploring the potential of ICTs, improving science, deepening the substance of the subject matter and methods of learning. ICTs also ease teacher’s task and role in learning. Utilization of ICT also increases public confidence and participation in sending their children to a higher level and in supporting other school programs. It was found that the rate of utilizati","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49659828","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.539
Oos M. Anwas
Kualitas skenario memiliki kontribusi terhadap mutu acara TV/ film, termasuk program pendidikan. Hal ini penting karena kenyataanya produk TV/film lokal kita masih sulit bersaing dengan produk asing. Tulisan ini melakukan analisis/kajian literatur dan empirik terhadap skenario TV termasuk program pendidikan. Hasil analisis dari beberapa sumber dan pengalaman empirik diketahui bahwa kelemahan skenario antara lain: keterbatasan wawasan penulis terhadap substansi tuntutan skenario, alur cerita kurang variatif dinamis, penokohan yang terkesan datar, penggunaan bahasa, serta penghargaan terhadap penulis yang masih kurang. Sementara itu penulisan skenario untuk program pendidikan di samping aspek tadi, penulis terjebak pada penyampaian substansi materi pembelajaran sehingga mengabaikan aspek estetika, memaksakan membuat alur cerita dari substansi materi yang kurang pas, serta memindahkan ruangan kelas ke layar TV. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil skenario yang bermutu perlu kesadaran semua pihak, bahwa peningkatan mutu acara TV lokal agar bisa bersaing dengan produk asing harus dimuali dengan skenario yang bermutu.
{"title":"ANALISIS SKENARIO TELEVISI DAN TV PENDIDIKAN","authors":"Oos M. Anwas","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.539","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.539","url":null,"abstract":"Kualitas skenario memiliki kontribusi terhadap mutu acara TV/ film, termasuk program pendidikan. Hal ini penting karena kenyataanya produk TV/film lokal kita masih sulit bersaing dengan produk asing. Tulisan ini melakukan analisis/kajian literatur dan empirik terhadap skenario TV termasuk program pendidikan. Hasil analisis dari beberapa sumber dan pengalaman empirik diketahui bahwa kelemahan skenario antara lain: keterbatasan wawasan penulis terhadap substansi tuntutan skenario, alur cerita kurang variatif dinamis, penokohan yang terkesan datar, penggunaan bahasa, serta penghargaan terhadap penulis yang masih kurang. Sementara itu penulisan skenario untuk program pendidikan di samping aspek tadi, penulis terjebak pada penyampaian substansi materi pembelajaran sehingga mengabaikan aspek estetika, memaksakan membuat alur cerita dari substansi materi yang kurang pas, serta memindahkan ruangan kelas ke layar TV. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil skenario yang bermutu perlu kesadaran semua pihak, bahwa peningkatan mutu acara TV lokal agar bisa bersaing dengan produk asing harus dimuali dengan skenario yang bermutu.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47499695","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V8I14.477
Nur Ibrahim, P. Purwanto, Oos M. Anwas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penyelengaraan jaringan sekolah, terutama dalam tahapan penyediaan, pelayanan, dan pembinaan jaringan. Metode pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD) terhadap pakar dan praktisi yang telah menyelenggarakan jaringan sekolah. Hasil analisis data diketahui bahwa faktor pendukung aspek penyediaan jaringan adalah SDM yang terstruktur dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab yang jelas; dan adanya berbagai alternatif aplikasi web server open source. Faktor penghambatnya adalah: kurang dukungan pengambil kebijakan seperti pimpinan, kurang kerjasama pihak terkait, penyedia jasa internet dan lain-lain. Dalam aspek pelayanan faktor pendukung adalah content, kemudahan akses, registrasi, discount pulsa internet, jaminan keamanan, tidak adanya tagihan, dan lain-lain. Situs yang berbasis teks, user friendly, fasilitas link, FAQ, download, helpdesk, space, dan promosi langsung kepada user untuk menjaga loyalitasnya. Faktor penghambat adalah belum tersedianya fasilitas search engine content yang memadai dan menyulitkan provider untuk promosi; kurangnya insentif bagi user, kesinambungan pelayanan, e-mail gratis, dan target yang akan dicapai.
{"title":"STUDI PENYELENGGARAAN JARINGAN SEKOLAH","authors":"Nur Ibrahim, P. Purwanto, Oos M. Anwas","doi":"10.32550/TEKNODIK.V8I14.477","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V8I14.477","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penyelengaraan jaringan sekolah, terutama dalam tahapan penyediaan, pelayanan, dan pembinaan jaringan. Metode pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD) terhadap pakar dan praktisi yang telah menyelenggarakan jaringan sekolah. Hasil analisis data diketahui bahwa faktor pendukung aspek penyediaan jaringan adalah SDM yang terstruktur dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab yang jelas; dan adanya berbagai alternatif aplikasi web server open source. Faktor penghambatnya adalah: kurang dukungan pengambil kebijakan seperti pimpinan, kurang kerjasama pihak terkait, penyedia jasa internet dan lain-lain. \u0000Dalam aspek pelayanan faktor pendukung adalah content, kemudahan akses, registrasi, discount pulsa internet, jaminan keamanan, tidak adanya tagihan, dan lain-lain. Situs yang berbasis teks, user friendly, fasilitas link, FAQ, download, helpdesk, space, dan promosi langsung kepada user untuk menjaga loyalitasnya. Faktor penghambat adalah belum tersedianya fasilitas search engine content yang memadai dan menyulitkan provider untuk promosi; kurangnya insentif bagi user, kesinambungan pelayanan, e-mail gratis, dan target yang akan dicapai.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48945183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.27
N. Khodijah
Penelitian ini bertujuan mengetahui profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif pada RSBI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan di SMPN 9 Palembang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penggabungan kualitatif dan kuantitatif, sedangkan metode penelitiannya adalah metode deskriptif. Responden penelitiannya meliputi wakil kepala sekolah, kaur kurikulum, dan para guru. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara, angket, dan studi dokumentasi, sedangkan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif masih belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan sebagian guru yang masih rendah dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif, dan 2) ada dua faktor yang mempengaruhi penerapan model-model pembelajaran inovatif, yaitu rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang diikuti dan rendahnya komitmen dan motivasi guru untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Karenanya, direkomendasikan pada pemerintah agar pemerintah meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan/workshop bagi guru dan melakukan upaya upaya nyata dalam meningkatkan komitmen dan motivasi guru untuk menerapkannya.
{"title":"PROFESIONALISME GURU DALAM PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL","authors":"N. Khodijah","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.27","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengetahui profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif pada RSBI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan di SMPN 9 Palembang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penggabungan kualitatif dan kuantitatif, sedangkan metode penelitiannya adalah metode deskriptif. Responden penelitiannya meliputi wakil kepala sekolah, kaur kurikulum, dan para guru. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara, angket, dan studi dokumentasi, sedangkan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif masih belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan sebagian guru yang masih rendah dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif, dan 2) ada dua faktor yang mempengaruhi penerapan model-model pembelajaran inovatif, yaitu rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang diikuti dan rendahnya komitmen dan motivasi guru untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Karenanya, direkomendasikan pada pemerintah agar pemerintah meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan/workshop bagi guru dan melakukan upaya upaya nyata dalam meningkatkan komitmen dan motivasi guru untuk menerapkannya.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43215299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I3.566
Baslini Baslini, Z. Zaitun
Belajar kosakata adalah langkah awal untuk belajar bahasa asing Namun, hasil belajar bahasa Inggris siswa di Indonesia masih dibawah rata-rata. Hal ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan kosakata siswa yang mempengaruhi kemampuan mendengar, berbicara, menulis dan membaca. Studi ini bertujuan untuk melihat apakah penggunaan handphone dan flashcards dapat meningkatkan pemerolehan kosakata siswa dan juga untuk melihat persepsi siswa kelas X terhadap penggunaan handphone dalam belajar kosakata. Penelitian ini menggunakan nonrandomized kontrol group pretest dan posttest. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Lahat. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan test dan angket. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan one-way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam pemerolehan kosakata siswa dengan menggunakan handphone dan flashcards setelah diberikan perlakuan. Pemerolehan kosakata siswa dengan menggunakan handphone lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan flashcards. Dari studi ini diketahui juga bahwa siswa kelas X SMA Negeri 4 Lahat memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran kosakata dengan menggunakan handphone.Learning vocabulary is the fundamental step to learn a foreign language. Vocabulary gives contribution to the learners to perform or practice their skills better. However, Indonesian students’ English score is still below average. It may be caused by their limited vocabulary which influence their listening comprehension, speaking, writing and reading abilities. Therefore, the objectives of this study were to see whether the use of mobile phone and flashcard could improve students vocabulary achievement and also to see the perceptions of the tenth grade students of learning vocabulary via mobile phone. The nonrandomized control group pretest-posttest design was applied in this study. The sample of the study was 90 first year students of Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Lahat. The primary data were obtained by means of the tests and questionnaire. The obtained data were analyzed using one-way ANOVA. The results of the study showed that there was significant progress in the vocabulary achievement of the students using vocabulary learning program in mobile phones and flashcards after the treatment. The vocabulary achievement of the students using vocabulary learning program in mobile phone was higher than using flashcards. From this study it was also found that the tenth grade students had positive perception of learning vocabulary via mobile phones.
学习kosakata是学习外语的早期步骤。然而,在印度尼西亚学习英语的学生仍然低于平均水平。这可能是由于学生的隐私限制,影响了他们的听、说、写和读能力。本研究的目的是观察使用手机和抽认卡是否能提高学生的成就感,并观察X级学生在学习kosakata时对使用手机的看法。本研究采用非随机对照组的前测和后测。这个研究样本是一名四年级的X班高中生。本研究中的数据是通过测试和高程获得的。使用单因素方差分析对获得的数据进行分析。这项研究的结果表明,经过治疗后,学生使用手机和抽认卡的次数显著增加。控制学生使用比学生使用抽认卡更高的手机。从这项研究中还可以看出,第四州的X高中学生都对使用手机学习小坂田有积极的看法。学习词汇是学习外语的基本步骤。词汇有助于学习者更好地表现或练习他们的技能。然而,印尼学生™ 英语成绩仍然低于平均水平。这可能是由于他们的词汇量有限,影响了他们的听力、口语、写作和阅读能力。因此,本研究的目的是观察使用手机和抽认卡是否能提高学生的词汇成绩,以及十年级学生对通过手机学习词汇的看法。本研究采用非随机对照组前测后测设计。这项研究的样本是拉哈特第四中学Menengah Atas Negeri一年级的90名学生。主要数据是通过测试和问卷调查获得的。使用单因素方差分析对获得的数据进行分析。研究结果表明,使用手机和抽认卡词汇学习程序的学生在接受治疗后,词汇成绩有了显著进步。使用手机词汇学习程序的学生的词汇成绩高于使用抽认卡的学生。研究还发现,十年级学生对通过手机学习词汇有积极的感知。
{"title":"MOBILE PHONE DAN FLASHCARDS DALAM MEMPERKAYA KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA ENRICHING ENGLISH VOCABULARY THROUGH MOBILE PHONE AND FLASHCARDS","authors":"Baslini Baslini, Z. Zaitun","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I3.566","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I3.566","url":null,"abstract":"Belajar kosakata adalah langkah awal untuk belajar bahasa asing Namun, hasil belajar bahasa Inggris siswa di Indonesia masih dibawah rata-rata. Hal ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan kosakata siswa yang mempengaruhi kemampuan mendengar, berbicara, menulis dan membaca. Studi ini bertujuan untuk melihat apakah penggunaan handphone dan flashcards dapat meningkatkan pemerolehan kosakata siswa dan juga untuk melihat persepsi siswa kelas X terhadap penggunaan handphone dalam belajar kosakata. Penelitian ini menggunakan nonrandomized kontrol group pretest dan posttest. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Lahat. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan test dan angket. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan one-way ANOVA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam pemerolehan kosakata siswa dengan menggunakan handphone dan flashcards setelah diberikan perlakuan. Pemerolehan kosakata siswa dengan menggunakan handphone lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan flashcards. Dari studi ini diketahui juga bahwa siswa kelas X SMA Negeri 4 Lahat memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran kosakata dengan menggunakan handphone.Learning vocabulary is the fundamental step to learn a foreign language. Vocabulary gives contribution to the learners to perform or practice their skills better. However, Indonesian students’ English score is still below average. It may be caused by their limited vocabulary which influence their listening comprehension, speaking, writing and reading abilities. Therefore, the objectives of this study were to see whether the use of mobile phone and flashcard could improve students vocabulary achievement and also to see the perceptions of the tenth grade students of learning vocabulary via mobile phone. The nonrandomized control group pretest-posttest design was applied in this study. The sample of the study was 90 first year students of Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Lahat. The primary data were obtained by means of the tests and questionnaire. The obtained data were analyzed using one-way ANOVA. The results of the study showed that there was significant progress in the vocabulary achievement of the students using vocabulary learning program in mobile phones and flashcards after the treatment. The vocabulary achievement of the students using vocabulary learning program in mobile phone was higher than using flashcards. From this study it was also found that the tenth grade students had positive perception of learning vocabulary via mobile phones.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45803927","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V8I14.478
Safari Safari
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi pengawas sekolah terhadap dampak film dalam televisi terhadap perilaku siswa. Berdasarkan analisis Chi-Square dari 98 responden pengawas sekolah di 15 provinsi, yang terdiri dari (1) pengawas sekolah TK/SD/SDLB, (2) pengawas sekolah rumpun mata pelajaran (RM), dan (3) pengawas sekolah bimbingan dan konseling (BK), maka diperoleh hasil penelitian seperti berikut ini. Hasil penelitian yang pertama menunjukkan bahwa menonton televisi dalam hari-hari sekolah dapat mengganggu belajar siswa. Alasannya di antaranya adalah karena: anak akan lupa belajar jika acaranya menarik, konsentrasi belajar siswa tidak terfokus, acaranya tidak sesuai dengan mata pelajaran, siswa menjadi malas belajar. Hasil penelitian ini, termasuk hasil penelitian berikut, menunjukkan tidak terdapat perbedaan di antara para pengawas sekolah (P>0,05). Hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa: (1) iklan yang ditonton/ ditayangkan di televisi dapat berdampak negatif terhadap perilaku siswa, (2) film komedi berdampak positif terhadap perilaku siswa, (3) film drama keluarga berdampak positif terhadap perilaku siswa, (4) film horor/setan yang ditayangkan di televisi dapat berdampak negatif terhadap perilaku siswa, (5) film kartun berdampak positif terhadap perilaku siswa, dan (6) film keagamaan berdampak positif terhadap perilaku siswa
{"title":"DAMPAK FILM TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA","authors":"Safari Safari","doi":"10.32550/TEKNODIK.V8I14.478","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V8I14.478","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi pengawas sekolah terhadap dampak film dalam televisi terhadap perilaku siswa. Berdasarkan analisis Chi-Square dari 98 responden pengawas sekolah di 15 provinsi, yang terdiri dari (1) pengawas sekolah TK/SD/SDLB, (2) pengawas sekolah rumpun mata pelajaran (RM), dan (3) pengawas sekolah bimbingan dan konseling (BK), maka diperoleh hasil penelitian seperti berikut ini. Hasil penelitian yang pertama menunjukkan bahwa menonton televisi dalam hari-hari sekolah dapat mengganggu belajar siswa. Alasannya di antaranya adalah karena: anak akan lupa belajar jika acaranya menarik, konsentrasi belajar siswa tidak terfokus, acaranya tidak sesuai dengan mata pelajaran, siswa menjadi malas belajar. Hasil penelitian ini, termasuk hasil penelitian berikut, menunjukkan tidak terdapat perbedaan di antara para pengawas sekolah (P>0,05). Hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa: (1) iklan yang ditonton/ ditayangkan di televisi dapat berdampak negatif terhadap perilaku siswa, (2) film komedi berdampak positif terhadap perilaku siswa, (3) film drama keluarga berdampak positif terhadap perilaku siswa, (4) film horor/setan yang ditayangkan di televisi dapat berdampak negatif terhadap perilaku siswa, (5) film kartun berdampak positif terhadap perilaku siswa, dan (6) film keagamaan berdampak positif terhadap perilaku siswa","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44825855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.25
Redaksi Teknodik
Rekan-rekan pembaca yang kami hormati, syukur alhamdulillah, atas berkat rahmat dan ijin Allah SWT Jurnal Teknodik Volume XVI nomor 3 edisi September 2012 dapat hadir di hadapan Anda. Seperti biasa, dalam edisi ini disajikan 10 artikel yang erat kaitannya dengan masalah pendidikan pada umumnya dan teknologi pendidikan/pembelajaran pada khususnya. Sepuluh artikel tersebut meliputi baik yang berupa hasil penelitian maupun hasil kajian. Selamat menikmati, mudah-mudahan bermanfaat. Nyayu Khodijah melakukan penelitian tentang profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan di SMPN 9 Palembang, dengan menggabungkan faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif masih belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan sebagian guru yang masih rendah dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Hasil lainnya ada dua faktor yang mempengaruhi penerapan model-model pembelajaran inovatif, yaitu rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang diikuti dan rendahnya komitmen dan motivasi guru untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Karenanya, direkomendasikan pada pemerintah agar pemerintah meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan/ workshop bagi guru dan melakukan upaya-upaya nyata dalam meningkatkan komitmen dan motivasi guru untuk mau menerapkan model-model pembelajaran yang innovatif.
{"title":"Editorial","authors":"Redaksi Teknodik","doi":"10.32550/teknodik.v0i0.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.25","url":null,"abstract":"Rekan-rekan pembaca yang kami hormati, syukur alhamdulillah, atas berkat rahmat dan ijin Allah SWT Jurnal Teknodik Volume XVI nomor 3 edisi September 2012 dapat hadir di hadapan Anda. Seperti biasa, dalam edisi ini disajikan 10 artikel yang erat kaitannya dengan masalah pendidikan pada umumnya dan teknologi pendidikan/pembelajaran pada khususnya. Sepuluh artikel tersebut meliputi baik yang berupa hasil penelitian maupun hasil kajian. Selamat menikmati, mudah-mudahan bermanfaat. \u0000Nyayu Khodijah melakukan penelitian tentang profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan di SMPN 9 Palembang, dengan menggabungkan faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif masih belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan sebagian guru yang masih rendah dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Hasil lainnya ada dua faktor yang mempengaruhi penerapan model-model pembelajaran inovatif, yaitu rendahnya kualitas pelatihan/workshop yang diikuti dan rendahnya komitmen dan motivasi guru untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Karenanya, direkomendasikan pada pemerintah agar pemerintah meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan/ workshop bagi guru dan melakukan upaya-upaya nyata dalam meningkatkan komitmen dan motivasi guru untuk mau menerapkan model-model pembelajaran yang innovatif.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48669772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.34
I. K. Darma
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mendapatkan buku ajar yang sesuai dengan paradigma pembelajaran berbasis kompetensi sebagai upaya meningkatkan pencapain standar kompetensi pada mahasiswa Politeknik. Pengembangan dilaksanakan selama dua tahapan waktu. Tahun pertama melakukan analisis kebutuhan untuk mendapatkan draf buku ajar. Pengembangannya menggunakan model pengembangan Dick & Carey. Penelitian dilaksanakan di bidang rekayasa Politeknik Negeri Bali tahun 2012. Tahap pertama ini mendapatkan hasil, kompetensi yang dituntut dalam matematika terapan meliputi: aplikasi software matematika, aljabar, geometri, trigonometri, dan kalkulus, yang dituangkan dalam 13 standar kompetensi dan 51 kompetensi dasar. Karakteristik mahasiswa: 1) umur rata-rata 18-19 tahun; 2) pemahaman terhadap konsep matematika 62,16 % sedang, 3) motivasi belajar matematika mahasiswa 49,55% sedang, 4) dan 81,98% berasal dari SMK. Kisi-kisi atau prototype buku ajar matematika terapan berbasis kompetensi untuk meningkatkan pencapaian kompetensi, materinya dikembangkan mengacu kepada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapain kompetensi. Materi pokoknya meliputi 4 bidang, yaitu: 1) pengantar software matematika dan aljabar, 2) geometri; 3) trigonometri; dan 4) kalkulus. Urutan materinya, disusun dengan pendekatan hierarkis. Keempat materi tersebut dikemas menjadi 2 buku ajar, yaitu buku ajar matematika terapan I diajarkan semester 1, buku ajar matematika terapan II diajarkan semester 2, Pendekatan pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan pembelajaran berorientasi konstruktivisme dengan metodemetode pembelajaran student center learning (SCL). Tahapan pembelajarannya meliputi: 1) pendahuluan: oriantasi, menggali ide, pengetahuan awal ; 2) dan 3) pembelajaran inti: rekunstruksi ide dan aplikasi ide; dan pembelajaran penutup: review perubahan ide.
{"title":"ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATEMATIKA TERAPAN UNTUK MAHASISWA POLITEKNIK","authors":"I. K. Darma","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.34","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.34","url":null,"abstract":"Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mendapatkan buku ajar yang sesuai dengan paradigma pembelajaran berbasis kompetensi sebagai upaya meningkatkan pencapain standar kompetensi pada mahasiswa Politeknik. Pengembangan dilaksanakan selama dua tahapan waktu. Tahun pertama melakukan analisis kebutuhan untuk mendapatkan draf buku ajar. Pengembangannya menggunakan model pengembangan Dick & Carey. Penelitian dilaksanakan di bidang rekayasa Politeknik Negeri Bali tahun 2012. Tahap pertama ini mendapatkan hasil, kompetensi yang dituntut dalam matematika terapan meliputi: aplikasi software matematika, aljabar, geometri, trigonometri, dan kalkulus, yang dituangkan dalam 13 standar kompetensi dan 51 kompetensi dasar. Karakteristik mahasiswa: 1) umur rata-rata 18-19 tahun; 2) pemahaman terhadap konsep matematika 62,16 % sedang, 3) motivasi belajar matematika mahasiswa 49,55% sedang, 4) dan 81,98% berasal dari SMK. Kisi-kisi atau prototype buku ajar matematika terapan berbasis kompetensi untuk meningkatkan pencapaian kompetensi, materinya dikembangkan mengacu kepada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapain kompetensi. Materi pokoknya meliputi 4 bidang, yaitu: 1) pengantar software matematika dan aljabar, 2) geometri; 3) trigonometri; dan 4) kalkulus. Urutan materinya, disusun dengan pendekatan hierarkis. Keempat materi tersebut dikemas menjadi 2 buku ajar, yaitu buku ajar matematika terapan I diajarkan semester 1, buku ajar matematika terapan II diajarkan semester 2, Pendekatan pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan pembelajaran berorientasi konstruktivisme dengan metodemetode pembelajaran student center learning (SCL). Tahapan pembelajarannya meliputi: 1) pendahuluan: oriantasi, menggali ide, pengetahuan awal ; 2) dan 3) pembelajaran inti: rekunstruksi ide dan aplikasi ide; dan pembelajaran penutup: review perubahan ide.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41921550","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.541
N. Purwanto
Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku yang direncanakan dalam aktivitas belajar mengajar. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dari aktivitas belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar harus paralel dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang dicapai setelah anak mengikuti proses belajar mengajar. Anak mempunyai potensi dalam perilaku psikologis yang dapat dididik dan diubah perilakunya. Potensi itu adalah domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan usaha membuat perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain dalam perilaku psikologis bukanlah kapasitas tunggal. Untuk tujuan pengukuran, domain hasil belajar disusun secara hirarkhis dalam tingkat-tingkat mulai tingkat terendah dan sederhana hingga tertinggi dan paling kompleks. Domain kognitif dapat diklasifikasikan menjadi tingkat hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Domain afektif terdiri dari tingkat penerimaan, respons, penilaian, organisasi dan karakterisasi. Domain psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi persepsi, kesiapan, respons terbimbing, mekanisme, respons kompleks, adaptasi dan keaslian.Â
{"title":"TUJUAN PENDIDIKAN DAN HASIL BELAJAR: DOMAIN DAN TAKSONOMI","authors":"N. Purwanto","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.541","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.541","url":null,"abstract":"Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku yang direncanakan dalam aktivitas belajar mengajar. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai dari aktivitas belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar harus paralel dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang dicapai setelah anak mengikuti proses belajar mengajar. Anak mempunyai potensi dalam perilaku psikologis yang dapat dididik dan diubah perilakunya. Potensi itu adalah domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan usaha membuat perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain dalam perilaku psikologis bukanlah kapasitas tunggal. Untuk tujuan pengukuran, domain hasil belajar disusun secara hirarkhis dalam tingkat-tingkat mulai tingkat terendah dan sederhana hingga tertinggi dan paling kompleks. Domain kognitif dapat diklasifikasikan menjadi tingkat hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Domain afektif terdiri dari tingkat penerimaan, respons, penilaian, organisasi dan karakterisasi. Domain psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi persepsi, kesiapan, respons terbimbing, mekanisme, respons kompleks, adaptasi dan keaslian. ","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45084978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}