Pub Date : 2021-05-27DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1435
Saktiyono Sigit Tri Pamungkas, Dina Evandani
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah pabrik gula sebagai penambah unsur hara pada pembibitan bud set tebu (saccharum officinarum l.) Varietas ps 881 di tanah pasiran. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua factor. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk cair molase dengan dosis yang digunakan yaitu M0 untuk perlakuan kontrol, M1 dengan pemberian POC 40%, M2 dengan pemberian POC 60%, M3 dengan pemberian POC 80%, dan M4 dengan pemberian POC 100%. Faktor kedua media pasir dengan kompos ampas tebu yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu : P0 (Kontrol Tanah), P1 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 20 %), P2 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 40 %), P3 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 60 %),dan P4 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 80 %). Dari kedua faktor tersebut diperoleh 25 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdiri atas 75unit percobaan. Perlakuan ditanam di dalam satuan polybag ukuran 22 x 25 cm. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan pH tanah. Analisis data menggunakan sidik ragam (anova) dengan signifikan 5%, jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (DMRT). Hasil penelitian menujukkan tidak terjadi interaksi nyata antara pemberian POC molasse dan media campur pasir dengan kompos ampas tebu pada variable pertumbuhan yang diamati, POC molasse hanya memberikan pengaruh terhadap diameter batang dengan konsentrasi 40%/polybag (M1) dan pemberian pupuk kompos ampas tebu tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan pH tanah.Kata kunci : tebu, molase,ampas tebu
{"title":"Pemanfaatan Limbah Cair dan Padat Pabrik Gula Sebagai Penambah Unsur Hara pada Tanah Pasiran di Pembibitan Tebu (Saccharum officinarum L.)","authors":"Saktiyono Sigit Tri Pamungkas, Dina Evandani","doi":"10.31941/biofarm.v17i1.1435","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i1.1435","url":null,"abstract":"Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah pabrik gula sebagai penambah unsur hara pada pembibitan bud set tebu (saccharum officinarum l.) Varietas ps 881 di tanah pasiran. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua factor. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk cair molase dengan dosis yang digunakan yaitu M0 untuk perlakuan kontrol, M1 dengan pemberian POC 40%, M2 dengan pemberian POC 60%, M3 dengan pemberian POC 80%, dan M4 dengan pemberian POC 100%. Faktor kedua media pasir dengan kompos ampas tebu yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu : P0 (Kontrol Tanah), P1 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 20 %), P2 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 40 %), P3 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 60 %),dan P4 (tanah pasiran + pupuk ampas tebu 80 %). Dari kedua faktor tersebut diperoleh 25 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdiri atas 75unit percobaan. Perlakuan ditanam di dalam satuan polybag ukuran 22 x 25 cm. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan pH tanah. Analisis data menggunakan sidik ragam (anova) dengan signifikan 5%, jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (DMRT). Hasil penelitian menujukkan tidak terjadi interaksi nyata antara pemberian POC molasse dan media campur pasir dengan kompos ampas tebu pada variable pertumbuhan yang diamati, POC molasse hanya memberikan pengaruh terhadap diameter batang dengan konsentrasi 40%/polybag (M1) dan pemberian pupuk kompos ampas tebu tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan pH tanah.Kata kunci : tebu, molase,ampas tebu","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128970966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-27DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1432
S. Suradi
Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala keluarga, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas. Percobaan ini dilaksanakan di Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara faktorial. Faktor pertama taraf konsentrasi giberelin (konsentrasi giberrelin 0 ppm = G0, konsentrasi giberelin 100 ppm = G1, konsentrasi giberrelin 200 ppm= G2, konsentrasi giberrelin300 ppm= G3). Faktor kedua adalah jenis klon karet (klon karet IRR 100 = K1, klon karet PB 260 = K2, klon karet BPM 24 = K3). Variabel yang diamati terdiri atas persentase berkecambah, kecepatan berkecambah, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, berat basah tanaman, berat basah akar, berat kering tanaman, dan panjang akar terpanjang, Data dianalisis menggunakan uji F dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT, kemudian dilanjut dengan uji kontras ortogonal.Kata kunci :, devisa, karet, non migas, klon karet, konsentrasi giberelin (GA₃),
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Giberelin (GA₃) Terhadap Perkecambahan Dan Pertumbuhan Beberapa Jenis Klon Karet (Havea brasiliensis L)","authors":"S. Suradi","doi":"10.31941/biofarm.v17i1.1432","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i1.1432","url":null,"abstract":"Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala keluarga, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas. Percobaan ini dilaksanakan di Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara faktorial. Faktor pertama taraf konsentrasi giberelin (konsentrasi giberrelin 0 ppm = G0, konsentrasi giberelin 100 ppm = G1, konsentrasi giberrelin 200 ppm= G2, konsentrasi giberrelin300 ppm= G3). Faktor kedua adalah jenis klon karet (klon karet IRR 100 = K1, klon karet PB 260 = K2, klon karet BPM 24 = K3). Variabel yang diamati terdiri atas persentase berkecambah, kecepatan berkecambah, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, berat basah tanaman, berat basah akar, berat kering tanaman, dan panjang akar terpanjang, Data dianalisis menggunakan uji F dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT, kemudian dilanjut dengan uji kontras ortogonal.Kata kunci :, devisa, karet, non migas, klon karet, konsentrasi giberelin (GA₃),","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133547449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-27DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1436
Nonny Nailah Hanum, Syakiroh Jazilah
Kale (Brassica oleracea var. Acephala) merupakan jenis sayur kelas dunia yang mempunyai nilai nutrisi, ekonomis dan prospek tinggi di Indonesia. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval pemberian POC Morinsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kale ini telah dilaksanakan di Desa Gombang Kempligi Kecamatan Wonotunggal, Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama konsentrasi POC Morinsa (0 ml/l, 25 ml/l, 50 ml/l, 75 ml/l), faktor kedua interval pemberian POC Morinsa ( 1 minggu sekali, 2 minggu sekali, 3 minggu sekali). Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi POC Morinsa berbeda sangat nyata pada semua variabel yang diamati. Konsentrasi POC Morinsa optimum adalah 50 ml/l. Hasil penelitian menunjukan bahwa Interval pemberian POC Morinsa berbeda sangat nyata pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun kemudian berbeda nyata pada variabel berat segar tanaman tanpa akar, berat segar brangkasan, berat segar daun , panjang akar terpanjang. Interval pemberian POC Morinsa terbaik adalah 2 minggu sekali. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi dan interval pemberian POC Morinsa terhadap variabel berat segar daun, berat segar tanaman tanpa akar, berat brangkasan dan berbeda nyata pada variabel jumlah daun. Interaksi terbaik dicapai pada kombinasi konsentrasi 50 ml/l dengan interval pemberian POC Morinsa 1 minggu sekaliKata kunci : interval pemberian POC Morinsa, kale, konsentrasi.
{"title":"Pengaruh Konsentrasi dan Interval Pemberian POC Morinsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kale (Brassica oleracea var. Acephala)","authors":"Nonny Nailah Hanum, Syakiroh Jazilah","doi":"10.31941/biofarm.v17i1.1436","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i1.1436","url":null,"abstract":"Kale (Brassica oleracea var. Acephala) merupakan jenis sayur kelas dunia yang mempunyai nilai nutrisi, ekonomis dan prospek tinggi di Indonesia. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval pemberian POC Morinsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kale ini telah dilaksanakan di Desa Gombang Kempligi Kecamatan Wonotunggal, Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama konsentrasi POC Morinsa (0 ml/l, 25 ml/l, 50 ml/l, 75 ml/l), faktor kedua interval pemberian POC Morinsa ( 1 minggu sekali, 2 minggu sekali, 3 minggu sekali). Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi POC Morinsa berbeda sangat nyata pada semua variabel yang diamati. Konsentrasi POC Morinsa optimum adalah 50 ml/l. Hasil penelitian menunjukan bahwa Interval pemberian POC Morinsa berbeda sangat nyata pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun kemudian berbeda nyata pada variabel berat segar tanaman tanpa akar, berat segar brangkasan, berat segar daun , panjang akar terpanjang. Interval pemberian POC Morinsa terbaik adalah 2 minggu sekali. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi dan interval pemberian POC Morinsa terhadap variabel berat segar daun, berat segar tanaman tanpa akar, berat brangkasan dan berbeda nyata pada variabel jumlah daun. Interaksi terbaik dicapai pada kombinasi konsentrasi 50 ml/l dengan interval pemberian POC Morinsa 1 minggu sekaliKata kunci : interval pemberian POC Morinsa, kale, konsentrasi.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132639153","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-22DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1098
Joko Santoso, Ubad Badrudin
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk lingkup internasional maupun Indonesia. Selain sebagai sumber devisa negara non-migas, karet juga menjadi sumber penghasilan hidup bagi banyak petani. Percobaan telah dilaksanakan di Desa Legokkalong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah RAK secara faktorial. Faktor pertama tingkat kemasakan benih (1 hari setelah jatuh dari pohon = J1, 3 hari setelah jatuh dari pohon = J2, 6 hari setelah jatuh dari pohon = J3), faktor kedua adalah macam media tanam (tanah = S1, tanah + kompos = S2, tanah + humus = S3, tanah + pupuk kandang sapi = S4). Variabel yang diamati meliputi kecepatan berkecambah, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, berat basah tanaman, berat basah akar, berat kering tanaman dan berat kering akar. Data dianalisis menggunakan uji F dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%, kemudian dilanjut dengan uji kontras ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemasakan benih berbeda sangat nyata pada variabel diameter batang dan jumlah daun, berbeda nyata pada variabel tinggi tanaman, sedangkan pada variabel lainnya berbeda tidak nyata. Tingkat kemasakan benih terbaik adalah 6 hari setelah jatuh dari pohon. Macam media tanam berbeda sangat nyata terhadap luas daun, panjang akar dan berbeda nyata pada variabel berat kering akar serta berbeda tidak nyata pada variabel lainnya. Macam media tanam terbaik adalah tanah + pupuk kandang sapi (S4). Tidak terdapat interaksi antara tingkat kemasakan benih dan macam media tanam pada semua variabel.Kata kunci : Karet, devisa, non migas, tingkat kemasakan benih, media tanam
{"title":"Pengaruh Tingkat Kemasakan Benih dan Macam Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Benih Karet (Hevea Brasiliensis L)","authors":"Joko Santoso, Ubad Badrudin","doi":"10.31941/biofarm.v15i1.1098","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i1.1098","url":null,"abstract":"Tanaman karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk lingkup internasional maupun Indonesia. Selain sebagai sumber devisa negara non-migas, karet juga menjadi sumber penghasilan hidup bagi banyak petani. Percobaan telah dilaksanakan di Desa Legokkalong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah RAK secara faktorial. Faktor pertama tingkat kemasakan benih (1 hari setelah jatuh dari pohon = J1, 3 hari setelah jatuh dari pohon = J2, 6 hari setelah jatuh dari pohon = J3), faktor kedua adalah macam media tanam (tanah = S1, tanah + kompos = S2, tanah + humus = S3, tanah + pupuk kandang sapi = S4). Variabel yang diamati meliputi kecepatan berkecambah, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, berat basah tanaman, berat basah akar, berat kering tanaman dan berat kering akar. Data dianalisis menggunakan uji F dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%, kemudian dilanjut dengan uji kontras ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemasakan benih berbeda sangat nyata pada variabel diameter batang dan jumlah daun, berbeda nyata pada variabel tinggi tanaman, sedangkan pada variabel lainnya berbeda tidak nyata. Tingkat kemasakan benih terbaik adalah 6 hari setelah jatuh dari pohon. Macam media tanam berbeda sangat nyata terhadap luas daun, panjang akar dan berbeda nyata pada variabel berat kering akar serta berbeda tidak nyata pada variabel lainnya. Macam media tanam terbaik adalah tanah + pupuk kandang sapi (S4). Tidak terdapat interaksi antara tingkat kemasakan benih dan macam media tanam pada semua variabel.Kata kunci : Karet, devisa, non migas, tingkat kemasakan benih, media tanam","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"114 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122541414","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-22DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1099
Agung Gumelar, Ari Handriatni
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Rootone F terhadap pertumbuhan stek beberapa klon melati.Telah dilaksanakan di Desa Kulu Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok (RAK) dengan an faktorial 4x3. Faktor pertama konsentrasi Rootone F yang terdiri atas 4 taraf, yaitu 0 ppm, 1000 ppm, 3000 ppm, dan 5000 ppm. Faktor kedua macam klon melati yang terdiri dari Melati Putih, Melati Gambir, Melati Emprit. Variabel yang di amati dalam percobaan ini yaitu : Persentase stek hidup, Kecepatan muncul tunas, Tinggi tanaman per tanaman, Jumlah daun per tanaman, Panjang akar terpanjang per tanaman, Jumlah akar per tanaman, Bobot basah tanaman, Bobot kering tanaman, Bobot basah akar per tanaman dan Bobot kering akar per tanaman. Konsentrasi Rootone F sangat berbeda nyata terhadap variabel kecepatan muncul tunas, tinggi tanaman pertanaman, panjang akar terpanjang, jumlah akar, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Konsentrasi Rootone F terbaik untuk pertumbuhan stek klon melati pada konsentrasi 3000 ppm (K2). Macam klon melati berbeda sangat nyata terhadap variabel kecepatan muncul tunas, tinggi tanaman pertanaman, panjang akar terpanjang, jumlah akar, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Macam klon terbaik adalah melati putih (M1).Terdapat interaksi antara konsentrasi Rootone F dan macam stek klon melati berbeda sangat nyata terhadap bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman, serta berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman. Interaksi terbaik didapat pada pupuk konsentrasi Rootone F K2 = 3000 ppm dan stek klon melati putih (K2M1). Kata Kunci : Pengaruh Rootone F , beberapa klon melati.
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Rootone F Terhadap Pertumbuhan Stek Beberapa Klon Melati (Jasminum spp)","authors":"Agung Gumelar, Ari Handriatni","doi":"10.31941/biofarm.v15i1.1099","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i1.1099","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Rootone F terhadap pertumbuhan stek beberapa klon melati.Telah dilaksanakan di Desa Kulu Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok (RAK) dengan an faktorial 4x3. Faktor pertama konsentrasi Rootone F yang terdiri atas 4 taraf, yaitu 0 ppm, 1000 ppm, 3000 ppm, dan 5000 ppm. Faktor kedua macam klon melati yang terdiri dari Melati Putih, Melati Gambir, Melati Emprit. Variabel yang di amati dalam percobaan ini yaitu : Persentase stek hidup, Kecepatan muncul tunas, Tinggi tanaman per tanaman, Jumlah daun per tanaman, Panjang akar terpanjang per tanaman, Jumlah akar per tanaman, Bobot basah tanaman, Bobot kering tanaman, Bobot basah akar per tanaman dan Bobot kering akar per tanaman. Konsentrasi Rootone F sangat berbeda nyata terhadap variabel kecepatan muncul tunas, tinggi tanaman pertanaman, panjang akar terpanjang, jumlah akar, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Konsentrasi Rootone F terbaik untuk pertumbuhan stek klon melati pada konsentrasi 3000 ppm (K2). Macam klon melati berbeda sangat nyata terhadap variabel kecepatan muncul tunas, tinggi tanaman pertanaman, panjang akar terpanjang, jumlah akar, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Macam klon terbaik adalah melati putih (M1).Terdapat interaksi antara konsentrasi Rootone F dan macam stek klon melati berbeda sangat nyata terhadap bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman, serta berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman. Interaksi terbaik didapat pada pupuk konsentrasi Rootone F K2 = 3000 ppm dan stek klon melati putih (K2M1). Kata Kunci : Pengaruh Rootone F , beberapa klon melati.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"6 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131751287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-22DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1103
Didik Kaerul Anam
Tanaman sukun (Artocarpus altilis) merupakan jenis tanaman serbaguna yang mempunyai nilai ekonomis karena menghasilkan buah dengan kandungan gizi yang tinggi .Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh macam zat pengatur tumbuh serta interaksinya terhadap pertumbuhan stek sukun. di Desa Kauman, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK. Faktor pertama macam ZPT dengan konsentrasi (Rootone-F 100 ppm, Air Kelapa 75%, Ekstrak Bawang Merah 75%), faktor kedua macam bahan stek (Akar, Pangkal, Tengah, Pucuk.). Variabel pengamatan meliputi, Persentase stek tumbuh, Saat keluar tunas, Tinggi tanaman, Jumlah daun, Luas daun terluas, Jumlah akar, Panjang akar terpanjang, Diameter batang. Bobot segar tanaman, dan Bobot kering tanamam Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam ZPT berbeda sangat nyata terhadap semua variable dan tidak nyata pada perlakuan presentase stek hidup dan luas daun terluas.Macam ZPT terbaik yaitu ZPT Rootone-F (M1) macam stek berpengaruh sangat nyata terhadap semua variable dan tidak nyata pada variable luas daun terluas. Bahan Stek terbaik yaitu bahan stek akar (S1). Interaksi antara macam ZPT dan bahan stek sukun berbeda sangat nyata terhadap berbeda sangat nyata antara macam zat pengatur tumbuh dengan macam bahan stek terhadap bobot kering tanaman, sedangkan berbeda nyata pada perlakuan tinggi tanaman,bobot segar tanaman serta tidak nyata pada perlakuan presentase stek hidup, saat keluar tunas, jumlah daun, luas daun terluas, jumlah akar, panjang akar terpanjang, diameter batang . Interaksi terbaik diperoleh pada ZPT Rootone-F konsentrasi 75% dan bahan stek akar (M1S1). Kata kunci : Sukun, macam ZPT, macam bahan stek
面包果(Artocarpus altilis)是一种多用途的、经济价值高的多用途植物,其目的是了解不同调节剂的生长和影响面包果的生长。在考曼村,干街,县。实验对象是架子。第一个集中的ZPT (rooton- f - 100 ppm,椰子汁75%,洋葱提取物75%)是两种牛排成分(根、根、中、芽)的第一个因素。观察变量包括:长茎、长茎、长茎、长茎、长茎、长茎、长茎、长茎、长茎、长茎、长茎。植物的新鲜重量和研究结果表明,各种各样的ZPT在生命最小的刺激和最大的叶子的治疗上是非常真实和不真实的。最好的ZPT是ZPT rooton- f (M1)螺柱对最宽的叶子中所有可变和不可变的影响是非常真实的。最好的炖菜是炖根。各样的ZPT之间的互动和面包果丁真的对不同材料之间的非常真实的各样的生长调节物质不同材料丁对干燥植物的重量,而植物的新鲜植物待遇高,重量以及百分比丁生活待遇上的不真实,出去的时候,芽叶,叶面积的数量,数量最大的根,根长最长,树干的直径。在ZPT rooton- f浓度为75%和stek根材料(M1S1)中获得了最佳相互作用。提示:面包果,一些ZPT,一些炖菜
{"title":"Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan Stek Terhadap Pertumbuhan Stek Sukun (Artocarpus altilis)","authors":"Didik Kaerul Anam","doi":"10.31941/biofarm.v15i1.1103","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i1.1103","url":null,"abstract":"Tanaman sukun (Artocarpus altilis) merupakan jenis tanaman serbaguna yang mempunyai nilai ekonomis karena menghasilkan buah dengan kandungan gizi yang tinggi .Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh macam zat pengatur tumbuh serta interaksinya terhadap pertumbuhan stek sukun. di Desa Kauman, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK. Faktor pertama macam ZPT dengan konsentrasi (Rootone-F 100 ppm, Air Kelapa 75%, Ekstrak Bawang Merah 75%), faktor kedua macam bahan stek (Akar, Pangkal, Tengah, Pucuk.). Variabel pengamatan meliputi, Persentase stek tumbuh, Saat keluar tunas, Tinggi tanaman, Jumlah daun, Luas daun terluas, Jumlah akar, Panjang akar terpanjang, Diameter batang. Bobot segar tanaman, dan Bobot kering tanamam Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam ZPT berbeda sangat nyata terhadap semua variable dan tidak nyata pada perlakuan presentase stek hidup dan luas daun terluas.Macam ZPT terbaik yaitu ZPT Rootone-F (M1) macam stek berpengaruh sangat nyata terhadap semua variable dan tidak nyata pada variable luas daun terluas. Bahan Stek terbaik yaitu bahan stek akar (S1). Interaksi antara macam ZPT dan bahan stek sukun berbeda sangat nyata terhadap berbeda sangat nyata antara macam zat pengatur tumbuh dengan macam bahan stek terhadap bobot kering tanaman, sedangkan berbeda nyata pada perlakuan tinggi tanaman,bobot segar tanaman serta tidak nyata pada perlakuan presentase stek hidup, saat keluar tunas, jumlah daun, luas daun terluas, jumlah akar, panjang akar terpanjang, diameter batang . Interaksi terbaik diperoleh pada ZPT Rootone-F konsentrasi 75% dan bahan stek akar (M1S1). Kata kunci : Sukun, macam ZPT, macam bahan stek","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133247852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-22DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1100
R. Saraswati
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman dan di persemaian desa Bantarbolang Kab. Pemalang. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Berkelompok. Variabel yang diamati adalah jumlah koloni bakteri yang tumbuh dalam formula mikroenkapsulasi, jumlah spora yang berkecambah dan jumlah semai yang menunjukkan gejala penyakit karat tumor. Hasil penelitiannya adalah ukuran butiran mikroenkapsulan bakteri B211 dan B209 adalah 0,05 – 0,1 mm, bakteri B211 di dalam formula mikroenkapsulan dapat bertahan selama 4 minggu dan mikroenkapsulan B209 bertahan hidup selama 5 minggu, daya hidupnya menurun dengan rata-rata koloni pada minggu keempat pengamatan adalah B211 7,79.106 cfu/g formula dan B209 10,01.106 cfu/g formula, B. subtilis dapat menghambat perkecambahan spora jamur U. tepperianum yang menyebabkan penyakit karat tumor pada sengon, isolat B211 menghambat perkecambahan 100% dan B209 konsentrasi 1 gL-1 menghambat 93% sedangkan konsentrasi 2 gL-1 menghambat 87,53%, masa inkubasi tercepat adalah 30 hari dan intensitas gejala penyakit rata-rata sebesar 1,2%. Perlakuan dengan pemberian isolat B211 maupun B209 tidak berpengaruh nyata pada munculnya gejala penyakit.Kata kunci: penyakit karat tumor, spora, mikroenkapsulan
{"title":"Pengendalian Penyakit Karat Tumor pada Semaian Sengon dengan Bacillus subtilis Formula Mikroenkapsulasi","authors":"R. Saraswati","doi":"10.31941/biofarm.v15i1.1100","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i1.1100","url":null,"abstract":"Penelitian dilaksanakan di laboratorium Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman dan di persemaian desa Bantarbolang Kab. Pemalang. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Berkelompok. Variabel yang diamati adalah jumlah koloni bakteri yang tumbuh dalam formula mikroenkapsulasi, jumlah spora yang berkecambah dan jumlah semai yang menunjukkan gejala penyakit karat tumor. Hasil penelitiannya adalah ukuran butiran mikroenkapsulan bakteri B211 dan B209 adalah 0,05 – 0,1 mm, bakteri B211 di dalam formula mikroenkapsulan dapat bertahan selama 4 minggu dan mikroenkapsulan B209 bertahan hidup selama 5 minggu, daya hidupnya menurun dengan rata-rata koloni pada minggu keempat pengamatan adalah B211 7,79.106 cfu/g formula dan B209 10,01.106 cfu/g formula, B. subtilis dapat menghambat perkecambahan spora jamur U. tepperianum yang menyebabkan penyakit karat tumor pada sengon, isolat B211 menghambat perkecambahan 100% dan B209 konsentrasi 1 gL-1 menghambat 93% sedangkan konsentrasi 2 gL-1 menghambat 87,53%, masa inkubasi tercepat adalah 30 hari dan intensitas gejala penyakit rata-rata sebesar 1,2%. Perlakuan dengan pemberian isolat B211 maupun B209 tidak berpengaruh nyata pada munculnya gejala penyakit.Kata kunci: penyakit karat tumor, spora, mikroenkapsulan","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131035618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-22DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1101
Salsabila Ilma Rohma, Syakiroh Jazilah
Mawar (Rosa sp) merupakan salah satu bunga yang paling banyak diminati masyarakat karena penampilannya yang cantik dan indah serta aromanya yang harum dan khas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Stek Mawar (Rosa sp). Telah dilaksanakan di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Faktor pertama Konsentrasi Rootone F (Tanpa Rootone F, 500 ppm, 1000 ppm dan 1500 ppm), Faktor kedua Lama Perendaman 1 Jam, 2 Jam dan 3 Jam). Variabel pengamatan meliputi kecepatan tumbuh tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, bobot basah akar, bobot kering akar, persentase stek hidup, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Rootone F berbeda sangat nyata terhadap kecepatan tumbuh tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, bobot basah akar, bobot bobot kering akar, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman. Konsentrasi optimum untuk pertumbuhan stek mawar adalah 1000 ppm. Lama Perendaman menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, bobot basah akar, bobot kering akar, persentase stek hidup, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, dan tidak berbeda nyata pada kecepatan tumbuh tunas. Hasil terbaik dicapai pada lama perendaman 2 jam. Terdapat interaksi antara perlakuan konsentrasi Rootone F dan lama perendaman, berbeda sangat nyata terhdap variabel bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Kombinasi terbaik dicapai pada konsentrasi Rootone F 1000 ppm dengan lama perendaman 2 jam. Kata Kunci : Stek Mawar, Rootone F, dan Lama Perendaman
{"title":"Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Rootone F terhadap Pertumbuhan Stek Mawar (Rosa sp.)","authors":"Salsabila Ilma Rohma, Syakiroh Jazilah","doi":"10.31941/biofarm.v15i1.1101","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i1.1101","url":null,"abstract":"Mawar (Rosa sp) merupakan salah satu bunga yang paling banyak diminati masyarakat karena penampilannya yang cantik dan indah serta aromanya yang harum dan khas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Stek Mawar (Rosa sp). Telah dilaksanakan di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Faktor pertama Konsentrasi Rootone F (Tanpa Rootone F, 500 ppm, 1000 ppm dan 1500 ppm), Faktor kedua Lama Perendaman 1 Jam, 2 Jam dan 3 Jam). Variabel pengamatan meliputi kecepatan tumbuh tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, bobot basah akar, bobot kering akar, persentase stek hidup, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Rootone F berbeda sangat nyata terhadap kecepatan tumbuh tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, bobot basah akar, bobot bobot kering akar, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman. Konsentrasi optimum untuk pertumbuhan stek mawar adalah 1000 ppm. Lama Perendaman menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap panjang tunas, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, bobot basah akar, bobot kering akar, persentase stek hidup, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, dan tidak berbeda nyata pada kecepatan tumbuh tunas. Hasil terbaik dicapai pada lama perendaman 2 jam. Terdapat interaksi antara perlakuan konsentrasi Rootone F dan lama perendaman, berbeda sangat nyata terhdap variabel bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Kombinasi terbaik dicapai pada konsentrasi Rootone F 1000 ppm dengan lama perendaman 2 jam. Kata Kunci : Stek Mawar, Rootone F, dan Lama Perendaman","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128730135","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-22DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1102
Kristiyanto Kristiyanto
Budidaya jamur dapat dilakukan dengan mudah dan murah karena kandungan komponennya banyak menggunakan limbah, misalkan serbuk kayu dari bekas gergaji dan nutrisi. Penelitian Bertujuan untuk mengetahui Perbedaan pendapatanbudidaya jamur tiram antara penggunaan nutrisi dedak dengan tepung jagung. Metode penelitian ini adalah deskriptif analisis. dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan, analisis kelayakan menggunakan RCR, BEP dan ROI dan Analitik SPSS independent sample t-test. Berdasarkan hasil analisis data, biaya produksi pada media nutrisi tepung jagung adalah Rp 7.381.259,4 lebih besar dari media nutrisi dedak yaitu sebesar Rp 6.272.180,23. pendapatan dengan media nutrisi tepung jagung sebesar Rp. 10.239.000,0 media nutrisi dedak sebesar Rp. 8.418.823,53. Nilai RCR nutrisi tepung jagung sebesar 1,39 dan nutrisi dedak sebesar 1,34, BEPq tepung jagung sebesar 922,66 sedangkan riilnya 1.279,9 kg. BEP (produksi) dedak sebesar 784,02 sedangkan riilnya 1.052,35 kg. BEP Rp (harga) tepung jagung Rp. 5.767,17/kg dan BEP Rp Dedak Rp 5.960,15 /kg sedangkan harga riilny adalah Rp 8.000,-. Nilai ROI sebesar media nutrisi tepung jagung sebesar 0,39% sedangkan media nutrisi dedak sebesar 0,34%. Kata kunci : Jamur Tiram,pendapatan, kelayakan usaha.
{"title":"Analisis Perbedaan Hasil dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) antara Penggunaan Bran dengan Tepung Jagung (Studi Kasus di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang)","authors":"Kristiyanto Kristiyanto","doi":"10.31941/biofarm.v15i1.1102","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i1.1102","url":null,"abstract":"Budidaya jamur dapat dilakukan dengan mudah dan murah karena kandungan komponennya banyak menggunakan limbah, misalkan serbuk kayu dari bekas gergaji dan nutrisi. Penelitian Bertujuan untuk mengetahui Perbedaan pendapatanbudidaya jamur tiram antara penggunaan nutrisi dedak dengan tepung jagung. Metode penelitian ini adalah deskriptif analisis. dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan, analisis kelayakan menggunakan RCR, BEP dan ROI dan Analitik SPSS independent sample t-test. Berdasarkan hasil analisis data, biaya produksi pada media nutrisi tepung jagung adalah Rp 7.381.259,4 lebih besar dari media nutrisi dedak yaitu sebesar Rp 6.272.180,23. pendapatan dengan media nutrisi tepung jagung sebesar Rp. 10.239.000,0 media nutrisi dedak sebesar Rp. 8.418.823,53. Nilai RCR nutrisi tepung jagung sebesar 1,39 dan nutrisi dedak sebesar 1,34, BEPq tepung jagung sebesar 922,66 sedangkan riilnya 1.279,9 kg. BEP (produksi) dedak sebesar 784,02 sedangkan riilnya 1.052,35 kg. BEP Rp (harga) tepung jagung Rp. 5.767,17/kg dan BEP Rp Dedak Rp 5.960,15 /kg sedangkan harga riilny adalah Rp 8.000,-. Nilai ROI sebesar media nutrisi tepung jagung sebesar 0,39% sedangkan media nutrisi dedak sebesar 0,34%. Kata kunci : Jamur Tiram,pendapatan, kelayakan usaha.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115405718","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-09-22DOI: 10.31941/biofarm.v15i2.1195
Wahyu Febriyono, Heru Adi Djatmiko
Kehilangan hasil akibat OPT diperkirakan mencapai 40 – 55 %, bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Penggunaan jamur agens pengendali hayati dan penggunaan minyak atsiri adalah alternatif dalam pengendalian OPT. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk 1) mengkaji pengaruh minyak atsiri terhadap jamur agens pengendali hayati, 2) mengetahui konsentrasi minyak cengkeh, serai wangi, temulawak dan nilam yang aman untuk pengendalian, 3) mendapatkan jamur non target tahan aplikasi pestisida nabati berbahan aktif minyak cengkeh, serai wangi, temulawak, dan nilam. Konsentrasi minyak atsiri yang diuji adalah 0,04, 0,2, 1, dan 5%. Sebagai pembanding adalah air, pelarut (isopropil alkohol, minyak tanah, dan tween 20), dan fungisida (mankozeb 45%). Jamur agens pengendali hayati yang digunakan adalah Trichoderma spp, Verticilium spp, Beauveria bassiana, dan Cordyceps sp. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penampakan secara visual (warna, miselium aerial), diameter koloni, berat kering miselium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri bersifat racun terhadap jamur agens pengendali hayati. Konsentrasi yang relatif aman untuk pengendalian adalah konsentrasi 0,04%. Jamur Trichoderma spp. lebih kompatibel terhadap aplikasi minyak atsiri. Kata Kunci : pengendalian hayati, minyak atsiri, pestisida nabati.
{"title":"Pengaruh Empat Minyak Atsiri terhadap Jamur Agens Pengendali Hayati","authors":"Wahyu Febriyono, Heru Adi Djatmiko","doi":"10.31941/biofarm.v15i2.1195","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v15i2.1195","url":null,"abstract":"Kehilangan hasil akibat OPT diperkirakan mencapai 40 – 55 %, bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Penggunaan jamur agens pengendali hayati dan penggunaan minyak atsiri adalah alternatif dalam pengendalian OPT. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk 1) mengkaji pengaruh minyak atsiri terhadap jamur agens pengendali hayati, 2) mengetahui konsentrasi minyak cengkeh, serai wangi, temulawak dan nilam yang aman untuk pengendalian, 3) mendapatkan jamur non target tahan aplikasi pestisida nabati berbahan aktif minyak cengkeh, serai wangi, temulawak, dan nilam. Konsentrasi minyak atsiri yang diuji adalah 0,04, 0,2, 1, dan 5%. Sebagai pembanding adalah air, pelarut (isopropil alkohol, minyak tanah, dan tween 20), dan fungisida (mankozeb 45%). Jamur agens pengendali hayati yang digunakan adalah Trichoderma spp, Verticilium spp, Beauveria bassiana, dan Cordyceps sp. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penampakan secara visual (warna, miselium aerial), diameter koloni, berat kering miselium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri bersifat racun terhadap jamur agens pengendali hayati. Konsentrasi yang relatif aman untuk pengendalian adalah konsentrasi 0,04%. Jamur Trichoderma spp. lebih kompatibel terhadap aplikasi minyak atsiri. Kata Kunci : pengendalian hayati, minyak atsiri, pestisida nabati.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115985036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}