Pelaksanaan tawaf ifadhah harus dilakukan dalam keadaan suci. Sehingga Nabi saw. melarang wanita haid melaksanakan tawaf. Terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama dalam menanggapi hal ini, pertama menurut jumhur wanita yang mengalami haid ketika musim haji harus menunggu hingga suci untuk dapat melaksanakan tawaf ifadhah. Kedua ulama mazhab hanafi berpendapat bahwa suci akan merupakan syarat sah tawaf ifadhah, sehingga diperbolehkan bagi wanita haid untuk melaksanakan tawaf dengan catatan harus menimpalinya dengan membayar dam.
{"title":"THAWAF IFADHAH BAGI PEREMPUAN HAID","authors":"Wisnarni Wisnarni","doi":"10.32694/qst.v6i2.1226","DOIUrl":"https://doi.org/10.32694/qst.v6i2.1226","url":null,"abstract":"Pelaksanaan tawaf ifadhah harus dilakukan dalam keadaan suci. Sehingga Nabi saw. melarang wanita haid melaksanakan tawaf. Terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama dalam menanggapi hal ini, pertama menurut jumhur wanita yang mengalami haid ketika musim haji harus menunggu hingga suci untuk dapat melaksanakan tawaf ifadhah. Kedua ulama mazhab hanafi berpendapat bahwa suci akan merupakan syarat sah tawaf ifadhah, sehingga diperbolehkan bagi wanita haid untuk melaksanakan tawaf dengan catatan harus menimpalinya dengan membayar dam.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87968354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sebagai sebuah agama yang dianut oleh mayorita umat di Indonesia, Islam diyakini mengatur segala aspek kehidupan manusia/penganutnya, termasuk di dalamnya adalah aspek keluarga. Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, suami isteri tentunya memiliki harta bawaan yang diperoleh dari sebelum enikah dan harta bersama yang diperoleh selama suami isteri tersebut menjalani kehidupan berkeluarga. Sementara itu dalam menjalani kehidupan yang beradat hal seperti ini juga diatur oleh adat. Oleh karena itu pencocokan pandangan Islam dan Adat tentang harta gono gini sangat diperlukan agar sebagai umat yang beragama tidak menyalahi aturan yang akan berimbas kepada berdosa atau tidaknya seseorang dan tidak pula menyalahi aturan adat yang membuat terhindar dari sanksi adat.
{"title":"HARTA GONO-GINI DAN STATUS HUKUMNYA DALAM TINJAUAN ISLAM","authors":"E. Putra","doi":"10.32694/qst.v6i2.1232","DOIUrl":"https://doi.org/10.32694/qst.v6i2.1232","url":null,"abstract":"Sebagai sebuah agama yang dianut oleh mayorita umat di Indonesia, Islam diyakini mengatur segala aspek kehidupan manusia/penganutnya, termasuk di dalamnya adalah aspek keluarga. Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, suami isteri tentunya memiliki harta bawaan yang diperoleh dari sebelum enikah dan harta bersama yang diperoleh selama suami isteri tersebut menjalani kehidupan berkeluarga. Sementara itu dalam menjalani kehidupan yang beradat hal seperti ini juga diatur oleh adat. Oleh karena itu pencocokan pandangan Islam dan Adat tentang harta gono gini sangat diperlukan agar sebagai umat yang beragama tidak menyalahi aturan yang akan berimbas kepada berdosa atau tidaknya seseorang dan tidak pula menyalahi aturan adat yang membuat terhindar dari sanksi adat.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87964612","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, biasanya, semuanya tidak tersedia secara instan di alam ini. Maka, untuk itu intervensi manusia untuk menyediakan segala hal dalam rangka memenuhi kebutuhannya untuk menunjang kehidupannya tersebut menjadi niscaya. Kegiatan manusia secara sadar dan konstruktif untuk menghasilkan segala kebutuhan tadi sehingga terpenuhi semua kebutuhannya dari sumber-sumber yang tersedia di alam ini, dalam istilah ekonomi disebut aktifitas produksi.
{"title":"Teori Produksi dalam Sistem Ekonomi Islam","authors":"Yudesman Yudesman","doi":"10.32694/qst.v6i2.1230","DOIUrl":"https://doi.org/10.32694/qst.v6i2.1230","url":null,"abstract":"Untuk memenuhi kebutuhan manusia, biasanya, semuanya tidak tersedia secara instan di alam ini. Maka, untuk itu intervensi manusia untuk menyediakan segala hal dalam rangka memenuhi kebutuhannya untuk menunjang kehidupannya tersebut menjadi niscaya. Kegiatan manusia secara sadar dan konstruktif untuk menghasilkan segala kebutuhan tadi sehingga terpenuhi semua kebutuhannya dari sumber-sumber yang tersedia di alam ini, dalam istilah ekonomi disebut aktifitas produksi. \u0000 ","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"117 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77591685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ruang lingkup ushul fiqh menurut al-Ghazali dan al-Syatibi, tidak terlalu banyak berbeda. Terkecuali hanya kajian maqashid al-syari’ah dan ringkasan dalil-dalil syari’ah (al-adillah al-Syari’iyyah) oleh asy-Syatibi. Namun demikian, ada kemungkinan kajian maqashid al-syari’ah asy-Syatibi merupakan penjabaran konsep ishtishlah al-Ghazali. Yakni, syari’at itu diturunkan dengan tujuan untuk melindungi agama, jiwa, akal, keluarga dan apa yang dimiliki manusia.
{"title":"RUANG LINGKUP KAJIAN USHUL FIQH","authors":"Repelita Repelita","doi":"10.32694/qst.v6i2.1227","DOIUrl":"https://doi.org/10.32694/qst.v6i2.1227","url":null,"abstract":"Ruang lingkup ushul fiqh menurut al-Ghazali dan al-Syatibi, tidak terlalu banyak berbeda. Terkecuali hanya kajian maqashid al-syari’ah dan ringkasan dalil-dalil syari’ah (al-adillah al-Syari’iyyah) oleh asy-Syatibi. Namun demikian, ada kemungkinan kajian maqashid al-syari’ah asy-Syatibi merupakan penjabaran konsep ishtishlah al-Ghazali. Yakni, syari’at itu diturunkan dengan tujuan untuk melindungi agama, jiwa, akal, keluarga dan apa yang dimiliki manusia.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78921691","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Islam memang tidak menganjurkan kepada umat manusia untuk menjadikan harta kekayaan sebagai tujuan akhir dan paling utama dalam hidup. Islam juga tidak menganjurkan kepada mereka untuk mengabaikannya, karena harta kekayaan dapat menjadi sarana yang penting dan amat dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai kemudahan dan kenikmatan hidup sebagai karunia Allah. Namun dalam proses interaksi manusia dalam bidang ekonomi ini harus memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam sehingga akan terhindar dari arah yang keliru, seperti terjadinya paraktek riba. Dimana Riba merupakan segala bentuk tambahan atau kelebihan yang diperoleh atau didapatkan melalui transaksi yang tidak dibenarkan secara syariah
{"title":"RIBA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIS","authors":"A. Arzam","doi":"10.32694/qst.v6i2.1229","DOIUrl":"https://doi.org/10.32694/qst.v6i2.1229","url":null,"abstract":"Islam memang tidak menganjurkan kepada umat manusia untuk menjadikan harta kekayaan sebagai tujuan akhir dan paling utama dalam hidup. Islam juga tidak menganjurkan kepada mereka untuk mengabaikannya, karena harta kekayaan dapat menjadi sarana yang penting dan amat dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai kemudahan dan kenikmatan hidup sebagai karunia Allah. Namun dalam proses interaksi manusia dalam bidang ekonomi ini harus memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh ajaran Islam sehingga akan terhindar dari arah yang keliru, seperti terjadinya paraktek riba. Dimana Riba merupakan segala bentuk tambahan atau kelebihan yang diperoleh atau didapatkan melalui transaksi yang tidak dibenarkan secara syariah","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82296352","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Schools of legal positivism has been associated with the development of law in Indonesia, namely the creation of the sort order for the legislation set out in the Decree of the People's Consultative Assembly (MPR) as well as regulated in Law No. 10 of 2004 which refers to the Stufenbau Theory. Besides, the schools also lead to the formation of the Constitutional Court as an institution that serves as the guardian of the constitution.
{"title":"HUBUNGAN MAZHAB (ALIRAN) HUKUM POSITIVISME DENGAN PERKEMBANGANG HUKUM DI INDONESIA","authors":"Ishaq Ishaq","doi":"10.32694/qst.v6i2.1228","DOIUrl":"https://doi.org/10.32694/qst.v6i2.1228","url":null,"abstract":"Schools of legal positivism has been associated with the development of law in Indonesia, namely the creation of the sort order for the legislation set out in the Decree of the People's Consultative Assembly (MPR) as well as regulated in Law No. 10 of 2004 which refers to the Stufenbau Theory. Besides, the schools also lead to the formation of the Constitutional Court as an institution that serves as the guardian of the constitution.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"100 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83716458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-08DOI: 10.53828/alburhan.v21i02.393
Abdul Jamil Wahab, Ellys Lestari Pambayun
Kajian ini membahas tentang kedudukan perempuan dalam rumah tangga melalui teori tafsir dengan pendekatan gender. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa meski secara normatif Islam memandang perempuan sebagai makhluk yang mulia dan terhormat, terdapat penafsiran-penafsiran terhadap beberapa ayat Alquran tentang kepemimpinan rumah tangga yang bias partihiarkhi dan tidak memberikan porsi keadilan terhadap hak-hak perempuan dalam rumah tangga. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, muncul penafsiran-penafsiran yang lebih memiliki semangat kesetaraan terkait relasi gender. Beberapa teori tafsir dikembangkan dengan pendekatan perspektif gender antara lain oleh Muhammad Abduh, Asghar Ali Engineer, Amina Wadud, dan Quraish Shihab.
{"title":"TEORI TAFSIR DENGAN PENDEKATAN GENDER","authors":"Abdul Jamil Wahab, Ellys Lestari Pambayun","doi":"10.53828/alburhan.v21i02.393","DOIUrl":"https://doi.org/10.53828/alburhan.v21i02.393","url":null,"abstract":"Kajian ini membahas tentang kedudukan perempuan dalam rumah tangga melalui teori tafsir dengan pendekatan gender. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa meski secara normatif Islam memandang perempuan sebagai makhluk yang mulia dan terhormat, terdapat penafsiran-penafsiran terhadap beberapa ayat Alquran tentang kepemimpinan rumah tangga yang bias partihiarkhi dan tidak memberikan porsi keadilan terhadap hak-hak perempuan dalam rumah tangga. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, muncul penafsiran-penafsiran yang lebih memiliki semangat kesetaraan terkait relasi gender. Beberapa teori tafsir dikembangkan dengan pendekatan perspektif gender antara lain oleh Muhammad Abduh, Asghar Ali Engineer, Amina Wadud, dan Quraish Shihab.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89434343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-08DOI: 10.53828/alburhan.v21i02.394
N. Nurbaiti, Muhammad Hariyadi, Aas Siti Sholichah, Desy Ayu Ningrum
Artikel ini menjelaskan tentang kesejahteraan psikologis berbasis Al-Qur’an sebagai imunitas psikis-spiritual khususnya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kesejahteraan psikologis merupakan salah satu faktor kebahagiaan dan kesehatan seseorang dalam hidupnya. Kesejahteraan psikologis yang didasari atau berbasis Al-Qur’an diharapkan mampu dalam meningkatkan imunitas khususnya untuk muslim dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tulisan ini mendukung pendapat Laura A. King mengenai faktor-faktor kesejahteraan psikologis dan mengaitkannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Tulisan ini juga menghasilkan beberapa respons Al-Qur’an terhadap kesejahteraan psikologis.
{"title":"KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS BERBASIS AL-QUR’AN SEBAGAI IMUNITAS PSIKIS-SPIRITUAL","authors":"N. Nurbaiti, Muhammad Hariyadi, Aas Siti Sholichah, Desy Ayu Ningrum","doi":"10.53828/alburhan.v21i02.394","DOIUrl":"https://doi.org/10.53828/alburhan.v21i02.394","url":null,"abstract":"Artikel ini menjelaskan tentang kesejahteraan psikologis berbasis Al-Qur’an sebagai imunitas psikis-spiritual khususnya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kesejahteraan psikologis merupakan salah satu faktor kebahagiaan dan kesehatan seseorang dalam hidupnya. Kesejahteraan psikologis yang didasari atau berbasis Al-Qur’an diharapkan mampu dalam meningkatkan imunitas khususnya untuk muslim dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tulisan ini mendukung pendapat Laura A. King mengenai faktor-faktor kesejahteraan psikologis dan mengaitkannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Tulisan ini juga menghasilkan beberapa respons Al-Qur’an terhadap kesejahteraan psikologis.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78535176","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-07DOI: 10.53828/alburhan.v21i02.384
Yasser Muda Lubis
Salah satu kitab tafsir yang sering dijadikan sebagai referensi dalam kajian tafsir adalah kitab tafsir karya al-Qurtubî. Kitab tafsir ini termasuk dalam kategori al-Tafsîr al-Ma`tsȗr. Dalam metodologi penafsirannya, al-Qurtubî mensyaratkan adanya penyandaran suatu riwayat kepada perawinya, dan menahan dirinya untuk tidak menyebutkan kisah-kisah yang banyak dikutip oleh para mufasir dan berita-berita dari kalangan ahli sejarah. Akan tetapi, ternyata al-Qurtubî tidak menjalankan metodologi yang ditetapkan dalam penafsirannya secara sepenuhnya. Tulisan ini menunjukkan adanya penafsiran al-Dakhîl dalam kitab tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`an yaitu meliputi penggunaan riwayat berstatus palsu, riwayat berstatus lemah, riwayat isrâîliyyât yang maskȗt ‘anhu, dan penggunaan riwayat isrâîliyyât yang bertentangan dengan teks-teks al-Qur`an, hadis nabi saw. dan akal sehat (mukhâlif). Temuan tulisan ini didapatkan setelah meneliti riwayat-riwayat serta kandungannya, menganalisa isi kitab tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`an khususnya penafsiran surah Yusuf, kemudian diteruskan dengan membandingkannya dengan kitab-kitab tafsir lainnya yang layak dijadikan sebagai pegangan. Tulisan ini dapat memberikan kontribusi bagi pelurusan penafsiran al-Qur`an dari berbagai unsur-unsur al-Dakhîl yang terdapat dalam kitab tafsir al-Qurtubî ini dan diharapkan juga dapat memperkaya khazanah keilmuan yang berkenaan dengan tema al-Dakhîl dalam penafsiran.
《塔夫瑟》是《塔夫瑟》的主要参考文献之一。这本口译al-Tafsir类别中包括al - ma 'tsȗr。《古兰经》的解释方法要求对他的学生进行研究,并避免提及历史学家引用的许多故事和历史学家的故事。然而,事实证明,al-Qurtubi并不完全遵循其解释中规定的方法论。本文显示al-Dakhil解释书中解释伊斯兰教al-Jami’li Ahkam 'an即包括使用伪造的历史地位、历史地位虚弱、israiliyyat面具ȗt ' anhu的历史和违背伊斯兰教文献的使用历史israiliyyat 'an,先知圣训锯。还有常识。这些发现是在对其历史和背景进行研究后发现的,分析了《塔瑟尔·贾米·李·阿卡姆可兰经》的内容,尤其是对约瑟夫·苏拉的解释,然后将其与其他有价值的解释进行比较。这篇文章可能有助于解释《古兰经》中发现的al-Dakhil元素的衰变,并希望为《al-Dakhil》的学术主题提供丰富的空间。
{"title":"PENAFSIRAN AL-DAKHÎL DALAM AL-JÂMI’ LI AHKÂM AL-QUR`AN KARYA AL-QURTUBÎ","authors":"Yasser Muda Lubis","doi":"10.53828/alburhan.v21i02.384","DOIUrl":"https://doi.org/10.53828/alburhan.v21i02.384","url":null,"abstract":"Salah satu kitab tafsir yang sering dijadikan sebagai referensi dalam kajian tafsir adalah kitab tafsir karya al-Qurtubî. Kitab tafsir ini termasuk dalam kategori al-Tafsîr al-Ma`tsȗr. Dalam metodologi penafsirannya, al-Qurtubî mensyaratkan adanya penyandaran suatu riwayat kepada perawinya, dan menahan dirinya untuk tidak menyebutkan kisah-kisah yang banyak dikutip oleh para mufasir dan berita-berita dari kalangan ahli sejarah. Akan tetapi, ternyata al-Qurtubî tidak menjalankan metodologi yang ditetapkan dalam penafsirannya secara sepenuhnya. Tulisan ini menunjukkan adanya penafsiran al-Dakhîl dalam kitab tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`an yaitu meliputi penggunaan riwayat berstatus palsu, riwayat berstatus lemah, riwayat isrâîliyyât yang maskȗt ‘anhu, dan penggunaan riwayat isrâîliyyât yang bertentangan dengan teks-teks al-Qur`an, hadis nabi saw. dan akal sehat (mukhâlif). Temuan tulisan ini didapatkan setelah meneliti riwayat-riwayat serta kandungannya, menganalisa isi kitab tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`an khususnya penafsiran surah Yusuf, kemudian diteruskan dengan membandingkannya dengan kitab-kitab tafsir lainnya yang layak dijadikan sebagai pegangan. Tulisan ini dapat memberikan kontribusi bagi pelurusan penafsiran al-Qur`an dari berbagai unsur-unsur al-Dakhîl yang terdapat dalam kitab tafsir al-Qurtubî ini dan diharapkan juga dapat memperkaya khazanah keilmuan yang berkenaan dengan tema al-Dakhîl dalam penafsiran.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88972850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-07DOI: 10.53828/alburhan.v21i02.385
Muhammad Khoirul Anwar, Aghnia Nuha Zahidah, Khildaniyah Ridho
Paper ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya marital rape atau pemerkosaan dalam pernikahan menurut pandangan Al-Qur’an. Istilah marital rape digunakan untuk suatu kejadian suami secara paksa melakukan hubungan seksual dengan istri. Disebut memaksa karena dalam melakukan hubungan seksual pada kondisi istri tidak menginginkannya. Kemudian istilah tersebut menjadi populer dalam studi Islam yang dibahas secara masif oleh kelompok progresif dengan mencarikan legitimasinya secara teologis. Paper ini ditulis menggunakan metode studi tafsir tematik Hasan Hanafi dengan menggunakan starting point dari peristiwa ke teks (minal waqi’ ila an-Nash). Kesimpulan dari paper ini adalah bahwa di dalam Islam, khususnya dalam Al-Qur’an tidak dikenal istilah yang berkaitan secara tersurat dengan marital rape. Justru dengan adanya pernikahan menandakan sahnya hubungan pergaulan antara laki-laki dan perempuan dengan cara yang makruf serta masing-masing berada dalam naungan hak pernikahan. Sehingga di dalam pernikahan hakikinya tidak ada gagasan mengenai pemerkosaan dalam pernikahan. Artikel ini sependapat dengan temuan Marlia dan Dzuhayatin yang menolak adanya bias tafsir terhadap ayat-ayat relasi antara suami dan istri yang tidak equal.
论文的目的是根据古兰经的观点来分析婚姻强奸的发生或强奸。“marital rape”一词指的是丈夫被迫与妻子发生性关系的事件。这被称为强迫,因为在妻子不希望的情况下发生性关系。然后,这个词在一个进步团体通过神学上确定其合法性而大量讨论的伊斯兰研究中流行起来。本文采用了哈桑·哈纳菲的主题解释方法,使用从事件开始到文本(minal waqi ' ila - nash)。这篇论文的结论是,在伊斯兰教中,尤其是在《古兰经》中,不熟悉与婚姻强奸有关的术语。这就表明了婚姻的合法性,即男女之间的关系是神圣的,每一种关系都受到婚姻权利的支配。所以在婚姻中没有强奸的概念。这篇文章同意Marlia和Dzuhayatin的发现,他们反对对不平等夫妻关系文本的解释偏差。
{"title":"PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP PEMERKOSAAN DALAM PERNIKAHAN","authors":"Muhammad Khoirul Anwar, Aghnia Nuha Zahidah, Khildaniyah Ridho","doi":"10.53828/alburhan.v21i02.385","DOIUrl":"https://doi.org/10.53828/alburhan.v21i02.385","url":null,"abstract":"Paper ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya marital rape atau pemerkosaan dalam pernikahan menurut pandangan Al-Qur’an. Istilah marital rape digunakan untuk suatu kejadian suami secara paksa melakukan hubungan seksual dengan istri. Disebut memaksa karena dalam melakukan hubungan seksual pada kondisi istri tidak menginginkannya. Kemudian istilah tersebut menjadi populer dalam studi Islam yang dibahas secara masif oleh kelompok progresif dengan mencarikan legitimasinya secara teologis. Paper ini ditulis menggunakan metode studi tafsir tematik Hasan Hanafi dengan menggunakan starting point dari peristiwa ke teks (minal waqi’ ila an-Nash). Kesimpulan dari paper ini adalah bahwa di dalam Islam, khususnya dalam Al-Qur’an tidak dikenal istilah yang berkaitan secara tersurat dengan marital rape. Justru dengan adanya pernikahan menandakan sahnya hubungan pergaulan antara laki-laki dan perempuan dengan cara yang makruf serta masing-masing berada dalam naungan hak pernikahan. Sehingga di dalam pernikahan hakikinya tidak ada gagasan mengenai pemerkosaan dalam pernikahan. Artikel ini sependapat dengan temuan Marlia dan Dzuhayatin yang menolak adanya bias tafsir terhadap ayat-ayat relasi antara suami dan istri yang tidak equal.","PeriodicalId":33705,"journal":{"name":"AlTADIB Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77384731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}