Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V8I14.528
M. Iqbal
Penulisan ini mencoba menawarkan suatu gagasan untuk mengatasi masalah esensial yang umumnya dihadapi oleh para guru mata pelajaran, khususnya Matematika baik di SD, SLTP maupun di SLTA, seperti: 1. Adanya penilaian negatif terhadap matematika. sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, tidak aktual dan kurang menarik, sehingga para siswa kurang berminat atau bergairah untuk mempelajarinya. 2. Kenyataan menunjukkan bahwa siswa di suatu kelas di sekolah kita, umumnya heterogen atau mempunyai kemampuan intelektual yang bervariasi (Mixed Ability). Kenyataan-kenyataan tersebut jelas merupakan faktor penghambat usaha guru untuk mencapai hasil pengajaran yang maksimal. Dalam upaya menumbuhkan minat belajar siswa dan upaya pengembangan metode pengajaran matematika di kelas-kelas “mixed abilityâ€, penulis memperkenalkan media pembelajaran yang efektif dan menyenangkan (enjoyable), yaitu “KARTU KERJAâ€. Kartu kerja sebagai media pengajaranan alternatif memuat soal-soal / latihan matematika dalam tingkatantingkatan tertentu, seperti tingkat pengembangan, latihan/ penerapan, dan pengayaan untuk melayani semua siswa sesuai dengan tingkat kemampuan intelektualnya.an demikian, siswa dapat belajar secara mandiri (self Iearning), kemajuan belajarnya tidak terikat, maju secara berkelanjutan (independent) serta pemahaman konsep akan menjadi mantap karena merupkan hasil kerja mandiri melalui pendekatan induktif dan generalisasi. Berdasarkan hasil pengamatan empiris, terlihat adanya pengaruh dan perkembangan yang berarti terhadap siswa-siswa setelah menggunakan kartu kerja, seperti adanya kegairahan dan keaktifan siswa menyelesaikan sejumlah kartu kerja, kepuasan siswa yang berkemampuan lebih dapat menyelesaikan lebih banyak kartu, serta kepuasan siswa yang berkemampuan kurang/lemah setelah mendapat bimbingan individual dari guru mereka.
{"title":"PENGAJARAN MATEMATIKA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KERJA DI KELAS MIXED ABILITY","authors":"M. Iqbal","doi":"10.32550/TEKNODIK.V8I14.528","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V8I14.528","url":null,"abstract":"Penulisan ini mencoba menawarkan suatu gagasan untuk mengatasi masalah esensial yang umumnya dihadapi oleh para guru mata pelajaran, khususnya Matematika baik di SD, SLTP maupun di SLTA, seperti: 1. Adanya penilaian negatif terhadap matematika. sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, tidak aktual dan kurang menarik, sehingga para siswa kurang berminat atau bergairah untuk mempelajarinya. 2. Kenyataan menunjukkan bahwa siswa di suatu kelas di sekolah kita, umumnya heterogen atau mempunyai kemampuan intelektual yang bervariasi (Mixed Ability). Kenyataan-kenyataan tersebut jelas merupakan faktor penghambat usaha guru untuk mencapai hasil pengajaran yang maksimal. Dalam upaya menumbuhkan minat belajar siswa dan upaya pengembangan metode pengajaran matematika di kelas-kelas “mixed abilityâ€, penulis memperkenalkan media pembelajaran yang efektif dan menyenangkan (enjoyable), yaitu “KARTU KERJAâ€. Kartu kerja sebagai media pengajaranan alternatif memuat soal-soal / latihan matematika dalam tingkatantingkatan tertentu, seperti tingkat pengembangan, latihan/ penerapan, dan pengayaan untuk melayani semua siswa sesuai dengan tingkat kemampuan intelektualnya.an demikian, siswa dapat belajar secara mandiri (self Iearning), kemajuan belajarnya tidak terikat, maju secara berkelanjutan (independent) serta pemahaman konsep akan menjadi mantap karena merupkan hasil kerja mandiri melalui pendekatan induktif dan generalisasi. Berdasarkan hasil pengamatan empiris, terlihat adanya pengaruh dan perkembangan yang berarti terhadap siswa-siswa setelah menggunakan kartu kerja, seperti adanya kegairahan dan keaktifan siswa menyelesaikan sejumlah kartu kerja, kepuasan siswa yang berkemampuan lebih dapat menyelesaikan lebih banyak kartu, serta kepuasan siswa yang berkemampuan kurang/lemah setelah mendapat bimbingan individual dari guru mereka.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47776875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I3.563
Ika Kurniawati
Hasil penelitian terhadap TV Edukasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pemanfaatan siaran TV Edukasi oleh pengguna (dalam hal ini guru dan siswa) belum optimal, padahal upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian melalui Pustekkom cukup maksimal terutama dalam mengatasi kendala akses, antara lain dengan mengupayakan siaran secara teresterial (kerjasama dengan TVRI dan TV Lokal), serta siaran dengan memanfaatkan layanan internet (streaming). Blum optimalnya pemanfaatan TV Edukasi disebabkan karena selama ini evaluasi maupun monitoring yang dilakukan terhadap TV Edukasi lebih banyak terkait dengan pemanfaatannya saja tanpa memperhatikan faktor-faktor yang berperan terhadap pemanfaatan itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi implementasi siaran TV Edukasi secara komprehensif, tidak hanya dari sisi kebijakan, akses dan infrastruktur, tetapi juga dari sisi konten program, promosi serta dari sisi pengguna, sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan siaran TV Edukasi khususnya dalam meningkatkan jumlah pengguna TVE dan pengembangan sistem pemanfaatan TVE itu sendiri. Tujuan penulis mengangkat tema ini agar dalam melakukan evaluasi terhadap TV Edukasi selanjutnya dilakukan secara komprehensif agar dapat meningkatkan pemanfaatan TV Edukasi terutama dalam meningkatkan jumlah pengguna.The result of research conducted by Minister of Education and Culture indicates that the utilization of TV Edukasi by the users (in this case teachers and students) is not optimal, whereas efforts done by Minister of Education and Culture through Pustekkom were maximum enough especially in overcoming obstacles, such as by using terrestrial broadcast (in cooperation with local TVs and TVRI), as well as utilizing internet services streaming). The less optimal use of TV Edukasi might be due to the evaluation and monitoring conducted on TV Edukasi that focused more on the utilization itself non on the factors that contributed to the utilization. Therefore, it is necessary to conduct comprehensive evaluation of TV Edukasi implementation that includes not only policy, access, and infrastructure, but also includes content, promotion and users, so that the information gathered can be used to optimize the utilization of TV Edukasi, especially to increase the amount of TV Edukasi users and to develop the TV Edukasi utilization system. The aim of this paper is to promote the comprehensive evaluation of TV Edukasi in order to increase the utilization of TV Edukasi particularly in the amount of user.
{"title":"EVALUASI SISTEM PEMANFAATAN TV EDUKASI UTILIZATION SYSTEM EVALUATION OF TV EDUKASI","authors":"Ika Kurniawati","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I3.563","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I3.563","url":null,"abstract":"Hasil penelitian terhadap TV Edukasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pemanfaatan siaran TV Edukasi oleh pengguna (dalam hal ini guru dan siswa) belum optimal, padahal upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian melalui Pustekkom cukup maksimal terutama dalam mengatasi kendala akses, antara lain dengan mengupayakan siaran secara teresterial (kerjasama dengan TVRI dan TV Lokal), serta siaran dengan memanfaatkan layanan internet (streaming). Blum optimalnya pemanfaatan TV Edukasi disebabkan karena selama ini evaluasi maupun monitoring yang dilakukan terhadap TV Edukasi lebih banyak terkait dengan pemanfaatannya saja tanpa memperhatikan faktor-faktor yang berperan terhadap pemanfaatan itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi implementasi siaran TV Edukasi secara komprehensif, tidak hanya dari sisi kebijakan, akses dan infrastruktur, tetapi juga dari sisi konten program, promosi serta dari sisi pengguna, sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan siaran TV Edukasi khususnya dalam meningkatkan jumlah pengguna TVE dan pengembangan sistem pemanfaatan TVE itu sendiri. Tujuan penulis mengangkat tema ini agar dalam melakukan evaluasi terhadap TV Edukasi selanjutnya dilakukan secara komprehensif agar dapat meningkatkan pemanfaatan TV Edukasi terutama dalam meningkatkan jumlah pengguna.The result of research conducted by Minister of Education and Culture indicates that the utilization of TV Edukasi by the users (in this case teachers and students) is not optimal, whereas efforts done by Minister of Education and Culture through Pustekkom were maximum enough especially in overcoming obstacles, such as by using terrestrial broadcast (in cooperation with local TVs and TVRI), as well as utilizing internet services streaming). The less optimal use of TV Edukasi might be due to the evaluation and monitoring conducted on TV Edukasi that focused more on the utilization itself non on the factors that contributed to the utilization. Therefore, it is necessary to conduct comprehensive evaluation of TV Edukasi implementation that includes not only policy, access, and infrastructure, but also includes content, promotion and users, so that the information gathered can be used to optimize the utilization of TV Edukasi, especially to increase the amount of TV Edukasi users and to develop the TV Edukasi utilization system. The aim of this paper is to promote the comprehensive evaluation of TV Edukasi in order to increase the utilization of TV Edukasi particularly in the amount of user.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46847277","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.31
Denis Irawan I Made Astra Fauzi Bakri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan penilaian portofolio online web based learning terhadap hasil belajar fisika siswa tingkat SMA dalam pembelajaran fisika. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Depok kelas X pada bulan Januari - Februari 2012. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa kelas X-4 dan X–5 yang masing-masing terdiri dari 40 siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan penilaian portofolio online web based learning, dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Untuk mengukur variabel terikat digunakan instrumen berupa soal pilihan ganda dengan 5 pilihan sebanyak 25 soal. Sebelum soal digunakan pada kelas eksperimen dan kontrol, terlebih dahulu soal tes tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan korelasi produk moment dan uji signifikansi, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha. Kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan penilaian portofolio online web based learning dalam proses pembelajaran fisika, sedangkan kelas kontrol menerapkan portofolio online dengan penilaian berupa komentar dalam proses pembelajaran fisika. Pengujian normalitas menggunakan uji Chi Kuadrat yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Uji homogenitas menggunakan uji-F menunjukkan bahwa sampel bersifat homogen. Pada pengujian hipotesis digunakan uji parametrik (uji-t) dengan taraf sifnifikan ? = 0,05. Dari hasil pengujian diperoleh nilai thitung = 3, 74 dan ttabel = 1,667, thitung > ttabel sehingga diperoleh kesimpulan bahwa penerapan penilaian portofolio online web based learning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika.
{"title":"PENGARUH PENERAPAN PENILAIAN PORTOFOLIO ONLINE WEB BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA TINGKAT SMA","authors":"Denis Irawan I Made Astra Fauzi Bakri","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.31","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan penilaian portofolio online web based learning terhadap hasil belajar fisika siswa tingkat SMA dalam pembelajaran fisika. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Depok kelas X pada bulan Januari - Februari 2012. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa kelas X-4 dan X–5 yang masing-masing terdiri dari 40 siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan penilaian portofolio online web based learning, dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Untuk mengukur variabel terikat digunakan instrumen berupa soal pilihan ganda dengan 5 pilihan sebanyak 25 soal. Sebelum soal digunakan pada kelas eksperimen dan kontrol, terlebih dahulu soal tes tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan korelasi produk moment dan uji signifikansi, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha. Kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan penilaian portofolio online web based learning dalam proses pembelajaran fisika, sedangkan kelas kontrol menerapkan portofolio online dengan penilaian berupa komentar dalam proses pembelajaran fisika. Pengujian normalitas menggunakan uji Chi Kuadrat yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Uji homogenitas menggunakan uji-F menunjukkan bahwa sampel bersifat homogen. Pada pengujian hipotesis digunakan uji parametrik (uji-t) dengan taraf sifnifikan ? = 0,05. Dari hasil pengujian diperoleh nilai thitung = 3, 74 dan ttabel = 1,667, thitung > ttabel sehingga diperoleh kesimpulan bahwa penerapan penilaian portofolio online web based learning berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa SMA pada pembelajaran fisika.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69700442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V0I0.32
Teguh Susanto
Seiring dengan perkembangan usianya, seorang anak dapat berbicara dengan baik (struktur sintaksisnya) apabila proses pemerolehan dan pemelajaran bahasanya terus dilatih. Kemampuan berbicara sangat dipengaruhi oleh fungsi otak. Apabila fungsi otak tidak optimal maka saraf yang menghubungkan ke alat pengucapan (komunikasi) pun terganggu atau gangguan bicara (aphasia). Berkaitan dengan gangguan berbicara pada anak, di Desa Kedung terdapat anak yang memiliki kelainan otak atau autisme yang sukar sekali dalam berbicara. Ia hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja padahal usianya 12 tahun. Penelitian ini berfokus pada dua pertanyaan penelitian, yaitu: 1) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakmampuan Jeje dalam berbicara, dan 2) bagaimanakah cara penanganannya dalam membantu mengatasi ketidakmampuan Jeje dalam berbicara. Selanjutnya, tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui atau mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakmampuan Jeje dalam berbicara dan cara penanganannya dalam membantu mengatasi ketidakmampuan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melatih pengucapan kata-kata secara berulang-ulang dengan memperlihatkan objek gambar yang menarik dan bermacam warna dapat membantu mengatasi ketidakmampuan informan dalam berbicara. Hal ini dapat terlihat adanya perubahan dalam pengucapan katanya, misalnya yang awalnya hanya dapat mengucapkan kata “endu†menjadi “ghonduâ€, meskipun pengucapannya tidak begitu lancar atau pelan-pelan karena ada kendala yang disebabkan oleh penyakit autisnya.
{"title":"KEMAMPUAN BERBICARA ANAK PENYANDANG AMNESTIK APHASIA (Studi Kasus Pada Anak Autisme Usia 12 Tahun di Desa Kedung, Kebupaten Tangerang)","authors":"Teguh Susanto","doi":"10.32550/TEKNODIK.V0I0.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V0I0.32","url":null,"abstract":"Seiring dengan perkembangan usianya, seorang anak dapat berbicara dengan baik (struktur sintaksisnya) apabila proses pemerolehan dan pemelajaran bahasanya terus dilatih. Kemampuan berbicara sangat dipengaruhi oleh fungsi otak. Apabila fungsi otak tidak optimal maka saraf yang menghubungkan ke alat pengucapan (komunikasi) pun terganggu atau gangguan bicara (aphasia). Berkaitan dengan gangguan berbicara pada anak, di Desa Kedung terdapat anak yang memiliki kelainan otak atau autisme yang sukar sekali dalam berbicara. Ia hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja padahal usianya 12 tahun. Penelitian ini berfokus pada dua pertanyaan penelitian, yaitu: 1) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakmampuan Jeje dalam berbicara, dan 2) bagaimanakah cara penanganannya dalam membantu mengatasi ketidakmampuan Jeje dalam berbicara. Selanjutnya, tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui atau mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakmampuan Jeje dalam berbicara dan cara penanganannya dalam membantu mengatasi ketidakmampuan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melatih pengucapan kata-kata secara berulang-ulang dengan memperlihatkan objek gambar yang menarik dan bermacam warna dapat membantu mengatasi ketidakmampuan informan dalam berbicara. Hal ini dapat terlihat adanya perubahan dalam pengucapan katanya, misalnya yang awalnya hanya dapat mengucapkan kata “endu†menjadi “ghonduâ€, meskipun pengucapannya tidak begitu lancar atau pelan-pelan karena ada kendala yang disebabkan oleh penyakit autisnya.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43057068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V8I14.524
Ishak Abdulhak, Oos M. Anwas
Perkembangan ilmu komunikasi mempengaruhi inovasi pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran yang cenderung menggunakan komunikasi linier bergeser kepada komunikasi relasional. Sesuai tuntutan pembelajaran berkualitas dan efektif dikembangkan model pembelajaran dengan pendekatan komunikasi konvergen. Model ini memiliki ciri pelaksanaan belajar secara berkesinambungan dan memanfaatkan jejaring (network), serta berpijak pada kaidah kolektivitas untuk memperoleh saling pemahaman (mutual understanding). Konsekwensinya, pengajar dituntut selain memiliki kemampuan pemahaman bahan belajar, juga kemampuan menciptakan situasi pembelajaran yang kooperatif di antara peserta belajar. Implementasi model ini pada dasarnya memadukan karakteristik pendekatan pembelajaran kooperatif, percepatan pembelajaran, belajar yang menyenangkan, dan memperhatikan keunikan individual peserta belajar.
{"title":"MODEL KONVERGENSI DALAM KOMUNIKASI PEMBELAJARAN","authors":"Ishak Abdulhak, Oos M. Anwas","doi":"10.32550/TEKNODIK.V8I14.524","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V8I14.524","url":null,"abstract":"Perkembangan ilmu komunikasi mempengaruhi inovasi pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran yang cenderung menggunakan komunikasi linier bergeser kepada komunikasi relasional. Sesuai tuntutan pembelajaran berkualitas dan efektif dikembangkan model pembelajaran dengan pendekatan komunikasi konvergen. Model ini memiliki ciri pelaksanaan belajar secara berkesinambungan dan memanfaatkan jejaring (network), serta berpijak pada kaidah kolektivitas untuk memperoleh saling pemahaman (mutual understanding). Konsekwensinya, pengajar dituntut selain memiliki kemampuan pemahaman bahan belajar, juga kemampuan menciptakan situasi pembelajaran yang kooperatif di antara peserta belajar. Implementasi model ini pada dasarnya memadukan karakteristik pendekatan pembelajaran kooperatif, percepatan pembelajaran, belajar yang menyenangkan, dan memperhatikan keunikan individual peserta belajar.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43785868","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-13DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I3.560
Waldopo Waldopo
Sebagai negara kepulauan yang tempat tinggal penduduknya tersebar di banyak pulau, keberadaan TIK untuk pendidikan mutlak diperlukan. Untuk kepentingan tersebut Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) diberi amanah untuk mengelola dan mengkoordinasikan pemanfaatan TIK untuk pendidikan. Sejak tahun 2008 Pustekkom telah memberikan fasilitas TIK untuk pembelajaran yang berupa bandwidth gratis melalui Jejaring Pendidikan Nasional (jardiknas) kepada lebih dari 16.000 sekolah SD, SMP, SMA dan SMK di Indonesia, dan secara bertahap memberikan pelatihan bagi para guru di sekolah tersebut dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Masalahnya “apakah fasilitas TIK dan pelatihan guru tersebut memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai UN SMP dan SMA khususnya di Propinsi Maluku. Untuk menjawab pertanyaan ini, dilakukan penelitian dengan cara membandingkan nilai UN pada pereode sebelum diberikan fasilitas TIK yaitu tahun 2005-2007 dengan pereode setelah diberikan fasilitas TIK, yakni tahun 2008-2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Perbedaan rerata dari hasil UN antara sebelum dengan sesudah diberikan fasilitas TIK diuji melalui Uji-t dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai UN yang signifikan untuk seluruh mata pelajaran yang di UN-kan. Peningkatan nilai UN diduga karena pengaruh TIK dan pelatihan guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemerintah secara terus menerus meningkatkan pemberian layanan TIK ke sekolah-sekolah lainnya di Indonesia, sekaligus memberikan pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran kepada guru-gurunya. As an archipelagic country, where people live in many islands, the presence of ICT for education is absolutely necessary. For this purposes, The state of Republic Indonesia through the Ministry of Education and Culture was given the mandate to The Center of ICT for Education (Pustekkom) to manage and coordinate the using of ICT for education. Due to, since 2008 Pustekkom has provided ICT facilities (in the form of free bandwidth) via the National Education Network (Jardiknas) program to more than 16,000 schools: Secondary School (SC), Senior High School (SHC) and Vocational School (VC) especially in Maluku Province , and gradually trained teachers in schools in the using of ICT for learning. The problem is “whether ICT facilities and teacher training contributed to an increase in the National Examination value of SC and SHCâ€. To answer this question, the research done by comparing the value on before being awarded the ICT facilities in the years of 2005-2007 period with after being given of the ICT facilities, the years of 2008-2011 period. Sampling was done using proportional stratified random sampling technique. The difference of between average the period tested by t-test using the significance level of 0.05. The results showed tha
由于这个岛国的人口分布在许多岛屿上,打字机的存在是教育的必要条件。为了实现这一目标,信息和通信技术中心(pustekcom)被授权管理和协调对教育的利用。自2008年以来,pustekcom一直通过国家教育网络(jardiknas)向16000多所小学、初中、高中和SMK学校提供免费带宽的学习设施,并逐渐为该学校的教师提供培训,使他们能够利用TIK进行学习。问题是a€œ、打字机和教师培训机构是否对增加联合国价值的贡献初中和高中在马鲁古省份尤其如此。为了回答这个问题,研究将联合国在2005-2007年之前对pereode的价值与2008-2011年对TIK设施的重视进行了比较。样本提取采用了分级测定技术随机抽样。pt设施在给出之前和之后的平均成绩差异使用0.05的重要性级进行了uj -t测试。研究结果表明,联合国的所有学科的价值都大大增加。联合国的成绩的增加被认为是由于打字机的影响和教师利用学识的训练。从这项研究的结果中,建议各国政府继续增加向印尼其他学校提供的TIK服务,并向其教师提供学习利用培训。美国是一个群岛,人们生活在许多国家,ICT教育的存在绝对是必要的。为了实现这一目的,印度尼西亚共和国的国家通过教育和文化部一直在委托ICT教育中心进行管理和协调信息通信的使用。to帐款,自从2008年Pustekkom provided了信息通信技术facilities (in the form of free)通过《国家教育网络带宽(Jardiknas)去比16000之一:这学校项目(SC)、高中(SHC)和高级(Vocational School (VC)尤其是在马鲁古省,与gradually训练教师》》在信息通信技术为学习之用。《问题是a€œ无论是facilities和教师信息技术培训)促成对《国家来晚的增加价值的SC和SHCa€。为了回答这个问题,这项研究是在2005-2007年认识信息技术障碍之前完成的。样本是采用比例测定的随机抽样技术进行的。用0.05的有效级别的t测试测试了不同的极限。有证据表明,国家考试的价值显著增加。ICT工具培训培训的影响。从这项研究的结果来看,政府继续为所有印尼学校提供信息服务,并为ICT教育/学习培训教师提供服务。
{"title":"SUMBANGAN TIK DAN PELATIHAN PEMANFAATANNYA TERHADAP PENINGKATAN NILAI UN PROPINSI MALUKU CONTRIBUTION OF ICT AND ITS UTILIZATION TRAINING TO INCREASE THE NATIONAL EXAMINATION VALUES IN MALUKU PROVINCE","authors":"Waldopo Waldopo","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I3.560","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I3.560","url":null,"abstract":"Sebagai negara kepulauan yang tempat tinggal penduduknya tersebar di banyak pulau, keberadaan TIK untuk pendidikan mutlak diperlukan. Untuk kepentingan tersebut Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) diberi amanah untuk mengelola dan mengkoordinasikan pemanfaatan TIK untuk pendidikan. Sejak tahun 2008 Pustekkom telah memberikan fasilitas TIK untuk pembelajaran yang berupa bandwidth gratis melalui Jejaring Pendidikan Nasional (jardiknas) kepada lebih dari 16.000 sekolah SD, SMP, SMA dan SMK di Indonesia, dan secara bertahap memberikan pelatihan bagi para guru di sekolah tersebut dalam memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Masalahnya “apakah fasilitas TIK dan pelatihan guru tersebut memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai UN SMP dan SMA khususnya di Propinsi Maluku. Untuk menjawab pertanyaan ini, dilakukan penelitian dengan cara membandingkan nilai UN pada pereode sebelum diberikan fasilitas TIK yaitu tahun 2005-2007 dengan pereode setelah diberikan fasilitas TIK, yakni tahun 2008-2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Perbedaan rerata dari hasil UN antara sebelum dengan sesudah diberikan fasilitas TIK diuji melalui Uji-t dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai UN yang signifikan untuk seluruh mata pelajaran yang di UN-kan. Peningkatan nilai UN diduga karena pengaruh TIK dan pelatihan guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemerintah secara terus menerus meningkatkan pemberian layanan TIK ke sekolah-sekolah lainnya di Indonesia, sekaligus memberikan pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran kepada guru-gurunya. As an archipelagic country, where people live in many islands, the presence of ICT for education is absolutely necessary. For this purposes, The state of Republic Indonesia through the Ministry of Education and Culture was given the mandate to The Center of ICT for Education (Pustekkom) to manage and coordinate the using of ICT for education. Due to, since 2008 Pustekkom has provided ICT facilities (in the form of free bandwidth) via the National Education Network (Jardiknas) program to more than 16,000 schools: Secondary School (SC), Senior High School (SHC) and Vocational School (VC) especially in Maluku Province , and gradually trained teachers in schools in the using of ICT for learning. The problem is “whether ICT facilities and teacher training contributed to an increase in the National Examination value of SC and SHCâ€. To answer this question, the research done by comparing the value on before being awarded the ICT facilities in the years of 2005-2007 period with after being given of the ICT facilities, the years of 2008-2011 period. Sampling was done using proportional stratified random sampling technique. The difference of between average the period tested by t-test using the significance level of 0.05. The results showed tha","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48438373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.577
U. Chaeruman
Dalam era komunikasi instan dewasa ini, cara belajar dan proses pembelajaran telah berubah. Kondisi ini membawa pembelajaran ke era e-learning di mana upaya belajar dan membelajarkan dapat difasilitasi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Mengkombinasikan teknologi informasi dan komunikasi yang tepat (blended learning) merupakan salah satu isu penting dalam merancang e-learning yang baik. Oleh karena itu diperlukan semacam panduan (framework) yang dapat menjadikan acuan dalam memilih dan menentukan blended learning yang tepat sesuai kondisi dan tujuan yang ingin dicapai. Artikel ini mencoba memberikan framework untuk menjawab permasalahan tersebut. Framework yang coba ditawarkan dalam artikel ini mengacu pada konsep e-learning, empat kuadran seting belajara menurut Noord, dua kontinum strategi pembelajaran menurut Smaldino dkk., dan empat standar proses pembelajaran yang penulis adaptasi dari Horton. Framewrok tersebut adalah bahwa dam merancang blneded learning perlu mempertimbangkan beberapa unsur sebagai berikut: 1) upaya memfasilitasi pengalaman belajar sebagai esensi dari e-learning; 2) optimalisasi empat standar proses pembelajaran dalam konteks e-learning; 3) pemilihan dan penentuan strategi pembelajaran yang tepat; dan 4) pemilihan dan penentuan teknologi dan tool TIK yang tepat dalam empat kuadran seting belajar. In the era of instant communication, today, learning and instructional process has changed. This condition has led learning into a new era called e-learning, where learning process can be facilitated with proper use of information and communication technology. Combining information and communication technology appropriately to facilitate learning has become an impportant issue in e-learning design context. Therefore, we need such a kind of framework as a guidance in selecting and determining the appropritae blended learning strategy to address the learning objectives to be achieved. The framework offered in this article refered to the essential concept of e-learning itself, four quadrants of learning seting offered by Noord, two continuum of instructional strategy offerd by Smaldino et. al., and four standard of e-learning process adapted by author from the work of Norton. The framework offered are that in designing blended learning, we should consider the following aspects: 1) efforts to facilitate learning experiences as the essence of e-learning; 2) optimalization of the four learning process standard in the context of e-learning; 3) selection and determination of appropriate learning strategies; and 4) selection and determination of apropriate learning seting and ICTs used in four quadrants of learning seting.Â
在今天这个即时通信的时代,学习方式和学习过程发生了变化。这种情况使学习进入了e-learning时代,在这个时代,学习和对齐努力可以与信息和通信技术相辅相成。将正确的信息和沟通技术结合起来是设计良好的电子学习的关键问题之一。因此,它需要一种指导,可以使选择和定义根据我们想要实现的条件和目标进行适当的混合学习。这篇文章试图提供一个框架来解决这个问题。本篇文章试图提供的框架是指e-learning概念,第四象限的学习,根据Smaldino dkk的两个连续学习策略。以及作者从霍顿那里适应的四个标准的学习过程。这种框架是大坝设计的blmewrok需要考虑以下几个要素:1)促进学习经验是e-learning的本质;2)在e-learning环境中优化学习过程的四个标准;3)适当的选择和学习策略;4)在四象限的学习中选择和选择合适的技术和工具。在今天的即时通信时代,学习和仪器进程发生了变化。这个情况已经发展到一个叫做电子学习的新时代,在那里,学习过程可能会变得具有信息和通信技术的特权。信息和通信技术接近实际学习已成为一个重要的信息探索背景。因此,我们需要一种框架,就像导读和决心的技巧一样,来学习学习目标的方法来实现。在这篇文章中,这篇文章引用了自动电子学习的基本概念,由Smaldino et al提出的四个学习过程,以及由诺顿工作的奥弗德提出的四个教学过程。框架的不同之处在于,在设计混合学习时,我们应该考虑采用学生的方式:1)努力实践学习经验,就像e-learning的本质;2)在电子学习背景中,四种学习过程标准的优化;3)选择和决心学习策略;和4)选择和决心的学习设置和ICTs在四个学习设置中使用
{"title":"MERANCANG MODEL BLENDED LEARNING DESIGNING BLENDED LEARNING MODEL","authors":"U. Chaeruman","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.577","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.577","url":null,"abstract":"Dalam era komunikasi instan dewasa ini, cara belajar dan proses pembelajaran telah berubah. Kondisi ini membawa pembelajaran ke era e-learning di mana upaya belajar dan membelajarkan dapat difasilitasi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Mengkombinasikan teknologi informasi dan komunikasi yang tepat (blended learning) merupakan salah satu isu penting dalam merancang e-learning yang baik. Oleh karena itu diperlukan semacam panduan (framework) yang dapat menjadikan acuan dalam memilih dan menentukan blended learning yang tepat sesuai kondisi dan tujuan yang ingin dicapai. Artikel ini mencoba memberikan framework untuk menjawab permasalahan tersebut. Framework yang coba ditawarkan dalam artikel ini mengacu pada konsep e-learning, empat kuadran seting belajara menurut Noord, dua kontinum strategi pembelajaran menurut Smaldino dkk., dan empat standar proses pembelajaran yang penulis adaptasi dari Horton. Framewrok tersebut adalah bahwa dam merancang blneded learning perlu mempertimbangkan beberapa unsur sebagai berikut: 1) upaya memfasilitasi pengalaman belajar sebagai esensi dari e-learning; 2) optimalisasi empat standar proses pembelajaran dalam konteks e-learning; 3) pemilihan dan penentuan strategi pembelajaran yang tepat; dan 4) pemilihan dan penentuan teknologi dan tool TIK yang tepat dalam empat kuadran seting belajar. In the era of instant communication, today, learning and instructional process has changed. This condition has led learning into a new era called e-learning, where learning process can be facilitated with proper use of information and communication technology. Combining information and communication technology appropriately to facilitate learning has become an impportant issue in e-learning design context. Therefore, we need such a kind of framework as a guidance in selecting and determining the appropritae blended learning strategy to address the learning objectives to be achieved. The framework offered in this article refered to the essential concept of e-learning itself, four quadrants of learning seting offered by Noord, two continuum of instructional strategy offerd by Smaldino et. al., and four standard of e-learning process adapted by author from the work of Norton. The framework offered are that in designing blended learning, we should consider the following aspects: 1) efforts to facilitate learning experiences as the essence of e-learning; 2) optimalization of the four learning process standard in the context of e-learning; 3) selection and determination of appropriate learning strategies; and 4) selection and determination of apropriate learning seting and ICTs used in four quadrants of learning seting. ","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42424228","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I3.561
S. Hadi
// Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap kemampuan matematika anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 44 orang anak, terdiri dari 24 anak yang memiliki gaya kognitif field independent dan 24 anak yang memiliki gaya kognitif field dependent. Data penelitian tentang kemampuan matematika, dianalisis dengan analisis varians (ANAVA) dua jalan pada taraf signifikansi  = 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf signifikan  = 0,05. Hasil analisis menyimpulkan: pertama, terdapat perbedaan kemampuan matematika antara anak yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional (Fhitung = 2,96 > Ftabel = 2,86). Kedua, kemampuan matematika antara anak yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi dengan anak yang memiliki gaya kognitif field dependent (Fhitung sebesar 5,763 lebih besar dari Ftabel = 4,06). Ketiga, anak yang memiliki gaya kognitif field independent yang mengikuti pembelajaran dengan strategi kontekstual memiliki kemampuan matematika lebih tinggi daripada anak yang memiliki gaya kognitif field dependent (Fhitung = 9,70 > Ftabel = 2,86). Keempat, anak yang memiliki gaya kognitif field dependent yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran konvensional lebih tinggi daripada anak yang mengikuti pembelajaran strategi konvensional (Fhitung = 4,37 > Ftabel = 2,86). Kelima, terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap kemampuan matematika anak (Fhitung = 30,19 > Ftabel = 4,08). This study aims to determine the effect of learning strategies and cognitive styles on children’s mathematical ability. This research using experimental method of a factorial design of 2x2 it employed 44 student as samples. They were segregated into four groups, each had 12 members. The research data were analyzed by using ANAVA techniques and further by Tukey test to understand the comparison between the experimented parties as the level significance ï¡ = 0,05. As to the measurement of the analysis conditions, it was done through the measurement of normality and homogenety. The research was concluded that: first, there was difference in ability of mathematics of students who use contextual learning and using convensional learning (Fhitung = 2,96 > Ftabel = 2,86). second, the mathematical ability of children who have field independent cognitive style higher than children who have a field-dependent cognitive style (F value of 5.763 is greater than the F table (0.05) (1.44) = 4.06). third, the mathematical ability of student with field independent using kontextual learning was higher than using konvensional leraning (Fhitung = 9,70 > Ftabel = 2,86). fifth, the ability of mathematics of student with field dependent who using konvensional learning was higher tha
{"title":"PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK THE INFLUENCE OF THE INSTRUCTIONAL STRATEGY AND COGNITIVE STYLE FOR STUDENT’S MATHEMATICS ABILITY","authors":"S. Hadi","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I3.561","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I3.561","url":null,"abstract":"// Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap kemampuan matematika anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 44 orang anak, terdiri dari 24 anak yang memiliki gaya kognitif field independent dan 24 anak yang memiliki gaya kognitif field dependent. Data penelitian tentang kemampuan matematika, dianalisis dengan analisis varians (ANAVA) dua jalan pada taraf signifikansi  = 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf signifikan  = 0,05. Hasil analisis menyimpulkan: pertama, terdapat perbedaan kemampuan matematika antara anak yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional (Fhitung = 2,96 > Ftabel = 2,86). Kedua, kemampuan matematika antara anak yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi dengan anak yang memiliki gaya kognitif field dependent (Fhitung sebesar 5,763 lebih besar dari Ftabel = 4,06). Ketiga, anak yang memiliki gaya kognitif field independent yang mengikuti pembelajaran dengan strategi kontekstual memiliki kemampuan matematika lebih tinggi daripada anak yang memiliki gaya kognitif field dependent (Fhitung = 9,70 > Ftabel = 2,86). Keempat, anak yang memiliki gaya kognitif field dependent yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran konvensional lebih tinggi daripada anak yang mengikuti pembelajaran strategi konvensional (Fhitung = 4,37 > Ftabel = 2,86). Kelima, terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap kemampuan matematika anak (Fhitung = 30,19 > Ftabel = 4,08). This study aims to determine the effect of learning strategies and cognitive styles on children’s mathematical ability. This research using experimental method of a factorial design of 2x2 it employed 44 student as samples. They were segregated into four groups, each had 12 members. The research data were analyzed by using ANAVA techniques and further by Tukey test to understand the comparison between the experimented parties as the level significance ï¡ = 0,05. As to the measurement of the analysis conditions, it was done through the measurement of normality and homogenety. The research was concluded that: first, there was difference in ability of mathematics of students who use contextual learning and using convensional learning (Fhitung = 2,96 > Ftabel = 2,86). second, the mathematical ability of children who have field independent cognitive style higher than children who have a field-dependent cognitive style (F value of 5.763 is greater than the F table (0.05) (1.44) = 4.06). third, the mathematical ability of student with field independent using kontextual learning was higher than using konvensional leraning (Fhitung = 9,70 > Ftabel = 2,86). fifth, the ability of mathematics of student with field dependent who using konvensional learning was higher tha","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46806410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-08DOI: 10.32550/TEKNODIK.V17I4.583
S. Lestari
Bahan penyerta adalah bahan yang dirancang sebagai pendukung pemanfaatan program televisi/ video tutorial yang berguna untuk membantu kegiatan parenting autis dengan metode Applied Behavioral Analysis (ABA) tingkat menengah (intermediate). Dengan dukungan bahan penyerta ini, diharapkan akan meningkatkan efektivitas pemanfaatan program televisi/video tutorial parenting autis. Pengembangan bahan penyerta ini dinilai penting karena bertujuan untuk membantu kegiatan parenting autis di mana anak autis juga memiliki hak untuk mengenyam pendididikan sebagai bagian dari perkembangan diri mereka. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu mengembangkan bahan penyerta program televisi/video tutorial parenting autis berdasarkan model Dick dan Carey. Bahan penyerta secara umum dinilai bermanfaat untuk membantu orangtua, terapis, atau guru bagi anak autis, mengingat kekhususan anak autis, bukan pada faktor akademiknya melainkan pada faktor komunikasi dan sosial anak. Berdasarkan hasil uji coba, ahli materi, ahli media, dan sasaran (guru, terapis, orangtua anak autis) menyatakan secara umum bahan bahwa bahan penyerta program televisi/video tutorial parenting autisme dengan metode ABA tingkat menengah (intermediate) yang sedang dikembangkan layak disebarluaskan.Suplement material was designed to support the use of television programs/video tutorial. Development of video tutorial supporting learning materials is aim to help autistic parenting activities with intermediate levels of ABA method. Parenting autism is important because children with autism also have the right to acquire education as part of their own development. This type of research is the development research. Autism parenting video tutorial supporting learning materials is developed by Dick and Carey model, and useful to help parents, therapists, or teachers. Because, children with autism given the specificity not on academic factors, but communication and social development. Based on the test results of expert content, media experts, and target consist of teachers, therapists, and parents of children with autism in general expressed that video tutorial supporting learning materials of parenting autism with ABA methods level intermediate is feasible to distribute.
{"title":"PENGEMBANGAN BAHAN PENYERTA TELEVISI/VIDEO TUTORIAL PARENTING AUTISME DENGAN METODE ABA INTERMEDIATE SUPLEMENT MATERIAL DEVELOPMENT OF AUTISM TUTORIAL VIDEO PARENTING THROUGH ABA INTERMEDIATE METHOD","authors":"S. Lestari","doi":"10.32550/TEKNODIK.V17I4.583","DOIUrl":"https://doi.org/10.32550/TEKNODIK.V17I4.583","url":null,"abstract":"Bahan penyerta adalah bahan yang dirancang sebagai pendukung pemanfaatan program televisi/ video tutorial yang berguna untuk membantu kegiatan parenting autis dengan metode Applied Behavioral Analysis (ABA) tingkat menengah (intermediate). Dengan dukungan bahan penyerta ini, diharapkan akan meningkatkan efektivitas pemanfaatan program televisi/video tutorial parenting autis. Pengembangan bahan penyerta ini dinilai penting karena bertujuan untuk membantu kegiatan parenting autis di mana anak autis juga memiliki hak untuk mengenyam pendididikan sebagai bagian dari perkembangan diri mereka. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu mengembangkan bahan penyerta program televisi/video tutorial parenting autis berdasarkan model Dick dan Carey. Bahan penyerta secara umum dinilai bermanfaat untuk membantu orangtua, terapis, atau guru bagi anak autis, mengingat kekhususan anak autis, bukan pada faktor akademiknya melainkan pada faktor komunikasi dan sosial anak. Berdasarkan hasil uji coba, ahli materi, ahli media, dan sasaran (guru, terapis, orangtua anak autis) menyatakan secara umum bahan bahwa bahan penyerta program televisi/video tutorial parenting autisme dengan metode ABA tingkat menengah (intermediate) yang sedang dikembangkan layak disebarluaskan.Suplement material was designed to support the use of television programs/video tutorial. Development of video tutorial supporting learning materials is aim to help autistic parenting activities with intermediate levels of ABA method. Parenting autism is important because children with autism also have the right to acquire education as part of their own development. This type of research is the development research. Autism parenting video tutorial supporting learning materials is developed by Dick and Carey model, and useful to help parents, therapists, or teachers. Because, children with autism given the specificity not on academic factors, but communication and social development. Based on the test results of expert content, media experts, and target consist of teachers, therapists, and parents of children with autism in general expressed that video tutorial supporting learning materials of parenting autism with ABA methods level intermediate is feasible to distribute.","PeriodicalId":33229,"journal":{"name":"Jurnal Teknodik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49570834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}