Number sense dapat dideskripsikan sebagai kepekaan seseorang terhadap bilangan. Number sense akan meningkat pada diri seseorang seiring bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dalam belajar. Belajar akan meningkatkan pengetahuan kita tentang suatu hal, dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Dalam belajar siswa memiliki cara yang berbeda-beda. Ada yang mudah menerima informasi ada juga yang sulit. Hal ini berkaitan dengan cara belajar siswa yang satu dengan siswa lainnya berbeda. Cara belajar ini yang dimaksud gaya belajar. Gaya belajar ialah satu diantara karakteristik individu. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan kemampuan number sense siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur tahun pelajaran 2017/2018, (2) mengetahui adanya perbedaan kemampuan number sense siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur berdasarkan gaya belajar tahun pelajaran 2017/2018. Metode deskriptif merupakan metode yang dipilih peneliti. Seluruh siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur merupakan populasi penelitian. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, sehingga diambil tiga sekolah yaitu SMPN 14 Banjarmasin, SMPN 22 Banjarmasin, dan SMPN 30 Banjarmasin. Data dikumpulkan dengan cara memberikan tes serta angket. Data dianalisis menggunakan statistika deskriptif serta statistika inferensial. Hasil dari penelitian adalah (1) kemampuan number sense siswa kelas VII SMP Negeri di Banjarmasin Timur tahun pelajaran 2017/2018 berada pada kualifikasi cukup, (2) tidak terdapat perbedaan kemampuan number sense siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur yang memiliki gaya belajar visual, auditori dan kinestetik tahun pelajaran 2017/2018. Kata kunci: kemampuan number sense, gaya belajar
{"title":"KEMAMPUAN NUMBER SENSE SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI BANJARMASIN TIMUR BERDASARKAN GAYA BELAJAR","authors":"Luthfia Niswah, Siti Mawaddah, Kamaliyah Kamaliyah","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I2.5680","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I2.5680","url":null,"abstract":"Number sense dapat dideskripsikan sebagai kepekaan seseorang terhadap bilangan. Number sense akan meningkat pada diri seseorang seiring bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dalam belajar. Belajar akan meningkatkan pengetahuan kita tentang suatu hal, dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Dalam belajar siswa memiliki cara yang berbeda-beda. Ada yang mudah menerima informasi ada juga yang sulit. Hal ini berkaitan dengan cara belajar siswa yang satu dengan siswa lainnya berbeda. Cara belajar ini yang dimaksud gaya belajar. Gaya belajar ialah satu diantara karakteristik individu. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan kemampuan number sense siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur tahun pelajaran 2017/2018, (2) mengetahui adanya perbedaan kemampuan number sense siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur berdasarkan gaya belajar tahun pelajaran 2017/2018. Metode deskriptif merupakan metode yang dipilih peneliti. Seluruh siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur merupakan populasi penelitian. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, sehingga diambil tiga sekolah yaitu SMPN 14 Banjarmasin, SMPN 22 Banjarmasin, dan SMPN 30 Banjarmasin. Data dikumpulkan dengan cara memberikan tes serta angket. Data dianalisis menggunakan statistika deskriptif serta statistika inferensial. Hasil dari penelitian adalah (1) kemampuan number sense siswa kelas VII SMP Negeri di Banjarmasin Timur tahun pelajaran 2017/2018 berada pada kualifikasi cukup, (2) tidak terdapat perbedaan kemampuan number sense siswa kelas VII SMPN di Banjarmasin Timur yang memiliki gaya belajar visual, auditori dan kinestetik tahun pelajaran 2017/2018. Kata kunci: kemampuan number sense, gaya belajar","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130646318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I2.5686
R. Rahmawati, Agni Danaryanti, Yuni Suryaningsih
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah pendekatan yang berorientasi kepada proses matematis siswa, sehingga siswa belajar melalui proses membangun konsep matematika berdasarkan masalah kontekstual. Dengan menggunakan PMR siswa menjadi terlatih untuk menyelesaikan suatu masalah dengan pemikirannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMR serta mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah pendekatan PMR diterapkan dengan menggunakan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII program kesetaraan paket B Bumi Jaya dengan objek penelitian kemampuan pemecahan masalah matematis. Penelitian ini menggunakan dua tehnik pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan pendekatan PMR berada dalam klasifikasi baik. Kemampuan pemecahan masahah matematis siswa pada indikator memahami masalah, kurang dari setengah jumlah siswa mampu memahami masalah yang diberikan. Pada indikator merencanakan penyelesaian, tidak ada seorangpun siswa yang mampu menuliskan rencana penyelesaian dengan benar dan hanya sedikit siswa yang menuliskan rencana penyelesaian dari masalah yang diberikan. Pada indikator menjalankan rencana penyelesaian, sebagian besar siswa belum bisa menjalankan rencana penyelesaian bahkan tidak ada siswa yang menjalankan rencana penyelesaian dengan benar. Pada indikator pemeriksaan, sebagian besar siswa tidak menuliskan kesimpulan maupun menuliskan kesimpulan tetapi salah. Secara keseluruhan, kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas VII program kesetaraan paket B Bumi Jaya adalah kurang sekali. Kata kunci: pendidikan matematika realistik, pemecahan masalah matematis
{"title":"PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI KELAS VII PROGRAM KESETARAAN PAKET B BUMI JAYA","authors":"R. Rahmawati, Agni Danaryanti, Yuni Suryaningsih","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I2.5686","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I2.5686","url":null,"abstract":"Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah pendekatan yang berorientasi kepada proses matematis siswa, sehingga siswa belajar melalui proses membangun konsep matematika berdasarkan masalah kontekstual. Dengan menggunakan PMR siswa menjadi terlatih untuk menyelesaikan suatu masalah dengan pemikirannya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMR serta mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah pendekatan PMR diterapkan dengan menggunakan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII program kesetaraan paket B Bumi Jaya dengan objek penelitian kemampuan pemecahan masalah matematis. Penelitian ini menggunakan dua tehnik pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan pendekatan PMR berada dalam klasifikasi baik. Kemampuan pemecahan masahah matematis siswa pada indikator memahami masalah, kurang dari setengah jumlah siswa mampu memahami masalah yang diberikan. Pada indikator merencanakan penyelesaian, tidak ada seorangpun siswa yang mampu menuliskan rencana penyelesaian dengan benar dan hanya sedikit siswa yang menuliskan rencana penyelesaian dari masalah yang diberikan. Pada indikator menjalankan rencana penyelesaian, sebagian besar siswa belum bisa menjalankan rencana penyelesaian bahkan tidak ada siswa yang menjalankan rencana penyelesaian dengan benar. Pada indikator pemeriksaan, sebagian besar siswa tidak menuliskan kesimpulan maupun menuliskan kesimpulan tetapi salah. Secara keseluruhan, kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas VII program kesetaraan paket B Bumi Jaya adalah kurang sekali. Kata kunci: pendidikan matematika realistik, pemecahan masalah matematis","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130580650","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I2.5678
Sahril Sahril, Noor Fajriah, Sumartono Sumartono
Model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) merupakan model pembelajaran berkelompok dimana ada rotasi siswa dalam kelompok agar tercipta kelompok-kelompok belajar yang mampu memberikan pemahaman dan memunculkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang menerapkan model kooperatif tipe RTE dan (2) efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe RTE dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dan Nonequivalent Group Pretest Posttest Design sebagai desain penelitian. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas X SMK ISFI Banjarmasin dengan jumlah 101 siswa yang tersebar dalam empat kelas. Sampel penelitian adalah 28 siswa kelas X C Farmasi SMK ISFI Banjarmasin sebagai kelas eksperimen dan 29 siswa kelas X A Farmasi SMK ISFI Banjarmasin siswa sebagai kelas kontrol yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi dan tes. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe RTE berada pada klasifikasi baik dan (2) model pembelajaran kooperatif tipe RTE lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.Kata Kunci: Rotating Trio Exchange (RTE), kemampuan berpikir tingkat tinggi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta
{"title":"MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI","authors":"Sahril Sahril, Noor Fajriah, Sumartono Sumartono","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I2.5678","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I2.5678","url":null,"abstract":"Model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) merupakan model pembelajaran berkelompok dimana ada rotasi siswa dalam kelompok agar tercipta kelompok-kelompok belajar yang mampu memberikan pemahaman dan memunculkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang menerapkan model kooperatif tipe RTE dan (2) efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe RTE dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dan Nonequivalent Group Pretest Posttest Design sebagai desain penelitian. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas X SMK ISFI Banjarmasin dengan jumlah 101 siswa yang tersebar dalam empat kelas. Sampel penelitian adalah 28 siswa kelas X C Farmasi SMK ISFI Banjarmasin sebagai kelas eksperimen dan 29 siswa kelas X A Farmasi SMK ISFI Banjarmasin siswa sebagai kelas kontrol yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi dan tes. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe RTE berada pada klasifikasi baik dan (2) model pembelajaran kooperatif tipe RTE lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.Kata Kunci: Rotating Trio Exchange (RTE), kemampuan berpikir tingkat tinggi, menganalisis, mengevaluasi, mencipta","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114754744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/edumat.v6i2.5131
Siti Masliani
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) peningkatan aktivitas guru, (2) peningkatan aktivitas siswa, (3) peningkatan hasil belajar siswa dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran setelah mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran peer tutor. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 3 siklus pembelajaran. Masing-masing siklus terdiri dari fase perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IIS 1 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang. Data dikumpulkan melalui teknik tes dan nontes. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran peer tutor pada proses pembelajaran komposisi fungsi dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar serta siswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan strategi peer tutor yang diterapkan. Kata Kunci: Strategi, pembelajaran, peer tutor, aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, komposisi fungsi
{"title":"MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEER TUTOR PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI KELAS X IIS 1 MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2017/2018","authors":"Siti Masliani","doi":"10.20527/edumat.v6i2.5131","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/edumat.v6i2.5131","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) peningkatan aktivitas guru, (2) peningkatan aktivitas siswa, (3) peningkatan hasil belajar siswa dan (4) respon siswa terhadap pembelajaran setelah mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran peer tutor. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 3 siklus pembelajaran. Masing-masing siklus terdiri dari fase perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IIS 1 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang. Data dikumpulkan melalui teknik tes dan nontes. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran peer tutor pada proses pembelajaran komposisi fungsi dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar serta siswa memberikan respon yang positif terhadap penerapan strategi peer tutor yang diterapkan. Kata Kunci: Strategi, pembelajaran, peer tutor, aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, komposisi fungsi","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129360611","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.20527/edumat.v6i2.5220
Flavia Aurelia Hidajat, B. I. Hidajat
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi sintaks dari model pembelajaran matematika berbasis eksperimen dengan metode “ Guided Discovery ”, dimana artikel ini adalah hasil penelitian di tahun pertama. Model ini didesain dengan tujuan untuk memberikan langkah-langkah mengajar yang dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan menemukan pengetahuannya sendiri; kemampuan psikomotor siswa dengan terampil melakukan eksperimen, mengukur bangun datar yang dibentuknya sendiri, menganalisis dan menyimpulkan hasil eksperimennya dengan penemuan terbimbing; serta kemampuan kognitif yang terkonstruksi secara mandiri dengan baik. Kinerja pada sintaks dari model pembelajaran ini dinilai berdasarkan penilaian objektif yang sesuai dengan rubrik yang autentik. Penelitian ini dikembangkan dari suatu penelitian pengembangan dengan model Plomp (dalam Hobri, 2010) yang kemudian menghasilkan model pembelajaran yang meningkatkan kemampuan siswa dengan penemuannya sendiri. Model pembelajaran yang dirancang dinamai dengan model experiment discovery . Model pembelajaran ini terdiri atas 8 tahap yaitu tahap orientasi/pemanasan ( opening ), tahap pengenalan ( introduction ), tahap eksperimen secara terbuka (terbimbing), tahap eksperimen secara mandiri, tahap konvergen, tahap implementasi, tahap evaluasi dan penutup.Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi sintaks dari model pembelajaran matematika berbasis eksperimen dengan metode “ Guided Discovery ”, dimana artikel ini adalah hasil penelitian di tahun pertama. Model ini didesain dengan tujuan untuk memberikan langkah-langkah mengajar yang dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan menemukan pengetahuannya sendiri; kemampuan psikomotor siswa dengan terampil melakukan eksperimen, mengukur bangun datar yang dibentuknya sendiri, menganalisis dan menyimpulkan hasil eksperimennya dengan penemuan terbimbing; serta kemampuan kognitif yang terkonstruksi secara mandiri dengan baik. Kinerja pada sintaks dari model pembelajaran ini dinilai berdasarkan penilaian objektif yang sesuai dengan rubrik yang autentik. Penelitian ini dikembangkan dari suatu penelitian pengembangan dengan model Plomp (dalam Hobri, 2010) yang kemudian menghasilkan model pembelajaran yang meningkatkan kemampuan siswa dengan penemuannya sendiri. Model pembelajaran yang dirancang dinamai dengan model experiment discovery . Model pembelajaran ini terdiri atas 8 tahap yaitu tahap orientasi/pemanasan ( opening ), tahap pengenalan ( introduction ), tahap eksperimen secara terbuka (terbimbing), tahap eksperimen secara mandiri, tahap konvergen, tahap implementasi, tahap evaluasi dan penutup. Kata kunci: sintaks model pembelajaran, pembelajaran matematika, eksperimen, guided discovery, experiment discovery .
{"title":"KONSTRUKSI MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS : SINTAKS DARI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS EKSPERIMEN DENGAN METODE “GUIDED DISCOVERY”","authors":"Flavia Aurelia Hidajat, B. I. Hidajat","doi":"10.20527/edumat.v6i2.5220","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/edumat.v6i2.5220","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi sintaks dari model pembelajaran matematika berbasis eksperimen dengan metode “ Guided Discovery ”, dimana artikel ini adalah hasil penelitian di tahun pertama. Model ini didesain dengan tujuan untuk memberikan langkah-langkah mengajar yang dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan menemukan pengetahuannya sendiri; kemampuan psikomotor siswa dengan terampil melakukan eksperimen, mengukur bangun datar yang dibentuknya sendiri, menganalisis dan menyimpulkan hasil eksperimennya dengan penemuan terbimbing; serta kemampuan kognitif yang terkonstruksi secara mandiri dengan baik. Kinerja pada sintaks dari model pembelajaran ini dinilai berdasarkan penilaian objektif yang sesuai dengan rubrik yang autentik. Penelitian ini dikembangkan dari suatu penelitian pengembangan dengan model Plomp (dalam Hobri, 2010) yang kemudian menghasilkan model pembelajaran yang meningkatkan kemampuan siswa dengan penemuannya sendiri. Model pembelajaran yang dirancang dinamai dengan model experiment discovery . Model pembelajaran ini terdiri atas 8 tahap yaitu tahap orientasi/pemanasan ( opening ), tahap pengenalan ( introduction ), tahap eksperimen secara terbuka (terbimbing), tahap eksperimen secara mandiri, tahap konvergen, tahap implementasi, tahap evaluasi dan penutup.Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi sintaks dari model pembelajaran matematika berbasis eksperimen dengan metode “ Guided Discovery ”, dimana artikel ini adalah hasil penelitian di tahun pertama. Model ini didesain dengan tujuan untuk memberikan langkah-langkah mengajar yang dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa dengan menemukan pengetahuannya sendiri; kemampuan psikomotor siswa dengan terampil melakukan eksperimen, mengukur bangun datar yang dibentuknya sendiri, menganalisis dan menyimpulkan hasil eksperimennya dengan penemuan terbimbing; serta kemampuan kognitif yang terkonstruksi secara mandiri dengan baik. Kinerja pada sintaks dari model pembelajaran ini dinilai berdasarkan penilaian objektif yang sesuai dengan rubrik yang autentik. Penelitian ini dikembangkan dari suatu penelitian pengembangan dengan model Plomp (dalam Hobri, 2010) yang kemudian menghasilkan model pembelajaran yang meningkatkan kemampuan siswa dengan penemuannya sendiri. Model pembelajaran yang dirancang dinamai dengan model experiment discovery . Model pembelajaran ini terdiri atas 8 tahap yaitu tahap orientasi/pemanasan ( opening ), tahap pengenalan ( introduction ), tahap eksperimen secara terbuka (terbimbing), tahap eksperimen secara mandiri, tahap konvergen, tahap implementasi, tahap evaluasi dan penutup. Kata kunci: sintaks model pembelajaran, pembelajaran matematika, eksperimen, guided discovery, experiment discovery .","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122272447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-18DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I1.5120
R. Sukmawati, Nesvihani Nesvihani
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis dan karakter tanggung siswa kelas VIII dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw, serta menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara karakter tanggung jawab dengan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw di kelas VIII. Penelitian menggunakan metode preeksperimen, dengan populasi siswa kelas VIII, sedangkan sampelnya siswa kelas VIII-B.Teknik mengumpulan data memakai tes, dokumentasi serta observasi. Analisis data memakai persentase, rata-rata, dan uji korelasi. Hasil penelitian memperlihatkan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw memiliki kemampuan komunikasi matematis dalam kualifikasi cukup, sedangkan karakter tanggung jawabnya berada dalam kualifikasi sudah berkembang. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara karakter tanggung jawab dan kemampuan komunikasi matematis siswa.Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw, kemampuan komunikasi matematis, karakter tanggung jawab
{"title":"Kemampuan Komunikasi Matematis dan Karakter Tanggung Jawab Siswa dalam Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on The Draw di Kelas VIII","authors":"R. Sukmawati, Nesvihani Nesvihani","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I1.5120","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I1.5120","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis dan karakter tanggung siswa kelas VIII dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw, serta menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara karakter tanggung jawab dengan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw di kelas VIII. Penelitian menggunakan metode preeksperimen, dengan populasi siswa kelas VIII, sedangkan sampelnya siswa kelas VIII-B.Teknik mengumpulan data memakai tes, dokumentasi serta observasi. Analisis data memakai persentase, rata-rata, dan uji korelasi. Hasil penelitian memperlihatkan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw memiliki kemampuan komunikasi matematis dalam kualifikasi cukup, sedangkan karakter tanggung jawabnya berada dalam kualifikasi sudah berkembang. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara karakter tanggung jawab dan kemampuan komunikasi matematis siswa.Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Quick on The Draw, kemampuan komunikasi matematis, karakter tanggung jawab","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125648366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-18DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I1.5129
Juhairiah Juhairiah, Agni Danaryanti, R. Sukmawati
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku siswa dalam bentuk modul pada materi persamaan linear satu variabel dengan pendekatan kontekstual dengan kriteria valid. Metode peneitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan oleh Thiagarajan, Semmel, and Semmel, dengan 4 fase yaitu pendefinisian, pendesainan, pengembangan, dan penyebaran produk. Penelitian ini terbatas sampai fase ketiga yaitu pengembangan, tanpa penyebaran produk. Kriteria kevalidan buku siswa didasarkan pada penilaian validitas oleh 5 orang ahli dalam bidang pendidikan matematika. Selain validitas, respon siswa terhadap buku yang dikembangkan juga dinilai menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 6 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda. Hasil penilaian validitas oleh validator menunjukkan bahwa buku yang dikembangkan valid dan berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa buku yang dikembangkan mendapatkan respon positif dari siswa. Kata kunci: buku siswa, pendekatan kontekstual, persamaan linear satu variabel, valid
{"title":"Pengembangan Buku Siswa dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama","authors":"Juhairiah Juhairiah, Agni Danaryanti, R. Sukmawati","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I1.5129","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I1.5129","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku siswa dalam bentuk modul pada materi persamaan linear satu variabel dengan pendekatan kontekstual dengan kriteria valid. Metode peneitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan oleh Thiagarajan, Semmel, and Semmel, dengan 4 fase yaitu pendefinisian, pendesainan, pengembangan, dan penyebaran produk. Penelitian ini terbatas sampai fase ketiga yaitu pengembangan, tanpa penyebaran produk. Kriteria kevalidan buku siswa didasarkan pada penilaian validitas oleh 5 orang ahli dalam bidang pendidikan matematika. Selain validitas, respon siswa terhadap buku yang dikembangkan juga dinilai menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 6 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda. Hasil penilaian validitas oleh validator menunjukkan bahwa buku yang dikembangkan valid dan berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa buku yang dikembangkan mendapatkan respon positif dari siswa. Kata kunci: buku siswa, pendekatan kontekstual, persamaan linear satu variabel, valid","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125741836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-18DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I1.5118
Zulkipli Zulkipli, Hidayah Ansori
Pemecahan masalah di sekolah merupakan suatu kemampuan yang harus dikuasai agar siswa dapat menuju kepada pemahaman matematika yang memungkinkan mereka untuk melihat hubungan antar konsep agar dapat memilih strategi untuk merancang solusi. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang belajar menggunakan pendekatan matematika realistik (2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran langsung (3) perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik dan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII A dan kelas VII B SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Teknik analisis yang digunakan melalui uji beda terhadap hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pendekatan matematika realistik berada pada kategori baik (2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung berada pada kategori cukup (3) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pendekatan matematika realistik dan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran langsung.Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah, matematika realistik.
{"title":"Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik","authors":"Zulkipli Zulkipli, Hidayah Ansori","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I1.5118","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I1.5118","url":null,"abstract":"Pemecahan masalah di sekolah merupakan suatu kemampuan yang harus dikuasai agar siswa dapat menuju kepada pemahaman matematika yang memungkinkan mereka untuk melihat hubungan antar konsep agar dapat memilih strategi untuk merancang solusi. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang belajar menggunakan pendekatan matematika realistik (2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran langsung (3) perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik dan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII A dan kelas VII B SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Teknik analisis yang digunakan melalui uji beda terhadap hasil posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pendekatan matematika realistik berada pada kategori baik (2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung berada pada kategori cukup (3) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pendekatan matematika realistik dan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran langsung.Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah, matematika realistik.","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116199751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-18DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I1.5097
Harja Santanapurba, Devy Hidayanti
Dunia pendidikan Indonesia dituntut menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Namun, masih banyak pembelajaran yang belum menggunakan media berbasis teknologi yang diharapkan dapat membantu proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran matematika berbasis Adobe Flash CS3 pada materi bangun ruang balok pada siswa SMP/MTs kelas VIII. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research and Development. Kelayakan Media Pembelajaran dinilai oleh dua orang ahli materi dan ahli media, serta 13 siswa kelas VIII. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran matematika berbasis Adobe Flash CS3 yang dikembangkan bisa dikatakan sangat layak. Hal ini bisa dilihat dari hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan respon siswa mengenai tingkat kelayakan media berdasarkan kriteria/indikator yang telah ditentukan. Penilaian oleh: 1) ahli materi pada aspek kualitas instruksional memperoleh skor 79,17% dan aspek kualitas isi dan tujuan adalah 87,08% dengan kategori masing-masing sangat layak, 2) ahli media mencapai skor 82,81% yang termasuk dalam kategori sangat layak, dan 3) penilaian respon siswa memperoleh skor 83,83% yang termasuk kategori sangat layak. Proses pengembangan media pembelajaran matematika melalui tiga tahapan yaitu: 1) pendefinisian (define) berupa analisis kurikulum, analisis karakteristik peserta didik, analisis materi, dan merumuskan tujuan, 2) perancangan (design) berupa menyusun materi, menyusun kisi-kisi instrumen penilaian kelayakan media, serta membuat media pembelajaran, dan 3) pengembangan (development) berupa validasi yang dilakukan oleh sejumlah validator dan siswa dengan menyerahkan angket untuk mengetahui penilaian media pembelajaran yang dikembangkan.
{"title":"Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Adobe Flash Cs3 pada Materi Bangun Ruang Balok untuk Siswa SMP/MTS Kelas VIII","authors":"Harja Santanapurba, Devy Hidayanti","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I1.5097","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I1.5097","url":null,"abstract":"Dunia pendidikan Indonesia dituntut menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Namun, masih banyak pembelajaran yang belum menggunakan media berbasis teknologi yang diharapkan dapat membantu proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran matematika berbasis Adobe Flash CS3 pada materi bangun ruang balok pada siswa SMP/MTs kelas VIII. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research and Development. Kelayakan Media Pembelajaran dinilai oleh dua orang ahli materi dan ahli media, serta 13 siswa kelas VIII. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran matematika berbasis Adobe Flash CS3 yang dikembangkan bisa dikatakan sangat layak. Hal ini bisa dilihat dari hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan respon siswa mengenai tingkat kelayakan media berdasarkan kriteria/indikator yang telah ditentukan. Penilaian oleh: 1) ahli materi pada aspek kualitas instruksional memperoleh skor 79,17% dan aspek kualitas isi dan tujuan adalah 87,08% dengan kategori masing-masing sangat layak, 2) ahli media mencapai skor 82,81% yang termasuk dalam kategori sangat layak, dan 3) penilaian respon siswa memperoleh skor 83,83% yang termasuk kategori sangat layak. Proses pengembangan media pembelajaran matematika melalui tiga tahapan yaitu: 1) pendefinisian (define) berupa analisis kurikulum, analisis karakteristik peserta didik, analisis materi, dan merumuskan tujuan, 2) perancangan (design) berupa menyusun materi, menyusun kisi-kisi instrumen penilaian kelayakan media, serta membuat media pembelajaran, dan 3) pengembangan (development) berupa validasi yang dilakukan oleh sejumlah validator dan siswa dengan menyerahkan angket untuk mengetahui penilaian media pembelajaran yang dikembangkan.","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130116362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-18DOI: 10.20527/EDUMAT.V6I1.5123
Asdini Sari, P. Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat membina karakter mandiri dan komunikatif siswa serta memperbaiki hasil belajar siswa di kelas X Tata Niaga SMKN 1 Banjarmasin. Penelitian ini dirancang dengan metode kuasi eksperimen, desain penelitian equivalent time series sebanyak enam pertemuan. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X jurusan Tata Niaga SMKN 1 Banjarmasin, dengan sampelnya adalah siswa kelas X A. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan tes. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat membina karakter mandiri dan komunikatif siswa serta memperbaiki hasil belajar siswa. Kata Kunci: GI, mandiri, komunikatif
{"title":"Penerapan Model GI dalam Pembelajaran Matematika untuk Membina Karakter Mandiri dan Komunikatif","authors":"Asdini Sari, P. Sari","doi":"10.20527/EDUMAT.V6I1.5123","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/EDUMAT.V6I1.5123","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat membina karakter mandiri dan komunikatif siswa serta memperbaiki hasil belajar siswa di kelas X Tata Niaga SMKN 1 Banjarmasin. Penelitian ini dirancang dengan metode kuasi eksperimen, desain penelitian equivalent time series sebanyak enam pertemuan. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X jurusan Tata Niaga SMKN 1 Banjarmasin, dengan sampelnya adalah siswa kelas X A. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan tes. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat membina karakter mandiri dan komunikatif siswa serta memperbaiki hasil belajar siswa. Kata Kunci: GI, mandiri, komunikatif","PeriodicalId":340171,"journal":{"name":"EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124673050","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}