Tujuan penelitian ini untuk mencari tahu bagaimana harga, review produk, dan affliliate marketing mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif sebagai metodologi penelitiannya, dan sumber data primernya adalah kuesioner yang diberikan kepada responden. Populasi penelitian terdiri dari seluruh individu yang menggunakan platform social commerce. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai dampak harga, review produk, dan affiliate marketing terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki implikasi praktis yang akan membantu para praktisi pemasaran dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan dalam pemasaran digital, dengan tujuan akhir meningkatkan pembelian produk.
{"title":"Pengaruh Harga, Review Produk, Affiliate Marketing Terhadap Keputusan Pembelian pada Sosial Commerce","authors":"Maylia Elsa Fadila, Sihabudin Sihabudin, Robby Fauji","doi":"10.38035/rrj.v6i4.870","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i4.870","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mencari tahu bagaimana harga, review produk, dan affliliate marketing mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif sebagai metodologi penelitiannya, dan sumber data primernya adalah kuesioner yang diberikan kepada responden. Populasi penelitian terdiri dari seluruh individu yang menggunakan platform social commerce. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai dampak harga, review produk, dan affiliate marketing terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki implikasi praktis yang akan membantu para praktisi pemasaran dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan dalam pemasaran digital, dengan tujuan akhir meningkatkan pembelian produk.","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141388117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Bora, Ansarullah Lawi, I. Made, Sondra Wijaya, Tia Andini Salsabilla
Penelitian untuk menganalisis ergonomi kognitif dalam interaksi pengguna dengan AI Chatbots ChatGPT, dengan fokus pada mengukur kenyamanan pengguna. Metode yang digunakan adalah Subjective Rating, di mana pengguna memberikan penilaian subjektif terhadap kenyamanan kognitif yang dirasakan setelah berinteraksi dengan AI Chatbots. Instrumen pengukuran berupa kuesioner subjektive rating dengan skala penilaian mencakup aspek-aspek kenyamanan kognitif, seperti beban kerja mental, kejelasan pesan, dan kompleksitas antarmuka. Hasil dari penelitian ini menunjukan Mayoritas responden menunjukkan tingkat kenyamanan yang positif pengguna dari antarmuka ChatGPT, dengan 41,6% responden menyatakan setuju dan 11,1% menyatakan sangat setuju. Namun, sebagian kecil, 7,2%, menyatakan tidak setuju dan 1,5% menyatakan sangat tidak setuju. Ini menunjukkan variasi dalam persepsi pengguna terhadap antarmuka. sementara dari segi kepuasan pengguna AI Chatbots chatGPT, 55,4% dari responden merasa puas atau sangat puas dengan antarmuka ChatGPT, sementara 44,6% lainnya merasa tidak puas, netral, atau sangat tidak puas. Ini menyoroti pentingnya evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan dalam mengembangkan antarmuka yang memenuhi kebutuhan pengguna.
{"title":"Mengoptimalkan Kenyamanan Kognitif: Analisis Ergonomis terhadap Interaksi Pengguna dengan AI Chatbots","authors":"M. Bora, Ansarullah Lawi, I. Made, Sondra Wijaya, Tia Andini Salsabilla","doi":"10.38035/rrj.v6i4.869","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i4.869","url":null,"abstract":"Penelitian untuk menganalisis ergonomi kognitif dalam interaksi pengguna dengan AI Chatbots ChatGPT, dengan fokus pada mengukur kenyamanan pengguna. Metode yang digunakan adalah Subjective Rating, di mana pengguna memberikan penilaian subjektif terhadap kenyamanan kognitif yang dirasakan setelah berinteraksi dengan AI Chatbots. Instrumen pengukuran berupa kuesioner subjektive rating dengan skala penilaian mencakup aspek-aspek kenyamanan kognitif, seperti beban kerja mental, kejelasan pesan, dan kompleksitas antarmuka. Hasil dari penelitian ini menunjukan Mayoritas responden menunjukkan tingkat kenyamanan yang positif pengguna dari antarmuka ChatGPT, dengan 41,6% responden menyatakan setuju dan 11,1% menyatakan sangat setuju. Namun, sebagian kecil, 7,2%, menyatakan tidak setuju dan 1,5% menyatakan sangat tidak setuju. Ini menunjukkan variasi dalam persepsi pengguna terhadap antarmuka. sementara dari segi kepuasan pengguna AI Chatbots chatGPT, 55,4% dari responden merasa puas atau sangat puas dengan antarmuka ChatGPT, sementara 44,6% lainnya merasa tidak puas, netral, atau sangat tidak puas. Ini menyoroti pentingnya evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan dalam mengembangkan antarmuka yang memenuhi kebutuhan pengguna. \u0000 ","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141387584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kekerasan, pelecehan, pemerkosaan, sampai eksploitasi seksual merupakan salah satu bentuk kejahatan kekerasan seksual. Beberapa korban pemerkosaan mengalami kehamilan akibat pemerkosaan tersebut. Trauma yang ditimbulkan akibat terjadinya perkosaan tersebut, seringkali membuat anak dari hasil pemerkosaan ditelantarkan oleh ibu nya. Dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa anak-anak terlantar akan dipelihara oleh negara, oleh karena itu negara dan masyarakat bertanggung jawab dalam penanganan anak korban penelantaran dari ibu korban pemerkosaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan bagaimana penanganan anak korban penelantaran dari ibu korban pemerkosaan. Data dikumpulkan melalui tinjauan literatur, observasi, dan wawancara untuk memperoleh pemahaman tentang penanganan anak korban penelantaran dari ibu korban pemerkosaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan yang didapatkan meliputi pendidikan, pelayanan kesehatan, dan administratif seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), akta kelahiran, dan Kartu Identitas Anak (KIA) Penelitian ini menggunakan teori kontrol sosial dengan 4 komponen utama, yaitu attachment (keterlibatan), commitment (komitmen), involvement (keterlibatan), dan belief (keyakinan) yang memenuhi untuk meminimalisir penyimpangan yang dilakukan oleh anak terlantar.
{"title":"Penanganan Anak Korban Penelantaran Dari Ibu Korban Pemerkosaan","authors":"Ndaru Anjarini Maghfiroh, Chazizah Gusnita","doi":"10.38035/rrj.v6i4.871","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i4.871","url":null,"abstract":"Kekerasan, pelecehan, pemerkosaan, sampai eksploitasi seksual merupakan salah satu bentuk kejahatan kekerasan seksual. Beberapa korban pemerkosaan mengalami kehamilan akibat pemerkosaan tersebut. Trauma yang ditimbulkan akibat terjadinya perkosaan tersebut, seringkali membuat anak dari hasil pemerkosaan ditelantarkan oleh ibu nya. Dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa anak-anak terlantar akan dipelihara oleh negara, oleh karena itu negara dan masyarakat bertanggung jawab dalam penanganan anak korban penelantaran dari ibu korban pemerkosaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan bagaimana penanganan anak korban penelantaran dari ibu korban pemerkosaan. Data dikumpulkan melalui tinjauan literatur, observasi, dan wawancara untuk memperoleh pemahaman tentang penanganan anak korban penelantaran dari ibu korban pemerkosaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan yang didapatkan meliputi pendidikan, pelayanan kesehatan, dan administratif seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), akta kelahiran, dan Kartu Identitas Anak (KIA) Penelitian ini menggunakan teori kontrol sosial dengan 4 komponen utama, yaitu attachment (keterlibatan), commitment (komitmen), involvement (keterlibatan), dan belief (keyakinan) yang memenuhi untuk meminimalisir penyimpangan yang dilakukan oleh anak terlantar.","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141387523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Olahraga kini menjadi tren yang sangat diminati oleh remaja di Indonesia. Di sisi lain, mereka dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Menggunakan obat-obatan dengan tujuan meningkatkan prestasi atlet merupakan tindakan yang melanggar hukum. Namun dalam realitasnya, beberapa atlet untuk merasionalkan perilaku menyimpang dan menghindari sanksi moral. Studi ini menganalisis pandangan dan alasan-atlet-atlet yang menggunakan doping dalam olahraga berdasarkan teknik Netralisasi oleh Sykez & Matza. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode deskriptif kualitatif Teknik pengumpulan data yang digunakan termasuk wawancara dan observasi untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang permasalahan. Data sekunder juga digunakan, yang meliputi bukti, catatan, atau laporan historis yang terdapat dalam arsip dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan doping sering kali dipandang sebagai cara untuk meningkatkan performa dan hasil olahraga. Atlet menggunakan berbagai teknik netralisasi untuk mengurangi rasa bersalah dan membenarkan keputusan mereka, sering kali dengan merujuk pada kebutuhan individu atau tim. Ada pembenaran bahwa penggunaan doping tidak secara langsung merugikan orang lain, dan bahkan dianggap sebagai kontribusi penting bagi tim. Faktor eksternal seperti manajer atau tim medis juga mempengaruhi keputusan atlet terkait doping. Penolakan terhadap doping tidak dipandang sebagai sikap munafik, tetapi sebagai pilihan yang tergantung pada konteks dan kebutuhan individu.
{"title":"Penyalahgunaan Narkoba Sebagai Doping pada Atlet Olahraga dalam Perspektif Teknik Netralisasi","authors":"Bagaskhara Bagaskhara, Untung Sumarwan","doi":"10.38035/rrj.v6i4.889","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i4.889","url":null,"abstract":"Olahraga kini menjadi tren yang sangat diminati oleh remaja di Indonesia. Di sisi lain, mereka dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks. Menggunakan obat-obatan dengan tujuan meningkatkan prestasi atlet merupakan tindakan yang melanggar hukum. Namun dalam realitasnya, beberapa atlet untuk merasionalkan perilaku menyimpang dan menghindari sanksi moral. Studi ini menganalisis pandangan dan alasan-atlet-atlet yang menggunakan doping dalam olahraga berdasarkan teknik Netralisasi oleh Sykez & Matza. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode deskriptif kualitatif Teknik pengumpulan data yang digunakan termasuk wawancara dan observasi untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang permasalahan. Data sekunder juga digunakan, yang meliputi bukti, catatan, atau laporan historis yang terdapat dalam arsip dokumen. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan doping sering kali dipandang sebagai cara untuk meningkatkan performa dan hasil olahraga. Atlet menggunakan berbagai teknik netralisasi untuk mengurangi rasa bersalah dan membenarkan keputusan mereka, sering kali dengan merujuk pada kebutuhan individu atau tim. Ada pembenaran bahwa penggunaan doping tidak secara langsung merugikan orang lain, dan bahkan dianggap sebagai kontribusi penting bagi tim. Faktor eksternal seperti manajer atau tim medis juga mempengaruhi keputusan atlet terkait doping. Penolakan terhadap doping tidak dipandang sebagai sikap munafik, tetapi sebagai pilihan yang tergantung pada konteks dan kebutuhan individu.","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141387759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Along with the rapid development of information technology, Digital Transformation (DT) has become a part of everyday life. The COVID-19 pandemic has triggered the occurrence of DT at every level of society in the daily use of technology. However, the implementation of DT is very slow and inefficient and even becomes a problem for employees and the organization. DT implementation in the public sector is expected to be the key to the Government's success. However, many governments fail to implement DT because it only focuses on modernizing technology, not as a whole. Therefore, it is necessary to conduct a study to analyze the marwanfactors of Digital Transformation (DT) Readiness in Government. This research is a qualitative research method with thematic analysis and Fuzzy Delphi method by conducting a Systematic Literature Review (SLR) first for literature study. Based on the results of the SLR, found five dimensions and 19 factors that affect DT Readiness in Government. The five dimensions are People, Process, Technology, Organization, Environment. Based on the thematic analysis results, three additional factors were found in the people dimension: mindset, and organizational factors, namely risk management and knowledge management. This study also provides a model proposal based on the analysis results presented in a conceptual model with 21 analyzed factors. The research can provide understanding factors that affect the readiness of DT in the Government and as the basis for decision-making by stakeholders in the Government.
{"title":"Digital Transformation Readiness Model in Government","authors":"Marwan Wahyudin, Rias Kumalasari, D. I. Sensuse","doi":"10.38035/rrj.v6i4.868","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i4.868","url":null,"abstract":"Along with the rapid development of information technology, Digital Transformation (DT) has become a part of everyday life. The COVID-19 pandemic has triggered the occurrence of DT at every level of society in the daily use of technology. However, the implementation of DT is very slow and inefficient and even becomes a problem for employees and the organization. DT implementation in the public sector is expected to be the key to the Government's success. However, many governments fail to implement DT because it only focuses on modernizing technology, not as a whole. Therefore, it is necessary to conduct a study to analyze the marwanfactors of Digital Transformation (DT) Readiness in Government. This research is a qualitative research method with thematic analysis and Fuzzy Delphi method by conducting a Systematic Literature Review (SLR) first for literature study. Based on the results of the SLR, found five dimensions and 19 factors that affect DT Readiness in Government. The five dimensions are People, Process, Technology, Organization, Environment. Based on the thematic analysis results, three additional factors were found in the people dimension: mindset, and organizational factors, namely risk management and knowledge management. This study also provides a model proposal based on the analysis results presented in a conceptual model with 21 analyzed factors. The research can provide understanding factors that affect the readiness of DT in the Government and as the basis for decision-making by stakeholders in the Government.","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141387574","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kekerasan seksual merupakan sebuah tindakan berbau seksual yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan paksaan atau tanpa adanya izin. Kekerasan seksual beberapa tahun ke belakang ini terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran dalam Masyarakat, terlebih lagi kekerasan seksual tidak mengenal fisik, usia maupun gender dan hal ini membuat orang tua menjadi khawatir karena anak-anak dapat menjadi korban yang berpotensi tinggi. Anak-anak yang masih belum mengenal rasa khawatir menjadi rentan mendapatkan kekerasan seksual di mana saja dan kapanpun, entah ketika anak berada di sekolah, di rumah bahkan di gereja sekalipun yang notabenenya merupakan tempat ibadah anak-anak bisa mendapatkan kekerasan seksual. Gereja dapat berpotensi menjadi tempat terjadinya kekerasan seksual karena orang tua merasa bahwa gereja merupakan tempat yang aman dan dikelilingi oleh orang-orang baik. Namun nyatanya tetap ada saja kasus kekerasan seksual yang terjadi di gereja. Oleh karena itu peneliti ingin mendeskripsikan kekerasan seksual yang terjadi di rumah ibadah terutama pada gereja katolik. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara wawancara dan studi literatur dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana untuk mengkritik dan memberikan saran bagi gereja katolik maupun orang tua, karena kekerasan seksual yang dirasakan oleh korban tidak hanya terasa pada saat peristiwa tersebut terjadi namun dapat berlanjut hingga bertahun tahun dan bahkan menimbulkan trauma yang mendalam jika tidak ditangani dengan tepat. Hal lainnya yang menjadi fokus perhatian peneliti adalah agar korban sebelumnya tidak menjadi pelaku kejahatan karena trauma yang telah dialaminya.
{"title":"Peran Gereja dalam Menangani Kekerasan Seksual yang Terjadi Terhadap Anak-Anak di Salah Satu Lingkungan Gereja Katolik","authors":"Daniel Bimas Prakoso, Monica Margaret","doi":"10.38035/rrj.v6i4.887","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i4.887","url":null,"abstract":"Kekerasan seksual merupakan sebuah tindakan berbau seksual yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan paksaan atau tanpa adanya izin. Kekerasan seksual beberapa tahun ke belakang ini terus meningkat dan menimbulkan kekhawatiran dalam Masyarakat, terlebih lagi kekerasan seksual tidak mengenal fisik, usia maupun gender dan hal ini membuat orang tua menjadi khawatir karena anak-anak dapat menjadi korban yang berpotensi tinggi. Anak-anak yang masih belum mengenal rasa khawatir menjadi rentan mendapatkan kekerasan seksual di mana saja dan kapanpun, entah ketika anak berada di sekolah, di rumah bahkan di gereja sekalipun yang notabenenya merupakan tempat ibadah anak-anak bisa mendapatkan kekerasan seksual. Gereja dapat berpotensi menjadi tempat terjadinya kekerasan seksual karena orang tua merasa bahwa gereja merupakan tempat yang aman dan dikelilingi oleh orang-orang baik. Namun nyatanya tetap ada saja kasus kekerasan seksual yang terjadi di gereja. Oleh karena itu peneliti ingin mendeskripsikan kekerasan seksual yang terjadi di rumah ibadah terutama pada gereja katolik. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara wawancara dan studi literatur dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana untuk mengkritik dan memberikan saran bagi gereja katolik maupun orang tua, karena kekerasan seksual yang dirasakan oleh korban tidak hanya terasa pada saat peristiwa tersebut terjadi namun dapat berlanjut hingga bertahun tahun dan bahkan menimbulkan trauma yang mendalam jika tidak ditangani dengan tepat. Hal lainnya yang menjadi fokus perhatian peneliti adalah agar korban sebelumnya tidak menjadi pelaku kejahatan karena trauma yang telah dialaminya.","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141409507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cyberbullying merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan, terutama selama masa Pemilihan Presiden 2024 di mana era digital mengalami perkembangan pesat. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mendorong terjadinya cyberbullying selama periode kampanye Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia. Dengan menggunakan analisis berdasarkan Social Bonds Theory, penelitian ini berusaha mengidentifikasi berbagai faktor pendorong di balik perilaku cyberbullying serta tindakan atau strategi yang dapat digunakan untuk mengatasinya. Social Bonds Theory memberikan kerangka kerja yang membantu memahami bagaimana keterikatan sosial, keterlibatan dalam kegiatan positif, dan pengaruh kelompok pertemanan dapat memengaruhi kecenderungan individu untuk terlibat dalam perilaku menyimpang seperti cyberbullying. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang dinamika sosial yang berperan dalam cyberbullying selama masa kampanye politik yang intens, serta menawarkan solusi untuk mengurangi insiden tersebut di masa depan.
{"title":"Analisis Cyberbullying pada Masa Pilpres 2024 Berdasarkan Social Bonds Theory","authors":"Nadila Salsabila, Untung Sumarwan","doi":"10.38035/rrj.v6i4.883","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i4.883","url":null,"abstract":"Cyberbullying merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan, terutama selama masa Pemilihan Presiden 2024 di mana era digital mengalami perkembangan pesat. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mendorong terjadinya cyberbullying selama periode kampanye Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia. Dengan menggunakan analisis berdasarkan Social Bonds Theory, penelitian ini berusaha mengidentifikasi berbagai faktor pendorong di balik perilaku cyberbullying serta tindakan atau strategi yang dapat digunakan untuk mengatasinya. Social Bonds Theory memberikan kerangka kerja yang membantu memahami bagaimana keterikatan sosial, keterlibatan dalam kegiatan positif, dan pengaruh kelompok pertemanan dapat memengaruhi kecenderungan individu untuk terlibat dalam perilaku menyimpang seperti cyberbullying. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang dinamika sosial yang berperan dalam cyberbullying selama masa kampanye politik yang intens, serta menawarkan solusi untuk mengurangi insiden tersebut di masa depan.","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141406939","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rytney Electra Sheyoputri, H. Adrianto, H. T. H. Silitonga
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Ikan cupang (Betta splendens) dapat digunakan sebagai predator dalam pengendalian vektor secara biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan waktu predasi Betta splendens jantan varietas plakat warna tunggal dan multiwarna terhadap larva nyamuk Ae. aegypti. Jenis penelitian ini adalah true experiment dengan post-test only control design. 25 ekor larva nyamuk Ae. Aegypti diberikan pada setiap ikan. Pengujian sebanyak lima replikasi dilakukan pada setiap jenis ikan. Pengamatan dilakukan setiap 30 detik hingga semua larva habis termakan. Hasil penelitian menunjukkan Betta splendens warna tunggal dapat menghabiskan 25 ekor larva Ae. aegypti dalam waktu rata-rata 3,4 menit dan Betta splendens multiwarna dalam waktu rata-rata 2,7 menit. Hasil uji Kruskal-wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan waktu predasi yang signifikan antara kedua jenis ikan tersebut, tetapi Betta splendens multiwarna memiliki waktu predasi lebih cepat daripada Betta splendens warna tunggal.
{"title":"Kemampuan Predasi Ikan Betta splendens Varietas Plakat Warna Tunggal dan Multiwarna Terhadap Larva Aedes aegypti","authors":"Rytney Electra Sheyoputri, H. Adrianto, H. T. H. Silitonga","doi":"10.38035/rrj.v6i3.821","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i3.821","url":null,"abstract":"Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Ikan cupang (Betta splendens) dapat digunakan sebagai predator dalam pengendalian vektor secara biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan waktu predasi Betta splendens jantan varietas plakat warna tunggal dan multiwarna terhadap larva nyamuk Ae. aegypti. Jenis penelitian ini adalah true experiment dengan post-test only control design. 25 ekor larva nyamuk Ae. Aegypti diberikan pada setiap ikan. Pengujian sebanyak lima replikasi dilakukan pada setiap jenis ikan. Pengamatan dilakukan setiap 30 detik hingga semua larva habis termakan. Hasil penelitian menunjukkan Betta splendens warna tunggal dapat menghabiskan 25 ekor larva Ae. aegypti dalam waktu rata-rata 3,4 menit dan Betta splendens multiwarna dalam waktu rata-rata 2,7 menit. Hasil uji Kruskal-wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan waktu predasi yang signifikan antara kedua jenis ikan tersebut, tetapi Betta splendens multiwarna memiliki waktu predasi lebih cepat daripada Betta splendens warna tunggal. ","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140361738","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Munnik Haryanti, Adi Nugroho, Bekti Yulianti, Y. Dewanto
Inrush current is a transient current surge when a piece of electrical equipment is turned on. One of the solutions is a P-MOSFET-based active inrush current limiter, which will be analyzed with KiCad software to analyze the transient response graph and a Python program to analyze the transfer function graph. From the observation, the circuit could reduce the inrush current amount which was initially ranging from 12mA – 12A to below 500nA, with a very low amount of ripple (under 100nA peak-to-peak). The transfer function graph from the RLC load represents its transient response graph, and the transfer function graph of the inrush current limiter with load creates a logarithm function. Keywords: inrush current, P-MOSFET, transient response, transfer function, ripple
{"title":"Transfer Function and Transient Response Analysis of Active Inrush Current Limiting Circuit on P-MOSFET with Equivalent RLC Series Circuit Load of Inverter","authors":"Munnik Haryanti, Adi Nugroho, Bekti Yulianti, Y. Dewanto","doi":"10.38035/rrj.v6i3.818","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i3.818","url":null,"abstract":"Inrush current is a transient current surge when a piece of electrical equipment is turned on. One of the solutions is a P-MOSFET-based active inrush current limiter, which will be analyzed with KiCad software to analyze the transient response graph and a Python program to analyze the transfer function graph. From the observation, the circuit could reduce the inrush current amount which was initially ranging from 12mA – 12A to below 500nA, with a very low amount of ripple (under 100nA peak-to-peak). The transfer function graph from the RLC load represents its transient response graph, and the transfer function graph of the inrush current limiter with load creates a logarithm function. \u0000Keywords: inrush current, P-MOSFET, transient response, transfer function, ripple \u0000 ","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140370628","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research aims to explore the benefits and challenges of EMR implementation and its implications for medical practices and healthcare services in Indonesia. The research design utilizes a Literature Review. Sources used in searching for literature in this research include Google Scholar, ScienceDirect, DOAJ, and Scopus. Furthermore, in conducting literature selection, the researcher uses the PRISMA method. This study identifies the benefits of EMR in accelerating patient information access, enhancing coordination among medical teams, and reducing the risk of errors in medical data recording. However, challenges such as data security and staff training are also faced in EMR implementation. In conclusion, the implementation of EMR in Indonesian hospitals promises significant benefits in improving the efficiency, accuracy, and quality of healthcare services, although it still faces some obstacles that need to be addressed.
本研究旨在探讨印度尼西亚实施电子病历的好处和挑战及其对医疗实践和医疗保健服务的影响。研究设计采用文献综述法。本研究使用的文献搜索来源包括 Google Scholar、ScienceDirect、DOAJ 和 Scopus。此外,在进行文献筛选时,研究人员采用了 PRISMA 方法。本研究发现了电子病历在加速患者信息获取、加强医疗团队之间的协调以及降低医疗数据记录错误风险等方面的优势。然而,电子病历的实施也面临着数据安全和人员培训等挑战。总之,在印尼医院实施电子病历有望在提高医疗服务的效率、准确性和质量方面带来显著效益,但仍面临一些需要解决的障碍。
{"title":"Efektivitas Penggunaan Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasien di Rumah Sakit","authors":"Fita Rusdian Ikawati","doi":"10.38035/rrj.v6i3.819","DOIUrl":"https://doi.org/10.38035/rrj.v6i3.819","url":null,"abstract":"This research aims to explore the benefits and challenges of EMR implementation and its implications for medical practices and healthcare services in Indonesia. The research design utilizes a Literature Review. Sources used in searching for literature in this research include Google Scholar, ScienceDirect, DOAJ, and Scopus. Furthermore, in conducting literature selection, the researcher uses the PRISMA method. This study identifies the benefits of EMR in accelerating patient information access, enhancing coordination among medical teams, and reducing the risk of errors in medical data recording. However, challenges such as data security and staff training are also faced in EMR implementation. In conclusion, the implementation of EMR in Indonesian hospitals promises significant benefits in improving the efficiency, accuracy, and quality of healthcare services, although it still faces some obstacles that need to be addressed.","PeriodicalId":333433,"journal":{"name":"Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140397483","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}