Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.31941/biofarm.v18i1.1885
Swari Utami Dewi, Sumarmi Sumarmi, S. Bahri
Penelitian ini berjudul pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil pada tiga varietas unggul kedelai (Glycine max (L.) Merrill) bertujuan untuk mengkaji pupuk kandang yang terbaik untuk tiga varietas unggul tanaman kedelai yaitu Anjasmoro, Argomulyo dan Biosoy. Tempat penelitian di Research and Collection Gardens Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta, di Jl. Jaya Wijaya No. 384, Kelurahan Kadipiro, Kec.Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136. Pelaksanaan penelitian 19 Mei 2021 sampai dengan 10 Agustus 2021. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial yaitu tiga varietas kedelai dan macam pupuk kandang yang menghasilkan 15 perlakuan. V1: Varietas Anjasmoro, V2 : Varietas Argomulyo, V3 : Varietas Biosoy, K1 : Perlakuan pupuk kandang ayam (96 gram), K2 : Perlakuan pupuk kandang kambing (62 gram), K3 : Perlakuan pupuk kandang sapi (126 gram), K4 : Perlakuan pupuk kandang campuran (106 gram). Data hasil penelitian ini dianalisis dengan uji BNJ pada taraf nyata 5 %, hasil penelitian menunjukan bahwa rerata pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi pada varietas Biosoy pupuk kandang campuran 64,67cm, jumlah daun 74 helai. Hasil jumlah rerata polong per tanaman tertinggi pada varietas Anjasmoro perlakuan pupuk kandang campuran 62,83 buah. Berat polong terbaik pada rerata 46,5 gram varietas Argomulyo pada perlakuan pupuk ayam. Jumlah biji terbanyak pada varietas Anjasmoro pupuk kandang campuran dengan rerata 119,83 buah. Berat biji tanaman tertinggi pada varietas Argomulyo perlakuan pupuk campuran dengan rerata 24,39 gram, dan berat 100 biji terbaik pada varietas Biosoy perlakuan pupuk campuran dengan rerata 35,67gram. Setiap varietas memiliki keunggulan masing-masing, varietas Anjasmoro dan Argomulyo memiliki tinggi tanaman, jumlah biji yang dihasilkan tinggi, jumlah polong lebih unggul dari pada varietas Biosoy. Varietas Biosoy memiliki keunggulan ukuran daun besar serta bentuk biji yang lebih besar daripada kedua varietas lainnya.
{"title":"Pengaruh Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman pada Tiga Varietas Unggul Kedelai (Glycine max (L) Merrill)","authors":"Swari Utami Dewi, Sumarmi Sumarmi, S. Bahri","doi":"10.31941/biofarm.v18i1.1885","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v18i1.1885","url":null,"abstract":"Penelitian ini berjudul pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil pada tiga varietas unggul kedelai (Glycine max (L.) Merrill) bertujuan untuk mengkaji pupuk kandang yang terbaik untuk tiga varietas unggul tanaman kedelai yaitu Anjasmoro, Argomulyo dan Biosoy. Tempat penelitian di Research and Collection Gardens Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta, di Jl. Jaya Wijaya No. 384, Kelurahan Kadipiro, Kec.Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136. Pelaksanaan penelitian 19 Mei 2021 sampai dengan 10 Agustus 2021. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial yaitu tiga varietas kedelai dan macam pupuk kandang yang menghasilkan 15 perlakuan. V1: Varietas Anjasmoro, V2 : Varietas Argomulyo, V3 : Varietas Biosoy, K1 : Perlakuan pupuk kandang ayam (96 gram), K2 : Perlakuan pupuk kandang kambing (62 gram), K3 : Perlakuan pupuk kandang sapi (126 gram), K4 : Perlakuan pupuk kandang campuran (106 gram). Data hasil penelitian ini dianalisis dengan uji BNJ pada taraf nyata 5 %, hasil penelitian menunjukan bahwa rerata pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi pada varietas Biosoy pupuk kandang campuran 64,67cm, jumlah daun 74 helai. Hasil jumlah rerata polong per tanaman tertinggi pada varietas Anjasmoro perlakuan pupuk kandang campuran 62,83 buah. Berat polong terbaik pada rerata 46,5 gram varietas Argomulyo pada perlakuan pupuk ayam. Jumlah biji terbanyak pada varietas Anjasmoro pupuk kandang campuran dengan rerata 119,83 buah. Berat biji tanaman tertinggi pada varietas Argomulyo perlakuan pupuk campuran dengan rerata 24,39 gram, dan berat 100 biji terbaik pada varietas Biosoy perlakuan pupuk campuran dengan rerata 35,67gram. Setiap varietas memiliki keunggulan masing-masing, varietas Anjasmoro dan Argomulyo memiliki tinggi tanaman, jumlah biji yang dihasilkan tinggi, jumlah polong lebih unggul dari pada varietas Biosoy. Varietas Biosoy memiliki keunggulan ukuran daun besar serta bentuk biji yang lebih besar daripada kedua varietas lainnya.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124414271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-28DOI: 10.31941/biofarm.v17i2.1610
Angga Puji Leksono
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval pemberian POC urin kelinci serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Penelitian dilaksanakan di Desa Karangsari, Karanganyar, Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan acak kelompok secara factorial yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama konsentrasi POC urin kelinci yaitu 0 ml/l air, 20 ml/l air, 40 ml/l air, 60 ml/l air, faktor kedua interval pemberian POC urin kelinci yaitu 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun terluas, jumlah akar, panjang akar, bobot segar tanaman, bobot segar daun, bobot kering tanaman, bobot kering daun, dan intensitas serangan hama/penyakit. Data dianalisis dengan uji F dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan, kecuali jumlah akar, panjang akar dan intensitas serangan hama/penyakit berbeda tidak nyata. Perlakuan konsentrasi POC urin kelinci terbaik adalah 40 ml/l air. Interval pemberian POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah akar, panjang akar dan intensitas serangan hama/penyakit berbeda tidak nyata. Perlakuan interval pemberian POC terbaik adalah 2 hari sekali. Interaksi antara konsentrasi dan interval pemberian POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah akar, panjang akar, dan intensitas serangan hama/penyakit berbeda tidak nyata. Interaksi terbaik diperoleh pada konsentrasi 40 ml/l air dan interval pemberian 2 hari sekali. Kata kunci : POC, selada , urin kelinci
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Dan Interval Pemberian Poc Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)","authors":"Angga Puji Leksono","doi":"10.31941/biofarm.v17i2.1610","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i2.1610","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval pemberian POC urin kelinci serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Penelitian dilaksanakan di Desa Karangsari, Karanganyar, Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan acak kelompok secara factorial yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama konsentrasi POC urin kelinci yaitu 0 ml/l air, 20 ml/l air, 40 ml/l air, 60 ml/l air, faktor kedua interval pemberian POC urin kelinci yaitu 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun terluas, jumlah akar, panjang akar, bobot segar tanaman, bobot segar daun, bobot kering tanaman, bobot kering daun, dan intensitas serangan hama/penyakit. Data dianalisis dengan uji F dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan, kecuali jumlah akar, panjang akar dan intensitas serangan hama/penyakit berbeda tidak nyata. Perlakuan konsentrasi POC urin kelinci terbaik adalah 40 ml/l air. Interval pemberian POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah akar, panjang akar dan intensitas serangan hama/penyakit berbeda tidak nyata. Perlakuan interval pemberian POC terbaik adalah 2 hari sekali. Interaksi antara konsentrasi dan interval pemberian POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah akar, panjang akar, dan intensitas serangan hama/penyakit berbeda tidak nyata. Interaksi terbaik diperoleh pada konsentrasi 40 ml/l air dan interval pemberian 2 hari sekali. Kata kunci : POC, selada , urin kelinci","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123013083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-28DOI: 10.31941/biofarm.v17i2.1611
Affiatin Rahmah, Wahyu Febriyono
Pakcoy merupakan sayuran hijau yang memiliki kandungan gizi yang baiik dan mudah dibudidayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuijenis media yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy, mengetahuipengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasiltanaman pakcoy. Peenelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2020. Parameter yang diamati berupa tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), bobot tajuk basah (gr), bobot akar basah (gr), dan bobot tanaman basah (gr). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelomok Lengkap (RAKL) dengan 4x2 faktorial. Faktor pertama adalah jenis media tanam (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu M0 (tanah), M1 (tanah + sekam mentah) perbandingan 1:1, M2 (tanah+ Arang sekam) perbandingan 1:1, dan M3 (tanah + sekam mentah + arang sekam) perbandingan 1:1:1, Faktor kedua adalah tingkat taaran pupuk kandang kambing (P) yangterdiri dari 2 taraf yaitu P0 (0 ton/ha) dan P1 (15 ton/ha). Media tanam yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy adalah tanah tanpa campuran sekam maupun arang sekam. Penggunaan pupuk kandang kambing meningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Kata Kunci : hasil, pakcoy, pertumbuhan, pupuk kandang, sekam
{"title":"Pengaruh Pemberian Media Arang Sekam dan Sekam mentah serta Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brasicca rapa subs. chinensis)","authors":"Affiatin Rahmah, Wahyu Febriyono","doi":"10.31941/biofarm.v17i2.1611","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i2.1611","url":null,"abstract":"Pakcoy merupakan sayuran hijau yang memiliki kandungan gizi yang baiik dan mudah dibudidayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuijenis media yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy, mengetahuipengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasiltanaman pakcoy. Peenelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2020. Parameter yang diamati berupa tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), bobot tajuk basah (gr), bobot akar basah (gr), dan bobot tanaman basah (gr). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelomok Lengkap (RAKL) dengan 4x2 faktorial. Faktor pertama adalah jenis media tanam (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu M0 (tanah), M1 (tanah + sekam mentah) perbandingan 1:1, M2 (tanah+ Arang sekam) perbandingan 1:1, dan M3 (tanah + sekam mentah + arang sekam) perbandingan 1:1:1, Faktor kedua adalah tingkat taaran pupuk kandang kambing (P) yangterdiri dari 2 taraf yaitu P0 (0 ton/ha) dan P1 (15 ton/ha). Media tanam yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy adalah tanah tanpa campuran sekam maupun arang sekam. Penggunaan pupuk kandang kambing meningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Kata Kunci : hasil, pakcoy, pertumbuhan, pupuk kandang, sekam","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134233237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-28DOI: 10.31941/biofarm.v17i2.1514
Tamrin Khamidi, Suryo Wiyono, B. Burhanudin
Produksi tomat di Indonesia banyak menghadapi gangguan penyakit, baik biotik maupun abiotik, diantaranya penyakit bercak daun yang disebabkan Alternaria solani dan blossom end rot yang disebabkan defisiensi kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi teknik perlakuan konsorsium plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) dengan Trichoderma hamatum THSW13 dalam mengendalikan penyakit bercak daun dan blossom end rot serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat di lapangan. PGPR yang diuji adalah Pseudomonas fluorescens PF1 dan Bacillus polymixa strain BG25.Percobaan telah dilakukan di pertanaman tomat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan perlakuan: (A) perlakuan benih dan di persemaian, (B) perlakuan benih, perlakuan di persemaian dan perlakuan pada tanaman di lapangan, (C) perlakuan fungisida kimia sintetik sebagai kontrol. Percobaan dilaksanakan dengan metode eksperimental dan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan pengamatan terhadap penyakit tanaman dan agronomis. Hasil uji menunjukkan bahwa perlakuan teknik aplikasi konsorsium PGPR dan T. hamatum THSW13 dengan perlakuan benih, di persemaian dan pada tanaman di lapangan menunjukkan kemampuan lebih baik dalam menekan tingkat keparahan penyakit bercak coklat dan persentase kejadian blossom end rot serta meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang dan produktivitas per satuan luas dibandingkan perlakuan hanya pada benih dan di persemaian.
{"title":"Pengendalian Penyakit dan Pemacuan Pertumbuhan Tanaman Tomat dengan Perlakuan Plant Growth Promoting Rhizobacteria dan Trichoderma hamatum THSW13","authors":"Tamrin Khamidi, Suryo Wiyono, B. Burhanudin","doi":"10.31941/biofarm.v17i2.1514","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i2.1514","url":null,"abstract":"Produksi tomat di Indonesia banyak menghadapi gangguan penyakit, baik biotik maupun abiotik, diantaranya penyakit bercak daun yang disebabkan Alternaria solani dan blossom end rot yang disebabkan defisiensi kalsium. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi teknik perlakuan konsorsium plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) dengan Trichoderma hamatum THSW13 dalam mengendalikan penyakit bercak daun dan blossom end rot serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat di lapangan. PGPR yang diuji adalah Pseudomonas fluorescens PF1 dan Bacillus polymixa strain BG25.Percobaan telah dilakukan di pertanaman tomat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan perlakuan: (A) perlakuan benih dan di persemaian, (B) perlakuan benih, perlakuan di persemaian dan perlakuan pada tanaman di lapangan, (C) perlakuan fungisida kimia sintetik sebagai kontrol. Percobaan dilaksanakan dengan metode eksperimental dan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan pengamatan terhadap penyakit tanaman dan agronomis. Hasil uji menunjukkan bahwa perlakuan teknik aplikasi konsorsium PGPR dan T. hamatum THSW13 dengan perlakuan benih, di persemaian dan pada tanaman di lapangan menunjukkan kemampuan lebih baik dalam menekan tingkat keparahan penyakit bercak coklat dan persentase kejadian blossom end rot serta meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang dan produktivitas per satuan luas dibandingkan perlakuan hanya pada benih dan di persemaian.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"05 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129017358","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-28DOI: 10.31941/biofarm.v17i2.1612
Fitriyani Fitriyani, Ubad Badrudin
Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia, namun dalam budidaya tanaman padi sering ditemui dengan beberapa kendala salah satunya yaitu hama keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam moluskisida dan macam varietas padi terhadap tingkat serangan hama keong mas dan interaksinya. Penelitian ini telah di laksanakan di Kebun Percobaan Slamaran, Pekalongan Utara. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Split plot terdiri dengan 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama yang dicobakan adalah macam varietas padi (V) sebagai main plot (V1 = Ciherang, V2 = IR64, V3 Inpari 42) dan faktor kedua adalah macam moluskisida (M) sebagai sub plot (M0 = Kontrol, M1 = Kimia, M2 = Ekstrak batang serai, M3 = Ekstrak ketepeng cina). Data dianalisis menggunakan uji F dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan macam moluskisida (M) berbeda sangat nyata pada variabel mortalitas keong mas fase persemaian, berbeda nyata pada variabel tingkat kerusakan tanaman padi persemaian, tingkat kerusakan tanaman padi pertanaman, waktu kematian hama fase persemaian, dan tinggi tanaman, dan berbeda tidak nyata pada variabel waktu kematian hama pertanaman, mortalitas keong mas pertanaman, jumlah anakan per rumpun, panjang akar, dan bobot basah tanaman per rumpun. Moluskisida terbaik untuk menekan serangan hama keong mas adalah moluskisida kimia (M1). Perlakuan macam varietas (V) beberda sangat nyata pada variabel tingkat kerusakan tanaman padi pertanaman dan berbeda tida nyata pada variabel lainnya. Varietas paling tahan pada tingkat serangan hama keong mas per tanaman adalah Varietas IR64 (V2). Kata kunci : padi, keong mas, serangan hama keong mas, moluskisida.
{"title":"Pengaruh Pemberian Macam Moluskisida terhadap Tingkat Serangan Hama Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck) pada Pertumbuhan beberapa Varietas Tanaman Padi (Oryza sativa L.)","authors":"Fitriyani Fitriyani, Ubad Badrudin","doi":"10.31941/biofarm.v17i2.1612","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i2.1612","url":null,"abstract":"Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia, namun dalam budidaya tanaman padi sering ditemui dengan beberapa kendala salah satunya yaitu hama keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam moluskisida dan macam varietas padi terhadap tingkat serangan hama keong mas dan interaksinya. Penelitian ini telah di laksanakan di Kebun Percobaan Slamaran, Pekalongan Utara. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Split plot terdiri dengan 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama yang dicobakan adalah macam varietas padi (V) sebagai main plot (V1 = Ciherang, V2 = IR64, V3 Inpari 42) dan faktor kedua adalah macam moluskisida (M) sebagai sub plot (M0 = Kontrol, M1 = Kimia, M2 = Ekstrak batang serai, M3 = Ekstrak ketepeng cina). Data dianalisis menggunakan uji F dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan macam moluskisida (M) berbeda sangat nyata pada variabel mortalitas keong mas fase persemaian, berbeda nyata pada variabel tingkat kerusakan tanaman padi persemaian, tingkat kerusakan tanaman padi pertanaman, waktu kematian hama fase persemaian, dan tinggi tanaman, dan berbeda tidak nyata pada variabel waktu kematian hama pertanaman, mortalitas keong mas pertanaman, jumlah anakan per rumpun, panjang akar, dan bobot basah tanaman per rumpun. Moluskisida terbaik untuk menekan serangan hama keong mas adalah moluskisida kimia (M1). Perlakuan macam varietas (V) beberda sangat nyata pada variabel tingkat kerusakan tanaman padi pertanaman dan berbeda tida nyata pada variabel lainnya. Varietas paling tahan pada tingkat serangan hama keong mas per tanaman adalah Varietas IR64 (V2). Kata kunci : padi, keong mas, serangan hama keong mas, moluskisida.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130685419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-28DOI: 10.31941/biofarm.v17i2.1614
Abdul Aziz
Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menempati posisi penting sebagai sumber devisa nonmigas di Indonesia. Sehingga upaya peningkatan produktivitas usahatani karet terus dilakukan khususnya di bidang teknologi budidayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu aplikasi dan konsentrasi stimulan etepon terhadap produksi lateks pada tanaman karet, telah dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IX, Afdeling Kertosari, Kebun Siluwok, Desa Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Split Plot. Faktor pertama meliputi waktu aplikasi stimulan etepon yaitu pada pagi hari, siang hari, dan malam hari, faktor kedua macam konsentrasi stimulan meliputi konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan waktu aplikasi stimulan etepon berbeda sangat nyata terhadap variabel kadar karet kering, kadar air dan elastisitas, hasil terbaik didapat pada waktu aplikasi pagi hari. Perlakuan macam konsentrasi stimulan etepon berbeda sangat nyata terhadap semua variabel kecuali kadar air, hasil maksimal diperoleh pada konsentrasi 7,5%. Interaksi waktu aplikasi dan konsentrasi stimulan etepon berbeda sangat nyata terhadap variabel kadar karet kering, kadar air, kadar sukrosa dan elastisitas, interaksi terbaik dicapai pada kombinasi waktu aplikasi stimulan saat siang hari dengan konsentrasi 0%. Kata kunci : Stimulan, Waktu aplikasi, Konsentrasi, Karet
{"title":"Pengaruh Waktu Aplikasi dan Konsentrasi Stimulan Etepon terhadap Produksi Lateks pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg)","authors":"Abdul Aziz","doi":"10.31941/biofarm.v17i2.1614","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i2.1614","url":null,"abstract":"Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menempati posisi penting sebagai sumber devisa nonmigas di Indonesia. Sehingga upaya peningkatan produktivitas usahatani karet terus dilakukan khususnya di bidang teknologi budidayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu aplikasi dan konsentrasi stimulan etepon terhadap produksi lateks pada tanaman karet, telah dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IX, Afdeling Kertosari, Kebun Siluwok, Desa Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Split Plot. Faktor pertama meliputi waktu aplikasi stimulan etepon yaitu pada pagi hari, siang hari, dan malam hari, faktor kedua macam konsentrasi stimulan meliputi konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan waktu aplikasi stimulan etepon berbeda sangat nyata terhadap variabel kadar karet kering, kadar air dan elastisitas, hasil terbaik didapat pada waktu aplikasi pagi hari. Perlakuan macam konsentrasi stimulan etepon berbeda sangat nyata terhadap semua variabel kecuali kadar air, hasil maksimal diperoleh pada konsentrasi 7,5%. Interaksi waktu aplikasi dan konsentrasi stimulan etepon berbeda sangat nyata terhadap variabel kadar karet kering, kadar air, kadar sukrosa dan elastisitas, interaksi terbaik dicapai pada kombinasi waktu aplikasi stimulan saat siang hari dengan konsentrasi 0%. Kata kunci : Stimulan, Waktu aplikasi, Konsentrasi, Karet","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124208916","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-28DOI: 10.31941/biofarm.v17i2.1613
Feri Sustiwi, Ari Handriatni
Bawang daun merupakan salah satu tanaman holtikultura. Bawang daun dimanfaatkan sebagai bahan penyedap rasa pada beberapa jenis makanan seperti soto, sup, dan campuran bumbu mi instan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk cair limbah tahu dan pemotongan bibit anakan yang berbeda serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi bawang daun. Telah dilaksanakan di Dukuh Sukoyoso, Desa Keputon, Kecamatan Blado. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK. Faktor pertama konsentrasi pupuk cair limbah tahu (0 ml/l, 150 ml/l, 300 ml/l, 450 ml/l), faktor kedua pemotongan bibit anakan ( tanpa pemotongan, 1/2 pemotongan, 2/3 pemotongan). Data dianalisis dengan uji F, apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, maka diuji lanjut dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi pupuk cair limbah tahu berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati perlakuan konsentrasi pupuk cair limbah tahu optimum adalah konsentrasi 300 ml/l. Pemotongan bibit anakan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, berat segar brangkasan, berat segar tanaman, panjang akar terpanjang, berat segar akar, volume akar dan berat kering akar serta berbeda nyata terhadap diameter batang semu. Pemotongan bibit anakan terbaik adalah 1/2 pemotongan. Terdapat interaksi yang berpengaruh sangat nyata antara konsentrasi dan pemotongan bibit anakan terhadap variabel berat segar brangkasan, berat segar tanaman dan panjang akar terpanjang, berbeda nyata terhadap jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun dan berat kering akar. Kombinasi terbaik diperoleh pada konsentrasi pupuk cair limbah tahu 300 ml/l dengan 1/2 pemotongan bibit anakan..Kata kunci: Bawang daun (Allium fistulosum L.), konsentrasi pupuk cair limbah tahu, pemotongan bibit anakan
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Limbah Tahu dan Pemotongan Bibit Anakan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Daun (Allium fistulosum L.)","authors":"Feri Sustiwi, Ari Handriatni","doi":"10.31941/biofarm.v17i2.1613","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i2.1613","url":null,"abstract":"Bawang daun merupakan salah satu tanaman holtikultura. Bawang daun dimanfaatkan sebagai bahan penyedap rasa pada beberapa jenis makanan seperti soto, sup, dan campuran bumbu mi instan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk cair limbah tahu dan pemotongan bibit anakan yang berbeda serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi bawang daun. Telah dilaksanakan di Dukuh Sukoyoso, Desa Keputon, Kecamatan Blado. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK. Faktor pertama konsentrasi pupuk cair limbah tahu (0 ml/l, 150 ml/l, 300 ml/l, 450 ml/l), faktor kedua pemotongan bibit anakan ( tanpa pemotongan, 1/2 pemotongan, 2/3 pemotongan). Data dianalisis dengan uji F, apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, maka diuji lanjut dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi pupuk cair limbah tahu berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati perlakuan konsentrasi pupuk cair limbah tahu optimum adalah konsentrasi 300 ml/l. Pemotongan bibit anakan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, berat segar brangkasan, berat segar tanaman, panjang akar terpanjang, berat segar akar, volume akar dan berat kering akar serta berbeda nyata terhadap diameter batang semu. Pemotongan bibit anakan terbaik adalah 1/2 pemotongan. Terdapat interaksi yang berpengaruh sangat nyata antara konsentrasi dan pemotongan bibit anakan terhadap variabel berat segar brangkasan, berat segar tanaman dan panjang akar terpanjang, berbeda nyata terhadap jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun dan berat kering akar. Kombinasi terbaik diperoleh pada konsentrasi pupuk cair limbah tahu 300 ml/l dengan 1/2 pemotongan bibit anakan..Kata kunci: Bawang daun (Allium fistulosum L.), konsentrasi pupuk cair limbah tahu, pemotongan bibit anakan","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115754968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-27DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1433
N. Efendi, Eka Adi Supriyanto
Tanaman murbei merupakan tanaman yang berpengaruh dalam kegiatan budidaya ulat sutera. Penelitian bertujuan untuk mengetahui lama perendaman dan konsentrasi larutan Rootone F terhadap pertumbuhan stek murbei dan interaksinya. Penelitian dilaksanakan di Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama lama perendaman (1 jam, 2 jam, dan 3 jam), faktor kedua konsentrasi larutan Rootone F Terhadap (0 mg/l, 150 mg/ l , 300 mg/ l, dan 450 mg/ l). Data dianalisa dengan uji F dan jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman berbeda sangat nyata terhadap saat munculnya akar dan bobot basah tanaman, berpengaruh nyata pada variabel saat munculnya tunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tanaman, berbeda tidak nyata terhadap presentase keberhasilan stek, lama perendaman stek murbei terbaik 2 jam. Konsentrasi larutan Rootone F berbeda sangat nyata terhadap semua variabel yang di amati kecuali presentase keberhasilan stek, Konsentrasi Larutan Rootone F 300 mg/l. Interaksi Lama Perendaman dan Konsentrasi Larutan Rootone F berbeda sangat nyata terhadap saat munculnya tunas, saat munculnya akar, jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah tanaman, berbeda nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah akar dan berat kering akar, berbeda tidak nyata pada presentase keberhasilan stek. Interaksi terbaik dicapai lama perendaman 2 jam dengan Konsentrasi Rootone F 300 mg/ l.Kata kunci: konsentrasi, lama perendaman, murbei Rootone F
桑树是培育毛毛虫的重要植物。研究的目的是确定长期浸泡和氟化溶液浓度对桑树腿的生长和作用的影响。研究是在干干区Tegalsari村进行的。所使用的实验设计是一个完整组的随机设计。第一个因素长期浸没(1小时,2小时,3小时),第二因子Rootone溶液浓度(0 mg/l, 150 mg/l, 300 mg/l和450 mg/l),数据是通过F测试分析的,如果与BNT / 5%不同,则进行进一步测试。不同研究结果表明,长时间浸泡真的出现时,对植物根和湿重,出现真正的影响变量时,芽植物、树叶,金额高的根,根长最长,湿的根,根干重的重量,重量不同湿的植物,对成功的百分比丁不真实,所以长时间浸泡2小时最好的丁桑树。Rootone F溶液的浓度在除stek成功的比例外,对所有观察到的变量都是非常明显的,Rootone F 300 mg/l溶液的浓度。根的作用和根的浓度对芽的出现、根的出现、根的长度、最长的、湿的重量、植物的高度、叶子的数量、湿根的重量和干根的重量的长期影响是非常明显的。长期浸泡在Rootone F 300 mg/ l.关键词:集中注意力,长期浸泡,穆尔根根F
{"title":"Pengaruh Lama Perendaman Dan Konsentrasi Larutan Rootone F Terhadap Pertumbuhan Stek Murbei (Morus Sp.)","authors":"N. Efendi, Eka Adi Supriyanto","doi":"10.31941/biofarm.v17i1.1433","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i1.1433","url":null,"abstract":"Tanaman murbei merupakan tanaman yang berpengaruh dalam kegiatan budidaya ulat sutera. Penelitian bertujuan untuk mengetahui lama perendaman dan konsentrasi larutan Rootone F terhadap pertumbuhan stek murbei dan interaksinya. Penelitian dilaksanakan di Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama lama perendaman (1 jam, 2 jam, dan 3 jam), faktor kedua konsentrasi larutan Rootone F Terhadap (0 mg/l, 150 mg/ l , 300 mg/ l, dan 450 mg/ l). Data dianalisa dengan uji F dan jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman berbeda sangat nyata terhadap saat munculnya akar dan bobot basah tanaman, berpengaruh nyata pada variabel saat munculnya tunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tanaman, berbeda tidak nyata terhadap presentase keberhasilan stek, lama perendaman stek murbei terbaik 2 jam. Konsentrasi larutan Rootone F berbeda sangat nyata terhadap semua variabel yang di amati kecuali presentase keberhasilan stek, Konsentrasi Larutan Rootone F 300 mg/l. Interaksi Lama Perendaman dan Konsentrasi Larutan Rootone F berbeda sangat nyata terhadap saat munculnya tunas, saat munculnya akar, jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah tanaman, berbeda nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah akar dan berat kering akar, berbeda tidak nyata pada presentase keberhasilan stek. Interaksi terbaik dicapai lama perendaman 2 jam dengan Konsentrasi Rootone F 300 mg/ l.Kata kunci: konsentrasi, lama perendaman, murbei Rootone F","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128655471","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-27DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1434
Annisa Adelia Rahmawati
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan rebung bambu sebagai salah satu alternatif fitohormon dalam memacu pertumbuhan tunas pada benih dorman. Dalam rebung bambu terdapat kandungan kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), berbagai macam vitamin dan mineral lain. Berdasarkan beberapa penelitian, menunjukkan bahwa pemanfaatan rebung bambu yang dilakukan cara dengan pembuatan ekstraksi, dapat memacu pertumbuhan pada bibit kemiri sunan, bibit sengon, dan bibit cabai rawit. Kata Kunci : Rebung bambu, fitohormon, benih, pertumbuhan tunas
{"title":"Rebung Bambu Sebagai Alternatif Fitohormon Dalam Memacu Pertumbuhan Tunas, Pada Benih Dorman","authors":"Annisa Adelia Rahmawati","doi":"10.31941/biofarm.v17i1.1434","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i1.1434","url":null,"abstract":"Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan rebung bambu sebagai salah satu alternatif fitohormon dalam memacu pertumbuhan tunas pada benih dorman. Dalam rebung bambu terdapat kandungan kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), berbagai macam vitamin dan mineral lain. Berdasarkan beberapa penelitian, menunjukkan bahwa pemanfaatan rebung bambu yang dilakukan cara dengan pembuatan ekstraksi, dapat memacu pertumbuhan pada bibit kemiri sunan, bibit sengon, dan bibit cabai rawit. Kata Kunci : Rebung bambu, fitohormon, benih, pertumbuhan tunas","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"101 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121738766","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-27DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1424
Ratri Noorhidayah, Joko Maryanto, Slamet Rohadi
Beragam bahan pembuat pupuk organik memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologi yang berbeda-beda, demikan juga dengan kandungan unsur haranya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan belum adanya spesifikasi jenis pupuk organik terhadap macam tanaman sayuran. Penelitian dilakukan di lahan Inceptisols Sumbang selama bulan Juni hingga Oktober 2019 dan bertujuan untuk mengetahui 1) tingkat efisiensi dan serapan N berbagai jenis pupuk organik padat pada tanaman cabai, tomat dan caisin dan 2) pengaruh jenis pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai, tomat dan caisin. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan 5 jenis pupuk organik padat dan 3 jenis tanaman sayur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik kompos lengkap paling baik bagi produksi tanaman caisin dan pupuk kotoran ayam paling baik untuk produksi tanaman tomat dan cabai.
{"title":"Pengaruh Jenis Pupuk Organik Padat terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Serapan N Tanaman Cabai, Tomat dan Caisin pada Inceptisols Sumbang","authors":"Ratri Noorhidayah, Joko Maryanto, Slamet Rohadi","doi":"10.31941/biofarm.v17i1.1424","DOIUrl":"https://doi.org/10.31941/biofarm.v17i1.1424","url":null,"abstract":"Beragam bahan pembuat pupuk organik memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologi yang berbeda-beda, demikan juga dengan kandungan unsur haranya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan belum adanya spesifikasi jenis pupuk organik terhadap macam tanaman sayuran. Penelitian dilakukan di lahan Inceptisols Sumbang selama bulan Juni hingga Oktober 2019 dan bertujuan untuk mengetahui 1) tingkat efisiensi dan serapan N berbagai jenis pupuk organik padat pada tanaman cabai, tomat dan caisin dan 2) pengaruh jenis pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai, tomat dan caisin. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan 5 jenis pupuk organik padat dan 3 jenis tanaman sayur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik kompos lengkap paling baik bagi produksi tanaman caisin dan pupuk kotoran ayam paling baik untuk produksi tanaman tomat dan cabai.","PeriodicalId":340264,"journal":{"name":"Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134561912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}