Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.30
Mohamad Miftah
Pengembangan mobile learning pada pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Indonesia bertujuan untuk mendapatkan program media pembelajaran yang layak dan berkualitas yang dapat dijadikan sebagai media pendukung (supplement), pelengkap (complement), pengganti (substitution), bagi keberhasilan kegiatan belajar peserta didik. Ujicoba program dilakukan pada 16 SMA di 8 kota dengan mengambil 240 responden pada SMA se-Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Model uji coba program yaitu modifikasi dari model pengembangan Borg dan Gall. Metode pengumpulan data melalui lembar kuesioner sebanyak 20 butir dan pertanyaan terbuka. Teknik analisis data yaitu, diolah dengan menggunakan program SPSS, selanjutnya data dideskripsikan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 40 program mobile learning dengan materi matematika, fisika, dan biologi memiliki kriteria nilai rata-rata tergolong tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa, 40 program mobile learning dalam situs m-edukasi.net layak dan berkualitas sebagai media pembelajaran peserta didik.
{"title":"STUDI PENGEMBANGAN MOBILE E-LEARNING PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)","authors":"Mohamad Miftah","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.30","url":null,"abstract":"Pengembangan mobile learning pada pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Indonesia bertujuan untuk mendapatkan program media pembelajaran yang layak dan berkualitas yang dapat dijadikan sebagai media pendukung (supplement), pelengkap (complement), pengganti (substitution), bagi keberhasilan kegiatan belajar peserta didik. Ujicoba program dilakukan pada 16 SMA di 8 kota dengan mengambil 240 responden pada SMA se-Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Model uji coba program yaitu modifikasi dari model pengembangan Borg dan Gall. Metode pengumpulan data melalui lembar kuesioner sebanyak 20 butir dan pertanyaan terbuka. Teknik analisis data yaitu, diolah dengan menggunakan program SPSS, selanjutnya data dideskripsikan. Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 40 program mobile learning dengan materi matematika, fisika, dan biologi memiliki kriteria nilai rata-rata tergolong tinggi/baik. Hal ini menunjukkan bahwa, 40 program mobile learning dalam situs m-edukasi.net layak dan berkualitas sebagai media pembelajaran peserta didik.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49468320","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.36
Ika Kurniawati
Berbagai permasalahan terkait perbukuan nasional, mulai dari sering bergantinya buku pelajaran di sekolah, mahalnya harga buku sebagai akibat bahan baku kertas yang mahal, maraknya penjualan buku di sekolah yang menimbulkan berbagai kontroversi setidaknya beban biaya sekolah yang harus ditanggung orang tua menjadi cukup besar, serta keterbatasan layanan perpustakaan di sekolah menyebabkan pemerintah mengambil terobosan baru dengan mendigitalkan buku sekolah. Digitalisasi buku sekolah terkait juga dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan publikasi berbagai informasi dalam bentuk elektronik tidak hanya cetak. Tujuan penulis membahas tema ini agar dapat memecahkan permasalahan bagi semua pihak baik itu pemerintah, masyarakat sebagai pengguna, serta pihak yang terlibat dalam industri perbukuan yang banyak mengalami dampak terkait digitalisasi buku khususnya buku sekolah seperti BSE. Terobosan pemerintah mendigitalkan buku sekolah melalui program BSE ternyata dapat menjadi alternatif solusi dalam memecahkan permasalahan buku pelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil pembahasan, BSE akan efisien kalau dicetak secara kolektif bukan pribadi. Implementasi program ini akan efisien dan efektif apabila didukung oleh berbagai pihak. Selain dukungan pemerintah, perlu ada dukungan dari masyarakat baik itu sebagai pengguna maupun masyarakat sebagai penyedia layanan pencetakan buku.
{"title":"DIGITALISASI BUKU SEKOLAH","authors":"Ika Kurniawati","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.36","url":null,"abstract":"Berbagai permasalahan terkait perbukuan nasional, mulai dari sering bergantinya buku pelajaran di sekolah, mahalnya harga buku sebagai akibat bahan baku kertas yang mahal, maraknya penjualan buku di sekolah yang menimbulkan berbagai kontroversi setidaknya beban biaya sekolah yang harus ditanggung orang tua menjadi cukup besar, serta keterbatasan layanan perpustakaan di sekolah menyebabkan pemerintah mengambil terobosan baru dengan mendigitalkan buku sekolah. Digitalisasi buku sekolah terkait juga dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan publikasi berbagai informasi dalam bentuk elektronik tidak hanya cetak. Tujuan penulis membahas tema ini agar dapat memecahkan permasalahan bagi semua pihak baik itu pemerintah, masyarakat sebagai pengguna, serta pihak yang terlibat dalam industri perbukuan yang banyak mengalami dampak terkait digitalisasi buku khususnya buku sekolah seperti BSE. Terobosan pemerintah mendigitalkan buku sekolah melalui program BSE ternyata dapat menjadi alternatif solusi dalam memecahkan permasalahan buku pelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil pembahasan, BSE akan efisien kalau dicetak secara kolektif bukan pribadi. Implementasi program ini akan efisien dan efektif apabila didukung oleh berbagai pihak. Selain dukungan pemerintah, perlu ada dukungan dari masyarakat baik itu sebagai pengguna maupun masyarakat sebagai penyedia layanan pencetakan buku.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45699987","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.35
Wal dopo
Untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa Indonesia pada tahun 2045 pemerintah telah melakukan berbagai hal seperti: penyediaan SDM pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi syarat kualifikasi dan kompetensi, pengembangan kurikulum pendidikan hingga ke tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembangunan sarana/prasarana pendidikan yang memadahi, peningkatan anggaran pendidikan, layanan pendidikan yang berbasis TIK dan lain-lain. Persiapan lainnya untuk dapat menghasilkan generasi diharapkan adalah melalui pendidikan karakter. Sudah banyak yang dihasilkan melalui usaha-usaha tersebut, namun juga masih banyak hal-hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya adalah mempersiapkan peserta didik agar menjadi generasi yang memiliki kemampuan untuk mencarikan jalan keluar atas masalah-masalah riil yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kepentingan ini, penerapan Strategi Pendidikan/Pembelajaran yang Berbasis Masalah atau Problem-Based Learning yang disingkat PBL dianggap cocok untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolahsekolah. Melalui PBL peserta didik dilatih untuk mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang dihadapi. Agar penerapan PBL dapat berjalan seperti yang diharapkan maka disarankan agar pemerintah (Kemdikbud) mencanangkan penerapan PBL dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah, melatih guru-guru dalam penerapan PBL serta dukungan dalam bentuk kebijakan, anggaran dan sarana/prasarana. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam bidang TIK untuk pendidikan, Pustekkom disarankan untuk memberikan dukungan dalam bentuk sumber belajar yang berbasis TIK.
{"title":"PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENYIAPKAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK","authors":"Wal dopo","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.35","url":null,"abstract":"Untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa Indonesia pada tahun 2045 pemerintah telah melakukan berbagai hal seperti: penyediaan SDM pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi syarat kualifikasi dan kompetensi, pengembangan kurikulum pendidikan hingga ke tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembangunan sarana/prasarana pendidikan yang memadahi, peningkatan anggaran pendidikan, layanan pendidikan yang berbasis TIK dan lain-lain. Persiapan lainnya untuk dapat menghasilkan generasi diharapkan adalah melalui pendidikan karakter. Sudah banyak yang dihasilkan melalui usaha-usaha tersebut, namun juga masih banyak hal-hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya adalah mempersiapkan peserta didik agar menjadi generasi yang memiliki kemampuan untuk mencarikan jalan keluar atas masalah-masalah riil yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kepentingan ini, penerapan Strategi Pendidikan/Pembelajaran yang Berbasis Masalah atau Problem-Based Learning yang disingkat PBL dianggap cocok untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolahsekolah. Melalui PBL peserta didik dilatih untuk mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang dihadapi. Agar penerapan PBL dapat berjalan seperti yang diharapkan maka disarankan agar pemerintah (Kemdikbud) mencanangkan penerapan PBL dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah, melatih guru-guru dalam penerapan PBL serta dukungan dalam bentuk kebijakan, anggaran dan sarana/prasarana. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam bidang TIK untuk pendidikan, Pustekkom disarankan untuk memberikan dukungan dalam bentuk sumber belajar yang berbasis TIK.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43044753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V8I14.595
N. Purwanto
Setiap metodologi penelitian mempunyai kebenarannya sendiri. Penelitian kuantitatif digunakan ketika kebenaran diterima sebagaimana gejalanya yang tampak dan dapat diuji. Kebenaran adalah tunggal, diterima secara universal, dan selalu terbuka untuk diuji. Penelitian kualitatif digunakan ketika perilaku yang tampak diterima sebagai perilaku budaya. Kenyataan yang tampak bukanlah kebenaran yang sesungguhnya, tapi hanya simbol. Kebenaran tersembunyi dalam pikiran, perasaan dan keyakinan masyarakat pemilik budaya. Kebenaran adalah makna dari perilaku budaya yang diinterpretasikan oleh peneliti. Penelitian tindakan dibuat dengan keyakinan bahwa objek penelitian dapat diberdayakan menjadi subjek yang mampu membuat perubahan produktif atas dirinya. Kebenaran penelitian didefinisikan dari kemanfaatannya untuk membuat perubahan atas mereka yang diteliti. Seluruh metodologi dapat digunakan untuk melakukan penelitian baik dalam lapangan teks maupun konteks.
{"title":"PENELITIAN TEKS DAN KONTEKS: Sebuah Perbandingan Oleh : Purwanto","authors":"N. Purwanto","doi":"10.32550/TEKNODIK.V8I14.595","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V8I14.595","url":null,"abstract":"Setiap metodologi penelitian mempunyai kebenarannya sendiri. Penelitian kuantitatif digunakan ketika kebenaran diterima sebagaimana gejalanya yang tampak dan dapat diuji. Kebenaran adalah tunggal, diterima secara universal, dan selalu terbuka untuk diuji. Penelitian kualitatif digunakan ketika perilaku yang tampak diterima sebagai perilaku budaya. Kenyataan yang tampak bukanlah kebenaran yang sesungguhnya, tapi hanya simbol. Kebenaran tersembunyi dalam pikiran, perasaan dan keyakinan masyarakat pemilik budaya. Kebenaran adalah makna dari perilaku budaya yang diinterpretasikan oleh peneliti. Penelitian tindakan dibuat dengan keyakinan bahwa objek penelitian dapat diberdayakan menjadi subjek yang mampu membuat perubahan produktif atas dirinya. Kebenaran penelitian didefinisikan dari kemanfaatannya untuk membuat perubahan atas mereka yang diteliti. Seluruh metodologi dapat digunakan untuk melakukan penelitian baik dalam lapangan teks maupun konteks.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47219976","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.536
U. A. Chaeruman
Hidup dalam era informasi di abad 21 ini merupakan kenyataan. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan era global saat ini. Untuk mendorong kesiapan SDM di era global melalui pendidikan di sekolah, pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran perlu dilakukan untuk 1) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; 2) mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT literacy) itu sendiri; dan 3) untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran. Dalam prakteknya, belum semua guru memahami apa yang dimaksud dengan mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran. Makalah ini memaparkan tentang apa, mengapa dan bagaimana integrasi TIK dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah
{"title":"MENGINTEGRASIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) KE DALAM PROSES PEMBELAJARAN: Apa, Mengapa dan Bagaimana?","authors":"U. A. Chaeruman","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.536","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.536","url":null,"abstract":"Hidup dalam era informasi di abad 21 ini merupakan kenyataan. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan era global saat ini. Untuk mendorong kesiapan SDM di era global melalui pendidikan di sekolah, pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran perlu dilakukan untuk 1) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; 2) mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT literacy) itu sendiri; dan 3) untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran. Dalam prakteknya, belum semua guru memahami apa yang dimaksud dengan mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran. Makalah ini memaparkan tentang apa, mengapa dan bagaimana integrasi TIK dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":"44 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41307265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.28
Manik Manikowati
Studi kelayakan ini bertujuan untuk mengkaji layak tidaknya model multimedia teaching aids PAUD dikembangkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dan informasi dikumpulkan melalui petikan hasil evaluasi program teaching aids yang telah dikembangkan pada periode sebelumnya dan dokumen hasil analisis kebutuhan teaching aids yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Kedua hasil kajian tersebut selanjutnya dikomparasikan untuk mendapatkan simpulan. Dari hasil studi yang dilakukan diperoleh bahwa pada pengembangan model multimedia teaching aids yang dikembangkan pada periode sebelumnya, kelemahan yang signifikan terdapat pada format sajian. Sedang dari studi hasil analisis didapatkan bahwa multimedia teaching aids dibutuhkan oleh sekolah-sekolah PAUD dan dibutuhkan oleh pengguna untuk memotivasi dalam proses pembelajaran, untuk mewakili konten materi yang diajarkan, serta dibutuhkan untuk melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran (learning sources). Dari hasil komparasi disimpulkan bahwa model multimedia teaching aids untuk PAUD dengan format sajian yang berbeda dari sebelumnya layak dikembangkan.
{"title":"STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA TEACHING AIDS PAUD","authors":"Manik Manikowati","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.28","url":null,"abstract":"Studi kelayakan ini bertujuan untuk mengkaji layak tidaknya model multimedia teaching aids PAUD dikembangkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dan informasi dikumpulkan melalui petikan hasil evaluasi program teaching aids yang telah dikembangkan pada periode sebelumnya dan dokumen hasil analisis kebutuhan teaching aids yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Kedua hasil kajian tersebut selanjutnya dikomparasikan untuk mendapatkan simpulan. Dari hasil studi yang dilakukan diperoleh bahwa pada pengembangan model multimedia teaching aids yang dikembangkan pada periode sebelumnya, kelemahan yang signifikan terdapat pada format sajian. Sedang dari studi hasil analisis didapatkan bahwa multimedia teaching aids dibutuhkan oleh sekolah-sekolah PAUD dan dibutuhkan oleh pengguna untuk memotivasi dalam proses pembelajaran, untuk mewakili konten materi yang diajarkan, serta dibutuhkan untuk melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran (learning sources). Dari hasil komparasi disimpulkan bahwa model multimedia teaching aids untuk PAUD dengan format sajian yang berbeda dari sebelumnya layak dikembangkan.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46234275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I3.565
P. Purwanto
Tulisan ini merupakan hasil studi literatur tentang penelitian pemanfaatan papan tulis interaktif (PTI) di berbagai negara yang ada di dunia. Laporan hasil penelitian yang dikaji adalah yang dimuat dalam jurnal teknologi pendidikan dan diterbitkan antara 2009- 2013 dan didata oleh EdITLib. Pertanyaan penelitiannya adalah 1) bagaimana perkembangan atau inovasi PTI?, 2) bagaimana persepsi guru terhadap PTI?, dan 3) bagaimana model pemanfaatannya yang terbaik? Kesimpulannya, pertama, perkembangan papan tulis interaktif (PTI) telah mencapai kemajuan yang menakjubkan berkat berbagai inovasi yang memungkinkannya menjadi produk teknologi pembelajaran yang sangat membantu proses pembelajaran interaktif di kelas, kedua guru merasa nyaman menggunakannya dan siswa merasa antusias untuk memanfaatkannya, ketiga masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai model pemanfataannya yang didukung oleh teori belajar, yang menghasilkan perubahan proses pembelajaran yang efektif, dan perubahan pada penggunanya yaitu guru mengajar dan siswa belajar. This article is the result of the literature research on the use of interactive whiteboards (Papan Tulis Interaktif) in various countries in the world. Report of the results of studies being reviewed were those published within 2009 and 2013 and recorded by EdITlib. This article tries to answer the following questions:1) how is the development or inovation of interactive whiteboard? 2) what is the teacher’s perception on the interactive whiteboard? and 3) what is the best model of the utilization of interactive whiteboard? The research conclusions are: firstly, the development or innovation of interactive whiteboard (PTI) has achieved amazing progress, as a result of a variety of innovations that enable it to become a product of educational technology that greatly assists the process of interactive learning in classroom; secondly, both teachers and students feel comfortable and are excited to use it; thirdly, further research is needed on the utilization of interactive whiteboard that is supported by learning theory, which will influence the effectiveness of learning process, and change of teaching and learning method in both teachers and students.
{"title":"PENGGUNAAN PAPAN TULIS INTERAKTIF DI KELAS THE USE OF INTERACTIVE WHITEBOARD IN CLASSROOM","authors":"P. Purwanto","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I3.565","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I3.565","url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan hasil studi literatur tentang penelitian pemanfaatan papan tulis interaktif (PTI) di berbagai negara yang ada di dunia. Laporan hasil penelitian yang dikaji adalah yang dimuat dalam jurnal teknologi pendidikan dan diterbitkan antara 2009- 2013 dan didata oleh EdITLib. Pertanyaan penelitiannya adalah 1) bagaimana perkembangan atau inovasi PTI?, 2) bagaimana persepsi guru terhadap PTI?, dan 3) bagaimana model pemanfaatannya yang terbaik? Kesimpulannya, pertama, perkembangan papan tulis interaktif (PTI) telah mencapai kemajuan yang menakjubkan berkat berbagai inovasi yang memungkinkannya menjadi produk teknologi pembelajaran yang sangat membantu proses pembelajaran interaktif di kelas, kedua guru merasa nyaman menggunakannya dan siswa merasa antusias untuk memanfaatkannya, ketiga masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai model pemanfataannya yang didukung oleh teori belajar, yang menghasilkan perubahan proses pembelajaran yang efektif, dan perubahan pada penggunanya yaitu guru mengajar dan siswa belajar. This article is the result of the literature research on the use of interactive whiteboards (Papan Tulis Interaktif) in various countries in the world. Report of the results of studies being reviewed were those published within 2009 and 2013 and recorded by EdITlib. This article tries to answer the following questions:1) how is the development or inovation of interactive whiteboard? 2) what is the teacher’s perception on the interactive whiteboard? and 3) what is the best model of the utilization of interactive whiteboard? The research conclusions are: firstly, the development or innovation of interactive whiteboard (PTI) has achieved amazing progress, as a result of a variety of innovations that enable it to become a product of educational technology that greatly assists the process of interactive learning in classroom; secondly, both teachers and students feel comfortable and are excited to use it; thirdly, further research is needed on the utilization of interactive whiteboard that is supported by learning theory, which will influence the effectiveness of learning process, and change of teaching and learning method in both teachers and students.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42435299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I3.567
Bambang Warsita
Tulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang pemanfaatan program siaran televisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa dari berbagai jenis dan macam media pembelajaran yang ada, media televisi mempunyai potensi tinggi untuk menyampaikan pesan pendidikan/pembelajaran maupun kemampuannya dalam menarik minat dan perhatian peserta didik. Pentingnya siaran televisi pendidikan dijadikan sebagai salah satu sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Bahkan kenyataannya sebagian besar dari kehidupan peserta didik ada di depan televisi. Selain itu, hasil kajian ini menunjukkan pemanfaatan siaran televisi pendidikan dengan segala potensinya dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. This study aims to describe about the use of educational television programs to improve the quality of learning. The results of this study show that the various types and kinds of the existing instructional media, television is highly potential in delivering educational/learning messages as well as highly enticing for getting attention of learners. The importance of educational television broadcasts is one of learning resources that can be utilized in learning activities. In fact, the majority of time spent by learners is in front of television. In addition, the results of this study demonstrate the use of educational television with all its potential in learning activities can improve the quality of learning.
{"title":"PEMANFAATAN PROGRAM SIARAN TELEVISI PENDIDIKAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN THE UTILIZATION OF EDUCATION TELEVISION PROGRAM FOR IMPROVING THE QUALITY OF LEARNING","authors":"Bambang Warsita","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I3.567","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I3.567","url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang pemanfaatan program siaran televisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa dari berbagai jenis dan macam media pembelajaran yang ada, media televisi mempunyai potensi tinggi untuk menyampaikan pesan pendidikan/pembelajaran maupun kemampuannya dalam menarik minat dan perhatian peserta didik. Pentingnya siaran televisi pendidikan dijadikan sebagai salah satu sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Bahkan kenyataannya sebagian besar dari kehidupan peserta didik ada di depan televisi. Selain itu, hasil kajian ini menunjukkan pemanfaatan siaran televisi pendidikan dengan segala potensinya dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. This study aims to describe about the use of educational television programs to improve the quality of learning. The results of this study show that the various types and kinds of the existing instructional media, television is highly potential in delivering educational/learning messages as well as highly enticing for getting attention of learners. The importance of educational television broadcasts is one of learning resources that can be utilized in learning activities. In fact, the majority of time spent by learners is in front of television. In addition, the results of this study demonstrate the use of educational television with all its potential in learning activities can improve the quality of learning.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48731490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}