Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan media pembelajaran monopoli game berbasis model Problem-Based Learning (PBL)dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan (2) menentukan keefektifan media pembelajaran permainan monopoli berbasis PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas lima SD. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Borg dan Gall. Subjek uji lapangan operasional terdiri dari 30 siswa kelas lima (V) SDN Tegalrejo dan SDN Jetisharjo; masing-masing untuk kelas eksperimen dan kontrol. Temuan penelitian adalah sebagai berikut. (1) media pembelajaran permainan monopoli berbasis PBL sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut pakar materi dan pakar media pendidikan, media pembelajaran permainan monopoli yang dikembangkan berdasarkan PBL terkategoro “baik”. (2) Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen. Seluruh tes dan hasilnya menunjukkan bahwa media pembelajaran monopoli berbasis PBL berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dengan signifikansi p <0,05
本研究旨在(1)培养基于模拟学习模式的游戏垄断学习能力,提高批判性思维能力,(2)确定以PBL为基础的专用性学习媒体在提高五年级学生批判性思维能力方面的有效性。这项研究采用了博格和加尔的研究设计。实地测试对象包括30名五年级学生(V) SDN Tegalrejo和SDN Jetisharjo;每节课都是实验和控制。研究结果如下。(1)基于PBL的专卖媒体学习符合学生的需要。根据材料专家和教育媒体专家的说法,基于PBL开发的垄断游戏学习媒体被称为“好”。实验课提高了学生批判性思维能力。整个测试和结果表明,基于PBL的学习媒体垄断对学生批判性思维能力产生了积极的影响,具有p < 0.05的意义
{"title":"PERMAINAN MONOPOLI BERBASIS PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS","authors":"Elisabeth Irma Novianti Davidi","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.56","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan media pembelajaran monopoli game berbasis model Problem-Based Learning (PBL)dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan (2) menentukan keefektifan media pembelajaran permainan monopoli berbasis PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas lima SD. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Borg dan Gall. Subjek uji lapangan operasional terdiri dari 30 siswa kelas lima (V) SDN Tegalrejo dan SDN Jetisharjo; masing-masing untuk kelas eksperimen dan kontrol. Temuan penelitian adalah sebagai berikut. (1) media pembelajaran permainan monopoli berbasis PBL sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut pakar materi dan pakar media pendidikan, media pembelajaran permainan monopoli yang dikembangkan berdasarkan PBL terkategoro “baik”. (2) Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen. Seluruh tes dan hasilnya menunjukkan bahwa media pembelajaran monopoli berbasis PBL berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dengan signifikansi p <0,05","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114645953","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Petrus Redy Partus Jaya, Marianus Supar Jelahut, Yoakim Jekson Kebol
Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen penilaian membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII. Prinsip dasar yang memotivasi pelaksanaan penelitian ini adalah urgensi penilaian sebagai test driven instruction dalam pembelajaran. Keterampilan membaca siswa dapat ditingkatkan apabila guru memiliki referensi model penilaian membaca yang menjangkau semua kompetensi membaca siswa. Pengembangan instrumen dimulai dengan mendeskripsikan model penilaian membaca yang telah digunakan oleh guru bahasa Indonesia kelas VII. Pada tahap ini, ditemukan bahwa instrumen yang dikembangkan guru belum menjangkau semua kompetensi dasar yang menjadi target kegiatan membaca. Selanjutnya, peneliti mengembangkan instrumen penilaian membaca. Instrumen yang dikembangkan berupa instrument jawaban singkat, uraian, dan rubrik penilaian kinerja. Instrumen yang dikembangkan ini digunakan untuk menilai kegiatan membaca teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, dan teks eksposisi.
{"title":"PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VII DI KECAMATAN LANGKE REMBONG","authors":"Petrus Redy Partus Jaya, Marianus Supar Jelahut, Yoakim Jekson Kebol","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.63","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen penilaian membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII. Prinsip dasar yang memotivasi pelaksanaan penelitian ini adalah urgensi penilaian sebagai test driven instruction dalam pembelajaran. Keterampilan membaca siswa dapat ditingkatkan apabila guru memiliki referensi model penilaian membaca yang menjangkau semua kompetensi membaca siswa. Pengembangan instrumen dimulai dengan mendeskripsikan model penilaian membaca yang telah digunakan oleh guru bahasa Indonesia kelas VII. Pada tahap ini, ditemukan bahwa instrumen yang dikembangkan guru belum menjangkau semua kompetensi dasar yang menjadi target kegiatan membaca. Selanjutnya, peneliti mengembangkan instrumen penilaian membaca. Instrumen yang dikembangkan berupa instrument jawaban singkat, uraian, dan rubrik penilaian kinerja. Instrumen yang dikembangkan ini digunakan untuk menilai kegiatan membaca teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, dan teks eksposisi. ","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"340 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123342060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Praksis pendidikan harus mampu membebaskan para siswa dan membuat mereka menjadi individu yang mampu mengeksplorasi pemikiran dan gagasan-gagasannya melalui perjumpaan dengan realitas tertentu. Pendidikan harus memberikan rasa penasaran, mendorong rasa keingintahuan yang tinggi serta semangat untuk menyelidiki. Whitehead menawarkan gagasan tentang pendidikan sebagai arena petualangan, peluang di mana para siswa dapat bereksplorasi, menggunakan nalar dan imajinasi serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk mengembangkan diri. Hasil akhir dari sebuah proses petualangan adalah kegembiraan dan kenikmatan serta kebijaksanaan hidup. Inilah gagasan penting Whitehead yang dieksplorasi dalam artikel ini
{"title":"PENDIDIKAN SEBAGAI ARENA PETUALANGAN: BERSELANCAR BERSAMA ALFRED NORTH WHITEHEAD","authors":"Marselus Ruben Payong","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.60","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.60","url":null,"abstract":"Praksis pendidikan harus mampu membebaskan para siswa dan membuat mereka menjadi individu yang mampu mengeksplorasi pemikiran dan gagasan-gagasannya melalui perjumpaan dengan realitas tertentu. Pendidikan harus memberikan rasa penasaran, mendorong rasa keingintahuan yang tinggi serta semangat untuk menyelidiki. Whitehead menawarkan gagasan tentang pendidikan sebagai arena petualangan, peluang di mana para siswa dapat bereksplorasi, menggunakan nalar dan imajinasi serta kemampuan-kemampuan lainnya untuk mengembangkan diri. Hasil akhir dari sebuah proses petualangan adalah kegembiraan dan kenikmatan serta kebijaksanaan hidup. Inilah gagasan penting Whitehead yang dieksplorasi dalam artikel ini","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129225548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Manusia adalah makhluk sosial. Kesejatian sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia untuk menciptakan sosialitas dengan yang lain. Interese dengan yang lain terwujud dalam persekutuan (koinonia). Persekutuan ini bukan anonimitas melainkan identitas bersama yang mudah diidentifikasi oleh banyak pihak. Salah satunya adalah persekutuan yang dibentuk oleh Yesus Kristus yang sampai saat ini dikenal sepanjang masa. Kristus adalah kepala dari Persekutuan itu dan melalui sakramen pembabtisan mengangkat kita sebagai anggota-Nya (I Kor 12:12-14;27). Persekutuan tersebut adalah persekutuan Kristus. Iman yang bersatu dalam Kristus, menjadikan semua anggota sebagai saudara dengan yang lain (1 Kor 1:1;5:11;16:12). Sebagai saudara, setiap anggota persektuan diarahkan untuk dapat saling membebaskan melalui penghayatan iman. Persekutuan yang membebaskan adalah hasil dari dorongan dan komitmen setiap pribadi untuk mewujudkan nilai-nilai iman dalam relasi dengan orang lain, baik relasi antar anggota persekutuan maupun dalam relasi antar kelompok. Oleh karena itu, persekutuan yang menciptakan kebebasan bagi setiap individu untuk menikmati keadilan, ketenangan, tesejahteraan, perdamain tidaklah sekali jadi, tetapi proses yang terus menerus.
{"title":"PERSEKUTUAN YANG MEMBEBASKAN DALAM PERSPEKTIF BIBLIS I KOR 12: 12-31 DAN KEBUDAYAAN MANGGARAI","authors":"Benediktus Feliks Hatam","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.61","url":null,"abstract":"Manusia adalah makhluk sosial. Kesejatian sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia untuk menciptakan sosialitas dengan yang lain. Interese dengan yang lain terwujud dalam persekutuan (koinonia). Persekutuan ini bukan anonimitas melainkan identitas bersama yang mudah diidentifikasi oleh banyak pihak. Salah satunya adalah persekutuan yang dibentuk oleh Yesus Kristus yang sampai saat ini dikenal sepanjang masa. Kristus adalah kepala dari Persekutuan itu dan melalui sakramen pembabtisan mengangkat kita sebagai anggota-Nya (I Kor 12:12-14;27). Persekutuan tersebut adalah persekutuan Kristus. Iman yang bersatu dalam Kristus, menjadikan semua anggota sebagai saudara dengan yang lain (1 Kor 1:1;5:11;16:12). Sebagai saudara, setiap anggota persektuan diarahkan untuk dapat saling membebaskan melalui penghayatan iman. Persekutuan yang membebaskan adalah hasil dari dorongan dan komitmen setiap pribadi untuk mewujudkan nilai-nilai iman dalam relasi dengan orang lain, baik relasi antar anggota persekutuan maupun dalam relasi antar kelompok. Oleh karena itu, persekutuan yang menciptakan kebebasan bagi setiap individu untuk menikmati keadilan, ketenangan, tesejahteraan, perdamain tidaklah sekali jadi, tetapi proses yang terus menerus.","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130906919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Agar sekolah tetap eksis, great dan excellence, maka perlu melakukan upaya pengembangan. Sekolah melakukan pengembangan karena adanya tuntutan dari pihak internal dan eksternal sekolah, serta tantangan globalisasi. Tuntutan tersebut antara lain perlunya melakukan perubahan aspek-aspek: pengajaran/kurikulum, SDM, tata kelola lembaga, teknologi/fasilitas, dan pengaturan lingkungan fisik sekolah. Rencana tersebut terlaksana, apabila sekolah memiliki sumber daya yang cukup memadai, antara lain: human resources; financial resources; physical resources; informational resources. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan dalam rencana tersebut, yakni asesmen lingkungan, identifikasi pelanggan, merumuskan visi, misi, prinsip, nilai-nilai, tujuan dan sasaran.
{"title":"RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH DALAM KONTEKS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)","authors":"Vitalis Tarsan","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.62","url":null,"abstract":"Agar sekolah tetap eksis, great dan excellence, maka perlu melakukan upaya pengembangan. Sekolah melakukan pengembangan karena adanya tuntutan dari pihak internal dan eksternal sekolah, serta tantangan globalisasi. Tuntutan tersebut antara lain perlunya melakukan perubahan aspek-aspek: pengajaran/kurikulum, SDM, tata kelola lembaga, teknologi/fasilitas, dan pengaturan lingkungan fisik sekolah. Rencana tersebut terlaksana, apabila sekolah memiliki sumber daya yang cukup memadai, antara lain: human resources; financial resources; physical resources; informational resources. Adapun hal-hal yang perlu disiapkan dalam rencana tersebut, yakni asesmen lingkungan, identifikasi pelanggan, merumuskan visi, misi, prinsip, nilai-nilai, tujuan dan sasaran.","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123406336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari kita sering jumpai adanya pemfaatan dari perkembangan Teknologi dalam dunia pendidikan, seperti yang sering dilakukan oleh guru atau dosen yaitu mengkombinasikan alat teknologi dalam peroses pembelajaran. Namun demikian, teknologi itu tidak hanya mendatangkan manfaat positif, melainkan juga akan dapat mendatangkan dampak negatif, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan perilaku, etika, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan etika, norma, aturan, dan moral kehidupan yang ada pada masyarakat.
{"title":"DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN","authors":"Yohannes Marryono Jamun","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.54","url":null,"abstract":"Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari kita sering jumpai adanya pemfaatan dari perkembangan Teknologi dalam dunia pendidikan, seperti yang sering dilakukan oleh guru atau dosen yaitu mengkombinasikan alat teknologi dalam peroses pembelajaran. Namun demikian, teknologi itu tidak hanya mendatangkan manfaat positif, melainkan juga akan dapat mendatangkan dampak negatif, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan perilaku, etika, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan etika, norma, aturan, dan moral kehidupan yang ada pada masyarakat.","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"286 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134117941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Katekese merupakan media perjumpaan dengan Allah yang terjadi melalui refleksi yang mendalam atas pengalaman manusiawi, personal, dan sosial. Pengalaman manusiawi sesungguhnya merupakan locus teologicus dari perwujudan diri Allah (revelasi). Melalui pengalaman sehari-hari manusia dipanggil untuk menyingkap kehadiran dan tindakan Allah dan serentak diundang untuk menjawab panggilan Allah itu dengan iman. Era digital membuka peluang baru bagi katekese keluarga. Kehadiran media digital pada era ini, bila dimanfaatkan secara bertanggung jawab, merupakan anugerah Allah yang tak ternilai
{"title":"KATEKESE KELUARGA DI ERA DIGITAL","authors":"Agustinus Manfred Habur","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.53","url":null,"abstract":"Katekese merupakan media perjumpaan dengan Allah yang terjadi melalui refleksi yang mendalam atas pengalaman manusiawi, personal, dan sosial. Pengalaman manusiawi sesungguhnya merupakan locus teologicus dari perwujudan diri Allah (revelasi). Melalui pengalaman sehari-hari manusia dipanggil untuk menyingkap kehadiran dan tindakan Allah dan serentak diundang untuk menjawab panggilan Allah itu dengan iman. Era digital membuka peluang baru bagi katekese keluarga. Kehadiran media digital pada era ini, bila dimanfaatkan secara bertanggung jawab, merupakan anugerah Allah yang tak ternilai","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116540571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran menulis cerpen anak. Alasan pengembangan produk ini adalah para mahasiswa berkesulitan dalam menulis cerpen anak. Sementara cerpen anak adalah salah satu materi ajar yang harus diajarkan seorang guru SD. Produk yang dikembangkan adalah suatu model pembelajaran menulis cerpen anak yakni model 3M (Membaca, Mengidentifikasi, dan Menciptakan). Produk yang dikembangkan telah diujicoba oleh subjek ahli dan pengguna. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa Model Pembelajaran 3M efektif, efisien, dan aseptable untuk membelajarkan keterampilan menulis cerpen anak. Efektivitas, efisiensi, dan aseptablitas penggunaan produk ini juga dibuktikan oleh peningkatan keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan keterampilan menulis cerpen anak dalam diri mahasiswa.
{"title":"PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN 3M DALAM MENULIS CERPEN ANAK BAGI MAHASISWA TINGKAT II PGSD STKIP SANTU PAULUS RUTENG","authors":"Yohanes Mariano Dangku","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.51","url":null,"abstract":"Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran menulis cerpen anak. Alasan pengembangan produk ini adalah para mahasiswa berkesulitan dalam menulis cerpen anak. Sementara cerpen anak adalah salah satu materi ajar yang harus diajarkan seorang guru SD. Produk yang dikembangkan adalah suatu model pembelajaran menulis cerpen anak yakni model 3M (Membaca, Mengidentifikasi, dan Menciptakan). Produk yang dikembangkan telah diujicoba oleh subjek ahli dan pengguna. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa Model Pembelajaran 3M efektif, efisien, dan aseptable untuk membelajarkan keterampilan menulis cerpen anak. Efektivitas, efisiensi, dan aseptablitas penggunaan produk ini juga dibuktikan oleh peningkatan keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan keterampilan menulis cerpen anak dalam diri mahasiswa.","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125803172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The purpose of this writing is to see the common interferences ofmother tongue in students’ English writing, determine the factors cause those interferences and describe the qualityof students’ writing. This research is done through descriptive qualitative method. It was conducted in five senior highschools in Langke Rembong Sub district. The data for the research were words, phrases or sentences which contain theinterference of Manggarai language in students’ writing. In doing the research, the researchers used some instrumentsto collect the data. Those instruments are questionnaire and students’ task. After collecting the data, the researchersanalyzed the data by doing some procedures: (a) identify the common interferences in students’ writing by comparingstudents writing version to the correct English version; (b) identify the common interferences in students’ writing; (c)describe the common interferences found in students’ writing; (d) determine the factors cause the interference; and(e) describe the quality of students’ writing. The result shows that the common interference occurs in phrase (VP)and tenses (present tense). Those interferences happen because the contribution of students’ environment, narrative situation, cultural ties and lack of English knowledge. Furthermore, those factors of interferences give impact to the quality of students’ writing which is unacceptable. Based on the result of the research, it is very suggested for theteachers of senior high school to provide enough chance for the students to practice English in written form.
{"title":"MOTHER TONGUE’S INTERFERENCE IN MANGGARAIAN STUDENTS’ ENGLISH WRITING OF SENIOR HIGH SCHOOLS STUDENTS IN LANGKE REMBONG SUBDISTRICT","authors":"Y. Jem, Ignasius Semana","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.57","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.57","url":null,"abstract":"The purpose of this writing is to see the common interferences ofmother tongue in students’ English writing, determine the factors cause those interferences and describe the qualityof students’ writing. This research is done through descriptive qualitative method. It was conducted in five senior highschools in Langke Rembong Sub district. The data for the research were words, phrases or sentences which contain theinterference of Manggarai language in students’ writing. In doing the research, the researchers used some instrumentsto collect the data. Those instruments are questionnaire and students’ task. After collecting the data, the researchersanalyzed the data by doing some procedures: (a) identify the common interferences in students’ writing by comparingstudents writing version to the correct English version; (b) identify the common interferences in students’ writing; (c)describe the common interferences found in students’ writing; (d) determine the factors cause the interference; and(e) describe the quality of students’ writing. The result shows that the common interference occurs in phrase (VP)and tenses (present tense). Those interferences happen because the contribution of students’ environment, narrative situation, cultural ties and lack of English knowledge. Furthermore, those factors of interferences give impact to the quality of students’ writing which is unacceptable. Based on the result of the research, it is very suggested for theteachers of senior high school to provide enough chance for the students to practice English in written form.","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"115 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121146970","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengertian literasi ber-evolusi sepanjang waktu walaupun tetap ada esensi kunci di tengah evolusi tersebut. Selain itu, litersi menjalar ke berbagai bidang kehidupan sehingga maknanya perlu digali berdasarkan karakteristik bidang yang dimasukinya. Tulisan ini bertujuan menggali gambaran konsep literasi modern dalam bidang bahasa. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis melakukan studi pustaka dengan menggunakan teknik baca dan catat. Pandangan dari berbagai bahan pustaka tersebut dikompilasi secara kritis oleh penulis. Hasil studi menunjukkan bahwa literasi modern dalam bidang bahasa berarti mampu menghubungkan teks dan koteks dan melakukan refleksi kritis atas hubungan itu.
{"title":"SKETSA KONSEP LITERASI MODERN DALAM BIDANG BAHASA","authors":"Florianus Dus Arifian","doi":"10.36928/jpkm.v10i1.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.52","url":null,"abstract":"Pengertian literasi ber-evolusi sepanjang waktu walaupun tetap ada esensi kunci di tengah evolusi tersebut. Selain itu, litersi menjalar ke berbagai bidang kehidupan sehingga maknanya perlu digali berdasarkan karakteristik bidang yang dimasukinya. Tulisan ini bertujuan menggali gambaran konsep literasi modern dalam bidang bahasa. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis melakukan studi pustaka dengan menggunakan teknik baca dan catat. Pandangan dari berbagai bahan pustaka tersebut dikompilasi secara kritis oleh penulis. Hasil studi menunjukkan bahwa literasi modern dalam bidang bahasa berarti mampu menghubungkan teks dan koteks dan melakukan refleksi kritis atas hubungan itu. ","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124247980","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}