Pub Date : 2023-11-06DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3288
Andi Fadhilla, I. Y. Hizqiyah, Cartono Cartono
Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri dan dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba. Tanaman kemangi mempunyai senyawa yang dapat memortalitas hama putih dalam jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas ekstrak batang kemangi terhadap mortalitas hama putih pada tanaman hias bunga asoka (Ixora coccinea L.). Tanaman asoka (Ixora coccinea L.) merupakan tanaman hias yang cukup popular dikalangan penghobi tanaman hias, namun banyak juga tanaman asoka ini teradapat hama putih. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) yang akan dilakukan di Laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Biologi Universitas Pasundan. Pada penelitian ini jenis konsentrasi perlakuan yang digunakan yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% (kontrol) dengan pengulangan masing-masing 4 pengulangan. Pengulangan dilakuan selama 24 jam. Hasil penelitian yang paling efektif yaitu pada konsentrasi 50% dengan rata-rata mortalitas hama putih (Bemisia tabaci) yaitu 93%, sedangkan untuk mendapatkan respon biologis 50% kematian dari jumlah total sampel yang diperlukan konsentrasi ekstrak batang kemangi pada konsentrasi 30%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak batang kemangi efektif dalam mmembunuh hama putih Bemisia tabaci.Kata kunci: Efektivitas, Ekstrak Batang Kemangi, Pestisida Nabati, Mortalitas, Hama Putih
{"title":"Efektivitas Ekstrak Batang Kemangi (Ocimum basilicum L.) Terhadap Mortalitas Hama Putih (Bemisia tabaci) Tanaman Hias Bunga Asoka (Ixora coccinea L.)","authors":"Andi Fadhilla, I. Y. Hizqiyah, Cartono Cartono","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3288","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3288","url":null,"abstract":"Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung minyak atsiri dan dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba. Tanaman kemangi mempunyai senyawa yang dapat memortalitas hama putih dalam jumlah banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas ekstrak batang kemangi terhadap mortalitas hama putih pada tanaman hias bunga asoka (Ixora coccinea L.). Tanaman asoka (Ixora coccinea L.) merupakan tanaman hias yang cukup popular dikalangan penghobi tanaman hias, namun banyak juga tanaman asoka ini teradapat hama putih. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) yang akan dilakukan di Laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Biologi Universitas Pasundan. Pada penelitian ini jenis konsentrasi perlakuan yang digunakan yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% (kontrol) dengan pengulangan masing-masing 4 pengulangan. Pengulangan dilakuan selama 24 jam. Hasil penelitian yang paling efektif yaitu pada konsentrasi 50% dengan rata-rata mortalitas hama putih (Bemisia tabaci) yaitu 93%, sedangkan untuk mendapatkan respon biologis 50% kematian dari jumlah total sampel yang diperlukan konsentrasi ekstrak batang kemangi pada konsentrasi 30%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak batang kemangi efektif dalam mmembunuh hama putih Bemisia tabaci.Kata kunci: Efektivitas, Ekstrak Batang Kemangi, Pestisida Nabati, Mortalitas, Hama Putih","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139288068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This land suitability evaluation is basically used to determine the level of suitability of a plot of land for a particular use. Kuala Behe Village currently has quite good potential in developing large areas of community oil palm plantations. The aim of this research is to analyze several soil physical properties of oil palm plants in Kuala Behe Village, Kuala Behe District, Landak Regency and provide management recommendations. The method used in this research is land surveying and mapping. The research begins with a preliminary survey of the research location, then continues with making a map of observation points determined based on the distribution of land unit maps obtained from the overlay or overlap of administrative maps, slope class maps and soil type maps with reference to the physiographic survey method. The research location has an area of 120 ha consisting of 6 land units, then continued with carrying out activities in the field (observing the physical properties of the soil and taking soil samples according to the coordinate points that have been obtained). The analysis results showed that the dominant texture was clay with a medium texture class, the effective depth of the soil was included in the deep criteria, had good drainage, very deep sulfidic hazards, light erosion and no threat of flooding. The research location has 2 types of soil, namely Typic Dystrudepts and Fluventic Dystrudepts which are classified into 6 land units, namely land units with a total area of approximately 120 ha. Improvement efforts can be made by constructing drainage channels, constructing contour terraces and planting ground cover plants.
{"title":"Analisis Beberapa Sifat Fisik Tanah Pada Tanaman Kelapa Sawit Di Desa Kuala Behe Kecamatan Kuala Behe Kabupaten Landak","authors":"Leony Agustine, Rini Hazriani, Yaris muhamad iqbal","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3441","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3441","url":null,"abstract":"This land suitability evaluation is basically used to determine the level of suitability of a plot of land for a particular use. Kuala Behe Village currently has quite good potential in developing large areas of community oil palm plantations. The aim of this research is to analyze several soil physical properties of oil palm plants in Kuala Behe Village, Kuala Behe District, Landak Regency and provide management recommendations. The method used in this research is land surveying and mapping. The research begins with a preliminary survey of the research location, then continues with making a map of observation points determined based on the distribution of land unit maps obtained from the overlay or overlap of administrative maps, slope class maps and soil type maps with reference to the physiographic survey method. The research location has an area of 120 ha consisting of 6 land units, then continued with carrying out activities in the field (observing the physical properties of the soil and taking soil samples according to the coordinate points that have been obtained). The analysis results showed that the dominant texture was clay with a medium texture class, the effective depth of the soil was included in the deep criteria, had good drainage, very deep sulfidic hazards, light erosion and no threat of flooding. The research location has 2 types of soil, namely Typic Dystrudepts and Fluventic Dystrudepts which are classified into 6 land units, namely land units with a total area of approximately 120 ha. Improvement efforts can be made by constructing drainage channels, constructing contour terraces and planting ground cover plants.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139308359","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-31DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3624
M. Arifin, Irvan Subandar
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh dari jenis pupuk kandang dan Trichoderma sp. sebagai bioaktivator terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir.). Penelitian ini dilakukan di Desa Tanah Bara, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil dimulai dari bulan Agustus sampai November 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor jenis pupuk kandang terdiri dari 3 taraf yaitu pupuk kandang sapi, pupuk ayam dan pupuk kandang kambing. Faktor Trichoderma sp. yang terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa perlakuan Trichoderma sp. dan menggunakan Trichoderma sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pengaruh jenis pupuk kandang pada parameter tinggi tanaman dan berat basah terbaik dijumpai pada perlakuan K1 (pupuk kandang sapi), sedangkan panjang daun, jumlah daun, dan panjang akar terbaik dijumpai pada perlakuan K2 (pupuk kandang kambing). Pengaruh Trichoderma sp. pada seluruh parameter pengamatan terbaik pada perlakuan T1 (dengan Trichoderma sp.). Tidak terdapat interaksi di antara jenis pupuk kandang dan Trichoderma sp.
{"title":"Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Trichoderma sp. Sebagai Bioaktivator Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.)","authors":"M. Arifin, Irvan Subandar","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3624","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3624","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh dari jenis pupuk kandang dan Trichoderma sp. sebagai bioaktivator terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir.). Penelitian ini dilakukan di Desa Tanah Bara, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil dimulai dari bulan Agustus sampai November 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor jenis pupuk kandang terdiri dari 3 taraf yaitu pupuk kandang sapi, pupuk ayam dan pupuk kandang kambing. Faktor Trichoderma sp. yang terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa perlakuan Trichoderma sp. dan menggunakan Trichoderma sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pengaruh jenis pupuk kandang pada parameter tinggi tanaman dan berat basah terbaik dijumpai pada perlakuan K1 (pupuk kandang sapi), sedangkan panjang daun, jumlah daun, dan panjang akar terbaik dijumpai pada perlakuan K2 (pupuk kandang kambing). Pengaruh Trichoderma sp. pada seluruh parameter pengamatan terbaik pada perlakuan T1 (dengan Trichoderma sp.). Tidak terdapat interaksi di antara jenis pupuk kandang dan Trichoderma sp.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"231 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139307782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-24DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3594
Desi Ratna Sari, Nana Ariska, Hendri Sahputra
Beragamnya hasil produksi dan kualitas buah alpukat dapat diperbaiki dengan metode penyambungan. Penyambungan merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berbagai panjang entres terhadap keberhasilan penyambungan tanaman alpukat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan panjang entres, yaitu 3 cm, 6 cm, 9 cm, 12 cm, dan 15 cm. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali dan setiap perlakuan terdiri atas lima tanaman; sehingga jumlah totalnya sebanyak 125 tanaman. Pengamatan dilakukan pada perubahan persentase sambung hidup, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, dan diameter batang atas. Berbagai panjang entres tidak memberikan pengaruh yang nyata pada perubahan persentase sambung hidup, panjang tunas terpanjang, jumlah daun, dan diameter batang atas tetapi berpengaruh nyata pada peubah jumlah tunas. Perlakuan P5 cm memberikan hasil tertinggi untuk jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun dan diameter batang atas, sedangkan untuk persentase hidup perlakuan 4 cm, memberikan hasil tertinggi yaitu 100%. Perlakuan P1 cm adalah perlakuan yang memberikan pengaruh yang rendah pada persentase sambung hidup (yaitu 96%), perubahan jumlah tunas, panjang tunas, serta diameter batang atas pada berbagai umur tanaman alpukat.
{"title":"Pengaruh Panjang Entres terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Alpukat (Persea americana Mill)","authors":"Desi Ratna Sari, Nana Ariska, Hendri Sahputra","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3594","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3594","url":null,"abstract":"Beragamnya hasil produksi dan kualitas buah alpukat dapat diperbaiki dengan metode penyambungan. Penyambungan merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berbagai panjang entres terhadap keberhasilan penyambungan tanaman alpukat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan panjang entres, yaitu 3 cm, 6 cm, 9 cm, 12 cm, dan 15 cm. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali dan setiap perlakuan terdiri atas lima tanaman; sehingga jumlah totalnya sebanyak 125 tanaman. Pengamatan dilakukan pada perubahan persentase sambung hidup, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, dan diameter batang atas. Berbagai panjang entres tidak memberikan pengaruh yang nyata pada perubahan persentase sambung hidup, panjang tunas terpanjang, jumlah daun, dan diameter batang atas tetapi berpengaruh nyata pada peubah jumlah tunas. Perlakuan P5 cm memberikan hasil tertinggi untuk jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun dan diameter batang atas, sedangkan untuk persentase hidup perlakuan 4 cm, memberikan hasil tertinggi yaitu 100%. Perlakuan P1 cm adalah perlakuan yang memberikan pengaruh yang rendah pada persentase sambung hidup (yaitu 96%), perubahan jumlah tunas, panjang tunas, serta diameter batang atas pada berbagai umur tanaman alpukat.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139314484","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-24DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3595
Rauzatul Ulfa, Amda Resdiar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Trichoderma sp. terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.). Penelitian ini dilaksanakan di desa Babul Makmur, Kecamatan Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue, provinsi Aceh. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih sawi, pupuk kandang, dan Trichoderma sp. Alat yang digunakan antara lain cangkul, sekop, garu, kamera, penggaris, timbangan, alat tulis, ember, papan nama. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial terdiri atas 4 perlakuan di ulang sebanyak 3 kali. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil tanaman sawi adalah dengan memenuhi unsur hara bagi tanaman melalui pemupukan organik seperti jamur Trichoderma sp. Hasil penelitian membuktikan bahwa perlakuan dosis Trichoderma sp. berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 7 HST dan 21 HST, berpengaruh terhadap panjang daun umur 21 HST dan berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi. Namun perlakuan dosis Trichoderma sp. tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 14 HST, tidak berpengaruh terhadap panjang daun umur 7 HST dan 14, dan tidak berpengaruh terhadap seluruh perlakuan jumlah daun pada umur 7 HST, 14 HST, 21 HST.
{"title":"Implementasi Trichoderma sp. terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)","authors":"Rauzatul Ulfa, Amda Resdiar","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3595","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3595","url":null,"abstract":"<div class=\"WordSection1\"><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi <em>Trichoderma </em>sp. terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi <strong>(</strong><em>Brassica juncea L.)</em>. Penelitian ini dilaksanakan di desa Babul Makmur, Kecamatan Simeulue Barat, Kabupaten Simeulue, provinsi Aceh. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih sawi, pupuk kandang, dan <em>Trichoderma</em> sp. Alat yang digunakan antara lain cangkul, sekop, garu, kamera, penggaris, timbangan, alat tulis, ember, papan nama. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial terdiri atas 4 perlakuan di ulang sebanyak 3 kali. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil tanaman sawi adalah dengan memenuhi unsur hara bagi tanaman melalui pemupukan organik seperti jamur <em>Trichoderma </em>sp. Hasil penelitian membuktikan bahwa perlakuan dosis <em>Trichoderma</em> sp. berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 7 HST dan 21 HST, berpengaruh terhadap panjang daun umur 21 HST dan berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi. Namun perlakuan dosis <em>Trichoderma</em> sp. tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 14 HST, tidak berpengaruh terhadap panjang daun umur 7 HST dan 14, dan tidak berpengaruh terhadap seluruh perlakuan jumlah daun pada umur 7 HST, 14 HST, 21 HST.</p><p><strong>Kata kunci:</strong><em> Trichoderma sp.,</em>sawi, pertumbuhan</p></div>","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139314577","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-24DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3599
N. Fajri, Irvan Subandar, Dewi Junita, H. Saputra
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kerusakan tanaman naga akibat serangan penyakit. Penelitian dilakukan di UPTD BBHTPP DISTANBUN ACEH, Lembah seulawah Aceh besar. Penelitian dimulai bulan Febuari hingga bulan Mei 2022. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dilakukan secara sengaja pada tanaman yang tampak memiliki ciri-ciri yang sesuai untuk keperluan analisis dengan menetapkan beberapa sampel pada areal tanaman buah naga yang dilaksanakan sebanyak 5 blok. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kejadian penyakit busuk batang pada tanaman buah naga tertinggi yaitu 79.16% dan yang terendah 20,83% sedangkan keparahan penyakit yang tertinggi yaitu 30,00%. yang terendah 5.00%. Kejadian penyakit kanker batang pada tanaman naga tertinggi yaitu 58,33% dan yang terendah 0% sedangkan keparahan penyakit yang tertinggi yaitu 20,00% dan yang rendah 0%.Kata kunci : Busuk Batang, Kanker Batang, Buah Naga
{"title":"Potensi Kerusakan Tanaman Naga akibat Serangan Penyakit di UPTD BBHTPP DISTANBUN Aceh","authors":"N. Fajri, Irvan Subandar, Dewi Junita, H. Saputra","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3599","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3599","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kerusakan tanaman naga akibat serangan penyakit. Penelitian dilakukan di UPTD BBHTPP DISTANBUN ACEH, Lembah seulawah Aceh besar. Penelitian dimulai bulan Febuari hingga bulan Mei 2022. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dilakukan secara sengaja pada tanaman yang tampak memiliki ciri-ciri yang sesuai untuk keperluan analisis dengan menetapkan beberapa sampel pada areal tanaman buah naga yang dilaksanakan sebanyak 5 blok. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kejadian penyakit busuk batang pada tanaman buah naga tertinggi yaitu 79.16% dan yang terendah 20,83% sedangkan keparahan penyakit yang tertinggi yaitu 30,00%. yang terendah 5.00%. Kejadian penyakit kanker batang pada tanaman naga tertinggi yaitu 58,33% dan yang terendah 0% sedangkan keparahan penyakit yang tertinggi yaitu 20,00% dan yang rendah 0%.Kata kunci : Busuk Batang, Kanker Batang, Buah Naga","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"179 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139314537","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-23DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3592
Jarisma Yusnidar, Dewi Fitria, Maulidil Fajri
Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi, maka perlu memanfaatkan penggunaan pupuk organik limbah kulit kopi dan air cucian gabah kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik limbah kulit kopi dan air cucian gabah kopi terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Mei 2022 di Desa Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah limbah kulit kopi yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu, K0= kontrol, K1= 50 g, K2= 100 g, K3= 150 g dan faktor kedua adalah air cucian gabah kopi terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu, C1= 100 ml, C2= 150 ml, C3= 200 ml. Hasil penenlitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik limbah kopi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur 2 dan 4 MST dan berpengaruh sangat nyata pada umur 6, 8, 10 dan 12 MST. Sedangkan air cucian gabah kopi berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun pada umur 2 MST. Perlakuan air cucian gabah kopi dengan perlakuan dosis sebanyak 200 ml merupakan perlakuan terbaik.
{"title":"Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Limbah Kulit Kopi dan Air Cucian Gabah Kopi terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Kopi (Coffea arabica L.)","authors":"Jarisma Yusnidar, Dewi Fitria, Maulidil Fajri","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3592","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3592","url":null,"abstract":"Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi, maka perlu memanfaatkan penggunaan pupuk organik limbah kulit kopi dan air cucian gabah kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik limbah kulit kopi dan air cucian gabah kopi terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Mei 2022 di Desa Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah limbah kulit kopi yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu, K0= kontrol, K1= 50 g, K2= 100 g, K3= 150 g dan faktor kedua adalah air cucian gabah kopi terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu, C1= 100 ml, C2= 150 ml, C3= 200 ml. Hasil penenlitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik limbah kopi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur 2 dan 4 MST dan berpengaruh sangat nyata pada umur 6, 8, 10 dan 12 MST. Sedangkan air cucian gabah kopi berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun pada umur 2 MST. Perlakuan air cucian gabah kopi dengan perlakuan dosis sebanyak 200 ml merupakan perlakuan terbaik.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139315215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman bawang merah merupakan tanaman semusim, bawang merah digunakan sebagai rempah-rempah yang digunakan setiap hari sehinga kebutuhan akan bawang merah meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Aplikasi Pemberian Pemberian Pupuk NPK dan pupuk Organik Cair Enceng Gondok terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonium L). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor yaitu faktor pertama pemberian pupuk NPK dengan 3 taraf N : 5 g/tanaman , N : 10 g/tanaman dan 15 g/tanaman. Faktor pemberian POC Enceng Gondok (E) dengan 4 taraf : E0 : ml/tanaman, E1: 250 ml/tanaman, E2 : 350 ml/tanaman, dan E3 : 450 ml/tanaman. Parameter yang diamati Tinggi tanaman,jumlah anakan, berat basah umbi bawang merah per plot. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK pada tanaman bawang merah berpengaruh terhadap parameter berat basah umbi bawang merah per plot pada perlakuan 15g/tanaman yaitu 54,02 g/tanaman sedangkan pemberian enceng gondok pada tanaman bawang merah berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 8 Minggu Setelah Tanam yaitu 35,42 cm dan jumlah anakan 10,22 anakan. Tidak ada interaksi aplikasi pemberian NPK dan pupuk organik cair enceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.
{"title":"Aplikasi Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Organik Cair Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonium L)","authors":"Fitria Fitria, Hadriman Khair, Muhammad Alqamari, Mukhtar Yusuf, Fitra Syawal Harahap","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3415","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3415","url":null,"abstract":"Tanaman bawang merah merupakan tanaman semusim, bawang merah digunakan sebagai rempah-rempah yang digunakan setiap hari sehinga kebutuhan akan bawang merah meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Aplikasi Pemberian Pemberian Pupuk NPK dan pupuk Organik Cair Enceng Gondok terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonium L). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor yaitu faktor pertama pemberian pupuk NPK dengan 3 taraf N : 5 g/tanaman , N : 10 g/tanaman dan 15 g/tanaman. Faktor pemberian POC Enceng Gondok (E) dengan 4 taraf : E0 : ml/tanaman, E1: 250 ml/tanaman, E2 : 350 ml/tanaman, dan E3 : 450 ml/tanaman. Parameter yang diamati Tinggi tanaman,jumlah anakan, berat basah umbi bawang merah per plot. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK pada tanaman bawang merah berpengaruh terhadap parameter berat basah umbi bawang merah per plot pada perlakuan 15g/tanaman yaitu 54,02 g/tanaman sedangkan pemberian enceng gondok pada tanaman bawang merah berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 8 Minggu Setelah Tanam yaitu 35,42 cm dan jumlah anakan 10,22 anakan. Tidak ada interaksi aplikasi pemberian NPK dan pupuk organik cair enceng gondok terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"240 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139315438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-23DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3451
Tamara Maulinadia, Muhammad Afrillah, Chairudin Chairudin
Rotasi panen, angka kerapatan panen, manajemen tenaga panen, dan produktifitas panen merupakan aspek penting dalam kegiatan panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Angka Kerapatan Panen Dan Sistem Rotasi Panen Dengan Produk Tifitas Kelapa Sawit Di PT.Agro Sinergi Nusantara. Penelitian ini dilaksanakan di PT.Agro Sinergi Nusantara Kebun Batee puteh pada bulan April 2022. Adapun pengamatan yang dilakukan ialah Rotasi panen, angka kerapatan panen, manajemen tenaga panen, dan produktivitas panen yang merupakan aspek penting dalam kegiatan pemanenan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, nilai AKP estimasi dengan realisasi tidak berbeda nyata. Nilai AKP diperoleh hasil yang baik dengan selisih 8%.dari hasil pengamatan di peroleh rotasi panen sudah sangat tinggi dengan jumlah rotasi panen 5/7.Kata kunci : Kelapa Sawit, Angka Kerapatan Panen, Rotasi Panen,manajemen pemanenan
{"title":"Hubungan Angka Kerapatan Panen dan Sistem Rotasi Panen Dengan Produktifitas Kelapa Sawit di PT. Agro Sinergi Nusantara Kebun Batee Puteh","authors":"Tamara Maulinadia, Muhammad Afrillah, Chairudin Chairudin","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3451","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3451","url":null,"abstract":"Rotasi panen, angka kerapatan panen, manajemen tenaga panen, dan produktifitas panen merupakan aspek penting dalam kegiatan panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Angka Kerapatan Panen Dan Sistem Rotasi Panen Dengan Produk Tifitas Kelapa Sawit Di PT.Agro Sinergi Nusantara. Penelitian ini dilaksanakan di PT.Agro Sinergi Nusantara Kebun Batee puteh pada bulan April 2022. Adapun pengamatan yang dilakukan ialah Rotasi panen, angka kerapatan panen, manajemen tenaga panen, dan produktivitas panen yang merupakan aspek penting dalam kegiatan pemanenan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, nilai AKP estimasi dengan realisasi tidak berbeda nyata. Nilai AKP diperoleh hasil yang baik dengan selisih 8%.dari hasil pengamatan di peroleh rotasi panen sudah sangat tinggi dengan jumlah rotasi panen 5/7.Kata kunci : Kelapa Sawit, Angka Kerapatan Panen, Rotasi Panen,manajemen pemanenan","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139315047","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-22DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3587
Asnita Asnita, Amda Resdiar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan metode pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays). Penelitian ini dilaksanakan di UPTD BBHTPP DISTANBUN ACEH Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2022 sampai dengan Mei 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dengan 2 faktor, 3 repetisi dengan 27 kombinasi. Perlakuan yang diteliti adalah faktor pertama jarak tanam yang meliputi jarak tanam 70X30 (J1), jarak tanam 70X40 (J2), jarak tanam 70X50 (J3). Faktor kedua adalah cara pengendalian gulma yaitu: penggunaan herbisida selektif Kayabas (M1), penggunaan herbisida non selektif Joxone (M2) dan tanpa kontrol (M0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan gulma maupun tanaman jagung, namun berpengaruh nyata terhadap komponen hasil terutama bobot tongkol yang meliputi panjang dan diameter. Jarak jarang 70 x 40 cm menghasilkan bobot tongkol 133,11g. Namun hasil total per ha tertinggi dicapai pada jarak tanam 70 x 30 cm dengan hasil Jagung pipilan kering sebesar 3318,84 kg/ha, sedangkan untuk jarak tanam 70 x 40 cm menghasilkan 2531,97 kg/ha. Penyemprotan herbisida dapat menekan pertumbuhan gulma dan merangsang pertumbuhan tanaman jagung, herbisida selektif Kayabas (M1) cukup efektif menekan gulma dan menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung serta hasil biji pipilan kering yang tinggi yaitu 3321,33 kg/ha. Kata Kunci : Jarak tanam, pengendalian gulma, jagung (zea mays)
{"title":"Pengaruh Jarak Tanam dan Metode Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays","authors":"Asnita Asnita, Amda Resdiar","doi":"10.31941/biofarm.v19i2.3587","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i2.3587","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan metode pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays). Penelitian ini dilaksanakan di UPTD BBHTPP DISTANBUN ACEH Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2022 sampai dengan Mei 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dengan 2 faktor, 3 repetisi dengan 27 kombinasi. Perlakuan yang diteliti adalah faktor pertama jarak tanam yang meliputi jarak tanam 70X30 (J1), jarak tanam 70X40 (J2), jarak tanam 70X50 (J3). Faktor kedua adalah cara pengendalian gulma yaitu: penggunaan herbisida selektif Kayabas (M1), penggunaan herbisida non selektif Joxone (M2) dan tanpa kontrol (M0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan gulma maupun tanaman jagung, namun berpengaruh nyata terhadap komponen hasil terutama bobot tongkol yang meliputi panjang dan diameter. Jarak jarang 70 x 40 cm menghasilkan bobot tongkol 133,11g. Namun hasil total per ha tertinggi dicapai pada jarak tanam 70 x 30 cm dengan hasil Jagung pipilan kering sebesar 3318,84 kg/ha, sedangkan untuk jarak tanam 70 x 40 cm menghasilkan 2531,97 kg/ha. Penyemprotan herbisida dapat menekan pertumbuhan gulma dan merangsang pertumbuhan tanaman jagung, herbisida selektif Kayabas (M1) cukup efektif menekan gulma dan menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung serta hasil biji pipilan kering yang tinggi yaitu 3321,33 kg/ha. Kata Kunci : Jarak tanam, pengendalian gulma, jagung (zea mays)","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139315632","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}