Pub Date : 2019-07-24DOI: 10.20527/EDUMAT.V7I1.6337
Andriyani Andriyani, Karim Karim
Abstra k: Sekolah luar biasa memiliki tujuan dan muatan kurikulum yang tidak jauh berbeda dari sekolah umum, termasuk sekolah untuk tunanetra yang memiliki keterbatasan visual. Keterbatasan yang dimiliki oleh tunanetra mempengaruhi pembelajaran bagi mereka, terutama untuk mata pelajaran yang memiliki objek kajian abstrak seperti matematika. Operasi hitung penjumlahan merupakan materi aritmatika dasar yang masih berpotensi besar banyak dilakukan kesalahan oleh siswa tunanetra, khususnya operasi penjumlahan bilangan puluhan yang harus dijumlahkan sesuai dengan nilai tempatnya. Berdasarkan karakteristik siswa tunanetra yang memiliki keterbatasan dan kesalahan, guru perlu memiliki gagasan terkait kemungkinan lintasan belajar siswa untuk memperbaiki kesalahan siswa dan mencapai tujuan pembelajaran melalui pemilihan model dan media pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, perlu diketahui lintasan belajar siswa tunanetra dalam materi aritmatika hitung. Penelitian ini termasuk design research yang mengacu pada tahapan-tahapan Plomp yaitu preliminary design , teaching experiment , dan retrospective analysis . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan menghasilkan lintasan belajar siswa tunanetra dalam materi aritmatika hitung melalui model Missouri Mathematics Project (MMP) berbantuan media abacus. Hasil dari penelitian ini adalah lintasan belajar siswa dalam materi aritmatika hitung, yaitu penjmlahan melalui model MMP yang dapat diperoleh dari hypothetical learning trajectory (HLT). Lintasan pembelajaran diperoleh dengan merevisi HLT, hasil uji coba dan diskusi dengan guru mata pelajaran. Hasil tes menunjukkan bahwa 62,50% siswa mencapai lebih dari kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Kata kunci : Missouri Mathematics Project , abacus, aritmatika hitung, tunanetra Abstract : Special need schools have curriculum goals and contents that do not much different from general schools, including schools for the blind who have visual limitation. The limitation possessed by blinds influences learning for them, especially subject that have abstract objects such as mathematics. Addition is one of the basic arithmetic material s in which the blind students still do many mistakes in doing it , i . e . the number operation of tens that must be sum according to their place values. Based on the characteristic of blind students who have limitations and mistake, the teacher needs to have an idea of the possible students' learning trajectory to help improve students' mistakes and achieve learning goals through the chosen of appropriate learning models and media. Therefore, it is need ed to know the blind students' learning trajectory in arithmetics counting material. This research includes design research in which refers to the stages of Plomp namely preliminary design, teaching experiment, and retrospective analysis. The purpose of this study was to describe the process and produce blind students' learning tr
{"title":"PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT BERBANTUAN MEDIA ABACUS UNTUK MATERI ARITMATIKA HITUNG PADA SISWA TUNANETRA","authors":"Andriyani Andriyani, Karim Karim","doi":"10.20527/EDUMAT.V7I1.6337","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V7I1.6337","url":null,"abstract":"Abstra k: Sekolah luar biasa memiliki tujuan dan muatan kurikulum yang tidak jauh berbeda dari sekolah umum, termasuk sekolah untuk tunanetra yang memiliki keterbatasan visual. Keterbatasan yang dimiliki oleh tunanetra mempengaruhi pembelajaran bagi mereka, terutama untuk mata pelajaran yang memiliki objek kajian abstrak seperti matematika. Operasi hitung penjumlahan merupakan materi aritmatika dasar yang masih berpotensi besar banyak dilakukan kesalahan oleh siswa tunanetra, khususnya operasi penjumlahan bilangan puluhan yang harus dijumlahkan sesuai dengan nilai tempatnya. Berdasarkan karakteristik siswa tunanetra yang memiliki keterbatasan dan kesalahan, guru perlu memiliki gagasan terkait kemungkinan lintasan belajar siswa untuk memperbaiki kesalahan siswa dan mencapai tujuan pembelajaran melalui pemilihan model dan media pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, perlu diketahui lintasan belajar siswa tunanetra dalam materi aritmatika hitung. Penelitian ini termasuk design research yang mengacu pada tahapan-tahapan Plomp yaitu preliminary design , teaching experiment , dan retrospective analysis . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses dan menghasilkan lintasan belajar siswa tunanetra dalam materi aritmatika hitung melalui model Missouri Mathematics Project (MMP) berbantuan media abacus. Hasil dari penelitian ini adalah lintasan belajar siswa dalam materi aritmatika hitung, yaitu penjmlahan melalui model MMP yang dapat diperoleh dari hypothetical learning trajectory (HLT). Lintasan pembelajaran diperoleh dengan merevisi HLT, hasil uji coba dan diskusi dengan guru mata pelajaran. Hasil tes menunjukkan bahwa 62,50% siswa mencapai lebih dari kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Kata kunci : Missouri Mathematics Project , abacus, aritmatika hitung, tunanetra Abstract : Special need schools have curriculum goals and contents that do not much different from general schools, including schools for the blind who have visual limitation. The limitation possessed by blinds influences learning for them, especially subject that have abstract objects such as mathematics. Addition is one of the basic arithmetic material s in which the blind students still do many mistakes in doing it , i . e . the number operation of tens that must be sum according to their place values. Based on the characteristic of blind students who have limitations and mistake, the teacher needs to have an idea of the possible students' learning trajectory to help improve students' mistakes and achieve learning goals through the chosen of appropriate learning models and media. Therefore, it is need ed to know the blind students' learning trajectory in arithmetics counting material. This research includes design research in which refers to the stages of Plomp namely preliminary design, teaching experiment, and retrospective analysis. The purpose of this study was to describe the process and produce blind students' learning tr","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134273343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-24DOI: 10.20527/EDUMAT.V7I1.6824
Elya Sukaisih
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B MTsN 1 Hulu Sungai Utara melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada materi aritmetika sosial. Pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah model pembelajaran di mana siswa bekerja sama mencari pasangan masing-masing sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Terdapat dua kali pertemuan dalam setiap siklus. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru serta tes tertulis. Tes hasil belajar dan teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data, sedangkan teknik persentase digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan belajar guru lebih aktif dan kreatif, serta keaktifan belajar siswa meningkat. Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 57,14% pada siklus I menjadi 78.57% pada siklus II. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif, Make a Match, hasil belajar Abstract: The research aimed to improve the learning outcomes of VII B grade of MTsN 1 Hulu Sungai Utara through cooperative learning model type make a match in social arithmetic material. Cooperative learning type make a match is a learning model where students work together to find their partner while learning to recognize a concept or topic in a pleasant atmosphere. This research is a classroom action research conducted in two cycles. There are two meetings in each cycle. The instruments used in this study were observation sheets of student activities, observation sheets of teacher activities and written tests. Tests of learning outcomes and observation techniques are used to collect data, while percentage techniques are used to analyze data. The results of the study show that teacher learning activities are more active and creative, and student learning activeness is increasing. In addition, there was an increase in student learning outcomes from 57.14% in the first cycle to 78.57% in the second cycle. Keywords: Cooperative Learning Model, Make a Match, learning outcomes.
摘要:本研究旨在通过一种关于社会算术材料的合作学习模式,改进上呼吸道亲二年级学生的学习成绩。合作性学习类型make a match是一种学习模式,学生们在愉快的氛围中一起寻找伴侣,同时了解一个概念或主题。本研究是在两个周期中进行的课堂行动研究。每个周期有两次会议。在本研究中使用的工具是学生活动观察表、教师活动观察表和书面测试。学习结果测试和观察技术是用来收集数据的,百分比技术是用来分析数据的。研究结果显示,教师学习活动更加活跃和有创造力,学生学习活动也增加了。此外,学生补习率从I循环的57.14%上升到2循环的78.57%。关键字:合作学习模式,建立一场比赛,抽象学习结果:研究允许通过合作学习模式影响上升期上升期的七年级北溪中学。合作学习模式是一种学习模式,学生们一起工作以找到他们的伙伴,同时学习在一个愉快的氛围中识别一个概念或话题。这个研究是一个课堂动作研究,在两个循环中进行。每个周期有两个会议。在这个研究中使用的工具是观察学生活动的环境,观察老师活动的环境和写作。测试学习outcomes observation著作百科全书》techniques是对方付费习惯的数据,而percentage techniques是习惯analyze数据。The results of The study表演那老师学习活动是更多的活性和创意,和学生学习activeness是increasing。另外,第二轮的学生学习成绩从第57.14%增加到78.57%。关键字:合作学习模式,制作一场比赛,学习就来了。
{"title":"MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL","authors":"Elya Sukaisih","doi":"10.20527/EDUMAT.V7I1.6824","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V7I1.6824","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B MTsN 1 Hulu Sungai Utara melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada materi aritmetika sosial. Pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah model pembelajaran di mana siswa bekerja sama mencari pasangan masing-masing sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Terdapat dua kali pertemuan dalam setiap siklus. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru serta tes tertulis. Tes hasil belajar dan teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data, sedangkan teknik persentase digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan belajar guru lebih aktif dan kreatif, serta keaktifan belajar siswa meningkat. Selain itu terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari 57,14% pada siklus I menjadi 78.57% pada siklus II. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif, Make a Match, hasil belajar Abstract: The research aimed to improve the learning outcomes of VII B grade of MTsN 1 Hulu Sungai Utara through cooperative learning model type make a match in social arithmetic material. Cooperative learning type make a match is a learning model where students work together to find their partner while learning to recognize a concept or topic in a pleasant atmosphere. This research is a classroom action research conducted in two cycles. There are two meetings in each cycle. The instruments used in this study were observation sheets of student activities, observation sheets of teacher activities and written tests. Tests of learning outcomes and observation techniques are used to collect data, while percentage techniques are used to analyze data. The results of the study show that teacher learning activities are more active and creative, and student learning activeness is increasing. In addition, there was an increase in student learning outcomes from 57.14% in the first cycle to 78.57% in the second cycle. Keywords: Cooperative Learning Model, Make a Match, learning outcomes.","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126557782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-24DOI: 10.20527/EDUMAT.V7I1.6338
Siti Suprotun, Andriyani Andriyani
Abstrak : Keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya diukur dari pencapaian koginitif siswa, namun juga pencapaian afektif dan psikomotor. Pembelajaran matematika seharusnya dirancang dengan melibatkan berbagai ranah termasuk ranah afektif yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa sesuai platform pendidikan nasional yang membekali siswa sebagai generasi emas tahun 2045. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah operasi penjumlahan dan pengurangan oleh siswa tunagrahita kelas VII SMPLB Bhakti Kencana 1 Berbah Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-eksploratif yang bersifat kualitatif, dimana data utamanya berupa kata-kata (ucapan) dan tingkah laku subjek dalam memecahkan masalah. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa tunagrahita ringan dan seorang siswa tunagrahita sedang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara berbasis tugas yang mengacu pada pedoman wawancara dan observasi, serta tes pemecahan masalah yang juga memuat tes ranah afektif. Validasi data dilakukan dengan menggunakan triangulasi waktu, sedangkan analisis data mencakup pada Miles dan Huberman (2014) yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan untuk menghasilkan suatu laporan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum siswa tunagrahita ringan hanya dapat melalui tahapan memahami masalah, namun pada masalah yang memuat satu variabel siswa dapat melalui tahapan merencanakan dan melaksanakan masalah. Sedangkan siswa tunagrahita sedang secara umum masih belum dapat melalui seluruh tahapan pemecahan masalah. Dari segi afektif kedua siswa sudah memiliki minat yang baik, namun siswa tunagrahita ringan mencapai hampir seluruh aspek afektif kecuali aspek penyesuaian. Kata kunci : Afektif, Kemampuan Pemecahan Masalah, Operasi Hitung, Tunagrahita Abstract: The success of learning mathematics is not only measured by the students' cognitive achievement, but also the achievement of affective and psychomotor. Mathematics learning should be designed by involving various domains including affective domains related to student character formation according to the national education platform that equips students as a golden generation in 2045. The purpose of this study is to determine the ability to solve addition and subtraction operations by grade VII SMPLB mental retardation students Bhakti Kencana 1 Berbah Yogyakarta. This type of research is descriptive-explorative research that is qualitative in nature, where the main data is in the form of words (speech) and subject behavior in solving problems. The subject of this study was a mild mental retardation student and a moderate mental retardation student. Data collection in this study was carried out through task-based interviews which referred to interview and observation guidelines, as well as problem-solving tests which also included affective domain tests. Data validation was done
{"title":"ANALISIS MASALAH AFEKTIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG ALJABAR SISWA TUNAGRAHITA","authors":"Siti Suprotun, Andriyani Andriyani","doi":"10.20527/EDUMAT.V7I1.6338","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V7I1.6338","url":null,"abstract":"Abstrak : Keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya diukur dari pencapaian koginitif siswa, namun juga pencapaian afektif dan psikomotor. Pembelajaran matematika seharusnya dirancang dengan melibatkan berbagai ranah termasuk ranah afektif yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa sesuai platform pendidikan nasional yang membekali siswa sebagai generasi emas tahun 2045. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah operasi penjumlahan dan pengurangan oleh siswa tunagrahita kelas VII SMPLB Bhakti Kencana 1 Berbah Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-eksploratif yang bersifat kualitatif, dimana data utamanya berupa kata-kata (ucapan) dan tingkah laku subjek dalam memecahkan masalah. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa tunagrahita ringan dan seorang siswa tunagrahita sedang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara berbasis tugas yang mengacu pada pedoman wawancara dan observasi, serta tes pemecahan masalah yang juga memuat tes ranah afektif. Validasi data dilakukan dengan menggunakan triangulasi waktu, sedangkan analisis data mencakup pada Miles dan Huberman (2014) yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penafsiran data, dan penarikan kesimpulan untuk menghasilkan suatu laporan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara umum siswa tunagrahita ringan hanya dapat melalui tahapan memahami masalah, namun pada masalah yang memuat satu variabel siswa dapat melalui tahapan merencanakan dan melaksanakan masalah. Sedangkan siswa tunagrahita sedang secara umum masih belum dapat melalui seluruh tahapan pemecahan masalah. Dari segi afektif kedua siswa sudah memiliki minat yang baik, namun siswa tunagrahita ringan mencapai hampir seluruh aspek afektif kecuali aspek penyesuaian. Kata kunci : Afektif, Kemampuan Pemecahan Masalah, Operasi Hitung, Tunagrahita Abstract: The success of learning mathematics is not only measured by the students' cognitive achievement, but also the achievement of affective and psychomotor. Mathematics learning should be designed by involving various domains including affective domains related to student character formation according to the national education platform that equips students as a golden generation in 2045. The purpose of this study is to determine the ability to solve addition and subtraction operations by grade VII SMPLB mental retardation students Bhakti Kencana 1 Berbah Yogyakarta. This type of research is descriptive-explorative research that is qualitative in nature, where the main data is in the form of words (speech) and subject behavior in solving problems. The subject of this study was a mild mental retardation student and a moderate mental retardation student. Data collection in this study was carried out through task-based interviews which referred to interview and observation guidelines, as well as problem-solving tests which also included affective domain tests. Data validation was done","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131335929","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I2.5681
N. Damayanti
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gesture yang muncul pada mahasiswa ketika merepresentasikan diagonal sisi dan diagonal ruang pada kubus. Kubus merupakan salah satu representasi objek spasial. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester empat prodi Pendidikan Matematika Universitas Wisnuwardhana Malang. Temuan penelitian menunjukkan tiga macam gesture yang muncul saat mahasiswa melakukan representasi diagonal sisi dan diagonal ruang pada kubus yaitu full body gesture, a part of body gesture dan pairs body gesture. Full body gesture adalah gesture yang ditunjukkan dengan adanya gerakan seluruh tubuh yang ditandai dengan adanya perpindahan posisi. A part of body gesture adalah gesture yang ditunjukkan dengan adanya gerakan pada salah satu anggota tubuh. Pairs body gesture adalah gesture yang ditandai adanya gerakan anggota tubuh yang terjadi bersamaan.Kata kunci: gesture, representasi, diagonal sisi, diagonal ruang, kubus
{"title":"PROFIL GESTURE MAHASISWA DALAM REPRESENTASI DIAGONAL SISI DAN DIAGONAL RUANG PADA KUBUS","authors":"N. Damayanti","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I2.5681","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I2.5681","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gesture yang muncul pada mahasiswa ketika merepresentasikan diagonal sisi dan diagonal ruang pada kubus. Kubus merupakan salah satu representasi objek spasial. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester empat prodi Pendidikan Matematika Universitas Wisnuwardhana Malang. Temuan penelitian menunjukkan tiga macam gesture yang muncul saat mahasiswa melakukan representasi diagonal sisi dan diagonal ruang pada kubus yaitu full body gesture, a part of body gesture dan pairs body gesture. Full body gesture adalah gesture yang ditunjukkan dengan adanya gerakan seluruh tubuh yang ditandai dengan adanya perpindahan posisi. A part of body gesture adalah gesture yang ditunjukkan dengan adanya gerakan pada salah satu anggota tubuh. Pairs body gesture adalah gesture yang ditandai adanya gerakan anggota tubuh yang terjadi bersamaan.Kata kunci: gesture, representasi, diagonal sisi, diagonal ruang, kubus","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127123715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I2.5679
Mitchella Sinta Larasati, Erlina Prihatnani
Perlu strategi menarik, menantang, dan tidak menimbulkan intimidasi guna membantu siswa yang belum mampu menguasai operasi hitung bilangan bulat meski materi ini sudah dipelajari. Penelitian R&D dengan model ADDIE ini bertujuan mengembangkan USH sebagai solusi dari masalah tersebut. USH telah diujikan kepada 24 sampel acak yang berasal dari 8 SD. USH dinyatakan valid dari aspek materi dan media berturut-turut dengan persentase 80% (baik) dan 85,7% (sangat baik). Uji kepraktisan menghasilkan persentase 93,6,% (sangat baik). Uji pair t-test dengan α=0,05 menghasilkan signifikan kurang dari 0,05 dengan rerata posttest lebih tinggi dibanding pretest. Berdasarkan ketiga uji tersebut USH dinyatakan valid, praktis, efektif.Kata kunci: uno stacko hitung, operasi hitung, bilangan bulat, R&D, ADDIE
{"title":"PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN USH (UNO STACKO HITUNG)","authors":"Mitchella Sinta Larasati, Erlina Prihatnani","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I2.5679","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I2.5679","url":null,"abstract":"Perlu strategi menarik, menantang, dan tidak menimbulkan intimidasi guna membantu siswa yang belum mampu menguasai operasi hitung bilangan bulat meski materi ini sudah dipelajari. Penelitian R&D dengan model ADDIE ini bertujuan mengembangkan USH sebagai solusi dari masalah tersebut. USH telah diujikan kepada 24 sampel acak yang berasal dari 8 SD. USH dinyatakan valid dari aspek materi dan media berturut-turut dengan persentase 80% (baik) dan 85,7% (sangat baik). Uji kepraktisan menghasilkan persentase 93,6,% (sangat baik). Uji pair t-test dengan α=0,05 menghasilkan signifikan kurang dari 0,05 dengan rerata posttest lebih tinggi dibanding pretest. Berdasarkan ketiga uji tersebut USH dinyatakan valid, praktis, efektif.Kata kunci: uno stacko hitung, operasi hitung, bilangan bulat, R&D, ADDIE","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117072268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/edumat.v6i2.5683
Febriyanti Lusiana Hasibuan, Hidayah Ansori, Asdini Sari
Pada jenjang Pendidikan, pembelajaran matematika memiliki suatu tujuan salah satunya supaya siswa mempunyai kemampuan untuk memahami konsep matematika. Observasi pendahuluan saat Praktik Pengalaman Lapangan yang dilakukan peneliti, diketahui hasil belajar yang diperoleh siswa SMP Negeri 1 Banjarmasin di kelas VII tahun pelajaran 2017/2018 masih rendah terlihat dari hasil penilaian tengah semester genap (PTS) yang masih berada pada ketuntasan yang rendah. Terdapat faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar salah satunya adalah pemahaman konsep. Dalam usaha mengembangkan pemahaman konsep pada siswa salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan model advance organizer. Adapun suatu tujuan dipenelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan suatu pemahaman siswa akan konsep matematis antara siswa kelas model pembelajaran advance organizer dengan siswa kelas model pembelajaran langsung. Penggunaan metode untuk penelitian kali ini yaitu quasi experimental design. Subjek yang ada pada penelitian ini adalah siswa di kelas VII G dan siswa di kelas VII H. Objek dipenelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa kelas VII pada kelas VII G yang merupakan kelas eksperimen dan siswa kelas VII H yang merupakan kelas kontrol. Penggunaaan model pembelajaran advance organizer dilaksanakan di kelas eksperimen dan penggunaan model pembelajaran langsung dilaksanakan di kelas kontrol. Teknik dan alat pengumpul data pada penelitian ini menggunakan dokumentasi dan tes. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa pada kelas model pembelajaran advance organizer berada pada kategori baik dan pemahaman konsep siswa pada kelas model pembelajaran langsung berada pada kategori cukup, serta terdapat adanya perbedaan yang signifikan pemahaman konsep matematis siswa di kelas model pembelajaran advance organizer dengan siswa di kelas model pembelajaran langsung pada pembelajaran. Kata kunci: Pemahaman konsep matematis, model pembelajaran advance organizer.
{"title":"MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJARMASIN","authors":"Febriyanti Lusiana Hasibuan, Hidayah Ansori, Asdini Sari","doi":"10.20527/edumat.v6i2.5683","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/edumat.v6i2.5683","url":null,"abstract":"Pada jenjang Pendidikan, pembelajaran matematika memiliki suatu tujuan salah satunya supaya siswa mempunyai kemampuan untuk memahami konsep matematika. Observasi pendahuluan saat Praktik Pengalaman Lapangan yang dilakukan peneliti, diketahui hasil belajar yang diperoleh siswa SMP Negeri 1 Banjarmasin di kelas VII tahun pelajaran 2017/2018 masih rendah terlihat dari hasil penilaian tengah semester genap (PTS) yang masih berada pada ketuntasan yang rendah. Terdapat faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar salah satunya adalah pemahaman konsep. Dalam usaha mengembangkan pemahaman konsep pada siswa salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan model advance organizer. Adapun suatu tujuan dipenelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan suatu pemahaman siswa akan konsep matematis antara siswa kelas model pembelajaran advance organizer dengan siswa kelas model pembelajaran langsung. Penggunaan metode untuk penelitian kali ini yaitu quasi experimental design. Subjek yang ada pada penelitian ini adalah siswa di kelas VII G dan siswa di kelas VII H. Objek dipenelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa kelas VII pada kelas VII G yang merupakan kelas eksperimen dan siswa kelas VII H yang merupakan kelas kontrol. Penggunaaan model pembelajaran advance organizer dilaksanakan di kelas eksperimen dan penggunaan model pembelajaran langsung dilaksanakan di kelas kontrol. Teknik dan alat pengumpul data pada penelitian ini menggunakan dokumentasi dan tes. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa pada kelas model pembelajaran advance organizer berada pada kategori baik dan pemahaman konsep siswa pada kelas model pembelajaran langsung berada pada kategori cukup, serta terdapat adanya perbedaan yang signifikan pemahaman konsep matematis siswa di kelas model pembelajaran advance organizer dengan siswa di kelas model pembelajaran langsung pada pembelajaran. Kata kunci: Pemahaman konsep matematis, model pembelajaran advance organizer.","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115861432","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble adalah model pembelajaran yang membawa siswa mendapatkan jawaban serta memecahkan masalah yaitu dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban beserta beberapa pilihan jawaban yang tersedia, sehingga mengharuskan siswa berbagi tugas, aktif dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Model ini sangat berpotensi untuk membina tanggung jawab dan disiplin siswa dalam belajar. Tujuan penelitian ini ialah: (1) membina karakter tanggung jawab siswa kelas X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin melalui penerapan model Scramble, (2) membina karakter disiplin siswa kelas X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin melalui penerapan model Scramble, (3) mengetahui hasil belajar siswa di kelas X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin melalui penerapan model Scramble, (4) mengetahui apakah terdapat hubungan karakter tanggung jawab dan disiplin terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Time Series Design sebanyak enam kali pertemuan. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Banjarmasin, sedangkan sampel penelitian adalah X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin yang dipilih berdasarkan teknik Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Data yang didapat dianalisis dengan persentase, mean, uji korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) penerapan model Scramble mampu membina karakter tanggung jawab, (2) penerapan model Scramble mampu membina karakter disiplin, (3) hasil belajar siswa menggunakan model Scramble mengalami peningkatan, (4) terdapat hubungan yang cukup antara karakter tanggung jawab dan disiplin dengan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Scramble, tanggung jawab, disiplin, hasil belajar
合作性学习模式Scramble是一种学习模式,它可以让学生通过分发问题和答案单以及可用的选项来获得答案和解决问题,从而要求学生分享任务,积极地、负责地为小组的成功负责。这种模式有很大的潜力培养学生在学习中的责任和纪律。这项研究的目的是:(1)强化责任角色X C SMK国家营销3年级学生Banjarmasin爬上通过应用模型,(2)建立角色X C SMK国家营销3年级学生纪律Banjarmasin爬上通过应用模型,(3)知道结果X C SMK营销课的学生留学3 Banjarmasin通过爬上应用模型,(4)是否有关系的角色责任和纪律对学生的学习成果。这项研究是试验品时间设计系列设计的六次会议。研究人口是X班SMK Negeri 3 Banjarmasin的学生,研究样本是xc市场SMK国家3 Banjarmasin,根据随机抽样技术选择。所采用的数据收集技术是测试和观察。获得的数据是用百分比、均值、对gan-da相关性的测试来分析的。研究结果表明:(1)拼字模型的应用可以塑造角色;(2)拼字模型的应用可以培养纪律的性格;关键词:混乱,责任,纪律,学习结果
{"title":"PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MEMBINA KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA","authors":"Chairil Faif Pasani, Elli Kusumawati, Delya Imanisa","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I2.5682","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I2.5682","url":null,"abstract":"Model pembelajaran kooperatif tipe Scramble adalah model pembelajaran yang membawa siswa mendapatkan jawaban serta memecahkan masalah yaitu dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban beserta beberapa pilihan jawaban yang tersedia, sehingga mengharuskan siswa berbagi tugas, aktif dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Model ini sangat berpotensi untuk membina tanggung jawab dan disiplin siswa dalam belajar. Tujuan penelitian ini ialah: (1) membina karakter tanggung jawab siswa kelas X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin melalui penerapan model Scramble, (2) membina karakter disiplin siswa kelas X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin melalui penerapan model Scramble, (3) mengetahui hasil belajar siswa di kelas X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin melalui penerapan model Scramble, (4) mengetahui apakah terdapat hubungan karakter tanggung jawab dan disiplin terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Time Series Design sebanyak enam kali pertemuan. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Banjarmasin, sedangkan sampel penelitian adalah X C Pemasaran SMK Negeri 3 Banjarmasin yang dipilih berdasarkan teknik Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Data yang didapat dianalisis dengan persentase, mean, uji korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) penerapan model Scramble mampu membina karakter tanggung jawab, (2) penerapan model Scramble mampu membina karakter disiplin, (3) hasil belajar siswa menggunakan model Scramble mengalami peningkatan, (4) terdapat hubungan yang cukup antara karakter tanggung jawab dan disiplin dengan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Scramble, tanggung jawab, disiplin, hasil belajar","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127840440","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/edumat.v6i2.5656
Iskandar Zulkarnain, Elli Kusumawati, Lenny Marlina
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan hasil pembuatan instrumen penilaian berbasis lingkungan lahan basah yang layak untuk mengukur HOTS siswa di kelas XI MIPA SMA Negeri 7 Banjarmasin. Metode yang digunakan adalah Research and Development level 4 dengan tahap pengembangan 4D oleh Thiagarajan yaitu Define, Design, Development and Dissemination. Penelitian ini tidak sampai pada tahap Dissemination. Teknik pengumpulan data adalah tes dan angket. Analisis data secara kualitatif terhadap angket untuk mendapat saran terhadap produk. Analisis data dengan uji statistik untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Produk yang telah direvisi berupa tujuh soal pilihan ganda dan empat soal uraian. Kata kunci: Instrumen Penilaian, HOTS, Lingkungan lahan basah
{"title":"INSRUMEN PENILAIAN BERBASIS LINGKUNGAN LAHAN BASAH UNTUK MENGUKUR HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) SISWA KELAS XI MIPA DI SMAN 7 BANJARMASIN","authors":"Iskandar Zulkarnain, Elli Kusumawati, Lenny Marlina","doi":"10.20527/edumat.v6i2.5656","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/edumat.v6i2.5656","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan hasil pembuatan instrumen penilaian berbasis lingkungan lahan basah yang layak untuk mengukur HOTS siswa di kelas XI MIPA SMA Negeri 7 Banjarmasin. Metode yang digunakan adalah Research and Development level 4 dengan tahap pengembangan 4D oleh Thiagarajan yaitu Define, Design, Development and Dissemination. Penelitian ini tidak sampai pada tahap Dissemination. Teknik pengumpulan data adalah tes dan angket. Analisis data secara kualitatif terhadap angket untuk mendapat saran terhadap produk. Analisis data dengan uji statistik untuk menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Produk yang telah direvisi berupa tujuh soal pilihan ganda dan empat soal uraian. Kata kunci: Instrumen Penilaian, HOTS, Lingkungan lahan basah","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134166204","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/edumat.v6i2.5685
L. Ramadhana, Karim Karim, R. Amalia
Penelitian dilakukan guna mengetahui pengaruh model Double Loop Problem Solving (DLPS) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII. Quasi eksperiment adalah metode yang digunakan. Populasi penelitian ini yakni siswa kelas VII SMPN 31 Banjarmasin. Adapun sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dimana didapatkan kelas VII F yang akan dijadikan kelas eksperimen meggunakan model DLPS serta kelas VII E dijadikan kelas kontrol menggunakn model pembelajaran langsung. Dokumentasi dan tes adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data. Uji-t adalah teknik yang digunakan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP yang dibelajarkan menggunakan model DLPS berada pada kualifikasi cukup, sedangkan pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung berada pada kualifikasi kurang, artinya terdapat pengaruh yang signifikan model DLPS terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP. Kata kunci: model Double Loop Problem Solving (DLPS), pemecahan masalah matematis
{"title":"PENGARUH MODEL DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP","authors":"L. Ramadhana, Karim Karim, R. Amalia","doi":"10.20527/edumat.v6i2.5685","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/edumat.v6i2.5685","url":null,"abstract":"Penelitian dilakukan guna mengetahui pengaruh model Double Loop Problem Solving (DLPS) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII. Quasi eksperiment adalah metode yang digunakan. Populasi penelitian ini yakni siswa kelas VII SMPN 31 Banjarmasin. Adapun sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dimana didapatkan kelas VII F yang akan dijadikan kelas eksperimen meggunakan model DLPS serta kelas VII E dijadikan kelas kontrol menggunakn model pembelajaran langsung. Dokumentasi dan tes adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data. Uji-t adalah teknik yang digunakan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP yang dibelajarkan menggunakan model DLPS berada pada kualifikasi cukup, sedangkan pada kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung berada pada kualifikasi kurang, artinya terdapat pengaruh yang signifikan model DLPS terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP. Kata kunci: model Double Loop Problem Solving (DLPS), pemecahan masalah matematis","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126421506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/edumat.v6i2.5684
Rahimmiptahuddin Rahimmiptahuddin
Penelitian penggunaan model guided discovery learning pada materi trigonometri bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru, peningkatan aktivitas siswa, peningkatan hasil belajar kognitif siswa, peningkatan hasil belajar afektif siswa, dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA-1 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Data dikumpulkan melalui teknik observasi dan tes hasil belajar. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi pembelajaran guided discovery learning dapat meningkatkan: (1) aktivitas guru dari kategori baik pada siklus I menjadi kategori sangat baik pada siklus II; (2) aktivitas siswa dari kategori cukup aktif pada siklus I menjadi kategori sangat aktif pada siklus II; (3) hasil belajar siswa kognitif siswa dari 68,26 pada siklus I menjadi 80,97 pada siklus II; (4) hasil belajar afektif siswa dari kategori kurang baik pada siklus I menjadi kategori baik pada siklus II; (5) kemampuan pemecahan masalah siswa dari kategori cukup baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan model guided discovery learning pada materi trigonometri dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kata kunci: guided discovery learning, hasil belajar siswa, pemecahan masalah, trigonometri.
研究在三面材料中使用引导学习模式的研究目的是了解教师活动的增加、学生活动的增加、学生认知学习的增加、学生情感影响的增加以及学生解决问题的能力的提高。基础研究是一个基于两个周期的课堂行动研究。每一个循环包括计划、行动、观察、排演、分析和反思的阶段。调查对象是X - mi -1班的学生,共有36名学生。通过观察技术和学习结果测试收集数据。用定量描述性分析技术和定性分析分析数据。研究结果表明,通过策略学习学习学习可以提高:(1)教师的活动从良性周期I的类别提高到良性周期II的优秀类别;(2)学生在第一个周期的活动类别中非常活跃,在第二周期中非常活跃;(3)从I循环68.26到II周期80.97的认知学生成绩;(4) I循环中较差类别的学生的情绪学习结果为II周期中的好类别;(5)学生在第一个周期中能很好地解决问题的能力,在第二周期中能很好地解决问题。根据在三角材料中使用引导发现模型进行的研究,可以增加老师的活动、学生的活动、认知学习结果、情感学习和解决问题的能力。关键词:引导探索学习,学生学习,解决问题,三角函数。
{"title":"IMPLEMENTASI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X MIA-1 MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2017/2018","authors":"Rahimmiptahuddin Rahimmiptahuddin","doi":"10.20527/edumat.v6i2.5684","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/edumat.v6i2.5684","url":null,"abstract":"Penelitian penggunaan model guided discovery learning pada materi trigonometri bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru, peningkatan aktivitas siswa, peningkatan hasil belajar kognitif siswa, peningkatan hasil belajar afektif siswa, dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA-1 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Data dikumpulkan melalui teknik observasi dan tes hasil belajar. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi pembelajaran guided discovery learning dapat meningkatkan: (1) aktivitas guru dari kategori baik pada siklus I menjadi kategori sangat baik pada siklus II; (2) aktivitas siswa dari kategori cukup aktif pada siklus I menjadi kategori sangat aktif pada siklus II; (3) hasil belajar siswa kognitif siswa dari 68,26 pada siklus I menjadi 80,97 pada siklus II; (4) hasil belajar afektif siswa dari kategori kurang baik pada siklus I menjadi kategori baik pada siklus II; (5) kemampuan pemecahan masalah siswa dari kategori cukup baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan model guided discovery learning pada materi trigonometri dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kata kunci: guided discovery learning, hasil belajar siswa, pemecahan masalah, trigonometri.","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134231696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}