Pub Date : 2022-10-10DOI: 10.31941/biofarm.v18i2.2380
Sinta Nurani, Sartono Joko Santosa, Kharis Triyono
Perlu adanya usaha peningkatan hasil panen karena permintaan masyarakat yang selalu bertambah, sementara hasil panen menhadapai fluktuasi per tahunnya. Pupuk hayati bisa dijadikan opsi untuk menambah hasil dan kualitas buncis. Kegiatan telah dilaksanakan tanggal 9 Februari 2022 sampai dengan tanggal 29 April 2022 di Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Tawangmangu di Jalan Lawu, No. 32, Tawangmangu, Karanganyar berada pada 1100 mdpl. Jenis tanah yang dipakai saat penelitan ini ialah tanah andosol. Metode yang dipakai ialah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan 10 × 3. Terdiri dari K0 = Kontrol, B1= Pupuk hayati bioboost 10 ml/liter air, B2 = Pupuk hayati bioboost 20 ml/liter air, B3 = Pupuk hayati bioboost 30 ml/liter air, S1 = Pupuk hayati feng shou 8 ml/liter air, S2 = Pupuk hayati feng shou 16 ml/liter air, S3 = Pupuk hayati feng shou 24 ml/liter air, P1 = Pupuk hayati PGPR 7,5 ml/liter air, P2 = Pupuk hayati PGPR 15 ml/liter air, dan P3 = Pupuk hayati PGPR 22,5 ml/liter air. Diperoleh hasil bahwa: (1) Pemberian pupuk hayati berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman buncis tetapi tak ada pengaruh nyata atas hasil buncis, (2) Pemberian pupuk hayati (P2) PGPR konsentrasi 15 ml/liter air menunjukkan perpanjangan akar paling baik sebesar 49.50 cm dan pemberian pupuk hayati (P3) PGPR konsentrasi 22.5 ml/liter air menunjukkan pertumbuhan paling baik pada parameter panjang tanaman sebesar 210.50 cm dan jumlah daun sebanyak 18.50 helai.Kata kunci : Buncis, pupuk hayati, pertumbuhan, hasil
{"title":"Pengaruh berbagai Macam Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)","authors":"Sinta Nurani, Sartono Joko Santosa, Kharis Triyono","doi":"10.31941/biofarm.v18i2.2380","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i2.2380","url":null,"abstract":"Perlu adanya usaha peningkatan hasil panen karena permintaan masyarakat yang selalu bertambah, sementara hasil panen menhadapai fluktuasi per tahunnya. Pupuk hayati bisa dijadikan opsi untuk menambah hasil dan kualitas buncis. Kegiatan telah dilaksanakan tanggal 9 Februari 2022 sampai dengan tanggal 29 April 2022 di Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Tawangmangu di Jalan Lawu, No. 32, Tawangmangu, Karanganyar berada pada 1100 mdpl. Jenis tanah yang dipakai saat penelitan ini ialah tanah andosol. Metode yang dipakai ialah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan 10 × 3. Terdiri dari K0 = Kontrol, B1= Pupuk hayati bioboost 10 ml/liter air, B2 = Pupuk hayati bioboost 20 ml/liter air, B3 = Pupuk hayati bioboost 30 ml/liter air, S1 = Pupuk hayati feng shou 8 ml/liter air, S2 = Pupuk hayati feng shou 16 ml/liter air, S3 = Pupuk hayati feng shou 24 ml/liter air, P1 = Pupuk hayati PGPR 7,5 ml/liter air, P2 = Pupuk hayati PGPR 15 ml/liter air, dan P3 = Pupuk hayati PGPR 22,5 ml/liter air. Diperoleh hasil bahwa: (1) Pemberian pupuk hayati berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman buncis tetapi tak ada pengaruh nyata atas hasil buncis, (2) Pemberian pupuk hayati (P2) PGPR konsentrasi 15 ml/liter air menunjukkan perpanjangan akar paling baik sebesar 49.50 cm dan pemberian pupuk hayati (P3) PGPR konsentrasi 22.5 ml/liter air menunjukkan pertumbuhan paling baik pada parameter panjang tanaman sebesar 210.50 cm dan jumlah daun sebanyak 18.50 helai.Kata kunci : Buncis, pupuk hayati, pertumbuhan, hasil","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127505251","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1884
Zulfa Ulinnuha, Risqa Naila Khusna Syarifah
Cabai rawit merupakan salah satu tanaman hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi, namun karena adanya perubahan iklim menyababkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai, sehingga perlu adanya pengendalian iklim mikro melalui perlakuan naungan untuk mengurangi efek suhu tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya dan varietas serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit, telah dilakukan di Desa Karang Kemiri, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap faktorial. Faktor pertama adalah intensitas cahaya (0% dan 50%), faktor kedua adalah varietas V1: Segana, V2: Lada Hijau, V3: Bara, V4: Catas, V5: Kerinci, V6: Raya, V7: Genie, dan V8: Sonar. Variabel pengamatan meliputi jumlah daun, luas daun, diamater batang, umur berbunga, umur berbuah, jumlah bunga dan fruit set. Hasil penelitian menunjukkan intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap luas daun, diameter batang, umur berbunga, umur berbuah, dan jumlah bunga. Terdapat interaksi antara intensitas cahaya dan varietas terhadap umur berbunga dan berbuah tanaman cabai. Umur berbunga dan berbuah varietas cabai yang diamati dipengaruhi oleh naungan dan varietas, beberapa varietas mengalami keterlambatan dalam umur pembungaan dan pembuahan yaitu Segana, Lada Hijau, Kerinci, raya, Genie. Pada varietas Bara, Catas dan Sonar tidak mengalami perubahan umur berbunga dan berbuah.Kata kunci: cabai rawit, intensitas cahaya, fruitset
{"title":"Fenologi Pembungaan dan Fruitset Beberapa Varietas Cabai pada Intensitas Cahaya Rendah","authors":"Zulfa Ulinnuha, Risqa Naila Khusna Syarifah","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1884","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1884","url":null,"abstract":"Cabai rawit merupakan salah satu tanaman hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi, namun karena adanya perubahan iklim menyababkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai, sehingga perlu adanya pengendalian iklim mikro melalui perlakuan naungan untuk mengurangi efek suhu tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya dan varietas serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit, telah dilakukan di Desa Karang Kemiri, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap faktorial. Faktor pertama adalah intensitas cahaya (0% dan 50%), faktor kedua adalah varietas V1: Segana, V2: Lada Hijau, V3: Bara, V4: Catas, V5: Kerinci, V6: Raya, V7: Genie, dan V8: Sonar. Variabel pengamatan meliputi jumlah daun, luas daun, diamater batang, umur berbunga, umur berbuah, jumlah bunga dan fruit set. Hasil penelitian menunjukkan intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap luas daun, diameter batang, umur berbunga, umur berbuah, dan jumlah bunga. Terdapat interaksi antara intensitas cahaya dan varietas terhadap umur berbunga dan berbuah tanaman cabai. Umur berbunga dan berbuah varietas cabai yang diamati dipengaruhi oleh naungan dan varietas, beberapa varietas mengalami keterlambatan dalam umur pembungaan dan pembuahan yaitu Segana, Lada Hijau, Kerinci, raya, Genie. Pada varietas Bara, Catas dan Sonar tidak mengalami perubahan umur berbunga dan berbuah.Kata kunci: cabai rawit, intensitas cahaya, fruitset","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114455787","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1888
Baharuddin Baharuddin, Dian Kurnia Ningsih, Made Sunantra, Zainal Arifin, S. Zainab
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman sayuran daun yang dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan segar. Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk permintaan pasar sayur selada semakin bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada terhadap pemberian beberapa dosis pupuk kandang dan aplikasi beberapa frekuensi pupuk cair. Percobaan ini bertempat di Lahan SMKN 1 KURIPAN, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat Pada Bulan September hingga Desember 2019. Rancangan yang digunakan yaitu RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan dua faktor, dosis pupuk kandang sebagai faktor pertama yang terdiri dari tiga aras yaitu D1 (10 ton/ha), D2 (15 ton/ha), dan D3 (20 ton/ha), faktor kedua yaitu frekuensi pupuk cair dengan 4 aras yaitu F0 (kontrol/tanpa aplikasi), F1 (satu kali aplikasi), F2 (dua kali aplikasi) dan F3 (tiga kali aplikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dosis pupuk kandang berbeda nyata terhadap indeks luas daun, berat berangkasan segar, dan berangkasan kering dengan hasil tertinggi didapatkan pada dosis D3 dengan nilai sebesar pada luas indeks daun 69,65 cm2, berangkasan basah 91,61 gram dan berangkasan kering 5,83 gram. Faktor frekuensi pupuk cair berbeda nyata terhadap berat berangkasan basah dengan nilai tertinggi didapatkan pada perlakuan F3 dengan nilai sebesar 82,18 gram. Selain itu terdapat interaksi antara faktor dosis pupuk kandang dengan frekuensi pupuk cair terhadap parameter jumlah daun, berat berangkasan segar dan berat berangkasan kering, hasil tertinggi didapatkan dari kombinasi D3F3.Kata kunci: pupuk kandang, pupuk organik cair, selada
{"title":"Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.)","authors":"Baharuddin Baharuddin, Dian Kurnia Ningsih, Made Sunantra, Zainal Arifin, S. Zainab","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1888","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1888","url":null,"abstract":"Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman sayuran daun yang dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan segar. Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk permintaan pasar sayur selada semakin bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada terhadap pemberian beberapa dosis pupuk kandang dan aplikasi beberapa frekuensi pupuk cair. Percobaan ini bertempat di Lahan SMKN 1 KURIPAN, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat Pada Bulan September hingga Desember 2019. Rancangan yang digunakan yaitu RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan dua faktor, dosis pupuk kandang sebagai faktor pertama yang terdiri dari tiga aras yaitu D1 (10 ton/ha), D2 (15 ton/ha), dan D3 (20 ton/ha), faktor kedua yaitu frekuensi pupuk cair dengan 4 aras yaitu F0 (kontrol/tanpa aplikasi), F1 (satu kali aplikasi), F2 (dua kali aplikasi) dan F3 (tiga kali aplikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dosis pupuk kandang berbeda nyata terhadap indeks luas daun, berat berangkasan segar, dan berangkasan kering dengan hasil tertinggi didapatkan pada dosis D3 dengan nilai sebesar pada luas indeks daun 69,65 cm2, berangkasan basah 91,61 gram dan berangkasan kering 5,83 gram. Faktor frekuensi pupuk cair berbeda nyata terhadap berat berangkasan basah dengan nilai tertinggi didapatkan pada perlakuan F3 dengan nilai sebesar 82,18 gram. Selain itu terdapat interaksi antara faktor dosis pupuk kandang dengan frekuensi pupuk cair terhadap parameter jumlah daun, berat berangkasan segar dan berat berangkasan kering, hasil tertinggi didapatkan dari kombinasi D3F3.Kata kunci: pupuk kandang, pupuk organik cair, selada","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131438375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1891
Arif Ramadhan, D. Nurhayati, S. Bahri
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh pemberian pupuk NPK mutiara 16-16-16 yang sesuai dengan pertumbuhan beberapa varietas tanaman Kacang hijau (Vigna radiata L.). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Tohudan, Dukuh Kepoh RT 03/06, Desa Tohudan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 6 November 2021 sampai 10 Januari 2022. Menggunaka rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara Split Plot Design yang terdiri dari dua faktor yaitu macam varietas kacang hijau sebagai main plot (petak utama) dan pupuk NPK Mutiara (16-16-16) sebagai sub plot (anak petak), sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Adapun kedua faktor tersebut yaitu (1) varietas kacang hijau (V) sebagai main plot / petak utama yaitu (V1)varietas Vima-1, (V2)varietas Vima-3, dan (V3)varietas Vima-4. (2) Pupuk NPK Mutiara (16-16-16) (M) sebagai sub plot/anak petak yaitu M0 tanpa pupuk, (M1) 150kg/ha. (M2) 250kg/ha. (M3) 350kg/ha. Data parameter dianalisis menggunakan Analisis Ragam (Anova) dan di uji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Parameter yang diamati tinggi tanaman (cm), jumlah cabang primer, saat muncul bunga, dan jumlah polong per tanaman.. Hasil penelitian menunjukan pemberian pupuk NPK Mutiara (16-16-16) dengan dosis 350 kg/ha memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhanmacam varietas tanaman kacang hijau.
{"title":"Pengaruh Pupuk Npk Mutiara (16-16-16) terhadap Pertumbuhan beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna Radiata L.)","authors":"Arif Ramadhan, D. Nurhayati, S. Bahri","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1891","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1891","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh pemberian pupuk NPK mutiara 16-16-16 yang sesuai dengan pertumbuhan beberapa varietas tanaman Kacang hijau (Vigna radiata L.). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Tohudan, Dukuh Kepoh RT 03/06, Desa Tohudan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 6 November 2021 sampai 10 Januari 2022. Menggunaka rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara Split Plot Design yang terdiri dari dua faktor yaitu macam varietas kacang hijau sebagai main plot (petak utama) dan pupuk NPK Mutiara (16-16-16) sebagai sub plot (anak petak), sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Adapun kedua faktor tersebut yaitu (1) varietas kacang hijau (V) sebagai main plot / petak utama yaitu (V1)varietas Vima-1, (V2)varietas Vima-3, dan (V3)varietas Vima-4. (2) Pupuk NPK Mutiara (16-16-16) (M) sebagai sub plot/anak petak yaitu M0 tanpa pupuk, (M1) 150kg/ha. (M2) 250kg/ha. (M3) 350kg/ha. Data parameter dianalisis menggunakan Analisis Ragam (Anova) dan di uji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Parameter yang diamati tinggi tanaman (cm), jumlah cabang primer, saat muncul bunga, dan jumlah polong per tanaman.. Hasil penelitian menunjukan pemberian pupuk NPK Mutiara (16-16-16) dengan dosis 350 kg/ha memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhanmacam varietas tanaman kacang hijau.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127016396","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1860
Zulkifli Zein, Gesang Edi Putro, Saktiono Sigit Tri Pamungkas
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah cangkang telur ayam (Es) sebagai pupuk organik cair (POC) terhadap karakteristik morfologi Mucuna bracteata (Mb). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2021 di laboratorium terpadu Politeknik LPP Yogyakarta. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial yaitu dosis POC yang berbeda yang terdiri dari P0 (kontrol), P1 (25 ml POC), P2 (50 ml POC), P3 (75 ml POC) dan P4 (100 ml POC). Karakteristik morfologi yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot basah tanaman. Analisis data dilakukan menggunakan Anova dengan tingkat kepercayaan 5%, apabila terdapat perbedaan nyata pada perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan Ducan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh nyata terhadap pemberian POC pada perlakuan P3 (75 ml POC) pada seluruh variabel karakteristik morfologi yang diamati, yaitu tinggi tanaman (12,17 cm), jumlah daun (7,46 helai) dan bobot basah tanaman (7,67 gram). POC diduga mampu menambah makrohara sekunder pada media tanam Mb terutama Ca dan Mg. Makrohara sekunder Ca berperan penting dalam diferensiasi sel sehingga akan berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada Mb, sedangkan mikro hara Mg berperan sebagai prekusor pembentukan klorofil pada daun Mb.Kata kunci: cangkang telur, makrohara sekunder, morfologi, Mucuna bracteata,
{"title":"Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Ayam sebagai Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan dan Karakter Morfologi Mucuna bracteata","authors":"Zulkifli Zein, Gesang Edi Putro, Saktiono Sigit Tri Pamungkas","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1860","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1860","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah cangkang telur ayam (Es) sebagai pupuk organik cair (POC) terhadap karakteristik morfologi Mucuna bracteata (Mb). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2021 di laboratorium terpadu Politeknik LPP Yogyakarta. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial yaitu dosis POC yang berbeda yang terdiri dari P0 (kontrol), P1 (25 ml POC), P2 (50 ml POC), P3 (75 ml POC) dan P4 (100 ml POC). Karakteristik morfologi yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot basah tanaman. Analisis data dilakukan menggunakan Anova dengan tingkat kepercayaan 5%, apabila terdapat perbedaan nyata pada perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan Ducan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh nyata terhadap pemberian POC pada perlakuan P3 (75 ml POC) pada seluruh variabel karakteristik morfologi yang diamati, yaitu tinggi tanaman (12,17 cm), jumlah daun (7,46 helai) dan bobot basah tanaman (7,67 gram). POC diduga mampu menambah makrohara sekunder pada media tanam Mb terutama Ca dan Mg. Makrohara sekunder Ca berperan penting dalam diferensiasi sel sehingga akan berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada Mb, sedangkan mikro hara Mg berperan sebagai prekusor pembentukan klorofil pada daun Mb.Kata kunci: cangkang telur, makrohara sekunder, morfologi, Mucuna bracteata,","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128992605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1887
Andreian Agus Prasetia, Syakiroh Jazilah, Ubad Badrudin
Tanaman padi (Oryza sativa L.) menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Penelitian bertujuan mengetahui sistem tanam dan varietas yang paling tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Telah dilaksanakan di Desa Bondansari Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split plot, dengan dua faktor yaitu sistem tanam sebagai main plot, (S1 = jajar legowo 4:1, S2 = jajar legowo 3:1, S3 = jajar legowo 2:1, S4 = tegel) dan varietas sebagai sub plot, (V1 = Inpari IR Nutri Zinc, V2 = Inpari 32, V3 = Ciherang) dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan uji F dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan sistem tanam berbeda sangat nyata terhadap variabel jumlah anakan produktif, jumlah gabah hampa, bobot tanaman kering. Berbeda nyata terhadap variabel panjang daun bendera, bobot gabah basah, bobot gabah kering. Berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai dan jumlah gabah bernas. Sistem tanam yang paling tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi adalah jajar legowo 2:1. Perlakuan varietas berbeda sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati. Varietas yang paling tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi adalah Inpari 32. Interaksi antara sistem tanam dan varietas padi berbeda nyata terhadap panjang daun bendera dan jumlah gabah hampa, berbeda tidak nyata terhadap veriabel lainnya. Interaksi terbaik yaitu sistem tanam jajar legowo 2:1 dan varietas Inpari IR Nutri Zinc.Kata kunci : padi, sistem tanam, varietas.
{"title":"Pengaruh Sistem Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi beberapa Varietas Tanaman Padi (Oryza sativa L.)","authors":"Andreian Agus Prasetia, Syakiroh Jazilah, Ubad Badrudin","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1887","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1887","url":null,"abstract":"Tanaman padi (Oryza sativa L.) menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Penelitian bertujuan mengetahui sistem tanam dan varietas yang paling tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Telah dilaksanakan di Desa Bondansari Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split plot, dengan dua faktor yaitu sistem tanam sebagai main plot, (S1 = jajar legowo 4:1, S2 = jajar legowo 3:1, S3 = jajar legowo 2:1, S4 = tegel) dan varietas sebagai sub plot, (V1 = Inpari IR Nutri Zinc, V2 = Inpari 32, V3 = Ciherang) dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan uji F dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan sistem tanam berbeda sangat nyata terhadap variabel jumlah anakan produktif, jumlah gabah hampa, bobot tanaman kering. Berbeda nyata terhadap variabel panjang daun bendera, bobot gabah basah, bobot gabah kering. Berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang malai dan jumlah gabah bernas. Sistem tanam yang paling tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi adalah jajar legowo 2:1. Perlakuan varietas berbeda sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati. Varietas yang paling tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi adalah Inpari 32. Interaksi antara sistem tanam dan varietas padi berbeda nyata terhadap panjang daun bendera dan jumlah gabah hampa, berbeda tidak nyata terhadap veriabel lainnya. Interaksi terbaik yaitu sistem tanam jajar legowo 2:1 dan varietas Inpari IR Nutri Zinc.Kata kunci : padi, sistem tanam, varietas.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127335873","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1889
S. Zainab, Azizah Haryantini, Artadi Artadi, Agung Widya Wardhana, Wawan Apzani
Rice is a staple food that is generally consumed by mostly Indonesian people. However, in 2020 the productivity of rice plants in Indonesia has decreased. This study aims to determine the effect of yield and production of several varieties of rice grown in various sizes of planting media/pots other than in rice fields. This study was arranged according to a completely randomized design (CRD) with two factors (the first factor was size of planting media/pot, while the second factor was type of rice varieties). There were 3 types size of planting media used, i.e 40x40 cm, 50x50 cm and 60x60cm, while the types of lowland rice varieties used wee Ciherang, Inpari 32 and Mekongga. There were 9 treatment combinations in this study. Each treatment was repeated 3 times, so that 27 experimental pots were obtained. The observational data in this study were analyzed using ANOVA (Diversity Analysis) and then further tested with 5% BNJ. The results of the analysis showed that the treatment of pot size was significantly different to the parameters of plant height at the age of 42 to 112 days after planting. The highest results were obtained from the 50 x 50 (cm) pot size treatment, which was 98.88 cm. Out of the treatment of 60 x 60 (cm) planting media, the results were significantly different for the weight parameter of 1000 grains of rice, with the highest achievement value of 25.66 grams. The highest plant growth was obtained from the treatment of 50 x 50 (cm) planting media which was planted with Ciherang variety, which was 99.66 cm. Meanwhile, the highest production was obtained from the treatment of 60 x 60 (cm) planting media planted with the Inpari 32 variety, which was 26.77 grams.
{"title":"Uji Daya Hasil beberapa Varietas Padi (Oryza Sativa L.) dalam Pot pada Ukuran Media Tanam yang Berbeda","authors":"S. Zainab, Azizah Haryantini, Artadi Artadi, Agung Widya Wardhana, Wawan Apzani","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1889","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1889","url":null,"abstract":"Rice is a staple food that is generally consumed by mostly Indonesian people. However, in 2020 the productivity of rice plants in Indonesia has decreased. This study aims to determine the effect of yield and production of several varieties of rice grown in various sizes of planting media/pots other than in rice fields. This study was arranged according to a completely randomized design (CRD) with two factors (the first factor was size of planting media/pot, while the second factor was type of rice varieties). There were 3 types size of planting media used, i.e 40x40 cm, 50x50 cm and 60x60cm, while the types of lowland rice varieties used wee Ciherang, Inpari 32 and Mekongga. There were 9 treatment combinations in this study. Each treatment was repeated 3 times, so that 27 experimental pots were obtained. The observational data in this study were analyzed using ANOVA (Diversity Analysis) and then further tested with 5% BNJ. The results of the analysis showed that the treatment of pot size was significantly different to the parameters of plant height at the age of 42 to 112 days after planting. The highest results were obtained from the 50 x 50 (cm) pot size treatment, which was 98.88 cm. Out of the treatment of 60 x 60 (cm) planting media, the results were significantly different for the weight parameter of 1000 grains of rice, with the highest achievement value of 25.66 grams. The highest plant growth was obtained from the treatment of 50 x 50 (cm) planting media which was planted with Ciherang variety, which was 99.66 cm. Meanwhile, the highest production was obtained from the treatment of 60 x 60 (cm) planting media planted with the Inpari 32 variety, which was 26.77 grams.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126678946","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1879
Sukarman Hadi jaya Putra
Buah tomat yang telah dipanen hanya dapat mempertahankan kesegarannya maksimal 1 minggu, karena buah masih bisa melakukan metabolisme menggunakan cadangan makanan yang tersimpan di daging buah. Jika lewat dari waktu tersebut, maka buah akan menurun kualitasnya bahkan bisa rusak dan busuk. Oleh karena itu diperlukan penanganan pasca panen dalam upaya mempertahankan masa simpan dan kualitas eksternal dan internal buah tomat. Cara yang tepat adalah menggunakan edible coating yang berbahan dasar alami, seperti pati batang talas. Batang talas memiliki kandungan tannin dan saponin yang dapat membunuh sel bakteri. Penelitian ini adalah salah satu bentuk riset yang dilakukan dengan menguji edible coating berbahan dasar pati talas dengan beberapa konsentrasi terhadap daya simpan buah tomat. Rancangan riset yang digunakan adalah dengan model penelitian deskriptif kuantitatif berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam konsentrasi berbeda konsentrasi untuk pati batang talas yaitu 0 % , 3 % dan 6 %. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali ulangan. Jadi jumlah unit perlakuan adalah 20. Buah tomat yang digunakan sudah berumur 7 hari setelah petik. Perendaman menggunakan edible coating dilakukan selama 24 jam, selanjutnya disimpan di ruangan terbuka selama 7 hari. Parameter yang diamati adalah lama penyimpanan dan susut bobot buah tomat. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan edible coating berbahan dasar pati talas dengan konsentrasi 3 % dan 6 % berdampak signifakan (P<0,05) terhadap susut bobot dan daya simpan buah tomat. Buah tomat yang disimpan dengan perlakuan edible coating mampu bertahan lebih lama hingga 14 hari pada suhu ruangan ( 28 C0 ) dibandingkan dengan buah tomat yang tidak mendapatkan perlakuan edible coating berbahan dasar pati batang talas
{"title":"Pengolahan Pasca Panen Buah Tomat (Solanum Lycopersicum) menggunakan Dengan Edible Coating Berbahan Dasar Pati Batang Talas (Colocasia Esculenta)","authors":"Sukarman Hadi jaya Putra","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1879","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1879","url":null,"abstract":"Buah tomat yang telah dipanen hanya dapat mempertahankan kesegarannya maksimal 1 minggu, karena buah masih bisa melakukan metabolisme menggunakan cadangan makanan yang tersimpan di daging buah. Jika lewat dari waktu tersebut, maka buah akan menurun kualitasnya bahkan bisa rusak dan busuk. Oleh karena itu diperlukan penanganan pasca panen dalam upaya mempertahankan masa simpan dan kualitas eksternal dan internal buah tomat. Cara yang tepat adalah menggunakan edible coating yang berbahan dasar alami, seperti pati batang talas. Batang talas memiliki kandungan tannin dan saponin yang dapat membunuh sel bakteri. Penelitian ini adalah salah satu bentuk riset yang dilakukan dengan menguji edible coating berbahan dasar pati talas dengan beberapa konsentrasi terhadap daya simpan buah tomat. Rancangan riset yang digunakan adalah dengan model penelitian deskriptif kuantitatif berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam konsentrasi berbeda konsentrasi untuk pati batang talas yaitu 0 % , 3 % dan 6 %. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali ulangan. Jadi jumlah unit perlakuan adalah 20. Buah tomat yang digunakan sudah berumur 7 hari setelah petik. Perendaman menggunakan edible coating dilakukan selama 24 jam, selanjutnya disimpan di ruangan terbuka selama 7 hari. Parameter yang diamati adalah lama penyimpanan dan susut bobot buah tomat. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan edible coating berbahan dasar pati talas dengan konsentrasi 3 % dan 6 % berdampak signifakan (P<0,05) terhadap susut bobot dan daya simpan buah tomat. Buah tomat yang disimpan dengan perlakuan edible coating mampu bertahan lebih lama hingga 14 hari pada suhu ruangan ( 28 C0 ) dibandingkan dengan buah tomat yang tidak mendapatkan perlakuan edible coating berbahan dasar pati batang talas","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125875724","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Iklim menjadi bagian terpenting dalam menentukan hasil pertanian. Perubahan iklim sering kali memberikan dampak negatif terhadap hasil pertanian karena perubahan-perubahan tersebut cenderung sulit untuk diprediksi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh iklim terhadap produktivitas jeruk siam di Kabupaten Sambas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kualitatif deskriptif. Dan yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah mencakup pohon yang menghasilkan buah jeruk siam, produksi jeruk siam dalam bentuk kuintal dan produktivitas (kg/pohon). Rekapan data untuk iklim diambil dari tahun 2011-2020 dengan waktu iklim yang digunakan adalah selama 12 bulan atau pertahun. Parameter diperoleh dari link online BMKG. Data iklim yang digunakan dalam penelitian ini adalah Temperatur rata-rata (°C), Lamanya penyinaran matahari (jam), Curah hujan (mm), dan Kecepatan angin rata-rata (m/s). Hasil penelitian menunjukan Tavg (0C) di Kabupaten Sambas cenderung berkisar pada 26,74 - 27,23 0C. Curah hujan terendah dicatat pada tahun 2011 yaitu sebesar 9,07 mm tahun. Sedangkan untuk curah hujan tertinggi yang dimiliki Kabupaten Sambas terdapat pada tahun 2020 dengan kisaran curah hujan adalah 243, 81 mm, sehingga dengan curah hujan yang terjadi menyebabkan beberapa kerusakan dan penurunan produktivitas tanaman jeruk siam serta lama penyinaran matahari pada tahun 2011(3, 82 jam), 2012 (4,13 jam) dan 2020 (4,64 jam) dan untuk kecepatan angin terendah terjadi tahun 2017 yaitu berkisar 0,86 m/s. Dengan demikian yang memiliki pengaruh terhadap produktivitas tanaman jeruk siam yaitu curah hujan dan lama penyinaran yang terjadi pada tahun 2011 dan 2020.
{"title":"Pengaruh Parameter Iklim terhadap Produktivitas Jeruk Siam di Kabupaten Sambas","authors":"Kiki Kristiandi, Nurul Fatimah Yunita, Rini Fertiasari, Oktavia Nurmawaty Sogiro, Wilis Widi Wilujeng","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1819","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1819","url":null,"abstract":"Iklim menjadi bagian terpenting dalam menentukan hasil pertanian. Perubahan iklim sering kali memberikan dampak negatif terhadap hasil pertanian karena perubahan-perubahan tersebut cenderung sulit untuk diprediksi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh iklim terhadap produktivitas jeruk siam di Kabupaten Sambas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kualitatif deskriptif. Dan yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah mencakup pohon yang menghasilkan buah jeruk siam, produksi jeruk siam dalam bentuk kuintal dan produktivitas (kg/pohon). Rekapan data untuk iklim diambil dari tahun 2011-2020 dengan waktu iklim yang digunakan adalah selama 12 bulan atau pertahun. Parameter diperoleh dari link online BMKG. Data iklim yang digunakan dalam penelitian ini adalah Temperatur rata-rata (°C), Lamanya penyinaran matahari (jam), Curah hujan (mm), dan Kecepatan angin rata-rata (m/s). Hasil penelitian menunjukan Tavg (0C) di Kabupaten Sambas cenderung berkisar pada 26,74 - 27,23 0C. Curah hujan terendah dicatat pada tahun 2011 yaitu sebesar 9,07 mm tahun. Sedangkan untuk curah hujan tertinggi yang dimiliki Kabupaten Sambas terdapat pada tahun 2020 dengan kisaran curah hujan adalah 243, 81 mm, sehingga dengan curah hujan yang terjadi menyebabkan beberapa kerusakan dan penurunan produktivitas tanaman jeruk siam serta lama penyinaran matahari pada tahun 2011(3, 82 jam), 2012 (4,13 jam) dan 2020 (4,64 jam) dan untuk kecepatan angin terendah terjadi tahun 2017 yaitu berkisar 0,86 m/s. Dengan demikian yang memiliki pengaruh terhadap produktivitas tanaman jeruk siam yaitu curah hujan dan lama penyinaran yang terjadi pada tahun 2011 dan 2020.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131460141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1730
Annisa Rahmawati
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi adanya patogen tular benih, dalam proses penyimpanan benih yang kurang tepat, pada alur produksi benih. Patogen tular benih dapat berupa bakteri, cendawan, virus dan nematoda. Benih yang telah terinfeksi oleh patogen, akan menjadi faktor pembatas dalam mennetukan keberhasilan budidaya pertanian. Identifikasi patogen tular benih melalui uji kesehatan benih dapat meminimalisir persebaran patogen. Praktek penyimpanan yang disesuaikan dengan jenis dan kondisi benih, diharapkan dapat mempertahankan kualitas dan kuantitas benih selama masa penyimpanan hingga ke tangan konsumen.
{"title":"Patogen Tular Benih pada Praktek Penyimpanan dan Uji Mutu Benihnya","authors":"Annisa Rahmawati","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1730","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1730","url":null,"abstract":"Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi adanya patogen tular benih, dalam proses penyimpanan benih yang kurang tepat, pada alur produksi benih. Patogen tular benih dapat berupa bakteri, cendawan, virus dan nematoda. Benih yang telah terinfeksi oleh patogen, akan menjadi faktor pembatas dalam mennetukan keberhasilan budidaya pertanian. Identifikasi patogen tular benih melalui uji kesehatan benih dapat meminimalisir persebaran patogen. Praktek penyimpanan yang disesuaikan dengan jenis dan kondisi benih, diharapkan dapat mempertahankan kualitas dan kuantitas benih selama masa penyimpanan hingga ke tangan konsumen.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125655749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}