Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.2584
Agung Devana, Agustinur Agustinur, Amda Resdiar, Muhammad Hidayat
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai jual yang tinggi dan penyumbang devisa terbesar bagi negara Indonesia dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit dapat dilakukan dengan pemeliharaan yang tepat, salah satunya adalah pengendalian gulma. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pengendalian gulma secara kimiawi, yakni dengan cara mencampurkan herbisida jenis glifosat dengan herbisida jenis paraquat. Pencampuran herbisida dapat meningkatkan efektivitas herbisida dalam mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawit.Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2022 di kebun Tanoh Makmue PT AGRO SINERGI NUSANTARA di perbatasan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer yaitu data mentah yang didapatkan melalui pengamatan, dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan mandor pengendalian gulma dan para karyawan kebun. Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Dosis Glifosat Dan Paraquat Untuk Mengendalikan Ilalang Pada Perkebunan Kelapa Sawit(Elaeis Guineensis Jaqc) Di Afdeling 1, Kebun Tanoh Makmue, PT. AGRO SINERGI NUSANTARAtelah dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pencampuran herbisida dengan dua jenis bahan aktif yang berbeda (glifosat dan paraquat) menunjukkan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan hanya menggunakan satu jenis bahan aktif saja.
{"title":"EFEKTIVITAS DOSIS GLIFOSAT DAN PARAQUAT DALAM PENGENDALIAN ILALANG PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JAQC)","authors":"Agung Devana, Agustinur Agustinur, Amda Resdiar, Muhammad Hidayat","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.2584","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.2584","url":null,"abstract":"<span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki nilai jual yang tinggi dan penyumbang devisa terbesar bagi negara Indonesia dibandingkan dengan komoditi perkebunan lainnya. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman </span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">kelapa sawit dapat dilakukan </span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">dengan pemeliharaan yang tepat, salah satunya adalah pengendalian gulma. </span></span><span class=\"s9\"><span class=\"bumpedFont15\">Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pengendalian gulma secara kimiawi, yakni dengan cara mencampurkan herbisida jenis glifosat dengan herbisida jenis paraquat. </span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">Pencampuran herbisida dapat meningkatkan efektivitas herbisida dalam mengendalikan gulm</span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">a di perkebunan kelapa sawit</span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">.</span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2022 di kebun Tanoh Makmue PT AGRO SINERGI NUSANTARA di perbatasan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya. </span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer yaitu data mentah yang didapatkan melalui pengamatan, dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan mandor pengendalian gulma dan para karyawan kebun</span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">. Berdasarkan hasil penelitian </span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">Pengaruh Dosis Glifosat Dan Paraquat Untuk Mengendalikan Ilalang Pada Perkebunan Kelapa Sawit</span></span><span class=\"s2\"><span class=\"bumpedFont15\"> </span></span><span class=\"s3\"><span class=\"bumpedFont15\">(</span></span><span class=\"s10\"><span class=\"bumpedFont15\">Elaeis Guineensis Jaqc) </span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">Di Af</span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">deling 1, Kebun Tanoh Makmue, PT</span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">. AGRO SINERGI NUSANTARA</span></span><span class=\"s6\"><span class=\"bumpedFont15\">telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pencampuran herbisida dengan dua jenis bahan aktif yang berbeda (glifosat dan paraquat) menunjukkan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan hanya menggunakan satu jenis bahan aktif saja.</span></span>","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132690063","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.2692
Yuli Erpiana Harahap, I. Tanjung, Adella Shaharani, Wanda Wanda Syahfitri
Utilization of appropriate plant species, one of which is aloe vera (Aloe vera) and bean sprouts (Flammulina velutipes), which are plant species whose extracts can be utilized as ZPT (Growth Regulatory Substances). The research was conducted in November 2022 with a total of 3 weeks of observations. The purpose of this study was to determine the growth response of tomato (Solanum lycopersicum) to a combination of aloe vera and bean sprouts (Flammulina velutipes) extracts. The materials used included tomato seeds, water, aloe vera extract and bean sprouts while the tools used included polybags, soil testers, hoes, gembor and stationery. The method in this study was carried out by RAK (Random Random Control) using 4 treatments including 0 cc, 15 cc, 20 cc, 25 cc with 3 weeks of observation. Watering is done 3 days once a week. The results obtained showed that treatment 3 (20 cc) had a significant impact on tomato growth.
利用合适的植物种类,其中芦荟(aloe vera)和豆芽(Flammulina velutipes)是可以作为生长调节物质(Growth Regulatory Substances,简称ZPT)利用的植物种类。该研究于2022年11月进行,共进行了三周的观察。本研究的目的是确定番茄(Solanum lycopersicum)对芦荟和豆芽(金针菇)提取物组合的生长反应。使用的材料包括番茄种子、水、芦荟提取物和豆芽,使用的工具包括塑料袋、土壤测试器、锄头、摇篮和文具。本研究采用RAK (Random Random Control)方法,采用0 cc、15 cc、20 cc、25 cc 4种处理,观察3周。每周三次浇水。结果表明,处理3 (20cc)对番茄生长有显著影响。
{"title":"Growth Response Of Tomato (Solanum lycopersicum) To The Combination Of Aloe Vera And Tauge (Flammulina velutipes) Extract)","authors":"Yuli Erpiana Harahap, I. Tanjung, Adella Shaharani, Wanda Wanda Syahfitri","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.2692","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.2692","url":null,"abstract":"Utilization of appropriate plant species, one of which is aloe vera (Aloe vera) and bean sprouts (Flammulina velutipes), which are plant species whose extracts can be utilized as ZPT (Growth Regulatory Substances). The research was conducted in November 2022 with a total of 3 weeks of observations. The purpose of this study was to determine the growth response of tomato (Solanum lycopersicum) to a combination of aloe vera and bean sprouts (Flammulina velutipes) extracts. The materials used included tomato seeds, water, aloe vera extract and bean sprouts while the tools used included polybags, soil testers, hoes, gembor and stationery. The method in this study was carried out by RAK (Random Random Control) using 4 treatments including 0 cc, 15 cc, 20 cc, 25 cc with 3 weeks of observation. Watering is done 3 days once a week. The results obtained showed that treatment 3 (20 cc) had a significant impact on tomato growth.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127503910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.2695
Imam Razali, Dewi Fithria
Penelitian pengaruh pemberian pupuk organik cair ekstrak daun gamal (Gliricidia sepium) terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) dilakukan di Desa Alue Ambang, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya dimulai dari bulan Agustus sampai November 2022. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dan 3 ulangan, sehingga diperoleh 9 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah G0 (kontrol/tanpa perlakuan), G1 (20 ml POC.1-1 air), dan G2 (25 ml POC.1-1 air). Hasil penelitian ini memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 14 HST dengan perlakuan G2 (25 ml POC.1-1 air).Kata kunci: ekstrak daun gamal, konsentrasi, tanaman kangkung
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR EKSTRAK DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.)","authors":"Imam Razali, Dewi Fithria","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.2695","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.2695","url":null,"abstract":"Penelitian pengaruh pemberian pupuk organik cair ekstrak daun gamal (Gliricidia sepium) terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) dilakukan di Desa Alue Ambang, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya dimulai dari bulan Agustus sampai November 2022. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dan 3 ulangan, sehingga diperoleh 9 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah G0 (kontrol/tanpa perlakuan), G1 (20 ml POC.1-1 air), dan G2 (25 ml POC.1-1 air). Hasil penelitian ini memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 14 HST dengan perlakuan G2 (25 ml POC.1-1 air).Kata kunci: ekstrak daun gamal, konsentrasi, tanaman kangkung","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115204932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-18DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.3254
Elis Setiyani, Ari Handriatni, Syakiroh Jazilah
Cabai merah keriting (Capsium annuum L) merupakan tanaman hortikultura (sayuran) yang memiliki ciri khas dengan rasa pedas. Cabai masih termasuk kedalam suku terong-terongan atau Solanaceae. Penelitian bertujuan mengetahui Dosis dan Macam varietas, beserta interaksi. Telah dilaksanakan di Dk Sicowet Ds. Pododadi, Kec. Karanganyar, Kab. Pekalongan, yang ketinggian tempat ± 107 mdpl. Percobaan dilaksanakan ± 4 bulan, bulan Maret - Juni 2022. Rancangan percobaan yang digunakan RAK. Faktor pertama dosis pupuk kandang dengan dosis 0 (D0), 10 ton/ha (D1), 20 Ton/ha (D2), dan 30 ton/ha (D3). Faktor kedua macam varietas, varietas PM 999 F1 (V1), varietas Lado (V2) dan varietas Laris F1 (V3). Hasil penelitian menunjukan perlakuan dosis pupuk kandang berbeda tidak nyata terhadap semua variabel. Dosis pupuk kandang belum mencapai titik optimum. Macam varietas berbeda sangat nyata terhadap variabel saat muncul bunga, jumlah buah pertanaman, berat per buah, panjang buah, diameter buah, bobot buah pertanaman,dan berbeda tidak nyata terhadap variabel tinggi tanaman, bobot basah brangkasan, bobot kering brangkasan, dan panjang akar terpanjang. Macam varietas terbaik didapat varietas Lado F1. Interaksi antara dosis dan macam pupuk kandang berbeda sangat nyata terhadap variabel saat muncul bunga dengan kombinasi terbaik dicapai dosis 20 ton/ha (D2) dengan macam varietas PM 999 F1 (V1).Kata kunci: Cabai Merah, Dosis Pupuk Kandang, Macam Varietas, Pupuk Kandang
梅花红辣椒(Capsium annuum L)是园艺植物(蔬菜)都有独特的辛辣味道。辣椒还包括进terong-terongan部落或茄。研究的目的是确定剂量和种类以及相互作用。在Dk Sicowet Ds已经实施。Pododadi,早起。Karanganyar, Kab。要走,海拔107±mdpl的地方。实验±4月举行,2022年3月- 6月。实验设计使用的架子。第一个因素粪肥常规剂量的剂量0 (D0)、10吨/哈哈(D1)、20吨/ (D2), 30吨-哈(D3)。第二个因素各样品种,品种PM 999 F1 (V1)、拉多品种(V2)和F1畅销品种(V3)。研究结果显示粪肥不同剂量不真实的对待所有变量。粪肥剂量没有达到最佳。不同品种真的出现时对变量的鲜花、水果pertanaman,重数量,直径,水果的长度,重量水果pertanaman变量不同,不是真的对植物、湿重量brangkasan干燥brangkasan权重高,长度最长的根源。各样的小伙子F1品种获得最好的品种。剂量之间的互动和对变量的不同粪肥真的出现的时候花最好结合常规剂量达到20吨-哈(D2)和各样PM 999 F1 (V1)品种。关键词:红辣椒,粪肥剂量,各样的品种,粪肥
{"title":"Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Macam Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annum L)","authors":"Elis Setiyani, Ari Handriatni, Syakiroh Jazilah","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.3254","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.3254","url":null,"abstract":"Cabai merah keriting (Capsium annuum L) merupakan tanaman hortikultura (sayuran) yang memiliki ciri khas dengan rasa pedas. Cabai masih termasuk kedalam suku terong-terongan atau Solanaceae. Penelitian bertujuan mengetahui Dosis dan Macam varietas, beserta interaksi. Telah dilaksanakan di Dk Sicowet Ds. Pododadi, Kec. Karanganyar, Kab. Pekalongan, yang ketinggian tempat ± 107 mdpl. Percobaan dilaksanakan ± 4 bulan, bulan Maret - Juni 2022. Rancangan percobaan yang digunakan RAK. Faktor pertama dosis pupuk kandang dengan dosis 0 (D0), 10 ton/ha (D1), 20 Ton/ha (D2), dan 30 ton/ha (D3). Faktor kedua macam varietas, varietas PM 999 F1 (V1), varietas Lado (V2) dan varietas Laris F1 (V3). Hasil penelitian menunjukan perlakuan dosis pupuk kandang berbeda tidak nyata terhadap semua variabel. Dosis pupuk kandang belum mencapai titik optimum. Macam varietas berbeda sangat nyata terhadap variabel saat muncul bunga, jumlah buah pertanaman, berat per buah, panjang buah, diameter buah, bobot buah pertanaman,dan berbeda tidak nyata terhadap variabel tinggi tanaman, bobot basah brangkasan, bobot kering brangkasan, dan panjang akar terpanjang. Macam varietas terbaik didapat varietas Lado F1. Interaksi antara dosis dan macam pupuk kandang berbeda sangat nyata terhadap variabel saat muncul bunga dengan kombinasi terbaik dicapai dosis 20 ton/ha (D2) dengan macam varietas PM 999 F1 (V1).Kata kunci: Cabai Merah, Dosis Pupuk Kandang, Macam Varietas, Pupuk Kandang","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129351706","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-15DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.3253
Muhammad Juwanda, Sakhidin Sakhidin, Kharisun Kharisun
ABSTRAKBawang merah merupakan komoditi tanaman sayuran yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yaitu sebagai bumbu masakan. Brebes merupakan sentra bawang merah nasional namun produktivitas bawang di Brebes mengalami penurunan sebagai akibat dari rendahnya bahan organic dan ketersediaan sulfur di dalam tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan solusi permasalahan penurunan produktivitas bawang merah di Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kadar alliin umbi bawang merah di Brebes. Penelitian dilakukan di polibag pada media tanah vertisol yang terletak di screen house, Desa Bulakelor, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia pada bulan Juni – September 2019. Varietas bawang merah yang digunakan Bima Brebes. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama : dosis pupuk sulfur meliputi H0 = 0 ; H1 = 100; H2 = 200 dan H3 = 300 S kg/ha. Faktor kedua : dosis kompos daun bawang merah meliputi K0 = 0; K1 = 25; K2 = 50; dan K3 = 75 t/ha (diberikan ke tanah dengan diperkaya bakteri pengoksidasi sulfur). Terdapat 16 perlakuan, setiap perlakuan diulang tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F dan apabila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 5 %). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh dosis sulfur terhadap bobot kering tanaman per rumpun, bobot umbi kering per rumpun dan kadar alliin tergantung pada dosis kompos yang diberikan kecuali kadar air umbi, serapan S tanaman, pH dan efisiensi pemupukan S. Bobot tanaman kering, bobot umbi kering per rumpun dan kadar alliin umbi terbaik diperoleh pada pemberian dosis sulfur 100 kg/ha ditambah kompos 25 t/ha yaitu sebesar 44,42 g; 38,77 g dan 0,0730 mg/g. Pemberian dosis selanjutnya menjadi 200 – 300 kg/ha sulfur ditambah kompos 50 – 75 t/ha memberikan peningkatan hasil tidak sebaik peningkatan pemberian dosis sulfur 100 kg/ha dan kompos 25 t/ha.Kata kunci: Vegetasi bawang merah, umbi, alliin, sulfur, kompos
{"title":"Respon Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum, L) Pada Pemberian Sulfur Dan Kompos Terhadap Hasil, Kadar Alliin Umbi Dan Efisiensi Pemupukan Sulfur","authors":"Muhammad Juwanda, Sakhidin Sakhidin, Kharisun Kharisun","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.3253","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.3253","url":null,"abstract":"ABSTRAKBawang merah merupakan komoditi tanaman sayuran yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yaitu sebagai bumbu masakan. Brebes merupakan sentra bawang merah nasional namun produktivitas bawang di Brebes mengalami penurunan sebagai akibat dari rendahnya bahan organic dan ketersediaan sulfur di dalam tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan solusi permasalahan penurunan produktivitas bawang merah di Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kadar alliin umbi bawang merah di Brebes. Penelitian dilakukan di polibag pada media tanah vertisol yang terletak di screen house, Desa Bulakelor, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia pada bulan Juni – September 2019. Varietas bawang merah yang digunakan Bima Brebes. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama : dosis pupuk sulfur meliputi H0 = 0 ; H1 = 100; H2 = 200 dan H3 = 300 S kg/ha. Faktor kedua : dosis kompos daun bawang merah meliputi K0 = 0; K1 = 25; K2 = 50; dan K3 = 75 t/ha (diberikan ke tanah dengan diperkaya bakteri pengoksidasi sulfur). Terdapat 16 perlakuan, setiap perlakuan diulang tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F dan apabila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95 % (α = 5 %). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh dosis sulfur terhadap bobot kering tanaman per rumpun, bobot umbi kering per rumpun dan kadar alliin tergantung pada dosis kompos yang diberikan kecuali kadar air umbi, serapan S tanaman, pH dan efisiensi pemupukan S. Bobot tanaman kering, bobot umbi kering per rumpun dan kadar alliin umbi terbaik diperoleh pada pemberian dosis sulfur 100 kg/ha ditambah kompos 25 t/ha yaitu sebesar 44,42 g; 38,77 g dan 0,0730 mg/g. Pemberian dosis selanjutnya menjadi 200 – 300 kg/ha sulfur ditambah kompos 50 – 75 t/ha memberikan peningkatan hasil tidak sebaik peningkatan pemberian dosis sulfur 100 kg/ha dan kompos 25 t/ha.Kata kunci: Vegetasi bawang merah, umbi, alliin, sulfur, kompos","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130769599","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-01DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.3029
Nana Ariska, Wahyu Aswadi, Maulidil Fajri
Penelitian pengaruh pemberian poc limbah rumah tangga terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir.) dilakukan di Desa Kuta Blang, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan dimulai dari bulan Agustus sampai November 2022. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (kontrol/tanpa perlakuan), P1 (30 ml POC.1-1 air), dan P2 (40 ml POC.1-1 air), sehingga diperoleh 9 unit percobaan. Hasil penelitian ini memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 14 HST dengan perlakuan P2 (40 ml POC.1-1 air).Kata kunci : POC limbah rumah tangga, konsentrasi, tanaman kangkung
{"title":"Pemberian POC Limbah Rumah Tangga Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.)","authors":"Nana Ariska, Wahyu Aswadi, Maulidil Fajri","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.3029","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.3029","url":null,"abstract":"Penelitian pengaruh pemberian poc limbah rumah tangga terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir.) dilakukan di Desa Kuta Blang, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan dimulai dari bulan Agustus sampai November 2022. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (kontrol/tanpa perlakuan), P1 (30 ml POC.1-1 air), dan P2 (40 ml POC.1-1 air), sehingga diperoleh 9 unit percobaan. Hasil penelitian ini memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 14 HST dengan perlakuan P2 (40 ml POC.1-1 air).Kata kunci : POC limbah rumah tangga, konsentrasi, tanaman kangkung","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127291666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-01DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.3031
Samsul Qhamar, Muhammad Afrillah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pemanena kelapa sawit secara teknis, pengelolaan, dan menganalisis produksi yang dihasilkan di perkebunan kelapa sawi PT. Agro Sinergi Nusantara, Kebun Batee Puteh, AfdellingI Aceh Barat Pada Agustus-November 2022. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. pengumpulan data prime diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, diskusi maupun wawancara dengan karyawan, mandor dan asisten afdeling.I. Data sekunder diperoleh dari data yang ada di kebun meliputi lokasi geografis kebun, keadaan iklim, luas areal dan tata guna lahan, produksi dan produktivitas, struktur organisasi perusahaan, dan peraturan atau norma baku perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan Manajemen pemanenan kelapa sawit di Perkebunan Batee Puteh Afdeling I sudah berjalan cukup baik, yang mana dari kriteria sangat baik pada beberapa parameter pengamatan seperti rotasi panen, mutu dan kebersihan ancakak panen. Rotasi panen yang diterapkan dengan sitem acak tetap/acak giring Rotasi panen tertinggi terjadi pada bulan September yaitu sebanyak 28 Rotasi sedangkan rotasi terendah terdapat pada bulan oktober sebanyak 24 dan pada bulan Agustus sebanyak 27 kalai rotasi panen . Kriteria matang panen yang diberlakukan pada Prekebunan Batee puteh adalah 3 brondolan per-tandan di piringan sebelum di potong.Kata kunci: Manajemen, Panen, Kelapa Sawit.
{"title":"Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Pt. Asn, Perkebunan Batee Puteh, Afdeling I","authors":"Samsul Qhamar, Muhammad Afrillah","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.3031","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.3031","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen pemanena kelapa sawit secara teknis, pengelolaan, dan menganalisis produksi yang dihasilkan di perkebunan kelapa sawi PT. Agro Sinergi Nusantara, Kebun Batee Puteh, AfdellingI Aceh Barat Pada Agustus-November 2022. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. pengumpulan data prime diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, diskusi maupun wawancara dengan karyawan, mandor dan asisten afdeling.I. Data sekunder diperoleh dari data yang ada di kebun meliputi lokasi geografis kebun, keadaan iklim, luas areal dan tata guna lahan, produksi dan produktivitas, struktur organisasi perusahaan, dan peraturan atau norma baku perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan Manajemen pemanenan kelapa sawit di Perkebunan Batee Puteh Afdeling I sudah berjalan cukup baik, yang mana dari kriteria sangat baik pada beberapa parameter pengamatan seperti rotasi panen, mutu dan kebersihan ancakak panen. Rotasi panen yang diterapkan dengan sitem acak tetap/acak giring Rotasi panen tertinggi terjadi pada bulan September yaitu sebanyak 28 Rotasi sedangkan rotasi terendah terdapat pada bulan oktober sebanyak 24 dan pada bulan Agustus sebanyak 27 kalai rotasi panen . Kriteria matang panen yang diberlakukan pada Prekebunan Batee puteh adalah 3 brondolan per-tandan di piringan sebelum di potong.Kata kunci: Manajemen, Panen, Kelapa Sawit.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132414480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-01DOI: 10.31941/biofarm.v19i1.3030
Wilka Azwar, Muhammad Afrillah
Gulma merupakan tanaman pengganggu selain dari tanaman budidaya. Dalam pertumbuhan kelapa sawit, gulma akan menjadi pesaing terutama dalam memperebutkan energi cahaya, air, serta unsur hara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi gulma dan hasil analisis vegetasi gulma di perkebunan Bate Puteh Afdeling I. yang di laksanakan pada bulan AgustusNovember 2022. Penelitian meliputi persiapan penelitian, survei lokasi, penentuan blok terpilih, penetuan titik sampel, pengamatan dan pengambilan sampel. Analis data yang dilakukan terdiri dari kerapatan, kerapatan relatif, frekwensi, frekwensi relative dan Summed Dominan Ratio. Hasil penelitian menunjukkan Dari hasil penelitaian yang telah dilakukan pada perkebunan kelapa sawit unit perkebunan Batee Puteh, Afdeling I PT. Agro Sinergi Nusantara di dapatkan sebanyak 541 individu, 5 Golongan jenis, dari 14 spesies. 5 Golongan Gulma berkayu, 1 teki tekian, 3 pakis pakisan, 3 Gulma berdaun sempit dan 2 golongan gulma berdaun lebar. Jumlah individu paling banyak yaitu Mucuna pruriens (182 individu) dan individu paling sedikit Phyllanthus urinaria (4 Individu). Gulma yang memiliki nilai SDR tertinggi yaitu spesies Mucuna pruriens (19,12%) dan gulma yang memiliki nilai SDR terendah Eleusine indica yaitu (2,01%). Selain Mucuna pruriens yang memiliki SDR yang tinggi spesies lain seperti Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Dicranopteris linearis dan Ottochloa yaitu (16.10%), (13.10%), (11.28%) dan (10.44%).Kata kunci: Gulma, Kelapa sawit, Perkebunan, Vegetasi
{"title":"Vegetasi Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Unit Perkebunan Bate Puteh Pt. Agro Sinergi Nusantara","authors":"Wilka Azwar, Muhammad Afrillah","doi":"10.31941/biofarm.v19i1.3030","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v19i1.3030","url":null,"abstract":"Gulma merupakan tanaman pengganggu selain dari tanaman budidaya. Dalam pertumbuhan kelapa sawit, gulma akan menjadi pesaing terutama dalam memperebutkan energi cahaya, air, serta unsur hara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi gulma dan hasil analisis vegetasi gulma di perkebunan Bate Puteh Afdeling I. yang di laksanakan pada bulan AgustusNovember 2022. Penelitian meliputi persiapan penelitian, survei lokasi, penentuan blok terpilih, penetuan titik sampel, pengamatan dan pengambilan sampel. Analis data yang dilakukan terdiri dari kerapatan, kerapatan relatif, frekwensi, frekwensi relative dan Summed Dominan Ratio. Hasil penelitian menunjukkan Dari hasil penelitaian yang telah dilakukan pada perkebunan kelapa sawit unit perkebunan Batee Puteh, Afdeling I PT. Agro Sinergi Nusantara di dapatkan sebanyak 541 individu, 5 Golongan jenis, dari 14 spesies. 5 Golongan Gulma berkayu, 1 teki tekian, 3 pakis pakisan, 3 Gulma berdaun sempit dan 2 golongan gulma berdaun lebar. Jumlah individu paling banyak yaitu Mucuna pruriens (182 individu) dan individu paling sedikit Phyllanthus urinaria (4 Individu). Gulma yang memiliki nilai SDR tertinggi yaitu spesies Mucuna pruriens (19,12%) dan gulma yang memiliki nilai SDR terendah Eleusine indica yaitu (2,01%). Selain Mucuna pruriens yang memiliki SDR yang tinggi spesies lain seperti Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Dicranopteris linearis dan Ottochloa yaitu (16.10%), (13.10%), (11.28%) dan (10.44%).Kata kunci: Gulma, Kelapa sawit, Perkebunan, Vegetasi","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132108275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-10DOI: 10.31941/biofarm.v18i2.2346
Zulfa Ulinnuha, Noor Farid
Shallots are one of the commodities with high economic value. This study aims to determine (1) the effect of each dose and genotype of sulfur on the growth and yield of shallots, (2) to determine the interaction of sulfur and genotype on the growth and yield of the tested genotypes and comparison varieties. This research was carried out from August to November 2019 at the screenhouse of the Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University, Grendeng Village, North Purwokerto District, Banyumas Regency at an altitude of 110 m above sea level. The experimental design used was the RAKL (Completely Randomized Design) with 3 replications. The first factor to be tested was the dose of sulfur (S) which consisted of S1 (30 ppm) and S2 (90 ppm) and the second factor was the genotype (G) which consisted of fifteen genotypes and five comparison varieties. The characteristics observed in this study were: plant height, number of leaves, leaf length, leaf diameter, root weight, plant wet weight, plant dry weight, number of tubers, tuber diameter, tuber wet weight, tuber dry weight. The results showed that (1) increasing the dose of sulfur increased the number of leaves, leaf length, root length, plant dry weight and tuber dry weight, (2) The interaction between genotype and sulfur was found in characters such as leaf length, leaf diameter, root volume, root length. root, plant dry weight, tuber diameter, tuber wet weight and tuber dry weight, (4) Bima Juna varieties, genotypes G3, G11, G15, G16, G17, G22, G23, G24, G79, C4 experienced an increase in tuber dry weight at dose of 90 ppm.
{"title":"Pertumbuhan dan Hasil Genotipe Bawang Merah pada Peningkatan Dosis Sulfur melalui Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique","authors":"Zulfa Ulinnuha, Noor Farid","doi":"10.31941/biofarm.v18i2.2346","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i2.2346","url":null,"abstract":"Shallots are one of the commodities with high economic value. This study aims to determine (1) the effect of each dose and genotype of sulfur on the growth and yield of shallots, (2) to determine the interaction of sulfur and genotype on the growth and yield of the tested genotypes and comparison varieties. This research was carried out from August to November 2019 at the screenhouse of the Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University, Grendeng Village, North Purwokerto District, Banyumas Regency at an altitude of 110 m above sea level. The experimental design used was the RAKL (Completely Randomized Design) with 3 replications. The first factor to be tested was the dose of sulfur (S) which consisted of S1 (30 ppm) and S2 (90 ppm) and the second factor was the genotype (G) which consisted of fifteen genotypes and five comparison varieties. The characteristics observed in this study were: plant height, number of leaves, leaf length, leaf diameter, root weight, plant wet weight, plant dry weight, number of tubers, tuber diameter, tuber wet weight, tuber dry weight. The results showed that (1) increasing the dose of sulfur increased the number of leaves, leaf length, root length, plant dry weight and tuber dry weight, (2) The interaction between genotype and sulfur was found in characters such as leaf length, leaf diameter, root volume, root length. root, plant dry weight, tuber diameter, tuber wet weight and tuber dry weight, (4) Bima Juna varieties, genotypes G3, G11, G15, G16, G17, G22, G23, G24, G79, C4 experienced an increase in tuber dry weight at dose of 90 ppm.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115365613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-10DOI: 10.31941/biofarm.v18i2.2275
Putri Andini, Agustinur Agustinur, Novian Charles Ritonga
Pengembangan perkebunan kelapa sawit tidak lepas dari kegiatan pembibitan. Pertumbuhan bibit merupakan kriteria penting yang dapat menentukan keberhasilan produksi kelapa sawit di lapangan. Saat pembibitan hal yang perlu diperhatikan adalah penyakit yang menyerang bibit. Kejadian penyakit perlu dipelajari pada tanaman agar penyakit dapat dikendalikan secara memadai sehingga produksi benih kelapa sawit dapat berjalan lancar, bebas penyakit dan tumbuh dengan baik. Pada bibit kelapa sawit, penyakit yang paling umum adalah penyakit bercak daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menyelidiki kejadian penyakit bercak daun di pembibitan kelapa sawit. Lokasi penelitian ini adalah PT Socfindo Kebun Seunagan. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan investigasi langsung, mengumpulkan berbagai data primer dan sekunder yang diperlukan, kemudian diolah dan diinterpretasikan dalam bentuk tabel komputasi dan deskripsi naratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap perbedaan umur tanaman kelapa sawit memiliki tingkat intensitas serangan yang berbeda. Frekuensi serangan Culvularia sp. tertinggi pada umur 6 bulan yaitu 28,75% termasuk dalam kriteria terserang sedang dan frekuensi serangan pada umur 4 bulan yang paling terendah yaitu 25% termasuk dalam kriteria terserang ringan. Kata kunci: Bercak daun, Bibit kelapa sawit, Main nursery, Penyakit, Perkebunan kelapa sawit.
{"title":"Kajian Insidensi Penyakit Bercak Daun pada Pembibitan Kelapa Sawit di Main Nursery PT. Socfindo Kebun Seunagan","authors":"Putri Andini, Agustinur Agustinur, Novian Charles Ritonga","doi":"10.31941/biofarm.v18i2.2275","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i2.2275","url":null,"abstract":"Pengembangan perkebunan kelapa sawit tidak lepas dari kegiatan pembibitan. Pertumbuhan bibit merupakan kriteria penting yang dapat menentukan keberhasilan produksi kelapa sawit di lapangan. Saat pembibitan hal yang perlu diperhatikan adalah penyakit yang menyerang bibit. Kejadian penyakit perlu dipelajari pada tanaman agar penyakit dapat dikendalikan secara memadai sehingga produksi benih kelapa sawit dapat berjalan lancar, bebas penyakit dan tumbuh dengan baik. Pada bibit kelapa sawit, penyakit yang paling umum adalah penyakit bercak daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menyelidiki kejadian penyakit bercak daun di pembibitan kelapa sawit. Lokasi penelitian ini adalah PT Socfindo Kebun Seunagan. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan investigasi langsung, mengumpulkan berbagai data primer dan sekunder yang diperlukan, kemudian diolah dan diinterpretasikan dalam bentuk tabel komputasi dan deskripsi naratif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap perbedaan umur tanaman kelapa sawit memiliki tingkat intensitas serangan yang berbeda. Frekuensi serangan Culvularia sp. tertinggi pada umur 6 bulan yaitu 28,75% termasuk dalam kriteria terserang sedang dan frekuensi serangan pada umur 4 bulan yang paling terendah yaitu 25% termasuk dalam kriteria terserang ringan. Kata kunci: Bercak daun, Bibit kelapa sawit, Main nursery, Penyakit, Perkebunan kelapa sawit.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129150835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}